Anda di halaman 1dari 24

B AB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemberian Stimulasi

1. Pengertian

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur

0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap saat anak

perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap

kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah

yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu atau pengasuh

anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah

tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi

dapat menyebabkan penyimpanagan tumbuh kembang anak bahkan gangguan

yang menetap (Depkes RI. 2012).

2. Stimulasi dalam tumbuh kembang anak

Agar tumbuh dan berkembang secara optimal, selain nutrisi yang baik

dan kasih sayang yang cukup, bayi dan balita juga membutuhkan stimulasi

yang tepat. Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di

luar individu anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih

cepat berkembang daripada anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat

stimulasi. Semakin dini dan semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan

semakin besar manfaatnya terhadap tumbuh kembang bayi dan balita.

Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan

bayi dan balita. Seperti saat memandikan, mengganti popok, menyusui,

menggendong, meninabobokan atau bermain, ibu atau siapa-pun yang

Universitas Sumatera Utara


merawat bayi atau balita, sebaiknya melakukan stimulasi tumbuh kembang

(Maryunani. 2010).

3. Prinsip-prinsip stimulasi tumbuh kembang

Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa

prinsip dasar yang harus diperhatikan, yaitu : stimulasi dilakukan dengan

dilandasi rasa cinta dan kasih sayang, selalu tunjukkan sikap dan perilaku

yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat

dengannya, berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak, lakukan

stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,

menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman, lakukan stimulasi

secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke 4 (empat)

aspek kemampuan dasar anak, gunakan alat bantu atau permainan yang

sederhana, aman dan ada di sekitar anak, berikan kesempatan yang sama pada

anak laki-laki dan perempuan dan yang terakhir anak selalu diberi pujian, bila

perlu diberi hadiah atas keberhasilannya (Depkes RI. 2012).

4. Stimulasi perkembangan motorik halus

Menurut Depkes RI (2012) Adapun stimulasi yang tepat diberikan

terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 12-60 bulan, yaitu :

a. Stimulasi pada umur 12-15 bulan

1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan adalah memasukkan benda ke dalam

wadah, bermain dengan mainan yang mengapung di air, menggambar

menyusun kubus dan mainan.

2) Permainan balok, yaitu dengan mengajari anak cara menyusun balok

menumpuk ke atas tanpa menjatuhkannya.

Universitas Sumatera Utara


3) Memasukkan dan mengeluarkan benda, yaitu dengan cara mengajari

anak cara memasukkan benda-benda ke dalam wadah seperti kotak,

pot bunga, botol dan lain-lain.

4) Memasukkan benda yang satu benda lainnya yaitu dengan cara

menunjukkan kepada anak cara meletakkan mangkuk yang ukurannya

lebih kecil ke mangkuk lebih besar.

b. Stimulasi pada anak umur 15-18 bulan

1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu : bermain dengan balok-balok,

memasukkan benda yang satu ke dalam yang lainnya, menggambar

dengan krayon, pensil atau dengan jarinya.

2) Meniup, yaitu dengan cara mengajari anak meniup busa sabun dengan

menggunakan alatnya. Bicarakan mengenai bentuk dan bagaimana

rasa meraba busa itu.

3) Membuat untaian, yaitu dengan cara mengajari anak membuat untaian

benda-benda seperti manik-manik besar, kancing besar, makaroni, dan

lain-lain dengan tali sepatu yang cukup kuat.

c. Stimulasi pada anak umur 18-24 bulan

1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu : dorong agar anak mau main

balok-balok, memasukkan benda yang satu ke dalam benda lainnya,

menggambar dengan crayon, spidol, pensil berwarna, menggambar

pakai tangan.

2) Mengenal berbagai ukuran dan bentuk yaitu dengan cara membuat

lubang-lubang dengan ukuran dan bentuk yang berbeda pada sebuah

tutup kotak atau kardus.

Universitas Sumatera Utara


3) Bermain puzzle yaitu dengan memberi anak permainan puzzle

sederhana yang hanya terdiri dari 2-3 potong saja.

4) Menggambar wajah atau bentuk yaitu dengan cara menunjukkan

kepada anak cara menggambar bentuk-bentuk seperti : garis, bulatan,

dan lain-lainnya. Pakai spidol, crayon dan lain-lain. Ajarkan juga cara

menggambar wajah.

