Oleh : Ni Wayan Desi Yuliantari Mahasiswa Program Studi Magister Dharma Acarya Pascasarjana IHDN Denpasar
Abstract
The problems of education in Indonesia is quite compleks and greatly affect
learning outcomes and outputs produced a school. problems of education in Indonesia was impressed throwing responsibility. As if the government is guilty, guilty schools and so on. Advancing whereas education is a joint responsibility. Bring our determination together so that educational goals can be achieved through a process of cooperation and good communication between the family, pemeritah, school and community as the four pillars that support the implementation of education in Indonesia to deliver qualified individuals and competitiveness, as well as the four pillars of education has a role which is very important in improving the quality of education in Indonesia that can make climate or condition of an educational institution that is more secure. Education Quality cultured based curriculum in 2013 through the religious aspects, social aspects, aspects of knowledge and skills aspects, so as to realize the man who is faithful and devoted to God Almighty, noble, healthy, berilmum, capable, creative, independent, and become citizens democratic, and accountable.
Key words : education, quality, and culture
I. PENDAHULUAN bersalah dan sebagainya. Pada dasarnya untuk
Pendidikan memiliki peran penting dalam memajukan pendidikan di Indonesia sangat memajukan suatu bangsa. Sehingga tidak heran dibutuhkan dorongan semua pihak dan menjadi jika pemerintah menggelontorkan pendanaan tanggung jawab bersama sehingga tujuan hingga triliun rupiah untuk menyelenggarakan pendidikan dapat tercapai melalui proses pendidikan di Indonesia. Seiring terlaksananya kerjasama dan komunikasi yang baik antar proses pendidikan di Indonesia diiringi pula keluarga, pemeritah, sekolah dan masyarakat dengan masalah-masalah pendidikan di sehngga Empat pilar yang mendukung Indonesia. Masalah-masalah tersebut cukup pelaksanaan pendidikan di Indonesia dapat compleks dan sangat mempengaruhi hasil melahirkan individu yang berkualitas dan belajar dan output yang dihasilkan suatu memiliki daya saing. Proses kerjasama tersebut sekolah. Dalam menanggapi suatu masalah penting agar proses pelaksanaan pendidikan pendidikan di Indonesia terkesan saling dapat berjalan lancar dan output yang melempar tanggung jawab. Seolah-olah dihasilkan juga berkualitas dan tanggap pemerintah yang bersalah, sekolah yang terhadap perubahan zaman serta mampu
16 JURNAL PENJAMINAN MUTU
bersaing dalam sebuah kompetisi baik dalam fasilitas (proyektor, overhead, perekam pita dunia kerja maupun bersaing dalam ilmu audio dan video, radio, televisi, komputer, pengetahuan dan teknologi. sehingga peran perpustkaan, laboratorium, pusat sumber keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah belajar dan lain-lain (Arzad, 2013:1). Oleh memiliki arti penting dalam memajukan karena itu, keberadaan sekolah dengan pendidikan di Indonesia. berbagai fasilitasnya sangat penting untuk Pendidikan dalam keluarga adalah tempat menciptakan suasana belajar yang kondusif, pertama individu lahir dan pertama kali efektif, dan efesien untuk mencapai tujuan mengenal lingkungan. Disana anak akan dalam proses pembelajaran. mengenal orang tua sebagai pendidik dan Masyarakat adalah lembaga non formal contoh dalam bertingkah laku dan mengenalkan yang berfungsi sebagai wadah yang sangat luas pengetahuan dasar tentang agama, etika, bakat untuk bersosialisasi antar warga masyarakat. dan sebagainya. Di dalam