Anda di halaman 1dari 24

PENGATURAN SUHU TUBUH

Sebagai langkah awal untuk dapat mempelajari pengaturan suhu tubuh, sebaiknya dimengerti
benar-benar apa yang dimaksud dengan suhu tubuh.
Sebenarnya sangat sukar untuk menetapkan secara tepat suhu bagian mana dari tubuh yang
dapat disebut sebagai suhu tubuh. Untuk memudahkan dinyatakan dalam 3 cara, yaitu:

1. suhu inti (core temperature), yang maksudnya untuk menggambarkan suhu organ-organ
dalam, konstan, berkisar ± 0,6º C (1º F). Rata-rata 37,8ºC (100º F)
kecuali bila demam.

2. suhu perifer (surface temperature), yang maksudnya untuk mencerminkan suhu kulit
dan jaringan subcutan

3. suhu tubuh rata-rata, yang menurut Guyton dapat dihitung secara kasar dengan rumus:
suhu rata-rata = 0,7 suhu inti + 0,3 suhu perifer

PENGERTIAN SUHU TUBUH


Biasanya apabila dibicarakan tentang suhu tubuh, yang dimaksud ialah suhu inti.
Sedangkan suhu perifer digunakan bila sedang dibahas proses pemindahan panas dari
permukaan tubuh ke lingkungannya atau sebaliknya. Suhu tubuh rata- rata digunakan
apabila kita bicarakan tentang jumlah panas yang disimpan dalam tubuh.

Berdasarkan kemampuan untuk mempertahankan, suhu tubuh, khususnya suhu organ


dalam, terhadap perubahan suhu lingkungan, dilakukan penggolongan poikilotermik
dan, homoiotermik

poikilotermik Pada golongan poikilotermik (antara lain binatang amfibi), suhu


tubuhnya sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Dengan demikian kisaran (range)
suhu normal pada golongan ini sangat besar bergantung kepada suhu lingkungannya.

homoiotermik Pada golongan homoiotermik (manusia termasuk golongan ini), suhu


tubuhnya hanya sedikit dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Meskipun demikian dalam
kisaran yang sangat terbatas, suhu normal golongan ini dapat pula dipengaruhi oleh
suhu lingkungannya.

TEMPAT PENGUKURAN SUHU TUBUH


Pada manusia untuk mendapatkan gambaran suhu tubuh, dilakukan pengukuran yang
dapat dipilih di tempat - tempat pengukuran sebagai berikut :
1. di ketiak (axilla)
2. di mulut
3. di rektum
4. di telinga (meatus auditorius eksternus)

Pengukuran suhu ketiak dilakukan dengan cara meletakkan termometer di ketiak


selama minimal 5 menit, dengan lengan atas yang didekapkan erat-erat ke badan.
Jangan lupa ketiak harus dikeringkan terlebih dahulu.
Suhu ketiak biasanya 0,2 - 0,4° C lebih rendah dari pada suhu mulut dan 0,5 - 1° C di
bawah suhu rektum.
Pengukuran suhu mulut dilakukan dengan cara meletakkan termometer di bawah lidah
dengan mulut tertutup ( ingatlah bahwa makanan, minuman maupun hal-hal lain yang
mudah mempengaruhi suhu mulut, sehingga dapat mengecoh hasil pengukuran suhu
tubuh).
Suhu mulut biasanya mempunyai rentang rata-rata 97º F (36,1º C) – 99º F (37,2º C)

suhu rektum Pengukuran suhu rektum dilakukan dengan cara memasukkan


termometer sedalam ± 6 cm, sehingga yang diukur benar - benar suhu di dalam
rektum. Sebenarnya suhu rektum lebih dapat dipercaya sebagai ukuran suhu
tubuh dibandingkan suhu ketiak dan suhu mulut. Namun demikian suhu rektum
jarang dilakukan karena dianggap kurang estetis. Suhu rekt al biasanya 1º F
(0,6º C) lebih tinggi daripada suhu oral.

Dari hal-hal tersebut di atas, dapat dimengerti bahwa suhu tubuh normal
bukanlah merupakan nilai yang pasti di satu angka.