5) Membuat berbagai bentuk dari adonan kue atau lilin mainan yaitu

dengan mengajari anak bagaimana cara membuat berbagai bentuk.

d. Stimulasi pada anak umur 24-36 bulan

1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu : mendorong agar mau bermain

puzzle, balok-balok, memasukkan benda yang satu kedalam benda

lainnya, dan menggambar.

2) Membuat gambar tempelan yaitu dengan membantu anak memotong

gambar-gambar majalah tua dengan gunting untuk anak-anak dan

kemudian menempelnya dengan menggunakan lem.

3) Memilih atau mengelompokkan benda-benda menurut jenisnya, yaitu

dengan memberikan kepada anak bermacam-macam benda, misalnya :

uang logam, berbagai jenis kancing, benda berbagai warna, dan lain-

lain. Minta anak memilih dan mengelompokkan benda-benda itu

menurut jenisnya. Mulai dengan 2 jenis benda yang berlainan,

kemudian sedikit demi sedikit tambahkan jenisnyaa.

4) Mencocokkan gambar atau benda yaitu dengan cara menunjukkan

kepada anak cara mencocokkan gambar bola dengan sebuah bola yang

sesungguhnya.

5) Konsep jumlah yaitu dengan menunjukkan kepada anak cara

Universitas Sumatera Utara


mengelompokkan benda dalam jumlah satu-satu, dua, tiga dan

sebagainya.

6) Bermain atau menyusun balok-balok yaitu dengan cara Beli atau buat

satu set balok mainan anak. Anak akan main dengan balok-balok itu

selama bertahun-tahun. Bila anak anda bertambah besar, anda dapat

menambah jumlahnya.

e. Stimulasi pada umur 36-48 bulan

1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan :

Bermain puzzle yang lebih sulit, menyusun balok-balok,

menggambar-gambar yang lebih sulit, bermain, mencocokkan gambar

dengan benda sesungguhnya dan mengelompokkan benda menurut

jenisnya.

2) Memotong, yaitu dengan cara memberi anak gunting, tunjukkan cara

menggunting.

3) Membuat buku cerita gambar tempel, yaitu dengan mengajak anak

membuat buku ceritera gambar tempel. Gunting gambar dari majalah

tua atau brosur, tunjukkan pada anak cara menyusun guntingan

gambar tersebut sehingga menjadi suatu cerita yang menarik. Minta

anak menempel guntingan gambar tersebut pada kertas dan di bawah

gambar tersebut, tulis ceriteranya.

4) Menempel gambar, yaitu dengan cara membantu anak menemukan

gambar atau foto menarik dari majalah potongan kertas dan

sebagainya. Minta anak menempel gambar tersebut pada karton atau

kertas tebal. Gantung gambar itu di kamar anak.

Universitas Sumatera Utara


5) Menjahit, yaitu dengan cara menggunting sebuah gambar dari

majalah, tempel pada selembar karton. Buat lubang-lubang di

sekeliling gambar tersebut .

6) Menggambar atau menulis , yaitu dengan memberi anak selembar

kertas dan pensil. Ajari anak menggambar garis lurus, bulatan, segi

empat serta, menulis huruf dan juga ajari anak menulis namanya.

7) Menghitung, yaitu dengan metakkan sejumlah kacang di mangkok

atau kaleng. Ajari anak menghitung kacang dan letakkan kacang

tersebut di tempat lainnya.

8) Menggambar dengan jari, yaitu dengan mengajari anak menggambar

dengan cat memakai jari-jarinya.

9) Cat air, yaitu dengan memberi anak cat air, kuas dan selembar kertas.

Ceritakan bagaimana warna-warna bercampur ketika anak mulai

menggunakan cat itu.

10) Mencampur warna, yaitu dengan cara mencampur air ke warna merah,

biru dan kuning dari cat air. Beri anak potongan sedotan, ajari anak

untuk meneteskan warna-warna itu selembar kertas. Ceritakan

bagaimana warna-warna bercampur membentuk warna lain.

11) Membuat gambar tempel, yaitu dengan cara menggunting kertas

berwarna menjadi segitiga, segi empat, lingkaran.

f. Stimulasi pada anak umur 48-60 bulan

1) Stimulasi yang perlu dilanjutkkan yaitu : Ajari anak bermain puzzle,

menggambar, menghitung dan menggelompokkan, memotong dan

menempel gambar.

Universitas Sumatera Utara


2) Konsep tentang “separuh atau satu”, yaitu : bila anak sudah bisa

menyusun puzzle, ajak anak membuat lingkaran dan segi empat dari

kertas atau karton, gunting dua bagian.

