Bab VII
Arahan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan komponen penataan ruang yang memiliki peran
penting dalam mewujudkan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang yang
diinginkan. Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, beberapa perangkat
dan kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang meliputi ketentuan umum peraturan zonasi,
arahan perizinan, arahan pemberian insentif dan disinsentif serta arahan pengenaan sanksi.
3. Menjamin agar pembangunan baru tidak mengganggu pemanfaatan ruang yang telah
sesuai dengan rencana tata ruang;
4. Meminimalkan pengunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang; dan
VII-1
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
ketentuan perizinan;
arahan sanksi.
Ketentuan Umum peraturan zonasi kabupaten berdasarkan UU No.26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang adalah “ketentuan yang mengatur tentang pemanfaatan setiap fungsi yang
sudah ditetapkan di dalam rencana pola ruang wilayah kabupaten.
1. Sebagai proses dan prosedur penyusunan rencana tata ruang dan penetapan (legalisasi)
rencana tata ruang
2. Sebagai proses penyusunan rencana tata ruang, berlandaskan atas asas : keterpaduan;
keserasian; keselarasan dan keseimbangan; keberlanjutan; keberdayagunaan dan
keberhasilgunaan; keterbukaan; kebersamaan dan kemitraan; pelindungan kepentingan
umum; kepastian hukum dan keadilan; serta akuntabilitas.
VII-2
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
4. Sebagai rujukan utama bagi penyusunan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi di tingkat
kabupaten.
5. Sebagai panduan perizinan dalam pemanfataan ruang untuk pola ruang yang kewenangan
pemberian izin pemanfaatan ruangnya berada pada pemerintah daerah kabupaten.
6. Sebagai panduan perizinan dalam pemanfaatan ruang pada kawasan yang berada di sekitar
sistem jaringan prasarana wilayah abupaten.
Gambar 7.1.
Kedudukan Peraturan Zonasi Dalam Penataan Ruang
Penyelenggaraan Penataan
Ruang
Peraturan zonasi
Ketentuan umum peraturan zonasi mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan
ketentuan pengendaliannya yang mencakup seluruh wilayah administratif, ketentuan umum
peraturan zonasi meliputi:
VII-3
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
c. kawasan lindung;
e. kawasan strategis
Ketentuan umum peraturan zonasi sistem pusat kegiatan disusun dengan ketentuan sebagai
berikut:
(1) Peraturan zonasi untuk Pusat Kegiatan Lokal (PKL) disusun dengan ketentuan:
d. diperbolehkan untuk kegiatan perkotaan yang didukung fasilitas dan prasarana sesuai
skala kegiatan.
(2) Peraturan zonasi untuk Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) disusun dengan ketentuan:
d. diperbolehkan untuk kegiatan perkotaan yang didukung fasilitas dan prasarana sesuai
skala kegiatan.
(3) Peraturan zonasi untuk Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) disusun dengan ketentuan:
VII-4
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
d. diperbolehkan untuk kegiatan perkotaan yang didukung fasilitas dan prasarana sesuai
skala kegiatan.
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar prasarana jalan bebas hambatan
disusun dengan ketentuan:
pelarangan alih fungsi lahan yang berfungsi lindung di sepanjang jalan bebas
hambatan;
penetapan batas lahan ruang pengawasan jalan serta jalan akses yang tidak
mengganggu fungsi jalan bebas hambatan;
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar prasarana jalan sistem arteri primer
disusun dengan ketentuan:
Jalan Arteri Primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam
puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan arteri primer tidak kurang dari 8
(delapan) meter;
VII-5
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
ruang pengawasan jalan arteri primer dengan lebar 8 (delapan) meter merupakan
ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya ada di bawah
pengawasan penyelenggara jalan;
pelarangan alih fungsi lahan berfungsi lindung di sepanjang jalan arteri primer;
pembatasan alih fungsi lahan berfungsi budidaya di sepanjang jalan arteri primer;
dan
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar prasarana jalan kolektor primer,
disusun dengan ketentuan:
ruang pengawasan jalan kolektor primer dengan lebar 10 (sepuluh) meter merupakan
ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya ada di bawah
pengawasan penyelenggara jalan;
VII-6
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
pelarangan alih fungsi lahan yang berfungsi lindung di sepanjang jalan kolektor
primer;
pembatasan alih fungsi lahan berfungsi budidaya di sepanjang jalan kolektor primer;
dan
(4) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar prasarana jalan lokal primer,
disusun dengan ketentuan:
Jalan Lokal Primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 (dua
puluh) kilometer per jam dengan lebar badan jalan lokal primer tidak kurang dari 6
(enam) meter;
ruang pengawasan jalan lokal primer dengan lebar 6 (enam) meter merupakan ruang
tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya ada di bawah pengawasan
penyelenggara jalan;
VII-7
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
pelarangan alih fungsi lahan berfungsi lindung di sepanjang jalan lokal primer;
pembatasan alih fungsi lahan berfungsi budidaya di sepanjang jalan Lokal primer;
dan
(5) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar prasarana terminal penumpang
disusun dengan ketentuan:
dibedakan jalur sirkulasi terminal penumpang dan jalur sirkulasi terminal barang.
