Anda di halaman 1dari 6

Komoditas unggas mempunyai prospek pasar yang sangat baik karena didukung oleh :

' karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang sebagian besar

muslim. harga relatif murah dengan akses yang mudah diperoleh karena sudah merupakan barang

publik. Komoditas ini merupakan pendorong utama penyediaan protein hewani nasional. Prospek yang
sudah bagus ini harus dimanfaatkan untuk memberdayakan peternak di perdesaan melalui pemanfaatan
sumberdaya secara lebih optimal.

Faktor-Faktor Potensi Pengembangan Unggas Lokal : ' peningkatan permintaan produk ayam lokal

daritahun ke tahun

masih tingginya preferensi masyarakatterhadap produk ayam lokal karena rasa daging yang khas;

terdapatkecenderungan beralihnya pangsa konsumen tertentu dari produk daging berlemak

keproduk daging yang lebih organik, dan adanya pangsa pasar ayam lokal tersendiri

Peranan pemerintah pada pengelolaan pasar:


melindungi industri ayam dalam negeri dari tekanan persaingan pasar global yang tidak adil,

mencegah persaingan tidak sehat antar perusahaan di pasar dalam negeri,

pengembangan sistem pencegahan dan penanggulangan

wabah penyakit menular, serta dukungan pembangunan infrastruktur penunjang lainnya.

' memberi kepastian berusaha pada peternakan mandiri perlu dibuat mekanisme yang menjamin
transparansi dalam hal informasi produksi d.o.c., biaya bahan-bahan

input, serta kondisi pasar (permintaan, produksi, dan

harga). 20'19-J-1 ] 15:47

Arah Pengembangan Agribisnis Komoditas Ternak Unggas

' menghasi|kan pangan protein hewani sebagai salah satu upaya dalam mempertahankan

ketahanan pangan nasional, meningkatkan kemandirian usaha, melestarikan dan memanfaatkan secara
sinergis

keanekaragaman sumberdaya lokal untuk menjamin usaha peternakan yang berkelanjutan,

dan mendorong serta menciptakan produk yang berdayasaing dalam upaya meraih peluang

ekspor.
Tujuan Pengembangan Komoditas Unggas Lokal :

membangun kecerdasan dan menciptakan

kesehatan masyarakat seiring dengan bergesernya permintaan terhadap produk yang

aman dan berkualitas, meningkatkan pendapatan peternak melalui peningkatan skala usaha yang
optimal berdasarkan sumberdaya yang ada, menciptakan lapangan kerja yang potensial dan tersebar
hampir di seluruh wilayah, dan meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan daerah dan devisa
negara.

Arah Kebijakan Peternakan Unggas Lokal

pemberdayaan peternak dan usaha agribisnis

peternakan, peningkatan nilai tambah dan dayasaing,

memperluas dan meningkatkan basis produksi melalui peningkatan investasi swasta, pemerintah

dan masyarakat, pewilayahan komoditas dan

peningkatkan penelitian, penyuluhan dan pendidikan bagi peternak disertai pengembangan

kelembagaan.
Kebijakan Pendukung Pengembangan

Unggas Lokal :

kebijakan dalam mempromosikan produk unggas, Kebijakan tata-ruang, kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner, serta penegakan aturan yang terkait dengan lalulintas ternak,

Kebijakan pencegahan penyakit, utamanya dalam memperkuat pelayanan laboratorium dan pos-pos
kesehatan hewan, serta

kebijakan penyuluhan tentang bahaya dan pencegahan penularan penyakit unggas, dan

kebijakan tentang kemitraan agribisnis perunggasan yang adil, baik bagi mitra maupun bagi inti melalui
pembagian resiko dan keuntungan yang adil.

Usaha Peternakan meliputi sektor hulu, budidaya, dan hilir :

Usaha di sektor hulu, misalnya penyediaan sarana produksi, dan

Usaha budidaya Ternak seringkali harus menanggung risiko usaha yang besar dengan nilai keuntungan
yang kecil,

Usaha di sektor hilir, misalnya pengolahan dan pemasaran hasil yang dilakukan oleh usaha dengan skala
besar selalu menikmati keuntungan.

Peternak sebagai pe|aku utama di bidang usaha budidaya Ternak perlu didaftar dan diberdayakan.
__

Pola pembinaan ternak lokal melalui kelompok tani dengan cara :

' Operasionalisasi pola pembinaan di tekankan kepada pembentukan dan pengembangan kelompok tani,
sehingga kelompok tani tersebut berfungsi sebagai sarana belajar mengajar, unit produksi, wahana kerja
sama dan sebagai kelompok usaha.

Pola pembinaan yang dilaksanakan secara bertahap sejak dari pembentukan kelompok baru,
pengembangan kelompok binaan dan akhirnya kelompok mandiri.

Kelompok mandiri dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi kelompok tani ternak yang mampu
meiakukan kerjasama dengan kelompok tani lainnya, membentuk kelompok usaha bersama atau bagian
dari unit usaha mandiri dalam wadah koperasi peternak.

Pola pembinaan ternak lokal melalui kawasan dengan cara :

' Pola kawasan dimaksudkan adalah suatu kawasan yang ditetapkan untuk pengembangan ternak lokal
rakyat sesuai agroklimat dan agroekosistem

setempat yang cocok.

' Pola kawasan akan mempermudah pemasaran, pelayanan serta akses ke lembaga keuangan.

' Pola kawasan, pemerintah akan sangat mudah apabila berniat membantu untuk memperkuat

kelembagaanya.
Po|a pembinaan ternak lokal melalui perguliran & kemitraan dengan cara :

' Pembinaan peternakan lokal rakyat dapat berupa bantuan langsung yang harus di kelola dengan pola
bergulir. Po|a bantuan bergulir untuk ternak lokal rakyat ditentukan dalam bentuk uang yang digunakan
sesuai proposal yang disusun bersama oleh kelompok.

Dalam rangka mendukung keberhasilan pembinaan ternak lokal, seyogyanya sejak awal sudah dihadirkan
pengusaha yang dapat berperan sebagai perusahaan pengelola, penghela atau sebagai inti. Melalui pola
kemitraan ini dapat dirancang sejak awal mutu produk, harga dan pasokan dari kawasan yang telah
ditentukan

sesuai dengan permintaan pasar.

Strategi Pengembangan Unggas Lokal:

' Perbaikan sistem Pemeliharaan dan Manajemen (pemeliharaan intensif, menghilangkan sifat agresif
dan sifat mengeram)

° Spesialisasi dan Peningkatan Skala Usaha ' Pemanfaatan Bahan Ransum Lokal

' Pemanfaatan Tanaman Herbal Sebagai Feed Additive Ransum

' Memperbaiki Kualitas Bibit

' Mengembangkan Ayam Lokal Menjadi Ayam Komersial

Anda mungkin juga menyukai