lingkungan keluarga Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pula anak didik akan mulai mencontoh prilaku mental dan intelektual peserta didik. orang tuanya sebab orang tua dalam keluarga Lingkungan masyarakat menjadikan anak adalah sebagai media pendidikan informal yang belajar untuk bersosialisasi dalam berbagai berfungsi sebagai contoh atau tauladan terhadap aktivitas seperti keagamaan, sosial dan aktivitas anak-anaknya dirumah. Keluarga yang rukun kesehatan lainnya di samping itu Lingkungan dan harmonis akan membuat anak merasa masyarakat memberikan wadah yang sangat nyaman sehingga anak akan dapat berpikir luas bagi anak didik untuk belajar dan secara sehat dan berbuat secara sehat pula. bersosialisasi serta dapat mempengaruhi anak Selain sebagai media pendidikan informal dan didik. Lingkungan anak didik yang positif akan guru dirumah peran orang tua juga sebagai berdampak baik bagi anak didik dan lingkungan pengawas. Orang tua sebagai pengawas adalah yang negatif berdampak buruk bagi anak didik, orang tua melihat dan mengamati setiap prilaku bila tidak diberikan bimbingan maka akan anak dirumah yang dirasa menyimpang serta semakin buruk. memberikan bimbingan untuk mengingatkan Pemerintah memiliki peranan strategis agar tidak melakukan perbuatan yang dalam memecahkan masalah pendidikan di menyimpang tersebut karena tidak sesuai Indonesia. UUD 1945 Bab XIII tentang dengan ajaran agama dan moralitas. Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 31 ayat 1 Sekolah adalah lembaga formal. sampai 5 yang berbunyi sebagai berikut: Dilingkungan sekolah anak didik akan mulai 1. Setiap warga negara berhak mengenal guru, kepala sekolah, teman mendapat pendidikan. sekolahnya sebagai keluarga. Sekolah 2. Setiap warga negara wajib mengikuti merupakan tempat bagi siswa untuk belajar pendidikan dasar dan pemerintah sesuai dengan tuntunan kurikulum yang wajib membiayainya. didalamnya nanti anak didik akan mengenal 3. Pemerintah mengusahakan dan berbagai ilmu yang diberikan oleh guru di menyelenggarakan satu sistem sekolah. Interaksi yang terjadi selama proses pendidikan nasional, yang meningkat- belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, kan keimanan dan ketakwaan serta yang antara lain terdiri dari atas murid, guru, ahlak mulia dalam rangka mencer- petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan daskan kehidupan bangsa yang diatur atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, dengan Undang-undang. majalah, rekaman video atau dan yang 4. Negara memprioritaskan anggaran sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan pendidikan sekurang-kurangnya dua
Empat Pilar Pendidikan Dalam Menciptakan Mutu Pendidikan 17
Yang Berbudaya | Ni Wayan Desi Yuliantari puluh persen dari anggaran penda- yang lebih terjamin. Sanjaya (2011) dalam patan dan belanja negara serta dari bukunya berjudul “ Filsafat Pendidikan anggaran pendapatan dan belanja Agama Hindu”. Empat pilar pendidikan terdiri daerah untuk memenuhi kebutuhan atas: Pendidikan keluarga (Informal), penyelenggaraan pendidikan nasional. Pendidikan Sekolah (formal), Pendidikan 5. Pemerintah memajukan ilmu Masyarakat (non formal) dan Pemerintah. pengetahuan dan teknologi dengan Keempat komponen penting dalam pendidikan menjunjun tinggi nilai-nilai agama dan tersebut saling bersinegitas antara pendidikan persatuan bangsa untuk kemajuan keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah peradaban serta kesehteraan umat yang mempengaruhi hasil belajar, sikap, etika manusia. dan prilaku peserta didik di sekolah. Sehingga