(6) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar prasarana moda angkutan barang
disusun dengan ketentuan:
Moda kendaraan angkutan besar/truk melalui jaringan jalan sistem primer; dan
Moda angkutan kendaraan kecil atau pick-up diperbolehkan melalui jaringan jalan
sistem sekunder.
(7) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar prasarana Jaringan Jalur Kereta Api
disusun dengan ketentuan:
pembatasan pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jaringan jalur kereta api dengan
tingkat intensitas menengah hingga tinggi;
VII-8
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
pembatasan jumlah perlintasan sebidang antara jaringan jalur kereta api dan jalan;
pembatasan jumlah perlintasan sebidang antara jaringan jalur kereta api dan jalan;
dan
penetapan garis sempadan bangunan di sisi jaringan jalur kereta api minimal 30 m
dari as jalur kereta api.
(8) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar stasiun kereta api disusun dengan
ketentuan:
diperbolehkan untuk peningkatan pelayanan sarana dan prasarana stasiun kereta api;
(9) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar prasarana pelabuhan umum
disusun dengan ketentuan:
pelarangan untuk membuang limbah dan limbah B3 pada media lingkungan hidup
lautan.
(10) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar alur pelayaran disusun dengan
ketentuan:
pelarangan aktivitas yang dapat mengganggu aktivitas jalur pelayaran umum; dan
pelarangan untuk membuang limbah dan limbah B3 pada media lingkungan hidup
lautan
VII-9
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
(11) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar prasarana sistem jaringan energi
disusun dengan ketentuan:
pemanfaatan ruang di sekitar gardu induk listrik harus memperhatikan jarak aman
dari kegiatan lain;
lapangan terbuka pada kawasan luar kota sekurang-kurangnya 7,5 meter dari SUTT;
(12) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar prasarana sistem pipa minyak dan
gas disusun dengan ketentuan:
pelarangan jarak 10 meter bagi pemanfaatan bangunan disisi kiri dan kanan jaringan
pipa; dan
VII-10
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
diizinkan bersyarat pemanfaatan sekitar sisi kiri dan kanan jaringan pipa bagi
petunjuk rambu jalan, papan reklame dengan tidak mengganggu jalur pipa.
(13) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar prasarana sistem jaringan
telekomunikasi disusun dengan ketentuan:
diizinkan pembuatan jaringan kabel yang melintasi tanah milik atau dikuasai
Pemerintah;
pengembangan jaringan baru atau penggantian jaringan lama pada pusat sistem
pelayanan dan ruas-ruas jalan utama diarahkan dengan sistem jaringan bawah tanah
atau jaringan tanpa kabel, pembangunan jaringan telekomunikasi harus mengacu
pada rencana pola ruang dan arah perkembangan pembangunan;
jarak antara tiang telepon tidak melebihi 40 (empat puluh) meter; dan
(14) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar prasarana sistem jaringan sumber
daya air disusun dengan ketentuan:
VII-11
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
penetapan garis sempadan jaringan irigasi sesuai ketentuan dan perundangan yang
berlaku;
pelarangan terhadap pemanfaatan ruang dan kegiatan di sekitar sumber daya air,
Daerah Irigasi, waduk, sekitar pengendali banjir;
(15) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar prasarana sistem jaringan
persampahan disusun disusun dengan ketentuan:
diperbolehkan kegiatan daur ulang sampah sepanjang tidak merusak lingkungan dan
bentang alam maupun perairan setempat;
(16) Ketentuan umum peraturan zonasi drainase kota disusun dengan ketentuan:
VII-12
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
tidak memanfaatkan saluran drainase pembuangan sampah, air limbah atau material
