Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada beberapa tempat didunia seperti Australia, Inggris dan Amerika Serikat, insidens kamker
kulit akan meningkat. Umumnya yang terkena adalah orang kulit putih yang banyak terpajan sinar
matahari. Di Indonesia, insidens kanker kulit sebanyak di negera-negara tersebut. Walaupun demikian,
kanker kulit perlu dikenali karena dapat menyebabkan kecacatan sehingga merusak penampilan dan pada
stadium lanjut dapat berakibat fatal.
Kanker kulit merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak
terkendali dan dapat merusak jaringan disekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel yang terkena akan tetapi yang paling sering muncul adalah
Karsinoma Sel Basal (KSB), Karsinoma Sel Skuamosa KSS) dan Melanoma Maligna (MM). KSB dan
KSS seringkali digolongkan ke dalam kanker kulitnon melanoma (KKNM). Perubahan apapun yang terjadi
pada kulit baik bentuk warna atau ukuran seperti perubahan pada kanker kulit misalnya seperti tahi lalat.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan penulis dalam pembuatan makalah yang berjudul askep pada
KANGKER KULIT
1. Mengetahui pengertian kanker kulit
2. Mengetahui anatomi kulit.
3. Mengetahui etiologi kengker kulit.
4. Mengetahui patofisiologi kangker kulit
5. Mengetahui manifestasi klinis kangker kulit
6. Mengetahui pengkajian, diagnosa keperawatan, dan intervensi pasien dengan
kengker kulit.

1.3. Manfaat

1. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca pada umumnya dan Mahasiswa STIKES TMS Bengkulu.
2. Makalah ini diharapkan dapat menjadi panduan oleh mahasiswa dalam proses belajar
kimia keperawatan tentang karbohidrat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kangker Kulit

Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga
bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering
terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma
maligna (MM). (Ajoemedi soemardi, 2006)

2.2. Anatiomi Fisiologi


Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang terdiri atas lapisan epidermis, dermis dan subkutis.
Epidermis terdiri atasbeberapa lapis lagi, paling atas adalah lapisan tanduk (stratum korneum). Berturut-
turut di bawahnya stratum lusibasale (teriri atas sel keratinosit dan melanosit). Adapun lapisan dermis
mempunyai dua bagian yaitu pers papilare dan ers retikulare. Lapisan kulit paling bawah adalah subkutis
yang dibentuk oleh jaringan lemak. Dilapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi pembuluh darah dan getah
bening.
Selain lapisan tersebut, kulit juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku, semua itu
disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak dilapisan dermis yang terjadi atas kelenjar keringat (glandula
sudorifera) dan kelenjar palit (glandula sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah kulit
(akar rambut) dan yang di atas kulit (batang rambut).
Kulit melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap infeksi bakteri, virus dan
jamur. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah
kulit atau sekresi kelenjar keringat. Apabila permukaan kulit rusak maka, cairan tubuh yang penting akan
menguap dan elektrolit-elektrolit akan hilang dalam beberapa jam saja. Contoh dari keadaan ini yaitu
misalnya pada pasien luka bakar. Aroma yang muncul dari kulit berfungsi sebagai pertanda penerimaan
atau penolakan sosial dan seksual. Organ-organ adneksa kulit seperti kuku dan rambut telah diketahui
mempunyai nilai-nilai kosmetik. Kulit juga merupakan temat sensasi raba, tekan, suhu, nyeri dan nikmat
berkat jalinan ujung-ujung syaraf yang saling bertautan.

2.3. Etiologi Kangker Kulit


Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa
factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu :
a. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari
maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya
pelindung kulit baik dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh
terhadap terjadinya kanker kulit.
b. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada
orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin
pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit
dari paparan berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker
kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker
kulitmeskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.
c. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat
meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak kasus paparan
dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit.Gen pembawa
kanker atau tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan
‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau
tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di
Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit
diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).
d. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap
munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker
kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan
meningkat.

