Anda di halaman 1dari 26

MATERIKULASI

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Disusun Oleh :

Nama : Verawati Febriani L.T

NIM : 08031381924097

Kelas : Kimia C

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019/2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.... ..................................................................................................................... 2

BAB I Besaran Panjang........................................................................................................ 3

BAB 2 Besaran Massa.. ........................................................................................................ 11

BAB 3 Besaran Waktu.. ........................................................................................................ 16

BAB 4 Mikroskop......... ........................................................................................................ 21

BAB 5 Perbedaan Besaran Panjang, Massa, dan Waktu... .................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA... ........................................................................................................ 26

2
BAB 1

BESARAN PANJANG

Pengukuran besaran panjang bisa dilakukan dengan menggunakan mistar, jangka sorong, atau
mikrometer sekrup. Alat ukur tersebut memiliki nilai ketelitian yang berbeda-beda. Nilai ketelitian
adalah nilai terkecil yang masih dapat diukur.

A. Mistar
a. Pengertian Mistar
Mistar adalah salah satu alat ukur besaran panjang yang memiliki nilai satuan
terkecil (NST) yaitu sebesar 1mm atau 0,1 cm. Hal ini berarti ketepatan pengukuran sebuah
mistar ukur adalah 1 mm atau 0,1 cm. Mistar umumnya berbentuk persegi panjang tipis
yang terbuat dari logam atau plastik. Panjang sebuah mistar bervariasi dari 30 cm, 40 cm,
50 cm, dan 100 cm. Kelemahan dari sebuah mistar ukur selain ketepatan yang rendah juga
memungkinkan munculnya kesalahan paralaks bila dugunakan untuk mengukur benda yang
kurang datar. Misalnya mengukur diameter bola di mana mistar ditaruh diantara bola dan
mata maka harga yang didapat terlalu kecil dan bila mistar ditaruh dibelakang bola didapat
hasil terlalu besar dari ukuran sebenarnya.

Gambar 1. Mistar atau penggaris

b. Fungsi Mistar
Mistar selain berfungsi untuk mengukur panjang/lebar suatu benda juga dapat digunakan
untuk menggambar suatu garis.

3
c. Bagian-bagian Mistar

Gambar 2. Bagian mistar

Mistar memiliki bagian-bagian antara lain :

1. Skala, mistar memiliki 2 skala, satu dalam cm dan yang lainnya dalam inci

2. Angka, bagian ini berfungsi untuk menunjukkan hasil pengukuran

3. Satuan, bertujuan untuk mengingatkan tentang satuan dari mistar.

d. Cara Menggunakan Mistar

1. Pilihlah mistar yang bagus, yaitu yang tidak bengkok/patah, skalanya masih terlihat jelas,
memiliki ujung mistar yang rata. Biasanya mistar dari logam lebih baik daripada mistar yang
dari plastik.

2. Impitkanlah titik nol mistar pada ujung benda yang akan diukur. Buatlah ujung benda
menyentuh tepat pada titik nol mistar.

3. Tempelkan mistar pada benda yang akan diukur. Usahakan mistar posisi tegak tegak
lurus.Kemudian, bacalah skala yang berimpit dengan ujung lain benda yang akan diukur.

4. Jika ujung lain benda tidak tepat berimpit dengan skala mistar maka lakukan pembulatan ke
skala atas atau bawah.

5. Agar lebih memastikan hasil pengukuran, diperlukan pengukuran benda secara berulang-
ulang. Lalu, ambil rata-ratanya.

4
e. Contoh Soal

Gambar 3. Contoh Soal Pengukuran Mistar

B. Jangka Sorong
a. Pengertian Jangka Sorong

Jangka Sorong atau vernier caliper merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
besaran panjang yang terdiri atas rahang tetap yang memiliki skala utama dan rahang
geser yang memiliki skala nonius. Alat ini memiliki tingkat ketelitian sampai dengan
0,01 mm dan dapat mengukur panjang benda sampai 20 cm.

b. Fungsi Jangka Sorong

Jangka sorong berfungsi sebagai berikut :

1. Untuk mengukur ketebalan suatu benda yang berukuran kecil atau tipis, seperti seng,
plat aluminium dan sebagainya.

2. Untuk mengukur diameter luar suatu benda yang berbentuk bulat atau lingkaran,
seperti kelereng, uang koin dan sebagainya.

