Anda di halaman 1dari 5

INFO – TEKNIK

Volume 9 No. 1, Juli 2008 (31-35)

PENGARUH KONSENTRASI KATALIS (H2SO4) TERHADAP


REAKSI HIDROLISIS POLISAKARIDA DARI SAMPAH KOTA
(SAYUR DAN BUAH)

Doni Rahmat Wicakso1

Abstract - The catalyst in the hydrolysis reaction is very need to help in accelerating reaction. This
research was to study the effect of catalyst concentration on hydrolysis reaction from municipal
solid wastes (vegetables and fruits). The product of sugar solution was expected to be used as raw
material of bioethanol production. The variable of experiment is catalyst concentration between
0,25 – 1 % (volume) but temperature and reactant ratio were constant. The experiment was run with
600 ml sulfuric acid 0,5 % (volume) and one hundred gram of polysaccharide waste in an
autoclave. The autoclave was closed prefectly, heated and shaked. When it reached 373 K, the time
was taken as zero and sample of about 10 ml was taken. After reached temperature 453 K, the
temperature was kept constant. During the process, every 5 minutes, samples were taken and then
be analyzed its sugar concentration by Fehling methods. It turned out that the sugar concentration
obtained was significant with catalyst concentration and the most sugar concentration was produced
in catalist concentration of 1 %.

Keyword: hydrolysis, bioethanol, reactant ratio

PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA

Dalam rangka produksi bioetanol, ada Reaksi hidrolisis merupakan reaksi yang
tiga tahap proses yang harus dilalui yaitu lambat dan untuk mempercepat reaksi maka
hidrolisis, fermentasi dan pemurnian. Oleh dibutuhkan katalis. Maka dari ada dua proses
sebab itu, hidrolisis memegang peranan hidrolisis polisakarida yang dapat dilakukan
yang sangat penting karena berada diawal yaitu hidrolisis dengan asam dan hidrolisis
proses dan keberhasilan proses hidrolisis dengan enzim. Proses hidrolisis
akan sangat membantu pada proses menggunakan enzim masih dianggap sebagai
berikutnya. Reaksi hidrolisis polisakarida proses yang sangat mahal dibandingkan
merupakan reaksi pemecahan polimer dengan hidrolisis asam. Oleh sebab itu
menjadi senyawa monomer yang lebih hidrolisis menggunakan asam masih menjadi
sederhana yaitu glukosa dengan bantuan pilihan.
air. Reaksi hidrolisis yang terjadi dalam Ada dua proses hidrolisis dengan asam
pembentukan glukosa dari selulosa dan yang umum digunakan yaitu asam encer dan
pati dimana pada dasarnya keduanya asam kuat. Hidrolisis dengan asam pekat
adalah polimer gula, sehingga dapat merupakan cara yang relatif lama. Secara
dituliskan sebagai berikut: (Sediawan, dkk, umum dilaporkan hidrolisis ini menghasilkan
2007) gula yang lebih tinggi (90 % dari hasil
Polymer  (n 1)H2O   nMonomer  sugars  glukosa teoritis) sehingga hasil etanolnya

1
Staf Pengajar FT Unlam FTeknik – Universitas Lambung Mangkurat, doni_tkugm@yahoo.com
32 INFO TEKNIK, Volume 9 No. 1, Juli 2008

juga lebih tinggi. Selain itu proses ini juga bisa dilihat ketika banyak enzim yang cocok
dapat dioperasikan pada suhu rendah dan ini untuk memecah ikatan 1,4--glukosidik
merupakan keuntungannya jika dibandingkan tetapi hanya sedikit enzim yang mampu
dengan proses dengan asam encer. Akan menghidrolisis ikatan 1,4-  -glikosidik dari
tetapi konsentrasi asam yang sangat tinggi selulosa (Bailey dan Ollis, 1986). Disamping
akan menyebabkan korosi sehingga itu pati juga dapat dihidrolisis pada suhu yang
membutuhkan peralatan yang tahan korosi jauh lebih rendah dari pada selulosa, yaitu
dan ini sangat mahal harganya. Selain itu, pada suhu 100oC dan tekanan 1 atm (Agra
pengambilan asam yang terikut hasil dkk, 1973). Hambatan lain yang
hidrolisis merupakan proses yang menyebabkan selulosa sulit terdegradasi
membutuhkan banyak energi. Ditambah lagi, adalah stuktur kristal yang sebagian besar
dalam proses netralisasi jumlah gipsum yang menyusun selulosa sedangkan struktur
dibutuhkan sangat banyak. Oleh sebab itu, amorph hanya sedikit. Tentu saja hal ini
proses ini kurang disukai karena biaya menyebabkan selulosa kurang reaktif karena
investasi dan perawatannya relatif tinggi lebih banyak struktur kristalnya (Bailey dan
(Taherzadeh dan Karimi, 2007). Ollis, 1986). Oleh sebab itu, ketika selulosa
Diantara metode hidrolisis, hidrolisis sudah terhidrolisis maka pati diharapkan
dengan asam encer adalah paling umum sudah terhidrolisis secara sempurna.
diaplikasikan. Proses ini juga dapat digunakan Dengan adanya katalisator maka akan
sebagai perlakuan awal dari hidrolisis mengubah mekanisme reaksi hidrolisis.
enzimatik. Umumnya, hidrolisis asam encer Philipp (1984) telah menjelaskan mekanisme
menggunakan asam mineral seperti H2SO4 reaksi hidrolisis dengan menggunakan
dan HCl, pada suhu antara 120 – 200 oC katalisator asam seperti terlihat pada Gambar
(Taherzadeh dan Karimi, 2007). 1. Ion H+ yang berasal dari katalisator akan
Pada proses hidrolisis, pati akan lebih menyerang selulosa terlebih dahulu. Dengan
mudah dihidrolisis daripada selulosa. Hal ini masuknya ion H+ tersebut maka struktur
disebabkan karena unit-unit glukosa dalam selulosa menjadi tidak stabil sehingga akan
selulosa mempunyai ikatan  sedangkan memudahkan selulosa bereaksi dengan air
dalam pati (amilosa) ikatannya adalah  . (H2O).
Perbedaan ikatan ini sangat signifikan dan

Gambar 1. Mekanisme reaksi hidrolisis dengan katalisator asam


Dengan perubahan mekanisme reaksi polisakarida dapat dituliskan dengan
akibat kehadiran katalis maka akan berubah persamaan berikut:
juga nilai energi aktivasinya (E/R). Secara E  a (C ) b (2)
matematis pengaruh katalisator pada hidrolsis R k
Doni Rahmat Wicakso, Pengaruh Konsentrasi katalis.. 33

ln( E )  ln( a )  b ln(Ck ) (3) Untuk reaktor batch, neraca massa B dapat
R ditulis:
dC D
E/R adalah perbandingan energi aktivasi  k CB
dt
dengan konstanta gas ideal dan Ck adalah
konsentrasi katalis. CB  C B0  CD
Wicakso (2008) telah melakukan dCD
 k (C B 0  C D ) (8)
penelitian tentang kinetika reaksi hidrolisis dt
orde 1 dari sampah buah dan sayur dan Dengan persamaan 3, 6 dan 8 tersebut maka
didapat konstanta kecepatan reaksi sebagai nilai a dan b dari persamaan (3) dapat dicari.
berikut:
 4528,11 METODE PENELITIAN
k1 1036,73. exp ( ) (4)
T Bahan
(dimana Ar= 1036,73 dan E/R= 4528,11) Bahan penelitian berupa sampah sayur-
sayuran dan buah, bahan kimia yang meliputi
Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi H2SO4, NaOH, glukosa standard, larutan
katalis maka nilai E/R akan berubah – ubah fehling A dan B.
dengan berubahnya konsentrasi katalis (Ck) Alat
sedangkan nilai Ar tetap. Sehingga persamaan Alat penelitian berupa autoclave dengan
(4) menjadi: volum 2 L, yang dilengkapi dengan pemanas
E 1 elektrik, pengontrol suhu, dan digoyang
k 1036, 73. exp ( ) (5) secara terus-menerus selama operasi.
R T
Percobaan dilakukan pada suhu konstan (453
K), sehingga persamaan menjadi: Cara Penelitian
Percobaan diawali dengan memasukkan
E 1
k 1036, 73. exp ( ) larutan asam sulfat 0,5% dengan volum 600
R 453 ml dan limbah selulosa dengan berat 100
E gram ke dalam reaktor (autoclave). Kemudian
k  Ar . exp( 0, 0022 ) (6)
R reaktor ditutup dengan sempurna dan
pemanas serta motor pengaduk dinyalakan.
Sedangkan persamaan reaksi orde satu dapat
dijelaskan sebagai berikut:
( rB )  ( rD )  k CB (7)
Tabel 1. Pengaruh Konsentrasi Katalis
(Perbandingan pereaksi 1:6 , suhu 453 K, dan CBO= 0,265 mol/L)

Waktu, CD, konsensentrasi gula pada berbagai konsentrasi katalis


Menit 0,25 % 0,5 % 0,75 % 1%
0 0.0550 0.0616 0.0634 0.0794
5 0.0670 0.0715 0.0766 0.1072

10 0.0705 0.0908 0.1002 0.1489


15 0.0800 0.1191 0.1531 0.1757

20 0.0993 0.1468 0.1675 0.1949


25 0.1072 0.1675 0.1985 0.2188

30 0.1340 0.2023 0.2102 0.2382

35 0.1429 0.2144 0.2281 0.2493


34 INFO TEKNIK, Volume 9 No. 1, Juli 2008

Ketika mencapai suhu 373 K diambil sebagai berbagai konsentrasi katalis dapat dilihat pada
waktu 0 menit dan sampel diambil kira-kira Tabel 1 dan Gambar 2.
10 ml. Setelah mencapai suhu 453 K, suhu Dari Tabel 1 dan Gambar 2 terlihat
dijaga konstan. Selama proses, setiap 5 menit bahwa konsentrasi katalis semakin meningkat
temperatur dicatat dan diambil sampelnya. maka konsentrasi gula yang dihasilkan juga
Kemudian konsentrasi gula dalam sampel semakin meningkat. Hal ini disebabkan
dianalisis dengan metode Fehling. Percobaan karena konsentrasi katalis berhubungan
menghasilkan data konsentrasi katalis dan dengan besarnya nilai energi aktivasi,
konsentrasi gula pada berbagai waktu. semakin besar konsentrasi katalis maka energi
aktivasinya akan semakin menurun sehingga
HASIL DAN PEMBAHASAN reaksi akan lebih mudah terjadi. Konsentrasi
gula terbanyak dihasilkan pada konsentrasi
Pada pengaruh konsentrasi katalis katalis 1 %.
terhadap laju reaksi dipelajari pada kisaran Hubungan antara konsentrasi katalis dengan
0,25 – 1 % (volume) sedangkan suhu dan nilai energi aktivasi (E/R) dapat dilihat pada
perbandingan pereaksi dibuat tetap masing- Tabel 2.
masing 453 K dan 1:6. Hasil percobaan pada
0.30
0,25 %
0,5 %
0.25
0,75 %
1%
0.20

CD,
0.15
mol/L

0.10

0.05

0.00
0 5 10 15 20 25 30 35
waktu, menit

Gambar 2. Hubungan konsentrasi gula dan waktu pada berbagai konsentrasi katalis

Tabel 2. Hubungan konsentrasi katalis (Ck)


dengan nilai energi aktivasi (E/R)
(Perbandingan pereaksi 1:6 , suhu Jika dibuat grafik ln(E/R) dan ln Ck seperti
453 K, dan CBO= 0,265 mol/L) Gambar 3, maka dapat diperoleh hubungan
Konsentrasi katalis (Ck) E/R linear berikut:
ln (E/R) = 8,3569 -0,0973.ln Ck (9)
0,25 4877.136 atau
E/R=4259,47.Ck-0.0973 (10)
0,5 4528.105 2
dengan Rs = 0,976
0,75 4436.262
1,00 4230.125
Doni Rahmat Wicakso, Pengaruh Konsentrasi katalis.. 35

Gambar 3. Hubungan ln E/R dan ln Ck

Persamaan (9) atau (10) berlaku untuk kisaran Bailey, J.E., dan Ollis, D.F., 1986,
konsentrasi katalis 0,25 – 1 %, perbandingan “Biochemical Engineering
pereaksi 1 : 6, dan suhu 453 K. Fundamentals”, 2 ed, pp. 36-39,
McGraw-Hill International Edition.
KESIMPULAN
Philipp, B., 1984, “Degradation of Cellulose -
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan Mechanisms and Applications”, Pure
bahwa: & Appl. Chem., Vol. 56, No. 3, pp.
1. Konsentrasi katalis berpengaruh 391 – 401.
terhadap konsentrasi gula yang
dihasilkan, semakin besar konsentrasi Taherzadeh, M.J. and Karimi, K., 2007,
katalis maka konsentrasi gula yang “Acid-Based Hydrolysis Processes for
dihasilkan semakin besar. Hal ini Ethanol from Lignocelulosic Materials
disebabkan karena katalis akan ; A Review”, Bioresources 2(3),pp.
mempercepat reaksi, semakin besar 476.
konsentrasi katalis maka energi
aktivasinya akan semakin kecil. Sediawan, W.B., Megawati, Millati, R., dan
2. Persamaan matematis yang Syamsiah, S., 2007, ”Hydrolysis of
menyatakan hubungan konsentrasi Lignocellulosic Waste for Ethanol
katalis terhadap energi aktivasi adalah: Production”, International Biofuel
E/R=4259,47.Ck-0.0973 Conference, Bali, Indonesia

DAFTAR PUSTAKA Wicakso, D.R. dan Mirwan, A., 2008,


“Hidrolisis Karbohidrat Dari Sampah
Agra, I.B., Warniiati, S., dan Pudjianto, Sayur dan Buah Dengan Katalisator
B.,1973,"Hidrolisa Pati Ketela Rambat H2SO4 Encer Sebagai Bahan Baku
Pada Suhu Lebih dari 100 oC" , Forum Bioetanol”, Jurnal Info-Teknik, 2008.
Teknik pp. 115-129

Anda mungkin juga menyukai