Suhu inti tubuh sedikit bervariasi sepanjang hari sesuai dengan :


- Pola keaktifan
- Suhu eksternal
Karena itu dapat dikatakan bahwa mekanisme pengatur suhu tidak 100 % efektif

Mekanisme pengaturan suhu tidak dapat mencegah penyimpangan suhu karena stress
internal / stress lingkungan. Contohnya pada atlet perlombaan berat, suhu rektalnya
dapat mencapai 40º C.
Kecepatan reaksi - reaksi kimia bervariasi sesuai dengan suhu dan sistem enzim dalam
tubuh memiliki rentang suhu normal yang sempit agar berfungsi optimal. Fungsi tubuh
normal tergantung pada suhu yang relatif konstan.

Pada keadaan suhu tubuh 41º C (106 º F), maka sebagian besar orang akan mengalami
kejang, sedang suhu 43,3º C (110 º F) dapat dianggap sebagai batas atas yang
memungkinkan kehidupan.

Variasi suhu tubuh berbagai bagian tubuh pada seseorang dalam keadaan
telanjang berada dalam kalorimeter dengan suhu lingkungan bervariasi.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi variasi (kisaran) suhu tubuh normal,


antara lain :

VARIASI DIURNAL
Kegiatan tubuh sepanjang hari dapat bervariasi (ingat penggunaan energi
dalam metabolisme selalu timbul panas).
Kegiatan otot (organ yang paling banyak di tubuh manusia) akan
menimbukan panas. Biasanya Irama sirkadian (Variasi diurnal)mempunyai
fluktuasi 0,5º C – 0,7º C dengan titik terendah sekitar jam 6 AM dengan
maksimal 37,2 º C, serta mempunyai titik tertinggi sekitar jam 4 – 6 PM
dengan maksimal 37,7 º C.
Oral temperature (º C)

37,7

37,2

6 6 6
am noon pm midnight am
JENIS KELAMIN
Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih tinggi dari pada
wanita, Di samping itu suhu wanita juga dipengaruhi oleh daur haid (cyclus
menstruasi). Pada waktu terjadi ovulasi, suhu menurun (± 0,2° C), sedang pada
setengah daur haid ke dua, suhu tubuhnya naik rata-rata 0,5º C (0,9º F), selama
separuh terakhir siklus dari saat ovulasi ke haid.
Penyebab belum diketahui.

UMUR
Pada bayi yang baru lahir, suhu tubuhnya masih belum mantap. Dalam masa ini
suhu tubuhnya masih mudah dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Pada usia dewasa muda, suhu tubuhnya telah mantap, sedangkan pada usia
lanjut suhu tubuhnya akan lebih rendah (hubungkan dengan taraf metabolisme
pada golongan umur).
GIZI
Pada keadaan kurang gizi (undernourishment) atau puasa, suhu tubuh lebih rendah.

KERJA JASMANI
Sesudah kerja jasmani (olahraga) suhu tubuh akan naik. Hasil salah satu penelitian
menunjukkan suhu rektum setinggi 41° C setelah lari marathon.

LINGKUNGAN
Suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan suhu tubuh (ingat hukum kimia van't Hoff
yang terdapat dalam tubuh, serta akibatnya pada taraf metabolisme).
Udara lingkungan yang lembab, yang menyebabkan hambatan pada penguapan keringat, akan
meningkatkan suhu tubuh.

Dari uraian di atas terlihat bahwa suhu tubuh merupakan pencerminan panas tubuh (ingat
hukum termodinamika I) yang merupakan hasil keseimbangan antara pembentukan panas
(heat production) dengan pengeluaran panas (heat loss).

KESEIMBANGAN HEAT PRODUCTION DAN HEAT LOSS

Heat production Heat loss

Suhu tubuh diatur oleh keseimbangan antara pembentukan panas dan pengeluaran panas

Pembentukan panas (heat production) dalam tubuh sangat bergantung kepada taraf
metabolisme yang ditentukan oleh kegiatan proses kimia yang berlangsung dalarn
jaringan. Oleh sebab itu pembentukan panas sering dinyatakan sebagai pengendalian suhu
tubuh secara kimia.