3. Untuk mengukur diameter dalam suatu benda yang berbentuk lingkaran berongga,
seperti cincin, gelang dan sebagainya.

4. Untuk mengukur kedalaman suatu benda yang berbentuk tabung, seperti botol, gelas
dan sebaginya.

5
c. Bagian-bagian Jangka Sorong

Gambar 4. Jangka Sorong

Berikut ini bagian-bagian dari jangka sorong :

1. Rahang dalam, berfungsi mengukur sisi bagian luar benda. Rahang ini terdiri atas rahang
geser serta rahang tetap.

2. Rahang luar, berfungsi mengukur sisi bagian dalam benda. Rahang ini terdiri atas rahang
geser serta rahang tetap.

3. Depth probe, berfungsi mengukur kedalaman benda.

4. Skala utama (cm), di skala utama jangka sorong terdapat angka nol sampai tujuh belas cm
dan pada bagian garis-garis yang pendeknya atau di sisinya berjumlah empat satuannya adalah
mm, serta garis kelima atau garis yang lebih pendek dari (cm) dan lebih panjang dari mm)
adalah meunjukan setengahnya seperti, 1,5, 2,5, 3,5 dst.Sepuluh skala utama memiliki panjang
satu cm sehingga dua sekala utama yang berdekatan berukuran 0,1 cm atau sama dengan 1 mm.

5. Skala utama (dalam inchi), pada skala ini angka 0 - 6 menunjukan skala dalam inchi
sedangkan garis - garis yang lebih pendeknya dalam fraksi.

6. Skala nonius (dalam 1/10 mm), pada jangka sorong di atas, untuk setiap garis skala
menunjukan 1/10 mm. Tetapi ada juga yang memiliki skala 1/20, dll. Sepuluh skala nonius
memiliki panjang 9 mm, sehingga jarak dua skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,9
mm. Dengan demikian, perbedaan satu skala utama dan satu skala nonius adalah 1 mm - 0,9
mm = 0, 1 mm atau 0,01 cm.

7. Skala Nonius (untuk inchi), menunjukan skala pengukuran fraksi dari inchi.

6
8. Pengunci, digunakan untuk menahan bagian - bagian yang bergerak ketika pengukuran
seperti rahang atau Depth probe.

d. Cara Menggunakan Jangka Sorong


1. Ketika rahang pada jangka ditutup, pastikan angka nol skala nonius dapat berimpit dengan
angka nol skala utama
2. Kemudian, geser rahang jangka sorong hingga menempel pada benda yang akan diukur,
baik dimater luar maupun diameter dalam. Usahakan benda tidak dijepit terlalu rapat tetapi
cukup menyentuh rahang. Setelah itu, putar sekrup untuk menahan rahang agar tidak
bergeser.
3. Lalu, baca posisi skala utama dan skala nonius.
4. Untuk lebih memastikan hasil pengukuran, lakukanlah pengukuran secara berulang-ulang.
Kemudian ambil rata-ratanya.

e. Contoh Soal

Seorang siswa mengukur diameter sebuah kelerang menggunakan jangka sorong seperti terlihat
pada gambar berikut.

Diameter kelerang tersebut adalah skala utama + skala nonius = 4,10 + 0,07 = 4,17

C. Mikrometer sekrup
a. Pengertian Mikrometer sekrup

Mikrometer sekrup adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengukur suatu benda yang
berukuran kecil. Mikrometer Sekrup atau micrometer screw gauge adalah alat yang biasa
digunakan untuk mengukur besaran panjang yang terdiri atas poros tetap yang berperan sebagai
skala utama dan poros putar yang berperan sebagai skala nonius. Tingkat ketelitian mikrometer

7
sekrup ini mencapai 0,01 mm dan mampu mengukur ketebalan atau diameter benda yang sangat
kecil dengan presisi dengan batas maksimal panjang benda 25 mm.

b. Fungsi Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup memiliki 4 fungsi, yaitu:

1. Untuk mengukur ketebalan suatu benda yang sangat tipis seperti lempeng baja, aluminium
bahkan kertas

2. Untuk mengukur diameter luar suatu benda yang sangat kecil seperti diameter bantalan
peluru, kabel, kawat dan sebagainya.

