Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi
PERIHAL TRANSMIGRASI
Minggu, 06 Agustus 2017
Transmigrasi merupakan langkah kongkrit dan nyata untuk meningkatkan kesejahteraan. Kesejahteraan
transmigran didapat melalui tahap seleksi, lalu pembekalan dari berbagai pelatihan pembangunan desa yang
dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, kehidupan bertransmigrasi para transmigran didukung fasilitas sarana
dan prasarana yang memadai.
Transmigran adalah warga negara Republik Indonesia yang berpindah secara sukarela ke Wilayah
Pengembangan Transmigrasi (WPT) atau lokasi permukiman transmigrasi melalui pengaturan dan pelayanan
Pemerintah.
Pada umumnya sebagian besar calon transmigran terdiri dari penduduk yang mengalami keterbatasan dalam
mendapatkan peluang kerja dan usaha, dan penduduk yang relatif berpotensi dan ingin lebih meningkatkan
kesejahteraannya, serta penduduk yang telah mampu mengembangkan diri dan ingin lebih meningkatkan
mutu kehidupannya.
Kondisi calon transmigran yang kurang beruntung dengan keadaan sosial ekonomi yang lemah, tetapi
mempunyai tekad dan semangat untuk meningkatkan kesejahteraannya ternyata jumlahnya tidak sedikit,
antara lain petani tanpa tanah, petani gurem, perambah hutan dan peladang berpindah.
Calon transmigran yang relatif berpotensi dan yang mandiri ternyata semakin banyak. Calon transmigran
seperti pada ketiga kelompok di atas merupakan modal sumber daya manusia pembangunan guna
mewujudkan tujuan, sasaran dan arah penyelenggaraan transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian.
Dalam hubungan ini pemerintah mempunyai fungsi mengatur, merencanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan ketransmigrasian.
Keikutsertaan sebagai transmigran didasarkan atas kesukarelaan dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Transmigran sendiri terdiri atas kepala keluarga beserta anggota keluarganya.
Pada dasarnya untuk memantapkan pembinaan, setiap transmigran harus telah berumah tangga. Akan tetapi,
karena pertimbangan khusus, seperti kebutuhan tenaga ahli, guru, dan dai, yang sangat diperlukan sebagai
motivator atau penyuluh, meskipun belum menikah, seseorang dapat menjadi transmigran.
2. Berkeluarga
3. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku
4. Berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun
5. Belum pernah bertransmigrasi
6. Berbadan sehat
7. Memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan untuk mengembangkan potensi sumber daya yang
tersedia di lokasi tujuan
8. Menandatangani urat pernyataan kesanggupan melaksanakan kewajiban sebagai transmigran
9. Lulus seleksi yang dibuktikan dengan surat keterangan lulus dari tim yang diberikan wewenang untuk
melaksanakan seleksi
1. Bupati/Walikota menetapkan calon transmigran atas usulan Kepala Satuan Kerja yang
bertanggungjawab di bidang ketransmigrasian, selambat-lambatnya 7 hari setelah menerima Surat
Pemberitahuan Pemberangkatan (SPP)
2. Penetapan jumlah calon transmigran disesuaikan dengan program perpindahan transmigrasi yang
dialokasikan pada kabupaten/kota yang bersangkutan
3. Calon transmigran yang telah ditempatkan di lokasi permukiman transmigrasi ditetapkan sebagai
transmigran oleh Bupati/Walikota daerah tujuan transmigrasi selambat-lambatnya 7 hari sejak
ditempatkan
4. Calon transmigran dan transmigran yang telah ditetapkan mempunyai hak dan kewajiban sesuai
ketentuan yang berlaku
Pelayanan seleksi meliputi seleksi administrasi, dan seleksi teknis. Seleksi administrasi dilakukan dengan
meneliti keabsahan dan kelengkapan dokumen yang dibutuhkan. Sedangkan seleksi teknis dilakukan dengan
menguji kemampuan dan keterampilan sesuai dengan kualifikasi sumber daya manusia yang dibutuhkan.
Calon transmigran yang dinyatakan lulus seleksi diberi pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan pengembangan. Pendidikan dan pelatihan untuk calon transmigran pada Transmigrasi Umum
dilaksanakan oleh Pemerintah. Pendidikan dan pelatihan untuk calon transmigran pada Transmigrasi
Swakarsa Berbantuan dilaksanakan oleh Pemerintah dan/atau Badan Usaha. Sedangkan pendidikan dan
pelatihan untuk calon transmigran pada Transmigrasi Swakarsa Mandiri yang terkait dengan Badan Usaha
dilaksanakan oleh Badan Usaha yang bersangkutan.
Calon transmigran pada Transmigrasi Umum diseleksi berdasarkan prioritas penanganan masalah sosial
ekonomi bagi penduduk yang bersangkutan. Calon transmigran pada Transmigrasi Swakarsa Berbantuan dan
Transmigrasi Swakarsa Mandiri diseleksi berdasarkan kesesuaian antara kesempatan kerja atau usaha yang
tersedia dan dipilih dengan kesiapan dan keahliannya.
https://ditjenpkp2trans.kemendesa.go.id/hal/perihal-transmigran 2/6
8/12/2019 Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Pendidikan dan pelatihan calon transmigran dan transmigran dapat dilakukan secara berjenjang atau tidak
berjenjang. Menteri dan atau Badan Usaha mitranya memberikan kesempatan kepada calon transmigran dan
transmigran untuk meningkatkan dan atau mengembangkan ketrampilan dan atau melalui pendidikan dan
pelatihan.
Penyuluhan secara langsung dilakukan berhadapan dengan masyarakat yang disuluh, misalnya : ceramah,
diskusi, sarasehan, temu wicara dan lain-lain. Sedangkan penyuluhan secara tidak langsung dilakukan
melalui media atau perantara, misalnya : radio, televisi, film, buku bacaan dan lain-lain.
Penempatan Transmigran
Penempatan transmigran di permukiman transmigrasi dilaksanakan setelah ada kepastian kesempatan kerja
atau usaha dan tempat tinggal. Selain itu, juga mempertimbangkan jumlah, komposisi asal calon transmigran,
latar belakang sosial dan budaya, keahlian dan ketrampilan.
Penempatan transmigran pada Transmigrasi Umum dilaksanakan oleh Pemerintah. Penempatan transmigran
pada Transmigrasi Swakarsa Berbantuan dilaksanakan oleh Pemerintah dan/atau Badan Usaha sesuai dengan
ketentuan dalam
perjanjian kerja sama. Sedangkan penempatan transmigran pada Transmigrasi Swakarsa Mandiri
dilaksanakan sendiri oleh transmigran atau Badan Usaha yang menyediakan lapangan kerja atau usaha dan
dapat dibantu oleh Pemerintah.
Jenis layanan dan bantuan sesuai dengan kegiatan usaha yang ditetapkan, perbekalan transmigran,
pemindahan dan penempatan transmigran di lokasi tujuan, tempat tinggal transmigran dengan segala fasilitas
permukiman, termasuk sarana ibadah dan kesehatan, sanitasi dan air bersih, serta lahan dan/atau ruang usaha
sebagai sarana lapangan kerja dan usaha yang dapat berkembang dengan layak, dan mampu meningkatkan
kesejahteraan hidup transmigran.
https://ditjenpkp2trans.kemendesa.go.id/hal/perihal-transmigran 3/6
8/12/2019 Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Sebelum mampu mandiri transmigran diberi catu pangan, berupa natura dan non-natura atau dana yang dapat
membantu meringankan biaya hidup di permukiman transmigrasi. Meskipun hampir semua kebutuhan usaha
dan hidup transmigran dipenuhi, cara penyampaian dan besaran yang diberikan tetap bertujuan menjaga
proses kemandirian bagi pengembangan kehidupan transmigran.
Pemberian tanah pekarangan dan tanah pertanian kepada transmigran disesuaikan dengan Undang-undang
Pokok Agraria mengenai batas minimum buat tanah pertanian yang dapat dimiliki oleh perorangan dengan
pengertian bahwa dapat diberikan pembagian lebih dari 2 (dua) Ha, dengan berdasarkan kondisi tanah
setempat, jenis/macam produksi pertanian (misalnya untuk tanaman export) dan kemampuan untuk mengolah
tanah.
Pemberian tanah kepada transmigran bukan petani misalnya nelayan, buruh perkebunan, buruh industri dan
sebagainya sekurang-kurangnya 4 Ha untuk pekarangan yang letaknya tidak jauh dari tempat pekerjaan. Hal
tersebut penting untuk memberikan jaminan hari tua bagi transmigran.
Pemberian hak-hak atas tanah kepada para transmigran dilakukan secara bertahap dan bertingkat berdasarkan
atas ketentuan-ketentuan prosedur Agraria khusus di Daerah Transmigrasi.
Hal tersebut memberikan dasar-dasar edukatif kepada para transmigran untuk secara aktif mengerjakan
tanahnya dan apabila benar tanah pertanian tersebut dikerjakan secara produktif dari hak-hak atas tanah yang
lebih rendah dapat ditingkatkan pada hak- hak tanah yang lebih tinggi, misalnya dari hak pakai menjadi hak
milik.
Kecuali itu para transmigran mendapat kejelasan status hukum tanahnya serta kepastian dan perlindungan
hukum yang akan memberikan ketenteraman, kemantapan dan kegairahan kerja.
Dalam jangka waktu 5 tahun atau selama Proyek Transmigrasi tersebut belum diserahkan kepada Menteri
Dalam Negeri, maka transmigran tidak dibenarkan merubah dan/atau memindahkan status hukum atas tanah
miliknya.
Hak Milik atas tanah bagi transmigran pada prinsipnya tidak dapat dipindahtangankan, kecuali :
Transmigran pada Transmigrasi Swakarsa Berbantuan memperoleh bantuan dari Pemerintah berupa :
Sedangkan transmigran pada Transmigrasi Swakarsa Berbantuan, yang mendapat bantuan dari Badan Usaha
mitranya berupa :
1. Perolehan kredit investasi dan modal kerja yang diperlukan bagi kegiatan usaha transmigran atas
jaminannya;
2. Bimbingan usaha ekonomi dan sosial kemasyarakatan;
3. Pelatihan, penyuluhan dan peningkatan produktivitas;
4. Informasi usaha;
Transmigran pada Transmigrasi Swakarsa Mandiri dapat memperoleh bantuan dari Pemerintah berupa :
1. Informasi seluas-seluasnya tentang peluang kerja dan usaha serta informasi lain yang dibutuhkan
tentang daerah tujuan transmigrasi;
2. Pengurusan kepindahan dan penempatan di Wilayah Pengembangan Transmigrasi dan/atau Lokasi
Permukiman Transmigrasi;
3. Bimbingan untuk mendapatkan lapangan kerja atau usaha;
4. Lahan tempat tinggal dan/atau lahan usaha dengan status hak milik, serta ramuan rumah;
5. Penyediaan prasarana serta fasilitas pelayanan umum dan sosial permukiman;
6. Pembinaan sosial kemasyarakatan dan administrasi pemerintahan; dan
7. Bimbingan, Pengembangan, dan perlindungan kemitraan usaha.
Kebutuhan pengembangan usaha transmigran di luar bantuan Pemerintah diupayakan melalui kemampuan
swadaya dan/atau melalui bantuan Badan Usaha.
Kewajiban Transmigran
Setiap transmigran berkewajiban untuk :
https://ditjenpkp2trans.kemendesa.go.id/hal/perihal-transmigran 5/6
8/12/2019 Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
https://ditjenpkp2trans.kemendesa.go.id/hal/perihal-transmigran 6/6