BAB I
PENDAHULUAN
sebuah cabang dari ilmu atmosfer. Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca
berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi dibumi. Faktor yang
arus laut, dan permukaan tanah. Klasifikasi atau penggolongan iklim adalah
pertumbuhan tanaman akan tertahan, meskipun ada beberapa tanaman yang dapat
kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Manfaat dari praktikum ini adalah agar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
meter diatas permukaan laut, dengan jarak ke Ibukota Kota Semarang sekitar 8
km dan Jarak ke Ibukota Provinsi Jawa Tengah sekitar 6 km. Iklim di Kecamatan
Pedurungan secara umum tidak berbeda jauh dengan daerah lain di Kota
dengan rasio jenis kelamin 97 yang berarti setiap 100 penduduk perempuan,
penduduk laki-laki ada sekitar 97 jiwa. Dengan luas wilayah sekitar 2.072 ha.
2.2. Iklim
Indonesia terdapat dua sistem pembagian iklim yaitu yang dikemukan oleh
Mohr pada tahun 1933 dan oleh Schmidt dan Ferguson pada tahun 1951
(Wisnusubroto et al., 1986). Kemudian pada tahun 1975 seperti halnya metode
klasifikasi iklim. Bulan basah dan bulan kering secara berturut turut yang
Oldeman.
didasarkan curah hujan. Klasifikasi iklim ini didasarkan oleh jumlah Bulan Kering
(BK) dan jumlah Bulan Basah (BB) yang dihitungsebagai rata-rata dalam waktu
yang lama.
besarnya curah hujan. Dasar penggolongan iklim menurut Mohr adalah adanya
bulan basah dan bulan kering. Berdasarkan penelitian tanah, Mohr membagi tiga
derajat kelembapan yaitu, Bulan basah adalah bulan yang curah hujannya > 100
adalah bulan yang curah hujannya < 60 mm dalam 1 bulan. Penguapan banyak
berasal dari dalam tanah daripada curah hujan. Di antara bulan basah dan bulan
kering disebut bulan lembab. Bulan lembab tak masuk dalam hitungan. Curah
4
hujan dan penguapan relatif seimbang. Curah hujan rata-rata yang digunakan
Langkah pertama adalah mencari bulan kering dan bulan basah, kemudian
Semakin besar nilai Q, maka iklimnya semakin sering dan semakin kecil
Dasar yang digunakan adanya bulan basah yang berturut-turut dan adanya
bulan kering yang berturut-turut pula. Kedua bulan ini dihubungkan dengan
Bulan basah (BB) adalah bulan dengan curah hujan lebih dari 200 mm
Bulan kering (BK) adalah bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm
tiap hari 2 mm, sedangkan Oldeman berdasarkan kebutuhan air untuk persawahan
dan palawija.
(Pramudia, 2008). Curah hujan merupakan tinggi rendahnya curah hujan yang
terjadi di wilayah tertentu. Curah hujan tahunan adalah banyaknya air yang jatuh
di permukaan bumi dalam waktu satu tahun, diukur per satuan meter persegi.
Tinggi rendahnya curah hujan dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah
jarak antara daratan dan laut atau luas laut, pengaruh angin, dan ada tidaknya
observasi, atau dengan alat instrumen penakar hujan otomatis. Dengan bentuk
pengiriman data curah hujan secara manual dan otomatis sering menjadi kendala.
Menempatkan penakar curah hujan pada suatu tempat yang berada jauh dari
stasiun cuaca, baik itu penakar hujan manual maupun otomatis dalam hal ini
yang tinggi. Ombrometer merupakan alat yang digunakan untuk pengukur curah
hujan, pencatat intensitas curah hujan atau tingkat kelebatnnya dapat dihitung
(Lakitan, 2002).
Hujan adalah bentuk presipitasi yang berbentuk cairan yang turun sampai
terjadinya air hujan adlah jalannnya bentuk presipirasi berbentuk cairan yang
turun sampai ke bumi. Hujan berbentuk titik-titik air yang terpisah dari awan jatuh
ke bumi. Sebelum terjadinya hujan, pasti ada awan karena awan adalah
penampung uap air dari permukaan bumi. Air yang ada di permukaan bumi baik
laut, sungai atau danau menguap karena pana dari sinar matahari. Uap air ini akan
naik dan menjadi awan. Awan yang mengandung uap air ini akan terkumpul
menjadi awan yang mendung. Pada suhu tertentu di atmosfer, uap air ini akan
hujan di Indonesia disebabkan oleh hembusan Angin Muson Barat yang tertiup
dari benua Asia yang bertekanan maksimm ke Benua Australia yang bertekanan
9
minimum. Angin muson Barat ini banyak membawa air, sehingga di sebagian
presipitasi yakni hujan salju, hujan es, hujan asam, hujan siklonal, hujan zenithal,
hujan orografis, hujan muson, hujan frontal, dan hujan buatan. Hujan salju adalah
air yang jatuh dari awan yang telah membeku padat seperti salju. Salju terbentuk
dari kepingan ea yang sangat kecil. Hujan es adalah hujan pengembunan yang
berupa butiran-butiran es biasanya terjadi karena uap air memasuki area diatas
freezing (pembekuan) level. Hujan asam sebagai hujan dengan pH dibawah 5,6.
