Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN SDR.

T DENGAN ORIF DAN DEBRIDEMENT DI RUANG


CEMPAKA 2 RSUD TEMANGGUNG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Asuhan Keperawatan Dewasa

Dosen Pembimbing : Ns. Yuni Dwi Hastuti, S. Kep., M. Kep.


Pembimbing Ruangan : Siti Mursidah, SKM, S. Kep. Ns

Disusun Oleh:
Isnanda Feby Nur Aini
22020116120011

Kelas A16.1

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2019
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Tanggal MRS : 6 Mei 2019 jam 23.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 7 Mei 2019 jam 13.00 WIB

A. DATA DEMOGRAFI
1. Identitas Pasien
Nama : Sdr. T
Tanggal Lahir : 13 September 1993 (25 tahun)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang sembako
Pendidikan : SMA
Alamat : Tiyono RT 1 RW 12, Kaloran, Temanggung
No. RM : 282176
Bangsal : Cempaka 2
Pembayaran : BPJS

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. A
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Tiyono RT 1 RW 12, Kaloran, Temanggung
Hubungan dengan pasien : Kakak kandung

B. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh nyeri pada bagian jari ke-2 pada tangan kanan yang telah dilakukan
operasi.
C. RIWAYAT KESEHATAN

1. Riwayat Penyakit Sekarang


Klien baru pertama kali dirawat di rumah sakit. Klien masuk rumah sakit pada tanggal
6 Mei 2019 pukul 23.00 WIB. Klien masuk rumah sakit karena klien mengalami
kecelakaan lalu lintas mengendarai sepeda motor. Klien merasakan nyeri pada luka di
jari tangan kanan dengan skala 6 seperti panas didikam. Faktor yang memperburuk
nyeri adalah ketika digerakkan dan faktor yang emmebuat nyeri berkuran adalah
ketika mengurangi aktivitas. Nyeri yang dirasakan hilang timbul yang berlangsung
selama < 30 menit. Klien mendapatkan pengobatan Cefoperazone 2x1 gr, Ranitidine
2x50mg, dan infus Ringer Laktat + Dexketo 2 ampul dengan tetesan 20tpm. Klien
direncanakan operasi pada tanggal 7 Mei 2019 dengan ORIF dan debridement pada
jari ke-2 pada tangan kanan klien.
Pada tanggal 7 Mei 2019 pukul 13.00 WIB dilakukan pengkajian post operasi pada
klien. Hasil pengkajian didapatkan bahwa klien mengeluh nyeri di jari ke-2 pada
tangan kanan yang telah dioperasi dengan skala 4 rasanya seperti panas dan perih.
Nyeri yang dirasakan hilang timbul dan berlangsung selama ≤ 10 menit. Klien
mendapatkan pengobatan infus Ringer Laktat + Fentanyl 100mcg + ketorolac 60mg
dengan tetesan 20tpm setelah operasi dan Cefoperazone 2x1gr.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mempunyai riwayat penyakit maag dikarenakan pekerjaan klien yang tidak
menentu menunggu pesanan sembako yang datang. Sehingga pola makan klien
menjadi tidak teratur.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga. Keluarga klien tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa.
Ny. M
Tn. B Ny. S Tn. J
74 th 75 th
76 th
Penyakit Tua Sehat
Asam urat Sehat

Tn. A Ny. S Tn. Y


50 th 54 th 48 th

Sehat Sehat Sehat

Tn. A Ny. Y
53 th 52 th

Sehat
Sehat
Sdr. A
Sdr. T
28 th
25 th

Keterangan:
= laki-laki

= perempuan

= klien

= menikah

= meninggal

= tinggal serumah

D. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


1. Status psikologi
Klien tidak mengalami kecemasan setelah dilakukan operasi pada jari tangan kanan.
2. Status mental
Klien tidak mengalami status mental. Kondisi klien sadar dan orientasi baik.
3. Status sosial
Hubungan klien dengan anggota keluarga baik. Klien tinggal serumah dengan anggota
keluarga klien.
4. Status spiritual
Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan adalah sholat 5 waktu. Kegiatan spiritual
yang dilakukan setelah sakit adalah sholat.

E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
- Kesadaran Klien
Composmentis
- Tanda-tanda Vital
TD : 117/75 mmHg
HR : 55 x/menit
RR : 21 x/menit, teratur
S : 36,5° C
GCS : E4 M6 V5
BB : 58 kg
TB : 165 cm
2. Kepala dan Leher
a. Kepala
Bentuk simetris, rambut hitam dan lurus, tidak ada rambut yang rontok, tidak ada
massa ataupun luka. Kebersihan rambut kurang baik. Tidak ada nyeri tekan.
b. Mata
Bentuk mata normal, simetris, tidak ada gangguan penglihatan, sclera tidak
ikterik, konjungtiva anemis. Tidak terdapat luka di sekitar mata, tidak ada nyeri
tekan dan tidak ada benjolan. Fungsi penglihatan baik. Sekitar kantung mata klien
terihat menghitam.
c. Hidung
Bentuk hidung simetris, keadaan hidung bersih tanpa darah dan secret, penciuman
baik, tidak ada polip atau masa, dan tidak ada luka.
d. Mulut
Gigi tidak bolong, gusi tidak berdarah, tidak ada lubang, lidah bersih dan
berwarna merah, tidak ada pembengkakan tonsil.
e. Telinga
Bentuk telinga normal, simetris, tidak ada lesi apapun, tidak ada gangguan
pendengaran. Tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba benjolan.
f. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada distensi vena jugularis, tidak
ada kaku kuduk, warna merata. Tidak teraba masa dan tidak terjadi nyeri tekan.
3. Paru
Paru – Paru Keterangan
Inspeksi Pergerakan dada simentris, statis dan dinamis.
Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan.
Perkusi Bunyi sonor seluruh lapang paru.
Auskultasi Terdengar bunyi vesikuler pada paru kanan dan paru
kiri.

