Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BIOLOGI LAUT

“FITOPLANKTON“

OLEH

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

1. VILIGIUS ABIK
2. HILDA M. DETHAN
3. SHERLY D.R.M NAHAK
4. YOHANA DETHAN

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karuniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang “FITOPLANKTON ” tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah BIOLOGI
LAUT yang diberikan.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaannya. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan masukkan, saran, dan kritikan
yang membangun dari semua pihak untuk menjadikan makalah ini lebih sempurna.

Penulis,
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang .......................................................................1


1.2 Rumusan masalah ................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................... ... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fitoplankton....................................................... 3


2.2 Ciri-ciri Organisme Fitoplankton.......................................... 4
2.3 Klasifikasi Fitoplankton........................................................ 5
2.4 Pengaruh Ekologi Terhadap Distribusi Fitoplankton............10
BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ................................................................... 16


3.2 SARAN ............................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 17
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Planktonik adalah biota laut yang melayang-layang, mengapung dan berenang
mengikuti arus ( karena tidak dapat melawan aruss air), dan jenis plankton ini
banyak dijumpai pada permukaan air. Plankton terdiri dari dua jenis yaitu
fitoplankton dan zooplankton.
Fitoplankton adalah tumbuhan kecil yang mengapung pada permukaan air atau
dekat permukaan air, fitoplankton merupakan jenis plankton autotropik (organisme
yang mampu menyediakan makanan sendiri berupa bahan organik dari bahan
anorganik dengan bantuan energi matahari). Fitoplankton biasa disebut mikroalga
dapat berupa fotosintesis atau kemosintetik.
Fitoplankton adalah salah satu produsen utama rantai makanan akuatik yang dapat
ditemukan di habitat laut dan air tawar. Fitoplankton fotosintetik tumbuh di lapisan
sinar matahari atas badan air. Fitoplankton kemosintetik dapat ditemukan di bagian
dalam badan air di mana sinar matahari tidak dapat melewati.
Fitoplankton memberikan fungsi ekologis penting untuk semua kehidupan air
dengan melayani sebagai dasar dari jaring makanan di air, serta berfungsi untuk
hampir semua kehidupan di bumi, karena fitoplankton yang bertanggung jawab
untuk sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Fitoplankton juga
berfungsi sebagai produsen/penyedia makanan utama di ekosistem air tawar dan juga
laut.
Fitiplankton memiliki ciri umum yaitu memiliki pigmen warna, dimana dalam sel
organisme fitoplankton terdapat berbagai plastida yaitu organel-organel yang
memiliki zat warna atau pigmen seperti kloroplas mengandung pigmen klorofil yang
berperan penting dalam proses fotosintesis. Sehingga fitoplankton bersifat autotrof
karena dapat menyediakan makanan sendiri berupa zat organik dan zat-zat organik.
Karakteristik fitoplankton adalah memiliki pigmen-pigmen fotosintesis yang
menyebabkan timbulnya kenampakan warna yang berbeda dari setiap jenisnya.
Adanya perbedaan zat warna/pigmen fotosintesis tersebut sehinnga dapat dijadikan
dasar klasifikasi fitoplankton. Klasifikasi fitoplankton berdasarkan zat warna yang
dimiliki yaitu Chlorophyta (green alga) yang memiliki pigmen klorofil a, dan
klorofil b, Cyanophyta (blue green alga) yang memiliki klorofil a, fikosianin, dan
fikoeretrin, Crysophyta (bacillariophyta) yang memiliki klorofil a, C1 dan C2 serta
fukosianin, Pyrrophyta (dinoflagellata) yang memiliki klorofil a, C2,
Phycocianobilin atau Phycoerythrobilin, Euglenophyta yang memiliki klorofil a dan
klorofil b, Rhodophyta (red alga) yang memiliki klorofil a, Phycoerythrobilin.
1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Bagaimana pengertian dari fitoplankton ?