padat lainnya yang dapat mengurangi kapasitas dan fungsi saluran;
tidak diizinkan membangun pada kawasan resapan air dan tangkapan air hujan;
(17) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar prasarana sumber air minum
perkotaan disusun dengan ketentuan:
pelarangan terhadap pemanfaatan ruang dan kegiatan di sekitar sumber air minum;
dan
(18) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan air limbah dan limbah beracun
disusun dengan ketentuan:
a. ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem jaringan limbah domestik yang terdiri
atas:
zona limbah domestik terpusat terdiri dari zona ruang manfaat dan zona ruang
penyangga;
zona ruang manfaat adalah untuk bangunan penunjang dan instalasi pengolahan
limbah;
zona ruang penyangga dilarang untuk kegiatan yang mengganggu fungsi pengolahan
limbah hingga jarak 10 m sekeliling ruang manfaat;
VII-13
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
pelayanan minimal sistem pembuangan air limbah berupa unit pengolahan kotoran
manusia/tinja dilakukan dengan menggunakan sistem setempat atau sistem terpusat
agar tidak mencemari daerah tangkapan air/ resapan air baku;
permukiman dengan kepadatan rendah hingga sedang, setiap rumah wajib dilengkapi
dengan system pembuangan air limbah setempat atau individual yang berjarak
minimal 10 m dari sumur;
sistem pengolahan limbah domestik pada kawasan dapat berupa IPAL (Instalasi
Pengolah Air Limbah) system konvensional atau alamiah dan pada bangunan tinggi
berupa IPAL dengan teknologi modern.
b. ketentuan umum peraturan zonasi untuk jaringan limbah industri, dengan ketentuan :
zona limbah Industri terdiri dari zona ruang manfaat dan zona ruang penyangga;
zona ruang penyangga adalah untuk kegiatan budidaya pada radius minimal 300m
untuk fasilitas umum; pantai; sumber air; kawasan lindung dan jalan serta dilarang
untuk permukiman dan pariwisata;
dilengkapi dengan prasarana dan sarana minimum berupa wadah atau pelataran
penampungan limbah; tempat parkir kendaraan angkutan dan pagar tembok keliling;
limbah industri yang berupa limbah B3 harus diangkut ke lokasi penampungan dan
pengolahan B3 yang telah ada oleh Pemerintah daerah.
c. ketentuan umum peraturan zonasi untuk jaringan limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3) diarahkan dengan ketentuan:
VII-14
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
zona ruang limbah B3 terdiri dari zona ruang manfaat dan zona ruang penyangga;
zona ruang penyangga adalah untuk kegiatan budidaya pada radius minimal 300m
untuk fasilitas umum; pantai; sumber air; kawasan lindung dan jalan serta dilarang
untuk permukiman dan pariwisata;
dilengkapi dengan prasarana dan sarana minimum berupa tempat penyimpanan dan
pengumpulan limbah B3; tempat parkir kendaraan angkutan dan pagar tembok
keliling lengkap;
(19) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar prasarana sumber air minum
perkotaan disusun dengan ketentuan:
tidak diperbolehkan terhadap pemanfaatan ruang dan kegiatan di sekitar sumber air
minum;
VII-15
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
(20) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar jalur evakuasi bencana disusun
dengan ketentuan:
(21) Ketentuan umum peraturan zonasi di kawasan sekitar jalur evakuasi bencana disusun
dengan ketentuan:
Sesuai peruntukan kawasan lindung tersebut, maka ketentuan umum peraturan zonasi untuk
kawasan lindung ditetapkan sebagai berikut :
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi Kawasan Hutan Lindung disusun dengan ketentuan:
VII-16
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
- budidaya jamur;
- budidaya lebah;
- pemanfaatan air;
- wisata alam;
- rotan;
- madu;
- getah;
- buah;
- jamur; atau
- perburuan satwa liar yang tidak dilindungi dan dilaksanakan secara tradisional.