4. Jantung
Jantung Keterangan
Inspeksi Bentuk dada simetris, tidak terlihat ictus cordis.
Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan dan teraba ictus cordis di ICS
ke-4.
Perkusi Terdengar suara pekak jantung.
Auskultasi Suara jantung S1 – S2 tunggal reguler

5. Abdomen
Abdomen Keterangan
Inspeksi Tidak ada luka abdomen, tidak ada distensi dan asites.
Auskultasi Bising usus 15x/menit.
Palpasi Tidak terdapat nyeri tekan dan hepar tidak teraba.
Perkusi Timpani .
6. Genetalia
Tidak ada lesi dan edema. Tidak terpasang DC pada klien.
7. Integumen
Klien berkeringat tidak terlalu banyak, hanya sedikit karena klien tidak beraktivitas
banyak dan suhu ruangan dingin. Terdapat bekas luka akibat post operasi pemasangan
pen pada jari ke-2 pada tangan kanan.
8. Ekstremitas
Klien mampu menggerakkan kedua kaki dan tangan kiri dengan bebas, klien agak
kesulitan untuk menggerakkan jari tangan kanan karena merasakan nyeri ketika
digerakkan. Terpasang infus pada tangan kiri klien. Nilai kekuatan otot klien adalah

5 5
5 5

Pengkajian Risiko Jatuh

Tgl
Risiko Skala Skor Total skor
Skoring
Riwayat Jatuh Ya 25 0 7 Mei 2019
Tidak 0
Diagnosa sekunder > Ya 15 0
1 Tidak 0
Alat Bantu Jalan Bedrest dibantu perawat 0 0
Penopang, tongkat, Walker 15
Furniture 30
Terpasang Infus Ya 20 20
Tidak 0
Cara Berjalan/Pindah Normal/bedrest/mobil 0 0
Lemah 10
Terganggu 20
Status mental Orientasi sesuai 0 0
kemampuan diri
Lupa keterbatasan diri 15
Total Nilai 20

Keterangan skor:
0-24 : tidak ada risiko
25-44 : risiko rendah
≥ 45 : risiko tinggi
*nilai skor Sdr. T : 20 yang berarti tidak ada risiko

Pengkajian luka
Item Pengkajian 9 Mei 2019
1. Ukuran luka 1= PxL <4 cm 1
2= PxL 4 < 16 cm
3= PxL 16< 36 cm
4= PxL 36<80 cm
5= PxL > 80 cm
2. Kedalaman 1= stage 1 2
2= stage 2
3= stage 3
4=stage 4
5- necrosis wound
3. Tepi luka 1= samar, tidak terlihat jelas 2
2= batas tepi terlihat, menyatu dengan dasar luka
3= jelas, tidak menyatu dengan dasar luka
4= jelas, tidak menyatu dengan dasar luka, tebal
5= jelas, fibrotic, parut tebal/hperkeratonic
4. GOA 1= tidak ada 1
2= goa< 2 cm diareamanapun
3= goa 2-4 cm < 50% pinggir luka
4= goa 2-4 cm > 50% pinggir luka
5= goa > 4 cm diarea manapun
5. Tipe exudate 1= tidak ada 3
2= bloody (thin, bright red)
3= serosanguineous (thin, watery pale red to pink)
4= serous (thin, watery, clear)
5= purulent (thin or thick, opaque tan to yellow)
6. Jumlah exudate 1= kering 3
2= moist
3= sedikit
4= sedang
5= banyak
7. Warna kulit sekitar 1= pink atau normal 3
2= merah terang jika ditekan
luka
3= putih atau pucat atau hipopidmentasi
4= merah gelap/abu-abu
5= hitam atau hiperpigmentasi
8. Jaringan yang 1= no swelling atau edema 1
2= non pitting edema < 4 cm di sekitar luka
edema
3= non pitting edema > 4 cm di sekitar luka
4= pitting edema < 4 cm di sekitar luka
5= krepitasi atau pitting edema > 4 cm di sekitar
luka
9. Jaringan granualsi 1= kulit utuh atau stage 1 3
2= terang 100% jaringan granulasi
3= terang 50% jaringan granulasi
4= granulasi 25%
5= tidak ada jaringan granulasi
10. Epitelisasi 1= 100% epitelisasi 2
2= 75-100% epitelisasi
3= 50-75% epitelisasi
4= 25-50% epitelisasi
5= < 25% epitelisasi
Skor Total 21
Nama dan paraf petugas

F. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR


1. Kebutuhan Oksigenasi
Sebelum Sakit : Klien tidak memiliki masalah pernafasan. Klien dapat bernafas
normal dan spontan tanpa menggunakan alat bantu pernafasan.
Sesudah Sakit : Klien dapat bernafas normal dan spontan. Klien tidak terpasang alat
bantu pernafasan.
2. Kebutuhan Nutrisi-Cairan
Sebelum sakit : Klien makan sebanyak 3x sehari. Klien terkadang telat makan.
Klien mampu menghabiskan 1 porsi sedang setiap makan. Klien
suka makan sayur dan buah. Klien selalu minum air putih dan teh.
Kebutuhan cairan klien terpenuhi dengan minum 1.800 cc per hari.
Sesudah sakit : Klien makan 2/3 kali sehari. Klien mampu menghabiskan setengah
porsi setiap makan. Kebutuhan cairan klien terpenuhi dengan minum
1.500 liter per hari.
3. Kebutuhan Eliminasi
Sebelum Sakit : Pola eliminasi klien seperti orang pada normalnya. BAB dan BAK
klien lancar dan tidak ada kendala. Klien BAB 1 kali sehari dan
BAK 4 kali sehari. Klien tidak membutuhkan bantuan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan eliminasinya. Klien juga tidak
membutuhkan alat bantuan apapun untuk BAB dan BAK.
Sesudah Sakit : Pola eliminasi klien seperti orang pada normalnya. Namun, selama
sakit klien belum BAB dan klien BAK 3 kali sehari. Klien tidak
membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
eliminasinya. Klien juga tidak membutuhkan alat bantuan apapun
untuk BAB dan BAK.
4. Kebutuhan Aktivitas dan Latihan
Sebelum Sakit : Klien adalah seorang pedagang sembako. Klien biasanya bekerja
dari pagi sampai malam, tergantung dari pesanan sembako yang
datang. Setelah bekerja, klien kadang-kadang berkumpul dengan
teman-temannya.
Sesudah Sakit : Klien masih dapat beraktivitas secara mandiri. Namun, aktivitas
klien terbatas dikarenakan kondisi jari tangan kanan klien yang telah
dioperasi.