3) Menggambar, yaitu ketika anak sedang menggambar, minta anak

membuat gambar, misal : menggambar baju, menggambar pohon,

bunga, matahari, pagar pada rumah, dan sebagainya.

4) Mencocokkan dan menghitung, yaitu : bila anak sudah bisa berhitung

dan kenal angka kartu yang ditulisi angka 1-10. Letakkan kartu itu di

atas meja. Minta anak menghitung benda-benda kecil yang ada di

rumah seperti : kacang, batu kerikil, biji sawo.

5) Menggunting, yaitu bila anak sudah bisa memakai gunting tumpul,

ajari menggunting kertas yang sudah dilipat-lipat, membuat bentuk

seperti rumbai-rumbai, orang, binatang dan sebagainya.

6) Membandingkan besar atau kecil, banyak atau sedikit, berat atau

ringan, yaitu dengan mengajak anak bermain menyusun 3 buah piring

berbeda atau 3 gelas diisi air dengan isi tidak sama dan menyusun

piring atau gelas tersebut dari yang ukuran kecil sedikit ke besar atau

banyak atau dari ringan ke berat.

7) Percobaan ilmiah, yaitu dengan menyediakan 3 gelas isi air. Pada

gelas pertama tambahkan 1 sendok teh gula pasir dan bantu anak

ketika mengaduk gula tersebut. Pada gelas kedua masukkan gabus dan

pada gelas ketika masukkan kelereng. Bicarakan mengenai hasilnya

anak melakukan “percobaan” ini.

8) Berkebun, yaitu dengan mengajak anak menanam biji kacang tanah

atau kacang hijau di dalam gelas aqua bekas yang telah diisi tanah.

Universitas Sumatera Utara


Bantu anak menyiram tanaman tersebut setiap hari. Ajak anak

memperhatikan tumbuhannya dari hari ke hari. Bicarakan mengenai

tanaman, binatang dan anak-anak tumbuh atau bertambah besar.

B. Perkembangan Motorik Halus

1. Pengertian

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh

yang lebih komplek dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara

dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Depkes RI, 2012).

Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian

gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang

terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi

dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir bagian dan sistem dalam

tubuh yang dikontrol oleh anak. Wong (2009) dalam Budianto ( 2013).

Sedangkan motorik halus adalah keterampilan motorik yang

melibatkan gerakan yang lebih diatur dengan halus dengan menggunakan

aktifitas otot-otot kecil seperti menggenggam mainan, mengancingkan

baju, atau melakukan apapun yang memerlukan keterampilan tangan

menunjukkan keterampilan motorik halus (Santrock. 2007).

2. Tahapan perkembangan motorik halus anak menurut umur

Menurut Wong (2004) setiap tahapan perkembangan motorik halus

anak berbeda, yaitu :

a. Pada umur 12 bulan yaitu : anak bisa melepaskan kotak ke dalam

cangkir, berusaha untuk membangun dua balok negara tetapi gagal,

mencoba untuk memasukkan butir-butir ke dalam leher botol yang

Universitas Sumatera Utara


sempit tapi gagal, dapat membalikkan halaman buku, banyak dalam

sekali waktu.

b. Pada umur 15 bulan yaitu : secara spontan anak dapat menjatuhkan

objek ke lantai, membangun menara dari dua kotak, memegang dua

kotak dalam satu tangan, melepaskan butir-butir ke dalam leher botol

yang sempit, mencoret-coret secara spontan dan menggunakan cangkir

dengan baik tetapi memutarkan sendok.

c. Pada umur 18 bulan yaitu : membangun menara tiga sampai empat

kotak, membalik halaman dalam buku, dua atau tiga lembar sekaligus,

sekaligus dalam menggambar, membuat tekanan sesuai tiruan dan

mengantur sendok tanpa memutar.

d. Pada umur 24 bulan yaitu : membangun menara dengan enam sampai

tujuh kotak, menyusun dua atau lebih kotak menyerupai kereta,

membalik halaman buku pada sekali waktu dalam menggambar,

meniru tekanan vertikal dan melingkar, memencet bel pintu dan

diikuti salam.

e. Pada umur 30 bulan yaitu : membangun menara 8 kotak,

menambahkan lubang asap pada kereta dari kotak, koordinasi jari

baik, memegang crayon dengan jari bukan menggenggamnya,

mengerakkan jari secara mandiri, menggambar, meniru tekanan

vertikal dan horizontal.

f. Pada umur 36 tahun yaitu : dalam menggambar meniru lingkaran,

menyebutkan apa yang telah digambarkan, tidak dapat menggambar

tongkat tetapi dapat membuat lingkaran dengan gambaran wajah.

