Anda di halaman 1dari 27

MODUL I

A. Judul :
Termokimia

B. Tujuan :
 Setiap reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi.
 Perubahan kalor dapat diukur atau dipelajari dengan percobaan yang sederhana.

C. Dasar teori
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu
zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia.
Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran
perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan
larutan.
Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang
dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar
untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Sistem adalah bagian dari
alam semesta yang sedang menjadi pusat perhatian. Bagian lain dari alam semesta
yang berinteraksi dengan sistem kita sebut lingkungan. Alam semesta adalah sistem
ditambah lingkungannya. Sistem dibedakan menjadi tiga , yaitu sistem terbuka,
sistem tertutup, dan sistem terisolasi.
a) Pengukuran Energi Dalam Reaksi Kimia
Satuan internasional standar untuk energi yaitu Joule (J) diturunkan dari
energi kinetik. Satu joule = 1 kgm2/s2. Setara dengan jumlah energi yang dipunyai
suatu benda dengan massa 2 kg dan kecepatan 1 m/detik (bila dalam satuan Inggris,
benda dengan massa 4,4 lb dan kecepatan 197 ft/menit atau 2,2 mile/jam).
1 J = 1 kg m2/s2
Satuan energi yang lebih kecil yang dipakai dalam fisika disebut erg yang
harganya = 1×10-7 J. Dalam mengacu pada energi yang terlibat dalam reaksi antara
pereaksi dengan ukuran molekul biasanya digantikan satuan yang lebih besar yaitu
kilojoule (kJ). Satu kilojoule = 1000 joule (1 kJ = 1000J). Hukum kekekalan energi
menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan dan diciptakan melainkan hanya
dapat diubah dari satu bentuk energi kebentuk energi yang lain.
b) Hukum Kekekalan Energi
Termokimia ialah cabang kimia yang berhubungan dengan hubungan timbal
balik panas dengan reaksi kimia atau dengan perubahan keadaan fisika. Secara
umum, termokimia ialah penerapan termodinamika untuk kimia. Termokimia ialah
sinonim dari termodinamika kimia. Dalam arti lain Termokimia adalah Hubungan
antar kalor dengan reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi
kimia.
Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut
perpindahan energi, Yaitu Sistem dan Lingkungan.
c) Entalpi dan Perubahan Entalpi
Entalpi adalahJumlah energi yang dimiliki suatu zat dalam segala bentuk.
Dilambangkan dengan “H” (berasal dari kata Heat yang berarti Panas).Entalpi suatu
zat tidak bisa diukur besaranya, tetapi perubahan entalpinya (δh) dapat diukur.
Perubahan Entalpi diperoleh dari Selieih entalpi produk dengan entalpi reaktan.
d) Jenis-Jenis Rekasi Termokimia
1. Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai perpindahan kalor dari Sistem ke
Lingkungan.
2. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai perpindahan kalor dari
Lingkungan ke Sistem.
e) Entalpi Pembentukan, Penguraian Dan Pembakaran
Harga perubahan entalpi reaksi dapat dipengaruhi oleh kondisi yakni suhu
dan tekanan saat pengukuran. Oleh karena itu, perlu kondisi suhu dan tekanan perlu
dicantumkan untuk setiap data termokimia. Data termokimia pada umumnya
ditetapkan pada suhu 25°C.
D. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Kalorimeter

 Kalorimeter berfungsi untuk mengukur reaksi kalor.


2. Gelas ukur

 Berfungsi mengukur volume larutan.


3. Gelas kimia

 Gelas kimia berfungsi untuk menampung larutan.


4. Pipet

 Pipet tetes berfungsi meneteskan larutan.


5. Termometer

 Termometer berfungsi untuk mengukur suhu.


b. Bahan
1. Etanol
1. Sifat fisik :
- Mudah menguap.
2. Sifat kimia :
- Dapat bereaksi dengan air dan akan melepaskan kalor.
2. HCl 2 M
1. Sifat fisik HCl
- Elektrolit kuat
- Asam kuat
- Berwarna putih
2. Sifat kimia HCl
- Titik didih, titik leleh, massa jenis, pH tergantung pada konsentrasi HCl.
3. NaOH 2M
1. Sifat fisik NaOH
- Rapuh (mudah hancur)
- Asin
- Larut dalam air
- Berwarna putih
2. Sifat kimia NaOH
- Bisa di dapat dari reaksi NaOH dan HCl
- pH-nya netral
- Ikatan ionik kuat
- Merupakan larutan elektrolit kuat
4. CH3COOH 2M
1. Sifat Fisik :
- Cairan kental jernih, berbau menyengat
- Densitas = 1,049 , titik leleh 16,7C , titik didih 118,5C
2. Sifat Kimia :
- Asam lemah
- Dihasilkan melalui fermentasi alkohol oleh bakteri acetobakter
5. H2O
1. Sifat Fisik :
- Zat cair bening, tidak berbau
- Tidak berwarna
- Titik didih 100C, titik beku 0C
- Indeks bias = 1,332
2. Sifat Kimia :
- Bersifat polar
- Pelarut yang baik untuk berbagai macam zat.
E. Prosedur Kerja
1. Menentukan tetapan kalorimeter

20 mL H2o 20 mL H2o

- Memasukkan kedalam kalori meter - Memasukkan kedalam gelas


dengan buret. kimia sampai 10°C.
- Mencatat temperaturnya. - Mencatat temperatur.

- Mencampurkan kedalam kalorimeter.


- Mengaduk/ mengocok.
- Mengamati temperaturnya selama 10 menit dalam
selang waktu 1 menit.

Tetapan kalorimeter

2. Menentukan kalor etanol dalam air

18 cm3 H2O 29 mL etanol

- Memasukan kedalam kalorimeter - Mengukur dan mencatat


dengan buret. temperatur.
- Mencatat temperaturnya.

- Mencampurkan kedalam kalorimeter


- Mengaduk
- Mengamati temperaturnya selama 5 menit dalam
selang waktu ½ menit

Kalor etanol dalam air


3. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH

20 mL HCl 20mL NaOH

- Memasukan kedalam kalori meter dengan - Memasukkan kedalam


buret gelas kimia sampai 10°C
- Mencatat temperaturnya - Mencatat temperatur

- Mencampurkan kedalam kalorimeter


- Mengaduk
- Mengamati temperaturnya selama 10 menit
dalam selang waktu 1 menit

Kalor penetralan HCl dan NaOH

F. Hasil Pengamatan
1. Penentuan tetapan kalorimeter
Tair dingin = 29 °C
Tair panas = 41 °C
T (Menit) T (°C)
1 menit 34 °C
2 menit 34 °C
3 menit 33 °C
4 menit 33 °C
5 menit 33 °C
6 menit 33 °C
7 menit 33 °C
8 menit 33 °C
9 menit 32 °C
10 menit 32 °C
2. Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air
a. Air 18 mL dan etanol 29 mL
- Tair =
t (Menit) T (°C)
1
30 °C
2
1 30 °C
1
12 30 °C

2 30 °C

- Tetanol = 31°C
- Tcampuran
t (Menit) T (°C)
1
34 °C
2
1 33 °C
1
12 33 °C

2 33 °C
1
22 33 °C

3 33 °C
1
32 33 °C

4 33 °C

b. Air 27 mL dan etanol 19 mL


- Tair =
t (Menit) T (°C)
1
30 °C
2
1 30 °C
1 30 °C
12

2 30 °C

- Tetanol = 32°C
- Tcampuran
t (Menit) T (°C)
1
35 °C
2
1 35 °C
1
12 35 °C

2 35 °C
1
22 35 °C

3 35 °C
1
32 34 °C

4 34 °C

c. Air 36 mL dan etanol 14,5 mL


- Tair =
t (Menit) T (°C)
1
32 °C
2
1 32 °C
1
12 32 °C

2 32 °C

- Tetanol = 31°C
- Tcampuran
t (Menit) T (°C)
1
36 °C
2
1 36 °C
1
12 36 °C

2 36 °C
1
2 36 °C
2

3 36 °C
1
32 35 °C

4 35 °C

3. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH


T HCl = 30 °C
T NaOH = 31 °C
Tcampuran
T (Menit) T (°C)
1 menit 37 °C
2 menit 36 °C
3 menit 36 °C
4 menit 36 °C
5 menit 35 °C
6 menit 35 °C
7 menit 35 °C
8 menit 35 °C
9 menit 35 °C
10 menit 34 °C
G. Perhitungan
1. Penentuan tetapan Kilometer
Dik : Va1 = 20 ml
Va2 = 20 ml
gr
ρ air = 1 ml
J
δ air = 4,2 gr.K

T1 = Tair dingin = 30 + 273 = 303 K


T2 = Tair panas = 40 + 273 = 313 K
Data perubahan suhu setiap menit selama 10 menit
t (menit) T (°C) T (K)
1 33°C 306 K
2 32°C 305 K
3 31°C 304 K
4 33°C 306 K
5 33°C 306 K
6 33°C 306 K
7 33°C 306 K
8 33°C 306 K
9 33°C 306 K
10 33°C 306 K

Dit : tetapan kalorimeter (k) = ...?


Peny :
 Menghitung massa air dingin
Mol = Va1 + ρ air
gr
= 20 ml x 1 ml

= 20 gr
 Menghitung massa air panas
Mo2 = Va2 + ρ air
gr
= 20 ml x 1 ml

= 20 gr
 Menghitung suhu campuran
∑T (306+ 305+ 304+ 306+ 306+ 306+ 306+ 306+ 306+ 306)K
T camp. = =
n 10
3057
= = 305,7 K
10

 Menghitung perubahan air dingin


ΔT1 = Tcamp – Tair dingin
= 305,7 K – 303 K
= 2,7 K
 Menghitung perubahan air panas
ΔT2 = Ta2 - Tcamp
= 313 K – 305,7 K
= 7,3 K
 Menghitung kalor yang diserap air dingin
q1 = Ma1 x δ air x ΔT1
J
= 20 gr x 4,2 gr.K x 2,7 K

= 226,8 Joule
 Menghitung kalor yang diserap air panas
q2 = Ma2 x δ air x ΔT2
J
= 20 gr x 4,2 gr.K x 8,3 K

= 697,2 Joule
 Menghitung kalor yang diterima kalolimeter
q3 = q2 - q1
= 697,2 J – 226,8 J = 470,4 Joule
 Menghitung tetapan kalorimeter
q3 470,4 J J
K = ΔT = = 174,2 K
1 2,7 K
 Grafik hubungan antara suhu dengan selang waktu

Grafik hubungan antara suhu dan


selang waktu
307.5

307

306.5

306
Grafik hubungan antara
305.5 suhu dan selang waktu

305

304.5

304
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air


a. Untuk campuran air 18 ml dengan etanol 29 ml
gr
Dik : ρ air = 1 ml
gr
Larutan etanol = 0,79 ml
J
δ etanol = 1,92 g.k
J
δ air = 4,2 g.k

V air = 18 ml
V etanol = 29 ml
∑T 305+304+304+304 1217
T air = = =
n 4 4

= 304,25 K
T etanol = 320C + 273 = 305 K
Dit : Entalpi perubahan (ΔH) ?
Peny :
- Menghitung massa air
Ma = Va x ρ air
gr
= 18 ml x 1 ml

= 18 gr
- Menghitung massa etanol
Ma = Va x ρ etanol
gr
= 29 ml x 0,79 ml

= 22,91 gr
- Menghitung suhu campuran
∑T 304+304+305+305+305+305+306+306 2440
T camp. = = =
n 8 8

= 305 K
- Kalor yang diserap air (qa)
ΔT1 = T camp – T (air)
= 305 K – 304,25 K = 0,75 K
qa = Ma x δ air x ΔT1
= 18 gr x 4,2 x 0,75K
= 56,7 K
- Kalor yang diserap etanol (qe)
ΔT2 = T camp – T (etanol)
= 305 K – 305 K
=0K
qe = Metanol x δ etanol x ΔT1
= 22,91 gr x 1,92 x 0,75 K
= 32,99 K
- Kalor yang diserap kalorimeter (qk)
qk = K x ΔT2
J
= 174,2 x0K
K

=0J
- Kalor yang diserap pada larutan (ql)
ql = q (air) + q (etanol) + qk
= - 2506,14 - 1458,17 - 5922,8
= -9887,11 J
- Entalpi pelarutan (ΔH1)
ql 89,69
ΔH1 = 29 = 29 = 0,053 J
58 58

- Grafik hubungan antara T (suhu) terhadap t (waktu)

Grafik hubungan antara suhu dan


selang waktu
350

300

250

200
Grafik hubungan
150 antara T (suhu)
terhadap t (waktu)
100

50

0
0.5 1 1.5 2

b. Untuk campuran air 27 ml dengan etanol 19 ml


gr
Dik : ρ air = 1 ml
gr
Larutan etanol = 0,79 ml
J
δ etanol = 1,92
g.k
J
δ air = 4,2 g.k

V air = 27 ml
V etanol = 19,3 ml
∑T 304+305+305+305 1219
T air = = =
n 4 4

= 304,75 K
T etanol = 32 0C + 273 = 305 K
Dit : Entalpi perubahan (ΔH) ?
Peny :
- Menghitung massa air
Ma = Va x ρ air
gr
= 27 ml x 1 ml

= 27 gr
- Menghitung massa etanol
Ma = Va x ρ etanol
gr
= 19,3 ml x 0,79 ml

= 15,247 gr
- Menghitung suhu campuran
∑T 304+304+306+307+308+308+308+308 2452
T camp. = = =
n 8 8

= 306,62 K
- Kalor yang diserap air (qa)
ΔT1 = T camp – T (air)
= 306,62 K – 304,75 K
= 1,87 K
qa = Ma x δ air x ΔT1
= 27 gr x 4,2 x 1,87 K
= 212,058 K
- Kalor yang diserap etanol (qe)
ΔT2 = Tcamp – T (etanol)
=306,62 K – 305 K
= 1,62 K
qe = Metanol x δ etanol x ΔT1
= 15,01 gr x 1,92 x 1,62 K = 46,68 K
- Kalor yang diserap kalorimeter (qk)
qk = K x ΔT2
J
= 174,2 x 1,62 K
K

= 107,53 J
- Kalor yang diserap pada larutan (ql)
ql = qair + qetanol + qk
= 212,058 + 46,68 + 107,53 = 366,268 J
- Entalpi pelarutan (ΔH1)
ql 366,268
ΔH1 = 29 = 29 = 732,536 J
58 58

- Grafik hubungan antara T (suhu) terhadap t (waktu)

Grafik hubungan antara suhu dan


selang waktu
350

300

250

200
Grafik hubungan antara
150 T (suhu) terhadap t
(waktu)
100

50

0
0.5 1 1.5 2

c. Untuk campuran air 36 ml dan etanol 14,5 ml


gr
Dik : ρ air = 1 ml
gr
Larutan etanol = 0,79
ml
J
δ etanol = 1,92 g.k
J
δ air = 4,2 g.k

V air = 36 ml
V etanol = 14,5 ml
∑T 305+305+305+305 1220
T air = = =
n 4 4

= 305 K
T etanol = 31 0C + 273 = 304 K
Dit : Entalpi perubahan (ΔH) ?
Peny :
- Menghitung massa air
Ma = Va x ρ air
gr
= 36 ml x 1 ml

= 36 gr
- Menghitung massa etanol
Ma = Va x ρ etanol
gr
= 14,5 ml x 0,79 ml

= 11,455 gr
- Menghitung suhu campuran
∑T 305+306+307+307+307+307+307+308 2454
T camp. = = =
n 8 8

= 306,75 K
- Kalor yang diserap air (qa)
ΔT1 = T camp – T (air)
= 306,75 K – 305 K
= 1,75 K
qa = Ma x δ air x ΔT1
= 36 gr x 4,2 x 1,75 K
= 264,6 K
- Kalor yang diserap etanol (qe)
ΔT2 = T camp – T (etanol)
= 306,75 K – 306 K
= 4,75 K
qe = M etanol x δ etanol x ΔT1
= 11,455 gr x 1,92 x 0,75 K = 16,49K
- Kalor yang diserap kalorimeter (qk)
qk = K x ΔT2
J
= 174,2 K x 0,75 K

= 130,65 Joule
- Kalor yang dihasilkan pada larutan (ql)
ql = qair + qetanol + qk
= 567 + 104,4696 + 399
= 1070,4696 Joule
- Entalpi pelarutan (ΔH3)
𝑞𝑙 1070,4696
ΔH3 = 29 = 29
58 58

= 2140,9392 Joule
- Grafik hubungan antara T (suhu) terhadap t (waktu)

Grafik hubungan antara suhu dan


selang waktu
350

300

250

200
Grafik hubungan
150 antara T (suhu)
terhadap t (waktu)
100

50

0
0.5 1 1.5 2

 Mencari perbandingan mol air dengan mol etanol dalam setiap campuran
a. Untuk campuran air 18 ml dengan etanol 29 ml
- Perubahan suhu mula-mula (ΔTm1)
T air + T etanol 304,5+305 607
ΔTm1 = 2
= 2
= 2
= 303,5 K
- Perubahan suhu akhir
Δta1 = Tcamp – ΔTm1
= 305K – 304,75 K = K
gr air ρ air x V air
 Mol air = mr air = mr air
1 𝑥 18 18
= = = 1 mol
18 18
gr air ρ etanol x V etanol
 Mol etanol = mr air = mr etanol
0,79 x 29
= = 0,491 mol
46

 Perbandingan
Mol air : Mol etanol
1 : 0,49
2 : 1
 Grafik hubungan antara T (suhu) terhadap t (waktu)

Grafik hubungan antara suhu dan


selang waktu

307
306.8
306.6
306.4 Grafik hubungan antara
306.2 T (suhu) terhadap t
(waktu)
306
305.8
305.6
305.4
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

b. Untuk campuran air 27 ml dan etanol 19 ml


- Perubahan suhu mula-mula (ΔTm1)
T air + T etanol 303+305
ΔTm1 = =
2 2
608
= = 304 K
2
- Perubahan suhu akhir
Δta1 = Tcamp – ΔTm1
= 307,75 K – 304 K = 3,75 K
gr air ρ air x V air
 Mol air = mr air = mr air
1 𝑥 27 27
= = = 1,5 mol
18 18
gr air ρ etanol x V etanol
 Mol etanol = mr air = mr etanol
0,79 x 19
= = 0,33 mol
46

 Perbandingan
Mol air : Mol etanol
1,5 : 0,33
5 : 4
 Grafik hubungan antara T (suhu) terhadap t (waktu)

Grafik hubungan antara suhu dan


selang waktu

308
307.8
307.6
307.4 Grafik hubungan antara
307.2 T (suhu) terhadap t
(waktu)
307
306.8
306.6
306.4
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

c. Untuk campuran air 36,0 ml dan 14,5 ml etanol


- Perubahan suhu mula-mula (ΔTm1)
T air + T etanol 305+304
ΔTm1 = =
2 2
609
= = 304,5 K
2
- Perubahan suhu akhir
Δta1 = Tcamp – ΔTm1
= 308,75 K – 304,5 K = 4,25 K
gr air ρ air x V air
 Mol air = mr air = mr air
1 𝑥 36 36
= = = 2 mol
18 18
gr air ρ etanol x V etanol
 Mol etanol = mr air = mr etanol
0,79 x 14,5
= = 0,25 mol
46

 Perbandingan
Mol air : Mol etanol
2 : 0,25
8 : 1
Jadi perbandingan mol air dengan mol etanol adalah 8 : 1
 Grafik hubungan antara T (suhu) terhadap t (waktu)

Grafik hubungan antara suhu dan


selang waktu

309
308.8
308.6
308.4 Grafik hubungan
308.2 antara T (suhu)
terhadap t (waktu)
308
307.8
307.6
307.4
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

3. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH


Dik : V HCl = 20 ml
V NaOH = 20 ml
T HCl = 30 0C + 273 = 303 K
T NaOH = 31 0C + 273 = 304 K
gr
ρ l = 1,03 ml
J
δ l = 3,93 gr.K

Dit : Kalor penetralan = ... ?


Peny :
Suhu mula-mula (Tm)
T HCl+T NaOH 303+304
Tm = =
2 2
607
= = 303,5 K
2

Suhu akhir (Ta)


∑T (304+305+305+305+305+305+305+305+305+305)K
Ta = =
n 10
3084
= = 308,4 K
10

 Perubahan suhu akhir (ΔTa)


ΔTa = Ta - Tm
= 308,4 – 303,5 = 4,9 K
Vl = V HCl + V NaOH
= 20 + 20 = 40 ml
 M larutan = Vl + ρl
gr
= 40 ml + 1,03 ml = 41,2 gr

 Kalor yang diserap (q1)


q1 = M larutan x δl x Δta
= 41,2 x 3,93 x 1,6 = 793,3884 Joule
 Kalor yang diserap kalorimeter (q2)
q2 = K x q1
J
= 121,7 K x 793,3884 J

= 96.555,4 Joule
 Kalor yang dihasilkan reaksi (q3)
q3 = q1 + q2
= 793,3884 +(96.555,4)
= 97.343,8 Joule
 Kalor penetralan
massa larutan 41,2
mol larutan = mr NaOH+ mr HCl = = 0,55 joule
40+35

 Grafik hubungan antara T (suhu) terhadap t (menit)

Grafik hubungan antara suhu dan selang


waktu
311

310

309

308
Grafik hubungan antara
307 suhu dan selang waktu
306

305

304
½ 1 1½ 2 2½

H. Pembahasan
Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang
dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar
untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Pada percobaan ini kita telah
mengamati bagaimana setiap reaksi kimia yang selalu disertai dengan perubahan
energi dan perubahan kalor yang diukur atau dipelajari dengan percobaan yang
sederhana. Termokimia yang telah kita amati yaitu untuk penentuan tetapan
kalorimeter, untuk penentuan pelarutan etanol dalam air serta penentuan kalor
penetralan HCl dan NaOH.
a) Penentuan tetapan kalorimeter.

Kalorimeter suatu alat untuk mengukur temperatur/ suhu. Dalam praktikum


ini yang pertama di lakukan adalah mengukur 20 ml air. Setelah itu dimasukkan 20
ml air kedalam kalorimeter dengan mengunakan buret maka akan dapat diukur
temperatur air dingin dengan menggunakan thermometer. Kemudian air yang di
panaskan yang terisi dalam gelas kimia dengan panas kurang lebih 10°C di atas suhu
kamar, maka akan dapat terlihat temperatur air panas itu menjadi 41°C. Setelah
diukur temperaturnya, air panas tersebut dimasukkan atau dicampurkan kedalam
kalorimeter yang berisi air dingin. Kemudian campuran itu dikocok atau diaduk, lalu
mengamati temperatur campuran selama 10 menit dengan selang waktu pengamatan
selama 1 menit. Setelah pencampuran maka akan dapat diamati bahwa temperatur
dari campuran itu adalah tidak konstan atau berubah-ubah yaitu dari 34°C menjadi
33°C dan terakhir 32°C.

Dalam perhitungan kalor yang di serap oleh air dingin akan lebih besar di
bandingkan dengan kalor yang diserap oleh air panas. Oleh karena itu tetapan
kalorimeter yang dihasilkan akan mendapatkan plus (+).

b) Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air

Dalam percobaan yang kedua yang dilakukan adalah menggunakan 18 ml dan


29 ml etanol. Mengukur suhu air selama 2 menit selang waktu 30 detik, dan setelah
itu mengukur suhu etanol. Kemudian etanol dan air dicampurkan ke dalam
kalotimeter dan mengukur suhunya selama 4 menit selang waktu 30 detik.

Jika etanol dilarutkan dalam air maka akan dilepaskan sejumlah kalor.
Besarnya perubahan kalor tergantung pada konsentrasi awal dan konsentrasi akhir
larutan yang terbentuk. Secara teoritis perubahan kalor terbesar maksimum terjadi
jika etanol dilarutkan dalam volume air yang tertinggi kalor ini disebut kalor
pelatutan etanol atau entalpi pelarutan.
c) Penentuan kalor penetralan HCL dan NaOH

Larutan HCL yang dimasukkan ke dalam kalorimeter sebesar 20 ml dengan


temperatur yang diukur sebesar 30°C. Kemudian mengukur larutan NaOH dengan
volume 20 ml lalu mengamati temperatur larutan yaitu 31°C. Larutan NaOH yang
telah diamati temperaturnya, dimasukkan ke dalam kalorimeter yang terlebih dahulu
telah di isi dengan larutan HCL. Setelah dilakukan pencampuran kedua larutan, maka
akan dapat dilihat pada thermometer bahwa temperatur campuran ini selama 5 menit
dengan selang waktu 30 detik.
Setelah pencampuran maka akan dapat diamati bahwa temperatur dari
campuran itu adalah tidak konstan. Hal ini terjadi karena dalam kalorimeter terjadi
pencampuran atau pertukaran kalor maupun materi baik dari sistem lingkungan
ataupun dari lingkungan masuk ke dalam sistem.

I. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, setiap reaksi yang terjadi disertai dengan perubahan
energi. Perubahan energi yang dimaksud adalah proses pelepasan dan penyerapan
kalor. Dari percobaan yang sederhana ini kita dapat mengetahui dan mempelajari
bagaimana suatu larutan akan dicampurkan, bisa melakukan pengubahan kalor.
Setiap reaksi kimia selalu dipengaruhi oleh energi dan dalam reaksi kimia
akan terjadi penyerapan energi dan pelepasan energi.

J. Kemungkinan Kesalahan
Kurang mampunya mata praktikan melihat skala paling kecil pada thermometer.
Daftar Pustaka

Chang, Raymond. 2003. General Chemistry: The Essential Concepts. Third


Edition. Boston: Mc Graw-Hill.

Goldberg, David E . 2004. Fundamentals of Chemistry. Fourth Edition. New


York The McGraw – Hill Companies, Inc.

Heyworth, Rex. 1990. Chemistry A New Approach. Hongkong: Macmillan


Publishers (HK) Limited.

Hill, John W. , and Kolb, Doris K. 1998. Chemistry for Changing Times. Eighth
Edition. London: Prentice Hall International (UK) Limited.

Anda mungkin juga menyukai