2.4 MANIFESTASI KLINIS


Gejala-gejala yang sering muncul akibat kanker kulit antara lain :
a. Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya
mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin
membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal.Kadang –kadang benjolan
menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau
keropeng yang mudah berdarah dila dangkat.

b. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah


Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah
berdarah bila disentuh.
c. Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan
mudah berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya
timbul bintik-bintik.
d. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah
diobati, koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah,
adanya koreng karena terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.
e. Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama
permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal, dan tidak sakit.
f. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki
dan telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas
kabur,tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah
menjadi lebih hitam, menonjol diatas permukaan kulit , dan tumbuh ke dalam kulit
serta mudah berdarah.
(Dalimartha, 2005)

2.5. PATOFISIOLOGI
Kanker kulit merupakan kanker yang paling nampak gejalanya karena kanker
kulit itu ada dibagian terluar dari tubuh kita. Kanker kulit biasanya diawali dari sebuah
bentol atau tompel di bagian kulit tersebut. Kanker kulit pada hakikatnya merupakan
keganasan dari sel-sel yang berkembang tak terkendali. Sel-sel tersebut akan merusak
jaringan-jaringan kulit. Selain itu, sel-sel kanker tersebut tidak akan pernah mati
meskipun telah memasuki usia penghujung. Karena itu terjadi penumpukan di jaringan
kulit yang akhirnya menjadi suatu benjolan. Kanker kulit ini sangat berbahaya karena
bisa menyebar ke daerah atau organ lainnya di dalam tubuh. Untuk mengatasi hal ini,
pengobatan konvensional dan terapi biologis bekerjasama untuk saling mengobati kanker
kulit tersebut.
2.6. WOC
Tumor

Karsinoma sel skuamosa

perebutan nutrisi sel normal dan sel tumor

perubahan status kesehatan

Menekan/merusak ujung-ujung saraf nyeri kaheksia tumor

peningkatan ketegangan

Nosiseptor nyeri di medula spinalis malnutrisi berat tubuh

stress psikologi

Menuju hipotalmus

Nutrisi kurang dari kebutuhan


takut mati

Nyeri dipersepsikan

Ansietas

Nyeri

Gangguan metabolic
penghambatan aktifitas sum-sum tulang

penurunan produksi globulin dan


penurunan produksi SDP

Penurunan sistem imun

Resiko terjadinya infeksi


2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Penyakit kanker kulit berbeda dengan penyakit lain, penyakit kanker kulit atau penyakit
kulit dapat dilihat langsung dengan mata pemeriksa. Metode pemeriksaannya dapat dilakukan
dengan cara melakukan anamnesis riwayat penyakit. Dan dengan cara melakukan penyayatan
mole yang kemudian diamati dibawah Mikroskop. Dan dapat juga dilakukan diangnosis
dengan laser. Dapat menanggkap gambar tiga dimensi dari perubahan kimia dan struktur yang
telah berlangsung dibawah permukaan kulit manusia. Melihat kelainan kulit yang menonjol
pada ukurannya lebih besar dari 2,5 cm.