Faktor yang mempengaruhi besar pembentukan panas :


1. jumlah makanan
2. SDA bahan makanan
3. tonus otot
4. kontraksi otot
5. taraf metabolisme

Penggunaan istilah pengeluaran panas (heat loss) sebenarnya kurang tepat. Memang
biasanya suhu tingkungan lebih rendah dari pada suhu tubuh manusia. Dengan demikian
panas tubuh akan ukeluar" (pindah) dari tubuh ke benda-benda baik padat, cair maupun
gas yang terdapat di sekitar tubuh. Pada keadaan tertentu, tidak jarang suhu lingkungan
lebih tinggi dari pada suhu tubuh. Dalam hal ini justru tubuh "mendapat" panas dari
lingkungan. Berdasarkan hal tersebut di atas, istilah pengeluaran panas dimaksudkan
untuk ke dua peristiwa di atas.

Besar pengeluaran panas tubuh bergantung kepada :


1. luas permukaan badan
2. beda suhu tubuh dengan suhu lingkungan
3. kelembaban udara

Pengeluaran panas dari tubuh ke lingkungannya atau sebaliknya berlangsung melalui


proses fisika. Oleh sebab itu pengeluaran panas sering dinyatakan sebagai pengendalian
suhu tubuh secara fisika.

Pengeluaran panas dapat berlangsung melalui proses konduksi, konveksi, radiasi dan
evaporasi.

KONDUKSI
Perpindahan panas antara benda-benda yang berbeda suhunya yang berkontak langsung.
Pemindahan panas dihantarkan dari satu molekul ke molekul lain dalam bentuk padat,
cair atau gas.
Kecepatan perpindahan panas tergantung kepada perbedaan suhu dan kemampuan
merambatkan panas, yang ditentukan oleh besar panas jenis benda tersebut, benda yang
berbeda sifat konduktornya tetapi sama suhunya akan terasa berbeda suhu bila
disentuhkan ke kulit.
Logam merupakan konduktor yang baik; air konduktor yang cukup baik, sedangkan udara
merupakan konduktor yang buruk.
Jumlah panas yang mencapai kulit dari jaringan dalam bervariasi sesuai perubahan aliran
darah ke kulit (vasodilatasi – vasokontriksi)

KONVEKS1
perpindahan panas melalui benda cair atau gas yang mengalir. Makin cepat aliran makin
besar proses konveksi. Besar pengeluaran panas melalui proses konveksi, seperti halnya
dengan proses konduksi, bergantung kepada luas permukaan dan beda suhu tubuh dengan
lingkungannya.

RADIASI
perpindahan panas melalui gelombang elektromaknit (kecepatan cahaya = 300.000 km/jam).
Golombang tersebut akan berubah meniadi panas apabila menyentuh permukaan suatu benda.

Permukaan benda yang menyerap 100 % energi radiasi yang menyentuhnya = benda hitam /
gelap sempurna (perfect black body).
Baju yang berwarna terang memantulkan panas ke luar.
Udara menyerap sedikit energi radiasi; air / udara lembab menyerap lebih banyak.

Kulit manusia menyerap 97 % sinar infra merah yang jatuh ke kulit. (97% perfect black
body).

Sinar matahari dipindahkan dalam bentuk light rays, 35 % -nya direfleksi dari kulit yang
putih, hanya sejumlah kecil dari kulit yang gelap. Jadi dapat dikatakan bahwa kulit yang
gelap menyerap lebih banyak panas.

Panas tubuh manusia tidak meradiasikan panas ke udara sekeliling; panas tubuh manusia
MELALUI UDARA meradiasikan ke obyek yang bersuhu lebih rendah, seperti dinding,
lantai, langit-langit, perabotan.

Faktor penting pada proses radiasi : perbedaan suhu antara benda-benda.

Sebagai contoh proses radiasi tersebut dapat diandaikan sebuah ruangan yang penuh terisi
oleh orang. Makin lama ruangan itu akan terasa makin tidak nyaman karena terjadinya proses
saling meradiasi antara oraqng – orang tersebut sehingga suhu tubuh akan meningkat.