Polutan yang menyebabkan hujan asam adalah nitrogen oksida dan sulfur oksida.
Hujan siklonal terjadi karena suhu permukaan bumi yang tidak stabil sehingga
menjadi lembab yang diikuti angin yang berputar ke atas. Biasanya hujan ini
memiliki intensitas yang cepa berubah dan melanda area yang tidak terlalu luas
dalam waktu yang relatif singkat. Hujan zenithal adalah hujan yang sering terjadi
di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasang Timur Laut dengan
Angin Pasat Tenggara. Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena angin
yang mengandung uap air bergerak horizontal. Hujan muson adalah hujan
musiman yang disebabkan oleh angin muson. Hujan frontal adalah hujan yang
terjadi karena bertemunya angin musim panas yang membawa uap air yang
lembab dengan udara dingin yang bersuhu rendah. Dan hujan buatan adalah usaha
manusia untuk meningkatkan curah hujan saat kebutuhan air secara alami tidak
tempat dan jenis tumbuhan yang cocok tumbuh di suatu daerah. Junghuhn
kelapa.
Suho: 22o c-17,1oC. tanaman: tembakau ,kopi ,cokelat ,kina ,dan sayur-
sayuran.
4. Daerah dingin, tinggi tempat: lebih dari 2.500 m di atas permukaan laut.
rumput.
baik pada cuaca dingin dan kering. Perlu panjang lagi hari untuk
panas dari Maret sampai Juni. Perlu cuaca hari yang hangat untuk periode
Pola tanam adalah merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan
dalam satu tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah. Pola tanam
merupakan bagian atau sub sistem dari sistem budidaya tanaman, maka dari
sistem budidaya tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih sistem pola
tanam. Pola tanam ni diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara
persyaratan tumbuh antara kedua tanman atau lebih terhadap lahan hendaklah
Pola tanam di daerah tropis, biasanya disusun selama satu tahun dengan
memperhatikan curah hujan, terutama pada daerah atau lahan yang sepernuhnya
Pola tanam terbagi dua yaitu pola tanam monokultur dan pola
tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai
Sedangkan pola tanam tumpang sari ialah pola pertanian dengan banyak jenis
tanaman pada satu bidang lahan yang terusun dan terencana dengan menerapkan
Pengetahuan mengenai pola tanam sangat perlu bagi petani. Sebab dari
usaha tani yang dilakukan, diharapkan dapat mendatangkan hasil yang maksimal.
Tidak hanya hasil yang menjadi objek, bahkan keuntungan maksimum dapat
kesuburan tanah.
Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung saja, atau kedelai saja. Tujuan
yang tidakmantap. Buktinya tanah pertanian harus diolah, dipupuk dan disemprot
dengan insektisida. Jika tidak, tanaman pertanian mudah terserang hama dan
penyakit. Jika tanaman pertanian terserang hama, maka dalam waktu cepat hama
itu akan menyerang wilayah yang luas. Petani tidak dapat panen karena
tanamannya terserang hama. Kelebihan sistem ini yaitu teknis budidayanya relatif
13
mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Di
sisi lain, kelemahan sistem ini adalah tanaman relative mudah terserang hama
maupun penyakit.
