Modul I
Modul I
A. Judul :
Termokimia
B. Tujuan :
Setiap reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi.
Perubahan kalor dapat diukur atau dipelajari dengan percobaan yang sederhana.
C. Dasar teori
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu
zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia.
Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran
perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan
larutan.
Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang
dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar
untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Sistem adalah bagian dari
alam semesta yang sedang menjadi pusat perhatian. Bagian lain dari alam semesta
yang berinteraksi dengan sistem kita sebut lingkungan. Alam semesta adalah sistem
ditambah lingkungannya. Sistem dibedakan menjadi tiga , yaitu sistem terbuka,
sistem tertutup, dan sistem terisolasi.
a) Pengukuran Energi Dalam Reaksi Kimia
Satuan internasional standar untuk energi yaitu Joule (J) diturunkan dari
energi kinetik. Satu joule = 1 kgm2/s2. Setara dengan jumlah energi yang dipunyai
suatu benda dengan massa 2 kg dan kecepatan 1 m/detik (bila dalam satuan Inggris,
benda dengan massa 4,4 lb dan kecepatan 197 ft/menit atau 2,2 mile/jam).
1 J = 1 kg m2/s2
Satuan energi yang lebih kecil yang dipakai dalam fisika disebut erg yang
harganya = 1×10-7 J. Dalam mengacu pada energi yang terlibat dalam reaksi antara
pereaksi dengan ukuran molekul biasanya digantikan satuan yang lebih besar yaitu
kilojoule (kJ). Satu kilojoule = 1000 joule (1 kJ = 1000J). Hukum kekekalan energi
menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan dan diciptakan melainkan hanya
dapat diubah dari satu bentuk energi kebentuk energi yang lain.
b) Hukum Kekekalan Energi
Termokimia ialah cabang kimia yang berhubungan dengan hubungan timbal
balik panas dengan reaksi kimia atau dengan perubahan keadaan fisika. Secara
umum, termokimia ialah penerapan termodinamika untuk kimia. Termokimia ialah
sinonim dari termodinamika kimia. Dalam arti lain Termokimia adalah Hubungan
antar kalor dengan reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi
kimia.
Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut
perpindahan energi, Yaitu Sistem dan Lingkungan.
c) Entalpi dan Perubahan Entalpi
Entalpi adalahJumlah energi yang dimiliki suatu zat dalam segala bentuk.
Dilambangkan dengan “H” (berasal dari kata Heat yang berarti Panas).Entalpi suatu
zat tidak bisa diukur besaranya, tetapi perubahan entalpinya (δh) dapat diukur.
Perubahan Entalpi diperoleh dari Selieih entalpi produk dengan entalpi reaktan.
d) Jenis-Jenis Rekasi Termokimia
1. Reaksi Eksoterm
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai perpindahan kalor dari Sistem ke
Lingkungan.
2. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai perpindahan kalor dari
Lingkungan ke Sistem.
e) Entalpi Pembentukan, Penguraian Dan Pembakaran
Harga perubahan entalpi reaksi dapat dipengaruhi oleh kondisi yakni suhu
dan tekanan saat pengukuran. Oleh karena itu, perlu kondisi suhu dan tekanan perlu
dicantumkan untuk setiap data termokimia. Data termokimia pada umumnya
ditetapkan pada suhu 25°C.
D. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Kalorimeter
20 mL H2o 20 mL H2o
Tetapan kalorimeter
F. Hasil Pengamatan
1. Penentuan tetapan kalorimeter
Tair dingin = 29 °C
Tair panas = 41 °C
T (Menit) T (°C)
1 menit 34 °C
2 menit 34 °C
3 menit 33 °C
4 menit 33 °C
5 menit 33 °C
6 menit 33 °C
7 menit 33 °C
8 menit 33 °C
9 menit 32 °C
10 menit 32 °C
2. Penentuan kalor pelarutan etanol dalam air
a. Air 18 mL dan etanol 29 mL
- Tair =
t (Menit) T (°C)
1
30 °C
2
1 30 °C
1
12 30 °C
2 30 °C
- Tetanol = 31°C
- Tcampuran
t (Menit) T (°C)
1
34 °C
2
1 33 °C
1
12 33 °C
2 33 °C
1
22 33 °C
3 33 °C
1
32 33 °C
4 33 °C
2 30 °C
- Tetanol = 32°C
- Tcampuran
t (Menit) T (°C)
1
35 °C
2
1 35 °C
1
12 35 °C
2 35 °C
1
22 35 °C
3 35 °C
1
32 34 °C
4 34 °C
2 32 °C
- Tetanol = 31°C
- Tcampuran
t (Menit) T (°C)
1
36 °C
2
1 36 °C
1
12 36 °C
2 36 °C
1
2 36 °C
2
3 36 °C
1
32 35 °C
4 35 °C
= 20 gr
Menghitung massa air panas
Mo2 = Va2 + ρ air
gr
= 20 ml x 1 ml
= 20 gr
Menghitung suhu campuran
∑T (306+ 305+ 304+ 306+ 306+ 306+ 306+ 306+ 306+ 306)K
T camp. = =
n 10
3057
= = 305,7 K
10
= 226,8 Joule
Menghitung kalor yang diserap air panas
q2 = Ma2 x δ air x ΔT2
J
= 20 gr x 4,2 gr.K x 8,3 K
= 697,2 Joule
Menghitung kalor yang diterima kalolimeter
q3 = q2 - q1
= 697,2 J – 226,8 J = 470,4 Joule
Menghitung tetapan kalorimeter
q3 470,4 J J
K = ΔT = = 174,2 K
1 2,7 K
Grafik hubungan antara suhu dengan selang waktu
307
306.5
306
Grafik hubungan antara
305.5 suhu dan selang waktu
305
304.5
304
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
V air = 18 ml
V etanol = 29 ml
∑T 305+304+304+304 1217
T air = = =
n 4 4
= 304,25 K
T etanol = 320C + 273 = 305 K
Dit : Entalpi perubahan (ΔH) ?
Peny :
- Menghitung massa air
Ma = Va x ρ air
gr
= 18 ml x 1 ml
= 18 gr
- Menghitung massa etanol
Ma = Va x ρ etanol
gr
= 29 ml x 0,79 ml
= 22,91 gr
- Menghitung suhu campuran
∑T 304+304+305+305+305+305+306+306 2440
T camp. = = =
n 8 8
= 305 K
- Kalor yang diserap air (qa)
ΔT1 = T camp – T (air)
= 305 K – 304,25 K = 0,75 K
qa = Ma x δ air x ΔT1
= 18 gr x 4,2 x 0,75K
= 56,7 K
- Kalor yang diserap etanol (qe)
ΔT2 = T camp – T (etanol)
= 305 K – 305 K
=0K
qe = Metanol x δ etanol x ΔT1
= 22,91 gr x 1,92 x 0,75 K
= 32,99 K
- Kalor yang diserap kalorimeter (qk)
qk = K x ΔT2
J
= 174,2 x0K
K
=0J
- Kalor yang diserap pada larutan (ql)
ql = q (air) + q (etanol) + qk
= - 2506,14 - 1458,17 - 5922,8
= -9887,11 J
- Entalpi pelarutan (ΔH1)
ql 89,69
ΔH1 = 29 = 29 = 0,053 J
58 58
300
250
200
Grafik hubungan
150 antara T (suhu)
terhadap t (waktu)
100
50
0
0.5 1 1.5 2
V air = 27 ml
V etanol = 19,3 ml
∑T 304+305+305+305 1219
T air = = =
n 4 4
= 304,75 K
T etanol = 32 0C + 273 = 305 K
Dit : Entalpi perubahan (ΔH) ?
Peny :
- Menghitung massa air
Ma = Va x ρ air
gr
= 27 ml x 1 ml
= 27 gr
- Menghitung massa etanol
Ma = Va x ρ etanol
gr
= 19,3 ml x 0,79 ml
= 15,247 gr
- Menghitung suhu campuran
∑T 304+304+306+307+308+308+308+308 2452
T camp. = = =
n 8 8
= 306,62 K
- Kalor yang diserap air (qa)
ΔT1 = T camp – T (air)
= 306,62 K – 304,75 K
= 1,87 K
qa = Ma x δ air x ΔT1
= 27 gr x 4,2 x 1,87 K
= 212,058 K
- Kalor yang diserap etanol (qe)
ΔT2 = Tcamp – T (etanol)
=306,62 K – 305 K
= 1,62 K
qe = Metanol x δ etanol x ΔT1
= 15,01 gr x 1,92 x 1,62 K = 46,68 K
- Kalor yang diserap kalorimeter (qk)
qk = K x ΔT2
J
= 174,2 x 1,62 K
K
= 107,53 J
- Kalor yang diserap pada larutan (ql)
ql = qair + qetanol + qk
= 212,058 + 46,68 + 107,53 = 366,268 J
- Entalpi pelarutan (ΔH1)
ql 366,268
ΔH1 = 29 = 29 = 732,536 J
58 58
300
250
200
Grafik hubungan antara
150 T (suhu) terhadap t
(waktu)
100
50
0
0.5 1 1.5 2
V air = 36 ml
V etanol = 14,5 ml
∑T 305+305+305+305 1220
T air = = =
n 4 4
= 305 K
T etanol = 31 0C + 273 = 304 K
Dit : Entalpi perubahan (ΔH) ?
Peny :
- Menghitung massa air
Ma = Va x ρ air
gr
= 36 ml x 1 ml
= 36 gr
- Menghitung massa etanol
Ma = Va x ρ etanol
gr
= 14,5 ml x 0,79 ml
= 11,455 gr
- Menghitung suhu campuran
∑T 305+306+307+307+307+307+307+308 2454
T camp. = = =
n 8 8
= 306,75 K
- Kalor yang diserap air (qa)
ΔT1 = T camp – T (air)
= 306,75 K – 305 K
= 1,75 K
qa = Ma x δ air x ΔT1
= 36 gr x 4,2 x 1,75 K
= 264,6 K
- Kalor yang diserap etanol (qe)
ΔT2 = T camp – T (etanol)
= 306,75 K – 306 K
= 4,75 K
qe = M etanol x δ etanol x ΔT1
= 11,455 gr x 1,92 x 0,75 K = 16,49K
- Kalor yang diserap kalorimeter (qk)
qk = K x ΔT2
J
= 174,2 K x 0,75 K
= 130,65 Joule
- Kalor yang dihasilkan pada larutan (ql)
ql = qair + qetanol + qk
= 567 + 104,4696 + 399
= 1070,4696 Joule
- Entalpi pelarutan (ΔH3)
𝑞𝑙 1070,4696
ΔH3 = 29 = 29
58 58
= 2140,9392 Joule
- Grafik hubungan antara T (suhu) terhadap t (waktu)
300
250
200
Grafik hubungan
150 antara T (suhu)
terhadap t (waktu)
100
50
0
0.5 1 1.5 2
Mencari perbandingan mol air dengan mol etanol dalam setiap campuran
a. Untuk campuran air 18 ml dengan etanol 29 ml
- Perubahan suhu mula-mula (ΔTm1)
T air + T etanol 304,5+305 607
ΔTm1 = 2
= 2
= 2
= 303,5 K
- Perubahan suhu akhir
Δta1 = Tcamp – ΔTm1
= 305K – 304,75 K = K
gr air ρ air x V air
Mol air = mr air = mr air
1 𝑥 18 18
= = = 1 mol
18 18
gr air ρ etanol x V etanol
Mol etanol = mr air = mr etanol
0,79 x 29
= = 0,491 mol
46
Perbandingan
Mol air : Mol etanol
1 : 0,49
2 : 1
Grafik hubungan antara T (suhu) terhadap t (waktu)
307
306.8
306.6
306.4 Grafik hubungan antara
306.2 T (suhu) terhadap t
(waktu)
306
305.8
305.6
305.4
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Perbandingan
Mol air : Mol etanol
1,5 : 0,33
5 : 4
Grafik hubungan antara T (suhu) terhadap t (waktu)
308
307.8
307.6
307.4 Grafik hubungan antara
307.2 T (suhu) terhadap t
(waktu)
307
306.8
306.6
306.4
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Perbandingan
Mol air : Mol etanol
2 : 0,25
8 : 1
Jadi perbandingan mol air dengan mol etanol adalah 8 : 1
Grafik hubungan antara T (suhu) terhadap t (waktu)
309
308.8
308.6
308.4 Grafik hubungan
308.2 antara T (suhu)
terhadap t (waktu)
308
307.8
307.6
307.4
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
= 96.555,4 Joule
Kalor yang dihasilkan reaksi (q3)
q3 = q1 + q2
= 793,3884 +(96.555,4)
= 97.343,8 Joule
Kalor penetralan
massa larutan 41,2
mol larutan = mr NaOH+ mr HCl = = 0,55 joule
40+35
310
309
308
Grafik hubungan antara
307 suhu dan selang waktu
306
305
304
½ 1 1½ 2 2½
H. Pembahasan
Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang
dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar
untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Pada percobaan ini kita telah
mengamati bagaimana setiap reaksi kimia yang selalu disertai dengan perubahan
energi dan perubahan kalor yang diukur atau dipelajari dengan percobaan yang
sederhana. Termokimia yang telah kita amati yaitu untuk penentuan tetapan
kalorimeter, untuk penentuan pelarutan etanol dalam air serta penentuan kalor
penetralan HCl dan NaOH.
a) Penentuan tetapan kalorimeter.
Dalam perhitungan kalor yang di serap oleh air dingin akan lebih besar di
bandingkan dengan kalor yang diserap oleh air panas. Oleh karena itu tetapan
kalorimeter yang dihasilkan akan mendapatkan plus (+).
Jika etanol dilarutkan dalam air maka akan dilepaskan sejumlah kalor.
Besarnya perubahan kalor tergantung pada konsentrasi awal dan konsentrasi akhir
larutan yang terbentuk. Secara teoritis perubahan kalor terbesar maksimum terjadi
jika etanol dilarutkan dalam volume air yang tertinggi kalor ini disebut kalor
pelatutan etanol atau entalpi pelarutan.
c) Penentuan kalor penetralan HCL dan NaOH
I. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, setiap reaksi yang terjadi disertai dengan perubahan
energi. Perubahan energi yang dimaksud adalah proses pelepasan dan penyerapan
kalor. Dari percobaan yang sederhana ini kita dapat mengetahui dan mempelajari
bagaimana suatu larutan akan dicampurkan, bisa melakukan pengubahan kalor.
Setiap reaksi kimia selalu dipengaruhi oleh energi dan dalam reaksi kimia
akan terjadi penyerapan energi dan pelepasan energi.
J. Kemungkinan Kesalahan
Kurang mampunya mata praktikan melihat skala paling kecil pada thermometer.
Daftar Pustaka
Hill, John W. , and Kolb, Doris K. 1998. Chemistry for Changing Times. Eighth
Edition. London: Prentice Hall International (UK) Limited.