Universitas Sumatera Utara


g. Pada umur 48 tahun yaitu : menggunakan gunting dengan baik untuk

memotong gambar dengan baik mengikuti garis, dapat memasang

sepatu tetapi tidak mampu mengikat talinya, dalam menggambar

menyalin bentuk kotak.

h. Pada umur 60 tahun yaitu : mengikat tali sepatu dengan menggunakan

gunting, alat sederhana, atau pensil dengan sangat baik, dalam

menggambar meniru gambar permata dan segitiga, menambahkan 7

sampai 9 bagian dari gambar garis, mencetak beberapa huruf, angka,

atau kata seperti nama panggilan.

3. DDST II (Denver Development Skrinning Test)

a. Pengertian

DDST II (Denver Development Skrinning Test) atau Denver II

adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan

perkembangan bayi atau anak usia 0-6 tahun yang dilakukan secara

berkala dengan dengan 125 tugas perkembangan. Denver II lebih

menyeluruh tapi ringkas, sederhana dan dapat diandalkan, yang

terbagi dalam 4 (empat) sektor, yakni : sektor personal sosial

(kemandirian bergaul), sektor fine motor adaptive (gerakan-gerakan

halus), sektor language (bahasa), dan sektor cross motor (gerakan-

gerakan kasar).

Setiap tugas perkembangan digambarkan dalam bentuk kotak

bentuk kotak persegi panjang horizontal yang berurutan menurut

umur dalam format Denver II. Pada umunya setiap pelaksanaan tes,

tugas perkembangan yang perlu diperiksa pada setiap kali skrinning

hanya berkisar 25-30 item, sehingga hanya memakan waktu 15-20

Universitas Sumatera Utara


menit.

b. Tujuan

Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain ;

1) Untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan.

2) Untuk mengatasi secara dini bila ditemui kelainan.

3) Menilai tingkat perkembangan bayi atau anak sesuai dengan

usianya.

4) Menilai tingkat perkembangan bayi atau anak yang tampak sehat.

5) Menilai tingkat perkembangan bayi atau anak yang tidak

menunjukkan gejala kemungkinan adanya kelainan

perkembangan.

6) Memastikan bayi atau anak yang diduga mengalami kelainan

perkembangan.

7) Memantau bayi atau anaka berisiko mengalami kelainan

perkembangan, misalnya bayi atau anak dengan masalah perinatal

(selama kehamilan).

8) Menjaring bayi atau anak tanpa gejala terhadap kemungkinan

adanya kelainan perkembangan.

c. Manfaat pemeriksaan Denver II

1) Mengetahui tahap perkembangan yang dicapai bayi atau anak.

2) Menemukan adanya keterlambatan perkembangan bayi atau anak

sedini mungkin.

3) Meningkatkan kesadaran orangtua atau pengasuh agar

menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan

bayi atau anak.

Universitas Sumatera Utara


d. Penentuan garis usia

Pada garis horizontal teratas dan terbawah pada format Denver

II, terdapat skala usia dalam bulan dan tahun yang dimulai dari bayi

atau anak lahir hingga 6 tahun.

Keterangan garis tegak kecil pada garis skala usia adalah :

1) Pada usia 0-24 bulan, jarak antara 2 tanda (garis tegak kecil)

adalah 1 bulan.

2) Setelah usia 24 bulan sampai dengan usia 6 tahun, jarak antara 2

tanda adalah 3 bulan (Suwariyah. 2013)

e. Interpretasi Skor Denver II

1) Lebih, yaitu anak mampu melakukan tugas perkembangan “lulus”

item uji tugas perkembangan sebelah kanan garis usia.

2) Normal, yaitu anak “gagal” atau “menolak” melakukan untuk item

di sebelah kanan garis usia (persentil 25%-75%).

3) Peringatan, yaitu anak “gagal” atau “menolak” pada uji item tugas

perkembangan (persentil 75-90%)

4) Keterlambatan, anak “gagal” atau “menolak” pada uji item tugas

perkembangan.