3. Untuk mengukur garis tengah lubang pada suatu benda yang cukup kecil.

4. Untuk mengukur kedalaman suatu lubang yang cukup kecil seperti lubang pada pipa dan
sebagainya.

c. Bagian-bagian Mikrometer Sekrup

Gambar 5. Bagian-bagian Mikrometer Sekrup

Bagian-bagian mikrometer sekrup beserta fungsinya adalah sebagai berikut:


1. Frame (bingkai)
Frame ini menyerupai bentuk huruf C atau U. Frame ini terbuat dari bahan logam tahan
panas dengan desain yang cukup tebal dan kuat yang bertujuan untuk meminimalisir
terjadinya pemuaian panjang yang bisa mengganggu proses pengukuran. Selain itu, frame

8
ini juga dilapisi dengan lapisan plastik guna menghindari terjadinya transfer panas dari
tangan pengukur terhadap logam saat pengukuran
2. Anvil (poros tetap)
Poros tetap berfungsi sebagai penahan saat sebuah benda akan diukur.
3. Spindle (poros gerak)
Poros gerak merupakan sebuah silinder logam yang dapat digerakkan maju-mundur,
menjauh atau mendekati poros tetap.
4. Lock Nut (pengunci)
Pengunci berfungsi untuk menahan poros gerak agar tidak bergerak saat proses pengukuran
suatu benda.
5. Sleeve
Merupakan batang logam tempat letaknya skala utama (dalam satuan mm).
6. Thimble
Merupakan batang logam yang dapat diputar, berukuran lebih besar dari sleeve dan
merupakan tempat letaknya skala nonius atau skala putar (dalam satuan mm).
7. Ratchet
Berfungsi untuk mengencangkan poros gerak jika sudah menyentuh benda dengan cara
diputar searah jarum jam sampai terdengar suatu bunyi ketukan logam (tik). Untuk
memastikan ujung poros gerak telah menempel sempurna dengan benda maka ratchet dapat
diputar sebanyak 2-3 putaran.

d. Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup


1. Tempatkanlah benda yang hendak diukur diantara landasan dan poros. Setelah itu, putar
bidal secara perlahan hingga tertekan.Namun tekanan poros jangan berlebihan karena akan
mengakibatkan benda dan alat rusak hingga pengukuran tidak teliti lagi.
2. Lalu, putarlah roda bergigi secara perlahan sampai terdengar suara “klik” 3 kali
3. Untuk memastikan poros tidak akan bergeser, putarlah kunci untuk menahannya.
4. Kemudian, bacalah skala utama terlebih dahulu
5. Setelah itu, bacalah skala bidal dan kalikan hasil skala tersebut dengan 0,01
6. Setelah dikalikan, tambahkan hasil kali tersebut dengan skala utama tadi.

e. Contoh Soal
1. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer sekrup seperti gambar dibawah ini

9
Tebal pelat logam tersebut adalah...
Skala utama = 4,5 mm
Skala putar = 0,46 mm
Total, skala utama + skala putar = 4,96 mm

10
BAB 2

BESARAN MASSA

Dalam Fisika, massa dan berat adalah besaran-besaran fisika yang berbeda. Oleh karena itu,
massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda dengan satuan SI-nya adalah
kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialami benda akibat gaya tarik bumi
pada benda tersebut dengan satuan SI-nya newton (N). Untuk mengukur massa benda dapat
digunakan neraca atau timbangan.

