Anda di halaman 1dari 22

ARAHAN REVITALISASI KAWASAN KOTA LAMA, KOTA

KUPANG, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


Oleh:
Yohanes Alvin Lamadiraputra Kleden, Ibnu Sasongko, Titik Poerwati
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Institut Teknologi Nasional Malang
Jl. Bendungan Sigura – Gura No. 2 Malang, Telp (0341) 551431, 553015
Email: kledenputra@gmail.com

ABSTRAK
Kawasan kota lama merupakan pusat sekaligus embrio awal terbentuknya sebuah kota.
Laju perkembangan kota yang pesat, memberikan tekanan pada kota lama, baik itu secara fisik,
ekonomi maupun sosial. Ketidakmampuan kawasan kota lama untuk merespon tekanan tersebut,
mengakibatkan terjadinya pergeseran pusat kota, dan terbentuklah kawasan kota baru. Kawasan
kota lama ditinggalkan dan mengalami penurunan vitalitas kawasan. Upaya revitalisasi perlu
dilakukan, agar kawasan yang telah turun vitalitasnya, dapat hidup kembali dan mampu
mendukung fungsi kegiatan yang ada di dalamnya.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan revitalisasi untuk kawasan kota lama.
Arahan revitalisasi dirumuskan dengan mengidentifikasi karakteristik dan fungsi kawasan
menggunakan analisis tipomorfologi, mengidentifikasi elemen revitalisasi dengan analisis pohon
dan akar masalah, merumuskan strategi revitalisasi dengan analisis SWOT, dan merumuskan arahan
berdasarkan strategi dengan justifikasi dari ahli.
Hasil yang diperoleh sebagai berikut: Kawasan Kota Lama Kota Kupang, terdiri dari
beberapa karakteristik dan fungsi kawasan, seperti kawasan belanda dan perkampungan cina.
Elemen untuk merevitalisasi kawasan, adalah elemen fisik lingkungan, ekonomi, sosial budaya dan
institusional kelembagaan. Untuk mencapai tujuan menigkatkan vitalitas kawasan, strategi dan
arahan revitalisasi pada Kawasan Kota Lama Kota Kupang dilakukan dengan pendekatan renovasi
kawasan maupun bangunan untuk meningkatkan kualitas ekonomi dan sosial, serta merehabilitasi
kualitas lingkungan fisik kawasan.
Kata Kunci: Revitalisasi, Vitalitas, Kota Lama

ABSTRACT
The old town area is the center and the initial embryo formed of a city. The rapid
development of the city, put pressure on the old town, physically, economically and socially. The old
town area was unable to respond to these pressures, resulting in a shift in the city center and the
creation of new urban areas. The old town area was abandoned and there was a decline in regional
vitality. Revitalization is carried out, to increase vitality, and the area can come back to life so that it
can support the functions and activities in it.
This study aims to provide revitalization direction for the old town area. Revitalization
directives are formulated by identifying the characteristics and functions of the area using
typomorphological analysis, identifying elements of revitalization by analyzing trees and root
causes, formulating a revitalization strategy with SWOT analysis, and formulating directions based
on strategies with justification from experts.
The results obtained are: The old town area of Kupang City, consists of several
characteristics and functions of the area, such as the Dutch area and the Chinese village. Elements to
revitalize the area, is the physical environment, economic, social-cultural and institutional. To
achieve the goal of increasing regional vitality, the strategy and direction of revitalization in the old
town area of Kupang City is carried out by approaching the renovation of the area and buildings to
improve economic and social quality, and rehabilitate the quality of the physical environment of the
area.
Keywords: Revitalization, Vitality, Old Tow

1
PENDAHULUAN Oelamasi, mulai terlihat adanya degradasi
fisik lingkungan. Gedung administrasi yang
Pembangunan kota merupakan ekspresi dulunya merupakan kantor Bupati
dari proses penyesuaian fisik dan fungsi Kabupaten Kupang, menjadi terbengkalai
kawasan kota secara tetap terhadap struktur dan terlihat tidak terurus, beberapa
hegemoni politik maupun kebijakan ekonomi bangunan tua disekitar wilayah Kota Lama
suatu masa, dengan kata lain pembangunan Kupang juga terlihat tidak terurus dan
kota adalah suatu proses penyesuaian yang terkesan kotor. Kondisi tersebut menjadi
bersifat terus-menerus terhadap bentuk indikasi penyebab pemerintah daerah ingin
pemanfaatan ekonomis dari teknologi dan merobohkan beberapa bangunan tua dan
terhadap perkembangan pola-pola sosio membangun pusat perbelanjaan modern.
kultural (Ipsen, Uber die Zeitgeist der Sejumlah bangunan bersejarah di kawasan
Stadterneuerung, 1992)1. Kota lama menjadi Kota Lama Kupang, Nusa Tenggara Timur
pusat lokasi fungsi kegiatan produktif kota, (NTT) yang terancam digusur, yakni
tetapi kawasan kota lama selalu bangunan bersejarah peninggalan Belanda,
mendapatkan tekanan dari aspek-aspek yang rumah bekas asisten residen dan bekas kantor
pembentuknya. Tingginya intensitas kegiatan gubernur pertama NTT. Pergeseran pusat
dan adanya keterbatasan daya dukung kota menuju selatan kawasan hingga
kawasan kota lama dalam merespon terlantarnya bangunan tua bekas kantor
perubahan tersebut mengakibatkan residen Belanda, merupakan fenomena yang
terjadinya pergeseran pusat kota yang menunjukan penurunan vitalitas kawasan di
memunculkan pusat kota yang baru. Kota Lama, Kota Kupang.
Keberadaan pusat kota baru, menjadikan
kawasan kota lama mulai ditinggalkan, yang Berdasarkan kondisi eksisting yang ada,
akhirnya mengalami penurunan vitalitas. perlu dilakukan penelitian untuk
menentukan dan memberikan arahan terkait
Kawasan Kota Lama, Kota Kupang, revitalisasi Kawasan Kota Lama, Kota
Provinsi Nusa Tenggara Timur, memiliki Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
kecenderungan permasalahan yang serupa. Penelitian dilakukan agar revitalisasi tepat
Kota Kupang merupakan pusat guna untuk menjawab problem penurunan
perekonomian utama di Pulau Timor dan vitalitas kawasan Kota Lama, Kota Kupang
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sejak masa dan tetap kontekstual dengan identitas serta
penjajahan, baik penjajahan bangsa Portugis, karakteristik kawasan.
Belanda, Jepang, hingga menjadi wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, kota ini
menjadi daya tarik bagi para penduduk dan
pelaku ekonomi. Lokasi yang strategis, dekat
dengan pusat rempah-rempah, membuat
Kupang pernah mengalami masa jaya yang
cukup panjang. menjadi faktor daya tarik
utama. Namun, setelah Indonesia merdeka
hingga era reformasi, banyak perubahan
yang terjadi mengakibatkan pusat
perekonomian yang awalnya berada di
kawasan Kota Lama sudah beralih ke
kawasan selatan kota.
Gambar 1. Peta Kawasan Kota Lama, Kota
Kawasan Kota Lama dulunya juga
Kupang, Provinsi NTT
merupakan pusat administrasi. Tetapi
semenjak pusat administrasi daerah
Kabupaten Kupang dipindahkan ke

1Widjaja Martokusumo, “Revitalisasi dan Rancang Kota Berkelanjutan”, Jurnal Perencanaan Wilayah
Kota: Beberapa Catatan dan Konsep Penataan Kawasan dan Kota. Vol. 17/No. 3, Desember 2006, 31

2
METODE PENELITIAN sifat dasar yang dimiliki oleh setiap obyek
arsitektual berdasarkan bentuk dasarnya.
Dalam penelitian ini, pendekatan Dan ketiga mempelajari proses
penelitian yang digunakan adalah perkembangan bentuk dasar sampai
pendekatan kualitatif. perwujudannya kini.
A. Metode Pengumpulan Data. Dalam menganalisis asal-usul
Pengumpulan data dilakukan merujuk perkembangan suatu objek arsitektur
pada sasaran serta variabel yang telah maupun urban design, tipologi sering
ditetapkan. Keberhasilan pengumpulan data, berkaitan dengan morfologi. Studi morfologi
sangat menentukan kualitas dan keoptimalan adalah mendeskripsikan bentuk suatu urban
hasil penelitian. Berdasarkan sumbernya, artefac (Rossi, 1966). Pendekatan morfologi
data dapat dibagi menjadi data primer dan kota memfokuskan perhatian pada bentuk-
data sekunder. bentuk fisikal kawasan perkotaan yang
tercermin dari jenis penggunaan lahan,
1. Data Primer.
sistem jaringan jalan, dan blok-blok
Yaitu data yang dikumpulkan sendiri bangunan, townscape, urban sprawl, dan pola
oleh perorangan/suatu organisasi secara jaringan jalan sebagai indikator morfologi
langsung melalui objeknya. Untuk kota2.
mendapatkan data primer, dilakukan dua
2. Analisis Pohon dan Akar Masalah.
bentuk metode pengumpulan data yakni:
Observasi, dan Wawancara Dalam penelitian ini akan digunakan
model pohon masalah yang pertama, dengan
2. Data Sekunder.
pendekatan yang lebih menekankan pada
Dalam menentukan arahan revitalisasi metode analisis akar masalah dan solusi
fisik kota lama, Kota Kupang, data sekunder (MMAS). Harsono (2008) memberikan
dikumpulkan dengan metode dokumentasi langkah-langkah sebagai berikut1:
dari instansi atau badan pemerintahan, serta
1. Rumuskan suatu masalah dalam bentuk
literatur yang terkait secara langsung dengan
ysng dapat diajukan pertanyaan “apa
tindakan revitalisasi Kota Lama, Kota
sebab-sebabnya?”;
Kupang.
2. Identifikasi sebab-sebab yang paling
B. Metode Analisis Data. langsung dari masalah X. Dimisalkan
Untuk mencapai tujuan yang ada 4 faktor maka diinisialkan dengan
diharapkan, maka tahap analisa data di Sa1, Sb1, Sc1, Sd1 (S = sebab, abcd =
jabarkan per-sasaran yang telah ditetapkan faktor);
sebelumnya. Berikut tahapan analisa data:
3. Terhadap masing-masing sebab dapat
1. Analisis Tipomorfologi. diajukan pertanyaan “benarkah?”
Rafael Moneo (1979) membagi analisis dalam arti apakah ia memang
tipologi ke dalam tiga fase. Pertama, merupakan faktor penyebab dari
menganalisis tipologi dengan cara menggali masalah X. Untuk itu lebih dulu dapat
dari sejarah untuk mengetahui ide awal dari dilakukan pengkajian atau penelitian,
suatu komposisi atau dengan kata lain baik secara logis ataupun empiris,
mengetahui asal-usul atau kejadial suatu sevara kualitatis maupun kuantitatif,
obejk arsitektual. Kedua, menganalisis induktif maupun deduktif.
tipologi dengan cara mengetahui fungsi suatu 4. Mengulanglangkah kedua dan ketiga
objek. Dan ketiga, menganalisis tipologi sampai menemukan akar masalah. Sa1,
dengan cara mencari bentuk sederhana dari Sa2,...,Sa(n)
suatu bangunan melalui pencarian bangun Catatan: (1) sangat mungkin penyebab salah
dasar serta sifat dasarnya. Menurut Budi satu faktor lebih dari satu sehingga bukan
Sukada (Priyotomo, 1996) penelusuran hanya Sa1 tetapi juga Sa1.1,
tipologi terdiri dari tiga tahap. Pertama Sa1.2,...Sa1.(n); (2) sebab-sebab yang sudah
menentukan bentuk dasar yang ada di dalam ditulis tidak dapat ditulis kembali;
tiap obyek arsitektual. Kedua, menentukan

2Wijanarka, “Semarang Tempo Dulu: Teori Desain 1


Ari Harsono P., “Metode Analisis Akar Masalah dan
Kawasan Bersejarah”, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, Solusi”, Makara, Sosial Humanoria, Vol. 12/No. 2,
2007), 71-79 Desember 2008, 72-81

3
5. Penelusuran dapat dihentikan dengan pemecahan masalah dengan
memperhatikan dua syarat. Pertama, mempertimbangkan penyebab masalah.
apa yang dipandang sebagai akar Dalam diskusi pakar akan memberikan
masalah dapat langsung dicarikan pandangannya terkait arahan revitalisasi.
solusi. Kedua, terdapat persetujuan dari Latar belakang sejarah, identitas dan
peserta (narasumber) yang terlibat karakteristik, serta faktor-faktor penyebab
perbincangan. penurunan vitalitas kawasan akan menjadi
3. Analisis SWOT. input yang digunakan sebagai bahan
pertimbangan pakar dalam memberikan
Analisis SWOT adalah instrumen yang
pandangannya.pakar akan mengutarakan
digunakan untuk melakukan analisis
pandangannya sesuai dengan bidang
strategis. Menurut Drs. Robert Simbolon,
keahlian masing-masing.
MPA (1999), analisis SWOT merupakan suatu
alat yang efektif dalam membantu
menstrukturkan masalah, terutama dengan
melakukan analisis atas lingkungan strategis,
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang lazim disebut sebagai lingkungan A. Identifikasi Karakter dan Fungsi
internal dan lingkungan eksternal. Dalam Kawasan Kota Lama Kota Kupang
lingkungan internal dan eksternal ini pada
Dalam mengidentifikasi karakteristik
dasarnya terdapat empat unsur yang selalu
dan fungsi kawasan dilakukan analisis
dimiliki dan dihadapi, yaitu secara internal
tipomorfologi. Karakteristik dan fungsi
memiliki sejumlah kekuatan-kekuatan
kawasan akan digunakan sebagai acuan
(strengths) dan kelemahan-kelemahan
dalam menentukan strategi dan arahan,
(weaknesses), dan secara eksternal akan
sehingga penataan dan pengambangan
berhadapan dengan berbagai peluang-
kawasan tetap kontekstual dan tidak
peluang (oppotunities) dan ancaman-
menimbulkan permasalahan penurunan
ancaman (threats).
vitalitas lainnya.
Hasil dari interaksi faktor strategis
1. Tipomorfologi kawasan
internal dengan eksternal menghasilkan
alternatif-alternatif strategi. Matrik SWOT Dalam menentukan tipomorfologi
menggambarkan berbagai alternatif strategi kawasan, dilakukan beberapa langkah yakni:
yang dapat dilakukan didasarkan hasil menentukan sejarah atau ide awal
analisis SWOT. Strategi SO adalah strategi terbentuknya kawasan, mengidentifikasi
yang digunakan dengan bentuk dasar kawasan, menentukan fungsi
memanfaatkan/mengoptimalkan kekuatan kawasan, dan melihat perkembangan
yang dimilikinya untuk memanfaatkan kawasan.
berbagai peluang yang ada. Sedang strategi a) Sejarah terbentuknya kawasan.
WO adalah strategi yang digunakan
seoptimal mungkin untuk meminimalisir Kawasan Kota Lama Kota Kupang,
kelemahan. Strategi ST adalah strategi yang merupakan embrio dari Kota Kupang yang
digunakan dengan ada sekarang. Kawasan Kota Lama bermula
dari dua kampung yang dibentuk oleh
memanfatkan/mengoptimalkan kekuatan
masyarakat Helong. Dua kampung ini adalah
untuk mengurangi berbagai ancaman.
Kai Salun dan Buni Baun. Kai Salun saat ini
Strategi WT adalah Strategi yang digunakan
menjadi Kelurahan Fatufeto dan Buni Baun
untuk mengurangi kelemahan dalam rangka
menjadi Kelurahan Bonipoi. Pusat
meminimalisir/menghidari ancaman.
pemerintahan saat itu berada di Kai Salun,
4. Analisis Expert Judgement. yang mana terdapat sonaf (istana) Raja Koen,
Expert judgement dalam pengertian raja Kupang. Kai Salun memiliki komoditi
praktisnya adalah pertimbangan/pendapat kayu cendana yang saat itu merupakan
ahli atau oarang yang berpengalaman. komoditi yang sangat diminati oleh bangsa
Analisis expert judgement dalam penelitian asing. Bangsa asing pertama yang berhasil
ini menggunakan teknik diskusi yang sampai adalah bangsa Cina. Untuk
mendalam. Dalam metode ini dilakukan mendapatkan cendana, mereka melakukan
proses diskusi yang melibatkan pakar (ahli) barter dengan keramik dan barang lainnya,
untuk menentukan cara-cara penyelesaian adapula yang akhirnya kawin dengan
masalah, dan mengusulkan alternatif penduduk setempat untuk mendapatkan

4
kepercayaan dari raja. Mereka menikah, bangunan yang memiliki pola tersebar. Pada
menetap dan kemudian membentuk pola bangunan grid yang berfokus mengikuti
perkampungannya. ruang jalan, ditempati oleh bangunan dengan
Pada masa Portugis masuk ke NTT, bentuk blok berukuran besar dan jenis
terutama Kupang, mereka meminta kepada kegiatan pertokoan dan perkantoran.
raja untuk memberikan sebidang tanah yang Bangunan dengan pola tersebar, memiliki
kemudian dapat dibangun benteng karakteristik ukuran kavling yang lebih kecil
pertahanan. Benteng itu kemudian direbut dan jenis kegiatan perumahan. Tampak
oleh Belanda yang masuk kemudian, dan bangunan dalam Kawasan Kota Lama Kota
diberi nama Benteng Ford Concordia. Kupang, dapat dibedakan menjadi tampak
Benteng ini menjadi pusat perkembangan kawasan permukiman dan tampak kawasan
kawasan selanjutnya. Pada masa pecinan (perdagangan dan jasa).
pemerintahannya di Kupang, Belanda Tinggi bangunan dalam Kawasan Kota
mendatangkan masyarakat dari luar Kupang Lama Kota Kupang, didominasi oleh
untuk menjadi pertahanan hidup bersama bangunan berlantai satu. Bangunan berlantai
dengan raja dan masyarakat Helong yang satu tersebar di seluruh kawasan dengan
sudah lebih dahulu menetap. Para prajurit persentase 78,86%. Bangunan berlantai lebih
pribumi dari Solor ditempatkan di dekat dari satu terpusat di kawasan perdagangan
pantai sebelah timur benteng. Perkampungan dan jasa (komersial) sepanjang Jln. Ikan Paus,
Cina dibangun di dekat kaki dan di teggara Jln. Siliwangi, Jln. Garuda, Jln. Sumatra dan
benteng. Rakyat Amabi di tempatkan di Buni Jln. Cendrawasih. Bangunan berlantai satu
Baun. Raja Foenay dan rakyatnya, Raja dalam Kawasan Kota Lama Kota Kupang
Sonbai dan rakyatnya ditempatkan di selatan didominasi oleh jenis kegiatan rumah tinggal,
benteng. Di barat ditempatkan para prajurit sedangkan yang lebih dari satu lantai
dari Rote, Sabu dan Raja Kupang beserta merupakan gedung dengan jenis kegiatan
rakyat. Hal ini menjadikan benteng sebagai toko.
pusat, dikelilingi oleh perkampungan sebagai Secara umum Koefisien Dasar
lapis benteng atau benteng hidup. Bangunan (KDB) dalam Kawasan Kota Lama
Selain membangun kawasan berkisar antara 50 % sampai dengan 100 %.
permukiman, setelah berhasil menguasai Bangunan dengan KDB mencapai 100 %
Kupang dan Indonesia, Belanda kemudian berada di sebelah utara kawasan, tepatnya di
membangun kawasan perkantoran di selatan Jln. Ikan Paus, Jln. Sukarno, Jln. Siliwangi, Jln.
kawasan untuk mendukung pergerakannya Garuda, Jln. Sumatra, dan Jln. Cendrawasih.
di Kupang. Dibangun juga fasilitas lain Koridor – koridor jalan tersebut, didominasi
seperti gereja dan penjara. Kemudian akibat oleh bangunan dengan kegiatan pertokoan
dari pertumbuhan kota yang pesat, jumlah dan tinggi 2 lantai sampai dengan 4 lantai.
penduduk meningkat, pemerintah Belanda Sebelah setalatan kawasan didominasi oleh
merasa perlu menetapkan batas kota, bangunan dengan KDB 60 % sampai dengan
sehingga lewat Lembaran Negara No. 171 80 %. Bangunan – bangunan ini memiliki
tahun 1886 ditetapkan batas – batas kota. fungsi kegiatan sebagai rumah tinggal.
Kilometer 0 (nol) ditarik dari rumah/kantor Bentuk dan pola kawasan tercipta
residen (kantor bupati lama). karena kondisi bentang alam, transportasi,
b) Identifikasi bentuk dasar dan fungsi kondisi sosial, atau kegiatan ekonomi. Bentuk
bangunan serta kawasan kawasan dapat diamati dari persebaran blok
Pembentukan masa bangunan dalam bangunan dan pola perkembangan kawasan.
Kawasan Kota Lama Kota Kupang, dapat Kawasan Kota Lama Kota Kupang tergolong
diidentifikasi melalui pola bangunan, bentuk ke dalam bentuk kompak dengan bentuk
bangunan, ukuran bangunan, ketinggian kipas (fan shaped cities). Bentuk ini sebenarnya
bangunan dan kepadatan bangunan. Pola menyerupai bentuk setengah lingkaran.
bangunan dalam Kawasan Kota Lama Kota Kawasan hanya dapat berkembang ke luar
Kupang memiliki keterkaitan erat dengan pada satu sisi saja, sementara di sisi lain
sistem sirkulasi. Dalam kawasan pola mendapatkan hambatan. Kawasan Kota
bangunan dibedakan menjadi dua tipe. Tipe Lama Kota Kupang memiliki bentuk kipas,
pertama adalah bangunan berpola grid yang dengan potensi berkembang ke arah timur
berfokus mengikuti ruang jalan dengan laut, timur, tenggara, selatan dan barat daya.
fungsi arteri dan kolektor. Tipe kedua adalah Perkembangan kawasan ke arah barat, barat

5
laut, dan utara dibatasi oleh hambatan alami Dekat dengan benteng,pemerintah
yakni Pantai Kopan/Kupang. Arah timur Belanda melakukan perluasan terhadap
laut, timur, tenggara, selatan dan barat daya pelabuhan rakyat Kai Salun, milik
memiliki potensi untuk berkembang, tetapi masyarakat. Dengan perluasan tersebut
pesatnya perkembangan memiliki besaran Kupang memiliki dermaga yang kemudian
yang berbeda. Arah timur dan tenggara bisa dimasuki oleh kapal berukuran lebih
memiliki perkembangan yang lebih pesat, besar. Dengan keberadaan dermaga ini,
karena merupakan daerah persebaran pusat Kawasan Kota Lama juga menjadi gerbang
pemerintahan pada zaman kolonial dan untuk masuk dan keluar Kota Kupang.
persebaran pusat ekonomi yang baru. Pola Dalam masa pemerintahannya salah
Kawasan Kota Lama Kota Kupang dapat satu kebijakan yang membawa dampak bagi
dilihat dari pola jaringan jalan. Pola jaringan perkembangan Kota Kupang adalah
jalan dalam kawasan, memiliki bentuk grid, memindahkan penduduk dan menata
sejak tahun 1900, seperti yang terlihat dalam perkampungannya di sekitar benteng sebagai
peta Pulau Timor buatan Belanda. Bentuk ini tameng hidup. Para prajurit pribumi dari
memiliki akesbilitas yang tinggi, karena Solor ditempatkan di dekat pantai sebelah
untuk menuju ke suatu tempat terdapat timur benteng. Perkampungan Cina
beberapa pilihan jalur yang dapat digunakan. dibangun di dekat kaki dan di teggara
Bentuk dan pola kawasan juga dapat benteng. Rakyat Amabi di tempatkan di
terbentuk karena adanya ekspresi keruangan Bonipoi (Buni Baun saat itu). Raja Foenay dan
atau kegiatan yang terjadi di dalam Kawasan rakyatnya, Raja Sonbai dan rakyatnya
Kota Lama Kota Kupang. Kegiatan ekonomi ditempatkan di selatan benteng. Di barat
dan perkantoran merupakan kegiatan utama ditempatkan para prajurit dari Rote, Sabu dan
yang memberikan pengaruh terhadap bentuk Raja Kupang beserta rakyat. Kebijakan ini
dan pola kawasan. Bentuk kawasan yang menjadikan kawasan tidak lagi berpusat di
seperti kipas dan berkembang ke arah timur dua kampung saja, Kai Salun dan Buni Baun,
laut, timur, tenggara, selatan dan barat daya, tetapi juga bertumbuh ke arah timur.
dimulai dari satu titik pusat yakni Benteng Kawasan Kota Lama juga berkembang
Ford Concordia. Struktur Kawasan Kota menjadi kawasan bermukim, yang heterogen,
Lama Kota Kupang, tergolong ke dalam terdiri dari berbagai suku dan ras.
model sektoral, dimana wilayah – wilayah Dengan masuknya pemerintah Belanda
dibagi berdasarkan fungsinya. Tipomorfologi di Kupang khususnya Kawasan Kota Lama,
secara fungsional dalam Kawasan Kota Lama maka dilakukan pembangunan fasilitas yang
Kota Kupang dapat dikelompokan ke dalam menunjang pemerintahannya. Hal ini dapat
kawasan peruntukan permukiman, kawasan dilihat dari gedung peninggalan Belanda
peruntukan perkantoran dan kawasan yang ada di Jln. Ir. Sukarno. Pertumbuhan
peruntukan perdagangan jasa. kota yang pesat, jumlah penduduk
c) Perkembangan Kawasan meningkat, pemerintah Belanda merasa perlu
Kawasan Kota Lama Kota Kupang menetapkan batas kota, sehingga lewat
berawal dari dua kampung yakni Kai Salun Lembaran Negara No. 171 tahun 1886
dan Buni Baun. Kedua kampung ini berpusat ditetapkan batas – batas kota. Kilometer 0
pada Sonaf (Istana) Raja Kupang. Ketika (nol) ditarik dari rumah/kantor residen
bangsa Portugis masuk ke Kupang, mereka (kantor bupati lama).
meminta lokasi untuk membangun benteng Peristiwa penting terkait perkembangan
pada Raja Kupang. Maka raja memberikan Kota Kupang terutama Kawasan Kota Lama
lahan pada kebun raja untuk didirikan dirangkum dan dapat dilihat pada tabel 1.
benteng pertahanan. Saat kedatangan berikut:
Belanda ke Kupang, mereka merebut benteng Tabel 1.
tersebut, memindahkan pusat komando di
NTT dari Solor ke Kupang, dan memberikan Peristiwa Penting Terkait Perkembangan
nama Ford Concordia untuk benteng Kota Kupang
tersebut. Kawasan Kota Lama pada masa
No. Tahun Kejadian
tersebut berfungsi sebagai pusat komando,
pusat pertahanan dan kemanan Belanda di Apolonius Scote mendarat di
NTT. 1. 1613 Koepang dan berhubungan
dengan raja Koepang (Helong)

6
Perkampungan Solor, Kawasan Belanda dan
No. Tahun Kejadian
Kawasan Permukiman.
untuk mendapatkan sebidang
tanah.
Padri Antonius Jacinto
2. 1648 membangun benteng Portugis di
Koepang.
Pembangunan benteng
Agustus
3. Concordia oleh Kapten Johan
1657
Burger.
Residen Grevee memohon
kepada Gurbernur Hindia
Belanda perlunya penetapan
15 April
4. batas Kota Koepang yang
1886
berhubungan dengan
berlakunya Rechts Reglemen di
Timor
Dalam Lembaran Negara No. Gambar 2. Peta Karakteristik Kawasan Kota
5. 1886 171 ditetapkan batas – batas Kota
Koepang. Lama, Kota Kupang, Provinsi NTT
Berdasarkan SK Gurbernur a) Kawasan Benteng
6 Februari tanggal 6 Februari 1896 No. 6
6.
1896 Kota Koepang dikembalikan Kawasan benteng merupakan kawasan
kepada Swapraja yang berpusat di Benteng Ford Concordia.
20 s.d 24 Kota Koepang mengalami
7. Februari serangan gencar dan direbut
Kawasan ini merupakan kawasan
1942 oleh Jepang dari Belanda. pertahanan, sekaligus pusat kawasan dan
Berdasarka SK Kepada Swapraja cikal bakal terbentuknya Kawasan Kota Lama
Koepang 32 Mei 1946 untuk Kota Kupang. Pada awalnya, kawasan ini
31 Mei
8. penduduk Kota Kupang yang
1946
sudah berstatus rakyat Swapraja merupakan bagian dari wilayah Sonaf
dibentuk Raad sementara. (istana) Raja Kupang, yang kemudian
30
Kota Kupang mendapat status diberikan kepada Portugis untuk dibangun
Haminte. Kepala Haminte yang
9. September sebuah benteng. Dalam perjalanan benteng
pertama (Wali Kota) Th. J.
1949 ini kemudian direbut oleh Belanda. Belanda
Mesakh.
Haminte Kupang dibubarkan kemudian memindahkan pusat
10. 9 Juli 1951 berdasarkan keputusan Kepala pertahanannya di NTT dari Solor ke Kupang.
Swapraja Kupang No. 1
15 Selain sebagai pusat pertahanan, dan
Haminte Kupang diserahkan
11. September cikal bakal Kawasan Kota Lama, kawasan
kembali ke Swapraja Koepang
1951
benteng ini juga merupakan gerbang masuk
Berdasarkan SK Mendagri, Kota
22 ke Kota Kupang. Di dekat benteng terdapat
Kupang disamakan statusnya
12. September
1953
dengan satu kecamatan yang Pelabuhan Lama Kota Kupang, yang
terdiri dari 10 desa merupakan pengembangan dari pelabuhan
12 Mei Dibentuk wilayah Kecamatan
13.
1969 Kota Kupang
rakyat yang digunakan untuk bertukar
Berdasarkan PP. No. 22 Tahun (barter) antara kayu cendana dengan bahan
1978 Kecamatan Kota Kupang kebutuhan lain. Pelabuhan lama yang berada
14. 1978 ditingkatkan menjadi Kota di dekat benteng memampukan Belanda
Administratif yang terdiri dari 2
kecamatan. untuk mengawasi pergerakan keluar dan
11 masuk Kota Kupang.
Kota Adminsitratif Kupang
15. September
1978
diresmikan Mendagri Pada tahun 1942 sebagai akibat dari
25 April Peresmian Kota Madya Kupang perang asia timur raya, Jepang datang dan
16.
1996 oleh Mendagri Muh. Yogi, S.M. menginvansi Indonesia. Datang dengan
Sumber: Drs. Ishak Arries Luitnan, “Koepang Tempo propaganda sebagai saudara tua, Jepang
Doeloe”
mengalahkan dan mengusir Belanda. Bukan
2. Karakteristik kawasan saja di wilayah bagian barat tetapi juga
Berdasarkan bentuk, pola, dan fungsi bagian timur. Ambon dan Kupang menjadi
dari bangunan dan kawasan yang telah sasaran strategis. Bulan Februari 1942, pada
diidentifikasi lewat analisis tipomorfologi, tanggal 20 sampai 24, Kupang dibombardir
Kawasan Kota Lama dapat dibagi menjadi oleh Jepang. Benteng dihancurkan karena
beberapa karakteristik yakni: Kawasan merupakan wilayah strategis dan jantung
Benteng, Perkampungan Cina, pertahanan Belanda saat itu. Selain benteng,
Sonaf (istana) Raja Kupang juga ikut hancur
akibat serangan itu, yang tersisa hingga saat

7
ini hanyalah persenjataan perang seperti perkampungan cina yang terletak di tepi
meriam. pantai.
Saat ini lokasi benteng telah berubah Perkampungan cina saat ini telah
menjadi markas TNI AD, Brigade Infantri menjadi Kelurahan LLBK. Perkembangan
21/Komodo, Batalyon Infanteri 743/PSY. kawasan perkampungan cina menjadikan
Fisik bangunan benteng sudah tidak tersisa, fungsi awal kawasan sebagai permukiman
hancur karena bom, yang tersisa hanya telah berubah menjadi fungsi perdagangan
peralatan tempur. Fisik bangunan yang ada dan jasa. Beberapa keluarga memilih tetap
saat ini adalah bangunan miliki TNI AD dan tingga dalam kawasan tersebut sehingga
tidak termasuk peninggalan sejarah. sebagian kampung cina memiliki fungsi
Fungsi kawasan sebagai kawasan campuran perdagangan dan jasa dengan
pertahanan dan keamanan masih tidak permukiman.
berubah. Fungsi yang berubah adalah, Penduduk yang menghuni kawasan
kawasan ini tidak lagi menjadi gerbang masih merupakan etnis cina (tionghoa)
masuk dari luar menuju ke Kota Kupang, dengan profesi sebagai pedagang.
karena sudah terdapat pelabuhan barang Karakteristik bangunan sudah hilang, dan
Bolok, pelabuhan Tenau dan bandara udara diganti dengan bangunan – bangunan bertipe
El Tari, sebagai akses keluar masuk Kota blok, hanya terdapat beberapa bangunan
Kupang. Pelabuhan lama tidak lagi yang masih mempertahankan bentuknya.
digunakan, baik itu untuk transportasi Tempat persembahyangan yang ada di tepi
maupun sebagai tempat tambat perahu pantai sudah tidak ditemukan, yang ada
nelayan. Pelabuhan lama kini menjadi tempat yakni Kelenteng yang berada di tepi aliran
rekreasi, dengan jenis kegiatan menikmati Kali Dendeng. Kelenteng ini adalah Klenteng
sunset. Shian Lay, milik keluarga Lay. Kelenteng ini
b) Perkampungan Cina sekarang juga sudah jarang digunakan untuk
kegiatan bersembahyang kecuali hari besar
Bangsa Cina masuk ke Kupang pertama keagamaan atau hari raya tahun baru Cina,
kali untuk melakukan barter dengan selebihnya Kelenteng difungsikan sebagai
masyarakat Kupang awal, yakni orang rumah abu keluarga yang telah meninggal.
Helong. Barter dilakukan dengan Karakteristik kawasan sebagai
menukarkan keramik dan permen dengan perkampungan cina hampir tidak terlihat dan
kayu cendana. Bangsa Cina kemudian berganti menjadi kawasan perdagangan dan
melakukan perkawinan dengan orang jasa modern.
Helong kemudian berdiam di Kupang.
Pernikahan ini dilakukan juga dengan dasar c) Perkampungan Solor
agar mendapatkan kepercayaan dari Raja Perkampungan solor merupakan
Kupang. perkampungan yang muncul karena program
Pada saat masuknya Belanda di transmigrasi dari Residen J. A. Hazaart, yang
Kupang, pada masa pemerintahan Residen J. memindahkan para prajurit bumi dari Solor
A. Hazaart, penduduk etnis cina (tionghoa) di ke Kupang. Solor merupakan pusat
berikan tempat bermukim di kaki benteng pertahanan Belanda di NTT sebelum
tepatnya sebelah tenggara. Perintah ini menguasai Kupang. Seperti perkampungan
dimaksudkan agar para penduduk etnis cina, perkampungan solor merupakan
tionghoa menjadi salah satu benteng hidup. benteng hidup yang disiapkan oleh Belanda
Perintah ini sekaligus menjadi awal mula sebagai salah satu strategi menghadapi
terbentuknya perkampungan cina di Kota musuh.
Kupang. Kampung solor letaknya di sebelah
Perkampungan cina pada jaman timur benteng, dekat dengan perkampungan
Belanda merupakan kawasan permukiman etnis tionghoa. Kampung solor saat ini telah
yang dihuni oleh penduduk etnis cina menjadi Kelurahan Solor, yang masih
(tionghoa). Bangunan dalam kawasan didominasi oleh orang – orang keturunan
memiliki karakteristik artristik Cina dengan Solor dengan mayoritas profesinya adalah
bentuk atap seperti atap Kelenteng. Dari peta pedagang. Karakteristik bangunan di
Timor Kupang tahun 1900 diketahui tedapat kampung solor sebagaimana kampung
Kuil Cina / tempat persembahyangan, dalam pribumi pada umumnya, saat ini sudah tidak
dijumpai lagi. Kampung solor memiliki dua

8
tampak bangunan, bangunan blok dengan B. Identifikasi Elemen Revitalisasi
ukuran kafling besar, dengan jenis kegiatan Kawasan Kota Lama Kota Kupang
utama perdagangan jasa yang berorientasi ke
Masalah utama yang terjadi dalam
jalan utama, dan bangunan dengan ukuran
Kawasan Kota Lama Kota Kupang adalah
kavling lebih kecil di belakangnya
penurunan vitalitas kawasan. Dari hasil
membentuk permukiman.
observasi dan wawancara ditemukan
d) Kawasan Belanda penyebab langsung dari penurunan vitalitas
Kawasan Belanda dilihat pada peta kawasan yakni: 1.) penurunan kualitas fisik
Timor Kupang tahun 1900, didominasi oleh lingkungan; 2.) penurunan aktivitas ekonomi
perkantoran, dan fasilitas umum untuk kawasan; dan 3.) penurunan kondisi sosial
kepentingan Belanda, seperti sekolah, gereja budaya. Deskripsi dari elemen utama
dan penjara. Kawasan belanda dengan fungsi penyebab penurunan vitalitas kawasan
perkantoran ini masih bertahan sampai masa adalah sebagai berikut:
pasca kemerdekaan. Sampai tahun 2010, 1. Elemen Fisik Lingkungan Kawasan
kawasan ini masih merupakan kawasan
perkantoran miliki Kabupaten Kupang, Berdasarkan hasil observasi di lapangan
dengan pusatnya adalah kantor Bupati lama, dan wawancara dengan pihak terkait
yang dulunya merupakan kantor dan rumah penurunan kualitas fisik lingkungan
residen. Kawasan Kota Lama Kota Kupang,
disebabkan oleh beberapa aspek yakni:
Gedung – gedung di kawasan ini kondisi bangunan, kondisi sirkulasi kawasan,
memiliki karakteristik arsitektural Belanda. kondisi ruang terbuka publik, kondisi
Beberapa gedung masih bertahan sampai saat bangunan dan kondisi prasarana dasar di
ini bentuk fisiknya. Tetapi semua berubah dalam Kawasan Kota Lama.
fungsi, menjadi rumah tinggal dan gereja.
Pada umumnya gedung – gedung a) Bangunan
peninggalan Belanda ini ditempati oleh Kondisi penurunan atau degradasi fisik
mereka yang baru pindah ke Kota Kupang, bangunan dapat dilihat dari kondisi
dari wilayah lain. Para pendatang ini bersama bangunan yang ada di dalam kawasan dan
keluarganya diminta untuk menjaga gedung karakteristiknya:
ini agar tidak roboh dan dirusak oleh pihak
1) Kondisi bangunan terutama bangunan
tidak bertanggung jawab. Dalam Penjara
bersejarah tidak terpelihara dengan
Lama,yang yelah berubah fungsi juga
baik. Penyebabnya adalah ketiadaan
menjadi rumah tinggal, ditempati oleh
fungsi/kegiatan dan perubahan
keluarga mantan narapidana atau keluarga
fungsi/kegiatan dari fungsi awalnya
dari pegawai lapas.
menjadi fungsi yang berbeda seperti
Seluruh gedung rata – rata berada rumah tinggal. Selain itu tidak semua
dalam kondisi rusak, mulai dari cat yang status kepemilikan bangunan tersebut
mengelupas, plafon yang ambruk, dan kaca adalah milik pemerintah, sehingga
jendela yang pecah. Mereka yang tinggal upaya untuk melakukan perbaikan
mengaku telah berupaya untuk sangat sulit dilakukan.
memperbaiki, tetapi upaya perbaikan yang
2) Hilangnya karakteristik bangunan
dilakukan adalah mengganti atau menambal
bersejarah. Bangunan bersejarah dalam
bagian yang rusak dengan bahan baku
Kawasan Kota Lama Kota Kupang,
modern, sehingga secara tidak langsung telah
memiliki dua karakteristik yakni
merubah arsitektural bangunan - bangunan
bangunan pecinan bergaya arsitektual
ini. Belum ada perhatian dari pemerintah
khas etnis tionghoa dan bangunan
ataupun penggiat sejarah dan masyarakat
kolonial bergaya arsitektual Belanda.
sekitar mejadikan karakteristik kawasan
Bangunan kawasan pecinan berubah
memiliki kesan kumuh akibat keberadaan
total karakteristiknya disebabkan oleh
bangunan bersejarah ini. Sampai saat ini yang
perkembangan dan pembangunan
telah dimasukan menjadi situs cagar budaya
kembali yang bersifat modern.
hanyalah Gereja Kota Kupang.
Sedangkan bangunan kolonial tidak
berubah total tetapi orisinalitas
bangunannya berkurang sebab bagian
dari bangunan yang rusak diganti

9
dengan bahan baku yang lebih modern 3) Angkutan umum yang berhenti di
yang cenderung merusak karakteristik tengah jalan untuk menurunkan
bangunan tersebut maupun menjemput penumpang.
b) Sirkulasi Kawasan 4) Jalur pejalan kaki yang kurang nyaman
bagi pengunjung Kawasan Kota Lama.
Penurunan sirkulasi kawasan dapat
ditinjau dari jaringan jalan, sirkulasi 5) Kurangnya lahan parkir dalam
kendaraan, sirkulasi pejalan kaki, dan Kawasan Kota Lama. Dalam Kawasan
ketersediaan parkir. Jaringan jalan dalam Kota Lama – Kota Kupang. Lahan –
Kawasan Kota Lama dirancang dengan lebar lahan parkir off street sangat susah,
jalan ± 7 meter, lalu lintas kendaraan jarang, dikarenakan lahan yang memang
hanya terdapat mobil pribadi dan beberapa sangat terbatas. Karena hal tersebut
mobil dinas, mobilitas masyarakat pada maka parkir on street digunakan dalam
umumnya dilakukan dengan berjalan kaki. kawasan, tetapi karena banyak dipakai
Pada periode setelah tahun 1953 moda untuk aktivitas parkir berbagai jenis alat
transportasi berkembang dengan pesat, transportasi, area parkir menjadi padat
angkutan umum sudah banyak melintas, sampai ke jalur sirkulasi kendaraan dan
sampai saat ini lalu lintas dalam Kawasan pejalan kaki, akibatnya mengurangi
Kota Lama dilalui oleh kendaraan pribadi, kapasitas ruang untuk sirkulasi
angkutan umum dalam kota, angkutan kendaraan dan manusia.
umum antar kota, dan kendaraan berat. Lalu c) Prasarana Dasar
lintas yang semakin padat dan dilalui moda
yang beragam tidak diikuti oleh pelebaran Permasalahan terkait prasarana dasar
atau peningkatan jalur jalan sehingga adalah pada kondisi persampahan dalam
menimbulkan penurunan kualitas sirkulasi Kawasan Kota Lama Kota Kupang. Masalah
dalam kawasan. Berikut beberapa tersebut antara lain:
permasalah yang timbul karena penurunan 1) Sampah dari kawasan permukiman, di
kualitas sirkulasi kawasan: buang di sembarang tempat, biasanya di
1) Jaringan jalan yang rusak di beberapa lahan kosong yang dekat dengan
titik, dengan jenis kerusakan retak dan permukiman. Penyebabnya adalah,
deformasi aspal. Padatnya sirkulasi dan ketersediaan wadah komunal / depo
banyaknya kendaraan berat yang transfer / TPS yang ada di dalam
melintas, menyebabkan renggangan kawasan sehingga untuk membuang
dan tegangan pada lapisan aspal. Titik - sampah warga harus menempuh jarak
titik yang bergelombang umumnya yang lumayan jauh. Selain itu kebiasaan
banyak mengalami tegangan horisontal warga setempat dan tidak adanya
tinggi, di mana lalu-lintas mulai larangan atau himbauan dari pihak –
bergerak dan berhenti. Retakan yang pihak berwenang seperti RT, RW,
tidak segera diatasi biasanya dimasuki Kelurahan, atau dinas teknis terkait
oleh air dan material lainnya, yang sehingga perilaku seperti ini dianggap
membuat celah retakan semakin besar benar.
dan akhirnya berlubang. 2) Sampah yang dibuang pada saluran -
2) Arus kendaraan bertumpuk terutama di saluran drainase. Penyebab
kawasan perdagangan dan jasa. Hal ini permasalahan ini ketersediaan wadah
mengakibatkan antrian kendaraan yang komunal / depo transfer / TPS yang ada
panjang terutama pada pukul 12.00 di dalam kawasan sehingga untuk
sampai dengan 13.30. Penyebab membuang sampah warga harus
masalah ini adalah pola grid jalan yang menempuh jarak yang lumayan jauh.
belum dimanfaatkan dengan baik, Selain itu kebiasaan warga setempat dan
besarnya arus menerus dari barat tidak adanya larangan atau himbauan
kawasan terutama di Jln. Siliwangi dan dari pihak – pihak berwenang seperti
didominasi oleh kendaraan besar dan RT, RW, Kelurahan, atau dinas teknis
berat, aktivitas bongkar muat barang, terkait sehingga perilaku seperti ini
dan angkutan umum yang berhenti di dianggap benar. Petugas kebersihan
tengah jalan untuk menurunkan yang bertugas di pagi dan sore hari
maupun menjemput penumpang. hanya menyapu dan mengangkut
sampah pada jalan – jalan utama

10
sedangkan sampah dalam drainase 2) Keberadaan taman dalam Kawasan
dibiarkan menumpuk. Kota Lama yang tidak diurus. Taman
3) Sampah di buang di Kali Dendeng yang terletak di Kelurahan Boipoi
terbawa arus dan menambah jumlah tepatnya di median jalan, tidak terawat,
sampah di Laut Kupang. Penyebabnya hal ini menyebabkan taman yang
adalah ketersediaan wadah komunal / harusnya memberikan kesan segar dan
depo transfer / TPS yang ada di dalam indah malah memberikan karakter
kawasan sehingga untuk membuang kotor. Daun – daun kering berserakan
sampah warga harus menempuh jarak tidak dibersihkan, bunga – bunga yang
yang lumayan jauh. Selain itu kebiasaan mati karena tidak dirawat menjadi
warga setempat dan tidak adanya pemandangan dan kesan kuat dari
larangan atau himbauan dari pihak – keberadaan taman ini.
pihak berwenang seperti RT, RW, 2. Elemen Ekonomi Kawasan
Kelurahan, atau dinas teknis terkait
Berdasarkan hasil observasi di lapangan
sehingga perilaku seperti ini dianggap
dan wawancara dengan pihak terkait
benar.
penurunan ativitas ekonomi Kawasan Kota
4) Sampah di kawasan perdagangan Jln. Lama Kota Kupang, terjadi karena adanya
Siliwangi yang menumpuk di siang penurunan produktivitas ekonomi.
hari. Sampah yang menumpuk Produktivitas ekonomi yang dimaksud
mengakibatkan karakter kawasan adalah penurunan omset akibat penjualan
terkesan kotor, dan menurunkan minat barang atau jasa yang menurun.
warga untuk berkunjung ke kawasan Permasalahan terkait produktivitas ekonomi
perdagangan dan jasa yang menjadi dalam Kawasan Kota Lama Kota Kupang,
fungsi utama dalam kawasan. sebagai berikut:
Penyebabnya adalah ketersediaan
Penjualan barang dan jasa yang
tempat sampah yang ada di dalam
menurun dalam Kawasan Kota Lama Kota
kawasan tidak dapat menampung
Kupang. Penjualan yang menurun berakibat
sampah yang dihasilkan, terutama
langsung pada penurunan omset dan
sampah dari toko – toko yang ada. Toko
produktivitas ekonomi kawasan. Penurunan
– toko yang berada di Kawasan Kota
penjualan ini diakibatkan oleh beberapa
Lama belum memiliki tempat
alasan sebagai berikut: banyaknya toko – toko
pengolahan sendiri, sehingga untuk
baru yang menjual jenis barang dagangan
membuang sampah masih
yang sama di luar Kawasan Kota Lama dan
memanfaatkan tempat sampah yang
lebih dekat dengan permukiman dan pusat
disediakan untuk pengunjung.
kota yang baru. Keberadaan mall dan
d) Ruang Terbuka supermarket yang sekarang ini menjadi
Permalahan terkait ruang terbuka pilihan pertama apabila membeli barang.
publik adalah sebagai berikut: Keberadaan jenis barang dagangan yang
sama di pasar tradisional yang di jual dengan
1) Penataan area plasa, wisata tedis, yang harga murah. Selain itu jual beli secara online
masih kurang baik. Area plasa, wisata yang semakin marak menjadi salah satu
tedis, belum tertata dan dikembangkan faktor penyebab turunnya penjualan barang
dengan baik, kurangnya fasilitas yang dan jasa dalam kawasan Kota Lama.
disediakan, karakter kawasan yang
masih terkesan tidak teratur dan kurang 3. Elemen Sosial Budaya Kawasan
menarik, menyebabkan kawasan ini Berdasarkan hasil observasi di lapangan
hanya hidup mulai dari sore hingga dan wawancara dengan pihak terkait
malam hari saat pedagang kuliner penurunan kondisi sosial budaya Kawasan
panganan lokal menjajakan Kota Lama Kota Kupang, disebabkan oleh
dagangannya. Sedangkan di pagi dan beberapa aspek yakni: kondisi Bangunan
siang hari kawasan ini sepi, karena tidak peninggalan sejarah dan partisipasi
terdapat kegiatan yang dapat dilakukan masyarakat dalam Kawasan Kota Lama.
didalamnya. Lingkungan yang panas
dan tidak adanya fasilitas membuat
plasa hanya hidup di sore dan malam
hari.

11
a) Bangunan peninggalan sejarah elemen revitalisasi yang tidak memberikan
dampak secara langsung terhadap
Permasalahan terkait kondisi Bangunan
penurunan vitalitas tetapi tetap memiliki
peninggalan sejarah dalam Kawasan Kota
pengaruh dalam arahan revitalisasi guna
Lama Kota Kupang adalah sebagai berikut:
menunjang agar arahan selain dapat
1) Bangunan peninggalan sejarah tidak menghidupkan kembali kawasan juga
terawat dan terancam hancur. mampu mempertimbangkan kondisi dan
Bangunan peninggalan sejarah dalam potensi kawasan secara lebih luas, elemen
Kawasan Kota Lama pada umumnya revitalisasi tersebut yakni: 1.) prasarana
tidak terawat. Penyebabnya adalah dasar; 2.) ruang terbuka publik; 3.) Bangunan
tidak ada aktifitas di dalamnya, terjadi peninggalan sejarah; dan 4.) aktivitas budaya.
perubahan aktifitas kegiatan di
dalamnya dan belum ada pihak yang C. Arahan Revitalisasi Kawasan Kota
merasa bertanggung jawab untuk Lama Kota Kupang
memelihara dan merawat warisan Arahan revitalisasi Kawasan Kota Lama
budaya yang ada. Kota Kupang dirumuskan dengan
2) Peninggalan sejarah yang ada dalam menggunakan analisis SWOT dan analisis
Kawasan Kota Lama belum seluruhnya expert judgement. Lewat analisis SWOT
ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh disimpulkan strategi revitalisasi, berdasarkan
pemerintah. Bangunan peninggalan strategi tersebut dirumuskan arahan
sejarah di dalam Kawasan Kota Lama revitalisasi lewat analisis expert judgement.
yang ditetapkan sebagai cagar budaya 1. Strategi Revitalisasi Kawasan Kota
adalah Benteng Ford Concordia, Gereja Lama Kota Kupang
Kota Kupang dan Kelenteng Shian Lay.
Masih banyak yang belum mendapat Strategi revitalisasi kawasan Kota Lama
status sebagai benda cagar budaya. Kota Kupang merupakan konsep besar
Penyebabnya kurangnya pengetahuan revitalisasi kawasan Kota Lama, yang
seputar sejarah dan keterbatasan dana dirumuskan sebagai upaya untuk
dari pemerintah dalam melakukan mengembalikan vitalitas kawasan yang
survei dan pendataan terkait benda hilang atau menurun. Dalam merumuskan
cagar budaya. strategi revitalisasi digunakan analisis
SWOT.
b) Aktivitas Kebudayaan
a) Identifikasi SWOT
Permasalahan terkait aktivitas
kebudayaan yang ada di Kota Kupang adalah Identifikasi SWOT dirumuskan
sebagai berikut: berdasarkan hasil identifikasi elemen
revitalisasi kawasan yang telah dilakukan
1) Belum ada kegiatan atau event rutin pada proses analisis sebelumnya, identifikasi
dalam skala besar yang secara khusus elemen – elemen revitalisasi kawasan.
mengangkat kebudayaan asli orang Selengkapnya dapat dilihat pada tabel. 2.,
Kupang (Helong). Penyebabnya adalah berikut:
kurangnya pengetahuan akan
kebudayaan asli maupun kearifan lokal Tabel 2.
orang Helong dan aglomerasi Komponen Revitalisasi Kawasan Kota
kebudayaan yang terjadi semenjak Lama Kota Kupang
terbentuknya kawasan Kota Lama Kota Elemen Elemen Komponen
No.
Kupang Utama Revitalisasi Revitalisasi
- Jaringan Air
Kesimpulan akhir yang dapat ditarik Bersih
dari analisis pohon dan akar masalah adalah - Jaringan
- Prasarana Limbah
elemen revitalisasi dalam Kawasan Kota
Dasar - Jaringan
Lama Kota Kupang. Elemen revitalisasi ini Drainase
dapat dikelompokan sebagai elemen yang Fisik - Sistem
1.
memiliki pengaruh secara langsung terhadap Lingkungan Persampahan
- Kendaraan
penurunan vitalitas Kawasan Kota Lama - Sirkulasi
- Pejalan Kaki
yakni elemen revitalisasi: 1.) bangunan; 2.) Kawasan
- Parkir
sirkulasi kawasan; dan 3.) produktivitas - Ruang - RTNH
ekonomi. Berikutnya adalah kelompok Terbuka - RTH
Publik

12
No.
Elemen Elemen Komponen menggunakan elemen revitalisasi yang telah
Utama Revitalisasi Revitalisasi
diidentifikasi.
- Kondisi
Bangunan b) Analisis SWOT
- Bangunan - Fungsi
Kondisi – kondisi yang telah
- Jenis diidentifikasi dalam matriks IFAS dan EFAS
Ekonomi - Produktivitas
2.
Kawasan Ekonomi
Kegiatan kemudian dimasukan ke dalam matriks
Usaha SWOT. Dari kesimpulan matriks SWOT
- Kondisi
- Bangunan
Bangunan
dapat dirumuskan strategi revitalisasi
Sosial peninggalan kawasan yang disesuaikan dengan kekuatan
peninggalan
3. Budaya sejarah
Kawasan
sejarah dan kelemahan lingkungan internal Kawasan
- Aktivitas - Event Kota Lama, serta peluang dan ancaman
Budaya Kebudayaan
Sumber: Hasil Analisa lingkungan eksternal Kawasan Kota Lama
Kota Kupang.
Untuk merumuskan strategi dalam
analisis SWOT, aspek – aspek yang dianalisis Berikut matriks SWOT disajikan
dalam tabel 3. :

Tabel 3.
Matriks SWOT
Stregth (S): Weaknees (W):
IFAS 1. Terdapat bangunan dengan 1. Bangunan peninggalan sejarah
gaya asritektual Belanda, rusak dan tidak terpelihara,
terutama di sepanjang koridor terutama peninggalan kolonial
Jln. Sukarno di sepanjang koridor Jln.
2. Terdapat bangunan Sukarno
peninggalan sejarah dari masa 2. Karakteristik bangunan
kolonial, seperti: dermaga kawasan perkampungan cina
lama, bekas kantor residen hilang karena berganti dengan
dan wakil residen, dan penjara bangunan modern
lama Kota Kupang. 3. Karakteristik bangunan masa
3. Pola jaringan jalan Grid pada kolonial mulai pudar karena
perkampungan Cina direnovasi menggunakan
memudahkan pergerakan lalu bahan baku yang tidak sesuai
lintas dengan kondisi aslinya, seperti
4. Terdapat 5 koridor jalan di penjara lama Kota Kupang
Nasional dan 4 koridor jalan 4. Tidak semua hak milik
Provinsi bangunan peninggalan sejarah
5. Terdapat terminal tipe C, di milik pemerintah daerah Kota
Jln. Sukarno Kupang, seperti pabrik es
6. Terminal tipe C dilewati oleh minerva dan bioskop raya di
jalur angkutan umum dari Jln. Garuda
semua rute yang ada di Kota 5. Terjadi perubahan fungsi
Kupang kegiatan dalam bangunan
7. Terdapat jalur untuk pejalan bersejarah terutama di
kaki pada 11 koridor jalan sepanjang koridor Jln. Sukarno
yang merupakan jalan 6. Awalnya mobilitas masyarakat
nasional dan provinsi dalam kawasan adalah dengan
8. Terdapat lahan parkir seluas berjalan kaki, saat ini sudah
650 m2 di Jln. Siliwangi dan dilalui oleh kendaraan pribadi,
lahan parkir seluas 830 m2 di angkutan dalam kota,
Jln. Garuda angkutan antar kota, dan
9. Seluruh rumah tangga yang kendaraan berat. Sehingga
berada dalam kawasan telah jalan menjadi sering rusak,
mendapatkan pelayanan air terutama di Jln. Garuda dan
bersih dari Perusahaan Air Jln. Sumatra.
Minum Daerah. 7. Sirkulasi kendaraan dalam
10. Aliran Kali Dendeng yang kawasan perkampungan Cina
jernih bisa dimanfaatkan yang semakin padat dan moda
untuk keperluan sehari – hari kendaraan yang semakin
beragam tidak diikuti oleh

13
(mandi dan mencuci) dan peningkatan atau pelebaran
wisata pada jalur jalan karena tidak
11. Masing – masing rumah ada lagi lahan untuk pelebaran.
tangga dalam kawasan 8. Pola jaringan jalan Grid belum
memiliki pengolahan limbah dimanfaatkan secara optimal
(sistem on-site) sehingga arus kendaraan
12. Kawasan memiliki jaringan masih menumpuk di Jln.
drainase yang baik dan dapat Siliwangi, Jln. Garuda dan Jln.
meng-cover seluruh kawasan. Cendrawasih
13. Penanganan sampah kawasan 9. Perubahan fungsi dan kegiatan
dilakukan oleh masing – dari permukiman pada
masing wilayah Kelurahan kawasan pecinan menjadi
14. Kawasan plasa tedis dan perdagangan dan jasa
pantai ketapang satu menyebabkan penurunan
merupakan daya tarik wisata kualitas jalur pejalan kaki
dengan memanfaatkan seperti:
panorama pantai dan jajanan • Rusaknya trotoar di
kuliner pangan lokal beberapa titik karena
15. Koridor Jln. Kosasih di malam aktivitas perbaikan
hari menjadi kawasan wisata drainase dan bongkat muat
kuliner yang menjual aneka barang
masakan yang diolah dari • Trotoar dibongkar menjadi
hasil laut emperan toko
16. Perkampungan Cina • PKL yang berjualan di
merupakan pusat sepanjang trotoar
perdagangan dan jasa pertama 10. Keterbatasan lahan parkir dan
di Kota Kupang sistem parkir on street
17. Terdapat berbagai jenis toko membuat ruang sirkulasi
di dalam perkampungan Cina kendaraan semakin sempit di
18. Terdapat tempat belanja Jln. Siliwangi, Jln. Garuda dan
cindera mata khas NTT pada Jln. Cendrawasih
pertokoan di perkampungan 11. Pelayanan air bersih dari
Cina PDAM belum dapat memenuhi
19. Terdapat sarana ekonomi kebutuhan masyarakat
seperti bank terutama di Jln. sehingga masih memanfaatkan
Sumatera, Jln. Sukarno dan aliran Kali Dendeng
Jln. Siliwangi 12. 5 koridor jalan, dalam kawasan
20. Terdapat area wisata kuliner, belum memiliki saluran
resto dan juga cafe dalam drainase
perkampungan Cina. 13. Sampah kawasan dibuang di
21. Terdapat peninggalan sejarah sembarang tempat, seperti
dalam kawasan dari masa drainase, Kali Dendeng dan
penjajahan Belanda seperti: Laut Kupang
pabrik es minerva dan penjara 14. Sampah di daerah
lama perdagangan dan jasa
22. Terdapat kegiatan budaya menumpuk di siang hari
pada acara hari raya nasional 15. Ruang terbuka publik belum
yang diselenggarakan di ditata dengan baik khususnya
kawasan plasa tedis. ruang terbuka publik dengan
peruntukan wisata kuliner
seperti: kawasan tedis dan
pasar senggol.
16. Fasilitas yang kurang di ruang
terbuka publik terutama yang
dimanfaatkan sebagai tempat
wisata, seperti: kawasan tedis,
pasar senggol, dan pantai
ketapang
17. Kesan kumuh yang
ditinggalkan saat kawasan
wisata kuliner tedis dan Jln.
Kosasih belum ada kegiatan

14
18. Infrtasruktur dan prasarana
dalam kawasan perdagangan
pecinan kurang baik
19. Kurang nyaman saat
berbelanja dalam kawasan
pecinan
20. Kurang menariknya Kawasan
Kota Lama menjadikan tidak
adanya minat invesatsi
21. Keberadaan jenis barang
dagangan di pusat pertokoan
dan pasar tradisional yang di
jual dengan harga murah
22. Bangunan peninggalam
sejarah tidak terawat dan
terancam hancur, terutama di
Jln Sukarno
23. Terjadi perubahan fungsi
kegiatan dalam bangunan
bersejarah di Jln Sukarno
24. Belum semua peninggalan
sejarah ditetapkan sebagai
cagar budaya Kota Kupang
terutama di Jln. Sukarno dan
Jln. Garuda
25. Belum ada event khusus yang
mengangkat tentang budaya
Kupang

EFAS Strategi Strength – Opportunity Strategi Weaknees –


Opportunity (O) (SO): Opportunity (WO):
1. Keberadaan bangunan 1. Pengembangan wisata budaya 1. Mengkonservasi dan
peninggalan sejarah dapat berbasis sejarah, Kawasan melakukan pemugaran
dijadikan objek wisata Kota Lama Kota Kupang bangunan peninggalan
terutama sepanjang koridor (S1, S2, - O1) sejarah yang rusak
Jln. Sukarno 2. Mengoptimalkan sirkulasi (W1, W2, W3, W5 – O1)
2. Kawasan Kota Lama kendaraan dan fungsi terminal 2. Pengalihan status bangunan
merupakan salah satu akses Kota Lama dalam kawasan peninggalan sejarah dari
masuk dan keluar Kota perkampungan Cina, pada Jln. bangunan privat menjadi
Kupang Siliwangi, Jln. Garuda dan Jln. publik
3. Terdapat jalur lingkar Cendrawasih (W4 – O1)
sehingga kendaraan berat (S3, S4, S5 – O2, O3) 3. Memperbaiki jalan rusak
tidak perlu masuk dan 3. Meningkatkan kenyamanan dalam kawasan terutama di
melewati kawasan dalam sirkulasi pejalan kaki dalam Jln. Siliwangi, Jln. Garuda
kota kawasan perkampungan Cina dan Jln. Sumatra.
4. Terdapat Dermaga Lama pada Jln. Siliwangi, Jln. (W6, W7, W8, - O2, O3)
Kota Kupang yang dapat Garuda dan Jln. Cendrawasih 4. Memperbaiki sarana dan
difungsikan kembali (S7 – O2, O3, O5) prasarana pejalan kaki dalam
5. Adanya rencana reklamasi 4. Meningkatkan sistem parkir kawasan pecinan
pantai yang dapat parkir off-site di Jln. Siliwangi (W9 – O2, O5)
diperuntukan sebagai jalur dan penataan parkir on-site di 5. Menata lahan parkir on-site
pedestrian, kantong parkir Jln. Ikan Paus, Jln. Siliwangi, Jl. di Jln. Siliwangi, Jln. Garuda
dan lokalisasi PKL sepanjang Garuda, dan Jln. Cendrawasih dan Jln. Cendrawasih
tepian pantai Kopan (S8 – O2, O5) (W10 – O5)
6. Adanya rencana untuk 5. Mengembangkan kawasan 2. Membangun saluran
memanfaatkan aliran Kali aliran kali dendeng sebagai drainase pada koridor jalan
Dendeng yang jernih dan daerah kawasan wisata lingkungan
bersih sebagai objek wisata. (S9, S10, S11, S12, S13 – O6) (W12 – O6)
7. Dermaga lama dapat 6. Menata kawasan Plasa Tedis, 3. Membangun lebih banyak
difungsikan kembali untuk Dermaga Lama dan Pantai tempat sampah komunal dan
kegiatan kepariwisataan Ketapang, untuk dijadikan depo transfer dalam
8. Setahun sekali Kupang turut tempat wisata kuliner yang kawasan pecinan
mengambil bagian dalam dapat memanfaatkan view (W13, W14 – O6)
event Sail yang laut.

15
diselenggarakan di plasa (S14 - O7, O8) 4. Menata kawasan Plasa Tedis,
tedis 7. Menata kawasan Pasar Malam Dermaga Lama, pasar
9. Pertumbuhan sektor di Jln. Kosasih agar lebih senggol dan Pantai
ekonomi perdagangan dan menarik dan tidak kumuh Ketapang, untuk dijadikan
jasa tinggi di Kota Kupang (S15 - O8) tempat wisata kuliner yang
10. Terdapat bangunan 8. Meningkatkan aktivitas dapat memanfaatkan view
peninggalan sejarah di Jln. ekonomi dengan laut.
Sukarno dan Jln. Garuda mengoptimalkan pusat (W15, W16 – O7, O8)
dapat dijadikan Cagar pertokoan Jln. Ikan Paus, Jln. 5. Menambah fasilitas
Budaya Kota Kupang Siliwangi, Jln. Garuda, dan Jln. kepariwistaan di kawasan
11. Akulturasi budaya yang ada Cendrawasih sebagai pusat Plasa Tedis, Dermaga Lama,
di Kota Lama dapat menjadi belanja modern dan cindera pasar senggol dan Pantai
daya tarik wisata atau mata khas NTT Ketapang
penyelenggaraan event (S16, S17, S18 – O9) (W15, W16 – O7, O8)
budaya 9. Mengoprimalkan jenis usaha 6. Memperbaiki infrastruktur
cafe dan restoran yang dan prasarana dalam
memberikan pemandangan ke kawasan perdagangan
arah laut di Jln. Ikan Paus dan (pecinan)
Jln. Garuda (W17, W18 – O9)
(S19, S20 – O9) 7. Pemugaran bangunan
10. Revitalisasi dan rehabilitasi peninggalan budaya yang
bangunan peninggalan sejarah hancur
zaman Kolonial di Jln. (W21, W22, W23 – O10)
Sukarno dan Jln. Garuda 8. Menyelenggarakan event
(S21 – O10) budaya bertema kearifan
11. Menyelenggarakan event lokal orang Helong
budaya yang dikombinasikan (W24 – O11)
dengan wisata budaya
Kawasan Kota Lama Kota
Kupang
(S22 – O11)
Threats (T): Strategi Strength – Thtreats (ST): Strategi Weaknees – Thtreats
1. Menginventarisasi objek 1. Mengoptimalkan jalur utama (WT):
peninggalan sejarah milik dalam Kawasan Kota Lama 1. Melestarikan peninggalan
privat menjadi milik Kota Kupang sejarah dalam Kawasan Kota
pemerintah di Jln. Garuda (S3, S4, S5, S6, S7, S8 - T2, T3) Lama Kota Kupang
2. Arus kendaraan yang 2. Mengembangkan Kawasan (W1, W2, W3, W4, W5, W21,
melewati Kota Lama cukup Kota Lama Kota Kupang dari W22, W23 – T1, T9, T10)
besar sedangkan jalan utama segi ekonomi dan wisata 2. Meningkatkan prasarana
sempit seperti Jln. Siliwangi, sehingga dapat menarik minat dasar dalam Kawasan Kota
Jln. Garuda dan Jln. invesatsi Lama Kota Kupang
Cendrawasih (S16, S17, S18, S19, S20 - T5, T6, (W11, W12, W15 - T4)
3. Jalur lingkar masih enggan T7, T8) 3. Meningkatkan dan
digunakan oleh supir memperbaiki sirkulasi
kendaraan berat dan dalam Kawasan Kota Lama
ekspedisi dengan alasan Kota KupanG
keamanan (W6, W7, W8, W9 – T2, T3)
4. Perilaku masyarakat yang 4. Meningkatkan dan
masih membuang sampah di mengembangkan kegiatan
bantaran Kali Dendeng ekonomi dan wisata dalam
5. Pengembangan ekonomi di Kawasan Kota Lama Kota
Kota Kupang mendorong Kupang
pertumbuhan sektor (W1, W2, W3, W4, W5, W14,
perdagangan dan jasa W15, W16, W17, W18, W19,
sehingga RTH berubah W20, W21, W22, W23)
fungsi menjadi resto, toko
atau hotel, seperti di koridor
Jln. Garuda
6. Perkembangan Kota Kupang
memunculkan banyak toko –
toko baru yang menjual jenis
barang dagangan yang sama
di luar Kawasan Kota Lama
dan lebih dekat dengan

16
permukiman dan pusat kota
yang baru.
7. Keberadaan mall dan
supermarket yang sekarang
ini menjadi pilihan pertama
apabila membeli barang
8. Jual beli secara online yang
semakin marak
9. Objek peninggalan sejarah
saat ini kebanyakan dihuni
dan dijadikan rumah tinggal
seperti yang terjadi di Jln.
Sukarno
10. Melakukan pendataan dan
menggali sejarah kawasan
Kota Lama Kota Kupang
11. Mampu mengadakan event
budaya dengan skala
nasional dan internasional
12. Mampu mengembalikan
kebudayaan lokal
masyarakat Helong
(penduduk asli Kota
Kupang)
Sumber: Hasil Analisa

Matriks SWOT memberikan strategi Ikan Paus, Jln. Siliwangi, Jln. Garuda, dan
yang dipilah menjadi strategi S-O, W-O, S-T, Jln. Cendrawasih sebagai pusat belanja
dan W-T. Dari keempat strategi tersebut, S-O modern dan cindera mata khas NTT;
dipilih menjadi strategi revitalisasi Kawasan 9) Mengoptimalkan jenis usaha cafe dan
Kota Lama Kota Kupang. Dari strategi S-O restoran yang memberikan pemandangan
dihasilkan 11 strategi revitalisasi Kawasan ke arah laut di Jln. Ikan Paus dan Jln.
Kota Lama Kota Kupang, sebagai berikut: Garuda;
1) Pengembangan wisata budaya berbasis 10) Revitalisasi dan rehabilitasi bangunan
sejarah, Kawasan Kota Lama Kota peninggalan sejarah zaman Kolonial di
Kupang; Jln. Sukarno dan Jln. Garuda; dan
2) Mengoptimalkan sirkulasi kendaraan 11) Menyelenggarakan event budaya yang
dalam kawasan perkampungan Cina, dikombinasikan dengan wisata budaya
pada Jln. Siliwangi, Jln. Garuda dan Jln. Kawasan Kota Lama Kota Kupang.
Cendrawasih; 2. Arahan Revitalisasi Kawasan Kota
3) Meningkatkan kenyamanan sirkulasi Lama Kota Kupang
pejalan kaki dalam kawasan
Berdasarkan hasil analisis SWOT dan
perkampungan Cina pada Jln. Siliwangi,
diskusi secara mendalam dengan ahli, maka
Jln. Garuda dan Jln. Cendrawasih;
diberikan arahan sebagai berikut:
4) Meningkatkan sistem parkir parkir off-
site di Jln. Siliwangi dan penataan parkir a) Strategi 1: Pengembangan wisata
on-site di Jln. Ikan Paus, Jln. Siliwangi, Jl. budaya berbasis sejarah, Kawasan Kota
Garuda, dan Jln. Cendrawasih; Lama Kota Kupang.
5) Mengembangkan kawasan aliran Kali Arahan :
Dendeng sebagai daerah kawasan wisata;
1) Menciptakan wisata budaya
6) Menata kawasan Plasa Tedis, Dermaga
Kawasan Kota Lama Kota Kupang,
Lama dan Pantai Ketapang, untuk
dimulai dari: Gereja Katedral Kota
dijadikan tempat wisata kuliner yang
Kupang – Kawasan Belanda – Tugu
dapat memanfaatkan pemandangan laut;
Hak Asasi Manusia – Kawasan
7) Menata kawasan Pasar Malam di Jln.
Benteng – Dermaga Lama dan Plasa
Kosasih agar lebih menarik dan tidak
Tedis.
kumuh;
8) Meningkatkan aktivitas ekonomi dengan 2) Merekonstruksi kembali Kawasan
mengoptimalkan pusat pertokoan Jln. Belanda untuk meperkuat karakter

17
kawasan kolonial dan menunjang Arahan:
wisata Kawasan Kota Lama. 1) Mengoptimalkan kantung parkir
3) Pembangunan bangunan baru off street seluas 650m2di Jln.
dalam Kawasan Kota Lama Siliwangi dengan membangun
diarahkan agar sesuai dengan gedung parkir di lahan tersebut.
karakter lokal atau tipologi kawasan 2) Menata kantung parkir on street
dalam Kota Lama. dalam kawasan dengan
b) Strategi 2: Mengoptimalkan sirkulasi konfigurasi parkir miring 450
kendaraan dalam kawasan terhadap badan jalan dan hanya
perkampungan Cina, pada Jln. satu lapis kendaraan yang
Siliwangi, Jln. Garuda dan Jln. diijinkan di Jln. Ikan Paus, Jln.
Cendrawasih. Siliwangi, Jl. Garuda, dan Jln.
Arahan: Cendrawasih.

1) Kendaraan yang dapat melintas e) Strategi 5: Mengembangkan kawasan


adalah kendaraan bermotor aliran kali dendeng sebagai daerah
golongan I (Sedan, Jip, Pick kawasan wisata.
Up/Truk Kecil, dan Bus) dan Arahan:
golongan VI (kendaraan bermotor 1) Menata dan mengembangkan area
roda dua). aliran Kali Dendeng untuk wisata.
2) Bongkar muat barang dagangan f) Strategi 6: Menata kawasan Plasa Tedis,
dan jasa dilakukan pada malam Dermaga Lama dan Pantai Ketapang,
hingga pagi hari sebelum pukul untuk dijadikan tempat wisata kuliner
06.00 WITA. yang dapat memanfaatkan view laut.
4) Angkutan umum tidak dapat Arahan:
berhenti untuk menurunkan
penumpang maupun mengangkut 1) Menyediakan fasilitas yang lebih
penumpang. layak dan menarik dalam plasa
tedis, seperti: mengganti bangku
5) Angkutan umum hanya boleh dan meja untuk makan,
menjemput dan menurunkan menyediakan gerobak atau tempat
penumpang di dalam area berdagang yang lebih menarik,
terminal Kota Lama. memberikan peneduh baik itu
c) Strategi 3: Meningkatkan kenyamanan vegetasi maupun buatan seperti
sirkulasi pejalan kaki dalam kawasan lopo atau payung.
perkampungan Cina pada Jln. 2) PKL yang berada dalam plasa tedis
Siliwangi, Jln. Garuda dan Jln. ditata lokasi berjualannya
Cendrawasih. sehingga lebih rapi dan
Arahan: memungkinkan ada ruang kosong
1) Merelokasi PKL yang ada di atau spot yang memberikan
sepanjang trotoar. pandangan ke arah Pantai
Kupang.
2) Memperbaiki jalur trotoar yang
rusak. 3) Menertibkan angkutan umum
yang menunggu penumpang di
3) Melakukan pengadaan street akses keluar masuk plasa tedis.
furniture terutama peneduh jalan,
sehingga memberikan rasa 4) Menghidupkan kembali aktivitas
nyaman untuk para pejalan kaki. di pagi dan siang hari, dengan
kegiata wisata seperti: berfoto,
d) Strategi 4: Meningkatkan sistem parkir bersantai atau menikmati kuliner.
parkir off-site di Jln. Siliwangi dan
penataan parkir on-site di Jln. Ikan Paus, 5) Menata kantung parkir yang ada
Jln. Siliwangi, Jl. Garuda, dan Jln. di akses masuk tedis sehingga
Cendrawasih tidak mengganggu sirkulasi
pejalan kaki dan juga
pemandangan.

18
6) Mengoptimalkan pengelolaan Arahan:
Pantai Ketapang sehingga lebih 1) Memugar bangunan peninggalan
bersih dan menarik. Tenda – tenda sejarah yang ada dalam kondisi
untuk berjualan yang berada di rusak: kantor pajak, kantor wakil
dalam kawasan pantai dapat residen, pabrik es minerva, penjara
diganti dengan lopo atau lama, dan rumah keresidenan.
sejenisnya untuk memperkuat
karakter lokal. 2) Melakukan preservasi bangunan
peninggalan sejarah yang ada
7) Memperbaiki singage yang rusak dalam kondisi baik sehingga
dalam Kawasan Kota Lama Kota kondisi fisik dan fungsi bertahan
Kupang dan menambah singage dengan baik: Benteng Ford
baru di kawasan tedis sebagai spot Concordia, Tugu Hak Asasi
untuk berfoto. Manusia, Dermaga Lama,
g) Strategi 7: Menata kawasan Pasar Kelenteng Lay, GMIT Jemaat Kota
Malam di Jln. Kosasih agar lebih Kupang, Rumah Asisten Residen,
menarik dan tidak kumuh. dan Gereja Katedral Kristus Raja
Arahan: Kota Kupang.

1) Menata PKL pasar senggol di 3) Menetapkan status cagar budaya


sepanjang koridor Jln. Kosasih untuk bangunan peninggalan
agar lebih rapi, sirkulasi pejalan sejarah: kantor pajak, kantor wakil
kaki lancar dan memungkinkan residen, pabrik es minerva, penjara
ruang – ruang yang lebih longgar lama, Tugu Hak Asasi Manusia,
sehingga tidak menimbulkan Rumah Asisten Residen, dan
kesan sesak dan sumpek. Gereja Katedral Kristus Raja Kota
Kupang.
h) Strategi 8: Meningkatkan aktivitas
ekonomi dengan mengoptimalkan k) Strategi 11: Menyelenggarakan event
pusat pertokoan Jln. Ikan Paus, Jln. budaya yang dikombinasikan dengan
Siliwangi, Jln. Garuda, dan Jln. wisata budaya Kawasan Kota Lama
Cendrawasih sebagai pusat belanja Kota Kupang.
modern dan cindera mata khas NTT. Arahan:
Arahan: 1) Mengadakan event budaya skala
1) Meningkatkan rasa kenyamanan regional dan nasional yang
dalam kawasan ekonomi dengan mengangkat tema terkait Kota
memperbaiki sistem parkir dan Lama, dapat diadakan di Kawasan
sirkulasi pejalan kaki. Belanda yang telah direkonstruksi
atau area Plasa Tedis dan Dermaga
2) Mengembangkan tepian pantai Lama.
Kupang untuk jenis kegiatan
ekonomi yang memanfaatkan Dari sebelas strategi dan arahan yang
view laut maupun wisata, yakni telah dikeluarkan dapat ditarik beberapa poin
cafe, restoran, dan sentra PKL sebagai berikut:
kuliner pangan lokal. a) Strategi 1: Pengembangan wisata
i) Strategi 9: Mengoptimalkan jenis usaha budaya berbasis sejarah, Kawasan Kota
cafe dan restoran yang memberikan Lama Kota Kupang dan arahannya
pemandangan ke arah laut di Jln. Ikan dilakukan dengan menekankan
Paus dan Jln. Garuda. pendekatan revitalisasi berupa:
renovasi kawasan maupun bangunan –
Arahan: bangunan untuk meningkatkan nilai
1) Pemberian insentif berupa ekonomis dan sosialnya.
keringanan dalam ijin mendirikan b) Strategi 2: Mengoptimalkan sirkulasi
bangunan atau usaha. kendaraan dalam kawasan
j) Strategi 10: Revitalisasi dan rehabilitasi perkampungan Cina, pada Jln.
bangunan peninggalan sejarah zaman Siliwangi, Jln. Garuda dan Jln.
Kolonial di Jln. Sukarno dan Jln. Cendrawasih dan arahannya dilakukan
Garuda. dengan menekankan pendekatan

19
revitalisasi berupa: rehabilitasi i) Strategi 9: Mengoptimalkan jenis usaha
lingkungan fisik. cafe dan restoran yang memberikan
c) Strategi 3: Meningkatkan kenyamanan pemandangan ke arah laut di Jln. Ikan
sirkulasi pejalan kaki dalam kawasan Paus dan Jln. Garuda dan arahannya
perkampungan Cina pada Jln. dilakukan dengan pendekatan berupa:
Siliwangi, Jln. Garuda dan Jln. renovasi kawasan maupun bangunan –
Cendrawasih dan arahannya dilakukan bangunan untuk meningkatkan nilai
dengan pendekatan revitalisasi berupa: ekonomis dan sosialnya.
rehabilitasi lingkungan fisik. j) Strategi 10: Revitalisasi dan rehabilitasi
d) Strategi 4: Meningkatkan sistem parkir bangunan peninggalan sejarah zaman
parkir off-site di Jln. Siliwangi dan Kolonial di Jln. Sukarno dan Jln. Garuda
penataan parkir on-site di Jln. Ikan Paus, dan arahannya dilakukan dengan
Jln. Siliwangi, Jln. Garuda, dan Jln. pendekatan berupa: renovasi kawasan
Cendrawasih dan arahannya dilakukan maupun bangunan – bangunan untuk
dengan pendekatan revitalisasi berupa: meningkatkan nilai ekonomis dan
penataan kembali pemanfaatan lahan sosialnya dan rehabilitasi kualitas fisik
dan peningkatan intensitas lingkungan
pemanfaatan lahan. k) Strategi 11: Menyelenggarakan event
e) Strategi 5: Mengembangkan kawasan budaya yang dikombinasikan dengan
aliran Kali Dendeng sebagai daerah wisata budaya Kawasan Kota Lama
kawasan wisata dan arahnnya Kota Kupang dan arahannya dilakukan
dilakukan dengan pendekatan dengan pendekatan revitalisasi berupa:
revtalisasi berupa: peningkatan renovasi kawasan maupun bangunan –
intensitas pemanfaatan lahan dan bangunan untuk meningkatkan nilai
rehabilitasi kualitas fisik lingkungan. ekonomis dan sosialnya dan rehabilitasi
kualitas fisik lingkungan.
f) Strategi 6: Menata kawasan Plasa Tedis,
Dermaga Lama dan Pantai Ketapang, Kesimpulannya, dalam melakukan
untuk dijadikan tempat wisata kuliner revitalisasi Kawasan Kota Lama Kota
yang dapat memanfaatkan Kupang, akan dilakukan: “Renovasi kawasan
pemandangan laut dan arahannya maupun bangunan untuk meningkatkan
dilakukan dengan pendekatan kualitas ekonomi dan sosial, serta
revitalisasi berupa: penataan kembali merehabilitasi kualitas lingkungan fisik
pemanfaatan dan rehabilitasi kualitas kawasan.”
fisik lingkungan.
g) Strategi 7: Menata kawasan Pasar KESIMPULAN
Malam di Jln. Kosasih agar lebih
menarik dan tidak kumuh dan Berdasarkan tahapan – tahapan
arahannya dilakukan dengan penelitian yang telah dilakukan dan
pendekatan revitalisasi berupa: menganalisis data dan fakta yang ditemukan,
penataan kembali pemanfaatan lahan untuk menentukan arahan revitalisasi
dan rehabilitasi kualitas fisik Kawasan Kota Lama Kota Kupang maka
lingkungan. dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
h) Strategi 8: Meningkatkan aktivitas
ekonomi dengan mengoptimalkan 1. Karakteristik dan fungsi dalam
pusat pertokoan Jln. Ikan Paus, Jln. Kawasan Kota Lama Kota Kupang
Siliwangi, Jln. Garuda, dan Jln. dapat ditipologikan ke dalam 4 (empat)
Cendrawasih sebagai pusat belanja karakteristik, yakni: 1.) Kawasan
modern dan cindera mata khas NTT dan benteng, yang berada di Jln. Pahlawan;
arahannya dilakukan dengan 2.) Kawasan Belanda yang berada di Jln.
pendekatan revitalisasi berupa: Sukarno; 3.) Perkampungan Cina
renovasi kawasan maupun bangunan – meliputi Jln. Ikan Paus, Jln. Siliwangi,
bangunan untuk meningkatkan nilai dan Jln. Cendrawasih ; dan 4.)
ekonomis dan sosialnya dan rehabilitasi Perkampungan Solor yang terletak di
kualitas fisik lingkungan. Jln. Garuda.

20
2. Penurunan vitalitas kawasan Arahan: Mengoptimalkan kantung
diidentifikasi melalui elemen parkir off-site dan menata kantung
revitalisasi. Elemen utama revitalisasi parkir on-site
dibagi lagi menjadi elemen revitalisasi e. Strategi 5: Mengembangkan
dan masalah. Elemen utama yang kawasan aliran Kali Dendeng
direvitalisasi adalah: 1.) elemen fisik sebagai daerah kawasan wisata
lingkungan yang terdiri dari kondisi
bangunan, kondisi sirkulasi kawasan, Arahan: Menciptakan wisata di
kondisi ruang terbuka publik, kondisi tepian Kali Dendeng
bangunan dan kondisi prasarana dasar; f. Strategi 6: Menata kawasan Plasa
2.) elemen ekonomi yang terdiri dari Tedis, Dermaga Lama dan Pantai
produktivitas ekonomi; dan 3.) elemen Ketapang, untuk dijadikan tempat
sosial budaya yang terdiri dari kondisi wisata kuliner yang dapat
bangunan peninggalan sejarah. memanfaatkan pemandangan laut.
3. Berdasarkan analisis SWOT dan expert Arahan: Memperbaiki sarana dan
judgement maka akan dilakukan prasarana kepariwisataan
revitalisasi Kawasan Kota Lama Kota
g. Strategi 7: Menata kawasan Pasar
Kupang, dengan: “Renovasi kawasan
Malam di Jln. Kosasih agar lebih
maupun bangunan untuk
menarik dan tidak kumuh.
meningkatkan kualitas ekonomi dan
sosial, serta merehabilitasi kualitas Arahan: Menata PKL di Pasar
lingkungan fisik kawasan.” Malam
Untukmewujudkannya didapatkan 11 h. Strategi 8: Meningkatkan aktivitas
(sebelas) strategi beserta dengan ekonomi dengan mengoptimalkan
arahannya sebagai berikut: pusat pertokoan Jln. Ikan Paus, Jln.
a. Strategi 1: Pengembangan wisata Siliwangi, Jln. Garuda, dan Jln.
budaya berbasis sejarah, Kawasan Cendrawasih sebagai pusat
Kota Lama Kota Kupang. belanja modern dan cindera mata
khas NTT.
Arahan: Menciptakan wisata
budaya dan merekonstuksi Arahan: Mengembangkan jenis
kembali kawasan Belanda. kegiatan usaha di tepian kawasan.
b. Strategi 2: Mengoptimalkan i. Strategi 9: Mengoptimalkan jenis
sirkulasi kendaraan dalam usaha cafe dan restoran yang
kawasan perkampungan Cina, memberikan pemandangan ke
pada Jln. Siliwangi, Jln. Garuda arah laut di Jln. Ikan Paus dan Jln.
dan Jln. Cendrawasih. Garuda.
Arahan: Membatasi jenis Arahan: Pemberian keringanan ijin
kendaraan yang melintas dan usaha.
menertibkan angkutan umum. j. Strategi 10: Revitalisasi dan
c. Strategi 3: Meningkatkan rehabilitasi bangunan peninggalan
kenyamanan sirkulasi pejalan kaki sejarah zaman Kolonial di Jln.
dalam kawasan perkampungan Sukarno dan Jln. Garuda.
Cina pada Jln. Siliwangi, Jln. Arahan: Melakukan pemugaran,
Garuda dan Jln. Cendrawasih. preservasi pada bangunan
Arahan: Merelokasi PKL dan peninggalan sejarah
memperbaiki sarana prasarana k. Strategi 11: Menyelenggarakan
pejalan kaki event budaya yang
d. Strategi 4: Meningkatkan sistem dikombinasikan dengan wisata
parkir parkir off-site di Jln. budaya Kawasan Kota Lama Kota
Siliwangi dan penataan parkir on- Kupang.
site di Jln. Ikan Paus, Jln. Siliwangi, Arahan:mengadakan event
Jln. Garuda, dan Jln. Cendrawasih. budaya skala regional atau
nasional.

21
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Luitnan, Ishak Arries. 2012. “Kupang Tempoe
Doeloe”. Depok: Penerbit Ruas.
Sanjaya, I Putu Kamasan. 2014. “Pelabuhan
Kupang Dalam Perdagangan Abad Ke 19”.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Wijanarka. 2007. “Semarang Tempo Dulu: Teori
Desain Kawasan Bersejarah”. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.

Jurnal:
Martokusumo, Widjaja. 2006.“Revitalisasi dan
Rancang Kota: Beberapa Catatan dan
Konsep Penataan Kawasan Kota
Berkelanjutan” dalam Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota. Vol.
17/No. 3.
P. Ari Harsono. 2008. “Metode Analisis Akar
Masalah dan Solusi”, dalam Makara,
Sosial Humanoria, Vol. 12/No. 2.

22

Anda mungkin juga menyukai