Anda di halaman 1dari 6

Chem in Edu 1 (1) (2012)

Chemistry in Education
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KUANTUM DENGAN


PENDEKATAN KIMIA HIJAU PADA MATERI REDOKS

Dwi Retnowati,Kusoro Siadi, Harjito


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
Gedung D6 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. 8508112 Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode
Diterima Maret 2012 pembelajaran kuantum dengan pendekatan kimia hijau terhadap hasil belajar
Disetujui April 2012 kimia materi redoks.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA
Dipublikasikan Mei 2012 Negeri 1 Gubug.Sampel penelitian diambil dua kelas secara acak yaitu kelas X-E
sebagai kelas eksperimendan X-F sebagai kelas kontrol.Kelas eksperimen
menggunakan metode pembelajaran kuantum dengan pendekatan kimia hijau
sedangkan kelas kontrol menggunakan metode konvensional.Penelitian
Keywords: dilakukan dengan memberikan pre test sebelum mendapatkan perlakuan,
kimia hijau;metode dilanjutkan dengan pembelajaran, dan diakhiri dengan post test. Berdasarkan
pembelajaran kuantum; hasil penelitian, diperoleh rata-rata nilai pre test pada kelas eksperimen 33,57dan
redoks pada kelas kontrol adalah 33,48; sedangkan nilai post testkelas eksperimen
78,31dan 69,50 pada kelas kontrol. Hasil analisis data pos test diuji kesamaan
dua rata-ratadihasilkan rata-rata kedua kelas berbeda secara signifikan dengan
batas galat 5%. Jadi hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas
kontrol. Besarnya pengaruh penggunaan metode pembelajaran kuantum dengan
pendekatan kimia hijau sebesar 37,04%.Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan metode pembelajaran kuantum
dengan pendekatan kimia hijau terhadap hasil belajar kimia materi redoks pada
siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug.
Abstract
The research aims to study the influence of usage of method study of quantum
through green chemistry approach towards result learning of redox reaction.
Population in this research is all students of grade Xof SMAN 1 Gubug. Sampel
of research taken by two classes by random that is class X-E as experiment class
and of X-F as control class. Experiment class used quantum method through
green chemistry approach while control class used conventional method.
Research conducted by giving pre test before getting treatment, continued with
study, and terminated with post test. The result obtained by mean assess pre test
at experiment class 33.57 and at class control is 33.48; while value of post test
experiment class 78.31 and 69.50 at control class. Experiment class better than
control class with margin error 5%. Influence level of usage of quantum method
through green chemistry approach equal to 37.04%. The research can be
concluded that there is influence of usage of quantum method through green
chemistry approach towards result learning of redox reaction at class X of
SMAN 1 Gubug.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