Rata - rata, kehilangan panas melalui radiasi mencapai 50 %.

EVAPORASI
panas yang hilang melalui proses penguapan yang biasanya merupakan proses
penguapan keringat. Evaporasi satu liter keringat rnenyebabkan keluarnya panas
sebesar 0,580 kkal.
Di samping penguapan keringat, dalam proses evaporasi ini juga terdapat pengeluaran
panas melalui insensible perspiration.
Faktor yang paling panting dalam menentukan besar proses evaporasi ialah
kelembaban udara.

Insensible water loss melalui kulit dan paru mencapai 600 mL / hari (50mL / jam), dan
akan mengakibatkan kehilangan panas 12 – 18 kilokalori / jam.
Insensible water loss tersebut erlangsung terus menerus tanpa kita sadari. Tidak dapat
dikontrol untuk pengaturan suhu tubuh.

Pada suhu lingkungan yang tinggi, maka proses radiasi dan konveksi terhambat ,
sehingga evaporasi adalah satu-satunya cara pengeluaran panas.
Sweating / Berkeringat
Suhu tubuh ↑ → sekresi keringat → evaporative cooling
Susunan keringat : air & garam
proses evaporatif aktif di bawah kontrol saraf simpatis.
Agar panas dapat keluar, keringat harus menguap → kelembaban merupakan
faktor penting.

Kelenjar Keringat : - Gland → sekresi primer / sekresi prekursor


- Duct → reabsorpsi
Aldosteron → meningkatkan reabsorpsi Na di saluran kel keringat → menurunkan
kadar Na & Cl keringat → menyimpan Na & Cl dalam tubuh

Komposisi sekret prekursor mirip dengan plasma kecuali tidak mengandung protein.
Dipersarafi SSO → innervasi oleh serat saraf kolinergik.
Dapat distimulasi oleh epinephrine dan norepinephrine yang beredar di darah →
berguna waktu ber OR

Efek kelembaban terhadap evaporative heat loss

Kelembaban → persentase uap H2O yang sebenarnya terdapat di udara dibandingkan


dengan jumlah terbesar yang dapat dikandung udara pada suhu tersebut.

Kelembaban ↑ → evaporasi ↓

Di lingkungan yang sangat panas dan lembab (udara jenuh dengan uap air)

Kecepatan evaporasi ↓ ↓ → dihambat total → suhu tubuh ↑

Pada suhu lingkungan yang tinggi → proses radiasi dan konveksi terhambat →
evaporasi satu-satunya cara pengeluaran panas.

Pada orang yang tidak mempunyai kelenjar keringat →


- dapat bertahan di lingkungan dingin
- akan mati karena heat stroke di daerah tropis

AKLIMATISASI
Aklimatisasi berkeringat terjadi bila seseorang terekspos cuaca panas selama 1 – 6
minggu
Keringat maksimum rata-rata :
- Mula-mula : 1,5 L / jam
- 10 hari :↑2x
- 6 minggu : ↑ 2,5 x
4
Kecepatan
Maksimal
Berkeringat 3
(L/jam)

0
3 4 6
Terpapar ke iklim tropis (minggu)

→ mekanisme berkeringat menjadi efektif


- sekresi keringat ↑
- kadar NaCl dalam keringat ↓ → penyimpanan garam
Sebelum aklimatisasi : kehilangan garam 15 - 30 gram / hari
Sesudah aklimatisasi : kehilangan garam 3 - 5 gram / hari →
disebabkan sekresi aldosteron ↑

Aklimatisasi terhadap dingin


Dilakukan penelitian pada wanita Korea yang biasanya menyelam di laut pada
musim dingin (suhu air laut mencapai 10º C) untuk mencari kerang. Setelah para
wanita tersebut diberikan pakaian khusus, kemampuan beradaptasi-nya hilang →
aklimatisasi bukan genetik!

Komponen utama dari aklimatisasi terhadap dingin ini ialah :


- ↑ taraf metabolisme
- ↑ kemampuan insulator sejumlah lemak kulit
- Kemampuan untuk bertahan di air dingin tanpa menggigil

Orang eskimo → vasokontriksi pembuluh darah kulit ↓ selama tangan terpapar


terhadap air dingin.

Panting (Terengah-engah)
Pada binatang, karena :
- permukaan kulit tertutup oleh ‘fur’ (rambut)
- tidak adanya kelenjar keringat
Pernafasan cepat dan dangkal → meningkatkan jumlah penguapan air di mulut dan
saluran nafas sehingga meningkatkan heat loss.
Karena pernafasannya dangkal → komposisi udara alveolus tidak banyak
berubah.
PENGATURAN SUHU TUBUH
Rangsang dingin → heat production ↑ & heat loss ↓
Rangsang panas → heat production ↓ & heat loss ↑

Tubuh mampu mempertahankan suhu inti (paparan terhadap suhu lingkungan 55º
sampai 130º F)

Termostat tubuh : Hipotalamus. Kepekaan 0,01º C


Eksperimen dengan alat thermode : didinginkan dan dipanaskan → reaksi seperti
berada di lingkungan dingin atau panas

Pre-optic area (POA) & nukleus hipotalamus anterior


Pendapat lain :
Regio posterior → tu. diaktifkan suhu dingin → mengaktifkan mekanisme produksi
panas dan konservasi panas
Lesi → suhu tubuh mendekati suhu lingkungan sampai hipotermia
Regio anterior (& pre-optic area / POA) → tu. diaktifkan suhu panas → mengaktifkan
mekanisme heat loss
Lesi → hipertermia

Informasi melalui reseptor khusus peka suhu → termoreseptor


Termoreseptor perifer → di kulit
reseptor dingin 10 x > banyak drpd reseptor panas
Termoreseptor sentral → di hipotalamus, medula spinalis, organ-organ
abdomen, vena-vena besar di abdomen dan toraks
Hipotalamus posterior mensumasikan / menggabungkan sinyal dari hipotalamus
anterior – pre-optic area dan sinyal dari reseptor perifer

Percobaan :
1. Pada anjing dilakukan transeksi medulla spinalis setinggi segmen thorakalis
atas, dan kemudian kaki belakang direndam dalam air dingin → kaki depan dan
kepala menggigil
→ - respons tidak berasal dari refleks
- reaksi karena pendinginan darah melalui kulit yang direndam

2. Pemanasan darah carotis → hipotermia


Pendinginan darah carotis → hipertermia

Keterangan :
1. Darah yang panas → hipotalamus → merangsang pusat suhu → reaksi : heat
loss ↑ ↑ → suhu tubuh ↓

1. Darah yang dingin → hipotalamus → merangsang pusat suhu


→ reaksi : - heat production ↑ ↑
- heat loss ↓

Pengaruh perubahan suhu lingkungan → merangsang reseptor kulit → lengkung


refleks

Setelah pemotongan medulla spinalis setingkat servikal → hipotalamus tidak dapat


lagi mengontrol aliran darah di kulit dan derajad berkeringat pada tubuh → pengaturan
suhu tubuh menjadi sangat buruk.

Walaupun refleks temperature lokal masih ada (reseptor kulit, reseptor intra-
abdominal, medulla spinalis). Refleks tersebut sangat lemah dibandingkan dengan
kontrol hipotalamus.

Hipotalamus sebagai termostat mengatur suhu tubuh dengan cara : mengubah


kecepatan heat production & heat loss.

Hipotalamus anterior dipanaskan → suhu rektal ↓


Sebab : mekanisme yang ↑ heat loss aktif
- vasodilatasi kulit
- polypnea
- berkeringat
Hipotalamus anterior didinginkan → vasokonstriksi kulit

Hipotalamus anterior rusak ; binatang ditempatkan di ruangan dingin :


→ tidak ada respons : - menggigil
- vasokontriksi kulit
- piloereksi

Pada manusia → Suhu tubuh berubah 1º C setiap perubahan suhu lingkungan 25º–
30ºC.
Mekanisme yang diaktifkan oleh panas :
Vasodilatasi kulit (inhibisi pusat simpatik di hipotalamus yg
menyebabkan vasokontriksi)
Berkeringat Heat loss ↑
Peningkatan pernapasan
(panting pada binatang)