dengan demikian pendidikan di Tirtarahadja dan La sulo (2005) menyatakan Indonesia sudah cukup jelas diatur oleh bahwa keadaan atau iklim sosial adalah faktor- konsititusi untuk menyelenggarakan pendidikan faktor lain dalam keluarga yang ikut di indonesia sebagai upaya untuk mempengaruhi tumbuh kembang anak didik, mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai cita- seperti kebudayaan, tingkat kemakmuran, cita bangsa Indonesia yang terdapat pada keadaan perumahannya, dan sebagainya. pembukaan UUD 1945 dan Pancasila sebagai Dengan kata lain, tumbuh kembang anak ideologi bangsa Indonesia. Namun kenyataan dipengaruhi oleh seluruh situasi dan kondisi dilapangan tidak semua lembaga formal yakni keluarga yang juga berefek pada out put atau sekolah, tidak dapat untuk menyelenggarakan kwalitas pendidikan yang dihasilkan. pendidikan, meskipun dua puluh persen dari Disamping itu banyak faktor yang juga APBN dan APBD yang dimiliki oleh negara berpengaruh dalam meningkatkan mutu dan daerah untuk membiayai pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Menurut Djamarah pendidikan di Indonesia. Memajukan dan Zain (2006) mengatakan bahwa organisasi pendidikan di Indonesia hubungan dalam bentuk kelas juga dapat mempengaruhi dan berfungsi komunikasi antara keluarga, sekolah, sebagai dasar terciptanya interaksi guru dan masyarakat dan pemerintah penting untuk terus siswa, tetapi juga menambah terciptanya dilakukan agar tanggung jawab untuk efektivitas, yaitu interaksi yang bersifat memajukan pendidikan di Indonesia menjadi kelompok untuk membuat iklim kelas yang sebuah tanggung jawab bersama dan sehat dan efektif, selain itu budaya yang juga keberhasilan bersama pula sebab peran serta sangat besar memberikan pengaruh dalam semua komponen dalam menyelenggarakan keberhasilan dan kwalitas dari peserta didik. pendidikan sangat penting tanpa adanya Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dukungan maka keberhasilan proses pendidikan dinyatakaan bahwa budaya (kultural) di Indonesia sulit untuk tercapai. merupakan pikiran, adat istiadat, sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang menjadi II. PEMBAHASAN kebiasaan yang sukar diubah. Dalam pemakaian 2.1 Pengertian Empat Pilar Pendidikan sehari-hari orang biasanya mensinonimkan dalam kaitan dengan mutu Pendidikan pengertian budaya dengan tradisi. Dalam hal yang Berbudaya ini, tradisi diartikan sebagai ide-ide umum, sikap Empat pilar pendidikan memiliki peranan dan kebiasaan dari masyarakat yang nampak yang sangat penting dalam meningkatan mutu dari prilaku sehari-hari yang menjadi kebiasaan pendidikan di Indonesia yang dapat menjadikan dari kelompok dalam masyarakat tersebut. Iklim atau keadaan suatu lembaga pendidikan Dalam lembaga pendidikan misalnya, budaya
18 JURNAL PENJAMINAN MUTU
ini berupa saling menyapa, saling menghargai, anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan toleransi, dan lain sebagainya. Kedua, norma norma. Pendidikan keluarga memberikan prilaku yaitu cara berprilaku yang sudah lazim pengetahuan dan keterampilan dasar, agama, digunakan dalam sebuah organisasi yang dan kepercayaan, nilai moral, norma sosial dan bertahan lama karena semua anggotanya pandangan hidup yang diperlukan peserta didik mewariskan prilaku tersebut kepada anggota untuk dapat berperan serta dalam keluarga dan baru. Dalam lembaga pendidikan, prilaku masyarakat. Indrakusuma (1973:109) tersebut berupa semangat untuk selalu giat menjelaskan bahwa lingkungan keluarga adalah belajar, selalu menjaga kebersihan, bertutur sapa lingkungan pendidikan