PENDAHULUAN
Fenol merupakan salah satu keluarga senyawa organik yang dicirikan dengan
gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon yang merupakan bagian dari cincin
aromatik. Fenol yang juga dikenal sebagai hydroxybenzene atau phenic acid
adalah salah satu bahan kimia organik industri yang penting dan serbaguna.
Dalam industri kimia, fenol dan turunan kimianya berperan penting sebagai bahan
baku untuk sejumlah besar produk komersial seperti aspirin, pewarna, polimer
obat farmasi.
Sampai Perang Dunia II, fenol pada dasarnya adalah produk batu bara-tar
kecil fenol serta cresol yang diproduksi per tahun, berasal dari tar batubara tapi
Pada saat ini penjualan fenol di dunia mencapai 10,7 juta ton/tahun. Kebutuhan
fenol atau asam karbolat dalam negeri diperkirakan akan semakin meningkat
bahan baku. Derivatif dari fenol banyak digunakan sebagai bahan baku pada
berbagai industri kimia dan farmasi. Beberapa contoh derivatif dari fenol adalah
bisfenol A dan resin fenol. Pendirian pabrik fenol di Indonesia sudah tentu akan
permintaan fenol yang semakin lama semakin tinggi, juga di Indonesia masih
belum banyak industri kimia yang memproduksi fenol. Kebutuhan fenol Indonesia
Menurut data yang diperoleh dari BPS Indonesia, kebutuhan impor fenol
di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
1 2006 14.735,325
2 2007 18.987,92
3 2008 18.608,338
4 2009 14.037,581
5 2010 13.935,438
6 2011 19.290,701
7 2012 14.593,113
8 2013 16.630,449
9 2014 20.337,179
10 2015 21.134,872
11 2016 21.125,192
25000
20000
Total Impor (Ton)
15000
y = 468,79x + 14.771
R² = 0,2929
10000
5000
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
Dari data tersebut kita peroleh persamaan dari teori regresi linear, yaitu:
dengan:
x = Tahun ke-x
y = 468,79 x + 14.771
= (468,79 x 20) + 14771
Selain berdasarkan data impor yang ada, penentuan kapasitas pabrik juga
didasarkan pada ketersediaan bahan baku dan kapasitas pabrik sejenis yang sudah
Sedangkan C6H5Cl diperoleh secara impor dari Dow Chemical, Michigan, AS.
lain :
1. Dapat membantu memenuhi kebutuhan fenol dalam negeri.
Fenol merupakan salah satu keluarga senyawa organik yang dicirikan oleh
gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon yang merupakan bagian
dari cincin aromatik. Pada suhu kamar, fenol padat tampak seperti material
amorf berwarna putih sementara dalam keadaan cair fenol murni berwujud
Sampai Abad ke-19, fenol diproduksi dari bahan batubara-tar alami. Rute
dunia, khususnya industri resin sintetik, tekstil, bahan perekat, kosmetik, obat
obatan dan lain-lain. Tetapi dari semua itu penggunaan fenol yang paling
utama adalah dalam industri yaitu untuk fenolic resin adhesives. Secara
umum, proses pembuatan fenol dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain :
Pada proses ini cumene dioksidasi menggunakan oksigen yang berasal dari
Pada proses ini reaksi pemecahan cumene hydroperoxide menjadi fenol dan
aseton terjadi pada suhu optimal 78°C pada tekanan 1 atm dengan yield proses
98%. Reaksi dijalankan pada suasana asam dengan mengunakan asam sulfat yang
Kelebihan dari proses ini adalah proses berada pada tekanan rendah dan suhu
yang rendah. Kekurangan dari proses ini adalah karena menggunakan katalis cair
maka katalis susah dipisahkan sehingga dibutuhkan biaya pemisahan yang tinggi,
Proses ini pertama kali dilakukan pada tahun 1932 oleh Khoene-Poulenc.
Reaksi klorinasi benzena menggunakan asam klorida dan udara dengan katalis
ini kemudian di-recycle. Yield proses fenol terhadap benzena yang didapat
sebesar 90% (Kirk & Othmer, 1996). Reaksi secara keseluruhan yang terjadi
perusahaan di Amerika Serikat sampai tahun 1978. Pada proses ini, benzena
diubah menjadi garam natrium dengan netralisasi dengan natrium sulfit. Fusi
natrium hidroksida leburan pada 300 sampai 320 °C membentuk natrium fenat
yang dalam larutan berair pekat dengan sulfur dioksida dan beberapa fenol bebas
asam sulfat. Produk yang terbentuk dimurnikan dengan proses distillasi sementara
Tahap fusi dan ekstraksi pada proses ini memerlukan biaya tenaga kerja dan
energi yang tinggi (Tyman, 1996). Reaksi secara keseluruhan yang terjadi adalah
sebagai berikut :
4. Pembuatan Fenol dari Klorobenzen dan NaOH
Pada proses ini untuk setiap 1 mol fenol yang dihasilkan, dibutuhkan
khlorobenzena 1 mol, NaOH sebanyak 4 mol dan HCl sebanyak 3 mol. Yield
Proses yang dipilih dalam perancangan pabrik fenol ini adalah proses
karena bahan yang diperoleh lebih mudah dan murah. Di samping itu, proses ini
proses pemisahan.