5) Tidak ada kesempatan, yaitu orang tua atau pengasuh melaporkan

bahwa anak tidak ada kesempatan untuk melakukan tugas

perkembangan. (Wong et al, 2009).

f. Sektor pergerakan motorik halus

Sektor pergerakan motorik haus terdiri dari 29 item, yang

dimulai dari no urut 26-54 dari sektor perkembangan motorik, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


26. Mengikuti ke garis tengah

P : Anak diterlentangkan. Pegang bola benang merah pada jarak

6 inch (20 cm) dari muka si anak, goyangkan untuk menarik

perhatiannya. Kemudian dengan perlahan-lahan gerakkan

melengkung (pola setengah lingkaran) dari satu sisi ke sisi

lain. Bila perlu hentikan sejenak untuk memancing perhatian,

kemudian dilanjutkan lagi.

S : Lulus apabila anak mampu mengikuti dengan matanya sampai

ke titik tengah garis setengah lingkaran (kepala dan mata

anak tampak menoleh ke kiri dan ke kanan menyesuaikan

dengan pergerakkan benang merah). Yakinkan bahwa anak

telah betul-betul terarik perhatiannya sebelum di nilai gagal

(failure).

27. Mengikuti lewat garis tengah

P : Pemeriksaan seperti No. 26

S : Lulus bila anak mengikuti gerakan benang dengan mata atau

kepalanya sampai melewati garis tengah, setengah lingkaran

(jika lulus mengikuti melewati garis tengah, juga lulus

mengikuti ke garis tengah.

28. Memegang icik-icik

P : Sentuhkan tangkai giring-giring (kericikan/kerincingan) pada

ujung jari atau punggung tangan anak pada waktu anak

diterlentangkan, dipangku atau digendong orangtuanya.

Lihat petunjuk pelaksanaan No.6

Universitas Sumatera Utara


S : Lulus bila anak meraih dan memegang icik-icik selama

beberapa detik.

29. Tangan bersentuhan

P : Tidurkan anak terlentang (tidak digendong dilengan ibu).

Perhatikan apakah kedua tangannya diangkat bersama-sama

ke garis tengah tubuhnya melewati dagu dan mulut.

S : Lulus bila anak mengangkat kedua tangannya bersama-sama

menuju ke garis tengah tubuh.

30. Mengikuti 180 derajat

P : Merujuk pada item motorik halus No. 26

Lihat petunjuk pelaksanaan No. 5

S : Lulus bila anak dapat mengikuti benang dengan kepala dan

matanya dengan menyusuri pola setengah lingkaran dari satu

sisi tubuh ke sisi tubuh yang lain.

(Jika lulus mengikuti 180, anak juga lulus melewati garis tengah

dan mengikuti ke garis tengah).

31. Mengamati manik-manik

P : Anak dipangku orangtua sedemikian rupa sehingga tangan

anak terletak di meja. Kemudian jatuhkan manik-manik atau

kismis atau penggantinya tepat di depan si anak pada jarak

yang mudah dijangkau. Pemeriksa boleh menunjuk atau

menyentuh manik-manik atau kismis tersebut untuk menarik

perhatiannya.

Universitas Sumatera Utara


(Sebaiknya manik-manik diletakkan pada tempat yang berwarna

kontras, seperti selembar kertas putih).

S : Lulus bila anak melihat ke arah benda tersebut. Gagal bila

anak melihat ke jari atau tangan pemeriksa.

32. Meraih

P : Anak dipangku orangtuanya sedemikian rupa sehingga

sikunya sejajar dengan meja dan meletakkan tangannya di

atas meja. Letakkan mainan pada jarak yang mudah

dijangkau si anak, kemudian suruh mengambilnya.

(Jenis mainan icik-icik atau benang merah).

S : Lulus bila anak berusaha meraihnya dengan mengulurkan

tangan ke arah objek. Tidak perlu harus menyentuh atau

benar-benar berhasil mengambilnya.

33. Mencari benang

P : Anak dipangku orangtuanya, tariklah perhatian si anak ke arah

benang merah (benang wol merah) yang dipegang oleh

pemeriksa. Bila si anak sudah melihatnya jatuhkan bola

benang tersebut tanpa merubah posisi tangan. (Seolah-olah

benang menghilang). Ulangi jika respon anak tidak jelas.

Lihat petunjuk pelaksanaan No. 7

S : Lulus bila perhatian anak tetap kepada benang merah tersebut

dan berusaha mencari kemana benang merah tersebut jatuh

(ke arah bawah atau ke lantai).