1.2.2 Bagaimana ciri-ciri organisme fitoplankton ?

1.2.3 Bagaimana klasifikasi fitoplankton ?

1.2.4 Bagaimana pengaruh ekologi terhadap distibusi fitoplankton ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari fitoplankton

1.3.2 Untuk mengetahui ciri-ciri fitoplankton

1.3.3 Untuk dapat mengetahui klasifikasi dari fitoplankton

1.3.4 Untuk mengetahui pengaruh ekologi terhadap distribusi fitoplankton

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan


informasi serta mempelajari mengenai fitoplankton.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian fitoplankton


Fitoplankton berasal dari kata Yunani phyton, yang berarti “tanaman”, dan
planktos, yang berarti “pengembara” atau “hanyut” . Organisme ini terbawa oleh arus
air, berbeda dengan organisme nekton yang dapat berenang melawan arus dan
mengontrol posisi untuk dapat berenang bebas dan berbeda dengan organisme bentik
yang hidup di bawah badan air. Fitoplankton adalah organisme autotrof karena
organisme ini dapat mengambil energi dari lingkungan dalam bentuk sinar matahari
atau bahan kimia anorganik dan menggunakannya untuk membuat molekul yang kaya
energi seperti karbohidrat. Mekanisme ini disebut produksi primer. Fiksasi energi
kumulatif fitoplankton pada senyawa karbon (produksi primer) adalah dasar untuk
sebagian besar kelautan dan juga banyak jaring makanan air tawar. Fitoplankton
adalah komponen autotrofik dari komunitas plankton, yang organisme mikroskopis
(kebanyakan dengan ukuran sangat kecil) yang hanyut di lautan, danau, sungai, dan
badan air lainnya. Fitoplankton merupakan organisme autotroph (dapat membuat
makanan sendiri), sehingga fitoplankton merupakan organisme penyedia makanan
utama dalam ekosistem perairan, sebagai (produsen) dalam rantai makanan, yang
memproduksi, senyawa organik kompleks yang kaya energi, seperti karbohidrat, dari
molekul anorganik sederhana dengan menggunakan energi dari cahaya (fotoautotrof)
dan energi dari reaksi kimia anorganik (kemoautotrof).
Kebanyakan fitoplankton berukuran sangat kecil (mikroskopis) sehinnga tidak
dapat dilihat menggunakan mata telanjang harus menggunakan mikroskop. Walaupun
Fitoplankton berukuran mikroskopis, namun ketika muncul dalam jumlah yang cukup
tinggi (blooming), organisme ini dapat muncul sebagai warna hijau pada air karena
adanya klorofil dalam sel (warna bervariasi pada tiap spesies) fitoplankton karena
berbagai tingkat klorofil atau kehadiran pigmen aksesori seperti phycobiliproteins,
xanthophylls, dll).
Gambar : Fitoplankton
Fitoplankton memberikan fungsi ekologis penting untuk semua kehidupan
air dengan melayani sebagai dasar dari jaring makanan di air dan juga
menyediakan fungsi untuk hampir semua kehidupan di bumi, karena fitoplankton
yang bertanggung jawab untuk sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer
bumi. Fitoplankton juga berfungsi sebagai item makanan utama di budidaya
perikanan dan budidaya laut.
Fitoplankton umumnya sering mendapatkan energi melalui proses biologis
yang disebut fotosintesis. Oleh karena itu mereka harus tinggal di lapisan
permukaan air (disebut zona eufotik) dari samudra, laut, danau, atau badan air
lainnya. Melalui fotosintesis, fitoplankton bertanggung jawab untuk banyaknya
oksigen yang terdapat di setengah atmosfer bumi dari jumlah total yang
dihasilkan oleh semua tanaman hidup. Selain sebagai fotoautotrof, yang
melakukan fotosintesis untuk memperoleh energi (menggunakan sinar matahari,
karbon dioksida, dan air), ada juga kemoautotrok yang tidak menggunakan energi
matahari sebagai sumber energi, melainkan energi dengan oksidasi molekul
penyumbang elektron di lingkungan sekitar, organisme ini juga melakukan
dengan mensintesis semua senyawa organik yang diperlukan dari karbon
dioksida, dan bukan dari sumber karbon organik. Contohnya termasuk bakteri
yang memperoleh energi dari oksidasi senyawa anorganik seperti hidrogen
sulfida, amonium dan besi. Organisme yang membutuhkan senyawa organik
sebagai sumber karbon, dan menggunakan cahaya atau senyawa anorganik
sebagai sumber energi, disebut sebagai organisme heterotrofik.
2.2 Ciri-ciri organisme fitoplankton
Fitoplankton(plankton nabati) merupakan jasad nabati yang terdiri atas sel yang
memiliki bentuk bervariasi,dari bulat ,oval dan ada yang mirip benang. Ciri-Ciri
fitoplankton:
1. Termasuk organisme eukariotik
2. Memiliki sifat fotoautotrof (berfotosintetis)
3. Terdapat klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya,
4. Mampu mengunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk
melakukan aktivitas hidupnya,maka dari itu fitoplankton dapat melakukan
fotosintesis.
5. Memiliki ukuran tubuh kecil (mikroskopis)
6. Sebagai produsen di perairan, sumber makanan zooplankton dan benih
ikan.
7. Menyerap bahan organik sebagai bahan makanan.bahan oragnik itu antara
lain nitrogen(N), fosfor(P), kalium(K) dan silikat(Si).
8. Termasuk Soliter/berkoloni
9. Memiliki sifat uniseluler/multiseluler
10. Memiliki habitat di perairan baik di air tawar maupun di air laut, tempat
lembab. Dan dapat menempel di bebatuan (epilitik), tanah/lumpur/pasir
(epipalik), menempel pada tumbuhan sebagai (epifik), dan menempel
tubuh hewan (epizoik).

