PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun tujuan penulis dalam pembuatan makalah yang berjudul askep pada
KANGKER KULIT
1. Mengetahui pengertian kanker kulit
2. Mengetahui anatomi kulit.
3. Mengetahui etiologi kengker kulit.
4. Mengetahui patofisiologi kangker kulit
5. Mengetahui manifestasi klinis kangker kulit
6. Mengetahui pengkajian, diagnosa keperawatan, dan intervensi pasien dengan
kengker kulit.
1.3. Manfaat
1. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca pada umumnya dan Mahasiswa STIKES TMS Bengkulu.
2. Makalah ini diharapkan dapat menjadi panduan oleh mahasiswa dalam proses belajar
kimia keperawatan tentang karbohidrat.
BAB II
PEMBAHASAN
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga
bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering
terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma
maligna (MM). (Ajoemedi soemardi, 2006)
2.5. PATOFISIOLOGI
Kanker kulit merupakan kanker yang paling nampak gejalanya karena kanker
kulit itu ada dibagian terluar dari tubuh kita. Kanker kulit biasanya diawali dari sebuah
bentol atau tompel di bagian kulit tersebut. Kanker kulit pada hakikatnya merupakan
keganasan dari sel-sel yang berkembang tak terkendali. Sel-sel tersebut akan merusak
jaringan-jaringan kulit. Selain itu, sel-sel kanker tersebut tidak akan pernah mati
meskipun telah memasuki usia penghujung. Karena itu terjadi penumpukan di jaringan
kulit yang akhirnya menjadi suatu benjolan. Kanker kulit ini sangat berbahaya karena
bisa menyebar ke daerah atau organ lainnya di dalam tubuh. Untuk mengatasi hal ini,
pengobatan konvensional dan terapi biologis bekerjasama untuk saling mengobati kanker
kulit tersebut.
2.6. WOC
Tumor
peningkatan ketegangan
stress psikologi
Menuju hipotalmus
Nyeri dipersepsikan
Ansietas
Nyeri
Gangguan metabolic
penghambatan aktifitas sum-sum tulang
2.8 PENATALAKSAAN
a. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan yaitu pembedahan, kemoterapi
dan terapi biologis.
1. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas
jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor
tersebut. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara
adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3mm. lesi-lesi dengan
kedalaman lebih dari 1mm tetapi kurang dari 3mm ditangani melalui
pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80%.
Lesi dalam lebih dari 3mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan
sekitar 40-50%. Batas-batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini
biasanya direkomendasikan menjadi paling sdikit 2-3cm.
Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan
penggunaan energi sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, tau sumber-sumber
radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma.
2. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah
secara topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung ada lesi.
Agen-agen yang digunakan meliputi 5-fluorourasil atau psorelen. Obat-obat
yang paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin (
DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi
adalah secara sistemik. Saat ini, kemoterapi sistemik belum apat membuktikan
efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis
kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang pada penyakit yang
menyebar secara luas.
3. Terapi biologis
terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik
secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah
cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi
dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi paksin, injeksi bskterium
yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan enggunaan
interperon, interleunkin, dan antibiotic monoclonal. Vaksinasi tersebut dibuat
dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin
tersebut akan mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh
karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan
melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari
system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk asien-pasien fase awal.
Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase
nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.
Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel
(lokasi dan kedalaman), sifat-sifat yang invasif atau tidak anvasif dan ada
tidaknya kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah:
Eksisi bedah : tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor
Pembedahan mikrografik moh : merupakan metode untuk mengangkat lesi
kulit yang malignan.
Bedah elektro : merupakan tekhnik penghancuran atau penghilangan
jaringan dengan menggunakan energi listrik.
Bedah beku : tujuannya menghancurkan tumor dengan cara dee freezing
(alat jarumtermokopel). Dilakukan setelah dikemoterapi.
Terapi radiasi : terapi ini sering dilakukan untuk kanker keloak mata, ujung
hidung dan daerah didekat struktur yang vital.
b. Penatalaksanaan Perawat
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, eran
perawat adalah:
Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan.
Pemberian analgetik yang tepat.
Meredakan ansietas
Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah.
2.9. Komplikasi
Kecacaan karena pembedahan terutama bila kanker kulit tersebut kambuh ada
wajah yang membutuhkan reseksi ulang, atau jika eksisi luas dibutuhkan seperti
halnya ada melanoma. Selain itu juga dapat terjadi metastase penyakit ke otak
biasanya fatal kecuali bila reseksi pembedahan masih mungkin di lakukan.
Serta dapat menimbulkan metastase tulang dan dapat menimbulkan nyeri berat
dan mengarah pada fraktur dan kompresi medulla spinalis.
BAB III
Asuhan keperawatan
3.1 Pengkajian
a. Aktivitas Istirahat
Tanda : Keterbatasan mobilisasi/kehilangan pada bagian yang terkena (mungkin segera
karena nyeri, pembengkakkan setelah tindakan aksisi dan graft kulit).
b. Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai rspon terhadap nyeri/ansietas), takikardia (respon
stress, hipovolemia), lesi cenderung sikuker dengan bagian luar yang tidak teratur
c. Neurosensori
Nyeri dada daerah karsinoma.
d. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri berat saat tindakan eksisi dan grafh kulit (mungin terlokasi pada area lesi yang
di eksisi local yang luas dan pada grafh kulit)
e. Keamanan
Tanda : Lesi semakin menonjol, pendarahan lesi, perubahan local pada warna nodul
(biasanya relative licin serta berwarna biru hitam yang seragam, dapat meningkat/berubah
secara bertahap), serta nodul yang menebal, bersisik dan berulselasi.
f. Penyuluhan /Pembelajaran
Gejala : Lingkungan trauma, aktivitas perwatan dini dan tugas pemeliharaan/perwatan
rumah.
b. Kolaborasi:
Kembangkan rencana manegement nyeri dengan pasien dan dokter.
Rasional:
rencana terorganisasi mengembangkan untuk kesempatan kontrol nyeri
terutama dengan nyeri kronis, pasien atau orang terdekat harus aktif menjadi
partisipan dalam management nyeri di rumah.
Berikan analgesik sesuai indikasi misal; brompton’s cock-tail, morfin,
metadon atau campuran narkotik IV khusus.berikan hanya untuk memberikan
analgesik dalam sehari.ubah dari analgesik kerja pendek menjadi kerja
panjang bila diindikasikan.
Rasional:
nyeri adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respon individual
berbeda. Saat perubahan penyakit atau pengobatan terjadi, penilaian dosis dan
pemberian akan diperlukan. Adiksi atau ketergantungan pada obat bukan
masalah.
a. Mandiri :
Pantau masukan makanan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian
tentang makanan sesuai indikasi.
Rasional:
Mengidentifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi.
Ukur tinggi berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep atau pengukuran
antropometrik lain sesuai indikasi.pastikan jumlah penurunan berat badan
saat ini. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
Rasional:
Membantu dalam identifikasi mal nutrisi protein kalori khususnya bila berat
badan dan pengukuran antropometrik kurang dari normal.
Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan
cairan adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering atau lebih
sedikit yang dibagi-bagi selama sehari.
Rasional:
Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk
menghilangkan produk sisa. Suplemen dapat memainkan peran penting dalam
mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.
b. Kolaborasi:
Tinjau ulang pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi misal; jumlah limfosit
total, transferin serum dan albumin.
Rasional:
Membantu mengidentifikasi derajat ketidakseimbangan biokimia atau
malnutrisi dan mempengaruhi pilihan intervensi diet. Pengobatan anti kanker
dapat juga mengubah pemeriksaan nutrisi sehingga semua hasil harus
diperbaiki dengan status klinis pasien.
Rujuk pada ahli diet atau tim pendukung nutrisi.
Rasional:
Memberikan rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan individu dan
menurunkan masalah berkenaan dengan malnutrisi protein atau kalori dan
defisiensi mikronutrien.
a. Mandiri.
Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan
atau perlambatan penyembuhan luka. Tekankan pentingnya melaporkan area terbuka
pada pemberian perawatan.
Rasional:
Efek kemerahan dan kulit samak(reaksi radiasi) dapat terjadi dalam area radiasi.
Deskuamasi kering(kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab(lepuh), userasi,
kehilangan rambut, kehilangan dermis dan kelenjar keringat juga daoat terlihat. Selain
itu reaksi kulit misalnya ruam alergik, hiperpigmentasi, pruritus dan alopesia dapat
terjadi pada beberapa agen kemoterapi.
Mandikan dengan air hangat dengan sabun ringan.
Rasional:
Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari
pada menggaruk.
Rasional:
Membantu mencegah friksi atau trauma kulit.
Balikan atau ubah posisi dengan sering.
Rasional:
Meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit atau jaringan yang tidak
perlu.
b. Kolaborasi:
Berikan anti dot yang tepat bila terjadi eksaserbasi (mengurangi kerusakan jaringan
lokal) misal;
DMSO topikal.
Rasional:
Mungkin bermanfaat untuk mitomisin, doksorubisin(adriamysin) atau daunorubisin.
Injeksi benadril dapat menghilangkan gejala kemerahan vena.
Hialunoridase(wydase)
Rasional:
Diinjeksi secara subkutan untuk infiltrasi finkristin.
NaHCO3
Rasional:
Injeksi IV atau pada jaringan sekitar untu bisantrene.
Tiosulfat
Rasional:
Diinjeksi secara subkutan untu mustard nitrogen.
5. Resiko terjadinya infeksi ditandai dengan imunosupresi.
b. Kolaborasi:
Pantau JDL dengan SDP diferensial dan jumlah granulosit dan trombosit
sesuai indikasi.
Rasional:
Aktifitas sum-sum tulang dihambat oleh efek kemoterapi status penyakit atau
terapi radiasi. Pemantauan status mielosupresi penting untuk mencegah
komplikasi lanjut misalnya infeksi anemia atau hemorajik dan jadwal
pemberian obat. Nadir(titik terendah penurunan jumlah darah) terlihat 7-10
hari setelah pemberian kemoterapi.
Dapatkan kultur sesuai indikasi.
Rasional:
Mengidentifikasi organisme penyebab dan terapi yang tepat.
Berikan antiobiotik sesuai indikasi.
Rasional:
Mungkin digunakam untuk mengidentifikasi infeksi atau diberikan secara
profilaktik pada pasien imunosupresi.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga
bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering
terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma
maligna (MM). (Ajoemedi soemardi, 2006)
4.2. Saran