Anda di halaman 1dari 9

EMPAT PILAR PENDIDIKAN DALAM MENCIPTAKAN

MUTU PENDIDIKAN YANG BERBUDAYA

Oleh :
Ni Wayan Desi Yuliantari
Mahasiswa Program Studi Magister Dharma Acarya
Pascasarjana IHDN Denpasar

Abstract

The problems of education in Indonesia is quite compleks and greatly affect


learning outcomes and outputs produced a school. problems of education in
Indonesia was impressed throwing responsibility. As if the government is guilty,
guilty schools and so on. Advancing whereas education is a joint responsibility.
Bring our determination together so that educational goals can be achieved
through a process of cooperation and good communication between the family,
pemeritah, school and community as the four pillars that support the
implementation of education in Indonesia to deliver qualified individuals and
competitiveness, as well as the four pillars of education has a role which is
very important in improving the quality of education in Indonesia that can
make climate or condition of an educational institution that is more secure.
Education Quality cultured based curriculum in 2013 through the religious
aspects, social aspects, aspects of knowledge and skills aspects, so as to realize
the man who is faithful and devoted to God Almighty, noble, healthy, berilmum,
capable, creative, independent, and become citizens democratic, and
accountable.

Key words : education, quality, and culture

I. PENDAHULUAN bersalah dan sebagainya. Pada dasarnya untuk


Pendidikan memiliki peran penting dalam memajukan pendidikan di Indonesia sangat
memajukan suatu bangsa. Sehingga tidak heran dibutuhkan dorongan semua pihak dan menjadi
jika pemerintah menggelontorkan pendanaan tanggung jawab bersama sehingga tujuan
hingga triliun rupiah untuk menyelenggarakan pendidikan dapat tercapai melalui proses
pendidikan di Indonesia. Seiring terlaksananya kerjasama dan komunikasi yang baik antar
proses pendidikan di Indonesia diiringi pula keluarga, pemeritah, sekolah dan masyarakat
dengan masalah-masalah pendidikan di sehngga Empat pilar yang mendukung
Indonesia. Masalah-masalah tersebut cukup pelaksanaan pendidikan di Indonesia dapat
compleks dan sangat mempengaruhi hasil melahirkan individu yang berkualitas dan
belajar dan output yang dihasilkan suatu memiliki daya saing. Proses kerjasama tersebut
sekolah. Dalam menanggapi suatu masalah penting agar proses pelaksanaan pendidikan
pendidikan di Indonesia terkesan saling dapat berjalan lancar dan output yang
melempar tanggung jawab. Seolah-olah dihasilkan juga berkualitas dan tanggap
pemerintah yang bersalah, sekolah yang terhadap perubahan zaman serta mampu