Anoreksia
Apati dan inersia
(“ it’s too hot to move”)
Mekanisme yang diaktifkan dingin :
Menggigil
Lapar
Peningkatan aksi volunter (semiconscious)
/ adaptasi perilaku
Peningkatan sekresi epinefrin
dan norepinefrin
Vasokontriksi kulit
Menggulung tubuh
Horipilasi
Behavioral control of body temperature / Adaptasi perilaku
Ketika suhu internal menjadi terlalu tinggi atau rendah → timbul perasaan tidak
nyaman → berusaha membuat penyesuaian lingkungan untuk menciptakan kembali
rasa nyaman. Contoh : ketika kedinginan seseorang akan memakai jaket.

contoh, menelangkupkan tangan, duduk membungkuk, meringkuk, meloncat-loncat,


bertepuk tangan, memakai baju hangat, apati dan inersia serta memakai baju yang tipis
waktu terpajan cuaca panas

Respons untuk mengurangi heat production pada mekanisme yang diaktifkan oleh
panas tidak seefektif respons otot yang meningkatkan heat production selama terpapar
ke udara dingin.
Karena : - tonus otot dalam keadaan normal relatif rendah. Kapasitas
untuk menurunkannya lebih jauh menjadi terbatas
- Peningkatan suhu tubuh → laju metabolisme ↑ → heat
production ↑

Shivering
Cara utama dalam heat production : aktivitas otot rangka
Primary motor center for shivering → bagian dorsomedial dari hipotalamus posterior
dekat ventrikel ketiga
Secara normal dihambat oleh pusat panas di POA, tereksitasi oleh sinyal dingin dari
kulit dan MS.

Hipotalamus posterior → traktus bilateral → batang otak → kolumna lateralis MS →


anterior motor neuron,

- Meningkatkan tonus otot rangka


- Tonus meningkat di atas tingkat kritis tertentu → menggigil
- Menggigil → kontraksi otot rangka yang bergetar ritmik dgn frekuensi 10 – 20
x / detik
- Proses menggigil maksimum → heat production ↑ 4 – 5 x

termogenesis kimia (non-shivering) → hormon tiroid & epinefrin

↑ stimulasi simpatis & / ↑ sekresi epinefrin nor-epinefrin & sekresi tiroksin → ↑ laju
metabolisme selular
→ Perangsangan metabolisme lemak → ↑ heat production

Penting pada bayi → belum dapat menggigil → lemak coklat pada ruang interskapula
→ energi kimia menjadi energi panas

Pendinginan POA → ↑ pembentukan TRH (Thyrotropin Releasing Hormone) → TSH


(Thyroid Stimulating Hormone) → Tiroksin
Tiroksin → ↑ metabolisme tubuh
Waktu : beberapa minggu

Binatang yang terpapar dingin beberapa minggu → kel tiroid ↑ 20 – 40 %


Manusia yang terpapar udara dingin lama → BMR ↑
Yang tinggal di iklim dingin → insiden goiter tiroid toksik ↑

SET POINT
Suhu dimana sistem mekanisme pengaturan suhu “di set’, sehingga bila terjadi
perubahan, selalu terjadi mekanisme untuk mengembalikannya ke suhu tersebut.

Kombinasi kerja : - Suhu inti


- Suhu kulit
- Faktor endokrin
- dll

Set point normal : ± 37º C

Terutama ditentukan oleh reseptor sentral. Selain itu juga oleh reseptor perifer.
Set-point increases as the skin temperature decreases. It is important that sweating be
inhibited when the skin temperature is low; otherwise, the combined effect of a low
skin temperature and sweating could cause far too much loss of body heat.
A similar effect occurs on shivering. When the skin becomes cold, it drives the
hypothalamic centers to the shivering threshold even when the hypothalamic
temperature itself is still on the hot side of normal. A cold skin temperature would
soon lead to deeply depressed body temperature unless heat production were
increased. It actually ‘anticipates’ a fall in internal body temperature and prevent this.

DEMAM
Temperatur tubuh di atas normal yg disebabkan penetapan set-point baru karena
adanya pelepasan pirogen selama peradangan atau infeksi.

