Anda di halaman 1dari 10

Misbahul Huda : Resistensi Bakteri Gram Negatif Terhadap Antibiotik Di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung

Resistensi Bakteri Gram Negatif Terhadap Antibiotik Di UPTD Balai


Laboratorium Kesehatan Lampung Tahun 2012-2014
Misbahul Huda
Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Abstrak

Resistensi bakteri terhadap suatu antibiotik mempunyai arti klinis yang amat penting. Suatu bakteri yang
awalnya peka terhadap antibiotik, setelah beberapa tahun kemudian dapat menjadi resisten, dan berakibat pada
sulitnya proses pengobatan karena sulitnya memperoleh antibiotik yang dapat membunuh bakteri tersebut
(Jawetz, 2005). Jenis Penelitian ini adalah deskriftif, yaitu pengumpulan data di laboratorium Mikrobiologi
UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung, dengan variabel penelitian bakteri Gram Negatif dan
antibiotik. Populasi dan sampel adalah data hasil uji sensitivitas bakteri Gram Negatif terhadap antibiotik yang
terdapat di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung. Analisa data univariat yaitu untuk
memperoleh persentase resistensi dan sensitivitas bakteri Gram Negatif terhadap antibiotik di UPTD Balai
Laboratorium Kesehatan Lampung tahun 2012 sampai dengan 2014, yang dilalkukan pada bulan Maret 2015
sampai dengan bulan Juni 2015. Setelah dilakukan penelitian resistensi bakteri Gram Negatif terhadap antibiotik
di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2012-2014, maka didapatkan hasil bahwa
bakteri Gram Negatif yang resisten terhadap antibiotik adalah bakteri Enterobacter, Klebsiella sp, Pseudomonas
sp, Escherichia coli, Proteus sp, Alcomonas aligenes, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella, dan Aeromonas sp.
Ada beberapa antibiotik yang merupakan antibiotik yang cendrung tinggi yaitu : Ampicilin, Trimetrofin,
Amoxiciline, Cefradoxil, Erytromycine, Amocyclave, Ofloxacine, Cefadroxil, Sulphamethoxazole, Zeprozoine,
Tetracycline, Cefuroxime, Sulfonamides, Ceftriaxone, Cefuroxime, Ciprofloxacine, Co-trimoxazol,
Norflaxacine, Zoltrimetropin dan Netilmiein.

Kata kunci : Resistensi, bakteri Gram Negatif, Antibiotik

Resistance Gram Negative Bacteria Against Antibiotics in UPTD Health


Laboratory Lampung Year 2012-2014

Abtract

Bacterial resistance to an antibiotic has very important clinical significance. A bacterium which initially sensitive
to antibiotics, after a few years can become resistant, and result in difficulty in the treatment process because of
the difficulty of obtaining an antibiotic to kill the bacteria. This research type is descriptive, namely data
collection in Microbiology Laboratory UPTD Lampung Provincial Health Laboratory, the research variable
Gram Negative bacteria and antibiotics. Population and sample is the test result data Gram Negative bacterial
sensitivity to antibiotics contained in UPTD Lampung Provincial Health Laboratory. Univariate data analysis is
to obtain the percentage of the resistance and sensitivity of Gram negative bacteria to antibiotics in UPTD
Lampung Health Laboratory in 2012 through 2014, which dilalkukan in March 2015 until June 2015. After
doing research Gram Negative bacterial resistance to antibiotics in UPTD Health Laboratory Lampung year
2012-2014, it showed that Gram negative bacteria are resistant to antibiotics are bacteria Enterobacter,
Klebsiella sp, Pseudomonas sp, Escherichia coli, Proteus sp, Alcomonas aligenes , Pseudomonas aeruginosa,
Salmonella and Aeromonas sp. There are several antibiotics that are antibiotics that tends to high ie: ampicillin,
Trimetrofin, Amoxiciline, Cefradoxil, Erytromycine, Amocyclave, Ofloxacine, cefadroxil Sulphamethoxazole,
Zeprozoine, Tetracycline, Cefuroxime, sulfonamides, Ceftriaxone, Cefuroxime, Ciprofloxacine, Co-trimoxazol,
Norflaxacine, Zoltrimetropin and Netilmiein.

