Anda di halaman 1dari 6

KOMITE ETIK PENELITIAN KEPERAWATAN/KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA


Penjelasan Penelitian
1. Peneliti Utama
Safitri Fadilla Wardhani
2. Judul Penelitian
Hubungan antara Intimasi Pasangan dengan Kepatuhan Pengobatan Antiretroviral
(ARV) pada Orang dengan HIV/AIDS di Kota Bandung
3. Subjek
ODHA berusia dewasa dan sedang dalam masa pengobatan Antiretroviral ARV
4. Perkiraan waktu penelitian untuk setiap subyek
Setiap subjek penelitian diminta waktu untuk mengisi kuesioner sekitar 10-20 menit
5. Ringkasan proposal penelitian
Secara global angka kematian yang disebabkan oleh HIV-AIDS terjadi penurunan
sebesar 48% hal ini sebagai dampak pemberian ARV yang dinilai efektif untuk
mencegah terjadinya infeksi oportunistik, meningkatkan angka CD4 dan mampu
menekan viral load (UNAIDS, 2017). Namun demikian efektifitas ARV sangat
dipengaruhi oleh kepatuhan ODHA dalam mengkonsumsi ARV secara rutin dan terus
menerus. Angka kepatuhan terhadap ARV di Indonesia masih belum sesuai dengan
target yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI, dari 96,69% ODHA yang mendapat
ARV, 22,89% di antaranya mengalami putus pengobatan. Masalah kepatuhan ini
berpengaruh terhadap peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS dan angka kematian di
Indonesia (Kemenkes RI, 2018). Pada tahun 2016 tercatat sebanyak 38.000 kematian
yang disebabkan oleh AIDS artinya terjadi peningkatan 39,5 % dari tahun 2010.
Demikian pula dengan angka temuan kasus HIV, hingga Maret 2018 di Indonesia
tercatat sebanyak 291.129 orang terdiagnosis HIV positif dan angka kumulatif
penderita AIDS sejak tahun 2005 hingga 2017 adalah sebanyak 106.965 orang.
Banyak faktor yang memengaruhi kepatuhan ODHA terhadap pengobatan ARV,
diantaranya faktor dukungan sosial, baik dari keluarga, kelompok sebaya, ataupun
pasangan (Syversten, et al.,2015; Ubra, 2012; Yuniar, Handayani & Aryastami, 2012).
Salah satu bentuk dukungan dari pasangan adalah intimacy (keintiman). Berdasarkan
data yang didapat dari Kemenkes RI (2018) jumlah ODHA terbanyak berada pada
rentang usia 20-49 tahun. Sesuai dengan teori perkembangan psikososial, pada rentang
usia ini seseorang berada pada fase intimacy yaitu menjalin kedekatan atau keintiman
dengan orang lain (pasangan). Intimacy atau kedekatan pasangan telah terbukti
bedampak pada perbaikan fungsi fisik dan perubahan perilaku kesehatan yang positif,
load (Gamarel & Golub, 2015; Manne et al., 2010; Robles et al., 2014). salah satunya
perilaku patuh terhadap pengobatan ARV yang dapat dibuktikan dengan menurunya
viral load (Johnson, et al., 2011). Dengan demikian, dinamika hubungan pasangan
dapat digunakan sebagai stategi biomedis yang tepat dalam penanganan HIV/AIDS
(Gamarel & Golub, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian terkait, terdapat kesenjangan antara teori yang
dikemukakan. Penulis juga menemukan bahwa telah banyak penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui hubungan atau pengaruh faktor dukungan sosial keluarga dan
kelompok sebaya pada kepatuhan ARV, namun belum banyak penelitian yang
dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor intimasi pasangan dengan
kepatuhan pengobatan ARV khususnya di Kota Bandung. Ancaman terjadinya
resistensi ARV sebagai akibat dari ketidakpatuhan ODHA pada pengobatan ARV dapat
memperburuk kondisi kesehatan yaitu dengan ditandai munculnya infeksi oportunistik,
penurunan jumlah CD4 dan peningkatan viral load (WHO, 2016) hingga menimbulkan
kematian, kondisi ini akan berdampak pula pada peningkatan anggaran biaya kesehatan
yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk penanggulangan masalah HIV/AIDS. Atas
dasar permasalahan tersebut, penelitan dengan judul “Hubungan antara Intimasi
Pasangan dengan Kepatuhan Pengobatan ARV Pada ODHA Di Kota Bandung” penting
untuk dilakukan.

Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut :


a. Untuk mengidentifikasi karakteristik pasien berdasarkan usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, lamanya minum ARV dan jenis terapi ARV yang digunakan
oleh ODHA di Kota Bandung.
b. Untuk mengidentifikasi kepatuhan ODHA terhadap pengobatan ARV.
c. Untuk mengidentifikasi tingkat intimasi ODHA dengan pasangan.
d. Untuk mengidentifikasi hubungan antara intimasi pasangan dengan kepatuhan
pengobatan ARV pada ODHA di Kota Bandung.
5.1 Manfaat penelitian
Penelitaian ini bermanfaat untuk peneliti, untuk bidang pendidikan keperawatan,
institusi pelayanan dan pengembangan penelitian keperawatan serta bermanfaat bagi
masyarakat atau subjek penelitian.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti tentang intimasi
pasangan serta kepatuhan ODHA terhadap pengobatan ARV. Untuk Pendidikan
keperawatan, hasil penelitian ini dapat menambah data dan kepustakaan ilmu
pengetahuan keperawatan khususnya keperawatan medikal bedah dengan topik
HIV/AIDS. Sementara bagi institusi pelayanan, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sumber informasi mengenai tingkat kepatuhan ODHA terhadap pengobatan
ARV serta adanya keterkaitan dengan salah satu faktor pendukung yang dimiliki oleh
ODHA yaitu intimasi pasangan, sehingga hal tersebut dapat menjadi dasar kajian untuk
menyusun rencana dan strategi pengembangan pelayanan HIV khususnya dalam hal
pengawasan kepatuhan ARV dengan melibatkan pasangan pada proses konseling
kepatuhan ARV. Manfaat penelitian ini juga untuk pengembagan penelitian
keperawatan adalah dapat digunakan sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya pada
topik dan permasalahan terkait HIV/AIDS. Selain itu, penelitian ini juga dapat
membantu ODHA untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan intimasi pasangan
sebagai sumber dukungan psikososial yang dimiliki untuk meningkatkan kepatuhan
terhadap pengobatan ARV sehingga berdampak pada peningkatan derajat kesehatan.

6. Masalah etik (yang mungkin akan dihadapi)


Menurut Tim Komisi Etik Riset Universitas Indonesia (2013) etika penelitian yang
harus dilaksanakan adalah menghormati hak asasi manusia, privasi dan kerahasiaan,
keadilan, memperhitungkan manfaat dan kerugian. Dari keempat etika tersebut
masalah yang mungkin dihadapi peneliti adalah mengenai etika untuk
memperhitungkan manfaat dan kerugian, karena meskipun pada penelitian ini subjek
tidak mendapatkan perlakuan atau intervensi (penelitian bersifat non experimental),
namun pada proses pengambilan data, subjek akan diminta meluangkan waktu untuk
mengisi kuesioner dan hal ini akan menyita waktu subjek. Atas dasar pertimbangan
tersebut, peneliti meminimalisasi waktu yang digunakan untuk mengisi kuesioner yakni
selama 10-20 menit. Masalah etik lain yang mungkin akan dihadapi adalah terkait
dengan privasi dan kerahasiaan subjek, karena penelitian ini dilakukan pada subjek
dengan HIV/AIDS yang seringkali mengalami stigma, maka peneliti akan menjaga
kerahasiaan dan privasi subjek baik selama proses pengambilan data maupun sesudah
pengambilan data yakni menjaga kerahasiaan identitas subjek dengan hanya
menuliskan initial pada lembar kuesioner dan semua informasi yang diberikan akan
digunakan hanya untuk kepentingan penelitian, selain itu untuk kepentingan publikasi
nama pelayanan kesehatan hanya akan dituliskan dengan initial.
Sementara untuk 2 masalah etik yang lainnya peneliti memperkirakan tidak ada
masalah karena peneliti akan menjelaskan segala prosedur penelitian, termasuk tujuan
dan manfaat penelitian bagi subjek, serta menghormati setiap keputusan yang diambil
oleh subjek termasuk bila subjek menolak untuk ikut serta dalam penelitian.
Selanjutnya peneliti akan berlaku adil kepada semua subjek selama penelitian
dilaksanakan dengan tidak membeda-bedakan subjek dari jenis kelamin, suku, agama,
ras atau status pendidikan dan pekerjaan.

7. Alasan untuk melakukan penelitian langsung pada manusia:


Penelitian ini memakai subjek manusia karena tujuannya untuk membuktikan adanya
hubungan antara intimasi pasangan dengan kepatuhan pengobatan antiretroviral (ARV)
pada orang dengan HIV/AIDS memerlukan subjek manusia agar hasil yang didapat
maksimal, akurat dan dapat dirasakan langsung manfaatnya.

8. Prosedur eksperimen
Penelitian ini bersifat non experimental yang berarti subjek tidak mendapatkan
perlakuan. Subjek pada penelitian ini yaitu ODHA dewasa yang sedang dalam masa
pengobatan ARV yang diminta untuk mengisi kuesioner yang disediakan. Subjek
penelitian yang telah dipilih diminta meluangkan waktu untuk mendapatkan penjelasan
prosedur, tujuan dan manfaat penelitian. Setelah setuju, subjek diminta untuk
menandatangani lembar informed consent dan mengisi kuesioner penelitian.

9. Bahaya langsung maupun tidak langsung yang mungkin akan terjadi dan cara
untuk mengatasinya
Pada penelitian ini subjek tidak akan mendapat kerugian atau hal yang bersifat bahaya
karena penelitian ini bersifat non-experimental atau tidak mendapat perlakuan. Subjek
hanya diminta untuk mengisi kuesioner dan sebelumnya sudah dijelaskan mengenai
prosedur, tujuan dan manfaat penelitian ini sehingga subjek menyetujui. Apabila
selama proses peneltian berlangsung subjek merasa tidak nyaman maka diperbolehkan
untuk menenangkan diri, beristirahat, berhenti sejenak, bahkan mengundurkan diri dari
penelitian tanpa dikenakan sanksi apapun.

10. Pengalaman yang terdahulu dari tindakan yang hendak diterapkan


Pengalaman penelitian terdahulu yang menggunakan jenis kuantitatif dan non
experimental tidak pernah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada subjek. Karena
subjek hanya diminta waktu sekitar 10-20 menit untuk mengisi kuesioner.

11. Manfaat untuk subyek yang bersangkutan


Setelah subjek selesai mengisi kuesioner, subjek akan memperoleh informasi mengenai
risiko apabila tidak patuh terhadap pegobatan ARV serta manfaat atau keuntungan
patuh terhadap pengobatan ARV,selain itu subjek juga diberi informasi bahwa
dukungan intimasi pasangan dapat membantu meningkatkan kepatuhan pengobatan
ARV, sehingga diharapkan subjek selanjutnya mampu mengidentifikasi dan
memanfaatkan dukungan pasangan sebagai sumber motivasi untuk meningkatkan
kepatuhan pengobatan ARV.

12. Bagaimana cara memilih subyek?


Pemilihan sampel pada penelitian ini dilakukan secara nonprobability sampling dengan
teknik consecutive sampling, cara ini merupakan cara yang lebih praktis dan mudah
dilakukan, semua subjek penelitian yang datang secara berurutan dan memenuhi
kriteria inklusi dipilih dengan cara melihat rekam medik dan ikhtisar perawatan serta
melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada perawat yang bertugas di layanan,
hingga didapat responden yang memenuhi besar sampel yang ditentukan.
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
 ODHA yang memiliki pasangan dalam ikatan pernikahan
 Telah mendapatkan pengobatan ARV minimum 6 bulan
 Dapat membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia
Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:
 ODHA yang memiliki gangguan kognitif
13. Cara pencatatan selama penelitian dan penyimpanan data setelah penelitian.
Peneliti akan melakukan pemilihan kepada subjek penelitian sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan dan memberikan penjelasan mengenai tujuan dan manfaat
penelitian. Apabila calon subjek penelitian menyetujui dan bersedia dalam penelitian
maka calon subjek akan diminta untuk menandatangani surat persetujuan. Subjek
diberikan 3 kuesioner yaitu kuesioner tentang data demografi, kuesioner intimasi dan
kuesioner kepatuhan pengobatan ARV. Kemudian subjek diminta untuk mengisi
kuesioner sesuai dengan pernyataan dan pertanyaan yang diajukan. Hasil pengisian
kuesioner akan dilihat kembali kelengkapannya. Kemudian kuesioner yang layak
diikutsertakan dalam pengolahan data diberikan kode nomor responden. Setelah itu
data pada kuesioner akan dipindahkan, disimpan dan diolah melalui applikasi pada
komputer. Data hanya dimiliki dan diketahui oleh peneliti dan tidak ada pihak lain yang
tahu. Hasil yang dipublikasikan data tentang identitas subjek tidak ditampilkan

14. Jelaskan bagaimana cara memberitahu dan mengajak subyek


Subjek yang terpilih sesuai kriteria penelitian akan diminta waktunya untuk kemudian
diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian, manfaat dan tujuan penelitian. Setelah
memperkenalkan diri peneliti akan menjelaskan bahwa penelitian ini tidak akan
menimbulkan kerugian karena subjek hanya diminta mengisi kuesioner dan hanya
membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit, setelah pengisian kuesioner subjek akan
mendapat bingkisan makanan kecil dari peneliti sebagai ucapan terima kasih atas
partisipasi subjek dalam penelitian. Contoh surat persetujuan terlampir

15. Apakah subyek dapat ganti rugi apabila ada gejala efek samping?
Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian atau efek samping karena subjek
penelitian tidak mendapat intervensi atau perlakuan, namun apabila subjek merasa tidak
nyaman saat mengisi kuesioner maka diperbolehkan untuk menenangkan diri,
beristirahat, berhenti sejenak, bahkan mengundurkan diri dari penelitian tanpa
dikenakan sanksi apapun.

16. Nama dan alamat tim peneliti dan sponsor


Penelitian ini hanya dilakukan oleh satu orang
Nama : Safitri Fadilla Wardhani
NPM : 1706107573
Alamat : Grand Kopo Parahiangan Blok C No. & RT 06 RW 11, Kelurahan
Marghayu Selatan, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung.

Anda mungkin juga menyukai