2.8 PENATALAKSAAN
a. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan yaitu pembedahan, kemoterapi
dan terapi biologis.
1. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas
jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor
tersebut. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara
adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3mm. lesi-lesi dengan
kedalaman lebih dari 1mm tetapi kurang dari 3mm ditangani melalui
pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80%.
Lesi dalam lebih dari 3mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan
sekitar 40-50%. Batas-batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini
biasanya direkomendasikan menjadi paling sdikit 2-3cm.
Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan
penggunaan energi sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, tau sumber-sumber
radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma.
2. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah
secara topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung ada lesi.
Agen-agen yang digunakan meliputi 5-fluorourasil atau psorelen. Obat-obat
yang paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin (
DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi
adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi sistemik belum apat membuktikan
efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis
kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang pada penyakit yang
menyebar secara luas.
3. Terapi biologis
terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik
secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah
cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi
dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi paksin, injeksi bskterium
yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan enggunaan
interperon, interleunkin, dan antibiotic monoclonal. Vaksinasi tersebut dibuat
dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin
tersebut akan mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh
karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan
melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari
system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk asien-pasien fase awal.
Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase
nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.
Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel
(lokasi dan kedalaman), sifat-sifat yang invasif atau tidak anvasif dan ada
tidaknya kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah:
 Eksisi bedah : tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor
 Pembedahan mikrografik moh : merupakan metode untuk mengangkat lesi
kulit yang malignan.
 Bedah elektro : merupakan tekhnik penghancuran atau penghilangan
jaringan dengan menggunakan energi listrik.
 Bedah beku : tujuannya menghancurkan tumor dengan cara dee freezing
(alat jarumtermokopel). Dilakukan setelah dikemoterapi.
 Terapi radiasi : terapi ini sering dilakukan untuk kanker keloak mata, ujung
hidung dan daerah didekat struktur yang vital.
b. Penatalaksanaan Perawat
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, eran
perawat adalah:
 Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan.
 Pemberian analgetik yang tepat.
 Meredakan ansietas
 Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah.

2.9. Komplikasi
Kecacaan karena pembedahan terutama bila kanker kulit tersebut kambuh ada
wajah yang membutuhkan reseksi ulang, atau jika eksisi luas dibutuhkan seperti
halnya ada melanoma. Selain itu juga dapat terjadi metastase penyakit ke otak
biasanya fatal kecuali bila reseksi pembedahan masih mungkin di lakukan.
Serta dapat menimbulkan metastase tulang dan dapat menimbulkan nyeri berat
dan mengarah pada fraktur dan kompresi medulla spinalis.
BAB III
Asuhan keperawatan
3.1 Pengkajian
a. Aktivitas Istirahat
Tanda : Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera
karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
b. Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri/ansietas), takikardia (respon
stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian luar yang tidak teratur
c. Neurosensori
Nyeri dada daerah karsinoma.
d. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi yang
di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit)
e. Keamanan
Tanda : Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna nodul
(biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat/berubah
secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi.
f. Penyuluhan /Pembelajaran
Gejala : Lingkungan trauma, aktivitas perwatan dini dan tugas pemeliharaan/perwatan
rumah.

3.2. Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri berhubngan dengan kompresi/destruksi jaringan saraf.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hipermetabolik berkenaan
dengan karsinoma.
3. Ansietas berhubungan degan krisis situasi (karsinoma).
4. Resiko gangguan integritas kulit ditandai dengan perubahan status nutrisi.
5. Resiko terjadinya infeksi ditandai dengan imunosupresi.

3.3. Intervensi Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan kompresi/destruksi jaringan saraf.
Tujuan yang diharapkan :
 Melaporkan penghilangan nyeri yang maksimal.
 Mendemonstrasikan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai indikasi
untuk situasi individu.
Intervensi :
a. Mandiri :
 Tentukan riwayat nyeri misal; lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan
intensitas(skala 0-10 dan tindakan penghilang yang digunakan.
Rasional:
Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau
keefektifan intervensi. Pengalaman nyeri adalah individual yang digabungkan
dengan baik respon fisik dan emosional.
 Berikan tindakan kenyamanan dasar missal; reposisi, gosokan punggung dan
aktivitas hiburan seperyi televisi.
Rasional:
Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.
 Evaluasi atau sadari terapi tertentu misalnya; pembedahan, radiasi,
kemoterapi, bioterapi. Ajarkan pasien atau orang terdekat apa yang
diharapkan.
Rasional:
Ketidaknyamanan rentang luas adalah umum misalnya nyeri insisi, kulit
terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala. Tergantung pada prosedur
agen yang digunakan.