2.3 Klasifikasi fitoplankton


Karakteristik yang khas dari phytoplankton adalah memiliki pigmen-pigmen
fotosintesis yang menyebabkan timbulnya kenampakan warna yang berbeda dari setiap
jenisnya. Adanya perbedaan dalam zat warna/pigmen fotosintesis ini dijadikan sebagai
dasar dari klasifikasi phytoplankton.
Berkut adalah klasifikasi phytoplankton menurut Philips Sze (1993).
Divisi Pigmen (zat warna)
Chlorophyta (Green Algae) klorofil-a dan klorofil-b
Cyanophyta (Blue Green klorofil-a, phycocianobilin, phycoerythrobilin
Algae)
Chrysophyta/ Bacillariophyta Klorofil-a, C1 dan C2, fucoxanthin,
Pyrrophyta/Dinoflagellata Klorofil-a, C2 dan peridinin
Cryptophyta klorofil-a, C2, phycocianobilin atau
phycoerythrobilin
Euglenophyta klorofil-a dan klorofil-b
Rhodophyta (Red Alge) klorofil-a, phycoerythrobilin

Beberapa pigmen yang dimiliki masing-masing divisi tersebut menampakkan


warna yang berbeda. Klorofil menimbulkan kenampakan warna hijau, phycocianobilin
menampakkan warna biru, phycoerythrobilin menampakkan warna kemerahan
dan fucoxanthin menampakkan warna kekuningan.
Perkembang biakan alga mengalami pergantian keturunan (metagenesis) dengan
cara pembentukan sporofit yang diploid dan ada juga dengan pembentukan keturunan
yang haploid (gametofir), selain itu juga banyak cara perkembang biakan lainnya
misalnya, membelah, pembentukan gamet (oogami), pembentukan auksospora,
pembentukan zoospora dan lain sebagainya.
2.3.1 Divisi Chlorophyta (Green Algae)
Alga hijau memiliki karakteristik kloroplast yang berwarna hijau, mengandung
khorofil-a dan khlorofil-b serta karotenoid dan zantophylls. Pada kloropas terdapat
pirenoid, hasil asimilasi berupa tepung dan lemak. Kloroplas dapat berbentuk, pita,
lempeng mangkok, jaringan, cakram dan lainnya.
Reproduksi terjadi secara,
 Asexual dengan membentuk zoospora dengan 2-4 flagel (isokontae)
 Sexual, dengan Isogami dengan anisogami, Oogam
Chlorophyta terdiri dari bentuk sel tunggal, koloni maupun filament, sebagai
penyusun phytoplankton atau bentos. Walapun ada juga yang ukurannya besar seperti
tanaman.
Chloropyta dibagi 14 Bangsa, Bolbocales, Chlorococcales, Ulotrchales,
Chaetophorales, Sphaeropleales, Ulvales, Oedogoniales, Zy gnematales, Cladophorales,
Aerosiphonales, Siphonocladales, Dasycladalcs, Siphonales dan Desmikiales. Bangsa yang
sering dijumpai diperairan, atara lain :
 Volvococales
Merupakan sel tunggal atau koloni kelipatan 2 yang melayang /berenang bebas, dan
memiliki flagel. Reproduksi Asexual dengan pembelahan sel, fragmentasi, sexual dengan
pembentukan gamet. Merupakan kelompk alga hijau yang juga dimasukan dalam klas
flagellata (pada sistem taxonomi yang lain)
Contoh : chlamydomonas, pandorina, vovox, gonium, Pleudorina
 Chlorococcales
Merupakan sel tunggal atau koloni, non motil, koloni coenobium (kelipatan 2),
reproduksi dengan membentuk zoospora, autospora secra asexual dan sexual dengan