Tumpangsari adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yang
bersamaan atau selama periode tanam pada satu tempat yang sama. Beberapa
keuntungan dari sistem tumpangsari antara lain pemanfaatan lahan kosong disela-
sela tanaman pokok, peningkatan produksi total persatuan luas karena lebih
efektif dalam penggunaan cahaya, air serta unsur hara, disamping dapat
Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai
tambah
Mengurangi erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh
Salah satu jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman sela pada
nitrogen tinggi, sementara kedelai dapat memfiksasi nitrogen dari udara bebas
14
sehingga kekurangan nitrogen pada jagung terpenuhi oleh kelebihan nitrogen pada
kedelai
Jagung dan kedelai yang ditanam secara tumpang sari akan terjadi
kompetisi dalam memperebutkan unsur hara, air dan sinar matahari. Sehingga
pengaturan sistem tanam dan pemberian pupuk sangat penting untuk mengurangi
tanaman yang tidak sefamili secara bergiliran (bergilir). Tujuan cara ini untuk
BAB III
3.1. Materi
data curah hujan 10 tahun terakhir Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. serta
3.2. Metode
Schimdt-Ferguson, dan Oldeman adalah menyiapkan alat dan data curah hujan
Bulan Basah (BB), Bulan Lembab (BL), dan Bulan Kering (BK); menjumlahkan
rata-rata Bulan Basah, Bulan Lembab, dan Bulan Kering, menghitung nilai Q
dengan memasukan harga rata - rata BK dan harga rata - rata BB ke dalam rumus
tersebut.
17
BAB IV
Bulan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Januari 345 301 305 519 432 432 162 409 1048 364
Februari 281 476 544 416 381 381 180 318 529 306
Maret 608 374 261 451 430 433 298 290 291 434
April 399 220 212 417 330 433 298 290 291 413
Mei 115 86 69 159 185 236 235 73 305 3
Juni 315 13 28 11 96 7 234 34 96 132
Juli 8 9 0 36 14 0 3 0 13 60
Agustus 0 0 3 0 42 5 55 136 0 181
September 38 8 136 0 80 80 80 76 0 303
Oktober 375 20 214 59 218 218 218 272 119 465
November 249 339 333 173 315 315 315 473 315 324
Desember 340 645 694 567 567 567 567 567 567 567
Jumlah 3073 2491 2799 2808 3090 3107 2645 2938 3574 3552 SF Mohr
Basah 9 6 8 9 8 8 9 8 8 10 8,3 8
Lembab 0 1 1 0 2 1 1 2 1 1 1 1
Kering 3 5 3 3 2 3 2 2 3 1 2,7 3
3+5+3+3+2+3+2+2+3+1
Rata-rata jumlah BK= =2,7
10
9+6+8+9+8+8+9+8+8+10
Rata-rata jumlah BB= =8,3
10
18
2,7
Q= 𝑥 100 % = 32,53%
8,3
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Jawa Tengah diperoleh hasil
bahwa Kecamatan Pedurungan memiliki tipe iklim C atau agak basah. Hal ini
iklim C memiliki nilai Q antara 30% sampai dengan 60%. Q merupakan rasio
perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dengan rata-rata bulan basah.
Semakin kecil harga Q makin basah suatu tempat dan makin besar harga Q makin
kering suatu tempat. Hal ini sesuai dengan pendapat (Wisnusubroto et al., 1986)
yang menyatakan bahwa Semakin kecil harga Q makin basah suatu tempat dan
tipe iklim Bulan Kering (BK) adalah bulan dengan curah hujan kurang dari 60
mm (jumlah curah hujan lebih kecil dari jumlah penguapan). Hal ini sesuai
dengan pendapat Lakitan (2002) yang menyatakan bahwa Mohr membagi tiga
derajat kelembapan yaitu, Bulan basah adalah bulan yang curah hujannya > 100
adalah bulan yang curah hujannya < 60 mm dalam 1 bulan. Penguapan banyak
berasal dari dalam tanah daripada curah hujan. Di antara bulan basah dan bulan
19
kering disebut bulan lembab. Bulan lembab tak masuk dalam hitungan. Curah
hujan dan penguapan relatif seimbang. Curah hujan rata-rata yang digunakan
Bulan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Rerata Ket
Januari 345 301 305 519 432 432 162 409 1048 364 431,7 BB
Februari 281 476 544 416 381 381 180 318 529 306 381,2 BB
Maret 608 374 261 451 430 433 298 290 291 434 387 BB
April 399 220 212 417 330 433 298 290 291 413 330,3 BB
Mei 115 86 69 159 185 236 235 73 305 3 146,6 BL
Juni 315 13 28 11 96 7 234 34 96 132 96,6 BK
Juli 8 9 0 36 14 0 3 0 13 60 14,3 BK
Agustus 0 0 3 0 42 5 55 136 0 181 42,2 BK
September 38 8 136 0 80 80 80 76 0 303 80,1 BK
Oktober 375 20 214 59 218 218 218 272 119 465 217,8 BB
November 249 339 333 173 315 315 315 473 315 324 315,1 BB
Desember 340 645 694 567 567 567 567 567 567 567 564,8 BB
Jumlah 3073 2491 2799 2808 3090 3107 2645 2938 3574 3552
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Jawa Tengah diperoleh hasil
tergolong dalam tipe iklim B2 karena memiliki 7-9 bulan basah berturut-turut
serta 2-4 bulan kering berturut-turut. Hal ini sesuai dengan pendapat Kondoati
(2010) yang menyatakan bahwa berdasarkan klasifikasi iklim Oldeman, tipe iklim
20
B2 memiliki kurang dari 7-9 bulan basah berturut-turut serta 2-4 bulan kering
berturut-turut.