Universitas Sumatera Utara


34. Menggaruk manik-manik

P : Anak didudukkan dipangkuan orangtua sehingga sikunya

sejajar dengan meja dan kedua tangan berada di atas meja,

jatuhkan satu manik-manik di depan anak yang mudah

dijangkau anak. Pemeriksa dapat menunjuk atau menyentuh

manik-manik untuk menarik perhatian anak.

S : Lulus bila anak mengambil manik-manik dengan

menggunakan gerakan seluruh tangan. (Pastikan manik-manik

tidak melekat tapi tampak jelas kalau anak mengambilnya0.

35. Memindahkan kubus

P : Anak memindahkan kubus dari satu tangan ke tangan yang

lain. Berikan anak sebuah kubus lalu berikan satu lagi pada

tangan yang sama, anak akan memindahkan kubus pertama

ke tangan yang lain sehingga ia dapat mengambil kubus yang

kedua.

Lihat petunjuk pelaksanaan No. 8

S : Lulus bila anak memindahkan kubus dari satu tangan ke

tangan yang lain, tanpa menggunakan anggota tubuhnya

(badan, mulut atau meja secara bersamaan).

36. Mengambil 2 kubus

P : Letakkan 2 kubus di atas meja di depan si anak. Suruhlah

anak tersebut mengambil kubus itu dengan menarik

perhatiannya atau dengan gerakkan. Pada pemeriksaan ini

tidak boleh diambilkan. (Anak harus mengambil sendiri).

Universitas Sumatera Utara


S : Lulus bila anak mengambilnya dan memegang dengan kedua

belah tangan secara bersamaan masing-masing satu kubus).

37. Memegang dengan ibu jari dan jari telunjuk

P : Anak dipangku orangtuanya sedemikian rupa, sehingga ia

dapat meletakkan tangannya di meja. Jatuhkan manik-manik

atau kismis atau pengganti lainnya yang sejenis tepat di

depan anak pada jarak yang mudah dijangkau. Perhatikan

cara anak mengambil benda tersebut. Pemeriksa boleh

memberi contoh.

Lihat petunjuk pelaksanaan No. 9

S : Lulus bila si anak mengambil benda dengan menggunakan ibu

jari dan jari telunjuk. Juga bisa dinilai lulus bila anak

mengambil benda dengan menggunakan ibu jari dan beberapa

jari (jika lulus memegang dengan ibu jari dan jari telunjuk

maka anak juga lulus mengaruk manik-manik.

38. Membenturkan 2 kubus

Pemeriksaan dapat dinilai dari laporan orangtua atau pengasuh.

P : Berikan satu kubus di tangan kiri dan satu kubus lain di tangan

kanan anak. Usahakan supaya si anak memukul-mukulkan

kedua kubus tersebut satu sama lain. Pada pemeriksaan ini

pemeriksa boleh memberi contoh, tetapi tidak boleh

membantu dengan menggerakkan tangan atau menyentuh

tangan si anak.

Jika tidak teramati, tanyakan kepada orangtua “Apakah anak

dapat membenturkan benda yang lebih kecil bersama-sama

Universitas Sumatera Utara


dalam satu waktu?”.

S : Lulus bila anak bisa mengerjakan dengan memegang kubus

masing-masing tangannya. Bila pemeriksaan tidak berhasil,

tanyakan kepada orang tua apakah anak dapat membenturkan

benda yang lebih kecil bersama-sama dalam satu waktu.

(Membenturkan benda yang lebih besar seperti tutup panci tidak

diberi skor lulus).

39. Menaruh kubus di cangkir

P : Letakkan 3 kubus dan sebuah cangkir di ats meja dan

dihadapkan anak. Dorong anak untuk memasukkan kubus

ke dalam cangkir dengan memberikan contoh dan aba-aba.

Pemberian contoh perlu diulangi beberapa kali).

S : Lulus bila anak memasukkan kubus ke dalam cangkir

(minimal 1 kubus masuk dalam cangkir dan membiarkan

yang lain).

40. Mencoret-coret

P : Letakkan kertas dan pensil di ats meja di depan anak, pada

jarak yang mudah dijangkau. Bila perlu pemeriksa boleh

memberikan pensil ke tangan anak dan memotivasi anak

untuk mencoret-core. (pemeriksa jangan memberikan

contoh bagaimana cara mencoret, perhatikan keamanan

anak selam pemeriksaan terutama mata dan mulut selama

penggunaan pensil).

S : Lulus bila anak membuat coretan pada kertas. Coretan yang

tidak disengaja dinyatakan gagal.