gamet.
Contoh : Chlorella, Chlorococcum, Pedastrum c Scenedesmlus, golenkinea,
Oocystis, Planktosphaeria, dictyosphaerium dsb.
 Tetrasporales
Sel tunggal atau koloni bukan merupakan kelipatan tetai terdiri 3-4 sel, reproduksi
asexual dengan zoospora, aplanospora, sexual dengan isogami
Contoh : Tetraspora, Palmela
 Ulothricales
Sel-selnya selalu memiliki satu inti dan satu kloroplas, Bentuk berupa benang tunggal
atau bercabang atau lembaran, membentuk zoospora berflagel 4, Isogami merupakan cara
reproduksi sexual.
Contoh : Ulothrix
 Chaetophorales
Berbentuk thallus yang herotrik (ujung dan pangkal beda ), terdiri atas benang – benang ,
bercabang, merayap.
Contoh: Chaetophora, Drapanaldia
 Ulvales
Koloni berbentuk seperti daun, reproduksi dengan zoospora dengan 4 flagel.
Contoh : Ulva, Enteromorpha
 Oedogoniales
Hidup pada air tawar, selnya memiliki satu inti dan kloroplas berbentuk jala. Koloni
berbentuk benang. Perkembangan Asexual dengan zoosplora, seual dengan oogami,
beberapa jenis dibagian antheridumnya keluar spora seperti spermatozoid yang
dinamakan androspora dan tidak dapat memuahi sel telur tetapi melekat pada koloni
jantan dan tumbh menjadi koloni kecil
Contoh : Oedogonium
 Zygnematales
Koloni berbentuk benang0yang tidak bercabang, reproduksi asexual dengan penambahan
panjang. Sexual konjugasi.
Contoh : Spyrogyra, Zygnema
 Desmidiales
Disebut juga ganggang hias karena bentuknya beranekaragam hidup di rawa-rawa
(gambut) yang airnya bereaksi asam. Tubuh biasanya terdiri dari dua keping semi cell
pembiakan asexual dengan membelah, sexual dengan kopulasi.
Contoh : Desmidium, Closterium Micrasterias, Staurastrum

2.3.2 Divisi Cyanophyta (Blue Green Algae)


Alga biru / gangang lendir (Cyanophyta), karakteristik dari kelompok Cyanophyta
ini adalah, Selnya bersifat Prokarion (tidak memiliki inti sejati ), Warna sel biru hijau atau
hitam, thallus berbentuk sel bulat, silinder yang sering dijumpai membentuk koloni, bentuk
benang atau filamen.
Didalam plasma sel, terkandung zat warna klorofil-a, karotenoid dan dua macam
kromoprotein (fikosianin (biru) dan fikoeritrin (merah)) yang larut dalam air.
Cyanophyceae umumnya tidak bergerak. Diantara jenis ini ada yang dapat mengadakan
gerakan merayap (terutama yang berbentuk benang), gerakan tersebut mungkin disebakan
adanya kontraksi tubuh dan dibantu dengan pembentukan lendir.
Pada Cyanophyta bentuk benang tersusun dari satu baris sel tunggal yang disebut
tricome, trikcome yang tertutup oleh sheat / sel penutup/pelindung inilah dinamakan
filament. Pada Cyanophyta bentuk benang sering dijumpai sel khusus yang disebut
hetrocysta, diduga dapat mengikat / menambat N bebas.
Perkembang biakan secara asextual / vegetatif dengan cara membelah diri dengan
membentuk akinete, endospore, nanocysta, exospora dan untuk filament dengan
membentuk hormogon, hormospore.