b. Kolaborasi:
 Kembangkan rencana manegement nyeri dengan pasien dan dokter.
Rasional:
rencana terorganisasi mengembangkan untuk kesempatan kontrol nyeri
terutama dengan nyeri kronis, pasien atau orang terdekat harus aktif menjadi
partisipan dalam management nyeri di rumah.
 Berikan analgesik sesuai indikasi misal; brompton’s cock-tail, morfin,
metadon atau campuran narkotik IV khusus.berikan hanya untuk memberikan
analgesik dalam sehari.ubah dari analgesik kerja pendek menjadi kerja
panjang bila diindikasikan.
Rasional:
nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon individual
berbeda. Saat perubahan penyakit atau pengobatan terjadi, penilaian dosis dan
pemberian akan diperlukan. Adiksi atau ketergantungan pada obat bukan
masalah.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hipermetabolik berkenaan


dengan karsinoma.
Tujuan yang diharapkan:
Mendemonstrasikan berat badan stabil, penambahan berat badan progresif
kearah tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan bebas tanda mal nutrisi
Intervensi:

a. Mandiri :
 Pantau masukan makanan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian
tentang makanan sesuai indikasi.
Rasional:
Mengidentifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi.
 Ukur tinggi berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep atau pengukuran
antropometrik lain sesuai indikasi.pastikan jumlah penurunan berat badan
saat ini. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
Rasional:
Membantu dalam identifikasi mal nutrisi protein kalori khususnya bila berat
badan dan pengukuran antropometrik kurang dari normal.
 Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan
cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering atau lebih
sedikit yang dibagi-bagi selama sehari.
Rasional:
Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk
menghilangkan produk sisa. Suplemen dapat memainkan peran penting dalam
mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.

b. Kolaborasi:
 Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi misal; jumlah limfosit
total, transferin serum dan albumin.
Rasional:
Membantu mengidentifikasi derajat ketidakseimbangan biokimia atau
malnutrisi dan mempengaruhi pilihan intervensi diet. Pengobatan anti kanker
dapat juga mengubah pemeriksaan nutrisi sehingga semua hasil harus
diperbaiki dengan status klinis pasien.
 Rujuk pada ahli diet atau tim pendukung nutrisi.
 Rasional:
 Memberikan rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan individu dan
menurunkan masalah berkenaan dengan malnutrisi protein atau kalori dan
defisiensi mikronutrien.

3. Ansietas berhubungan degan krisis situasi (karsinoma).


Tujuan yang diharapkan:
Menunjukan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa
takut.Tampak relaks dalam melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi.
Intervensi :
a. Mandiri :
 Tinjau ulang pengalaman pasien atau orang terdekat sebelumnya dengan kanker.
Tentukan apakah dokter telah mengatakan pada pasien dan apakah kesimpulan pasien
telah dicapai.
Rasional:
Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada
pengalaman dengan kanker.
 Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional:
Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta kesalahan konsep
tentang diagnosis.
 Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan
perasaan atau menolak untu bicara.
Rasional:
Membantu pasien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan
dihakimi dan meningkatkan rasa terhormat dan terkontrol.
4. Resiko gangguan integritas kulit ditandai dengan perubahan status nutrisi.
Tujuan yang diharapkan:
Mengidentifikasi intervensi yang tepat untuk kondisi khusus.Berpartisipasi
dalam teknik untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan penyembuhan cepat.
Intervensi :

a. Mandiri.
 Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan
atau perlambatan penyembuhan luka. Tekankan pentingnya melaporkan area terbuka
pada pemberian perawatan.
Rasional:
Efek kemerahan dan kulit samak(reaksi radiasi) dapat terjadi dalam area radiasi.
Deskuamasi kering(kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab(lepuh), userasi,
kehilangan rambut, kehilangan dermis dan kelenjar keringat juga daoat terlihat. Selain
itu reaksi kulit misalnya ruam alergik, hiperpigmentasi, pruritus dan alopesia dapat
terjadi pada beberapa agen kemoterapi.
 Mandikan dengan air hangat dengan sabun ringan.
Rasional:
Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
 Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari
pada menggaruk.
Rasional:
Membantu mencegah friksi atau trauma kulit.
 Balikan atau ubah posisi dengan sering.
Rasional:
Meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit atau jaringan yang tidak
perlu.