VII-17
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
- religi;
- pertambangan;
- instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik, serta teknologi energi baru
dan terbarukan;
- sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jaringan instalasi air, dan
saluran air bersih dan/atau air limbah;
- fasilitas umum;
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan resapan air disusun dengan ketentuan:
pelarangan kegiatan dan pemanfaatan kawasan yang mengurangi fungsi resapan air
dan daya serap tanah terhadap air;
VII-18
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
- tingkat kerapatan bangunan rendah dengan KDB maksimum 20% dan KLB
maksimum 40%;
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi Kawasan Sempadan Pantai disusun dengan ketentuan:
penetapan lebar sempadan minimal 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke
arah darat;
diperbolehkan di dalam kawasan sempadan pantai yang termasuk zona lain dalam
wilayah pesisir sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
lahan milik negara dan merupakan lahan bebas diperuntukkan bagi perluasan
kawasan lindung;
(4) Ketentuan umum peraturan zonasi Kawasan Sempadan Sungai disusun dengan
ketentuan:
VII-19
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
lahan milik negara dan merupakan lahan bebas diperuntukkan bagi perluasan
kawasan lindung; dan
(6) Ketentuan umum peraturan zonasi Kawasan Taman Wisata Alam disusun dengan
ketentuan:
- pendidikan;
VII-20
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
- usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan dan atau rencana
pengusahaan yang telah mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.
(7) Ketentuan umum peraturan zonasi Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan Alam
disusun dengan ketentuan:
pelarangan kegiatan dan pendirian bangunan yang tidak sesuai atau pendukung
fungsi kawasan;
(8) Ketentuan umum peraturan zonasi Kawasan Mangrove disusun dengan ketentuan:
(9) Ketentuan umum peraturan zonasi Kawasan Rawan Banjir disusun dengan ketentuan:
tidak diperbolehkan kegiatan untuk fasilitas umum pada kawasan rawan banjir;
VII-21
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
diizinkan untuk kegiatan wisata Sosio-Kultural dan berbagai macam pola agroforestry;
diizinkan untuk jenis usaha sawah yang beririgasi dengan kerentanan tinggi;
diizinkan untuk jenis usaha perkebunan, hutan produksi, hutan rakyat dengan
kerentanan rendah.
(10) Ketentuan umum peraturan zonasi Kawasan Dengan Tingkat Kerawanan Gempa Bumi
Tinggi, disusun dengan ketentuan:
diwajibkan penyediaan jalur evakuasi terhadap permukiman yang sudah ada pada
kawasan dengan tingkat kerawanan gempa bumi tinggi;
(11) Ketentuan umum peraturan zonasi Kawasan Gerakan Tanah Tinggi, disusun dengan
ketentuan:
diwajibkan penyediaan jalur evakuasi terhadap permukiman yang sudah ada pada
kawasan gerakan tanah tinggi; dan
(12) Ketentuan umum peraturan zonasi Kawasan Rawan Tsunami disusun dengan ketentuan:
VII-22
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
Kawasan perkebunan;
Kawasan pertanian;
Kawasan perikanan;
Kawasan pertambangan;
Kawasan industri;
Kawasan pariwisata;
Kawasan permukiman;
Ketentuan umum peraturan zonasi Kawasan budidaya disusun dengan ketentuan sebagai
berikut :
(1) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan hutan produksi disusun dengan ketentuan:
- budidaya jamur;
- budidaya lebah;
- pemanfaatan air;
VII-23
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
- wisata alam;
- religi;
- pertambangan;
- instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik, serta teknologi energi baru
dan terbarukan;
- sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jaringan instalasi air, dan
saluran air bersih dan/atau air limbah;
- fasilitas umum;
VII-24
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
(2) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan hutan rakyat disusun dengan ketentuan:
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pertanian lahan basah disusun dengan
ketentuan:
boleh adanya bangunan prasarana wilayah dan bangunan yang bersifat mendukung
kegiatan pertanian; dan
boleh melakukan kegiatan wisata alam secara terbatas, penelitian, dan pendidikan;
VII-25
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
(4) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pertanian lahan kering disusun dengan
ketentuan:
diperbolehkan alih fungsi lahan pertanian lahan kering yang tidak produktif menjadi
peruntukan lain secara selektif;
boleh adanya bangunan prasarana wilayah dan bangunan yang bersifat mendukung
kegiatan pertanian; dan
boleh melakukan kegiatan wisata alam secara terbatas, penelitian, dan pendidikan.
(5) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk hortikutura disusun dengan ketentuan:
boleh adanya bangunan prasarana wilayah dan bangunan yang bersifat mendukung
kegiatan pertanian; dan
boleh melakukan kegiatan wisata alam secara terbatas, penelitian, dan pendidikan.