Keywords: Resistance, Gram negative bacteria, Antibiotics Reading

Korespondensi : Misbahul Huda, Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, Jl. Soekarno-
Hatta No. 1 Bandar Lampung, mobile: 081383294939, e-mail: misbahulhuda48@ymail.com

494 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016


Misbahul Huda : Resistensi Bakteri Gram Negatif Terhadap Antibiotik Di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung

Pendahuluan Bagian Mikrobiologi RS Soetomo Surabaya


periode 2002-2004, infeksi oleh bakteri
Resistensi bakteri terhadap suatu Escherichia coli merupakan yang terbanyak
antibiotik mempunyai arti klinis yang amat ditemukan yaitu sebanyak 34,85% diikuti
penting. Suatu bakteri yang awalnya peka dengan Klebsiella sp (16,63%) dan
terhadap antibiotik, setelah beberapa tahun Pseudomonas sp (14,95%).
kemudian dapat menjadi resisten, dan berakibat Terapi dengan antibiotik adalah sebuah
pada sulitnya proses pengobatan karena sulitnya pengobatan yang cukup komplek, karena
memperoleh antibiotik yang dapat membunuh melibatkan tiga faktor penting yaitu
bakteri tersebut (Jawetz, 2005). mikrobanya sendiri sebagai agen patogen,
Sifat resistensi bakteri terhadap antibiotik manusia yang diserangnya sebagai hospes dan
sangat penting untuk disampaikan hasilnya jenis antibiotik yang dipakai untuk membunuh
secara berkala, karena pola kuman terhadap agen patogen tersebut. Ketiga faktot itu saling
antibiotik mengalami perubahan di tempat dan berinteraksi sempurna dan menentukan
waktu berbeda sehingga diperlukan penelitian kesembuhan suatu penyakit.
tentang pola resistensi kuman terhadap Berdasarkan penilitian yang dilakukan di
antibiotik. UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi
Penggunaan antibiotik dalam pengobatan Lampung oleh Ariefianti (2008). Presentase
penyakit infeksi diharapkan mempunyai resistensi Escherichia ciol pada tahun 2006-
dampak positif, akan tetapi penggunaan 2008 yaitu ampicillin 86,7%; amoxcillin
antibotik yang tidak rasional akan menimbukan 85,87%; sulfonamide 75,7%; tetracyclin 75,3%;
dampak negatif antara lain muncul dan norfloxacin 64,67%; ciprofloxacin 60,37%;
berkembangnya bakteri yang resisten terhadap chloramphenicol 62,13%; gentamicin 53,76%;
antibiotik, terjadinya toksisitas efek samping netilmicin 46,8%; amikacin16,17%.
obat, sehingga perawatan penderita menjadi Penelitian yang dilakukan oleh Trilia
lama, biaya pengobatan menjadi lebih mahal Jayami (2008) di UPTD yang sama untuk
(Hadi,2009 dalam Kathrina 2012). bakteri Klebsiela sp pada Januari 2006 sampai
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan Juni 2008 terjadi peningkatan resistensi
oleh mikroba terutama fungi, yang dapat terhadap 5 antibiotik yaitu ampicillin 58%;
menghambat atau dapat membasmi mikroba gentamycin 30,24%; chloramphenicol 37,5%;
jenis lain. Saat ini banyak antibiotik dibuat sulfonamide 39,51%; ciprofloxacin 29,83%;
secara semisintetik atau sintetik penuh. Obat sedangkan antibiotik lainnya mengalami
yang digunakan untuk membasmi mikroba penurunan yaitu amikacin 10,48%; amoxicillin
penyebab infeksi pada manusia, harus memiliki 44,35%; netilmycin 32,25%; norfloxacin
sifat toksisitas selektif setinggi mungkin. 35,08%; dan tetracycline 42,74%.
Artinya, obat tersebut haruslah bersifat sangat Berdasarkan uraian diatas, dapat
toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik diketahui bahwa bakteri Gram Negatif banyak
untuk hospes (Setiabudy, 2012). yang resistensi terhadap antibiotik, maka perlu
Penggunaan antibiotik biasanya melakukan penelitian mengenai resistensi
digunakan untuk mengobati penyakit infeksi. bakteri Bakteri Gram Negatif terhadap
Penyakit infeksi adalah jenis penyakit yang antibiotik di UPTD Balai Laboratorium
disebabkan oleh kuman, penyakit ini banyak Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2012
terdapat di daerah tropis seperti Indonesia, sampai 2014.
bahkan ada yang bersifat endemik. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan
Menanggulangi penyakit ini digunakan oleh suatu mikroorganisme tertentu yang dalam
antibiotika. Hasil penelitian Karowsky 2010 konsentrasi rendah mampu menghambat
bahwa bakteri Escherichia coli merupakan mikroorganisme lain (Pelczar, 2005).
bakteri patogen utama infeksi pada pasien rawat Berdasarkan sifat toksisitas selektif ada
jalan maupun rawat inap. Sekitar 85% antimikroba yang bersifat menghambat
penyebab ISK (Infeksi Saluran Kemih) dan pertumbuhan mikroba (bakteriostatik), dan ada
sekitar 50% infeksi nosokomial disebabkan yang bersifat membunuh mikroba (bakterisid).
adalah bakteri Escherichia coli. Berdasarkan Kadar minimal yang diperlukan untuk
data pola resistensi kuman dari isolat urin pada menghambat pertumbuhan mikroba disebut
3 tempat berbeda di Indonesia yaitu Bagian dengan kadar hambat minimal (KHM)
Mikrobiologi & Patologi Klinik FKUI-RSCM sedangkan kadar minimal untuk membunuh
Jakarta, Bagian Patologi Klinik Sub Bagian mikroba disebut dengan kadar bunuh minimal
Mikrobiologi RS Hasan Sadikin Bandung dan (KBM) (Setiabudy,2012).

Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016 495


Misbahul Huda : Resistensi Bakteri Gram Negatif Terhadap Antibiotik Di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung

Antibiotik yang termasuk bakteriostatik resistensi bakteri pada pasien terhadap


adalah Sulfonamid, Tetrasiklin, Kloramfenikol, antibiotik yang dilakukan di laboratorium
dan lain-lain. Sedangkan antibiotik yang Mikrobiologi di UPTD Laboratorium
termasuk golongan bakterisid adalah Penisillin, Kesehatan Provinsi Lampung. Data dalam
Cefalosphorin, Fusidin, Asam nalidiksat, penilitian ini diambil dari catatan hail
Aminoglikosida dan lain-lain (Gupte, 1990). pemeriksaan pasien yang terinfeksi bakteri
Pemusnahan mikroba dengan antbiotik Gram Negatif yang memeriksaan sensitifitas di
yang bersifat bakteriostatik masih tergantung UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi
dari kesanggupan reaksi daya tahan tubuh Lampung, pada Januari 2012-Desember 2014.
hospes. Peranan lamanya kontak antara mikroba Prosedur kerja penelitian yang dilakukan
dengan antimikroba dalam kadar efektif juga adalah : a) Diajukan Pemohonan mengambil
sangat menentukan untuk mendapatkan efek data di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan
(Setiabudy,2012). Provinsi Lampung. b) Dicatat data pasien yang
terinfeksi bakteri Gram Negatif di UPTD Balai
Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung.
Metode c)Dilakukan pengolahan data untuk melihat
berapa persentase antibiotik yang resisten
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan sensitif terhadap bakteri Gram Negatif. d)
univariat dari jenis antibiotik, terdiri dari Dilakukan pengolahan data untuk melihat jenis
pengumpulan data yang dilakukan di bakteri Gram Negatif yang resisten terhadap
Laboratorium Mikrobiologi UPTD Balai antibiotik. e) Mengambil kesimpulan.
Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung. Data dalam penilitian ini diambil dari
Tempat penelitian di UPTD Balai catatan hasil pemeriksaan pasien yang
Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung. terinfeksi bakteri Gram Negatif yang
Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Maret – memeriksaan sensitifitas di UPTD Balai
Juli 2015. Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung
Populasi dari penelitian ini adalah data periode Januari 2012-Desember 2014. Data
hasil uji sensitifitas Bakteri Gram Negatif yang terkumpul dari hasil pemeriksaan
terhadap antibiotik yang terdapat di UPTD laboratorium dilakukan analisis dengan
Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi menggunakan analisis univariat yang digunakan
Lampung pada bulan Januari 2012 sampai untuk memperoleh gambaran distribusi
dengan Desember 2014. frekuensi dalam bentuk persentase. Data
Sampel penelitian adalah data hasil sensitifitas dari bulan Januari 2012-Desember
rekam medik uji sensitifitas Bakteri Gram 2014 yang diperoleh kemudian diolah dengan
Negatif yang terdapat di UPTD Balai perhitungan persentase bakteri Gram Negatif
Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung yang sensitif dan resisten terhadap antibiotik
pada bulan Januari 2012 sampai dengan yang diperiksa.
Desember 2014.
Data dikumpulkan dari data hasil
pemeriksaan laboratorium pasien yang diuji

Hasil

Persentase Bakteri yang Sensitifitas dan Resistensi terhadap antibiotik di UPTD Balai
Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2012 – 2014

Tabel 1. Persentase Bakteri Gram Negatif yang Sensitifitas dan Resisten terhadap antibiotik di UPTD
Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2012
No Nama Bakteri Resistensi % Sensitifitas %
1 Enterobacter 66 4,64 24 3,22
2 Klebsiella sp 343 24,14 191 25,53
3 Pseudomonas sp 586 41,24 250 33,42
4 Escherichia coli 266 18,72 185 24,73
5 Proteus Sp 38 2,67 12 1,61
6 Alcaligenes 67 4,72 58 7,75
7 Pseudomonas auruginosa 55 3,87 28 3,74
Jumlah 1421 100 748 100

496 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016


Misbahul Huda : Resistensi Bakteri Gram Negatif Terhadap Antibiotik Di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung

45
40
35
30
persentase
25
20
15
10
5
Resistensi
0
Sensitifitas

Gambar 1
Persentase Bakteri Gram Negatif yang Sensitifitas dan Resistenterhadap antibiotik di
UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2012

Hasil penelitian pada tabel 1 dan Pseudomonas sp adalah bakteri yang paling
diperjelas oleh gambar 1 dapat dilihat bahwa banyak mengalami resistensi yaitu sebesar 586
uji resistensi dan sensitifitas bakteri Gram atau sebesar 41,24%. Bakteri Gram Negatif
Negatif terhadap antibiotik di UPTD Balai yang paling sedikit tingkat resistensinya adalah
Laboratorium Provinsi Lampung pada tahun bakteri Proteus sp yaitu 38 bakteri atau sebesar
2012, dilakukan 1.421 uji resistensi dan 2,67%. Bakteri Pseudomonas sp juga berada di
sebanyak 748 uji sensitifitas dari beberapa tingkat tertinggi untuk uji sensitifitas yaitu
jenis bakteri Gram Negatif terhadap 20 sebesar 250 atau 33,42%, dan bakteri yang
antibiotik. Pada tahun 2012 lebih banyak paling sedikit sensitifitsnya adalah bakteri
bakteri Gram Negatif yang mengalami resisten Proteus sp sebanyak 12 atau sebesar 1,61%.
dibandingkan dengan yang sensitif. Bakteri

Tabel 2. Persentase Bakteri Gram Negatif yang Sensitifitas dan Resisten terhadap antibiotik di
UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2013
No Nama Bakteri Resistensi % Sensitifitas %
1 Enterobacter 40 2,43 14 1,81
2 Klebsiella sp 357 21,70 176 22,74
3 Pseudomonas sp 474 28,82 265 34,23
4 Escherichia coli 352 21,40 201 25,97
5 Proteus sp 117 7,11 36 4,65
6 Alcaligenes 220 13,37 56 7,24
7 Pseudomonas auruginosa 61 3,71 12 1,55
8 Salmonela sp 8 0,49 12 1,55
9 Aeromonas sp 16 0,97 2 0,26
Jumlah 1645 100 774 100

Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016 497


Misbahul Huda : Resistensi Bakteri Gram Negatif Terhadap Antibiotik Di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung

40
35
30
persentase

25
20
15
10
Resistensi
5
0 Sensitifitas

Gambar 2. Persentase Bakteri Gram Negatif yang Sensitifitas dan Resisten terhadap
antibiotik di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2013

Hasil penelitian pada tabel 2 dan bakteri yang paling banyak mengalami
diperjelas oleh gambar 2 dapat dilihat bahwa resistensi yaitu sebesar 474 atau sebesar
uji resistensi dan sensitifitas bakteri Gram 28,82%. Bakteri Gram Negatif yang paling
Negatif terhadap antibiotik di UPTD Balai sedikit tingkat resistensinya adalah bakteri
Laboratorium Provinsi Lampung pada tahun Salmonella sp yaitu 8 bakteri atau sebesar
2013, terdapat 1.645 uji resistensi dan 0,49%. Bakteri Pseudomonas sp juga berada di
sebanyak 774 uji sensitifitas dari bakteri Gram tingkat tertinggi untuk uji sensitifitas yaitu
Negatif terhadap 20 antibiotiks. Pada tahun sebesar 265 atau 34,23%, dan bakteri yang
2013 lebih banyak bakteri Gram Negatif paling sedikit sensitifitsnya adalah bakteri
mengalami resisten dibandingkan dengan yang Aeromonas sp sebanyak 12 atau sebesar 0,26%.
sensitif. Bakteri Pseudomonas sp adalah

Tabel 3. Persentase Bakteri Gram Negatif yang Sensitifitas dan Resisten terhadap antibiotik di
UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2014
No Nama Bakteri Resistensi % Sensitifitas %
1 Enterobacter 10 0,59 8 0,81
2 Klebsiella sp 319 18,68 193 19,36
3 Pseudomonas sp 457 26,76 181 18,15
4 Escherichia coli 358 20,96 261 26,18
5 Proteus Sp 169 9,89 67 6,72
6 Alcaligenes 241 14,10 163 16,35
7 P.auruginosa 148 8,67 112 11,23
8 Salmonella sp 6 0,35 12 1,20
Jumlah 1708 100 997 100

498 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016


Misbahul Huda : Resistensi Bakteri Gram Negatif Terhadap Antibiotik Di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung

40
35
30
persentase 25
20
15
10
Resistensi
5
0 Sensitifitas

Gambar 3. Persentase Bakteri Gram Negatif yang Sensitifitas dan Resisten terhadap
antibiotik di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2014

Hasil penelitian pada tabel 3 dan paling banyak mengalami resistensi yaitu
diperjelas oleh gambar 3 dapat dilihat bahwa sebesar 457 atau sebesar 26,76%. Bakteri Gram
uji resistensi dan sensitifitas bakteri Gram Negatif yang paling sedikit tingkat resistensinya
Negatif terhadap antibiotik di UPTD Balai adalah bakteri Salmonella sp yaitu 6 bakteri
Laboratorium Provinsi Lampung pada tahun atau sebesar 0,35%. Bakteri Escherichia coli
2014, terdapat 1.708 uji resistensi dan berada di tingkat tertinggi untuk uji sensitifitas
sebanyak 997 uji sensitifitas dari bakteri Gram yaitu sebesar 261 atau 26,18%, dan bakteri
Negatif terhadap 20 antibiotik. Pada tahun 2014 yang paling sedikit sensitifitsnya adalah bakteri
lebih banyak bakteri Gram Negatif mengalami Enterobacter sp sebanyak 12 atau sebesar
resisten dibandingkan dengan yang sensitif. 0,81%.
Bakteri Pseudomonas sp adalah bakteri yang

Pola resistensi bakteri Gram Negatif yang sensitif dan resisten terhadap antibiotik di UPTD
Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2012 - 2014

Bakteri Enterobacter mengalami resistensi (80%), Tetracycline (87,5%), Cefuroxime


tertinggi 100% terhadap antibiotik Ampicillin, (77,%), Chloramphenicol (77,8%). Bakteri
Amoxiciline, Cefradoxil, Erytromycine, Klebsiella sp resisten tertinggi terhadap
Amocyclave, Cefadroxil dan OfLoxacine. antibiotik Sulphamethoxazole (100%) dan
Bakteri ini juga menunjukkan tingkat resistensi Ampiciline (95,7%). Bakteri Pseudomonas sp
yang tinggi terhadap antibiotik Piperacinlin resistensi tretinggi terhadap antibiotik

Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016 499


Misbahul Huda : Resistensi Bakteri Gram Negatif Terhadap Antibiotik Di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung

Cefadroxil (97,8%), Cefradoxil (94,9%), sebanyak 748 uji sensitifitas dari beberapa
Sulphamethoxazole (92,3%), Zeprazoine jenis bakteri Gram Negatif terhadap 26
(91,7%), dan Amoxiciline (89,8%). antibiotik. Pada tahun 2012 lebih banyak
Bakteri Pseudomonas sp resisten bakteri Gram Negatif yang mengalami resisten
tertinggi terhadap antibiotik Cefadroxil dibandingkan dengan yang sensitif. Bakteri
(97,8%), Sulphamethoxazole (92,3%), Pseudomonas sp adalah bakteri yang paling
Amoxiciline (94,9%).Bakteri Escherichia coli banyak mengalami resistensi yaitu sebesar 586
resisten tertinggi terhadap antibiotik atau sebesar 41,24%. Bakteri Gram Negatif
Sulphamethoxazole (100%) dan Ampicilin (93, yang paling sedikit tingkat resistensinya adalah
3%), Cefadroxil (90,9%), Erytromycine bakteri Proteus sp yaitu 38 bakteri atau sebesar
(90,4%), Amoxiciline (83,3%)Tetracycline 2,67%. Bakteri Pseudomonas sp juga berada di
(81,4%). Bakteri Proteus sp resisten tertinggi tingkat tertinggi untuk uji sensitifitas yaitu
terhadap Piperacinlin (100%), Trimetrofin sebesar 250 atau 33,42%, dan bakteri yang
(100%), Amoxiciline (100%), Cefradoxil paling sedikit sensitifitsnya adalah bakteri
(100%), Tetracycline (100%), Proteus sp sebanyak 12 atau sebesar 1,61%.
Sulphamethoxazole (100%), dan Ofloxacine Hal ini menunjukkan bahwa terjadi resistensi
(100%), Ampiciline (95,7%), Erytromycine ( bakteri Gram negatif yang cukup tinggi
93,3%) Bakteri Alcaligenes resisten tertinggi terhadap antibiotik yaitu sebesar 41,24%.
terhadap Cefradoxil (100%), Hasil penelitian pada tabel 2 dan
Sulphamethoxazole (100%), Amocyclave diperjelas oleh gambar 2 dapat dilihat bahwa
(93,2%), dan Ampiciline (93,2%). Bakteri uji resistensi dan sensitifitas bakteri Gram
Pseudomonas auruginosa resisten tertinggi Negatif terhadap antibiotik di UPTD Balai
terhadap Trimetrofin (100%), Amoxiciline Laboratorium Provinsi Lampung pada tahun
(100%), Cefradroxil (100%), Erytromycine 2013, terdapat 1.645 uji resistensi dan
(100%), dan Sulphamethoxazole (100%). sebanyak 774 uji sensitifitas dari bakteri Gram
Bakteri Salmonella resisten tertinggi terhadap Negatif terhadap 20 antibiotiks. Pada tahun
Cefuroxime (100%), Chloramphenicol (100%), 2013 lebih banyak bakteri Gram Negatif
Sulfonamides (100%), Ofloxacine (100%), dan mengalami resisten dibandingkan dengan yang
Zeprazoin (100%). Bakteri Aeromonas sp sensitif. Bakteri Pseudomonas sp adalah
resisten tertinggi (100%) terhadap Ampicilin, bakteri yang paling banyak mengalami
Ceftriaxone, Cefuroxime, Chloramphenicol, resistensi yaitu sebesar 474 atau sebesar
Ciprofloxacine, Co-trimoxazol, Norfloxacine, 28,82%. Bakteri Gram Negatif yang paling
Zoltrimetropin, Netilmicin, Cefradoxil, sedikit tingkat resistensinya adalah bakteri
Tetracycline, Erytromycine, Amocyclave, Salmonella sp yaitu 8 bakteri atau sebesar
Cefadoxil, Sulphamethoxazole, dan Zeprazoin. 0,49%. Bakteri Pseudomonas sp juga berada di
tingkat tertinggi untuk uji sensitifitas yaitu
sebesar 265 atau 34,23%, dan bakteri yang
Pembahasan paling sedikit sensitifitsnya adalah bakteri
Aeromonas sp sebanyak 12 atau sebesar 0,26%.
Setelah dilakukan penelitian resistensi Hasil penelitian pada tabel 3 dan
bakteri Gram Negatif terhadap antibiotik di diperjelas oleh gambar 3 dapat dilihat bahwa
UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi uji resistensi dan sensitifitas bakteri Gram
Lampung tahun 2012-2014, maka didapatkan Negatif terhadap antibiotik di UPTD Balai
hasil bahwa bakteri Gram Negatif yang resisten Laboratorium Provinsi Lampung pada tahun
terhadap antibiotik adalah bakteri Enterobacter, 2014, terdapat 1.708 uji resistensi dan
Klebsiella sp, Pseudomonas sp, Escherichia sebanyak 997 uji sensitifitas dari bakteri Gram
coli, Proteus sp, Alcomonas aligenes, Negatif terhadap 20 antibiotik. Pada tahun 2014
Pseudomonas aeruginosa, Salmonella, dan lebih banyak bakteri Gram Negatif mengalami
Aeromonas sp. Tabel 1, 2 dan 3 menunjukkan resisten dibandingkan dengan yang sensitif.
bahwa semua bakteri tersebut telah mengalami Bakteri Pseudomonas sp adalah bakteri yang
resisten terhadap antibiotik. paling banyak mengalami resistensi yaitu
Hasil penelitian pada tabel 1 dan sebesar 457 atau sebesar 26,76%. Bakteri Gram
diperjelas oleh gambar 1 dapat dilihat bahwa Negatif yang paling sedikit tingkat resistensinya
uji resistensi dan sensitifitas bakteri Gram adalah bakteri Salmonella sp yaitu 6 bakteri
Negatif terhadap antibiotik di UPTD Balai atau sebesar 0,35%. Bakteri Escherichia coli
Laboratorium Provinsi Lampung pada tahun berada di tingkat tertinggi untuk uji sensitifitas
2012, dilakukan 1.421 uji resistensi dan yaitu sebesar 261 atau 26,18%, dan bakteri

500 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016


Misbahul Huda : Resistensi Bakteri Gram Negatif Terhadap Antibiotik Di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung

yang paling sedikit sensitifitsnya adalah bakteri Amoxicilin 64,7%, Amoxycilin-Clav Acid
Enterobacter sp sebanyak 12 atau sebesar 52,9%, Tetracyclin 47%, Chloramphenicol
0,81%. 33,3% dan Ciprofloxacin 7,8%, dari hasil
Dari tabel 1,2 dan 3 serta gambar 1,2 dan penelitian tersebut dapat kita bandingkan bahwa
3 menunjukkan bahwa terjadi fluktuasi tingkat terjadi peningkatan resistensi bakteri terhadap
resistensi dan sensitifitas bakteri Gram Negatif antibiotik. Hal ini menunjukkan bahwa bateri
terhadap antibiotik. Bakteri Gram Negatif yang Gram Negatif yang telah resisten terhadap
paling banyak mengalami resistensi adalah antibiotik, maka antibiotik tersebut tidak dapat
bakteri Pseudomonas sp, sementara bakteri digunakan untuk pengobatan, harus dilakukan
Gram Negatif Salmonella sp adalah bakteri pergantian jenis antibiotik agar pengobatan
yang paling rendah tingkat resistensinya tidak sia-sia. Bateri Gram Negatif yang
terhadap antibiotik. resistensinya cendrung tinggi terhadap
Bakteri Enterobacter yang mengalami antibiotik Ampicilin, Trimetrofin,
resisten tertinggi (100%) adalah terhadap Amoxiciline, Cefradoxil, Erytromycine,
antibiotik Ampicillin, Trimetrofin, Amocyclave, Ofloxacine, Cefadroxil,
Amoxiciline, Cefradoxil, Erytromycine, Sulphamethoxazole, Zeprozoine, Tetracycline,
Amocyclave, Cefadroxil, dan Ofloxacine. Cefuroxime, Sulfonamides, Ceftriaxone,
Bakteri Klebsiella sp resisten tertinggi terhadap Cefuroxime, Ciprofloxacine, Co-trimoxazol,
antibiotik Sulphamethoxazole (100%) dan Norflaxacine, Zoltrimetropin dan Netilmiein.
Ampiciline (95,7%). Bakteri Pseudomonas sp Berdasarkan hasil tersebut menunjukkkan
resistensi tretinggi terhadap antibiotik bahwa bakteri Gram Negatif mengalami
Cefadroxil (97,8%), Cefradoxil (94,9%), resistensi yang tinggi terhadap 20 jenis
Sulphamethoxazole (92,3%), Zeprazoine antibiotik. Hal ini menunjukkkan masalah
(91,7%), dan Amoxiciline (89,8%). Bakteri resistensi merupakan masalah serius yang harus
Escherichia coli resisten tertinggi terhadap mendapat perhatian dari kita semua untuk dapat
antibiotik Sulphamethoxazole (100%) dan menghindari dan mengantisipasinya.
Ampicilin (93, 3%). Bakteri Proteus sp resisten Bakteri Gram Negatif tersebut mampu
tertinggi terhadap Piperacinlin (100%), membuat mekanisme pertahanan diri terhadap
Trimetrofin (100%), Amoxiciline (100%), antibiotik, hal ini kemungkinan karena faktor
Cefradoxil (100%), Tetracycline (100%), ekstrinsik dan intrinsik. Beberapa hal yang
Sulphamethoxazole (100%), dan Ofloxacine termasuk faktor ekstrinsik adalah penggunaan
(100%). Bakteri Alcaligenes resisten tertinggi antibiotik yang berlebihan, tidak teratur waktu
terhadap Cefradoxil (100%), minum obat, penggunaan antibiotik yang salah
Sulphamethoxazole (100%), Amocyclave (mis-use), pemberian antibiotik yang kurang
(93,2%), dan Ampiciline (93,2%). Bakteri tepat (in-appropiatr). Adanya faktor intrinsik
Pseudomonas auruginosa resisten tertinggi mikrobiologi yaitu plasmid mediated.
terhadap Trimetrofin (100%), Amoxiciline Kemampuan bakteri utnuk membuat zat
(100%), Cefradroxil (100%), Erytromycine metabolit seperti terjadi pada resistensi terhadap
(100%), dan Sulphamethoxazole (100%). kloramfenikol, trimetoprim disebabkan oleh
Bakteri Salmonella resisten tertinggi terhadap plasmid mediated.
Cefuroxime (100%), Chloramphenicol (100%), Menurut Pelczar (1988), terbentuknya
Sulfonamides (100%), Ofloxacine (100%), dan resistensi dapat dikurangi dengan cara :
Zeprazoin (100%). Bakteri Aeromonas sp mencegah pemakaian antibiotik tanpa
resisten tertinggi (100%) terhadap Ampicilin, perbedaan pada kasus-kasus yang tidak
Ceftriaxone, Cefuroxime, Chloramphenicol, memerlukan antibiotik, menghentikan
Ciprofloxacine, Co-trimoxazol, Norfloxacine, penggunaan antibiotik pada infeksi biasa,
Zoltrimetropin, Netilmicin, Cefradoxil, menggunakan antibiotik yang tepat dengan
Tetracycline, Erytromycine, Amocyclave, dosis yang tepat juga agar infeksi cepat
Cefadoxil, Sulphamethoxazole, dan Zeprazoin. sembuh, menggunakan antibiotik yang lain bila
Meninjau fenomena resistensi yang ada tanda-tanda bahwa suatu organisme akan
sangat tinggi yaitu mencapai 100% menjadi resisten terhadap antibiotik yang
menunjukkan bahwa bakteri-bakteri Gram digunakan semula.
Negatif mengalami peningkatan, menurut hasil Sifat resistensi dapat muncul dalam suatu
penelitian Huda (2004) bahwa Bakteri Gram bakteri dan tersebar ke bakteri lain. Bakteri
Negatif Escherichia coli mengalami resisten mengembangkan resistensi dengan berbagai
terhadap 6 jenis antibiotik yaitu cara, antara lain: (1) menghasilkan enzim untuk
Sulfamethoxazole/Trimethroprim 82,3%, merusak molekul antibiotik, (2) membuat

Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016 501


Misbahul Huda : Resistensi Bakteri Gram Negatif Terhadap Antibiotik Di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung

“pompa efluks”, yaitu pompa khusus yang Pseudomonas aeruginosa, Salmonella, dan
berfungsi untuk membuang antibiotik keluar Aeromonas sp Ada 20 jenis antibiotik yang
dari selnya, (3) mengubah bagian tertentu merupakan antibiotik yang cendrung tinggi
dalam sel bakteri yang biasanya menjadi yaitu : Ampicilin, Trimetrofin, Amoxiciline,
sasaran antibiotik, sehingga tidak dapat Cefradoxil, Erytromycine, Amocyclave,
diserang lagi oleh antibiotik, dan (4) Ofloxacine, Cefadroxil, Sulphamethoxazole,
mengembangkan jalur alternatif yang tidak Zeprozoine, Tetracycline, Cefuroxime,
dapat diserang lagi oleh antibiotik. Tentunya Sulfonamides, Ceftriaxone, Cefuroxime,
berbagai mekanisme resistensi tersebut tidak Ciprofloxacine, Co-trimoxazol, Norflaxacine,
akan berjalan tanpa adanya sistem pengatur atau Zoltrimetropin dan Netilmiein.
pengendali. Sistem tersebut dikoordinasikan
oleh gen resistensi, yang terdapat dalam
plasmid dan kromosom bakteri (Halim, 2003). Daftar Pustaka
Plasmid merupakan pembawa sifat
resistensi yang sangat efektif, karena dapat 1. Ariefianti. 2008. Gambaran Resistensi
berpindah ke sel lain maupun species lain, serta Isolat Escherichia coli Dari Pus Pasien
dapat bereplikasi (memperbanyak diri) dengan Infeksi Pasca Operasi Terhadap 10
cepat. Banyak plasmid semacam ini yang dapat Antibiotik Yang Diperiksa Di UPTD Balai
masuk ke species bakteri lain dan menyebabkan Laboratorium Kesehatan Provinsi
resistensi terhadap jenis antibiotik yang belum Lampung. Poltekkes. Jurusan Analis
pernah dikenalnya. Melalui cara inilah sebagian Kesehatan Tanjungkarang. 30 halaman
besar penyebaran sifat resistensi berlangsung.
Gen resisten juga dapat berasal dari 2. BPOM RI. 2008. Pengujian Mikrobiologi
kromosom. Gen resistensi dalam kromosom Pangan. Jakarta Pusat. InfoPOM.
dapat terbentuk sebagai akibat perubahan
bagian tertentu dalam DNA, yang dapat terjadi 3. Halim, H.2003. Resistensi Bakteri
secara spontan maupun dipicu oleh faktor luar terhadap Antibiotik. Media Komunikasi
(adanya radiasi sinar x dan ultaviolet, zat kimia Universitas Sriwijaya.
seperti antibiotik, serta masuknya plasmid yang http://warta.ubaya.ac.id/index.asp
membawa gen resitensi ke dalam sel bakteri).
Faktor plasmid ini merupakan penyebab paling 4. Jawetz, Melnick, Adelberg. 2005.
umum dari pembentukkan gen resistensi dalam Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Buku
kromosom an terutama berperan dalm Kedokteran EGC
munculnya fenomena multidrug resisten yaitu
resisten beberapa plasmid dan bakteri lain, yang 5. Jayami, Trilia. 2008. Gambaran Resistensi
membawa gen-gen resisten terhadap berbagai Isolat Klebsiella sp. Penyebab Infeksi
macam antibiotik. Dalam hal ini pun, resistensi Pasca Operasi Terhadap Antibiotik Yang
merupakan akibat dari perubahan pada gen Diperiksa Di UPTD Balai Laboratorium
yang sudah ada, dan bukan pembentukkan gen Kesehatan Provinsi Lampung. Poltekkes.
yang sama sekali baru. Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
Menurut Halim (2003), dalam beberapa Tanjungkarang. 27 halaman.
kasus, bakteri hanya mensintesis enzim
pemisah atau pompa jika ada antibiotik. Tetapi 6. Huda, M. 2004. Pola Kepekaan Isolat
hal ini tidak berarti bahwa gen resisten yang Escherichia coli dari penderita Diare di
mengatur pembentukan enzim tersebut ikut Yogyakarta dan Analisa Faktor
hilang. Gen tersebut tetap ada dalam bakteri, Resistensinya.
tetapi tidak bekerja karena lingkungan di sekitar
bakteri tersebut tidak mengandung antibiotik. 7. Katharina, P. 2012. Hubungan
Demikian pula gen tersebut telah ada sebelum Penggunaan Antibiotik Terhadap
bakteri tersebut terpapar antibiotik, bukan Resistensi Bateri Penyebab Infeksi
dibentuk sebagai respon terhadap adanya Saluran Kemih di RSUD Dr. H. Abdul
antibiotik. Moeloek Provinsi Lampung. Poltekkes.
Simpulan dari penelitian ini adalah Jurusan Analis Kesehatan Tanjung
Bakteri Gram Negatif yang resisten terhadap Karang. 41halaman.
antibiotik adalah bakteri Enterobacter,
Klebsiella sp, Pseudomonas sp, Escherichia
coli, Proteus sp, Alcomonas aligenes,

502 Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016


Misbahul Huda : Resistensi Bakteri Gram Negatif Terhadap Antibiotik Di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung

8. Pelczar J ,Michael. 2005. Dasar-dasar


Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press. 998
Halaman

9. Gupte, S. MD. 1990. Mikrobiologi Dasar


Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara.
456 halaman

10. Setiabudy, Rianto. 2012. Farmakologi dan


Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI. 896 Halaman

Jurnal Analis Kesehatan : Volume 5, No. 1 Maret 2016 503

Anda mungkin juga menyukai