A. Neraca Ohauss 4 Lengan

Gambar 6. Neraca Ohauss 4 lengan

a. Pengertian Neraca Ohauss 4 Lengan

Neraca Ohaus merupakan salah satu alat ukur besaran massa. Neraca Ohauss biasa digunakan
untuk menimbang massa suatu benda dalam praktik laboratorium. Neraca Ohaus sering
digunakan dalam pengukuran laboratorium karena alat ini memiliki tingkat ketelitian yang
cukup tinggi yaitu mencapai 1/100 gram atau 0,01 gram. Neraca ohauss empat lengan memiliki
bentuk hampir sama dengan neraca ohauss lainnya hanya saja pada neraca empat lengan terdiri
dari empat lengan pengukur dengan ketelitian mencapai seperseratus gram. Neraca empat
lengan umumnya terbuat dari besi, alumunuim, atau metaloid.

11
b. Fungsi Neraca Ohauss

Neraca ini berfungsi untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium.
Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas
ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.

c. Bagian-Bagian Neraca Ohauss


1. Tombol kalibrasi, merupakan sebuah sekrup atau knop yang digunakan mengkalibrasi
neraca ketika neraca akan digunakan.
2. Tempat beban, merupakan sebuah piringan logam yang digunakan untuk meletakkan benda
yang akan diukur massanya.
3. Pemberat (anting), merupakan sebuah logam yang menggantung pada lengan yang
berfungsi sebagai penunjuk hasil pengukuran. Pemberat dapat digeser-geser dan setiap
lengan neraca memilikinya.
4. Lengan Neraca, merupakan plat logam yang terdiri atas skala dengan ukuran tertentu.
Jumlah lengan pada neraca bisa 2, 3 atau 4 bergantung jenisnya. Masing-masing lengan
menunjukkan skala dengan satuan yang berbeda.
5. Garis kesetimbangan (titik nol), digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan pada
proses penimbangan atau pengukuran massa benda.

d. Cara Menggunakan Neraca Ohauss


1. Melakukan kalibrasi pada neraca ohaus sesuai dengan cara yang telah dijelaskan di atas.
2. Letakkanlah benda yang akan diukur massanya di atas tempat beban.
3. Geserlah pemberat, dimulai dari pemberat pada lengan neraca yang memiliki skala terbesar
sampai garis kesetimbangan tercapai.
4. Jika garis kesetimbangan belum tercapai, geserlah pemberat pada lengan yang
menunjukkan skala lebih kecil sampai yang terkecil hingga garis kesetimbangan tercapai.
5. Jika garis kesetimbangan sudah tercapai, mulailah membaca hasil pengukuran.

12
e. Contoh Soal

Gambar 7. Contoh Soal Pengukuran Neraca Ohauss 4 Lengan

B. Neraca Analitik

Gambar 8. Neraca Analitik

a. Pengertian Neraca Analitik

Neraca Analitik atau disebut juga timbangan analitik merupakan sebuah alat laboratorium yang
digunakan untuk mengukur massa suatu zat, baik zat berbentuk padat maupun cair. Neraca

13
Analitik sangat mudah ditemukan setiap laboratorium, karena fungsi dan kegunaannya yang
sangat penting. Ketelitian sebuah neraca analitik bisa mencapai hingga 0,0001 gram.

b. Fungsi Neraca analitik

Fungsi dari neraca analitik adalah untuk mengukur massa suatu zat. Zat yang bisa di ukur
massanya bisa berupa zat padat maupun cair. Sebagian besar peneliti menggunakan neraca
analitik untuk mengukur massa zat dengan ketelitian yang sangat tinggi. Beberapa neraca
analitik bahkan memiliki fungsi yang sudah sangat lengkap. Bukan hanya menghitung massa
suatu zat, tapi juga membuat persentase massa zat terhadap zat lainnya.

c. Bagian-bagian Neraca Analitik


1. Electromagnetic force restoration merupakan fitur neraca analitik berbasis coil
magnetic permanen untuk tingkat akurasi pengukuran yang tinggi.
2. Internal Database Storing sistem, dimana data pengukuran hasil timbang tersimpan
dalam database.
3. Touch Screen Display untuk mempermudah penggunaan user interface.
4. Waterpass untuk memastikan neraca analitik dalam posisi yang benar.
5. RS232 Data Interface untuk menghubungkan neraca analitik dengan komputer atau
printer

d. Cara Menggunakan Neraca Analitik


1. Jika anda menggunakan timbangan analitik di laboratorium, duduklah dengan nyaman dan
posisikan timbangan analitik dalam jangkauan anda.
2. Amati timbangan analitik yang akan anda gunakan, karena mungkin saja ada belum terbiasa
menggunakan timbangan analitik yang baru.
3. Nyalakan timbangan analitik dengan menekan tombol power. Jika tidak bisa menyala,
mungkin anda lupa mencolokan power supply ke listrik. Cek terlebih dahulu, apakah power
supply timbangan analitik sudah disambungkan ke sumber daya.
4. Setelah timbangan analitik menyala, tunggu hingga posisi angka menjadi stabil(nol). Pada
beberapa kasus, timbangan analitik tidak menunjukan angka nol, maka setting menjadi nol
kembali dengan melihat buku panduan.

14
5. Bersiap menimbang. Jika anda menggunakan timbangan analitik dengan pelindung, buka
terlebih dahulu pintu pelindung sebelum menempatkan material pada piringan.
6. Tempatkan material pada piringan timbangan analitik secara hati-hati, tempatkan material
sedikit demi sedikit. Ingat, timbangan analitik anda memiliki batas maksimal. Jangan
menempatkan material melebihi batas atas kapasitas timbangan analitik, karena hal ini
dapat merusak timbangan analitik anda.
7. Setelah menempatkan material pada piringan timbangan analitik, tunggu beberapa saat
hingga angka menjadi stabil. Amati dan catat berapa massa material yang baru saja kita
timbang.
8. Setelah selesai menimbang, ada baiknya ada mengeluarkan zat atau material keluar dari
piigngan timbangan analitik, agar timbangan selalu dalam keadaan kosong jika tidak
digunakan.
9. Bersihkan timbangan analtik menggunakan kuas kecil sebelum anda meninggalkannya.
10. Jika anda menggunakan timbangan analitik dengan penutup, maka tutup pintu pelindung
sebelum meninggalkan timbangan analitik.

15
BAB 3

BESARAN WAKTU

A. Stopwatch
a. Pengertian Stopwatch Analog

Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam
kegiatan.Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai dengan menekan tombol diatas dan
berhenti sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan
menekan tombol diatas yang kedua kali kemudian memasang lagi stopwatch pada nol.

Stopwatch terbagi menjadi 2 antara lain, stopwatch analog dan stopwatch digital.Umumnya
berbentuk lingkaran. Terbuat dari alumunium atau bahan logam. Stopwatch analong
menunjukan waktu dengan jarum penunjuk. Dilengkapi dengan tombol kalibrasi start.

b. Fungsi Stopwatch Analog dan Digital

Stopwatch berfungsi untuk :

1. Menghitung waktu

2. Mengukur lama waktu

3. Membantu berbagai penelitian atau pengamatan yang butuh data waktu.

Gambar 7. Stopwatch Analog

16
c. Bagian-bagian Stopwatch Analog
1. Tombol start / stop, digunakan untuk menjalankan dan menghentikan stopwatch.
2. Tombol riset, digunakan untuk meriset stopwatch ke nol.
3. Jarum besar, yang berfungsi sebagai jarum penunjuk dalam satuan detik
4. Jarum kecil, yang berfungsi sebagai jarum penunjuk satuan menit
5. Lingkaran detik, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari angka 1 sampai
60 dalam satuan detik
6. Lingkaran menit, merupakan lingkaran yang berisi angka-angka mulai dari 5 sampai 30
dalam satuan menit.

d. Cara Menggunakan Stopwatch Analog

1. Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.

2. Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau terkalibrasi.

3. Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu, maka jarum besar pada lingkaran
besar akan berjalan.

4. Satu putaran penuh jarum besar pada lingkaran detik sama dengan 60 detik. Jadi satu kali
putaran penuh jarum besar sama dengan satu menit. Apabila jarum besar sudah berputar satu
kali putaran penuh, maka jarum kecil akan berada pada angka satu pada lingkaran kecil.

5. Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.

6. Membaca hasil pengukuran.

7. Untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan jarum akan
kembali ke nol kemudian ulangi langkah 1 s/d 5.

17
e. Contoh Soal

Gambar 8. Stopwatch Analog

Jawaban, Jarum pendek (menit) menunjukkan posisi 10 dan jarum panjang (detik)
menunjukkan posisi 10. Waktu total sebesar = (10 x 60) detik + 10 detik = 600 detik + 10 detik
= 610 detik.

B. Stopwatch Digital
a. Pengertian Stopwatch Digital

Gambar 9. Stopwatch Digital

Stopwatch digital memiliki layar proyeksi digital yang menampilakan waktu dengan akurat
hingga ke milidetiknya. Stopwatch digital umumnya memiliki lebih banyak tombol kalibrasi
serta memiliki kemampuan memori untuk menyimpan data sementara. Stopwatch digital
merupakan jenis stopwatch yang menggunakan layar/monitor sebagai penunjuk hasil
pengukuran, seperti jam digital dimana berhitungan waktu berdasarkan perhitungan elektronik.

18
b. Bagian-bagian Stopwatch

1. L.C.D

2. 4 digit tampilan waktu menunjukkan menit ("M") dan waktu detik ("S")

3. Timer dapat diprogram maksimum sampai 99 menit, 59 detik dan menghitung mundur

4. Bel alarm output saat waktu menghitung mundur ke nol

5. Timer ini juga dapat berfungsi sebagai memory recall

c. Cara Menggunakan Stopwatch Digital

1. Menyiapkan stopwatch yang digunakan untuk mengukur.

2. Memastikan stopwatch dalam keadaan nol atau dalam keadaan terkalibrasi.

3. Menekan tombol start untuk memulai pengukuran, maka waktu berjalan seperti yang
ditunjukkan angka pada stopwatch digital.

4. Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran.

5. Membaca hasil pengukuran.

6. Unuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol reset dan jarum akan kembali ke nol
kemudian ulangi langkah diatas

d. Contoh Soal

Gambar 10. Stopwatch Digital

19
Cara membacanya adalah angka 7 menyatakan menit, angka 30 menyatakan detik, 14
menyatakan milidetik. Sehingga dibaca 7 menit 30 detik 14 milidetik.

20
BAB 4

MIKROSKOP

a. Pengertian Mikroskop

Gambar 11. Mikroskop

Kata mikroskop sendiri berasal dari bahasa latin yakni “mikro” yang artinya kecil dan kata
“scopein” yang artinya melihat. Jadi, mikroskop diartikan sebagai alat untuk melihat benda
kecil. Benda -benda kecil tersebut dilihat dengan cara diperbesar ukuran bayangan benda
tersebut hingga berkali-kali lipat dari ukuran sebenarnya.

b. Fungsi Mikroskop

Fungsi mikroskop sendiri utamanya adalah untuk melihat serta mengamati objek -objek yang
memiliki ukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat hanya dengan menggunakan mata
telanjang.

Gambar 12. Bagian-bagian Mikroskop

21
c. Bagian-bagian Mikroskop
1. Lensa Objektik

Lensa objektif adalah lensa yang yang letaknya dekat dengan objek yang diamati,
fungsinya adalah memperbesar bayangan benda atau objek pengamatan dengan
perbesaran 10x, 40x atau 100x .

2. Lensa Okuler

Lensa okuler adalah lensa yang letaknya dekat dengan mata pengamat, fungsinya
adalah untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif, dengan
perbesaran benda 5x, 10x atau 12,5 kali.

3. Reflektor (Cermin Pengatur)

Reflektor (cermin pengatur) fungsinya adalah untuk memantulkan cahaya kedalam


diafragma. Bagian yang memiliki 2 sisi (datar dan cekung) ini dapat dilepas dan diganti
dengan sumber cahaya dari lampu. Pada mikroskop model- model baru, cermin sudah
tidak digunakan karena sudah ada sumber cahaya yang terpasang di bagian bawah atau
kaki.