16 JURNAL PENJAMINAN MUTU


bersaing dalam sebuah kompetisi baik dalam fasilitas (proyektor, overhead, perekam pita
dunia kerja maupun bersaing dalam ilmu audio dan video, radio, televisi, komputer,
pengetahuan dan teknologi. sehingga peran perpustkaan, laboratorium, pusat sumber
keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah belajar dan lain-lain (Arzad, 2013:1). Oleh
memiliki arti penting dalam memajukan karena itu, keberadaan sekolah dengan
pendidikan di Indonesia. berbagai fasilitasnya sangat penting untuk
Pendidikan dalam keluarga adalah tempat menciptakan suasana belajar yang kondusif,
pertama individu lahir dan pertama kali efektif, dan efesien untuk mencapai tujuan
mengenal lingkungan. Disana anak akan dalam proses pembelajaran.
mengenal orang tua sebagai pendidik dan Masyarakat adalah lembaga non formal
contoh dalam bertingkah laku dan mengenalkan yang berfungsi sebagai wadah yang sangat luas
pengetahuan dasar tentang agama, etika, bakat untuk bersosialisasi antar warga masyarakat.
dan sebagainya. Di dalam lingkungan keluarga Lingkungan sangat berpengaruh terhadap
pula anak didik akan mulai mencontoh prilaku mental dan intelektual peserta didik.
orang tuanya sebab orang tua dalam keluarga Lingkungan masyarakat menjadikan anak
adalah sebagai media pendidikan informal yang belajar untuk bersosialisasi dalam berbagai
berfungsi sebagai contoh atau tauladan terhadap aktivitas seperti keagamaan, sosial dan aktivitas
anak-anaknya dirumah. Keluarga yang rukun kesehatan lainnya di samping itu Lingkungan
dan harmonis akan membuat anak merasa masyarakat memberikan wadah yang sangat
nyaman sehingga anak akan dapat berpikir luas bagi anak didik untuk belajar dan
secara sehat dan berbuat secara sehat pula. bersosialisasi serta dapat mempengaruhi anak
Selain sebagai media pendidikan informal dan didik. Lingkungan anak didik yang positif akan
guru dirumah peran orang tua juga sebagai berdampak baik bagi anak didik dan lingkungan
pengawas. Orang tua sebagai pengawas adalah yang negatif berdampak buruk bagi anak didik,
orang tua melihat dan mengamati setiap prilaku bila tidak diberikan bimbingan maka akan
anak dirumah yang dirasa menyimpang serta semakin buruk.
memberikan bimbingan untuk mengingatkan Pemerintah memiliki peranan strategis
agar tidak melakukan perbuatan yang dalam memecahkan masalah pendidikan di
menyimpang tersebut karena tidak sesuai Indonesia. UUD 1945 Bab XIII tentang
dengan ajaran agama dan moralitas. Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 31 ayat 1
Sekolah adalah lembaga formal. sampai 5 yang berbunyi sebagai berikut:
Dilingkungan sekolah anak didik akan mulai 1. Setiap warga negara berhak
mengenal guru, kepala sekolah, teman mendapat pendidikan.
sekolahnya sebagai keluarga. Sekolah 2. Setiap warga negara wajib mengikuti
merupakan tempat bagi siswa untuk belajar pendidikan dasar dan pemerintah
sesuai dengan tuntunan kurikulum yang wajib membiayainya.
didalamnya nanti anak didik akan mengenal 3. Pemerintah mengusahakan dan
berbagai ilmu yang diberikan oleh guru di menyelenggarakan satu sistem
sekolah. Interaksi yang terjadi selama proses pendidikan nasional, yang meningkat-
belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, kan keimanan dan ketakwaan serta
yang antara lain terdiri dari atas murid, guru, ahlak mulia dalam rangka mencer-
petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan daskan kehidupan bangsa yang diatur
atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, dengan Undang-undang.
majalah, rekaman video atau dan yang 4. Negara memprioritaskan anggaran
sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan pendidikan sekurang-kurangnya dua

