Chemistry in Education
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined
2
D Retnowati / Chemistry in Education 1 (1) (2012)
dilakukan teknik cluster random sampling rata-rata, uji pengaruh antar variable, dan
dalam pengambilan sampel.Analisis data tahap penentuan koefisian determinasi.Pada uji
akhir merupakan hasil pengujian terhadap data normalitas data akhir diperoleh hitung
yang diperoleh dari tes hasil belajar yang sebesar 5,68 untuk kelas eksperimen dengan
diberikan pada dua kelas sampel sebelum dan taraf signifikan sebesar 5 % dan dk = 6-3
setelah diberi perlakuan dengan menggunakan diperoleh kritis sebesar 7,81. Karena hitung
metode pembelajaran yang berbeda. Analisis < kritis maka dapat disimpulkan bahwa data
hasil belajar kognitif siswa yang digunakan pada kelas eksperimen berdistribusi normal.
meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua Untuk kelas kontrol diperoleh hitung sebesar
varian, uji kesamaan dua rata-rata, uji 4,89 dengan taraf signifikan sebesar 5 % dan dk
perbedaan dua rata-rata, uji pengaruh antar = 6-3 diperoleh kritis sebesar 7,81. Karena
variabel dan penentuan koefisian determinasi. hitung < kritis maka dapat disimpulkan
Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk bahwa data pada kelas kontrol berdistribusi
mengetahui apakah hasil belajar kimia kelas normal.
eksperimen dan kelas kontrol telah mencapai Pada uji kesamaan dua varian diperoleh
ketuntasan belajar atau belum.Di samping itu varian kelas eksperimen sebesar 78,02
juga penilaian hasil belajar afektif diperoleh dari sedangkan varian kelas kontrol sebesar 48,89,
hasil analisis angket dan psikomotorik dari sehingga diperoleh harga F hitung sebesar
lembar observasi, dan diakhiri pemberian 1,596. Untuk taraf signifikan sebesar 5 %
angket untuk mengetahui tanggapan mahasiswa dengan dk pembilang 41 dan dk penyebut 41
terhadap implementasi pembelajaran. diperoleh F(0,025)(41:41) sebesar 1,860. Dari
Hasil dan Pembahasan perhitungan tersebut, diketahui
Analisis tahap awal dalam penelitian ini Fhitung<F(0,025)(41:41), berarti varian kedua
digunakan untuk mengetahui bahwa populasi kelas sampel tidak berbeda atau mempunyai
bersifat normal dan homogen, sehingga dapat varians yang sama sehingga digunakan uji t.
dilakukan teknik cluster random sampling Uji kesamaan dua rata-rata
dalam pengambilan sampel.Perhitungan uji menunjukkan rata-rata hasil belajar kelas
normalitas data populasi pada semua kelas ekperimen tidak sama dengan kelas kontrol. Hal
diperoleh hitung<kritis, maka dapat ini dikarenakan -tkritis< thitung< tkritis dimana
disimpulkan bahwa semua kelas telah dari hasil analisis diperoleh t hitung sebesar
berdistribusi normal sehingga memenuhi syarat 5,068 dan t kritis sebesar 2,283 sehingga t
untuk dijadikan sampel dalam penelitian.Uji berada didaerah penolakan Ho. Kemudian pada
homogenitas digunakan untuk menunjukkan uji perbedaan rata-rata, diperoleh t hitungnya
bahwa semua populasi adalah sama. Dari sebesar 5,068 sedangkan t kritisnya sebesar
perhitungan diperoleh hitung sebesar 3,47 1,989. Data tersebut menunjukkan bahwa
dan kritisnya sebesar 12,59 untuk = 5 %, thitung> tkritis maka Ho ditolak yang berarti
dan dk = 7-1 = 6. Karena hitung<tabel , bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
maka dapat disimpulkan bahwa populasi lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar kelas
mempunyai homogenitas yang sama. kontrol. Jadi hasil belajar yang menggunakan
Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dan metode pembelajaran kuantum dengan
homogenitas tersebut, maka semua kelas X pendekatan kimia hijau lebih tinggi dari hasil
SMA Negeri 1 Gubug dapat menggunakan belajar yang menggunakan metode
teknik claster random untuk menentukan konvensional. Perbandingan antara hasil belajar
sampel. Sampel yang digunakan dalam kognitif pre test dan post test kedua kelompok
penelitian ini adalah kelas X-E dan X-F. sampel terlihat pada tabel 1.Hasil tersebut
Hasil analisis data tahap akhir sejalan dengan penelitian yang pernah
merupakan hasil pengujian terhadap data yang dilakukan oleh Setyowati (2007) di SMA Negri
diperoleh dari tes hasil belajar yang diberikan Semarang yang menunjukkan bahwa
pada dua kelas sampel sebelum dan setelah penggunaan metode pembelajaran kuantum di
diberi perlakuan dengan menggunakan metode sekolah tersebut memberikan hasil yang lebih
pembelajaran yang berbeda.Terhadap data hasil baik dari pada metode konvensional.
belajar sebelum perlakuan (pre test) dan setelah Pada uji pengaruh antar variabel,
perlakuan (post test) selanjutnya dianalisis/diuji digunakan uji t. Dari analisis data, diperoleh rb
yang meliputi uji normalitas, kesamaan dua sebesar 0,61 dan jika disesuaikan dengan
varian, kesamaan dua rata-rata, perbedaan dua pedoman pemberian interprestasi terhadap
3
D Retnowati / Chemistry in Education 1 (1) (2012)
koefisien korelasi (Sugiyono,2006) maka dapat pengembangan potensi siswa secara optimal
disimpulkan tingkat pengaruh antara melalui cara-cara yang mudah dan
penggunaan metode pembelajaran kuantum menyenangkan melalui suatu pendekatan yang
dengan pendekatan kimia hijau dengan hasil mengarahkan pada rancangan proses
belajar siswa termasuk kuat. Untuk mengetahui pembelajaran yang memperkecil penggunaan
pengaruh ini signifikan atau tidak, digunakan bahan kimia beracun dan berbahaya. Proses
uji t. Kriteria pengujiannya yaitu Ho ditolak jika belajar mengajar dilakukan sebanyak 4x
thitung > tkritis. Dari perhitungan diperoleh t pertemuan dimana masing-masing pertemuan 3
hitung sebesar 4,23 dan t kritis pada taraf jam pelajaran, jadi total keseluruhannya adalah
signifikan sebesar 5% dan dk = 82 adalah 1,99. 12 jam pelajaran. Kemudian, di akhir
Data tersebut menunjukkan bahwa thitung > pembelajaran siswa diberi post tes yang
tkritisyang berarti pengaruh yang ditimbulkan bertujuan untuk mengetahui kemampuan
signifikan.Jadi dapat disimpulkan bahwa kognitif siswa setelah mendapatkan perlakuan.
metode pembelajaran kuantum dengan Pada kelas eksperimen, materi redoks
pendekatan kimia hijau mempunyai pengaruh tidak disampaikan secara langsung melainkan
yang kuat terhadap hasil belajar siswa terutama melaui beberapa tahap, yaitu tumbuhkan,
pada materi pokok redoks.
Tabel 1. Perbandingan Hasil belajar Pre test dan Post test
siswa terhadap pembelajaran meningkat dari kimia materi redoks padasiswa kelas X SMA
waktu ke waktu. Pada pertemuan pertama, Negeri 1 Gubug. Kedua, besarnya pengaruh
tanggapan siswa sebesar 82,49% lalu meningkat penggunaan metode pembelajaran kuantum
pada pertemuan kedua yaitu sebesar 86,13%, dengan pendekatan kimia hijau terhadap hasil
pertemuan ketiga 89,12% dan pertemuan belajar kimia materi redoks pada siswa kelas X
keempat sebesar 86,67%. Hasil ini dibuktikan SMA Negeri 1 Gubug sebesar 37,04%.
dengan semakin aktifnya siswa selama
Daftar Pustaka
pembelajaran berlangsung. DePorter, B & Hernacki, M. 2001. Quantum
Hasil belajar psikomotorik merupakan Learning: Membiasakan Belajar Nyaman
hasil belajar yang berkenaan dengan danMenyenangkan. Penerjemah: Alwiyah
Abdurrahman. Bandung: Kaifa.
keterampilan dan kemampuan bertindak siswa
selama proses belajar mengajar. Penilaian aspek Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
psikomotorik dilakukan oleh observer
Palgunadi, Jelliarko. 2007. Kimia Hijau, ”New But
menggunakan lembar pengamatan.Penilaian ini Old Stuff ” yang SedangTrendi. Diunduh di
dilaksanakan ketika siswa melaksanakan http://mataanginbicara.wordpress.com
praktikum pelunturan warna pada bunga. Jenis Tanggal 5 Juni 2010
kegiatan yang dinilai dan diobservasi untuk Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian.
kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol. Bandung: Alfabeta.
Dari hasil analisis didapat, skor rata-rata Setyowati. 2007. Peningkatan Hasil Belajar Kimia
psikomotorik kelas eksperimen mencapai 72%, Siswa Kelas XI SMA Negeri 5 Semarang
sehingga termasuk kriteria “baik” sedangkan Tahun 2006/2007 pada Konsep Larutan
Asam Basa Melalui Metode Quantum
kelas kontrol 59% dengan kriteria “cukup” Teaching. Skripsi. Semarang: FMIPA
Simpulan UNNES
Berdasarkan hasil penelitian dan Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
pembahasan dapat disimpulkan sebagai Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
berikut. Pertama, penggunaan metode
pembelajaran kuantum dengan pendekatan
kimia hijau berpengaruh terhadap hasil belajar