yang pertama karena santun dan berbagai prilaku mulia dan lain dalam keluarga anak pertama-tama sebagainya. Mutu pendidikan yang berbudaya mendapatkan didikan dan bimbingan. dua perspektif kontemporer berguna untuk Pendidikan pada lingkungan keluarga juga memeriksa karakter khas sekolah, karena disebut yang terutama sebab sebagian besar mereka sebagian bersaing, sebagian saling kehidupan anak berada dalam keluarga, melengkapi. Budaya organisasi ini terwujud sehingga pendidikan yang paling banyak dalam norma-norma, nilai-nilai bersama, dan diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Tugas asumsi dasar, masing-masing terjadi pada utama dari keluarga bagi pendidikan anak tingkatan yang berbeda abstraksi. Sekolah adalah sebagai peletak dasar pendidikan memiliki budaya khas yang holistik, penuh akhlak, moral, etika dan pandangan hidup kepercayaan, dan kontrol. Budaya dan keagaman. Terbentuknya sifat dan tabiat anak kepercayaan dapat mempromosikan prestasi sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya siswa, dan juga budaya kontrol humanistik dan juga dari anggota keluarganya yang lain. akan ikut mendukung pengembangan sosio- emosional siswa. Iklim organisasi merupakan 2.2.2 Pendidikan Sekolah (Formal) kualitas sekolah yang terwujud dalam persepsi Sekolah sebagai lembaga pendidikan kolektif guru menuju prilaku organisasi. Mutu formal. Sekolah merupakan sarana yang secara pendidikan dapat ditinjau dari dua titik pandang; sengaja dirancang untuk melaksanakan yaitu keterbukaan prilaku dan sehatnya pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat hubungan interpersonal baik output yang semakin penting peranan sekolah dalam berdaya guna dan berhasil guna. mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat. Oleh 2.2 Peran empat pilar pendidikan dalam karena itu, sangat penting menciptakan kondisi mencip-takan Mutu Pendidikan yang agar siswa dapat mengembangkan potensi berbudaya secara optimal. Dalam hal ini kepala sekolah Telah diuraikan diatas bahwa empat pilar memiliki peranan penting dalam menciptakan pendidikan terdiri atas Pendidikan keluarga kondisi demikian. Berkenaan dengan itu, ada (Informal), Pendidikan Sekolah (formal), beberapa prinsip dasar yang diharuskan Pendidikan Masyarakat (non formal) dan mendapat perhatian, diantranya: 1) Siswa (anak Pemerintah. Adapun peranan masing- didik) harus diperlakukan sebagai subjek dan masingnya sebagai berikut : bukan objek, siswa harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan 2.2.1 Pendidikan keluarga (Informal). pengambilan keputusan yang terkait dengan Keluarga sebagai lingkungan pendidikan kegiatan mereka. 2) Keadaan dan kondisi siswa yang pertama sangat penting dalam membentuk sangat beragam ditinjau dari kondisi fisik, pola kepribadian anak karena dalam keluarga intelektual, sosial ekonomi, minat, bakat, dan
Empat Pilar Pendidikan Dalam Menciptakan Mutu Pendidikan 19
Yang Berbudaya | Ni Wayan Desi Yuliantari sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan wahana masyarakat saling berkorelasi, keduanya saling kegiatan yang beragam sehingga setiap siswa membutuhkan. pendidikan dalam masyarakat memiliki wahana untuk berkembang secara memiliki peranan penting sebagai upaya untuk optimal, 3) Pada dasarnya siswa hanya memperkenalkan individu kepada masyarakat termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang luas, mengajarkan hubungan dan yang diajarkan, oleh karena itu mewujudkan menyesuaikan diri dengan lingkungannya proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat tercipta individu yang memiliki sangat dibutuhkan. 4) Pengembangan potensi sifat sosial. e) Sekolah adalah milik masyarakat, siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, sekolah ada karena masyarakat memer- tetapi juga ranah afektif dan ranah psikomotor. lukannya. Dengan demikian segala bentuk kegiatan pendidikan harus bersifat menyeluruh tidak 2.2.4 Pemerintah hanya mengembangkan salah satu aspek saja Pendidikan memiliki arti penting bagi (Sanjaya, 2011:71). Sekolah sebagai lembaga manusia. Pendidikan adalah suatu usaha formal hendaknya harus dikelola dengan baik membawa manusia menuju kehidupan yang agar proses interaksi, komunikasi, dan proses lebih baik. Manusia mesti memperoleh belajar berjalan secara lancar tanpa hambatan. pendidikan sudah tentu ada latar belakang yang Meskipun dalam pelaksanaannya selalu mendasari hal tersebut, yang berasal dari mengalami hambatan, dengan adanya pengelo- manusia itu sendiri. Menurut UUD 1945 Bab laan yang baik maka segala kendala dapat XIII tentang Pendidikan dan Kebudayaan diminimalisir dan menghasilkan pendidikan yang Pasal 31 ayat 3 sampai 5 yang berbunyi sebagai berkwalitas dan bermutu seta berbudaya. berikut: 1. Pemerintah mengusahakan dan 2.2.3 Pendidikan Masyarakat (Non menye-lenggarakan satu sistem Formal) pendidikan nasional, yang Kegiatan pendidikan selalu berlangsung meningkatkan keimanan dan dalam suatu lingkungan. Dalam konteks ketakwaan serta ahlak mulia dalam pendidikan lingkungan dapat diartikan sebagai rangka mencerdaskan kehidupan segala sesuatu yang berada di luar diri anak bangsa yang diatur dengan Undang- didik. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang undang. nyata seperti orang, keadaan, politik, sosial- 2. Negara memprioritaskan anggaran ekonomi, binatang, kebudayaan, kepercayaan, pendidikan sekurang-kurangnya dua dan upaya lain yang dilakukan manusia puluh persen dari anggaran termasuk didalamnya pendidikan. Purwanto pendapatan dan belanja negara serta dalam Sanjaya (2011) menjelaskan, ditinjau dari dari anggaran pendapatan dan belanja pandangan filosofisnya hubungan sekolah daerah untuk memenuhi kebutuhan dengan masyarakat dapat dilihat dari kenyataan penyelenggaraan pendidikan nasional. bahwa: a) Sekolah adalah bagian yang integral 3. Pemerintah memajukan ilmu dari masyarakat, bukan merupakan lembaga pengetahuan dan teknologi dengan yang terpisah dari masyarakat. b) Hak hidup menjunjun tinggi nilai-nilai agama dan dan kelangsungan sekolah bergantung pada persatuan bangsa untuk kemajuan masyarakat. c) Sekolah adalah lembaga sosial peradaban serta kesehteraan umat yang berfungsi untuk melayani anggota – manusia. anggota masyarakat dalam bidang pendidikan. Dari bunyi undang-undang diatas sudah d) Kemajuan sekolah dan kemajuan jelas bagaimana peran pemerintah dalam
20 JURNAL PENJAMINAN MUTU
memajukan pendidikan di indonesia melalui 2.3.1 Religius. penyelenggaraan pendidikan secara nasional Berbicara tentang religius erat dengan tujuan untuk meningkatkan keimanan hubungannya dengan kepercayaan umat dan ketaqwaan kepada Tuhan untuk manusia kepada Sang Maha Pencipta. Tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan dari kehidupan agama Hindu adalah untuk pendanaan melalui APBN dan APBD membuat seseorang itu menjadi individu yang sekurang-kurangnya 20%. Pemerintah pula lebih baik sehingga ia dapat hidup dengan penuh memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi keselarasan dalam dunia ini dan mencari dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan penyatuan dengan Tuhan. Guna mewujudkan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban kehidupan umat yang selaras tersebut, maka serta kesejahteraan manusia khususnya setiap individu atau umat harus memiliki atau manusia indonesia agar dapat bersaing dengan memperoleh pendidikan yang terkait dengan bangsa-bangsa yang ada dibelahan dunia agama, sehingga ia bisa tahu dan paham apa dengan menunjukkan hasil karya sendiri yang yang mesti dilakukannya dalam kehidupan ini tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain. sesuai dengan ajaran serta nilai yang terdapat Lahirnya kebijakan baru dari pemerintah pusat dalam agama anak didik masing-masing. itu merupakan hasil diskusi oleh para Dewan Melalui pendidikan agama yang diberikan oleh Perwakilan Rakyat yang ada disenayan. sekolah dapat berfungsi pengemban, yaitu Kebijakan baru atau kurikulum baru tersebut meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa cukup membuat para pendidik harus kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau menyesuaikan dengan kebijakan tersebut. Tuhan Yang Maha Esa yang telah ditanamkan Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum di lingkungan keluarga, dan menyalurkan siswa baru dalam dunia pendidikan yang ada di yang mendalami bidang agama agar mereka indonesia yang mana kompotensi inti yang dapat berkembang secara optimal. Fungsi ditekankan dalam kurikulum ini adalah aspek ketiga, adalah perbaikan yaitu untuk religius, aspek sosial, aspek pengetahuan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan dan keterampilan. kelemahan-kelemahan siswa dalam pemahaman keyakinan serta pengalaman ajaran 2.3 Mutu Pendidikan berbudaya agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari. berdasarkan kurikulum 2013 Guna melahirkan generasi yang bermutu, 2.3.2 Sosial. berkwalitas, dan berbudaya maka generasi Pada dasarnya setiap sekolah mendidik Muda harus ikut serta dalam membagun bangsa anak agar menjadi anggota masyarakat yang indonesia melalui ilmu pengetahuan dan berguna. Proses bimbingan individu ke dalam teknologi yang berlandaskan pada nilai-nilai dunia sosial disebut sosialisasi. Sosialisasi agama yang berguna bagi dirinya, masyarakat dilakukan dengan mendidik indivdu tentang dan peradaban manusia. Selain keempat pilar kebudayaan yang harus dimiliki dan dikutinya, tersebut di atas yang saling mendukung dan agar ia menjadi anggota yang baik dalam mempengaruhi maka kompotensi inti kurikulum masyarakat dan dalam berbagai kelompok 2013 juga andil membantu dalam meningkatkan khusus. Sosialisasi dapat dianggap sama Mutu Pendidikan yang berbudaya,. Ini dengan pendidikan. Dengan tak sadar ia belajar dikarenakan dalam kurikulum 2013 terdapat dengan mendapatkan informasi secara insidental berbagai aspek yang mendukung mutu dalam berbagai situasi sambil mengamati pendidikan berbudaya yang harus dimiliki oleh kelakuan orang lain, membaca buku, menonton Bangsa Indonesia diantaranya : tv, mendengar percakapan orang dan
Empat Pilar Pendidikan Dalam Menciptakan Mutu Pendidikan 21
Yang Berbudaya | Ni Wayan Desi Yuliantari sebagainya atau menyerap kebiasaan- emosional (Yudiantara, 2009 : 6). Sehingga kebiasaan dalam lingkungannya. Seluruh proses keberadaan sekolah sebagai wadah tempat sosialisasi berlangsung dalam interaksi individu untuk belajar dan menuntut ilmu pengetahuan dengan lingkungannya (Nasution, 2011:126). dapat memberikan dampak positif dan negatif. Lingkungan sosial sekolah dibedakan atas Yang terpenting dapat menggunakan lingkungan sekolah yang seagama (homogen) pengetahuan tersebut dimbangi dengan dan lingkungan sekolah berbeda agama kecerdasan spritual dan emosional. (heterogen) begitu pula dengan suku-suku menjadi warna disuatu sekolah dan sebagainya. 2.3.4 Terampil. Oleh karena itu perlu diciptakan suasana atau Sekolah tempat mengembangkan hubungan yang harmonis dengan suasana yang keterampilan dan melatih diri. Keterampilan demikian. Misalnya saling hormat-menghormati, yang dimiliki oleh peserta didik dapat menjamin saling menghargai, saling memiliki dan menjaga kehidupannya nanti selain itu dapat nama baik sekolah baik didalam sekolah membanggakan nama sekolah melalui maupun diluar sekolah. kompetisi atau pameran misalnya anak didik yang memiliki keterampilan dalam bidang seni 2.3.3 Berpengetahuan. lukis, seni patung, seni suara dan sebagainya Pengetahuan dapat diproleh oleh anak patut diberikan dukungan melalui pemahaman didik melalui belajar. Belajar itu bisa dari teori dan praktek disekolah. Ketika anak didik melihat, bimbingan, pelatihan dan juga telah keluar dari sekolah dengan menyandang pengalaman. Pengetahuan yang dimiliki oleh ijazah dapat membuat lapangan pekerjaan atau peserta didik dapat mengatasi segala kesulitan dapat diterima oleh sebuah perusahaan yang yang dialaminya. Pengetahuan yang dimiliki oleh sesuai dengan kemapuannya atau hasil anak didik hendaknya harus diimbangi dengan pendidikannya disekolah. Selain itu, dengan kecerdasan spritual (SQ) dan kecerdasan bersekolah setidaknya seorang anak dapat emosional (EQ). Kecerdasan emosional dan membaca, menulis, dan berhitung yang spritual merupakan satu komponen yang sangat diperlukan dalam tiap masyarakat modern. penting dalam menjalani kehidupan. Selain itu diproleh sejumlah pengetahuan lain Kecerdasan intelektual semata tidak akan seperti sejarah, geografi, kesehatan, cukup. Seseorang yang cerdas tanpa spritualitas kewarganegaraan, fisika, biologi, bahasa, seni dan emosi yang cerdas hanya akan melahirkan dan lain sebagainya yang membekali anak untuk komputer dan robot jenius pemusnah massa; melanjutkan pelajarannya atau memperluas ambil saja contoh Amrozi cs. Mereka sungguh pandangan dan pemahaman tentang masalah- cerdas mampu membuat bom dengan daya masalah dunia (Nasution, 2011 : 16). ledak, namun mereka tidak dapat Dengan demikian untuk menciptakan mutu memanfaatkannya untuk kebaikan, akhirnya yang berbudaya bila merujuk pada kompotensi bom itu hanya menjadi mesin pembunuh. Lihat inti kurikulum 2013 yakni anak didik hendaknya saja catatan sejarah, meledaknya bom religius guna meningkatkan ketaqwaan kepada hirosimha merupakan kejeniusan yang Tuhan yang Maha Esa dengan melaksanakan mematikan. Meledaknya bom fosfor di jalur ajarannya serta menjauhi larangannya. Aspek Gaza juga bukti nyata betapa kecerdasan sosial sebagai wadah untuk melatih interaksi mental saja, tanpa kecerdasan spritual dan antar warga sekolahnya dengan ramah, sopan emosional adalah pembawa kehancuran. Jika santun dan saling menghormati satu sama lain. dilihat lebih lanjut kerusakan yang diciptakan Aspek pengetahuan bahwa sekolah tempat karena kurangnya kecerdasan spritual dan untuk belajar untuk mendapatkan ilmu
22 JURNAL PENJAMINAN MUTU
pengetahuan, ilmu pengetahuan tersebut akan pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan lebih baik jika diimbangi dengan kecerdasan pada nilai-nilai agama agar berguna bagi dirinya, spritual dan emosional dan terampil sebagai masyarakat dan peradaban manusia. Mutu upaya untuk mengembangkan minat dan pendidikan yang berbudaya yakni religius, bakatnya yang berguna bagi dirinya dikemudian sosial, berpengetahaun dan terampil. hari. Secara nasional agar tercapai tujuan Dengan memenuhi kompotensi inti merupakan pendidikan nasional yakni dalam UU Sisdiknas tujuan dari berdirinya suatu sekolah untuk No. 20 Tahun 2003 tersebut, dikatakan: melahirkan output yang berdaya saing dan “Pendidikan nasional bertujuan untuk berbudaya serta tercapainya tujuan pendidikan berkembangnya potensi peserta didik agar nasional. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak DAFTAR PUSTAKA mulia, sehat, berilmum, cakap, kreatif, mandiri, Djamarah, Syaiful dan Zain, Aswan. 2006. dan menjadi warga negara yang demokratis, Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: serta bertanggung jawab”. Jakarta III. KESIMPULAN Hadari Nawawi. 1989. Organisasi Sekolah Empat pilar pendidikan yakni Pendidikan dan Pengelolaan Kelas. Jakarta. Cet.III. keluarga (formal), Pendidikan sekolah ( Non Masagung Formal) Pendidikan masyarakat (informal) Indrakusuma, Amier Daien. 1973. Pengantar dan Pemerintah. Mutu pendidikan dapat Ilmu Pendidikan. Jogjakarta terwujud apabila situasi dan kondisi hubungan Ibrahim R. dan Nana. S,. 1993. Penelitian dan sekolah dan warga sekolah dalam proses Penelilaian Pendidikan. Bandung: Sinar interaksi dan proses belajar mengajar dapat Baru Algesindo menciptakan suasana yang kondusif, efektif dan efesian sebagai upaya untuk mencapai tujuan Nasution. 2011. Sosiologi Pendidikan. pengajaran serta menciptakan mutu pendidikan Jakarta. Bumi Aksara yang berbudaya dengan memenuhi segala Oemar Hamalik. 1991. Pendekatan Baru komponen-komponen belajar seperti fasilitas Strategi Belajar-Mengajar Berdasarkan ruang belajar dengan segala fasilitasnya untuk CBSA. Sinar Baru. Bandung. membentuk pribadi anak didik yang religus, sosial, berpengetahuan dan terampil. Peran Roestiyah. 1998. Starategi Belajar Mengajar. empat pilar pendidikan dalam menciptakan Rineka Cipta. Jakarta mutu pendidikan berbudaya saling mendukung Rusman, 2010. Model-Model Pembelajaran dan mempengaruhi untuk melahirkan generasi Mengembangkan Profesionalisme muda yang yang cerdas dan bersama-sama Guru. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta membangun bangsa indonesia. Realisasinya Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses adalah hubungan yang harmonis di dalam Belajar Mengajar. CV Sinar Baru. keluarga anak didik dan peran serta orang tua, Bandung pihak sekolah, masyarakat, dan pemerintah menanamkan nilai-nilai dasar agama, moral dan Sardiman. 2006. Interaksi & Motivasi sikap sangat memberikan jaminan Belajar Menagajar. Jakarta : PT penyelengaaraan pendidikan demi RajaGrafindo Persada mencerdaskan kehidupan bangsa melalui ilmu
Empat Pilar Pendidikan Dalam Menciptakan Mutu Pendidikan 23
Yang Berbudaya | Ni Wayan Desi Yuliantari Seneng, I Ketut dan Indiani, Ni Made. 2008. Tilaar, H.A.R. 2002. Manajemen Pendidikan Strategi Pembelajaran. Direktorat Nasional. Bandung. PT Remaja Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Rosdakarya Departemenn agama RI. 2008. Jakarta Umar, Tirtarahardja dan Sulo, S. L. La. 2005. Sutikno, sobry. 2014. Manajemen Pendidikan. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta: Holistica : Surabaya Jakarta Sanjaya, Putu. 2011. Filsafat Pendidikan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Agama Hindu.Surabaya. Paramita Tahun 1945 Suharsimi Arikunto. 1988. Pengelolaan Kelas Undang-undang RI tentang Sisdiknas No. 20 dan Siswa Sebuah Pendekatan Tahun 2003 Evaluatif. Cet. II. Rajawali Pers Jakarta. Yudiantara, I Putu. 2009. Mendayagunakan Sudirman N, dkk. 1991. Ilmu Pendidikan. EQ dan SQ melalui Psikologi-Hindu. Remaja Rosdakarya: Bandung. Surabaya: Paramita