 Alamat korespondensi:
Email: pop_ice_chocolate@yahoo.co.id ISSN NO 2252-6609
D Retnowati / Chemistry in Education 1 (1) (2012)
Pendahuluan layak pula dirayakan. Dari kelima prinsip inilah,
Pembelajaran merupakan suatu proses maka dibuat suatu kerangka rancangan
interaksi antara guru dan siswa untuk pembelajaran yang dikenal dengan singkatan
menumbuhkan pemahaman, kreativitas, TANDUR, yaitu tumbuhkan, alami, namai,
keaktifan, daya pikir, potensi dan minat siswa. demonstrasikan, ulangi dan rayakan.
Keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi Bahan yang aman akan membuat siswa
oleh banyak faktor, antara lain guru, siswa, dapat lebih aktif dan kreatif dalam
kurikulum, lingkungan belajar dan lainnya. pengaplikasian setiap bahan ajar. Akhirnya,
Guru dan siswa merupakan dua faktor pembelajaran yang dilakukan akan dapat
terpenting dimana pada hakekatnya, meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa
pembelajaran merupakan usaha sadar guru dengan tetap memperhatikan dampaknya
untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai terhadap lingkungan.Kimia hijau atau green
dengan kebutuhan dan minatnya. Kebutuhan chemistry adalah sebuah paradigma baru yang
dan minat siswa akan tercapai apabila guru menggiatkan rancangan proses dan produk yang
memahami metode atau strategi pembelajaran bisa memperkecil bahkan menghilangkan
yang efektif dan inovatif yang dapat penggunaan maupun pembentukan bahan kimia
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses beracun dan berbahaya(Palgunadi, 2007)..
belajar. Penerapan pengetahuan dalam Kimia hijau lebih mengarahkan pandangannya
kehidupan sehari-hari diharapkan akan pada persoalan mencari metode proses kimia
membantu siswa dalam peningkatkan yang lebih ramah lingkungan, mengurangi, dan
pemahaman pengetahuan siswa. mencegah polusi serta sumber polusinya.
Mata pelajaran kimia merupakan salah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam pengaruh penggunaan metode pembelajaran
(IPA) yang mempelajari mengenai materi dan kuantum dengan pendekatan kimia hijau
perubahan yang terjadi di dalamnya. Banyak terhadap hasil belajar kimia materi redoks
siswa yang mengalami kesulitan dalam
Metode Penelitian
memahami mata pelajaran kimia karena masih
Metode yang digunakan adalah kuasi
berupa konsep yang harus dihafalkan. Untuk
eksperimen (Sugiyono, 2008), yang terdiri dari
menyelesaikan permasalahan tersebut perlu
dua kelas.Kelas eksperimen menggunakan
adanya suatu pembelajaran yang efektif dan
metode pembelajaran kuantum dengan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
pendekatan kimia hijau sedangkan kelas kontrol
agar kimia tidak lagi merupakan suatu konsep
menggunakan metode pembelajaran
akan tetapi berupa penerapan yang mudah
konvensional.
diingat setiap siswa. Selain itu, penerapan itu
harus tetap memperhatikan keselamatan siswa Populasi penelitian ini adalah seluruh
dan kelestarian lingkungan sekitarnya. siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug tahun
pelajaran 2010/2011 dan pengambilan sampel
Salah satu metode pembelajaran
menggunakan cluster random sampling dengan
inovatif, menarik, mendorong keaktifan,
syarat populasi harus normal dan
kerjasama dan memaksimalkan keterlibatan
homogen.Prosedur penelitian terdiri dari
siswa agar hasil belajar meningkat dengan
beberapa tahapan, yaitu: (1) tahap persiapan,
bahan yang aman dan ramah lingkungan adalah
pada tahap ini dilakukan observasi data awal,
metode pembelajaran kuantum dengan
penyusunan soal tes, pembuatan RPP, petunjuk
pendekatan kimia hijau.Pembelajaran kuantum
praktikum, lembar observasi aspek
atau quantum teaching merupakan suatu
psikomotorik dan afektif; (2) tahap uji coba,
metode yang memudahkan proses belajar, yang
pada tahap ini dilakukan uji coba soal diluar
memadukan unsur seni dan pencapaian yang
sampel, pemberian skor, analisis hasil uji coba
terarah, untuk segala mata pelajaran (DePorter
dan penentuan butir soal yang akan digunakan;
dan Hernacki, 2001). Metode pembelajaran ini
dan (3) tahap pelaksanaan penelitian: pada
menekankan kegiatannya pada pengembangan
tahap ini dilakukan pre test,kegiatan
potensi siswa secara optimal melalui cara-cara
pembelajaran,dan post test, analisis data awal
yang mudah dan menyenangkan.Terdapat lima
dan akhir.
prinsip dari metode pembelajaran kuantum ini
yaitu: segalanya berbicara, segalanya bertujuan, Analisis tahap awal dalam penelitian ini
pengalaman sebelum pemberian nama, akui digunakan untuk mengetahui bahwa populasi
setiap usaha, dan jika layak dipelajari, maka bersifat normal dan homogen, sehingga dapat

2
D Retnowati / Chemistry in Education 1 (1) (2012)

dilakukan teknik cluster random sampling rata-rata, uji pengaruh antar variable, dan
dalam pengambilan sampel.Analisis data tahap penentuan koefisian determinasi.Pada uji
akhir merupakan hasil pengujian terhadap data normalitas data akhir diperoleh  hitung
yang diperoleh dari tes hasil belajar yang sebesar 5,68 untuk kelas eksperimen dengan
diberikan pada dua kelas sampel sebelum dan taraf signifikan sebesar 5 % dan dk = 6-3
setelah diberi perlakuan dengan menggunakan diperoleh  kritis sebesar 7,81. Karena hitung
metode pembelajaran yang berbeda. Analisis < kritis maka dapat disimpulkan bahwa data
hasil belajar kognitif siswa yang digunakan pada kelas eksperimen berdistribusi normal.
meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua Untuk kelas kontrol diperoleh  hitung sebesar
varian, uji kesamaan dua rata-rata, uji 4,89 dengan taraf signifikan sebesar 5 % dan dk
perbedaan dua rata-rata, uji pengaruh antar = 6-3 diperoleh  kritis sebesar 7,81. Karena
variabel dan penentuan koefisian determinasi. hitung < kritis maka dapat disimpulkan
Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk bahwa data pada kelas kontrol berdistribusi
mengetahui apakah hasil belajar kimia kelas normal.
eksperimen dan kelas kontrol telah mencapai Pada uji kesamaan dua varian diperoleh
ketuntasan belajar atau belum.Di samping itu varian kelas eksperimen sebesar 78,02
juga penilaian hasil belajar afektif diperoleh dari sedangkan varian kelas kontrol sebesar 48,89,
hasil analisis angket dan psikomotorik dari sehingga diperoleh harga F hitung sebesar
lembar observasi, dan diakhiri pemberian 1,596. Untuk taraf signifikan sebesar 5 %
angket untuk mengetahui tanggapan mahasiswa dengan dk pembilang 41 dan dk penyebut 41
terhadap implementasi pembelajaran. diperoleh F(0,025)(41:41) sebesar 1,860. Dari
Hasil dan Pembahasan perhitungan tersebut, diketahui
Analisis tahap awal dalam penelitian ini Fhitung<F(0,025)(41:41), berarti varian kedua
digunakan untuk mengetahui bahwa populasi kelas sampel tidak berbeda atau mempunyai
bersifat normal dan homogen, sehingga dapat varians yang sama sehingga digunakan uji t.
dilakukan teknik cluster random sampling Uji kesamaan dua rata-rata
dalam pengambilan sampel.Perhitungan uji menunjukkan rata-rata hasil belajar kelas
normalitas data populasi pada semua kelas ekperimen tidak sama dengan kelas kontrol. Hal
diperoleh hitung<kritis, maka dapat ini dikarenakan -tkritis< thitung< tkritis dimana
disimpulkan bahwa semua kelas telah dari hasil analisis diperoleh t hitung sebesar
berdistribusi normal sehingga memenuhi syarat 5,068 dan t kritis sebesar 2,283 sehingga t
untuk dijadikan sampel dalam penelitian.Uji berada didaerah penolakan Ho. Kemudian pada
homogenitas digunakan untuk menunjukkan uji perbedaan rata-rata, diperoleh t hitungnya
bahwa semua populasi adalah sama. Dari sebesar 5,068 sedangkan t kritisnya sebesar
perhitungan diperoleh  hitung sebesar 3,47 1,989. Data tersebut menunjukkan bahwa
dan  kritisnya sebesar 12,59 untuk  = 5 %, thitung> tkritis maka Ho ditolak yang berarti
dan dk = 7-1 = 6. Karena hitung<tabel , bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
maka dapat disimpulkan bahwa populasi lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar kelas
mempunyai homogenitas yang sama. kontrol. Jadi hasil belajar yang menggunakan
Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dan metode pembelajaran kuantum dengan
homogenitas tersebut, maka semua kelas X pendekatan kimia hijau lebih tinggi dari hasil
SMA Negeri 1 Gubug dapat menggunakan belajar yang menggunakan metode
teknik claster random untuk menentukan konvensional. Perbandingan antara hasil belajar
sampel. Sampel yang digunakan dalam kognitif pre test dan post test kedua kelompok
penelitian ini adalah kelas X-E dan X-F. sampel terlihat pada tabel 1.Hasil tersebut
Hasil analisis data tahap akhir sejalan dengan penelitian yang pernah
merupakan hasil pengujian terhadap data yang dilakukan oleh Setyowati (2007) di SMA Negri
diperoleh dari tes hasil belajar yang diberikan Semarang yang menunjukkan bahwa
pada dua kelas sampel sebelum dan setelah penggunaan metode pembelajaran kuantum di
diberi perlakuan dengan menggunakan metode sekolah tersebut memberikan hasil yang lebih
pembelajaran yang berbeda.Terhadap data hasil baik dari pada metode konvensional.
belajar sebelum perlakuan (pre test) dan setelah Pada uji pengaruh antar variabel,
perlakuan (post test) selanjutnya dianalisis/diuji digunakan uji t. Dari analisis data, diperoleh rb
yang meliputi uji normalitas, kesamaan dua sebesar 0,61 dan jika disesuaikan dengan
varian, kesamaan dua rata-rata, perbedaan dua pedoman pemberian interprestasi terhadap
3
D Retnowati / Chemistry in Education 1 (1) (2012)

koefisien korelasi (Sugiyono,2006) maka dapat pengembangan potensi siswa secara optimal
disimpulkan tingkat pengaruh antara melalui cara-cara yang mudah dan
penggunaan metode pembelajaran kuantum menyenangkan melalui suatu pendekatan yang
dengan pendekatan kimia hijau dengan hasil mengarahkan pada rancangan proses
belajar siswa termasuk kuat. Untuk mengetahui pembelajaran yang memperkecil penggunaan
pengaruh ini signifikan atau tidak, digunakan bahan kimia beracun dan berbahaya. Proses
uji t. Kriteria pengujiannya yaitu Ho ditolak jika belajar mengajar dilakukan sebanyak 4x
thitung > tkritis. Dari perhitungan diperoleh t pertemuan dimana masing-masing pertemuan 3
hitung sebesar 4,23 dan t kritis pada taraf jam pelajaran, jadi total keseluruhannya adalah
signifikan sebesar 5% dan dk = 82 adalah 1,99. 12 jam pelajaran. Kemudian, di akhir
Data tersebut menunjukkan bahwa thitung > pembelajaran siswa diberi post tes yang
tkritisyang berarti pengaruh yang ditimbulkan bertujuan untuk mengetahui kemampuan
signifikan.Jadi dapat disimpulkan bahwa kognitif siswa setelah mendapatkan perlakuan.
metode pembelajaran kuantum dengan Pada kelas eksperimen, materi redoks
pendekatan kimia hijau mempunyai pengaruh tidak disampaikan secara langsung melainkan
yang kuat terhadap hasil belajar siswa terutama melaui beberapa tahap, yaitu tumbuhkan,
pada materi pokok redoks.
Tabel 1. Perbandingan Hasil belajar Pre test dan Post test

Penentuan koefisisen determinasi alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan


digunakan untuk menentukan seberapa besar rayakan yang biasanya disingkat
pengaruh metode pembelajran kuantum dengan “TANDUR”.Tahap yang pertama,
pendekatan kimia hijau terhadap hasil belajar tumbuhkan.Pada tahap ini, guru menumbuhkan
siswa. Dari nilai rb, diperoleh nilai koefisien minat siswa untuk belajar dan beraktivitas.
determinasi sebesar 37,04%. Hal ini berarti hasil Penumbuhan minat ini dengan cara, siswa
belajar siswa ditentukan oleh penggunaan diajak untuk mengenal reaksi redoks terlebih
metode pembelajaran kuantum dengan dahulu sebelum menuju ke materi pokok.
pendekatan kimia hijau sebesar 37,04% Pengenalan ini dengan cara menunjukkan
sedangkan 62,96% ditentukan oleh faktor lain. beberapa peristiwa yang sering dilihat atau
Faktor lain yang dimaksud antara lain dialaminya. Dengan cara ini, siswa akan mulai
lingkungan belajar siswa, minat siswa, dan mengetahui apa itu reaksi redoks yang akhirnya
kemampuan siswa. tumbuhlah ketertarikan untuk mempelajarinya.
Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk Tahap yang kedua, alami. Proses
mengetahui apakah hasil belajar kimia kelas pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa
eksperimen dan kelas kontrol telah mencapai mengalami secara langsung materi yang
ketuntasan belajar atau belum.Hasil belajar diajarkan. Oleh karena itu, siswa kemudian
siswa dikatakan tuntas apabila sudah mencapai diajak untuk mengalami sendiri peristiwa yang
KKM yaitu 65. Dari hasil perhitungan uji telah diamati tadi, yaitu praktikum pencegahan
ketuntasan belajar diperoleh pada kelas browning pada buah-buahan. Akhirnya dengan
eksperimen sebesar 90,5% dan 83,3%. Dari mengalami sendiri ini diharapkan ketertarikan
hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelas tadi akan berubah menjadi keingintahuan,
eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar karena pada dasarnya pengalaman dapat
klasikal sedangkan kelas kontrol belum menciptakan ikatan emosional, menciptakan
mencapai ketuntasan belajar klasikal karena peluang untuk pemberian makna dan
hasilnya kurang dari 85% (Mulyasa, 2004). membangun keingintahuan siswa.
Metode pembelajaran kuantum dengan Tahap yang ketiga, namai.Pada tahap
pendekatan kimia hijau merupakan suatu ini, guru mulai mengajarkan konsep,
metode yang menekankan kegiatannya pada ketrampilan berfikir, dan strategi
4
D Retnowati / Chemistry in Education 1 (1) (2012)

belajar.Penamaan mampu memuaskan keseluruhan tersedia waktu tatap muka


keingintahuan siswa yang telah terbangun dari sebanyak 12. Sama seperti pada kelas
pengalaman yang telah dialaminya tadi. eksperimen, post test diberikan di akhir
Penamaan ini tidak semata-mata menerangkan pembelajaran. Sedangkan kelas eksperimen
secara utuh materi yang terdapat di dalam dierlakukan sama kecuali metode pembelajaran
buku, akan tetapi pemberian ringkasan, strategi yang digunakan yaitu metode pembelajaran
mengingat dan latihan sering merupakan cara- kuantum.
cara yang lebih efektif untuk tahapan ini. Pada metode kuantum, siswa diberi
Tahap yang keempat, demonstrasikan. materi secara langsung sesuai urutan di buku.
Pada tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk Guru menerangkan materi lengkap dengan
menerapkan penegetahuan yang telah contohnya dan siswa selalu diberi kesempatan
dimilikinya dalam penyelesaian masalah- untuk bertanya selama pembelajran
masalah baru.Cara yang dilakukan dalam berlangsung. Setiap selesai membahas sub
tahapan ini adalah melakukan praktikum materi pokok, guru mengajak siswa untuk
pelunturan warna pada daun. Setelah mengerjakan soal baik secara tes atau maju di
praktikum, siswa diminta untuk menjelaskan depan kelas. Kemudian jawaban pertanyaan
proses hilangnya warna dengan menuliskan dibahas bersama-sama dan siswa secara
reaksi yang terjadi. Tahapan ini akan melatih bergiliran maju mengerjakan di depan kelas,
keterampilan berpikir siswa untuk sehingga apabila siswa mengalami kesulitan
menyelesaikan permasalahan yang dapat langsung bertanya pada guru dan guru
dihadapinya. dapat melihat serta mengamati sejauh mana
Tahap yang kelima, ulangi. Pada tahap siswa dapat menyerap pelajaran yang telah
ini, guru akan membantu siswa untuk disampaikan. Dengan mengetahui kesulitan
mengulangi hal-hal yang telah diketahuinya yang dihadapi siswa, guru segera menjelaskan
dengan banyak pertanyaan lisan yang harus kembali serta memberikan solusi terhadap
dijawab langsung. Hal ini akan membantu siswa permasalahan mereka. Kegiatan latihan ini
mengingat kembali apa yang sudah dilakukan untuk sub materi berikutnya dan
diketahuinya sehingga siswa akan lebih mantap pada sub materi pokok yang lebih rumit. Setiap
dan percaya diri terhadap pengetahuan yang akhir pertemuan, siswa diberi tugas untuk
dimilikinya. Tahap yang terakhir, rayakan.Pada mengerjakan latihan soal di LKS yang akan
tahap ini, guru memberi pujian dan tepukan dibahas pada pertemuan berikutnya.
tangan atas usaha, ketekunan dan kesuksesan Metode ini sangat membantu siswa
siswa. Perayaan ini akan memberi semangat dalam memahami materi, karena semua
siswa untuk belajar dan belajar lagi. diterima praktis oleh siswa dari seorang guru
Penggunaan metode ini memiliki yang telah mengetahui dengan pasti kelemahan
kelebihan-kelebihan yaitu: (1) meningkatkan dari tiap materi. Namun demikian, selama
motivasi belajar, (2) menumbuhkan penelitian dijumpai beberapa hambatan selama
keingintahuan siswa, (3) mudah menerima proses belajar mengajar menggunakan metode
materi, (4) mampu berpikir kritis. Namun kuantum, yaitu :(1) banyak siswa yang gaduh
dalam pelaksanaannya ditemui beberapa ketika guru menerangkan materi, (2) Siswa
hambatan.Hambatan pertama adalah waktu tidak peduli ketika siswa lain mengerjakan soal
yaitu alokasi waktu perminggu hanyalah 3 jam di depan kelas, (3) siswa tidak berusaha
pelajaran. Hambatan kedua adalah ukuran mengerjakan jika sudah mengalami kesulitan.
kelas yang besar. Hambatan ketiga adalah Pada penelitian ini, penilaian hasil
setting kelas yang kurang dinamis akibat belajar afektif diperoleh dari hasil analisis
penggunaan tempat duduk siswa yang angket harian.Angket harian yang diberikan
memenuhi hamper sebagian besar ruang kelas setiap akhir pertemuan ini, selain dapat
dan tidak mudah untuk ditata secara menunjukkan seberapa besar minat siswa
Proses belajar mengajar pada kelas terhadap metode pembelajaran juga dapat
kontrol menggunakan metode yang biasa menunjukkan peningkatan tanggapan siswa
dilakukan oleh guru dengan mengacu pada terhadap pembelajaran yang telah
buku dan LKS yang dimiliki oleh siswa. Proses dilaksanakan.Tanggapan siswa ini berupa
belajar mengajar dilakukan selama 4 minggu, kemampuan bertanya, menanggapi dan menilai
setiap minggu 3 jam pelajaran, sehingga secara materi ajar yang diberikan.Berdasarkan hasil
analisis angket harian, diketahui tanggapan
5
D Retnowati / Chemistry in Education 1 (1) (2012)

siswa terhadap pembelajaran meningkat dari kimia materi redoks padasiswa kelas X SMA
waktu ke waktu. Pada pertemuan pertama, Negeri 1 Gubug. Kedua, besarnya pengaruh
tanggapan siswa sebesar 82,49% lalu meningkat penggunaan metode pembelajaran kuantum
pada pertemuan kedua yaitu sebesar 86,13%, dengan pendekatan kimia hijau terhadap hasil
pertemuan ketiga 89,12% dan pertemuan belajar kimia materi redoks pada siswa kelas X
keempat sebesar 86,67%. Hasil ini dibuktikan SMA Negeri 1 Gubug sebesar 37,04%.
dengan semakin aktifnya siswa selama
Daftar Pustaka
pembelajaran berlangsung. DePorter, B & Hernacki, M. 2001. Quantum
Hasil belajar psikomotorik merupakan Learning: Membiasakan Belajar Nyaman
hasil belajar yang berkenaan dengan danMenyenangkan. Penerjemah: Alwiyah
Abdurrahman. Bandung: Kaifa.
keterampilan dan kemampuan bertindak siswa
selama proses belajar mengajar. Penilaian aspek Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
psikomotorik dilakukan oleh observer
Palgunadi, Jelliarko. 2007. Kimia Hijau, ”New But
menggunakan lembar pengamatan.Penilaian ini Old Stuff ” yang SedangTrendi. Diunduh di
dilaksanakan ketika siswa melaksanakan http://mataanginbicara.wordpress.com
praktikum pelunturan warna pada bunga. Jenis Tanggal 5 Juni 2010
kegiatan yang dinilai dan diobservasi untuk Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian.
kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Bandung: Alfabeta.
Dari hasil analisis didapat, skor rata-rata Setyowati. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Kimia
psikomotorik kelas eksperimen mencapai 72%, Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Semarang
sehingga termasuk kriteria “baik” sedangkan Tahun 2006/2007 pada Konsep Larutan
Asam Basa Melalui Metode Quantum
kelas kontrol 59% dengan kriteria “cukup” Teaching. Skripsi. Semarang: FMIPA
Simpulan UNNES
Berdasarkan hasil penelitian dan Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
pembahasan dapat disimpulkan sebagai Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
berikut. Pertama, penggunaan metode
pembelajaran kuantum dengan pendekatan
kimia hijau berpengaruh terhadap hasil belajar

Anda mungkin juga menyukai