Pengkajian Fungsional ADL Barthel Index

No Fungsi Sko Kondisi Nilai


r Sebelum sakit Saat masuk
rumah sakit

1 Mengendalikan 0 Inkonten/tak teratur ( perlu 2 2


rangsang defekasi pencahar)
1
1 kali seminggu
(mengontrol bab) 2
Mandiri

2 Mengendalikan 0 Inkontinen dan pakai kateter 2 2


1 Kadang tak terkendali ( 1x
rangsang berkemih
( mengontrol bak) 24 jam)
2 Mandiri

3 Membersihkan diri 0 Butuh pertolongan orang 1 1


( cuci muka, sisir, lain
1
Mandiri
rambut, gosok gigi)

4 Penggunaan toilet 0 Tergantung pertolongan 2 2


masuk / keluar orang lain
1
Perlu pertolongan pada
( melepas, pakai
beberapa aktivitas,tapi
celana, menyeka,
2
aktivitas lain bisa sendiri
menyiram)
Mandiri

5 Makan 0 Tidak mampu 2 1


1 Perlu bantuan memotong
2 Mandiri

6. Pindah tempat dari 0 Tidak mampu 3 3


1 Perlu banyak bantuan untuk
berbaring ke duduk
duduk ( 2 orang)
2
Bantuan minimal, 1 orang
3
Mandiri

7 Mobilisasi/ berjalan 0 Tidak mampu 3 3


1 Bisa mobilitas dengan kursi
roda
2
Berjalan dengan bantuan
3
orang/walker
Mandiri

8 Berpakaian/ 0 Tergantung orang lain 2 1


1 Sebagian dibantu
memakai baju
2 Mandiri

9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu 2 2


1 Butuh pertolongan
2 Mandiri

10 Mandi 0 Tergantung orang lain 1 1


1 Mandiri

Total skor 20 18

Keterangan skor
20 : mandiri
12-19 : ketergantungan
9-11 : ketergantungan sebagian
5-8 : berat sebelah
0-4 : ketergantungan penuh

*nilai skor Sdr. T : 18 saat masuk rumah sakit yang berarti ketergantungan

5. Kebutuhan Tidur dan Istirahat


Sebelum Sakit : Klien biasanya tidur 6 jam sehari. Klien tidurnya tidak teratur
dikarenakan pekerjaan klien sebagai pedagang sembako yang
terkadang menunggu kiriman barang sembako.
Sesudah Sakit : Klien tidur kurang nyenyak dan terkadang terjaga akibat rasa nyeri
pada bagian post operasi. Klien tidur 7 jam sehari.
6. Kebutuhan Persepsi-Sensori Kognitif
Penglihatan : Sdr. T dapat melihat dengan baik dan jelas.

Penciuman : Kondisi penciuman Sdr. T baik dan normal.

Pendengaran : Sdr. T dapat mendengar dengan baik dan normal.

Peraba : Sdr. T dapat merasakan sensasi saat disentuh.

Perasa : Sdr. T dapat merasakan/mengecap dengan baik.

Klien mengatakan merasakan nyeri dibagian jari tangan kanan post operasi dengan
skala 4 seperti panas dan perih dengan intensitas nyeri hilang timbul.
Pengkajian nyeri post operasi:
P : Sdr. T mengatakan nyeri pada jari tangan kanan post operasi ketika digerakkan.
Q : Sdr. T mengatakan nyeri yang dirasakan seperti panas dan perih.
R : Sdr. T mengatakan nyeri pada jari tangan kanan post operasi dan tidak menyebar
ke bagian tubuh lain.
S : Sdr. T mengatakan skala nyeri 4.
T : Sdr. T mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul dengan intensitas waktu ≤
10 menit.
7. Kebutuhan Hygiene-Integritas Kulit
Sebelum Sakit : Klien mampu memenuhi kebutuhan diri dengan mandiri.
Sesudah Sakit : Klien memenuhi kebutuhan kebersihan diri dengan sedikit bantuan
dari orang lain seperti makan dan mandi. Baju klien terlihat bersih.
Selama dirawat di rumah sakit, klien belum mencuci rambut.
8. Kebutuhan Komunikasi-Informasi
Sebelum Sakit : Klien tidak mengalami kendala dalam berkomunikasi. Bicara klien
juga jelas. Klien tidak mengalami disorientasi.
Sesudah Sakit : Klien tidak mengalami kendala dalam berkomunikasi. Bicara klien
juga jelas. Klien tidak mengalami disorientasi ataupun demensia.
Klien dapat berbincang-bincang dengan pengunjung pasien. Klien
mengetahui tentang sakit yang diderita.
9. Kebutuhan Seksual-Reproduksi
Klien belum menikah. Tidak terpasang DC pada klien.
10. Kebutuhan Termoregulasi
Klien tidak merasakan kedinginan ataupun kepanasan selama dirawat di rumah sakit.

11. Kebutuhan Konsep Diri


a. Citra tubuh : Penampilan Sdr. T baik. Klien tidak terganggu dengan kondisi
setelah operasi.

b. Identitas diri : Sdr. T adalah seorang laki-laki.

c. Peran diri : Sdr. T adalah seorang anak.

d. Ideal diri : Sdr. T mengatakan bahwa dia ingin segera pulang ke rumah untuk
bisa beraktivitas lagi seperti biasa. Klien ingin merubah dirinya menjadi lebih
baik.

e. Harga diri : Sdr. T menerima kondisi dirinya saat ini dan klien tidak merasa
rendah diri dengan penyakitnya.

12. Kebutuhan Stress-Koping


Sebelum Sakit : Klien biasanya berkumpul dengan keluarga setelah klien bekerja.
Terkadang klien juga nongkrong dengan teman-temannya. Selain itu,
klien terkadang juga olahraga seminggu sekali.
Sesudah Sakit : Klien merasa bosan ketika harus rawat inap di rumah sakit. Klien
rindu saat berkumpul dengan keluarga dan teman-temannya.

13. Kebutuhan Rekreasi


Sebelum Sakit : Klien biasanya meluangkan waktu untuk mengobrol bersama
keluarga dan teman-teman.
Sesudah Sakit : Klien dapat mengobrol dengan keluarga dan teman-teman.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium hematologi tanggal 7 Mei 2019
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi Rasional
Tidak ada
Hemoglobin 16,6 gr/dL 13,2-17,3 gr/dl Normal
masalah
Tidak ada
Hematokrit 48% 40-52% Normal
masalah
Menandakan
High adanya infeksi
Leukosit 11.300/ul 3.800-10.600/ul
atau
peradangan
4.400.000- Tidak ada
Eritrosit 5.590.000/uL Normal
5.900.000/uL masalah
150.000- Tidak ada
Trombosit 285.000/ul Normal
440.000/ul masalah
Tidak ada
MCV 85,2 fL 80-100 fL Normal
masalah
Tidak ada
MCH 29,7 pg 26-34 pg Normal
masalah
Tidak ada
MCHC 34,9 g/dL 32-36 g/dL Normal
masalah
Menandakan
Eosinofil 0,9% 2-4 Low
adanya infeksi
Tidak ada
Basofil 0,5 % 0-1 Normal
masalah
Reaksi tubuh
melawan
Netrofil 77,3 % 50-70 High infeksi atau zat
asing yang
bersifat akut
Kemampuan
tubuh melawan
Limfosit 16,5 % 25-40 Low
infeksi
terganggu
Tidak ada
Monosit 4,8 % 2-8 Normal
masalah

BT-CT
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi Rasional
Masa Tidak ada
5’00” 5-8 Normal
pembekuan/CT masalah
Masa Tidak ada
1’00” 1-3 Normal
pembekuan/BT masalah

Data klinik
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi Rasional
10-50 Tidak ada
Ureum 29,4 mg/dL Normal
masalah
0,60-1,20 Tidak ada
Kreatinin 1 mg/dL Normal
masalah

Imunologi
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Interpretasi Rasisonal
Tidak ada
HbsAg Non reaktif Non reaktif Normal
masalah
Tidak ada
Anti HIV Non reaktif Non reaktif Normal
masalah

2. Laboratorium gula darah tanggal 7 Mei 2019


Jenis Nilai Rasional
Hasil Interpretasi
pemeriksaan normal
Gula darah 71 < 100mg/dL Normal Tidak ada masalah
puasa

3. Pemeriksaan diagnostik
Jenis Nilai Rasional
Hasil Interpretasi
pemeriksaan normal
Rontgen (X- Fraktur Tidak ada Tidak Terdapat masalah
ray) kominutif fraktur normal pada jari kedua
phalang media Tidak ada pada tangan
digiti 2 manus dislokasi kanan
dextra, posisi
tidak baik
Tak tampak
dislokasi

H. PROGRAM TERAPI
Jenis terapi Dosi Rute Indikasi dan cara Kontraindikasi Efek samping
s kerja
Cefoperazone 2x Injeks Indikasi: - Hipersensitivitas - Batuk
1gr i IV - Mengobati terhadap penisilin - Sesak
peritonitis, atau sefalosporin. napas
septikemia - Demam
bakterial, - Menggigil
penyakit radang - Badan
panggul, & terasa
infeksi saluran lemah dan
kemih kelamin lelah
lainnya, infeksi - Urine
saluran napas, berwarna
intra abdomen, gelap
dan kulit - Nyeri saat
buang air
kecil
Cara kerja: - Jantung
- Membunuh berdebar
bakteri dan - Nyeri
menekan laju punggung
perkembanganny
a di dalam tubuh
Ringer Laktat 20 Infus Dexketoprofen - Hipersensitivita
- Pusing
+ tpm Indikasi: s terhadap
Dexketoprofen - Pengobatan NSAID
- Mengantu
2 ampul gejala nyeri - Riwayat
k
dengan intensitas serangan asma,
nyeri yang ringan asma bronkial, - Mual
hingga sedang, bronkospasme,
- Nyeri ulu
seperti nyeri akut rinitis akut,
hati
muskuloskeletal, polip hidung,
dismenoria, sakit urtikaria atau
- Muntah
gigi dan nyeri edema
setelah operasi angioneurotik - Diare.
yang dipicu oleh
Cara kerja: aspirin atau - Kesulitan

- Menghambat NSAID lainnya bernapas

produksi - Riwayat atau - Tinja

prostaglandin, ulkus lambung berwarna


hitam atau
yaitu senyawa yang ada (akut berdarah
penyebab rasa atau tersangka) - muntah
sakit dan atau dispepsia darah
peradangan, kronis, - mengalami
yang dilepas perdarahan reaksi
oleh tubuh. lambung atau alergi.
perdarahan aktif
lainnya
- Penyakit Crohn
atau kolitis
ulseratif, gagal
jantung berat,
disfungsi ginjal
sedang hingga
berat (CrCl <50
mL / menit),
gangguan fungsi
hati berat (skor
Child-Pugh 10-
15). Diathesis
hemorrhage,
gangguan
koagulasi lain,
atau menerima
terapi
antikoagulan.
- Neuraxial
(intratekal atau
epidural) terkait
administrasi dg
alkohol.
- Kehamilan &
laktasi.
ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

ANALISA DATA

NAMA KLIEN : SDR. T

NO. REKAM MEDIK : 282176

RUANG RAWAT : CEMPAKA 2

No Data Fokus Masalah Etiologi


1. DS: Nyeri akut (00132) Agens cedera fisik
- Pengkajian nyeri post operasi:
P : Sdr. T mengatakan nyeri pada jari tangan kanan
post operasi ketika digerakkan.
Q : Sdr. T mengatakan nyeri yang dirasakan seperti
panas dan perih.
R : Sdr. T mengatakan nyeri pada jari tangan kanan
post operasi dan tidak menyebar ke bagian tubuh
lain.
S : Sdr. T mengatakan skala nyeri 4.
T : Sdr. T mengatakan nyeri yang dirasakan hilang
timbul dengan intensitas waktu ≤ 10 menit.
- Klien mengatakan tidur kurang nyenyak dan terkadang
terjaga akibat rasa nyeri pada bagian post operasi.
DO:
- Klien terlihat agak kesakitan dengan memegang bagian
jari tangan klien yang telah dioperasi
- Wajah klien terlihat tidak rileks
- Sekitar kantung mata klien terlihat menghitam
2. DS: Risiko infeksi (00004)
- Klien tidak mengetahui tanda dan gejala infeksi
DO:
- Terdapat luka pembedahan post operasi pemasangan pen
pada jari ke-2 tangan kanan
- Balutan luka kering pada jari tangan kanan yang telah di
operasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
NAMA KLIEN : SDR. T

NO. REKAM MEDIK : 282176

RUANG RAWAT : CEMPAKA 2

No. Diagnosa keperawatan Tgl. Ditemukan Tgl. Teratasi


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen 7 Mei 2019
cedera fisik
2. Risiko infeksi 7 Mei 2019
RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
NAMA KLIEN : SDR. T

NO. REKAM MEDIK : 282176

RUANG RAWAT : CEMPAKA 2

Tujuan dan
Tanggal No. Dx Rencana Tindakan Rasional
Kriteria Hasil
7 Mei 1 Setelah dilakukan perawatan selama Manajemen nyeri (1400) - Mengetahui
2019 3x24 jam, diharapkan klien tidak - Lakukan pengkajian nyeri apakah nyeri sudah
merasakan nyeri dengan kriteria komprehensif yang meliputi lokasi, berkurang setelah
hasil: karakteristik, onset/durasi, frekuensi, diberikan tindakan
Kontrol nyeri (1605)
kualitas, intensitas atau beratnya keperawatan
- Klien mampu melaporkan nyeri - Meminimalkan
nyeri, dan faktor pencetus
yang tidak terkontrol kepada - Mengurangi faktor-faktor penyebab rasa nyeri yang
petugas kesehatan nyeri misalnya banyak bergerak timbul/dirasakan
- Klien mampu menggunakan - Menentukan akibat dari pengalaman - Mengetahui
tindakan pengurang nyeri tanpa nyeri terhadap kualitas hidup pasien dampak dari nyeri
analgesik yaitu dengan terapi misalnya tidur yang
- Ajarkan penggunaan teknik non
nonfamakologi timbul/dirasakan
- Klien mampu menggunakan farmakologi seperti teknik nafas - Membantu
analgesik yang dalam menurunkan
- Dukung istirahat/tidur yang adekuat
direkomendasikan yaitu intensitas nyeri
untuk membantu penurunan nyeri
Dexketoprofen yang
- Dorong klien untuk memonitor nyeri
dan menangani nyeri dengan tepat timbul/dirasakan
- Teknik relaksasi
Tingkat nyeri (2102)
Pemberian analgesik (2210) nafas dalam dapat
- Nyeri yang dirasakan klien
- Cek perintah pengobatan meliputi memproduksi
berkurang dari skala 4 ke skala 1
- Durasi nyeri yang dirasakan klien obat, dosis, dan frekuensi obat endorfrin yang
berkurang dari < 10 menit analgesik yang diresepkan berfungsi sebagai
- Cek riwayat alergi obat
menjadi < 5 menit. penghambat nyeri
- Monitor tanda vital
- Ekspresi nyeri wajah klien - Mencegah
- Dokumentasikan respon terhadap
menjadi rileks terjadinya
analgesik dan adanya efek samping
- Klien dapat beristirahat dengan
kesalahan dalam
nyenyak tanpa terjaga akibat
pemberian obat
nyeri post perasi. - Menghindari reaksi
alergi dan
mencegah adanya
hal yang tidak
diinginkan
- Mengetahui
adanya perubahan
dari tanda-tanda
vital setelah
diberikan terapi
analgesik
- Mengetahui
dampak dari terapi
analgesik yang
diberikan.
7 Mei 2 Setelah dilakukan perawatan selama Perlindungan infeksi (6550) - Mengetahui
2019 3x24 jam, diharapkan risiko infeksi - Monitor adanya tanda dan gejala adanya tanda dari
klien berkurang dengan kriteria infeksi sistemik dan lokal reaksi risiko
- Perawatan luka area pembedahan
hasil: infeksi
- Jaga penggunaaan antibiotik dengan
Pemulihan pembedahan: - Mencegah adanya
bijaksana
penyembuhan (2304) risiko infeksi
- Monitor luka area pembedahan
- Meningkatkan
- Cairan tidak merembes dari - Ajarkan pasien dan keluarga
pengetahuan
balutan mengenai tanda dan gejala infeksi
- Penyesuaian terhadap perubahan tentang risiko
dan kapan harus melaporkannya
tubuh karena pembedahan infeksi
kepada pemberi layanan kesehatan
- Pelaksanaan aktivitas perawatan
- Ajarkan pasien dan keluarga cara
diri
menghindari infeksi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

CATATAN TINDAKAN

NAMA KLIEN : SDR. T

NO. REKAM MEDIK : 282176

RUANG RAWAT : CEMPAKA 2

Tanggal No Dx Jam Implementasi Respon Paraf


7 Mei 2019 1 13.05 Mengecek riwayat alergi obat S : Klien mengatakan bahwa tidak mempunyai
WIB alergi terhadap obat
O : Tidak terdapat bekas ruam kemerahan
7 Mei 2019 1 13.10 Mengecek perintah pengobatan dan S : Klien mengatakan bahwa paham tentang obat
WIB memberikan penjelasan meliputi obat, yang akan diberikan
O : Klien kooperatif dan tampak sudah paham
dosis, dan frekuensi obat analgesik
mengenai obat analgesik yang akan diberikan
yang diresepkan
7 Mei 2019 1 13.30 Memonitor tanda vital S: -
O: TD : 117/75 mmHg, Nadi: 55 x/menit, Suhu:
WIB
36,5ºC

7 Mei 2019 1 14.00 Mengganti Infus RL+Dexketoprofen S: -


O: Klien tampak kooperatif
WIB
7 Mei 2019 1 14.10 Mendokumentasikan respon terhadap S: Klien merasa nyeri berkurang
O: Klien terlihat tidak mengeluh kesakitan lagi
WIB analgesik dan adanya efek samping
7 Mei 2019 1 14.55 Melakukan pengkajian nyeri S : Klien mengatakan bahwa lokasi nyeri di jari
WIB komprehensif yang meliputi lokasi, tangan kanan post operasi, seperti panas dan
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, nyeri dan biasanya hilang timbul. Klien juga
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri, mengatakan skala nyeri yang dialami adalah
dan faktor pencetus skala 4
O : Klien terlihat kesakitan
7 Mei 2019 1 15.00 Mengajarkan penggunaan teknik non S: Klien mengatakan bersedia dan senang saat
WIB farmakologi seperti teknik nafas dalam akan diajarkan cara untuk mengurangi nyeri dan
klien akan melakukannya jika nyeri timbul
O: Klien tampak paham dan dapat
mempraktikkannya dengan baik
7 Mei 2019 1 15.10 Mendorong klien untuk memonitor S: Klien mengatakan bersedia untuk memonitor
WIB nyeri dan menangani nyeri dengan dan menangani nyeri denngan tepat
O: Klien tampak paham dan akan mengikuti
tepat
instruksi
7 Mei 2019 2 15.13 Memonitor adanya tanda dan gejala S: -
O: Mengamati luka area pembedahan. Suhu:
WIB infeksi sistemik dan lokal
36,5ºC
7 Mei 2019 2 15.15 Memonitor luka area pembedahan S: -
O: Balutan luka tidak rembes
WIB
8 Mei 2019 2 10.00 Menjaga penggunaaan antibiotik S: -
O: Pemberian Cefoperazone melalui injeksi IV
WIB dengan bijaksana
dengan dosis 1gr
8 Mei 2019 1 15.30 Mengurangi faktor-faktor penyebab S : Klien mengatakan bersedia untuk
WIB nyeri misalnya banyak bergerak mengurangi gerakan agar nyeri berkurang
O : Klien tampak paham dan sungguh-sungguh
dalam mengikuti nasihat
8 Mei 2019 1 15.33 Menentukan akibat dari pengalaman S: Klien mengatakan tidur kurang nyenyak dan
WIB nyeri terhadap kualitas hidup pasien terkadang terjaga akibat rasa nyeri pada bagian
misalnya tidur post operasi
O: Sekitar kantung mata klien terlihat sedikit
menghitam dan klien terlihat sayu
8 Mei 2019 1 15.35 Mendukung istirahat/tidur yang S: Klien mengatakan tidak bisa tidur jika
WIB adekuat untuk membantu penurunan terdapat suara yang berisik.
O: Memberikan lingkungan yang nyaman dan
nyeri
tenang agar klien dapat tidur dengan nyenyak.
8 Mei 2019 1 15.40 Mendorong klien untuk memonitor S: Klien mengatakan nyeri pada luka post
WIB nyeri dan menangani nyeri dengan operasi skala 3, nyeri hilang timbul
O : Klien terlihat sedikit kesakitan
tepat
8 Mei 2019 2 15.45 Memonitor adanya tanda dan gejala S: -
O: Mengamati luka area pembedahan. Suhu:
WIB infeksi sistemik dan lokal
36,1ºC
8 Mei 2019 2 15.47 Memonitor luka area pembedahan S: -
O: Balutan luka tidak rembes
WIB
8 Mei 2019 1 15.50 Memonitor tanda vital S: -
O: TD: 110/70 mmHg, Nadi: 68 x/menit, Suhu:
WIB
36,1ºC
8 Mei 2019 2 15.52 Mengajarkan pasien dan keluarga S: Klien mengatakan bersedia diajarkan
WIB mengenai tanda dan gejala infeksi dan mengenai tanda dan gejala infeksi dan kapan
kapan harus melaporkannya kepada melaporkannya kepada pemberi layanan
pemberi layanan kesehatan kesehatan
O: Klien terlihat paham
8 Mei 2019 2 16.00 Mengajarkan pasien dan keluarga cara S: Klien mengatakan bersedia diajarkan cara
WIB menghindari infeksi mengindari infeksi
O: Klien terlihat paham
8 Mei 2019 1 17.10 Mengganti Infus RL+Dexketoprofen S: -
O: Klien tampak kooperatif
WIB
9 Mei 2019 2 10.00 Menjaga penggunaaan antibiotik S: -
O: Pemberian Cefoperazone melalui injeksi IV
WIB dengan bijaksana
dengan dosis 1gr
9 Mei 2019 1 10.40 Mendorong klien untuk memonitor S: Klien mengatakan nyeri pada luka post
WIB nyeri dan menangani nyeri dengan operasi skala 2, nyeri hilang timbul
O : Klien terlihat agak kesakitan
tepat
9 Mei 2019 2 11.00 Melakukan perawatan luka S: Klien bersedia dilakukan perawatan luka
O: Klien terlihat sedikit kesakitan saat dilakukan
WIB
perawatan luka
9 Mei 2019 2 11.15 Memonitor luka area pembedahan S: -
O: Terdapat eksudat berwarna sedikit merah
WIB
pucat yang ada di sekeliling luka
9 Mei 2019 1&2 12.00 Discharge Planning: S:
- Klien mengatakan akan mempraktikkan
WIB - Melakukan edukasi ulang kepada
teknik relaksasi nafas dalam di rumah
klien untuk mempraktikkan
- Klien mengatakan akan melakukan perawatan
teknik relaksasi nafas dalam saat
luka di puskesmas
merasa nyeri - Klien mengatakan akan rutin minum obat
- Memberikan edukasi kepada - Klien mengatakan akan datang kembali untuk
klien klien untuk melakukan kontrol
perawatan luka besok pada
O:
tanggal 12 Mei 2019 di petugas
kesehatan setempat atau - Klien dapat mempraktikan teknik relaksasi
puskesmas nafas dalam dengan tepat
- Memberikan edukasi kepada - Klien terlihat paham saat diberikan edukasi
klien untuk minum obat per oral sebelum pulang
Cefspan 2x100mg, Patral 3x1,
Cal 95 1x1, dan Kolkatriol 1x 1
secara teratur
- Memberikan edukasi kepada
klien untuk kontrol pada tanggal
15 Mei 2019

EVALUASI KEPERAWATAN

CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA KLIEN : SDR. T

NO. REKAM MEDIK : 282176

RUANG RAWAT : CEMPAKA 2

Tgl No. Dx Jam Evaluasi Sumatif/SOAP Paraf


7 Mei 2019 1 16.00 S:
Pengkajian nyeri post operasi:
WIB
P : Sdr. T mengatakan bahwa lokasi nyeri di jari tangan kanan post
operasi ketika digerakkan
Q : Sdr. T mengatakan nyeri yang dirasakan seperti panas dan
nyeri
R : Sdr. T mengatakan nyeri pada jari tangan kanan post operasi
dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain
S : Sdr. T mengatakan skala nyeri 4
T : Sdr. T mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul dengan
intensitas waktu ≤ 10 menit.
- Klien mengatakan tidur kurang nyenyak dan terkadang terjaga
akibat rasa nyeri pada bagian post operasi.
O:
- Klien masih terlihat agak kesakitan dengan memegang bagian
jari tangan klien yang telah dioperasi
- Wajah klien terlihat tidak rileks
- Sekitar kantung mata klien terlihat menghitam
A: Masalah nyeri akut klien belum teratasi
P: Melanjutkan intervensi:
- Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi teknik
nafas dalam
- Mendorong klien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri
dengan tepat
7 Mei 2019 2 S:
- Klien tidak mengetahui tanda dan gejala infeksi
O:
- Terdapat luka pembedahan post operasi pemasangan pen pada
jari ke-2 tangan kanan
- Balutan luka kering pada jari tangan kanan yang telah di
operasi
A: Masalah risiko infeksi klien belum teratasi
P: Melanjutkan intervensi:
- Memonitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
- Menjaga penggunaaan antibiotik dengan bijaksana
- Memonitor luka area pembedahan
8 Mei 2019 1 S:
Pengkajian nyeri post operasi:
P : Sdr. T mengatakan bahwa lokasi nyeri di jari tangan kanan post
operasi ketika digerakkan
Q : Sdr. T mengatakan nyeri yang dirasakan seperti panas dan
nyeri
R : Sdr. T mengatakan nyeri pada jari tangan kanan post operasi
dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain
S : Sdr. T mengatakan skala nyeri 3
T : Sdr. T mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul dengan
intensitas waktu ≤ 5 menit.
- Klien mengatakan tidur kurang nyenyak dan terkadang terjaga
akibat rasa nyeri pada bagian post operasi.
O:
- Klien masih terlihat agak kesakitan dengan memegang bagian
jari tangan klien yang telah dioperasi
- Wajah klien terlihat tidak rileks
- Sekitar kantung mata klien terlihat menghitam
A: Masalah nyeri akut klien belum teratasi
P: Melanjutkan intervensi
- Mengurangi faktor-faktor penyebab nyeri misalnya banyak
bergerak
- Menentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas
hidup pasien misalnya tidur
- Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi seperti
teknik nafas dalam
- Mendukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu
penurunan nyeri
- Mendorong klien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri
dengan tepat
- Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi teknik
nafas dalam
- Mendorong klien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri
dengan tepat
8 Mei 2019 2 S: Klien mengetahui tentang tanda dan gejala risiko infeksi
O: Balutan luka agak rembes
A: Masalah risiko infeksi klien belum teratasi
P: Melanjutkan intervensi
- Memonitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
- Menjaga penggunaaan antibiotik dengan bijaksana
- Memonitor luka area pembedahan
9 Mei 2019 1 11.00 S:
Pengkajian nyeri post operasi:
WIB
P : Sdr. T mengatakan nyeri pada jari tangan kanan post operasi
ketika digerakkan.
Q : Sdr. T mengatakan nyeri yang dirasakan seperti panas dan
perih.
R : Sdr. T mengatakan nyeri pada jari tangan kanan post operasi
dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain.
S : Sdr. T mengatakan skala nyeri 2.
T : Sdr. T mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul dengan
intensitas waktu ≤ 2 menit.
- Klien mengatakan sudah sedikit bisa tidur
- Klien mengatakan tidur masih sedikit terjaga
O:
- Klien masih terlihat kesakitan dengan memegang bagian
kepala dan perut
- Sekitar kantung mata klien masih terlihat menghitam
- Ekspresi wajah klien sudah sedikit rileks
A: Masalah nyeri akut klien belum teratasi
P: Melanjutkan intervensi
- Mengurangi faktor-faktor penyebab nyeri misalnya banyak
bergerak
- Menentukan akibat dari pengalaman nyeri terhadap kualitas
hidup pasien misalnya tidur
- Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi seperti
teknik nafas dalam
- Mendukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu
penurunan nyeri
- Mendorong klien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri
dengan tepat
- Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi teknik
nafas dalam
- Mendorong klien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri
dengan tepat
9 Mei 2019 2 12.00 S: Klien mengetahui tentang tanda dan gejala risiko infeksi
O: Terdapat eksudat sedikit merah pucat pada area post
WIB
pembedahan dan jaringan belum bergranulasi seutuhnya.
A: Masalah risiko infeksi klien belum teratasi
P: Melanjutkan intervensi
- Memonitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
- Menjaga penggunaaan antibiotik dengan bijaksana
- Monitor luka area pembedahan
- Melakukan perawatan luka area pembedahan
PEMBAHASAN