Universitas Sumatera Utara


41. Ambil manik-manik

P : Contohkan pada anak 2-3 kali uuntuk mengeluarkan manik-

manik dari botol, kemudian minta anak untuk

mengulanginya. (Jangan menggunakan kata-kata buang atau

tumpahkan).

S : Lulus bila anak mengeluarkan manik-manik dari botol, atau

mengambil kemudian mengeluarkan dari botol.

42. Menara dari 2 kubus

P : Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar

meja dan kedua tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-

kubus (balok-balok mainan) di atas meja. Pemeriksa

menstimulasi anak untuk menyusunnya dengan memberi

contoh setinggi mungkin. Bila perlu pemeriksaan diulangi

sampai 3 kali.

S : Lulus bila anak menyusun 2 balok, dengan meletakkan 1

kubus di atas kubus yang lainnya dan tidak jatuh.

43. Menara dari 4 kubus

P : Cara pemeriksaan seperti No. 42

S : Lulus bila anak bisa menyusun 4 buah kubus, dengan

meletakkan 1 kubus di atas kubus lainnya sehingga tersusun

sampai 4 kubus dan tidak jatuh. (Jika lulus menara dari 4

kubus, anak juga lulus menara dari 2 kubus).

44. Menara dari 6 kubus

P : Cara pemeriksaan seperti No.42

Universitas Sumatera Utara


S : Lulus bila anak menyusun 1 kubus di atas kubus lainnya

sampai 6 buah kubus dan tidak jatuh. (Jika lulus menara

dari 6 kubus, anak juga lulus menara dari 4 kubus dan

menara dari 2 kubus).

45. Meniru

P : Anak didudukkan atau dipangku orangtua, diatur sedemikian

rupa sehingga posisinya sesuai dan nyaman untuk menulis.

Berikan kertas dan pensil pada si anak dan mintalah

kepadanya untuk mengambar garis sesuai dengan contoh

yang diberikan oleh pemeriksa yaitu garis vertikal,

tunjukkan bagaimana menggambar garis vertikal, tunjukkan

bagaimana menggambar garis vertikal pada anak.

Pemeriksa tidak boleh memegang tangan anak, percobaan

dapat dilakukan 3 kali.

Lihat petunjuk pelaksanaan No. 10

S : Lulus bila anak menggambar 1 garis atau lebih yang vertikal

pada kertas, paling sedikit sepanjang 1 inch (2,5 cm) dan

persimpangannya atau sudut kemiringannya tidak lebih dari

30°. Garis tidak harus sempurna, lurus dan tegak.

46. Menara dari 8 kubus

P : Merujuk pada item motorik halus No. 42

S : Lulus bila anak meletakkan 1 kubus di atas kubus lainnya

sehingga tersusun sampai 8 kubus dan tidak jatuh saat anak

memindahkan tangannya. (Lulus menara dari 8 kubus, maka

anak juga lulus menara dari 6 kubus, menara dari 4 kubus

Universitas Sumatera Utara


dan menara dari 2 kubus).

47. Menggoyangkan ibu jari

P : Contohkan pada anak dengan menggunakan 1 atau 2 tangan

untuk membuat genggaman dengan posisi ibu jari mengarah

ke atas. Ayun-ayunkan ibu jari anda ke kana ke kiri (hanya

ibu jari). Katakan kepada anak untuk menggerakkan ibu jari

dengan cara yang sama. Jangan membantu anak dengan

meletakkan posisi tangan anak. Pemeriksa dapat

mengatakan kepada anak untuk membuat seperti

genggaman.

Lihat petunjuk pelaksanaan No. 11

S : Lulus bila anak dapat menggerakkan ibu jari dengan 1 tangan

atau 2 tangan tanpa membuat gerakkan pada jari lainnya.

48. Mencontoh O (lingkaran) (Copy O)

P : Berikan kepada anak sebuah pensil dan selembar kertas.

Tunjukan kepada anak gambar lingkaran dipetunjuk

pelaksanaan (belakang lembar Denver II).

Katakan pada anak “buat 1 gambar yang sama seperti gambar

ini!”.

(Pemeriksa tidak menyebutkan bentuk gambar dan menggerakkan

jari atau pensil untuk menunjukkan bagaimana cara membuat

lingkaran). Tes dapat dilakukan 3 kali.

Lihat petunjuk pelaksanaan No. 12

S : Lulus bila anak menggambar beberapa bentuk yang

mendekatiatau sangat mendekati lingkaran yang tertutup.