(6) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perkebunan disusun dengan ketentuan:
diperbolehkan lahan perkebunan besar swasta yang terlantar beralih fungsi untuk
kegiatan non perkebunan;
VII-26
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
tidak diperbolehkan merubah jenis tanaman perkebunan yang tidak sesuai dengan
perizinan yang diberikan;
(7) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peternakan disusun dengan ketentuan:
tidak boleh merusak fungsi pariwisata pada kawasan peternakan yang dibebani fungsi
pengembangan pariwisata; dan
(8) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perikanan tangkap dan budidaya
perikanan disusun dengan ketentuan:
tidak boleh merusak fungsi pariwisata pada kawasan perikanan yang juga dibebani
fungsi pengembangan wisata; dan
(9) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pertambangan disusun dengan ketentuan:
VII-27
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
(10) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan industri disusun dengan
ketentuan:
diizinkan kegiatan industri yang hemat dalam penggunaan air dan non-polutif;
diizinkan kegiatan industri yang tidak mengakibatkan kerusakan atau alih fungsi
kawasan lindung;
diwajibkan pengaturan pengelolaan limbah padat dan cair B3 bagi industri yang
berindikasi menimbulkan limbah B3 atau juga mengelola limbah B3 sebagaimana
peraturan pengelolaan limbah B3;
VII-28
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
diizinkan kegiatan industri yang memiliki sumber air baku memadai dan menjaga
kelestariannya;
diizinkan kegiatan industri yang memiliki sistem drainase yang memadai sehingga
tidak menimbulkan banjir secara internal dan eksternal;
diizinkan kegiatan industri yang memiliki sumber energi untuk memenuhi kebutuhan
industri dengan tetap memperhatikan daya yang tersedia sehingga suplai energi
listrik untuk pelayanan penduduk dan kegiatannya yang sudah berjalan tidak
terganggu; dan
(11) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pariwisata disusun dengan
ketentuan:
kegiatan wisata, sarana dan prasarana tidak mengganggu fungsi kawasan lindung,
bentuk bangunan arsitektur setempat, bentang alam dan pandangan visual dan
mengikuti prinsip-prinsip pemugaran;
pemanfaatan kawasan fungsi lindung untuk kegiatan wisata dilaksanakan sesuai azas
konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, perlindungan terhadap situs
peninggalan kebudayaan masa lampau;
pengharusan penerapan ciri khas arsitektur daerah setempat pada setiap bangunan
hotel dan fasilitas penunjang pariwisata;
dihimbau penggunaan tata busana adat daerah pada petugas jasa pariwisata sesuai
dengan jenis jasa yang disediakan;
VII-29
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
(12) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan permukiman disusun dengan ketentuan:
penetapan garis sempadan bangunan sesuai dengan fungsi jalan atau ketentuan
yang berlaku;
kepadatan penghunian satu unit hunian untuk satu rumah tangga dalam kawasan
permukiman setinggi-tingginya sama dengan standar kepadatan layak huni, tidak
termasuk bangunan hunian yang terletak di dalam kawasan permukiman tradisional;
boleh adanya kegiatan industri skala rumah tangga dan fasilitas sosial ekonomi
lainnya dengan skala pelayanan lingkungan; dan
(13) Ketentuan zonasi untuk kawasan pertahanan dan keamanan disusun dengan ketentuan:
VII-30
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
(1) Peraturan zonasi untuk kawasan strategis nasional disusun dengan ketentuan:
(2) Peraturan zonasi untuk kawasan strategis provinsi disusun dengan ketentuan:
(3) Peraturan zonasi untuk kawasan strategis Kabupaten disusun dengan ketentuan:
Kegiatan perizinan disini merupakan kegiatan yang terkait dengan pemanfaatan ruang yang
dilakukan dalam upaya pemantauan perkembangan penggunaan lahan yang disesuaikan
dengan rencana tata ruang yang telah disepakati. Dalam pelaksanaan perizinan hal-hal yang
perlu dilakukan adalah menyusun mekanisme perizinan dan kelembagaan yang terkait dalam
pelaksanaan perizinan.
Arahan perizinan pemanfaatan ruang merupakan acuan bagi penertiban pemanfaatan ruang
pada tingkat operasional, yaitu yang diberikan pada pemanfatan ruang di tingkat
kabupaten/kota dan kecamatan, seperti izin prinsip, Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin
VII-31
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
gangguan (HO), dan Izin Tempat Usaha. Semua jenis perizinan pemanfaatan ruang pada
prinsipnya harus diintegrasikan dan sesuai dengan tujuan penataan ruang provinsi yang
dijabarkan secara rinci ke dalam RTRW Kabupaten/kota dan rencana yang lebih rinci lainnya.
Secara umum perizinan pemanfaatan ruang dapat diberikan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Perizinan diberikan terhadap kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan rencana pola ruang
dan merujuk pada arahan indikasi peraturan zonasi.