Dapat disebabkan :
- kelainan di otak (rusaknya mekanisme termoregulasi hipotalamus)
- zat toksik yang mempengaruhi pusat suhu.
- dehidrasi
- infeksi (penyebab paling umum)

Pirogen → zat yang dapat ↑ set point termostat hipotalamus.


Dilepaskan oleh bakteri atau jaringan tubuh yang berdegenerasi → demam

1/10.000.000 gram endotoksin dapat menimbulkan demam

Set-point seperti di-stel ulang → resetting termostat → set point ↑

Bila set-point ↑ (lebih tinggi dari normal)

Semua mekanisme untuk meningkatkan suhu tubuh bekerja


- penyimpanan panas (heat conservation)
- heat production ↑

Beberapa jam setelah termosta di-stel ke suhu lebih tinggi

Suhu tubuh juga ↑


Within few hours after the set-point has been increased to a higher level, the body
temperature also approaches this level.

Tahap Chill demam :


- termostat tiba-tiba ↑ → set point baru
- suhu darah < suhu termostat hipotalamus → respons otonomik
→ suhu tubuh ↑

→ merasa dingin → vasokontriksi → heat loss ↓


menggigil → heat production ↑
→ bergelung & memakai selimut
→ suhu tubuh ↑
bila set-poin t yang baru telah tercapai → tidak lagi merasa dingin

T ahap Crisis (Flush)

F aktor penyebab demam hilang → termostat distel kembali ke normal → demam


terputus
→ merasa panas → vasodilatasi (tahap flush)
→ berkeringat
→ heat l oss ↑
→ suhu tubuh ↓

A spirin → menghambat pembentukan prostaglandin


tidak demam → tidak ada pirogen endogen → suhu tubuh tidak turun

P enyebab hilangnya demam secara alami tidak diketahui, diduga karena :


- penurunan pengeluaran pirogen
- penurunan sintesis prostaglandin

M anfaat demam belum diketahui, mungkin →


- peningkatan suhu menghambat pertumb uhan multiplikasi bakteri
- pembentukan antibodi meningkat
- memperlambat pertumbuhan bebera pa tumor

S uhu ↑ berbahaya → kerusakan otak

D emam > 41,5º C (106,7 º F) → hiperpireksia


pada infeksi parah

Demam dehidrasi →
- dehidrasi itu sen diri mempengaruhi pusat suhu di hipotalamus
- dehidrasi → volume plasma & curah jantung ↓ → aliran darah ke kul it ↓ →
kemampuan berkeringat ↓ → heat loss ↓ → suhu tubuh meningkat.

H IPERTERMIA

T emperatur tubuh di atas normal.


Tidak terjadi resetting termostat

D apat disebabkan :
- hormonal (t iroid dan epinefrin) → heat production ↑
- olahraga berkepanjangan
- drug induced (obat psikotropik, sontoh amfetamin)

G angguan karena terpapar ke lingkungan panas


Cuaca sangat panas → pengaruh buruk terhadap tubuh, ka rena :
heat loss tidak seimbang dengan heat production
Ada batas kecepatan dimana tubuh dapat kehilang an panas walaupun dengan
berkeringat maksimal

H eat loss melalui evaporasi ↑ ↑ → kehilangan air ↑ & kehilangan elektrolit ↑

G angguan juga dapat terjadi bila :


Lama di panas matahari : - olah raga berlebihan di terik matahari
- latihan militer
- hukuman dari guru
- buruh tambang (kelembab an tinggi)

T emperatur tinggi : rusaknya sel otak, hati, ginjal dan organ lain

G angguan : - Heat Cramps = Kejang panas


- Heat Exhaustion = Lela h panas
- Heat Stroke = Sengatan panas

H eat Cramps
Kejang otot, ter utama di ekstremitas
→ rasa sakit berulang-ulang → s ekresi keringat ↑ (dalam waktu singkat) →
kehilangan air & elektrolit ↑
Bila tidak cepat dikompensas i → spasme otot yang bekerja (sangat nyeri)

P engobatan kejang panas:


- Singkirkan penderita dari lingkungan panas
- Longgarkan pernafasan
- Infus cairan fisiologik (bila tidak ada : air garam)
- Pendinginan supaya keringat berhenti
→ gan gguan kejang segera berhenti

H eat Exhaustion
Gangguan yang leb ih berat
Gejala : - Haus
- Lemah
- Lelah
→ Pingsan (s yncope)

P ingsan terjadi karena : mekanisme heat loss ↑ ↑


→ keringat berlebihan mengurangi curah jantung karena volume plasma ↓
→ vasodilatasi kulit ekstensif → resistensi perifer total ↓
→ tekanan darah ↓
P ingsa n terjadi untuk memaksa aktivitas terhenti setelah mekanisme heat loss tidak
mampu mengimbangi heat production
→ mekanisme pengaman untuk m encegah heat stroke
Dapat terjadi pada orang yang bekerja di lingkungan panas dalam jangka waktu lama

H eat Exhaustion → sekresi keringat ↑ ↑ → gangguan keseimbangan cairan →


dehidrasi + kehilangan banyak elektrolit

S uhu tubuh ↑ → 39º C

P engobatan lelah panas :


Prinsip seperti kejang pan as
Penderita dehidrasi → Beri ca iran cukup
Perawatan lebih lama → beberapa hari

H eat exhaustion dapat berkembang menjadi heat stroke bila mekanisme heat loss terus
dipacu secara berlebihan.

H eat Stroke : lebih berbahaya


Seseorang di lingkungan sangat panas → suhu tubuh ↑ ↑
Dalam waktu singkat → suhu rektal → 40º C

Core temperature ↑ → gangguan SSP → kesadaran ↓

→ tidak segera ditanggulangi → kematian

P engobatan Heat Stroke :


1. Perbaiki sirkulasi dan pernafasan
2. Segera pindahkan ke ruangan ding in
Kompres es, pendinginan dengan spons, penyemprotan air pada kulit
3. Bila disertai kejang → Valium iv

D aerah tropik → Sun Stroke


→ dianjurkan memakai topi d i panas matahari

S yok sirkulatori & hiperpireksia merusak jaringan tubuh terutama otak

T rias Gejala Heat Stroke :


1. Suhu rektal > 40º C
2. Gejala SSP
Kesadaran ↓ atau : - kejang-kejang
- kelumpuhan
3. K ulit kering → tidak berkeringat sama s ekali
- tidak ada radiasi → suhu tubuh ↑
→ mekanisme termoregulasi hipota lamus tertekan → kemampuan berkeringat
mengh ilang

R entan pada orang yang respons termoregulasinya lambat dan kurang efisien, co.
orang tua (gelombang udara panas, Prancis 2004)
Heat stroke → rusaknya mekanisme termoregulasi hipotalamus → suhu tubuh makin ↑
→ metabolisme ↑ → suhu tubuh makin ↑ ↑
→ umpan balik positif yang menyebabkan suhu makin tinggi

Pengaruh suhu lingkungan yang sangat tinggi.


Suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan suhu tubuh. Suhu tubuh yang
meningkat akan menaikkan proses kimia dalam tubuh. Peningkatan reaksi kimia dalam
tubuh ini akan meningkatkan pembentukan panas. Selanjutnya pembentukan panas
yang meningkat akan menaikkan suhu tubuh. Dan seterusnya ke tiga proses tersebut
merupakan lingkaran setan. Akhirnya suhu tubuh sangat tinggi yang dapat
menyebabkan kematian (meninggal karena heat stroke).

HIPOTERMIA
Suhu tubuh ↓
Co. pada binatang hibernasi

Suhu tubuh ↓ < 85 º F, kemampuan termoregulator hipotalamus hilang

Manusia dapat mentolerir suhu tubuh antara 21º – 24º C (70º – 75º F) tanpa efek
merugikan yang permanen → hipotermia induksi pada pembedahan

Hipotermia → dapat timbul gangguan irama jantung → fibrilasi ventrikel → dapat


meninggal
Frosbite : terutama pada daun telinga, jari-jari tangan dan kaki.
Bila sudah terjadi pembentukan kristal es di sel → kerusakan permanen

Anda mungkin juga menyukai