Empat Pilar Pendidikan Dalam Menciptakan Mutu Pendidikan 17


Yang Berbudaya | Ni Wayan Desi Yuliantari
puluh persen dari anggaran penda- yang lebih terjamin. Sanjaya (2011) dalam
patan dan belanja negara serta dari bukunya berjudul “ Filsafat Pendidikan
anggaran pendapatan dan belanja Agama Hindu”. Empat pilar pendidikan terdiri
daerah untuk memenuhi kebutuhan atas: Pendidikan keluarga (Informal),
penyelenggaraan pendidikan nasional. Pendidikan Sekolah (formal), Pendidikan
5. Pemerintah memajukan ilmu Masyarakat (non formal) dan Pemerintah.
pengetahuan dan teknologi dengan Keempat komponen penting dalam pendidikan
menjunjun tinggi nilai-nilai agama dan tersebut saling bersinegitas antara pendidikan
persatuan bangsa untuk kemajuan keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah
peradaban serta kesehteraan umat yang mempengaruhi hasil belajar, sikap, etika
manusia. dan prilaku peserta didik di sekolah.
Sehingga dengan demikian pendidikan di Tirtarahadja dan La sulo (2005) menyatakan
Indonesia sudah cukup jelas diatur oleh bahwa keadaan atau iklim sosial adalah faktor-
konsititusi untuk menyelenggarakan pendidikan faktor lain dalam keluarga yang ikut
di indonesia sebagai upaya untuk mempengaruhi tumbuh kembang anak didik,
mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai cita- seperti kebudayaan, tingkat kemakmuran,
cita bangsa Indonesia yang terdapat pada keadaan perumahannya, dan sebagainya.
pembukaan UUD 1945 dan Pancasila sebagai Dengan kata lain, tumbuh kembang anak
ideologi bangsa Indonesia. Namun kenyataan dipengaruhi oleh seluruh situasi dan kondisi
dilapangan tidak semua lembaga formal yakni keluarga yang juga berefek pada out put atau
sekolah, tidak dapat untuk menyelenggarakan kwalitas pendidikan yang dihasilkan.
pendidikan, meskipun dua puluh persen dari Disamping itu banyak faktor yang juga
APBN dan APBD yang dimiliki oleh negara berpengaruh dalam meningkatkan mutu
dan daerah untuk membiayai pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Menurut Djamarah
pendidikan di Indonesia. Memajukan dan Zain (2006) mengatakan bahwa organisasi
pendidikan di Indonesia hubungan dalam bentuk kelas juga dapat mempengaruhi dan berfungsi
komunikasi antara keluarga, sekolah, sebagai dasar terciptanya interaksi guru dan
masyarakat dan pemerintah penting untuk terus siswa, tetapi juga menambah terciptanya
dilakukan agar tanggung jawab untuk efektivitas, yaitu interaksi yang bersifat
memajukan pendidikan di Indonesia menjadi kelompok untuk membuat iklim kelas yang
sebuah tanggung jawab bersama dan sehat dan efektif, selain itu budaya yang juga
keberhasilan bersama pula sebab peran serta sangat besar memberikan pengaruh dalam
semua komponen dalam menyelenggarakan keberhasilan dan kwalitas dari peserta didik.
pendidikan sangat penting tanpa adanya Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia
dukungan maka keberhasilan proses pendidikan dinyatakaan bahwa budaya (kultural)
di Indonesia sulit untuk tercapai. merupakan pikiran, adat istiadat, sesuatu yang
sudah berkembang, sesuatu yang menjadi
II. PEMBAHASAN kebiasaan yang sukar diubah. Dalam pemakaian
2.1 Pengertian Empat Pilar Pendidikan sehari-hari orang biasanya mensinonimkan
dalam kaitan dengan mutu Pendidikan pengertian budaya dengan tradisi. Dalam hal
yang Berbudaya ini, tradisi diartikan sebagai ide-ide umum, sikap
Empat pilar pendidikan memiliki peranan dan kebiasaan dari masyarakat yang nampak
yang sangat penting dalam meningkatan mutu dari prilaku sehari-hari yang menjadi kebiasaan
pendidikan di Indonesia yang dapat menjadikan dari kelompok dalam masyarakat tersebut.
Iklim atau keadaan suatu lembaga pendidikan Dalam lembaga pendidikan misalnya, budaya