b. Kolaborasi:
 Berikan anti dot yang tepat bila terjadi eksaserbasi (mengurangi kerusakan jaringan
lokal) misal;
 DMSO topikal.
Rasional:
Mungkin bermanfaat untuk mitomisin, doksorubisin(adriamysin) atau daunorubisin.
Injeksi benadril dapat menghilangkan gejala kemerahan vena.
 Hialunoridase(wydase)
Rasional:
Diinjeksi secara subkutan untuk infiltrasi finkristin.
 NaHCO3
Rasional:
Injeksi IV atau pada jaringan sekitar untu bisantrene.
 Tiosulfat
Rasional:
Diinjeksi secara subkutan untu mustard nitrogen.
5. Resiko terjadinya infeksi ditandai dengan imunosupresi.

Tujuan yang diharapkan:


Mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam inetrvensi untuk mencegah atau
mengurangi rsiko infeksi.Tetap tidak demam dan mencapai pemulihan tepat pada
waktunya.
Intervensi :
a. Mandiri :
 Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staff dengan
pengunjung. Batasi pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada
isolasi sesuai indikasi.
Rasional:
Lindungi pasien dari sumber-sumber infeksi seperti pengunjung dan staff yang
mengalami ISK.
 Tekankan personal higiene.
Rasional:
Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.
 Pantau suhu.
Rasional:
Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat kortikosteroid atau
antiinflamasi karena berbagai faktor misalnya efek samping kemoterapi proses
penyakit atau infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi
yang tepat untuk dimulai dengan segera.
 Kaji semua sistem misal; kulit, pernapasan, genitourinaria terhadap tanda dan
gejala infeksi secara kontinu.
Rasional:
Pengenalan dini dan intervensi segera dapat mencegah progresi pada situasi
atau sepsis yang lebih serius.

b. Kolaborasi:
 Pantau JDL dengan SDP diferensial dan jumlah granulosit dan trombosit
sesuai indikasi.
Rasional:
Aktifitas sum-sum tulang dihambat oleh efek kemoterapi status penyakit atau
terapi radiasi. Pemantauan status mielosupresi penting untuk mencegah
komplikasi lanjut misalnya infeksi anemia atau hemorajik dan jadwal
pemberian obat. Nadir(titik terendah penurunan jumlah darah) terlihat 7-10
hari setelah pemberian kemoterapi.
 Dapatkan kultur sesuai indikasi.
Rasional:
Mengidentifikasi organisme penyebab dan terapi yang tepat.
 Berikan antiobiotik sesuai indikasi.
Rasional:
Mungkin digunakam untuk mengidentifikasi infeksi atau diberikan secara
profilaktik pada pasien imunosupresi.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga
bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering
terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma
maligna (MM). (Ajoemedi soemardi, 2006)

4.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengharapkan kepada para mahasiswa


keperawatan khususnya, agar dapat memahami dan menambah pengetahuan kita tentang
kangker kulit dalam ilmu integumen keperawatan. Serta diharapkan kritik dan saran yang
membangaun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Suriadiredja, A. (2008). Mengenal kanker kulit diagnosa, pengobatan dan pencegahannya.


http://www.dharmais.co.id/new/content.php?page=article&lang= en&id=15
Ganggaiswari, A. (2010). Kanker kulit Indonesia. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011
dari http://www.yki.cakulit.com
Wikipedia Indonesia. (2008). Kanker kulit. Diperoleh pada 6 April 2011
dari http://www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai