Asing Di Indonesia
Ditulis oleh Syahmardan Senin, 05 September 2011 16:14
A. PENDAHULUAN
1. kecelakaan kerja
2. sakit mengandung/hamil
3. bersalin
4. jaminan hari tua dan meninggal dunia
1. Jaminan Kecelakaan
Jaminan ini diberikan yaitu pada kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja
termasuk penyakit yang timbul akibat hubungan kerja serta kecelakaan yang terajadi
dalam perjalanan dari rumah ke tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan yang
biasa dilalui (tidak ada batasan waktu tertentu). Dalam jaminan ini, pengusaha
(majikan) harus menyerahkan 0,24% - 1,74% dari upah sebulan ke jamsostek.
Besarnya jaminan tersebut tergantung resiko kecelakaan.
2. Jaminan Kematian
Jaminan ini diberikan untuk jaminan kematian yakni sebesar 0,30% dari upah sebulan.
Jaminan ini ditanggung buruh dan majikan yaitu sebesar 3,7% dari upah sebulan
ditanggung majikan dan 2% ditanggung oleh buruh.
Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib menunjuk tenaga kerja warga negara Indonesia
(TKI) sebagai tenaga pendamping tenaga kerja asing yang dipekerjakan untuk alih
teknologi dan alih keahlian (transfer of knowledge, transfer of learning) dari tenaga
kerja asing. Disamping itu pemberi kerja tenaga kerja asing wajib untuk
melaksanakan pendidikan dan pelatihan tersebut dikecualikan bagi tenaga kerja asing
yang menduduki jabatan direksi dan atau komisaris. Setiap pengguna tenaga kerja
asing (sponsor) wajib melaksanakan program penggantian tenaga kerja asing kepada
tenaga kerja Indonesia.
Oleh karenanya pengguna tenaga kerja asing wajib menunjuk tenaga kerja Indonesia
sebagai pendamping pada jenis pekerjaan yang dipegang atau yang ditangani oleh
tenaga kerja asing. Tenaga pendamping (TKI) harus tercantum dengan jelas dalam
rencana penggunaan tenaga kerja asing (RPTKA) dan dalam struktur jabatan
perusahaan. Lebih lanjut bahwa setiap perusahaan yang memperoleh izin
mempekerjakan tenaga kerja asing (IKTA), wajib menunjuk dan melatih TKI sebagai
pendamping tenaga kerja asing sesuai dengan RPTKA yang dikeluarkan. Penunjukan
TKI tersebut haruslah memenuhi persyaratan yang sesuai dengan jabatan yang
tercantum dalam RPTKA. Permohonan IKTA untuk pekerjaan yang bersifar
sementara, diajukan kepada menteri tenaga kerja atau pejabat yang ditunjuk. Apabila
diperusahaan tersebut tidak memiliki TKI yang memiliki persyaratan, menteri tenaga
kerja atau pejabat yg ditunjuk, dapat menempatkan TKI yang memenuhi persyaratan.
Penentuan bagi TKI calon pendamping tenaga kerja asing sebagaimana tersebut,
pelaksanaannya dilakukan melalui seleksi yang diselenggarakan oleh Disnaker
kabupaten/kota setempat atau bersama-sama dengan instansi teknis. Selanjutnya
penempatan TKI tersebut didasarkan atas pertimbangan perusahaan.
Sebagai contoh, salah satu perusahaan di Batam yang menggunakan tenaga kerja
asing melaksanakan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pelaksanaan transfer of
knowledge melalui jasa pihak ketiga (Badan Diklat). Namun setelah diadakan Diklat
ini, TKI yang selalu mendampingi tenaga kerja asing ini belum bisa langsung
menggantikan jabatan yang diduduki oleh tenaga kerja asing yang bersangkutan
karena berakhirnya masa kontrak. Kewajiban menyampaikan program Diklat tersebut
tidak berlaku untuk permohonan IKTA bagi sekolah internasional/lembaga Diklat
asing; instansi/proyek pemerintah, perwakilan dagang asing, organisasi internasional,
kantor perwakilan regional perusahaan asing.
D. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1995 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga
Negara Asing Pendatang (TKWNAP).
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigarasi Nomor 223 Tahun 2003 Tentang
Jabatan-jabatan di Lembaga Pendidikan yang Dikecualikan dari Kewajiban
Membayar Kompensasi.
[2] Ibid.
http://www.djpp.depkumham.go.id/hukum-internasional/1426-perlindungan-dan-alih-
pengetahuan-tenaga-kerja-asing-di-indonesia.html