UDIT
UDIT
LATAR BELAKANG
abdomen akut yang paling sering (Dermawan & Rahayuningsih ,2010). Peradangan pada
apendiks selain mendapat intervensi farmakologik juga memerlukan tindakan bedah segera
inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu memberikan respons inflamasi
permukaan peritoneum atau terjadi peritonitis. Manifestasi yang khas dari perforasi apendiks
adalah nyeri hebat yang tiba-tiba datang pada abdomen kanan bawah (Tzanakis, 2005).
tepat di bawah katupileosekal.apendik berisi makanan yang mengosongkan diri secara teratur
kedalam sekum. Karena pengosongannya tidak efektif dan lumannya kecil, apendik
Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, apendisitis akut
merupakan salah satu penyebab dari akut abdomen dan beberapa indikasi untuk dilakukan
operasi kegawatdaruratan abdomen. Pria lebih banyak terkena daripada wanita, remaja lebih
banyak dari orang dewasa, kejadian kasus Appendicitis tertinggi adalah yang berusia 10
sampai 30 tahun (Brunner & Suddarth, 2000). Angka kejadian apendisitis di dunia mencapai
kegawatan abdomen lainya (Depkes 2008). Statistik menunjukan bahwa setiap tahun
apendisitis menyerang 10 juta penduduk Indonesia. Menurut Lubis. A (2008), saat ini
morbiditas angka apendisitis di Indonesia mencapai 95 per 1000 penduduk dan angka ini
dirawat di rumah sakit sebanyak 3.251 kasus. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan
dengan tahun sebelumnya,yaitu sebanyak 1.236 orang. Diawal tahun 2009, tercatat 2.159
orang di Jakarta yang dirawat di rumah sakit akibat apendiitis (Ummualya, 2008). Dinkes
jateng menyebutkan pada tahun 2009 jumlah kasus apendisitis di jawa tengah sebanyak 5.980
RSUD salatiga, tercatat sebanyak 102 penderita appendisitis dengan rincian 49 pasien wanita
dan 53 pasien pria. Ini menduduki peringkat ke 2 dari keseluruhan jumlah kasus di RSUD
Salatiga.
Mual-Muntah 1
Anoreksia 1
Nyeri lepas 1
Pemeriksaan Leukositosis 2
Lab
the left
Total 10
diagnosa apendisitis. Pada pemeriksaan laboratorium didapati peningkatan sel darah putih.
Pemeriksaan kehamilan harus di kerjakan pada pasien wanita untuk menyingkirkan kasus-
kasus kebidanan. Pemeriksaan USG dikerjakan jika tanda-tanda klinik tidak jelas,
laparoskopik menjadi pilihan yang lebih baik. Prosedur ini sudah terbukti menghasilkan nyeri
pasca bedah yang lebih sedikit, pemulihan yang lebih cepat dan angka kejadian infeksi luka
yang lebih rendah, akan tetapi terdapat peningkatan kejadian abses intra abdomen dan
pemanjangan waktu operasi. Laparoskopi itu dikerjakan untuk diagnosa dan terapi pada
Telah dilakukan penelusuran kasus apendicitis yang telah dirawat di RSU Tidar
Magelang sejak 1 Juni 2015 hingga 29 Mei 2016. Didapatkan 368 kasus apendisitis yang
kesemuanya dilakukan operasi di Instalasi bedah Sentral RSU Tidar Magelang. Pada 131
pasien dilakukan apendiktomi secara laparascopik dan 237 pasien dilakukan operasi secara
terbuka (open appendictomy). Dari keseluruhan kasus didapatkan angka mortalitas 0%, atau
tidak ditemukan kasus pasien meninggal saat dirawat atau setelah dilakukan operasi
Wanita 21 tahun dengan 1 minggu SMRS penderita mengeluh nyeri pada ulu hati, demam
(+), minum obat, nyeri hilang. 1 hari SMRS mengeluh nyeri semakin berat dan pindah ke
perut kanan bawah, nyeri terus menerus. Nyeri perut tidak hilang dengan obat, nyeri
bertambah berat dengan berjalan atau batuk/mengejan. Mual (+) muntah (+) 1x isi seperti
yang dimakan, BAB & BAK tidak ada keluhan, flatus (+). Nafsu makan menurun. Pasien
sedang menstruasi.
ALVARADO score : 8
Pemeriksaan fisik:
Tanda vital:
Keadaan umum :
Tampak sakit : -
Kesadaran : cm
Gizi : cukup
Pucat :-
Ikterus :-
Turgor : normal
Sesak :-
Kejang :-
Edema :-
Keadaan Spesifik :
Kepala
Inspeksi : mesosefal
Sklera ikterik –
Mulut : dbn
Gigi : dbn
Leher
trakea di tengah
Thorax
Perkusi : sonor
Abdomen :
Perkusi : Timpani, Pekak hepar (+), Pekak sisi (+) N, Pekak alih (-)
Psoas sign ( - )
Obturator sign ( -)
Genital : perempuan, dbn
Colok dubur : TSA cukup, mukosa licin, ampula rekti tak kolaps,
Sarung tangan : F ( + ), D ( - ), L ( - )
Neurologis
Reflek patologis :-
Lab :
Darah :
Ur : 21,3 mg/dl
Terapi:
- Inf Rl 20 tpm
- Inj. Cefazoline 1 gr iv
Pemeriksaan anjuran : -
Prognosis : baik
Operatif
• Cari dan identifikasi caecum dan apendiks, tampak apendiks letak antecaecal, panjang
8 cm diameter 1 cm, oedem, hiperemis, jaringan nekrotik (-). Teraba fekalit pada
pangkal apendiks
• Lakukan appendektomi :
– klem 2 tempat pada mesoappendik- potong dan jahit ikat demikian selanjutnya
– identifikasi pangkal appendik, klem pada 0,5 cm dari pangkal appendiks, jahit
ikat dengan Silk 2.0 pada pangkal appendiks, letakkan kasa betadin di
– Operasi selesai.