tergolong ke daerah agak basah (Iklim Golongan II). Daerah agak basah cocok
untuk ditanami tanaman padi. Hal ini sesuai dengan pendapat Wisnusubroto et al.
(1981) yang menyatakan bahwa tanaman yang dapat bertumbuh dan berproduksi
dengan baik di lahan basah. Misalnya padi. Padi sebenarnya bukan tanaman air
tetapi padi dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di lahan yang tergenang
air. Banyak varietas padi telah dikembangkan dengan spesifikasi yang beragam
pula. Ada yang cocok untuk lahan kering, yang sering disebut varietas padi gogo,
ada yang cocok untuk lahan basah yang permanen tergenang air, dan ada pula
yang cocok untuk lahan kering-basah. Pilihan lain adalah menanam tanaman lain
selain padi, seperti tanaman hutan untuk kayu, buah-buahan, dan hias dan obat-
obatan. Teratai misalnya merupakan tanaman lahan basah yang potensial karena
sebagai obat. Pilihan lain, Mdc (2012) menyebut beberapa jenis tumbuhan yang
dapat hidup dengan baik di lahan basah seperti bald cypress, tupelo, sweet-gum,
Berdasarkan data yang diperoleh dari rata - rata curah hujan selama 10
tanaman padi, tanaman jagung, kacang tanah, dan ketela yang masing-masing
berikut :
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okto Nov Des
CH 431,73381,2 387 330,3 146,6 96,6 14,3 42,2 80,1 217,8 315,1 564,8
Padi /
Ketela
Kacang
Tanah /
Padi
Padi/
Jagung /
Kacang
Tanah
Ketela/
Jagung/
Keterangan:
Tanam s/d
Tanam s/d Paen Tanam s/d Tanam s/d
Perisapan Panen Kacang Panen Panen
Tanam Ketela Tanah Jagung Padi
Dari tabel diatas diperoleh bahwa tanaman padi dapat yumbuh dengan
curah hujan bulanan antara 200-600 mm, dan untuk tanaman kacang tanah dapat
tumbuh dengan curah hujan antara 300-450 mm, untuk tanaman jagung sama
22
dengan tanaman padi membutuhkan curah hujan 200-600 mm, sedangkan untuk
tanaman ketela dapat tumbuh dengan curah hujan yang tinggi, sedang, dan rendah.
4.4. Produktivitas
komoditas ketela, kacang tanah, mengalami naik turun. Untuk komoditas padi
pada tahun 2001-2013 produktivitasnya sebesar 25.880 ton/ 4.836 ha, rata-rata
produktivitas per hektar sebesar 5,532 ton. Sedangkan untuk tanaman jagung
sebesar 2.802 ton/ 616 ha, untuk rata-rata produktivitas per hektar sebesar 4, 55
ton, untuk komoditas ketela produktivitasnya sebesar 17.265 ton/ 688 ha, rata-rata
produktivitas per hektar sebesar 25,1 ton. Dan untuk komoditas kacang tanah
sebesar 641 ton/ 403 ha, dan untuk rata-rata produktivitas per hektar sebsesar 1,6
ton.
23
BAB V
5.1. Simpulan
memiliki 4 – 9 jumlah bulan basah dan 1-2 jumlah bulan kering. Klasifikasi Iklim
dalam golongan tipe iklim B2 karena memiliki 7-9 bulan basah berturut-turut
serta 2-4 bulan kering berturut-turut. Sehingga daerah Kecamatan Pedurungan ini
sangat cocok untuk ditanami komoditas Padi dan Palawija (kacang hijau, kacang
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BPS Jawa Tengah. 2014. Kecamatan Pedurungan dalam Angka 2014. BPS Kota
Semarang.
Frick, H., Ardiyanto A., dan Darmawan A. M. S. 2008. Ilmu Fisika Bangunan.
Kanisius. Yogyakarta.
Lampiran 1.
26
Lampiran 1. (Lanjutan)
27
Lampiran 1. (Lanjutan)