PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditandai dengan adanya perubahan struktur
ekonomi, yaitu pergeseran dari dominasi sektor pertanian beralih ke sektor industri,
dilihat dari kontribusi nilai tambah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Perubahan struktur ekonomi ini tentu membawa implikasi pada perubahan sektor
ekonomi lainnya, seperti: lapangan kerja, upah, dan struktur ekspor. Dominasisektor
industri dari sektor pertanian pada awal 1990-an ini sebenarnya telah ditandai dengan
menurunnya kontribusi sektor pertanian dan semakin meningkatnya kontribusi sektor
industri dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Pergeseran struktur ekonomi
memang diharapkan dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak ke sektor industri
yang menimbulkan efek multiplier terhadap sektor-sektor lainnya. Dengan demikian,
sektor industri tidak hanya membuka lapangan kerja bagi sektornya sendiri tetapi
juga lapangan kerja di sektor-sektor lainnya.
Oleh karena itu, tuntutan terhadap pendidikan angkatan kerja merupakan pilihan
strategis bagi peningkatan produktivitas terutama di sektor industri.Sebagaimana
diketahui dalam rangka tujuan pembangunan nasional maka sektor industri ini
diharapkan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang dialami oleh perekonomian.
Industri tidak saja sebagai usaha pemerataan pembangunan akan tetapi sebagai
struktur sosial yang dapat berproduksi dengan efektif dan mempunyai daya investasi
yang dapat menyerap tenaga kerja, sehingga dapat memperkecil pengangguran.
Sektor industri memberikan peranan yang cukup besar terhadap perekonomian di
Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi masalah pokok dan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan
a. Untuk mengukurdan menganalisis produktivitas pertumbuhan ekonomi
daerah pertanian dan industri di Indonesia
b. Untuk mengukur dan menganalisis produktivitas tenaga kerja sektor industri
di Indonesia.
2. Kegunaan
a. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi penulis lain yang menulis
makalah pembangunan ekonomi daerah pertanian dan industri
b. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi penulis lain yang meneliti
masalah produktivitas dan elastisitas kesempatan kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah
Banyak ahli dan lembaga yang memberikan pengertian dan definisi yang
berbeda-beda mengenal industri, baik secara umum maupun secara khusus, tetapi
pada dasarnya sama dalam mengartikannya. Untuk lebih jelasnya kita dapat
memperhatikan beberapa pendapat tentang industri yaitu industri adalah suatu
kumpulan dan perusahaan yang menghasilkan barang yang homogen, adalah barang
yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat (Hasibuan, 1994:12)
Di Indonesia, tenaga kerja dipilih batas umur minimum 15 tahun tanpa batas
maksimum. Sebab umur 15 tahun tersebut adalah sudah banyak terlibat dalam
kegiatan produksi, terutama di daerah pedesaan. Jadi Indonesia tidak menganut batas
umur maksimum, alasannya karena Indonesia belum mempunyai jaminan sosial
nasional. Hanya sebagian kecil penduduk Indonesia yang menerima tunjangan di hari
tua yaitu pegawai negeri dan sebagian pegawai swasta. Bagi golongan ini pun,
pendapatan yang mereka terima tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena
itu, mereka yang telah mencapai usia pensiun biasanya masih tetap harus kerja.
Penduduk dalam suatu negara dibedakan antara angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. Angkatan kerja merupakan bagian dan tenaga kerja, dibedakan antara
bekerja dan tidak bekerja, sedangkan mencari pekerjaan lebih dikenal sebagai
pengangguran terbuka. Berikut beberapa pengertian angkatan kerja yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, Kusumowhindho (1980: 194), memberikan
pengertian bahwa angkatan kerja adalah bagian dan tenaga kerja yang sesungguhnya
terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa. Yang
tergolong dalam angkatan kerja tersebut ada dua.
Suroto (1992: 18) mendefinisikan angkatan kerja yaitu sebagian dari jumlah
penduduk dalam usia kerja yang mempunyai pekerjaan dan yang tidak mempunyai
pekerjaan tetapi secara aktif atau pasif mencari pekerjaan. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa angkatan kerja adalah bagian penduduk yang mampu dan bersedia
melakukan pekerjaan dimana angkatan kerja atau labor force terdiri dari golongan
yang bekerja dan golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan.
Pada dasarnya mereka yang termasuk bukan angkatan kerja, kecuali yang
terakhir yaitu mereka yang hidupnya tergantung pada orang lain, sewaktu-waktu
dapat terjun untuk bekerja. Oleh sebab itu, kelompok ini dapat juga disebut sebagai
angkatan kerja potensial. Termasuk dalam angkatan kerja potensial ini merupakan
yang menarik diri dari pasar. Misalnya setelah cukup lama tidak berhasil
memperoleh pekerjaan yang diharapkan, seseorang dapat mengurungkan niatnya
mencari pekerjaan yang dimaksud. Mereka yang sebenarnya masih ingin bekerja
akan tetapi tidak aktif mencari pekerjaan. Mereka disebut discouraged workers, yang
sementara keluar dari pasar karena tidak berhasil memperoleh pekerjaan yang
diharapkan.
2) Produktivitas
1) Kesempatan Kerja
Salah satu yang mesti diperhatikan dalam pembangunan industri agar terjadi
hubungan positif antara pertumbuhan industri dengan penyerapan tenaga kerja adalah
bagaimana agar pembangunan industri dapat memberikan kontribusi yang nyata
dalam penyerapan tenaga kerja dan dalam mengatasi pengangguran.
Oleh karena itu, pemerintah dan pihak terkait lainnya agar dapat
menentukan jenis industri atau jenis usaha apa yang cocok dikembangkan. Salah
satunya adalah sektor industri padat karya, karena disamping tidak terlalu besar
investasi yang dibutuhkan juga dapat menyerap tenaga kerja yang besar. Disamping
itu industri kerajinan perlu mendapat perhatian dari pemerintah karena sektor ini
tidak membutuhkan modal yang besar juga teknologi yang digunakan adalah
teknologi sederhana.
Untuk lebih memahami industri padat karya, terlebih dahulu diketahui cirri -
cirinya diantaranya yaitu peranan atau faktor manusia sangat menonjol dalam
industri padat karya. Porsi atau perbandingan antara tenaga kerja dengan modal
dimana tenaga kerja lebih dominan, tidak terlalu membutuhkan modal yang besar,
teknologi yang digunakan masih rendah atau sederhana, tidak menimbulkan
ketimpangan sosial karena keterlibatan masyarakat dalam produksi yang besar, hasil
produksi yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
8. Pertumbuhan Ekonomi
Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Winardi (1983: 31) yang
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi (economic growth) dapat dipandang
sebagai suatu proses ekspansi atau perbaikan ekonomi dan produktivitas dan sumber
daya yang tersedia seperti sumber daya alam, tenaga kerja, dan benda - benda modal
(capital).
Tabel .1. Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha, 2011 - 2013 (y-o-y, dalam %)
Dengan adanya perusahaan industri baru yang aktif membawa dampak yang
positif terhadap penyerapan tenaga kerja, terutama dad industri padat karya. Karena
di samping tidak terlalu besar investasi yang dibutuhkan juga dapat menyerap tenaga
kerja yang besar. Di samping itu industri kerajinan perlu mendapat perhatian dari
pemerintah karena sektor ini tidak membutuhkan modal yang besar juga teknologi
yang digunakan adalah teknologi sederhana.
Berdasarkan hasil dari pembahasan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
B. SARAN
Pemerintah diharapkan mengoptimalkan peranan investasi dengan cara
meyakinkan para investor dengan melakukan promosi tentang potensi daerah
dan memberikan kepastian hukum serta keamanan sehingga para investor
tertarik untuk menanamkan modalnya di Sulawesi Selatan, terutama di sektor
industri, sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja.
Pemerintah diharapkan lebih mengembangkan industri padat karya, karena
disamping tidak terlalu besar investasi yang dibutuhkan juga dapat menyerap
tenaga kerja yang besar sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang lebih
banyak.
Agar pemerintah membantu meningkatkan kemampuan pembinaan industri
yang ada di daerah untuk bersaing melalui pelatihan keterampilan bagi calon
tenaga kerja, penggunaan teknologi yang lebih mengutamakan peningkatan
mutu, efisien dan peningkatan produktivitas yang dikaitkan dengan upaya
perluasan pemasaran produk di dalam dan luar negeri.
Masih dominannya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia, perlunya
dikembangkan industri pengolahan hasil pertanian (agro industri) dalam skala
menengah dan kecil.