4. Kondensor

Kondensor fungsinya adalah untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dan


memfokuskan cahaya untuk menerangi objek.

5. Tubus (Tabung Mikroskop)

Tabung mikroskop (tubus) fungsinya adalah mengatur fokus dan menjadi penghubung
antara lensa okuler dan lensa objektif mikroskop.

6. Revolver (Pemutar Lensa)

Revolver berfungsi sebagai pemutar lensa

7. Diafragma

Diafragma fungsinya adalah untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk.

8.Penjepit Objek (Klip)

Klip berfungsi untuk menjepit objek.

22
9. Penjepit objek atau klip fungsinya adalah untuk memegang, menahan atau menekan
kaca objek (preparat) agar mudah digerakan saat proses pengamatan.

10. Meja Mikroskop

Meja Mikroskop fungsinya adalah untuk meletakan benda yang akan diteliti.

11.Lengan Mikroskop

Lengan Mikroskop fungsinya adalah sebagai pegangan ketika mikroskop akan


dipindahkan.

12. Kaki Mikroskop

Kaki mikroskop fungsinya adalah untuk menopang mikroskop agar tetap stabil

13. Pemutar Halus dan Pemutar Kasar

Pemutar Halus (Mikrometer) & Pemutar Kasar (Makrometer). Bagian ini terletak pada
lengan mikroskop dan fungsinya adalah untuk mengatur kedudukan lensa objektif
terhadap objek yang akan dilihat. Di mikroskop dengan tabung lurus, Mikrometer dan
Makrometer digunakan untuk menaik turunkan tabung dan lensa objektif. Sedangkan
pada mikroskop tabung miring bagian ini digunakan untuk menaikturunkan meja
preparat.

14. Sendi Inklanasi

Sendi Inklinasi merupakan bagian yang digunakan untuk mengatur derajat kemiringan
mikroskop untuk memudahkan pengamatan.

d. Cara Menggunakan Mikroskop


1. Benda yang diletakkan diatas kaca preparat diletakkan diatas meja benda dan kemudian
lensa okuler mulai diputar perlahan ke perbesaran lemah.
2. Putar bagian makrometer kearah belakang dan geser pemutar lensa. Atur posisi lensa
objektif agar sesuai dengan arah datangnya cahaya. Pengaturan awal bisa dilakukan dengan
perbesaran 10x atau 25x.
3. Naikkan bagian kondensor dan buka bagian diafragma agar vahaya yang masuk terserap
sempurna. Putar cermin secara perlahan dan lakukan pengamatan sampai terlihat ada bagian
gelap terang.

23
4. Putar bagian mikrometer mendekat kearah meja benda dan posisikan lensa objektif cukup
dekat dengan benda preparat. Amati dan ulangi prosedur diatas dengan menambah
perbesaran ke perbesaran yang lebih kuat.

e. Contoh Soal
1. Sebuah mikroskop memiliki dua lensa positif yang terdiri dari lensa okuler dan lensa
objektif yang memiliki perbesaran masing-masing 2 kali dan 3 kali. Jika benda diletakkan
di depan lensa objektif dengan jarak 1,2 cm. Tentukan perbesaran total mikroskop.
Pembahasan : M ob = 2 kali
M ok = 3 kali
Sob = 1,2 cm

Ditanya : Perbesaran total ….?

Jawab : Mtotal = Mob . Mok = 2 x 3 = 6 kali

24
BAB 5

PERBEDAAN BESARAN PANJANG, MASSA, DAN WAKTU

a. Besaran Panjang

Besaran yang pertama dan seringkali digunakan dalam kelompok besaran pokok adalah
panjang. Di dalam ilmu fisika, panjang itu sendiri bisa didefinisikan sebagai jarak dati
satu titik ke titik yang lain dalam 1 ruangan.Besaran panjang ini mempunyai lambang
(l), yaitu length.

Menurut dari Sistem Internasional (SI), besaran panjang mempunyai satuan meter (m).
1 meter itu sama dengan 100 cm.1 meter sendiri diartikan sebagai jarak yang ditempuh
oleh cahaya dalam ruang hampa udara dalam waktu 1/299.792.458 detik.

b. Besaran Massa

Di dalam fisika, massa ini memiliki arti banyaknya jumlah kandungan materi atau zat
dari suatu benda. Besar atau kecil nilai massa yang ada di suatu benda ditentukan oleh
adanya kandungan zat materi yang ada di dalamnya.Untuk satuan Sistem Internasional
(SI), massa dilambangkan dengan (M). Menurut dari satuan Sistem Internasional (SI),
besaran massa memiliki satuan kilogram (kg). 1 kilogram itu sendiri sama dengan 1000
gram.

c. Besaran Waktu

Waktu bisa didefinisikan sebagai awal mula dan akhir dari suatu peristiwa atau suatu
kejadian.Besaran waktu ini memiliki lambang (t), yang berarti time. Menurut dari
satuan Sistem Internasional (SI), besaran waktu memiliki satuan detik atau yang biasa
juga disebut dengan nama sekon (s).

25
DAFTAR PUSTAKA

Al-Faruq, H. 2018. “ Besaran Pokok : Pengertian, Contoh, Satuan dan Alat Ukur “. (Online).
http://www.habibullahurl.com/2018/02/besaran-pokok.html. (Diakses pada tanggal 26 Agustus
2019)

Ardiansyah, F. 2012. “ Neraca Ohauss “. (Online). https://www.scribd.com/doc/88335011/Neraca-


Ohaus. (Diakses pada tanggal 24 Agustus 2019)

Arlan, Bagus. 2008. “ Jurnal Fisika Umum : Neraca 4 lengan “. (Online).


https://www.scribd.com/document/388990653/Bagus-Arlan-Neraca-4-Lengan-Jurnal-Umum
(Diakses pada tanggal 26 Agustus 2019)

Dian, S. 2017. “15+ Bagian Bagian Mikroskop dan Fungsinya Beserta Gambarnya, Terlengkap “.
(Online). https://salamadian.com/bagian-bagian-mikroskop/. (Diakses pada tanggal 26 Agustus
2019)

Erimahayasa. 2014. “ SOP Alat Ukur Mistar “. (Online).


https://www.scribd.com/doc/248397517/SOP-Alat-Ukur-Mistar. (Diakses pada tanggal 24 Agustus
2019)

Fisikaabc. 2017. “Mikrometer Sekrup: Kegunaan, Jenis, Bagian dan Fungsi serta Prinsip Kerja “.
(Online). https://www.fisikabc.com/2017/04/mikrometer-sekrup-bagian-1.html. (Diakses pada
tanggal 26 Agustus 2019)

Isanggar. 2018. “Mikroskop (alat optik) : Soal dan Pembahasannya “. (Online).


https://isanggar.com/mikroskop-alat-optik-soal-dan-pembahasannya/. (Diakses pada tanggal 26
Agustus 2019)

Lim, Agus. 2008. “ Jurnal Fisika Umum Penggunaan Stopwatch “. (Online).


https://www.scribd.com/document/388991257/Agus-Lim-2008-Jurnal-Penggunaan-Stopwatch.
(Diakses pada tanggal 24 Agustus 2019)

Pandiangan, P. 2014. “ Pengukuran dan Sistem Satuan dalam Fisika “. (Online).


http://repository.ut.ac.id/4381/3/PEFI4101-M1.pdf. (Diakses pada tanggal 24 Agustus 2019)

Parsadu, A. 2019. “Pengertian Neraca Analitik, Fungsi, Kekurangan dan Kelebihannya”.(Online).


https://andarupm.co.id/pengertian-neraca-analitik/ (Diakses pada 21 agustus 2019)

Yaz, M.Ali. 2007. Fisika 1 SMA Kelas X. Palembang. Quadra

26

Anda mungkin juga menyukai