Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
Pokok Pembahasan : Hipertensi

Sub pokok pembahasan : Pencegahan & Pengendalian Hipertensi

Sasaran : Lansia di Posyandu Bhakti Kencana

Palembang

Hari/tanggal : Rabu, 11 September 2019

Tempat : Posyandu Lansia Bhakti Kencana Palembang

Pukul : 13.00 s.d selesai

A. Latar Belakang
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau
tenang (Kemenkes RI, 2014). Hipertensi berarti tekanan darah di dalam pembuluh-
pembuluh darah sangat tinggi, dimana keadaan ini dapat merusak organ-organ vital
tubuh bahkan menyebabkan kematian (Susilo, 2011).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak
dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus
senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arteriosclerosis (
pengerasan arteri ) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk
penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga
menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah
maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya, karena adanya
factor-faktor penghambat seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi
(pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi dan juga perawatannya .
Hipertensi masih menjadi permasalahan kesehatan dunia yang membutuhkan
perhatian karena dapat menyebabkan kematian utama di negara-negara maju
maupun negara berkembang. Jumlah penderita hipertensi terus bertambah dari
tahun ketahun. Sekitar 40% orang dewasa berusia diatas 25 tahun telah didiagnosa
menderita hipertensi Saat ini terdapat 1 milyar penderita hipertensi di seluruh
dunia. Sebanyak 9,4 juta kematian setiap tahun akibat hipertensi dan penyakit
terkait. Dari jumlah tersebut, 1,5 juta di antaranya ada di Asia Tenggara (WHO,
2013).
Di Indonesia hipertensi masih menjadi tantangan besar. Hal ini dikarenakan
hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan
primer. Sekitar 1 dari 3 orang penduduk Indonesia menderita hipertensi.
Berdasarkan prevalensinya, persentase penderita hipertensi yang berusia diatas 18
tahun yaitu 25,8%. Jumlah kasus hipertensi yang terdiagnosis oleh tenaga
kesehatan hanya sebesar 36,8% dan selebihnya (63,2%) tidak terdiagnosis. Hasil
pengukuran yang dilakukan menunjukkan persentase penderita hipertensi
mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan rentang usia. Pada kelompok
umur 35-44 sebanyak 24,8% menderita hipertensi, umur 45-54 sebesar 35,6%,
meningkat lagi pada umur 65-74 sebesar 57,6% dan yang paling tinggi sebanyak
63,8%dari lansia berusia 75 tahun keatas mengalami hipertensi. (Riskesdas, 2013).
Penderita hipertensi dapat menimbulkan berbagai komplikasi. 60% dari
penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal
ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi justru banyak
menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu di galakkan pada masyarakat
mengenai pengobatan dan perawatan Hipertensi.

B. Tujuan
 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit tentang Hipertensi diharapkan
sasaran mampu mengetahui tentang cara pencegahan dan pengendalian
Hipertensi dengan Senam Anti Hipertensi.
 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan sasaran mampu :
1. Menjelaskan pengertian Hipertensi
2. Mengetahui penyebab Hipertensi
3. Menyebutkan klasifikasi dari Hipertensi
4. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
5. Mengetahui cara pencegahan Hipertensi
6. Dapat menerapkan senam anti hipertensi dalam kehidupan sehari-hari

C. Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Klasifikasi dari Hipertensi
4. Tanda dan gejala Hipertensi
5. Cara pencegahan Hipertensi
6. Senam anti hipertensi
A. Media
 LCD/Proyektor
 Leaflet
B. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Tanya jawab
 Demonstrasi
C. Pengorganisasi
 Moderator:
 Penyuluh :

 Fasilitator :
 Observer :
Pembagian Tugas
 Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal
sampai akhir
 Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
 Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya
 Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai
akhir
D. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(5 menit) 2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan dan
diri memperhatikan
3. Menggali 3. Menjawab
pengetahuan pertanyaan
peserta penyuluhan
tentang Hipertensi
4. Menjelaskan tujuan 4. Mendengarkan dan
Penyuluhan memperhatikan
5. Membuat kontrak 5. Menyetujui kontrak
waktu waktu

2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan dan


(25 menit) tentang memperhatikan
 Pengertian penjelasan
Hipertensi Penyuluh
 Penyebab dari
Hipertensi
 Klasifikasi dari
Hipertensi
 Tanda dan
gejala
Hipertensi
 Cara
Pencegahan dan
pengendalian
Hipertensi
2. Memberikan 2. Aktif bertanya
kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab 3. Mendengarkan
pertanyaan peserta
3 Penutup 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan dan
(15 menit) materi yang Memperhatikan
disampaikan oleh
penyuluh
2. Mengevaluasi 2. Menjawab
peserta atas pertanyaan yang
penjelasan yang diberikan
disampaikan dan
penyuluh
menanyakan
kembali mengenai
materi penyuluhan
3. Salam Penutup 3. Menjawab salam

E. Evaluasi Lisan
1. Apa pengertian Hipertensi?
2. Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya Hipertensi?
3. Sebutkan Klasifikasi dari Hipertensi!
4. Sebutkan tanda dan gejala dari Hipertensi!
5. Bagaimana cara pencegahan dan pengendalian Hipertensi?
Lampiran Materi

A. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan
tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,). Hipertensi
adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140
mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih. (Barbara
Hearrison ).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi
lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001) Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah
sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.

B. Klasifikasi
Para pakar hipertensi di Indonesia sepakat untuk menggunakan klasifikasi WHO
dan JNC 7 sebagai klasifikasi hipertensi yang digunakan di Indonesia.
Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)


Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub grup : perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥180 ≥110

Hipertensi sistol terisolasi ≥140 ≥110


Sub grub: Perbatasan 140-149 <90

Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia


Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)
Normal <120 Dan <80

Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89


Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100
Hipertensi sistol ≥ 140 Dan <9
terisolasi

C. Penyebab
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer. Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Berat Badan
Semakin besar berat badan Anda, maka tekanan terhadap pembuluh arteri
semakin besar. Hal ini karena semakin banyak darah yang diperlukan untuk
menyediakan oksigen dan nutrisi ke jaringan-jaringan di dalam tubuh.
2. Intensitas olahraga
Kurang olahraga cenderung meningkatkan detak jantung. Karena itu, jantung
Anda harus bekerja lebih keras dengan setiap kontraksi.
3. Merokok
Zat-zat kimia yang terdapat pada rokok dan tembakau bisa merusak dinding
arteri.
4. Stres
Stres bisa meningkatkan tekanan darah.

5. Konsumsi alkohol
Asupan alkohol berlebih secara terus menerus, akan meningkatkan risiko
penyakit jantung.
6. Usia
Risiko tekanan darah tinggi akan meningkat seiring dengan bertambahnya
usia.

D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf
pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana
sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang
emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang
dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang
jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).

E. Tanda dan Gejala hipetensi


Hipertensi susah untuk dideteksi karena hampir tidak mempunyai gejala.
Jadi, seseorang bisa menderita hipertensi selama bertahun-tahun tanpa
menyadarinya. Meskipun biasanya hipertensi tidak mempunyai gejala, tetapi
beberapa gejala berikut dikaitkan dengan tekanan darah tinggi:
1. Pusing
2. Sakit kepala
3. Rasa berat ditengkuk
4. Perdarahan melalui hidung
5. Susah tidur

F. Penatalaksanaan
1. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
2. Makanan
Makanan yang dianjurkan untuk penyakit hipertensi adalah makanan yang
rendah garam, renadah lemak, kurangi makanan berupa kacang- kacangan.
Dag.ing yang tidak bias dimakan adalah daging kambing, karena memiliki
lemak tinggi. Serta kurangi makan daging
3. Kontrol teratur
Kontrol penyakit anda dengan konsultasi atau cek ke puskesmas atau pos
kesehatan yang ada di tempat itu.
G. Komplikasi
Yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti , penyakit jntung koroner,
gagal jantung ,gagal ginjal ,kerusakan mata, dan kerusakan pembuluh darah
otak ( Sri Rahayu, 2000 : 22,23 dan patologi penyakit jantung RSUD.dr
Soetomo,1997).

H. Perawatan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :


1. Pengaturan diit
2. Berolah raga
3. Obat-obatan penurun takanan darah antara lain : ga secara teratur
4. Menghilangkaan rasa takut
a. Diuretik : Hidrochlortiasid,Furosemid dll.
b. Betabloker :Proparnolol, dll.
c. Alfabloker : Prazosin dll.
d. Penghambat ACE : Kaptopril dll.
e. Antagonis Kalsium : Diltiasem dll.(farmakologi FKUI,1995)

I. Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa
factor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat
hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi
pada penderita hipertensi ,diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan
natrium dalam bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang sehat rata-rata
mengandung 2800 – 6000 mg per hari ). Sebagian besar natrium berasal dari
garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan
darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4
(empat) macam diit untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan
tekanan darah yaitu :

1. Diet rendah garam


Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan
mengkonsumsi Makanan tanpa garam.Garam dapur mempunyai
kandungan 40% Natrium. Sumber sodium lainnya antara lain makanan
yang mengandung soda kue, baking powder, MSG (Mono Sodium
Glutamat),Pengawet makanan atau natrium bensoat biasanya terdapat
dalam saos,kecap,selai,jelli,makanan yang terbuat dari mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang
garam memperhatikan hal sebagai berikut :
a. Jangan menggunakan garam dapur
b. Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi,
petis, biscuit, ikan asin, sardensis, sosis dan lain-lain.
c. Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan
makanan tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
d. Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan
yang
mengandung sodium.

e. Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, seperait


2. Diet rendah kolesterol / lemak.
Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida,
dan pospolipid. Sekitar 25 – 50 % kolesterol berasal dari makanan dapat
diarsorbsi oleh tubuh sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa
makanan yang mengandung kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju
keras, susu, kuning telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet
rendah kolesterol adalah menurunkan kadar kolestero serta menurunkan
berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengatur nutrisi pada hypertensi adalah :
a. Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega.
b. Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.
c. Gunakan susu full cream.
d. Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.
e. Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang
lainnya.
f. Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti
sirup, dodol.
g. Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah – buahan.
3. Diet kalori bila kelebihan berat badan
Hipertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh seseorang. Meski
demikian orang yang kelebihan berat badan akan beresiko tinggi terkena
hypertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan melakukan
diet rendah kalori, agar berat badannya menurun hingga normal. Dalam
pengaturan nutrisi perlu diperhatikan hal berikut :
a. Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500
kalori untuk penurunan 0,5 kg berat badab per minggu.
b. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
c. Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
Contoh menu untuk penderita hypertensi :

1 piring nasi ( 100 gram ), 1 potong daging ( 50 gram ), 1 mangkok sup (


130 gram ), 1 potong tempe ( 50 gram ), 1 potong pepaya ( 100 gram ), (
Sri Rahayu, 2000 ).

J. Makanan yang Dianjurkan Untuk Penderita Hipertensi Antara Lain:


1. Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan
melinjonya
2. Buah-buahan keculi buah durian
3. Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap dan tuna
4. Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan
diutamakan putih telurnya saja
5. Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak
mengandung lemak)

K. Makanan yang Perlu Dihindari


1. Hindari makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant,
minuman kaleng.
2. Batasi konsumsi daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging
kambing
3. Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asin
4. Hindari makanan yang asin-asin.
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta,


Penerbit Kanisius
Marvyn, Leonard. 1995. Hipertensi : Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet,
Jakarta : Penerbit Arcan
Tom, S. 1995. Tekanan darah Tinggi : Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?,
Jakarta : Arcan
Peter.S. 1996. Tekanan Darah Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta :
Arcan.

Anda mungkin juga menyukai