Sdr. T masuk rumah sakit pada tanggal 6 Mei 2019 pukul 23.00 WIB karena klien
mengalami kecelakaan lalu lintas. Klien merasakan nyeri pada luka di jari tangan kanan hilang
timbul dengan skala 6 seperti didikam. Hasil pemeriksaan fisik awal pada saat klien masuk
rumah sakit adalah keadaan umum baik, TD 120/70 mmHg, nadi 105x/menit. Hasil pemeriksaan
penunjang menunjukkan jumlah leukosit yang tinggi yaitu 11.300 uL. Klien mengalami open
fracture digiti II manus dextra. Pada tanggal 7 Mei 2019 klien dijadwalkan untuk menjalani
tindakan operasi ORIF dan debridement. ORIF (Open Reduction Internal Fixation) adalah
reposisi secara operatif yang diikuti dengan fiksasi interna yang berupa plet dan screw.
Keuntungan ORIF adalah tercapainya reposisi yang sempurna dan fiksasi yang kokoh sehingga
pascaoperasi tidak perlu lagi dipasang gips dan mobilisasi segera bisa dilakukan. Kerugiannya
adalah adanya risiko infeksi tulang. Debridemen adalah menghilangkan jaringan mati juga
membersihkan luka dari kotoran yang berasal dari luar yang termasuk benda asing bagi tubuh
[ CITATION Sja10 \l 1033 ]
Setelah dilakukan pembedahan, sangat penting untuk melakukan penyesuaian terhadap
status pasien pasca operatif untuk mengetahui keadaan pasien yang terbaru. Penyesuaian pada
status pasien dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik ataupun psikologis dengan
mengkaji ulang kebutuhan pasien yang berkaitan dengan nyeri yang dirasakan pasca operasi,
perfusi jaringan, mobilitas fisik, tanda-tanda vital. Selain itu, perlu juga memperhatikan dan
memantau masalah yang berkaitan pada post pembedahan.[ CITATION Sme13 \l 1033 ]
Pengkajian dilakukan pada tanggal 7 Mei 2019 pukul 14.30 WIB setelah klien selesai
menjalani operasi. Hasil pengkajian didapatkan bahwa klien mengeluh nyeri setelah dilakukan
operasi pada jari tangan kanan klien yang mengalami open fracture digiti 2 manus dextra. Nyeri
dirasakan ketika digerakkan, rasanya hilang timbul dengan skala 4 di area jari tangan kanan post
operasi seperti panas dan nyeri. Terdapat luka pembedahan post operasi pemasangan pen pada
jari ke-2 tangan kanan dan balutan pada post operasi tidak rembes.
ORIF tidak hanya menyebabkan proses penyembuhan akan tetapi juga meninggalkan efek
samping yaitu nyeri pada pasien. Nyeri dapat terjadi karena trauma mekanik yang terjadi akibat
benturan, gesekan atau luka. Nyeri akan bertambah dengan adanya prosedur pembedahan seperti
ORIF. [ CITATION Aji15 \l 1033 ]
Luka di tubuh memberikan peluang sebagai tempat masuknya bakteri, dan meningkatkan
risiko terjadinya infeksi. Faktor risiko terjadinya IDO (Infeksi Daerah Operasi) antara lain
kondisi pasien, prosedur operasi, jenis operasi, dan perawatan pasca infeksi. [ CITATION
Agu17 \l 1033 ] Reaksi fisik seseorang terhadap proses infeksi berbeda beda tergantung imun,
nutrisi, hygiene dan usia. Reaksi infeksi yang muncul ditandai dengan nyeri, kemerahan,
bengkak, dan leukosit meningkat, pada pemeriksaan kultur akan ditemukan bacteri +, bila tidak
diatasi maka akan terjadi infeksi tulang/ostiomyelitis.[ CITATION Sua17 \l 1033 ] Oleh karena
itu, masalah keperawatan yang dapat diambil pada Sdr. T adalah nyeri akut yang berhubungan
dengan agen cedera fisik (post operasi) dan risiko infeksi.
Nyeri pada pasien fraktur apabila tidak segera di atasi dapat mengganggu proses
fisiologis, mengganggu hemodinamis, menimbulkan stresor, dan menyebabkan cemas yang pada
akhirnya dapat mengganggu istirahat dan proses penyembuhan penyakit. Oleh karena itu, nyeri
perlu di atasi agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut serta dapat mengganggu pasien dan dapat
membantu proses penyembuhan pasien. [ CITATION Aji15 \l 1033 ] Prioritas perawatan pada
penderita patah tulang (fraktur) terbuka adalah mencegah cidera tulang/jaringan lanjut,
menghilangkan nyeri, mencegah komplikasi, memberikan informasi tentang kondisi dan
kebutuhan pengobatan/penyembuhan luka. [ CITATION Fas15 \l 1033 ]
Intervensi keperawatan untuk mengurangi nyeri yaitu dengan teknik relaksasi nafas
dalam. Slow deep breathing relaxation atau relaksasi nafas dalam merupakan teknik relaksasi
yang dapat menurunkan nyeri dengan cara merangsang susunan saraf pusat yaitu otak dan
sumsum tulang belakang untuk memproduksi endorfrin yang berfungsi sebagai penghambat
nyeri. [ CITATION Aji15 \l 1033 ] Intervensi keperawatan untuk menghindari risiko infeksi yaitu
dengan melakukan perawatan luka pada bagian post operasi, memberikan terapi antibiotic
Cefoperazone 2x1gr dan memonitor adanya tanda dan gejala dari infeksi. Perawatan luka
dilakukan dengan mengganti balutan yang tepat menggunakan prinsip-prinsip steril antiseptic
dan mengelola nyeri dengan pemberian obat-obatan yang tepat sehingga akan tercapai efektivitas
penyembuhan luka. Balutan luka tertutup yang sering digunakan yaitu balutan kering karena
akan mempercepat penyembuhan pada luka insisi post operasi. [ CITATION Fas15 \l 1033 ]
Setelah dilakukan tindakan keperawatan relaksasi nafas dalam, nyeri yang dialami klien
berkurang dari skala 4 menjadi 3. Klien juga telah mendapatkan tindakan perawatan luka pada
area post operasi. Luka pada area post operasi masih terdapat eksudat berwarna sedikit merah
pucat dan jaringan belum bergranulasi sepenuhnya. Masalah keperawatan nyeri akut dan risiko
infekisi pada klien belum teratasi. Oleh karena itu, tindakan keperawatan seperti relaksasi nafas
dalam, monitor tanda dan gejala infeksi, dan perawatan luka tetap dilanjutkan.
Daftar Pustaka

Agustina, E., & Syahrul, F. (2017). Pengaruh Prosedur Operasi Terhadap Kejadian Infeksi pada
Pasien Operasi Bersih Terkontaminasi. Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(3), 351-360.

Aji, S. B., Armiyati, Y., & Arif, S. (2015). Efektivitas Antara Relaksasi Autogenik dan Slow
Deep Breathing Relaxation Terhadap Penurunana Nyeri pada Pasien Post ORIF di RSUD
Ambarawa. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 1-12.

Faswita, W. (2015). Tindakan Perawatan Luka pada Pasien Fraktur Terbuka Terhadap
Penyembuhan Luka di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2015. Jurnal Ilmiah Research
Sains, 2(2).

Sjamsuhidayat, R., & De jong, W. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bunner dan
Suddarth. Jakarta: EGC.

Suarsedewi, D. W. (2017). Pin Site Care Using Chlorhexidine; Case Study Report. Jurnal
Jumantik, 2(1), 90-99.

Anda mungkin juga menyukai