Universitas Sumatera Utara


(Gagal jika garis berkelanjutan sehingga membentuk spiral).

49. Menggambar orang : 3 bagian

P : Berikan pada anak sebuah pensil dan selembar kertas, katakan

pada anak untuk menggambar seseorang (laki-laki atau

perempuan, ayah, ibu, dan lain-lain). Pastikan anak telah

menyelesaikan gambarnya sebelum gambar di nilai.

Lihat petunjuk pelaksanaan No. 16

S : Lulus bila anak menggambar 3 atau lebih bagian tubuh.

Bagian yang sepasang dinilai sebagai 1 bagian (misal : mata,

telinga, tangan, dll). Untuk mendapatkan nilai, kedua

pasangan itu haruslah digambarkan, kalau gambar itu tidak

berprofil (dimana gambar hanya 1 mata, 1 telinga, dan lain-

lain, maka tidak mendapatkan nilai). Kecuali gambarnya

dalam bentuk permukaan (dalam kasus hanya ada 1 mata atau

telinga, maka mendapat nilai).

50. Mencontoh + (Tanda Plus) (Copy +)

P : Berikan pada anak pensil dan kertas, tunjukkan pada anak

gambar tanda + di belakang lembar tes. Tanpa menyebutkan

bentuk gambar atau menggerakkan jari atau pensil untuk

menunjukkan cara membuatnya, katakan pada anak “buat

satu gambar yang sama seperti gaambar ini!” tes dapat

dilakukan 3 kali.

S : Lulus bila anak menggambar 2 garis yang saling berpotongan,

setidaknya mendekati titik tengah. Garis tidak perlu benar-

benar lurus, yang penting berpotongan.

Universitas Sumatera Utara


51. Memilih garis yang lebih panjang

P : Pastikan petunjuk pelaksanaan (bagian belakang format

Denver II) dalam posisi vertikal. Perlihatkan 2 garis paralel

yang berbeda panjangnya pada petunjuk pemeriksaan.

1. Tanyakan kepada anak “garis mana yyang lebih

panjang?” (Jangan katakan yang lebih besar).

2. Setelah anak menunjuk sebuah garis, ulangi pemeriksaan

dengan merubah letak (memutar lembar petunjuk

pemeriksaan ke samping 90° dan tanyakan kembali.

3. Kemudian putar lagi ke bawah 180° dan ulangi

pertanyaan. Paling sedikit diulangi 3 kali).

Lihat petunjuk pelaksanaan No. 13

S : Lulus bila ketiga-tiganya benar. Bila salah satu salah, ulangi

pemeriksaan 3 kali lagi. Bila 5 diantara 6 pemeriksaan

benar maka juga dinyatakan lulus. Selain hasil-hasil

tersebut dinyatakan gagal.

52. Mencontoh di tunjukkan

P : Laksanakan item 54 (mencontoh) sebelum melaksanakan item

ini, bila anak tidak dapat mencontoh, tunjukkan kepada anak

cara menggambar, pertama-tama dengan cara menggambar 2

sisi yang berlawanan (parallel) kemudian 2 sisi perlawanan

lain (bukan menggambar emapat persegi dengan arah gerakan

kontinyu atau berkelanjutan). Tes dapat dilakukan 3 kali

Lihat petunjuk pelaksanaan No. 15

S : Lulus bila anak menggambar empat persegi dengan 4 garis

Universitas Sumatera Utara


yang lurus sehingga membentuk 4 sudut. Sudut dapat

dibentuk dari garis yang berpotongan, tetapi sudut harus

sesuai (bukan melingkar atau tajam), panjang sebaiknya.

Jangan melebihi 2 kali lebar.

53. Menggambar orang : 6 bagian

P : Merujuk pada item motorik halus No. 49

S : Lulus bila anak menggambar 6 bagian tubuh atau lebih,

dengan ketentuan sama dengan item motorik halus No. 49.

54. Mencontoh

P : Berikan pada anak pensil dan kertas, tunjukkan pada anak

gambar empat persegi di belakang lembar tes. Tanpa

menyebutkan bentuk gambar atau menggerakkan jari atau

pensil untuk menunjukkan cara membuatnya, katakan pada

anak “buat satu gambar yang sama seperti gambar ini!” tes

dapat dilakukan 3 kali.

Lihat petunjuk pelaksanaan No. 15

S : Merujuk pada syarat lulus item motorik halus No. 52

(Suwariyah. 2013).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai