Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KUNJUNGAN PROJECT

OLEH:

NAMA : Sugianto

NIM : N 201 16 024

KELAS : D

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
A. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Konstruksi

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah yang berkaitan dengan mesin, pesawat,
alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta
cara-cara melakukan pekerjaan. (Ervianto, 2004).
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. (Safitri, 2014).

Kesehatan dan Keselamatan Kerja sekarang ini telah menduduki tempat yang penting
dalam perusahaan terutama dalam pekerjaan konstruksi. Rasa aman dan nyaman dalam
bekerja merupakan tuntutan bagi perusahaan untuk dapat memenuhinya dalam rangka
memberikan jaminan kerja bagi pekerja proyek maupun karyawan.
Konstruksi bangunan atau proyek konstruksi memang memilki sifat yang khas,
antara lain tempat kerjanya di ruang terbuka yang dipengaruhi cuaca, jangka waktu
pekerjaan terbatas, menggunakan pekerja yang belum terlatih, menggunakan peralatan kerja
yang membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja dan pekerjaan yang banyak
mengeluarkan tenaga. Berdasarkan sifat-sifat unik itu pula, maka sektor jasa konstruksi
mempunyai resiko bahaya kecelakaan fatal.
Untuk mencegah kerugian dari proyek konstruksi, diperlukan suatu sistem
manajemen K3 yang mengatur dan dapat manjadi acuan bagi konsultan, kontraktor, dan
para pekerja konstruksi. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) dalam pelaksanaan proyek konstruksi dapat memberikan kepastian bahwa
kinerjanya akan terus memenuhi persyaratan hukum dan kebijakan yang berlaku serta untuk
membantu pencapaian Nihil Kecelakaan dan Kerugian Nihil yang sangat menentukan
keberhasilan proyek konstruksi ( Victoria, 2013).
Peningkatan keselamatan dan kesehatan dalam pekerjaan adalah sebuah fungsi
penting dari manajemen yang baik. Peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja bukan
hanya sebuah fungsi dari manajemen yang baik, tetapi harus menjadi suatu fungsi normal.
Pada tahun 1916 dibuat Undang-undang pengawasan tambang yang berisi
keselamatan dan kesehatan tambang, kemudian pada tahun 1927 lahir Undang-undang
gangguan yang berisi tentang pendirian perusahaan yang membahayakan, kerugian
perusahaan dan gangguan. Tiga belas tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940, keluar
pengaturan tentang biaya pemeriksaan keselamatan kerja di perusahaan.
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Bagian 6 Tentang Kesehatan Kerja,
pada Pasal 23 berisi:
1) Kesehatan kerja disenggelarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.

2) Kesehatan kerja meliputi perlindungan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan
syarat kesehatan kerja.
3) Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.

Berdasarkan gambar statistik dibawah ini dapat ditarik kesimpulan bahwa angka
kecelakaan kerja diIndonesia meningkat disetiap tahunnya

Statistik kecelakaan kerja di Indonesia

Berdasarkan Gambar statistik dibawah ini dapat disimpulkan bahwa kecelakaan kerja
paling sering terjadi dinegara-negara berkembang. Hal ini karena dinegara-negara ini belum
memiliki sistem K3 yang memadai.

Statistik kecelakaan kerja di Dunia


B. Lokasi Kunjungan

Adapun lokasi yang dikunjungi adalah sebuah proyek pembangunan Laboratorium


Farmasi yang ada di fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas
Tadulako (UNTAD). Pada lokasi kunjungan terdapat bentuk bangunan baru mencapai 20%
tahap pengerjaannya. Bangunan yang menelan biaya mencapai 2.438.590.000 ini harus
rampung dalam kurun waktu 180 hari ( 6 bulan ) dengan mempekerjakan tenaga kerja
sebanyak 20 orang dengan waktu bekerja 8 jam dalam sehari.
Dibuatnya bangunan ini tentulah sangat mempunyai tujuan yang jelas, tidak sebagai
upaya untuk meningkatkan kualitas mahasiswa agar lebih kreatif dalam bereksperimen untuk
meningkatkan pengetahuan.
Namun, para pekerja juga sebaiknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan
dalam bekerja, jangan hanya akibat dari mengejar target waktu yang ditentukan maka mereka
kurang memperhatikan keamanan dalam artian terburu-buru dalam bekerja yang dapat
mengakibatka kecelakaan kerja.

Ditambah lagi kondisi lingkungan yang tidak mendukung seperti debu yang banyak,
terbatasnya ruang gerak bagi pekerja, ributnya para mahasiswa disekitar yang dapat
mengganggu konsentrasi pekerja, dalam artian gangguan psikologi.
Jadi, hal-hal diatas sangat memungkinkan untuk terjadinya sebuah kecelakaan bagi
para pekerja. Sehingga perlunya pengendalian awal dulu bagi para pekerjanya itu sendiri
sampai dengan kepada pemimpin yang mempunyai wewenang kepada para mereka.
C. Hasil Observasi

a. Daftar bahaya yang diidentifikasi


1. Radiasi sinar matahari 7. Penyakit kulit
2. Tertusuk benda tajam 8. Diare
3. Ispa 9. Bungkuk
4. Tertimpah batu 10. Terpapar debu
5. Terjatuh karena ruang terbatas 11. Mengankat batu secara manual
6. Stress / Depresi 12. Tidak ergonomi

b. Analisis Resiko
No. Resiko Peluang Akibat Keterangan

1. Radiasi sinar D 2 R
matahari
2. Tertusuk B 3 S
Benda tajam
3. Ispa C 4 T

4. Tertimpah D 3 M
Batu
5. Terjatuh krn E 2 R
ruang terbtas
6. Stress/depresi E 1 R

7. Penyakit kulit A 2 S

8. Diare D 1 R

9. Bungkuk E 4 S

10. Kanker E 5 S

Keterangan :

T : Tinggi, memerlukan perencanaan khusus ditingkat manajemen puncak, dan


penaganan dengan segera / kondisi darurat

S : Signifikan, memerlukan perhatian dari pihak manajemen dan melakukan tindakan


perbaikan secepat mungkin

M : Moderat, tidak melibatkan manajemen puncak, namun sebaiknya segera diambil


tindakan penanganan / kondisi bukan darurat

R : Rendah, risiko cukup ditangani dengan prosedur rutin yang berlaku.


c. Control measure
Tindakan pengendalian telah diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja menyatakan bahwa perusahaan harus merencanakan manajemen dan
pengendalian kegiatan-kegiatan, produk dan jasa yang dapat menimbulkan
risiko kecelakaan kerja yang tinggi.
1. Radiasi sinar matahari
Sinar matahari yang berlebihan dan terpapar lama pada pekerja sangat berpotensi
bahaya radiasi, hal ini karena sinar matahari mengandung sinar ultraviolet yang
dapat merusak kulit. Namun, adapun pengendalian dari masalah ini yaitu
mengurangi untuk terpapar langsung dengan matahari dalam waktu yang lama.
Adapun jika hal ini diharuskan untuk berada langsung dibawah sinar matahari
setidaknya harus mengenakan alat pelindung diri ( APD ).
2. Tertusuk benda tajam
Tertusuk benda-benda tajam sangat mungkin terjadi apabila para pekerja tidak
menggunakan alat pelindung diri yang sebagaimana mestinya. Sehingga upaya
dari hal tersebut dapat ditangani ataupun dicegah.
3. Ispa
Ispa merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan atas yang diakibatkan oleh
debu yang dalam jumlah banyak disekitar para pekerja, tentulah hal ini tidak dapat
diabaikan begitu saja jadi perlu harus adanya kesadaran untuk menggunakan APD
terutama dibagian hidung dan mulut untuk mengantisipasi hal ini terjadi.
4. Tertimpah Batu
Tertimpah batu saat bekerja sudah sangat sering terjadi bila dalam melakukan
pekerjaan tanpa prosedur yang berlaku, namun bila dikendalikan dengan baik
yaitu berupa pendidikan / petunjuk baik dari pemimpin maupun dari teman
serekan kerja, yaitu berupa bagaimana cara untuk mengangkat dan menempatkan
batu-batu tersebut secara baik dan benar.
5. Terjatuh karena ruang gerak terbatas
Masalah ini sangatlah suatu hal yang kecil namun, ini merupakan hal yang serius
karena menyangkut keselamatan para pekerja karena bisa saja pada saat jatu
mereka bisa tertimpah benda yang lainnya, ataupun mengenai benda bahaya
lainnya seperti debu, paku, dll.
6. Stress / Depresi
Gangguan ini menyangkut dengan kesehatan mental pekerja, hal ini karena
padatnya jam kerja serta ditambah lagi lingkungan kerja yang tidak kondusif
seperti suasana kerja ribut dari orang-orang disekitar yang sangat berpengaruh
terhadap konsentrasi para pekerja. Hal ini bisa saja dikendalikan dengan cara
mengurangi jam kerja maksimal 30 menit guna agar lebih banyak waktu bagi
pekerja untuk melakukan relaksasi. Selain itu juga pihak pemimpin untuk ikut
mengambil andil dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik.
7. Penyakit kulit
Penyakit ini diakibatkan oleh beberapa faktor yang ada dilingkungan kerja seperti
bahan kimia dari semen, kondisi tubuh yang berkeringat yang tak jarang
mengandung bakteri dan jamur yang dapat mengakibatkan penyakait kulit seperti
panu, kadas, kurap yang tentunya sangatlah merugikan. Hal ini dapat dicegah
dengan cara meberikan pengetahuan pada pekerja unutk senantiasa menggunakan
APD pada bagian tubuh yang sensitiv sebagai tempat berkembangnya bakteri dan
jamur. Selain juga harus memperhatikan kondisi tubuhnya seperti rutin mengganti
pakaiannya jika sudah dalam keadaan berkeringat yang berlebihan yang dapat
memicu bertumbuhnya bakteri dan jamur.
8. Diare
Pada umumnya diare diakibatkan oleh bakteri e-coli yang terkomntaminasi
dimakanan para pekerja, adapun cara penularannya melalui makanan tadi yang
secara langsung dikonsumsi pekerja saat istirahat tiba, tentu ini merupakan serius
bila tidak secepatnya diambil tindakan untuk pengendalian yaitu dengan cara
menyimpan makanan ditempat yang aman dan jauh dari bahan kimia dan biologis
lainnya ( virus ). Selain itu juga pekerja hrus mencuci tangannya terlebih dahulu
sebelum menyentuh ataupun mengkonsumsi makanan.
9. Bungkuk
Kelainan ini mungkin saja jarang terjadi bagi pekerja, namun pada saat kondisi
tertentu hal ini bisa saja terjadi yaitu pada posisi kerja yang sangat sering
membungkuk dan dalam jangka waktu yang lama, hal ini biasa disebut dengn
istilah ergonomi. Tentu ini sangatlah menjadi masalah serius bila tidak ditangani.
Adapun cara penanggulangannya yaitu dngan cara mengedukasi para pekeraja
bagaimana cara atau posisi kerja yang baik, selain itu juga adanya sistem swit
yaitu tahap bergantian melakukan pekerjaan pada posisi yang memungiknkan
terjadi dengan orang lain agar mengurangi resiko ini pada orang tersebut.
10. Kanker
Dengan terpaparnya pekerja dengan bahan-bahan yang mengandung zat kimia
yang tinggi juga berpotensi untuk mengakubatkan kanker yang khas dengan zat
tersebut. Adapun beberapa jenis zat yaitu amoniak, timbal, mercury, dll. Tentu ini
sangatlah merugikan nyawa para pekerja yang sering terpapar zat tersebut. Oleh
karena itu perlu adanya perhatian dari berbagai pihak, adapun cara
pengendaliannya yaitu dengan cara menyediakan APD untuk pekerja agar mereka
tidak terkontak langsung dengan zat berbahaya tersebut, selain itu juga para
pekerja juga harus lebih memperhatikan dalam pentingnya menggunakan APD
demi keamanan dalam bekerja.
Daftar Pustaka

Laluma, Riffa H., 2011, “Analisis Manajemen Risiko untuk Perusahaan Non-
KeuanganUnited Grain Growers (UGG)”, Jurnal Computech & Bisnis, Vol. 5,
No. 1, 1-5, ISSN 1978-9629, STMIK Mardira Indonesia, Bandung.

Mintje Victoria, dkk., 2013, Penerapan Sistem Pengendalian Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Pada Pelaksanaan Konstruksi (Studi Kasus: Lanjutan Pembangunan
Fasilitas Pelabuhan Laut Manado T.A. 2012), Jurnal Sipil Statik, Vol.1, No.9,
Hal. 616-622, ISSN: 2337-6732.

Safitri, Indah, dkk., 2014, Identifikasi Potensi Bahaya Kerja Dan Pengendalian Dampak
Di Unit Produksi Palm Kernel Crushing Pt. Wilmar Cahaya Indonesia
Pontianak Tahun 2014.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai