Anda di halaman 1dari 12

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(revisi berdasarkan permendikbud no.22 tahun2016)

A. Satuan Pendidikan : SMA Negeri 7 Banda Aceh


B. Mata Pelajaran : Kimia
C. Kelas/Semester : X/ 1
D. Materi Pokok : Konfigurasi elektron dan diagram orbital
E. Alokasi Waktu : 6 x 45 Menit
F. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi dari suatu atom
yang diketahui dengan teliti dan benar.
2. Siswa dapat menggambarkan diagram orbital suatu unsur berdasarkan konfigurasi
elektronnya dengan jelas.
3. Siswa dapat menentukan letak unsur dalam periodik dengan konfigurasi electron.
4. Caranya: rumuskan indikator dahulu, setelah itu rangkumkan indikator menjadi
satu tujuan atau beberapa tujuaan

G. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi :

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3 Menjelaskan konfigurasi 1. menentukan konfigurasi elektron dan elektron
elektron dan pola konfigurasi valensi dari suatu atom.
elektron terluar untuk setiap 2. menentukan konfigurasi elektron dan diagram
golongan dalam tabel periodik orbital berdasarkan prinsip Aufbau, aturan
hand dan larangan pauli.
3. menentukan letak unsur dalam tabel priodik
dengan konfigurasi elektron
4.3 Menentukan letak suatu unsur 1. Menuliskan konfigurasi elektron menggunakan
dalam tabel periodik dan sifat- prinsip Aufbau, aturan Hund dan asas larangan
sifatnya berdasarkan Pauli.
konfigurasi elektron 2. Menghubungkan konfigurasi elektron suatu
unsur dengan letaknya dalam sistem periodik
unsur.

H. Materi Pembelajaran :
a. Fakta:
 Partikel-partikel penyusun atom
 Sistem periodik unsur
b. Konsep:
 Nomor atom dan nomor massa
c. Prinsip:
 Aturan Aufbau

 Larangan Pauli (Eksklusi Pauli)


 Aturan Hund
d. Prosedural:
 Konfigurasi elektron

I. Metode Pembelajaran :1. Model : model kartu (Make and match)


.2. Pendekatan : Saintifik
3.Metode : Diskusi, tanya jawab, latihan soal

J. Media Pembelajaran
1. Media : gambar (cetak) dan elektronik, rujukan
2. Alat/Bahan : LCD, Lembar Kerja Siswa, dan lembar penilaian.

K. Sumber Belajar :
1. Setyawati.A.A.2009. Kimia untuk Kelas XI SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
2. Rahayu, I. 2009, Praktis Belajar Kimia.jakarta: pusat perbukuan departemen
pendidikan Nasional

Langkah-langkah Pembelajaran :

1. Pertemuan pertama (3 x 45 menit), menentukan konfigurasi elektron dari suatu atom


dan diagram orbital berdasarkan prinsip Aufbau, aturan hand dan larangan pauli.

ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan a. Mempersiapkan peserta didik 15 menit
b. Guru menciptakan suasana kelas
yang religius dengan memberi salam pembuka, berdoa
bersama siswa sebelum melakukan pelajaran, serta
mengecek kehadiran siswa
c. Membuka pembelajaran yang akan
berlangsung, yaitu tentang konfigurasi elektron dan
diagram orbital berdasarkan prinsip Aufbau, aturan
hand dan larangan pauli dengan memberikan
pertanyaan: (apersepsi)
d. Pemusatan perhatian siswa (motivasi)
dengan menginformasikan materi yang akan dipelajari
dengan menyampaikan pernyataan tentang konfigurasi
elektron.
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai.
Inti Mengamati 105 menit
a. Menyampaikan materi secara umum mengenai
penulisan konfigurasi elektron periodik unsur.
b. Menyampaikan materi secara umum mengenai
penulisan diagram orbital.
c. Siswa mengamati hubungan konfigurasi elektron
dengan letak unsur dalam tabel periodik serta diagram
orbital berdasarkan prinsip Aufbau, aturan hand dan
larangan pauli.
Menanya
d. Mengajukan pertanyaan yang akan merangsang siswa
misalnya :
1. Bagaimana hubungan konfigurasi elektron
dengan letak unsur dalam tabel periodik ?
2. Tuliskan diagram orbital berdasarka
konfogurasi elektron !
e. Siswa melakukan Tanya jawab sehubungan dengan
masalah dari ditayangkan gambar, agar dapat
membahas tugas yang ada di dalam LKS.

Pengumpulan Data
f. Guru mengenalkan pada siswa mengenai konfigurasi
elektron dari suatu atom dan diagram orbital.
g. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
h. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang
bertuliskan soal/jawaban.
Mengasosiasikan
i. Setiap individu menentukan diagram orbital
berdasarkan konfigurasi elektron atom.
j. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang
dipegang.
k. Menyimpulkan bahwa diagram orbital ditentukan oleh
konfigurasi elektron berdasarkan prinsip Aufbau,
aturan Hund dan asas larangan Pauli.
l. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok
dengan kartunya.

Mengkomunikasikan
m. Mempresentasikan hasil yang didapat.

Penutup a. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan 15 menit


terhadap materi pelajaran.
b. Memberikan penghargaan kepada individu yang
memiliki kinerja terbaik
c. Guru memberikan tugas untuk pertemuan selanjutnya
d. Pemberian informasi tentang materi untuk pertemuan
berikutnya.
e. Melaksanakan evaluasi

2. Pertemuan kedua (3 x 45 menit), menentukan letak unsur dalam tabel periodik dengan
konfigurasi elektron

ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan a. Mempersiapkan peserta didik 15 menit
b. Guru menciptakan suasana kelas
yang religius dengan memberi salam pembuka, berdoa
bersama siswa sebelum melakukan pelajaran, serta
mengecek kehadiran siswa
c. Membuka pembelajaran yang akan
berlangsung, yaitu tentang diagram orbital dengan
memberikan pertanyaan: (apersepsi)
d. Pemusatan perhatian siswa (motivasi)
dengan menginformasikan materi yang akan dipelajari
dengan menyampaikan pernyataan tentang diagram
orbital.
e. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai.
Inti Mengamati 105 menit
a. Menyampaikan materi secara umum mengenai penulis
an letak unsur dalam tabel periodik dengan konfigurasi
lektron.
b. Siswa mengamati letak unsur dalam tabel periodik.
Menanya
c. Mengajukan pertanyaan yang akan merangsang siswa
misalnya :
1. Bagaimana cara mengetahui letak suatu unsur
dalam tabel periodik dengan konfigurasi elektron ?
d. Siswa melakukan Tanya jawab sehubungan dengan
masalah dari ditayangkan gambar dan hasil kajian yang
telah diamati, agar dapat membahas tugas yang ada di
dalam LKS.

Pengumpulan Data
e. Guru mengenalkan pada siswa mengenai unsur dalam
tabel periodik.
f. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
g. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang
bertuliskan soal/jawaban.
Mengasosiasikan
h. Setiap individu menentukan unsur dalam tabel periodik
berdasarkan konfigurasi elektron.
i. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang
dipegang.
j. Menyimpulkan bahwa golongan dan periode unsur
ditentukan oleh nomor atom dan konfigurasi elektron
dalm tabel periodik.
k. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok
dengan kartunya.
Mengkomunikasikan
l. Mempresentasikan hasil yang didapat.

Penutup a. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan 15 menit


terhadap materi pelajaran.
b. Memberikan penghargaan kepada individu yang
memiliki kinerja terbaik
c. Guru memberikan tugas untuk pertemuan selanjutnya
d. Pemberian informasi tentang materi untuk pertemuan
berikutnya.
Melaksanakan evaluas

L. Penilaian Hasil Pembelajaran :

1.Jenis /teknik penilaian: observasi, tes tertulis


2. bentuk instrument: sikap, uraian,
3. Instrumen
Tugas PR

1. Jelaskan azas-azas dari aturan Aufbau, aturan hand dan larangan pauli....!

2. Tentukanlah kulit valensi dan jumlah elektron valensi unjusr – unsur berikut.
a. Na (Z=11)
b. Cl (Z=17)
3. Susunlah konfigurasi elektron dan tentukan keempat bilangan kuantum untuk elektron
terakhir dari atom:
a. 9F

b. 27Co

penyelesaian :

1). 1. Prinsip Aufbau

“Elektron-elektron dalam suatu atom berusaha untuk menempati subkulit – subkulit yang
berenergi rendah, kemudian baru ke tingkat energi yang lebih tinggi”. Dengan demikian, atom
berada pada tingkat energi minimum.

2. Larangan Pauli
Pada tahun 1928, Wolfgang Pauli (1900 – 1958) mengemukakan bahwa :
“Tidak ada dua elektron dalam satu atom yang boleh mempunyai keempat bilangan kuantum
yang sama. Dua elektron yang mempunyai bilangan kuantum utama, azimuth, dan magnetik
yang sama dalam satu orbital, harus mempunyai spin yang berbeda”. Kedua elektron tersebut
berpasangan.

3. Kaidah Hund
Dalam kaidah Hund, dikemukakan oleh Friedrich Hund (1894 – 1968) pada tahun 1930,
disebutkan bahwa :
“Pengisian elektron pada orbital – orbital yang tingkat energinya sama, elektron tidak
berpasangan terlebih dahulu sebelum orbital – orbital lainnya masing – masing terisi satu
elektron”.

2). Kulit valensi unusr golongna utama : ns dan np


Kulit valensi unusr transisi : (n-1)d dan ns
a. Na (Z=11)
Konfigurasi elektron Na (Z=11) : 1s2 2s2 2p6 3s1 atau [Ne] 3s1
Kulit valensi : 3s
Jumlah elektron valensi = 1
b. Cl (Z=17)
Konfigurasi elektron Cl (Z=17) : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 atau [Ne] 3s2 3p5
Kulit valensi : 3s dan 3p
Jumlah elektron valensi : 2 + 5 = 7

3). a. Konfigurasi elektron 9F : 1s2 2s2 2p5


Elektron terakhir terletak pada 2p5

n=2 m=0
l=1 s = -1/2

b. Konfigurasi elektron 27Co : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d7

n=3 m=-1
l=2 s = -1/2

Uraian Materi
Dalam penulisan konfigurasi elektron dan diagram orbital perlu berlandaskan pada tiga
prinsip utama yaitu prinsip aufbau, aturan Hund dan aturan penuh setengah penuh.

A. Azas Aufbau
Azas Aufbau menyatakan bahwa :“Pengisian elektron dimulai dari subkulit yang
berenergi paling rendah dilanjutkan pada subkulit yang lebih tinggi energinya”. Dalam setiap sub
kulit mempunyai batasan elektron yang dapat diisikan yakni :

Subkulit s maksimal berisi 2 elektron


Subkulit p maksimal berisi 6 elektron
Subkulit d maksimal berisi 10 elektron
Subkulit f maksimal berisi 14 elektron

Berdasarkan ketentuan tersebut maka urutan pengisian (kofigurasi) elektron mengikuti tanda
panah pada gambar berikut!

Berdasarkan diagram di atas dapat disusun urutan konfigurasi elektron sebagai berikut :

1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 …. dan seterusnya

Keterangan :
Jumlah elektron yang ditulis dalam konfigurasi elektron merupakan jumlah elektron
maksimal dari subkulit tersebut kecuali pada bagian terakhirnya yang ditulis adalah elektron
sisanya. Perhatikan contoh di bawah ini :

Jumlah elektron Sc adalah 21 elekron kemudian elektron-elektron tersebut kita isikan


dalam konfigurasi elektron berdasarkan prinsip aufbau di atas. Coba kalian perhatikan, ternyata
tidak selalu kulit yang lebih rendah ditulis terlebih dahulu (4s ditulis dahulu dari 3d). Hal ini
karena semakin besar nomor kulitnya maka selisih energi dengan kulit di atasnya semakin kecil
sementara jumlah sub kulitnya semakin banyak sehingga terjadi tumpang tindih urutan energi
sub kulitnya. Untuk mempermudah penilisan tingkatenerginya digunakan prinsip aufbau di atas.
Untuk keteraturan penulisan, 3d boleh ditulis terlebih dahulu dari 4s namun pengisian
elektronnya tetap mengacu pada prinsip aufbau. hal ini terkesan remeh tapi penting, jadi bila
kalian disuruh menuliskan bilangan kuantum dari elektron terakhir dari Sc maka elektron
tersebut terletak pada sub kulit 3d bukan 4s, walau dalam penulisan terakhir sendiri adalah sub
kulit 4s cirinya pada sub kulit 3d tidak terisi penuh elektron sedangkan sub kulit 4s nya terisi
penuh.

Penulisan konfigurasi elektron dapat disingkat dengan penulisan atom dari golongan gas
mulia yaitu : He (2 elektron), Ne (10 elektron), Ar (18 elektron), Kr (36 elektron), Xe (54
elektron) dan Rn ( 86 elektron). Hal ini karena pada konfigurasi elektron gas mulia setiap sub
kulitnya terisi elektron secara penuh.

Skema yang digunakan untuk memudahkan penyingkatan sebagai berikut :


Contoh penyingkatan konfigurasi elektron :

Konfigurasi elektron dalam atom selain diungkapkan dengan diagram curah hujan,
seringkali diungkapkan dalam diagram orbital. Ungkapan yang kedua akan bermanfaat dalam
menentukan bentuk molekul dan teori hibridisasi.
Yang harus diperhatikan dalam pembuatan diagram orbital :
1. Orbital-orbital dilambangkan dengan kotak
2. Elektron dilambangkan sebagai tanda panah dalam kotak
3. Banyaknya kotak ditentukan berdasarkan bilangan kuantum magnetik, yaitu:

4. Untuk orbital-orbital yang berenergi sama dilambangkan dengan sekelompok kotak yang
bersisian, sedangkan orbital dengan tingkat energi berbeda digambarkan dengan kotak
yang terpisah.
5. Satu kotak orbital berisi 2 elektron, satu tanda panah mengarah ke atas dan satu lagi
mengarah ke bawah. Pengisan elektron dalam kotak-kotak orbital menggunakan aturan
Hund.

B. Aturan Hund
Friedrich Hund (1927), seorang ahli fisika dari Jerman mengemukakan aturan pengisian
elektron pada orbital yaitu :
“orbital-orbital dengan energi yang sama, masing-masing diisi lebih dulu oleh satu elektron arah
(spin) yang sama dahulu kemudian elektron akan memasuki orbital-orbital secara urut dengan
arah (spin) berlawanan atau dengan kata lain dalam subkulit yang sama semua orbital masing-
masing terisi satu elektron terlebih dengan arah panah yang sama kemudian sisa elektronnya
baru diisikan sebagai elektron pasangannya dengan arah panah sebaliknya”.
Coba perhatikan contoh diagram elektron di bawah ini, khususnya pada bagian akhirnya :

Pada pengisian diagram orbital unsur S pada konfigurasi 3p4, 3 elektron diisikan terlebih
dahulu dengan gambar tanda panah ke atas baru sisanya 1 elektron digambar dengan tanda panah
ke bawah.

D. Larangan Pauli
Pada tahun 1928, Wolfgang Pauli (1900-1958) mengemukakan bahwa tidak ada dua
elektron dalam satu atom yang boleh mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Orbital
yang sama akan mempunyai bilangan kuantum n, l, m yang sama. Dengan demikian, yang dapat
membedakan hanya bilangan kuantum spin (s). Setiap orbital hanya dapat berisi 2 elektron
dengan spin (arah putar) yang berlawanan.

Dengan adanya larangan Pauli ini, maka elektron yang dapat menempati suatu subkulit
terbatas hanya dua kali dari jumlah orbitalnya. Jumlah maksimum elektron adalah sebagai
berikut :

Subkulit s maksimum isi 2 elektron


Subkulit p maksimum isi 6 elektron
Subkulit d maksimum isi 10 elektron
Subkulit f maksimum isi 14 elektron
Menyetujui, Banda Aceh, 7 januari 2017
Kepala Sekolah Guru Mata Kuliah

( Dra. Latifah Hanum M.pd ) (Rahmasari)


NIP : NIM : 140208043

Anda mungkin juga menyukai