18 JURNAL PENJAMINAN MUTU


ini berupa saling menyapa, saling menghargai, anak pertama kali berkenalan dengan nilai dan
toleransi, dan lain sebagainya. Kedua, norma norma. Pendidikan keluarga memberikan
prilaku yaitu cara berprilaku yang sudah lazim pengetahuan dan keterampilan dasar, agama,
digunakan dalam sebuah organisasi yang dan kepercayaan, nilai moral, norma sosial dan
bertahan lama karena semua anggotanya pandangan hidup yang diperlukan peserta didik
mewariskan prilaku tersebut kepada anggota untuk dapat berperan serta dalam keluarga dan
baru. Dalam lembaga pendidikan, prilaku masyarakat. Indrakusuma (1973:109)
tersebut berupa semangat untuk selalu giat menjelaskan bahwa lingkungan keluarga adalah
belajar, selalu menjaga kebersihan, bertutur sapa lingkungan pendidikan yang pertama karena
santun dan berbagai prilaku mulia dan lain dalam keluarga anak pertama-tama
sebagainya. Mutu pendidikan yang berbudaya mendapatkan didikan dan bimbingan.
dua perspektif kontemporer berguna untuk Pendidikan pada lingkungan keluarga juga
memeriksa karakter khas sekolah, karena disebut yang terutama sebab sebagian besar
mereka sebagian bersaing, sebagian saling kehidupan anak berada dalam keluarga,
melengkapi. Budaya organisasi ini terwujud sehingga pendidikan yang paling banyak
dalam norma-norma, nilai-nilai bersama, dan diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Tugas
asumsi dasar, masing-masing terjadi pada utama dari keluarga bagi pendidikan anak
tingkatan yang berbeda abstraksi. Sekolah adalah sebagai peletak dasar pendidikan
memiliki budaya khas yang holistik, penuh akhlak, moral, etika dan pandangan hidup
kepercayaan, dan kontrol. Budaya dan keagaman. Terbentuknya sifat dan tabiat anak
kepercayaan dapat mempromosikan prestasi sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya
siswa, dan juga budaya kontrol humanistik dan juga dari anggota keluarganya yang lain.
akan ikut mendukung pengembangan sosio-
emosional siswa. Iklim organisasi merupakan 2.2.2 Pendidikan Sekolah (Formal)
kualitas sekolah yang terwujud dalam persepsi Sekolah sebagai lembaga pendidikan
kolektif guru menuju prilaku organisasi. Mutu formal. Sekolah merupakan sarana yang secara
pendidikan dapat ditinjau dari dua titik pandang; sengaja dirancang untuk melaksanakan
yaitu keterbukaan prilaku dan sehatnya pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat
hubungan interpersonal baik output yang semakin penting peranan sekolah dalam
berdaya guna dan berhasil guna. mempersiapkan generasi muda sebelum masuk
dalam proses pembangunan masyarakat. Oleh
2.2 Peran empat pilar pendidikan dalam karena itu, sangat penting menciptakan kondisi
mencip-takan Mutu Pendidikan yang agar siswa dapat mengembangkan potensi
berbudaya secara optimal. Dalam hal ini kepala sekolah
Telah diuraikan diatas bahwa empat pilar memiliki peranan penting dalam menciptakan
pendidikan terdiri atas Pendidikan keluarga kondisi demikian. Berkenaan dengan itu, ada
(Informal), Pendidikan Sekolah (formal), beberapa prinsip dasar yang diharuskan
Pendidikan Masyarakat (non formal) dan mendapat perhatian, diantranya: 1) Siswa (anak
Pemerintah. Adapun peranan masing- didik) harus diperlakukan sebagai subjek dan
masingnya sebagai berikut : bukan objek, siswa harus didorong untuk
berperan serta dalam setiap perencanaan dan
2.2.1 Pendidikan keluarga (Informal). pengambilan keputusan yang terkait dengan
Keluarga sebagai lingkungan pendidikan kegiatan mereka. 2) Keadaan dan kondisi siswa
yang pertama sangat penting dalam membentuk sangat beragam ditinjau dari kondisi fisik,
pola kepribadian anak karena dalam keluarga intelektual, sosial ekonomi, minat, bakat, dan

Empat Pilar Pendidikan Dalam Menciptakan Mutu Pendidikan 19


Yang Berbudaya | Ni Wayan Desi Yuliantari
sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan wahana masyarakat saling berkorelasi, keduanya saling
kegiatan yang beragam sehingga setiap siswa membutuhkan. pendidikan dalam masyarakat
memiliki wahana untuk berkembang secara memiliki peranan penting sebagai upaya untuk
optimal, 3) Pada dasarnya siswa hanya memperkenalkan individu kepada masyarakat
termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang luas, mengajarkan hubungan dan
yang diajarkan, oleh karena itu mewujudkan menyesuaikan diri dengan lingkungannya
proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat tercipta individu yang memiliki
sangat dibutuhkan. 4) Pengembangan potensi sifat sosial. e) Sekolah adalah milik masyarakat,
siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, sekolah ada karena masyarakat memer-
tetapi juga ranah afektif dan ranah psikomotor. lukannya.
Dengan demikian segala bentuk kegiatan
pendidikan harus bersifat menyeluruh tidak 2.2.4 Pemerintah
hanya mengembangkan salah satu aspek saja Pendidikan memiliki arti penting bagi
(Sanjaya, 2011:71). Sekolah sebagai lembaga manusia. Pendidikan adalah suatu usaha
formal hendaknya harus dikelola dengan baik membawa manusia menuju kehidupan yang
agar proses interaksi, komunikasi, dan proses lebih baik. Manusia mesti memperoleh
belajar berjalan secara lancar tanpa hambatan. pendidikan sudah tentu ada latar belakang yang
Meskipun dalam pelaksanaannya selalu mendasari hal tersebut, yang berasal dari
mengalami hambatan, dengan adanya pengelo- manusia itu sendiri. Menurut UUD 1945 Bab
laan yang baik maka segala kendala dapat XIII tentang Pendidikan dan Kebudayaan
diminimalisir dan menghasilkan pendidikan yang Pasal 31 ayat 3 sampai 5 yang berbunyi sebagai
berkwalitas dan bermutu seta berbudaya. berikut:
1. Pemerintah mengusahakan dan
2.2.3 Pendidikan Masyarakat (Non menye-lenggarakan satu sistem
Formal) pendidikan nasional, yang
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung meningkatkan keimanan dan
dalam suatu lingkungan. Dalam konteks ketakwaan serta ahlak mulia dalam
pendidikan lingkungan dapat diartikan sebagai rangka mencerdaskan kehidupan
segala sesuatu yang berada di luar diri anak bangsa yang diatur dengan Undang-
didik. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang undang.
nyata seperti orang, keadaan, politik, sosial- 2. Negara memprioritaskan anggaran
ekonomi, binatang, kebudayaan, kepercayaan, pendidikan sekurang-kurangnya dua
dan upaya lain yang dilakukan manusia puluh persen dari anggaran
termasuk didalamnya pendidikan. Purwanto pendapatan dan belanja negara serta
dalam Sanjaya (2011) menjelaskan, ditinjau dari dari anggaran pendapatan dan belanja
pandangan filosofisnya hubungan sekolah daerah untuk memenuhi kebutuhan
dengan masyarakat dapat dilihat dari kenyataan penyelenggaraan pendidikan nasional.
bahwa: a) Sekolah adalah bagian yang integral 3. Pemerintah memajukan ilmu
dari masyarakat, bukan merupakan lembaga pengetahuan dan teknologi dengan
yang terpisah dari masyarakat. b) Hak hidup menjunjun tinggi nilai-nilai agama dan
dan kelangsungan sekolah bergantung pada persatuan bangsa untuk kemajuan
masyarakat. c) Sekolah adalah lembaga sosial peradaban serta kesehteraan umat
yang berfungsi untuk melayani anggota – manusia.
anggota masyarakat dalam bidang pendidikan. Dari bunyi undang-undang diatas sudah
d) Kemajuan sekolah dan kemajuan jelas bagaimana peran pemerintah dalam

20 JURNAL PENJAMINAN MUTU


memajukan pendidikan di indonesia melalui 2.3.1 Religius.
penyelenggaraan pendidikan secara nasional Berbicara tentang religius erat
dengan tujuan untuk meningkatkan keimanan hubungannya dengan kepercayaan umat
dan ketaqwaan kepada Tuhan untuk manusia kepada Sang Maha Pencipta. Tujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan dari kehidupan agama Hindu adalah untuk
pendanaan melalui APBN dan APBD membuat seseorang itu menjadi individu yang
sekurang-kurangnya 20%. Pemerintah pula lebih baik sehingga ia dapat hidup dengan penuh
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi keselarasan dalam dunia ini dan mencari
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan penyatuan dengan Tuhan. Guna mewujudkan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban kehidupan umat yang selaras tersebut, maka
serta kesejahteraan manusia khususnya setiap individu atau umat harus memiliki atau
manusia indonesia agar dapat bersaing dengan memperoleh pendidikan yang terkait dengan
bangsa-bangsa yang ada dibelahan dunia agama, sehingga ia bisa tahu dan paham apa
dengan menunjukkan hasil karya sendiri yang yang mesti dilakukannya dalam kehidupan ini
tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain. sesuai dengan ajaran serta nilai yang terdapat
Lahirnya kebijakan baru dari pemerintah pusat dalam agama anak didik masing-masing.
itu merupakan hasil diskusi oleh para Dewan Melalui pendidikan agama yang diberikan oleh
Perwakilan Rakyat yang ada disenayan. sekolah dapat berfungsi pengemban, yaitu
Kebijakan baru atau kurikulum baru tersebut meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa
cukup membuat para pendidik harus kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau
menyesuaikan dengan kebijakan tersebut. Tuhan Yang Maha Esa yang telah ditanamkan
Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum di lingkungan keluarga, dan menyalurkan siswa
baru dalam dunia pendidikan yang ada di yang mendalami bidang agama agar mereka
indonesia yang mana kompotensi inti yang dapat berkembang secara optimal. Fungsi
ditekankan dalam kurikulum ini adalah aspek ketiga, adalah perbaikan yaitu untuk
religius, aspek sosial, aspek pengetahuan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan dan
keterampilan. kelemahan-kelemahan siswa dalam
pemahaman keyakinan serta pengalaman ajaran
2.3 Mutu Pendidikan berbudaya agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari.
berdasarkan kurikulum 2013
Guna melahirkan generasi yang bermutu, 2.3.2 Sosial.
berkwalitas, dan berbudaya maka generasi Pada dasarnya setiap sekolah mendidik
Muda harus ikut serta dalam membagun bangsa anak agar menjadi anggota masyarakat yang
indonesia melalui ilmu pengetahuan dan berguna. Proses bimbingan individu ke dalam
teknologi yang berlandaskan pada nilai-nilai dunia sosial disebut sosialisasi. Sosialisasi
agama yang berguna bagi dirinya, masyarakat dilakukan dengan mendidik indivdu tentang
dan peradaban manusia. Selain keempat pilar kebudayaan yang harus dimiliki dan dikutinya,
tersebut di atas yang saling mendukung dan agar ia menjadi anggota yang baik dalam
mempengaruhi maka kompotensi inti kurikulum masyarakat dan dalam berbagai kelompok
2013 juga andil membantu dalam meningkatkan khusus. Sosialisasi dapat dianggap sama
Mutu Pendidikan yang berbudaya,. Ini dengan pendidikan. Dengan tak sadar ia belajar
dikarenakan dalam kurikulum 2013 terdapat dengan mendapatkan informasi secara insidental
berbagai aspek yang mendukung mutu dalam berbagai situasi sambil mengamati
pendidikan berbudaya yang harus dimiliki oleh kelakuan orang lain, membaca buku, menonton
Bangsa Indonesia diantaranya : tv, mendengar percakapan orang dan

Empat Pilar Pendidikan Dalam Menciptakan Mutu Pendidikan 21


Yang Berbudaya | Ni Wayan Desi Yuliantari
sebagainya atau menyerap kebiasaan- emosional (Yudiantara, 2009 : 6). Sehingga
kebiasaan dalam lingkungannya. Seluruh proses keberadaan sekolah sebagai wadah tempat
sosialisasi berlangsung dalam interaksi individu untuk belajar dan menuntut ilmu pengetahuan
dengan lingkungannya (Nasution, 2011:126). dapat memberikan dampak positif dan negatif.
Lingkungan sosial sekolah dibedakan atas Yang terpenting dapat menggunakan
lingkungan sekolah yang seagama (homogen) pengetahuan tersebut dimbangi dengan
dan lingkungan sekolah berbeda agama kecerdasan spritual dan emosional.
(heterogen) begitu pula dengan suku-suku
menjadi warna disuatu sekolah dan sebagainya. 2.3.4 Terampil.
Oleh karena itu perlu diciptakan suasana atau Sekolah tempat mengembangkan
hubungan yang harmonis dengan suasana yang keterampilan dan melatih diri. Keterampilan
demikian. Misalnya saling hormat-menghormati, yang dimiliki oleh peserta didik dapat menjamin
saling menghargai, saling memiliki dan menjaga kehidupannya nanti selain itu dapat
nama baik sekolah baik didalam sekolah membanggakan nama sekolah melalui
maupun diluar sekolah. kompetisi atau pameran misalnya anak didik
yang memiliki keterampilan dalam bidang seni
2.3.3 Berpengetahuan. lukis, seni patung, seni suara dan sebagainya
Pengetahuan dapat diproleh oleh anak patut diberikan dukungan melalui pemahaman
didik melalui belajar. Belajar itu bisa dari teori dan praktek disekolah. Ketika anak didik
melihat, bimbingan, pelatihan dan juga telah keluar dari sekolah dengan menyandang
pengalaman. Pengetahuan yang dimiliki oleh ijazah dapat membuat lapangan pekerjaan atau
peserta didik dapat mengatasi segala kesulitan dapat diterima oleh sebuah perusahaan yang
yang dialaminya. Pengetahuan yang dimiliki oleh sesuai dengan kemapuannya atau hasil
anak didik hendaknya harus diimbangi dengan pendidikannya disekolah. Selain itu, dengan
kecerdasan spritual (SQ) dan kecerdasan bersekolah setidaknya seorang anak dapat
emosional (EQ). Kecerdasan emosional dan membaca, menulis, dan berhitung yang
spritual merupakan satu komponen yang sangat diperlukan dalam tiap masyarakat modern.
penting dalam menjalani kehidupan. Selain itu diproleh sejumlah pengetahuan lain
Kecerdasan intelektual semata tidak akan seperti sejarah, geografi, kesehatan,
cukup. Seseorang yang cerdas tanpa spritualitas kewarganegaraan, fisika, biologi, bahasa, seni
dan emosi yang cerdas hanya akan melahirkan dan lain sebagainya yang membekali anak untuk
komputer dan robot jenius pemusnah massa; melanjutkan pelajarannya atau memperluas
ambil saja contoh Amrozi cs. Mereka sungguh pandangan dan pemahaman tentang masalah-
cerdas mampu membuat bom dengan daya masalah dunia (Nasution, 2011 : 16).
ledak, namun mereka tidak dapat Dengan demikian untuk menciptakan mutu
memanfaatkannya untuk kebaikan, akhirnya yang berbudaya bila merujuk pada kompotensi
bom itu hanya menjadi mesin pembunuh. Lihat inti kurikulum 2013 yakni anak didik hendaknya
saja catatan sejarah, meledaknya bom religius guna meningkatkan ketaqwaan kepada
hirosimha merupakan kejeniusan yang Tuhan yang Maha Esa dengan melaksanakan
mematikan. Meledaknya bom fosfor di jalur ajarannya serta menjauhi larangannya. Aspek
Gaza juga bukti nyata betapa kecerdasan sosial sebagai wadah untuk melatih interaksi
mental saja, tanpa kecerdasan spritual dan antar warga sekolahnya dengan ramah, sopan
emosional adalah pembawa kehancuran. Jika santun dan saling menghormati satu sama lain.
dilihat lebih lanjut kerusakan yang diciptakan Aspek pengetahuan bahwa sekolah tempat
karena kurangnya kecerdasan spritual dan untuk belajar untuk mendapatkan ilmu

22 JURNAL PENJAMINAN MUTU


pengetahuan, ilmu pengetahuan tersebut akan pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan
lebih baik jika diimbangi dengan kecerdasan pada nilai-nilai agama agar berguna bagi dirinya,
spritual dan emosional dan terampil sebagai masyarakat dan peradaban manusia. Mutu
upaya untuk mengembangkan minat dan pendidikan yang berbudaya yakni religius,
bakatnya yang berguna bagi dirinya dikemudian sosial, berpengetahaun dan terampil.
hari. Secara nasional agar tercapai tujuan Dengan memenuhi kompotensi inti merupakan
pendidikan nasional yakni dalam UU Sisdiknas tujuan dari berdirinya suatu sekolah untuk
No. 20 Tahun 2003 tersebut, dikatakan: melahirkan output yang berdaya saing dan
“Pendidikan nasional bertujuan untuk berbudaya serta tercapainya tujuan pendidikan
berkembangnya potensi peserta didik agar nasional.
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak DAFTAR PUSTAKA
mulia, sehat, berilmum, cakap, kreatif, mandiri, Djamarah, Syaiful dan Zain, Aswan. 2006.
dan menjadi warga negara yang demokratis, Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta:
serta bertanggung jawab”. Jakarta
III. KESIMPULAN Hadari Nawawi. 1989. Organisasi Sekolah
Empat pilar pendidikan yakni Pendidikan dan Pengelolaan Kelas. Jakarta. Cet.III.
keluarga (formal), Pendidikan sekolah ( Non Masagung
Formal) Pendidikan masyarakat (informal) Indrakusuma, Amier Daien. 1973. Pengantar
dan Pemerintah. Mutu pendidikan dapat Ilmu Pendidikan. Jogjakarta
terwujud apabila situasi dan kondisi hubungan
Ibrahim R. dan Nana. S,. 1993. Penelitian dan
sekolah dan warga sekolah dalam proses
Penelilaian Pendidikan. Bandung: Sinar
interaksi dan proses belajar mengajar dapat
Baru Algesindo
menciptakan suasana yang kondusif, efektif dan
efesian sebagai upaya untuk mencapai tujuan Nasution. 2011. Sosiologi Pendidikan.
pengajaran serta menciptakan mutu pendidikan Jakarta. Bumi Aksara
yang berbudaya dengan memenuhi segala Oemar Hamalik. 1991. Pendekatan Baru
komponen-komponen belajar seperti fasilitas Strategi Belajar-Mengajar Berdasarkan
ruang belajar dengan segala fasilitasnya untuk CBSA. Sinar Baru. Bandung.
membentuk pribadi anak didik yang religus,
sosial, berpengetahuan dan terampil. Peran Roestiyah. 1998. Starategi Belajar Mengajar.
empat pilar pendidikan dalam menciptakan Rineka Cipta. Jakarta
mutu pendidikan berbudaya saling mendukung Rusman, 2010. Model-Model Pembelajaran
dan mempengaruhi untuk melahirkan generasi Mengembangkan Profesionalisme
muda yang yang cerdas dan bersama-sama Guru. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
membangun bangsa indonesia. Realisasinya
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses
adalah hubungan yang harmonis di dalam
Belajar Mengajar. CV Sinar Baru.
keluarga anak didik dan peran serta orang tua,
Bandung
pihak sekolah, masyarakat, dan pemerintah
menanamkan nilai-nilai dasar agama, moral dan Sardiman. 2006. Interaksi & Motivasi
sikap sangat memberikan jaminan Belajar Menagajar. Jakarta : PT
penyelengaaraan pendidikan demi RajaGrafindo Persada
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui ilmu

Empat Pilar Pendidikan Dalam Menciptakan Mutu Pendidikan 23


Yang Berbudaya | Ni Wayan Desi Yuliantari
Seneng, I Ketut dan Indiani, Ni Made. 2008. Tilaar, H.A.R. 2002. Manajemen Pendidikan
Strategi Pembelajaran. Direktorat Nasional. Bandung. PT Remaja
Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Rosdakarya
Departemenn agama RI. 2008. Jakarta Umar, Tirtarahardja dan Sulo, S. L. La. 2005.
Sutikno, sobry. 2014. Manajemen Pendidikan. Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta:
Holistica : Surabaya Jakarta
Sanjaya, Putu. 2011. Filsafat Pendidikan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia
Agama Hindu.Surabaya. Paramita Tahun 1945
Suharsimi Arikunto. 1988. Pengelolaan Kelas Undang-undang RI tentang Sisdiknas No. 20
dan Siswa Sebuah Pendekatan Tahun 2003
Evaluatif. Cet. II. Rajawali Pers Jakarta. Yudiantara, I Putu. 2009. Mendayagunakan
Sudirman N, dkk. 1991. Ilmu Pendidikan. EQ dan SQ melalui Psikologi-Hindu.
Remaja Rosdakarya: Bandung. Surabaya: Paramita

24 JURNAL PENJAMINAN MUTU

Anda mungkin juga menyukai