2. Proses perizinan untuk setiap kegiatan merujuk pada peraturan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku pada masing-masing sektor.
3. Pemberi izin pemanfaatan ruang diberikan oleh instansi pemerintah yang berwenang sesuai
dengan kewenangannya sebagaimana diatur dalam PP No. 38 tahun 2007 dan peraturan
perundangan lain yang berlaku
1. Pendaftaran
Dilakukan untuk lokasi ruang yang akan dimintakan izin pemanfaatan ruang. Data yang
disampaikan meliputi status kepemilikan tanah, rencana penggunaan yang disertai denah
lokasi, rencana bangunan yang disertai peta rencana, persetujuan dari dinas terkait dan
warga sekitar lokasi yang akan digunakan. Data tersebut diserahkan kepada pihak atau
lembaga yang berwenang mengurus dan/atau memberi izin pemanfaatan ruang.
Khusus bagi rencana pemanfaatan ruang yang dapat menimbulkan dampak lingkungan
seperti kebisingan, limbah, dan perubahan lingkungan secara signifikan, wajib disertakan
hasil studi AMDAL yang telah disetujui oleh tim atau Komisi AMDAL.
2. Advis Planning
Setelah proses pendaftaran selesai, selanjutnya dilakukan konfirmasi atas izin yang
diajukan terhadap rencana pola ruang dan indikasi arahan peraturan zonasi yang
diberlakukan oleh Tim Advis Planning yang berwenang. Selain itu Tim Advis Planning juga
VII-32
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
melakukan cek lapangan atas lokasi yang dimintakan izin pemanfaatan ruang dan proses
perizinan akan dilanjutkan apabila permintaan izin memenuhi ketentuan pola ruang dan
indikasi arahan peraturan zonasi.
3. Penetapan Izin
Hasil dari tim Advis Planning diberikan kepada Lembaga yang berwenang memberikan izin
pemanfaatan ruang sesuai dengan kewenangannya. Dalam hal ini tentunya disertai dengan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon sesuai ketentuan yang diberlakukan pada
kawasan/lokasi yang bersangkutan.
1. Masyarakat sebagai pihak yang akan merasakan langsung akibat dari pemanfaatan ruang,
terutama pemanfaatan ruang berskala menengah sampai besar/luas.
2. Tim advisory pembangunan daerah yang memiliki kompetensi di bidang penataan ruang.
Instansi tersebut diantaranya Dinas PU, Bappeda, Bapedalda dan instansi yang terkait
langsung dengan izin yang disampaikan oleh pemohon, misalnya Dinas Kehutanan apabila
kegiatan yang dimohonkan izin untuk sektor kehutanan, Dinas perindustrian apabila izin
pemanfaatan ruang untuk kegiatan industri.
izin Prinsip;
izin Lokasi;
VII-33
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
sebagai dasar rekomendasi untuk beroperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
dan
sebagai dasar untuk pembebasan lahan dalam rangka pemanfaatan ruang; dan
diberikan kepada untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada lahan yang sudah
dikuasai;
berlaku selama lokasi tersebut digunakan sesuai dengan peruntukannya dan tidak
bertentangan dengan kepentingan umum;
f. Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang
menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan RTRW Kabupaten.
g. Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang benar dan
atau tidak sesuai dengan RTRW Kabupaten, dibatalkan oleh pemerintah menurut
kewenangan masing-masing sesuai ketentuan perundang-undangan.
h. Izin pemanfaatan ruang yang telah diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi
kemudian terbukti tidak sesuai dengan RTRW Kabupaten, termasuk akibat adanya
perubahan RTRW Kabupaten, dapat dibatalkan dan dapat dimintakan penggantian yang
layak kepada instansi pemberi izin.
VII-34
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
Arahan insentif dan disinsentif meliputi arahan umum dan arahan khusus. Arahan umum
berisikan arahan pemberlakuan insentif dan disinsentif untuk berbagai pemanfaatan ruang
secara umum. Sedangkan arahan khusus ditujukan secara langsung pada jenis-jenis
pemanfaatan ruang atau kawasan tertentu di daerah.
Ketentuan insentif dan disintensif menjadi alat yang paling efektif dalam rangka mencapai
tujuan perencanaan tata ruang yang telah ditetapkan serta dalam mewujudkan struktur dan
pola ruang yang telah direncanakan. Insentif diberikan kepada pihak calon pemanfaat lahan
yang bersesuaian dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan dan disinsentif diberikan
pada pemanfaat lahan yang tidak bersesuaian dengan rencana tata ruang yang telah
ditetapkan, selama tidak membawa dampak penting terhadap lingkungan fisik dan sosial.
Insentif yang merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap
pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, dapat berupa:
1. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun
saham;
1. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan
untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang; dan/atau.
Dalam pemberian insentif dan disinsentif seyogyanya dengan tetap menghormati hak
masyarakat. Sedangkan Insentif dan disinsentif dapat diberikan oleh:
VII-35
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
1. Memberikan keringanan atau penundaan pajak (tax holiday) dan kemudahan proses
perizinan.
2. Penyediaan sarana dan prasarana kawasan oleh pemerintah untuk memperingan biaya
investasi oleh pemohon izin.
3. Pemberian kompensasi terhadap kawasan terbangun lama sebelum rencana tata ruang
ditetapkan dan tidak sesuai tata ruang serta dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan.
4. Kegiatan yang menimbulkan dampak positif akan diberikan kemudahan dalam perizinan.
Sedangkan pemberian disinsentif diberlakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan ketentuan penataan ruang dan peraturan zonasi. Adapun arahan pemberian disinsentif
adalah sebagai berikut :
a. Pengenaan pajak yang tinggi terhadap kegiatan yang berlokasi di daerah yang memiliki
nilai ekonomi tinggi, seperti pusat kota, kawasan komersial, daerah yang memiliki tingkat
kepadatan tinggi.
b. Tidak memberikan izin perpanjangan hak guna usaha, hak guna bangunan terhadap
kegiatan yang terlanjur tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi.
c. Tidak menyediakan sarana dan prasarana bagi daerah yang tidak dipacu
pengembangannya, atau pengembangannya dibatasi
d. Tidak menerbitkan izin pemanfaatan ruang budidaya yang akan dilakukan di dalam
kawasan lindung.
e. Pencabutan izin yang sudah diberikan karena adanya perubahan pemanfaatan ruang
budidaya mernjadi lindung.
VII-36
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
Secara terstruktur insentif dan disinsentif pola ruang di wilayah perencanaan sesuai dengan
kondisi wilayahnya dapat dilihat pada Tabel 7.1.
Kemudahan perizinan
Pemberian pajak yang ringan
1 Pemanfaatan Sesuai RTR Subsidi pembangunan -
infrastruktur
Kemudahan perizinan
Arahan khusus insentif-disinsentif ditujukan pada pola ruang tertentu yang dinilai harus
dilindungi fungsinya dan dihindari pemanfaatannya. Ada dua jenis pola ruang yang harus
dilindungi dan dihindari pemanfaatannya, yaitu pemanfaatan ruang pertanian pangan,
khususnya pertanian lahan pangan berkelanjutan dan kawasan-kawasan rawan bencana alam.
1. Pertanian Pangan
VII-37
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
b. Pengurangan atau penghapusan sama sekali PBB kawasan pertanian pangan produktif
melalui mekanisme restitusi pajak oleh dana APBD.
Daerah ini merupakan daerah rawan bencana yang meliputi kawasan rawan gempa bumi,
kawasan rawan tanah longsor atau gerakan tanah, kawasan rawan banjir, serta kawasan
rawan bencana lainya. Kawasan-kawasan tersebut umumya sudah dihuni penduduk. Untuk
mencegah perkembangan permukiman lebih lanjut, pada kawasan-kawasan tersebut harus
diberlakukan disinsentif non-fiskal berupa pembatasan penyediaan prasarana dan sarana
permukiman hanya untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang sudah ada saja.
Sedangkan untuk kawasan rawan bencana yang belum dihuni penduduk, tidak dilakukan
pembangunan prasarana dan sarana permukiman.
(1) Insentif dapat diberikan oleh Pemerintah Kabupaten kepada pemerintah daerah lainnya,
pemerintah desa dan masyarakat umum yang melaksanakan pembangunan sesuai
dengan RTRWK;
(2) Insentif kepada pemerintah daerah lainnya dan pemerintah desa dapat diberikan dalam
bentuk:
a. pemberian kompensasi;
b. subsidi silang;
VII-38
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
e. kerjasama pendanaan;
f. penghargaan; dan
(3) Ketentuan insentif dari pemerintah kabupaten kepada masyarakat umum dapat diberikan
dalam bentuk:
a. pemberian kompensasi;
b. pengurangan retribusi;
c. imbalan;
f. penghargaan; dan
g. kemudahan perizinan.
(4) Tata cara dan mekanisme pemberian insentif, diatur lebih lanjut diatur oleh Peraturan
Bupati.
(1) Disinsentif dapat diberikan oleh Pemerintah Kabupaten kepada pemerintah daerah
lainnya, dunia usaha, dan masyarakat yang dalam melaksanakan pembangunan tidak
sesuai dengan RTRWK;
(2) Disinsentif kepada pemerintah daerah lainnya dan pemerintah desa dapat diberikan dalam
bentuk:
(3) Ketentuan disinsentif dari pemerintah kabupaten kepada masyarakat umum dapat
diberikan dalam bentuk:
VII-39
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
(4) Tata cara dan mekanisme pemberian disinsentif, diatur oleh Peraturan Bupati.
7.4.1 Sanksi
Arahan sanksi merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah dalam pengenaan sanksi kepada
pelanggar pemanfaatan ruang, sanksi dikenakan kepada setiap orang yang melakukan
pelanggaran penataan ruang.
b. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang yang diberikan;
c. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan persyaratan izin yang diberikan; dan
VII-40
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
a. peringatan tertulis;
d. penutupan lokasi;
e. pencabutan izin;
f. pembatalan izin;
g. pembongkaran bangunan;
i. denda administratif.
(1) Peringatan tertulis diberikan oleh pejabat yang berwenang dalam penertiban pelanggaran
pemanfaatan ruang melalui penerbitan surat peringatan tertulis sebanyak-banyaknya 3
(tiga) kali.
a. penerbitan surat perintah penutupan lokasi dari pejabat yang berwenang melakukan
VII-42
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
VII-43
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
e. menerbitkan surat keputusan pembatalan izin dari pejabat yang memiliki kewenangan
untuk melakukan pembatalan izin; dan
VII-44
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
a. menetapkan ketentuan pemulihan fungsi ruang yang berisi bagian-bagian yang harus
dipulihkan fungsinya dan cara pemulihannya;
h. apabila pelanggar pada saat itu dinilai tidak mampu membiayai kegiatan pemulihan
fungsi ruang, pemerintah dapat mengajukan penetapan pengadilan agar pemulihan
dilakukan oleh pemerintah atas beban pelanggar di kemudian hari.
(9) Denda administratif dapat dikenakan secara tersendiri atau bersama-sama dengan
pengenaan sanksi administratif sebesar 10 kali Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP).
VII-45
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
c. Sanksi terhadap kesalahan pemberi advis planning yang tidak sesuai dengan tata
ruang.
d. Sanksi terhadap kesalahan pemberi ketetapan izin pengguna lahan yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang.
e. Sanksi terhadap perencana tata ruang yang salah merencanakan wilayah kota, dan
timbul permasalahan kerusakan lingkungan.
f. Sanksi terhadap badan perencana daerah dan pihak legislatif dalam menentukan
perencanaan tata ruang kota yang salah, menimbulkan kerusakan lingkungan
Sanksi pemberhentian tidak hormat pada pemberi advis planning, Institusi terkait
perencanaan dan pihak legislatif yang menyetujui recana tata ruang dan pemberian izin
yang tidak sesuai tata ruang.
7.5 Kelembagaan
Tugas, susunan keanggotaan dan tata kerja BKPRD diatur sesuai ketentuan dan ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.
VII-46
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
4. Mengsinergikan penyusunan rencana tata ruang kabupaten dengan provinsi dan antar
kabupaten/kota yang berbatasan;
VII-47
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
3. Memberikan informasi dan akses kepada pengguna ruang terkait rencana tata ruang
kabupaten;
VII-48
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
A. Sekertariat BKPRD
Susunan keanggotaan:
Wakil Ketua : Kepala Bidang/Sub Dinas pada Dinas yang membidangi tata ruang
Sekretaris : Kepala Sub Bidang yang membidangi tata ruang pada Bappeda
Anggota : SKPD terkait penataan ruang yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
daerah
VII-49
Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya 2014-2034
e. Menyiapkan bahan dalam rangka memperoleh persetujuan substansi teknis rencana tata
ruang kabupaten; dan
Susunan keanggotaan:
Ketua : Kepala Bidang/Sub Dinas pada Dinas yang membidangi tata ruang
Sekretaris : Kepala Seksi/Sub Bidang yang membidangi tata ruang pada Bappeda
Anggota : SKPD terkait penataan ruang yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
daerah
Tugas Kelompok Kerja Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten,
adalah:
VII-51