2.3.2.1 Kelas Chroococcopytceae


Berbentuk sel tunggal atau kelompok tanpa spora, warna kehijauan.
Berkembangbiak dengan membelah membentuk nanospora, endospora atau eksospora.
Tidak membentuk trikom.
Chroococcopytceac dibagi 3 bangsa.
 Bangsa Chroococcales
Sel tunggal atau koloni, berkembang biak dengan membelah dengan membentuk
nanocysta.
Contoh : Chroococcus, Gleocapsa, Merismopedia, Eucapsis, Microcystis, Aphanocapsa
dsb.
 Bangsa Chamaesiphonales
Sel tunggal atau koloni berbentuk benang, memiliki spora yang terbentuk dari isi sel
(endospora)dan eksospora.
Contoh : Chamaesiphon
 Bangsa Pleurocapsales
Benang membentuk hormogonium, reproduksi dengan endospora
Contoh : Pleurocapsa, Dermocapsa
2.3.2.1 Kelas Hormogoniophyceae
Berbentuk filament dan dapat bercabang , memiliki trikom, heterosista dan akinet
Bangsa Stigonematales. Bangsa ini memiliki percangan sejati
Contoh : Stigonema

2.3.3. Divisi Chrysophyta/Bacillariophyta


Merupakan sel tunggal, dengan ciri khas dinding yang mengandung silikat, dan
sel terdiri dari 2 bagian (cawan) zat warna berupa klorofil – a dan c, b-karoten,
fucoxatin, diatoxanthin, diadinoxanthin. Talus disebut frustula yang terdiri dari valve
(atas) dan girdle (bawah). Reproduksi asexual umumnya dengan pembelahan dan sexual
secara oogami dan isogami.

Dibagi menjadi 2 Bangsa :


 Centrales
Kenampakan tubuh berupa raphe dan girdle, tubuh simetri radial.
Contoh : Cascinodiscus, Bidulphia, Melosira, Stephanodiscus, Cyclotella, thallasiosira.
Chetoceros.
 Pennales
Bentuk memangjang, bilateral, motil dibagi dua familia :
- Naviculaccae : Amphipleura, Pinnularia, Neidium, Navicula, Pleurosgma, Nitzxchia
- Surirellaceae : Surrirella, Synedra, Fragillaria
2.3.4. Divisi Pyrrophyta(Dinoflagellata)

Thallus / tubuh terdiri dari sel tunggal, memiliki 2 flagel heterocontac (tidak sama
panjang) keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Khloroplast berbentuk cakram,
pigmen fotosintesis berupa khlorofil-a, khlorophyl-c, b-carotene, xantophylls, peridinin,
dinoxanin. Tubuh terbagi dua bagian (Epicone dan Hipocone), beberapa genera
mengalami reduksi pada bagian epicone (Amphidinium sp).
Reproduksi asexual dengan pembelahan yang membentuk sel-sel anakan, sexual
dengan isogami dan anisogami. Klasifikasi berdasarkan letak flagel dan ada tidaknya sel
pelindung (theca)

2.3.4.1 Kelas Desmophyceac


Sel telanjang, tidak memiliki pelindung, memiliki 2 flagel dan motil
- Procentrales
Sel motil , soliter, terbagi 2 bagian yoang pipih
Contoh : Prorocentrum, Exuviella
- Desmocapsales
Sel immobile, berwarna / memiliki pigmen
Contoh : Desmocapsa
- Protospidales
Sel tidak berwarna, memiliki theca (sel penutup)
2.3.4.2 Kelas Dinophyceae
Thallus / sel memiliki sel pelindung, 2 flagel yang satu melingkar pada
alur, dari kelas inidapat kita sebut :
- Gymnodiniales
sel-sel telanjang, tanpa perubahan bentuk yang berkaitan dengan metabolisme, kadang-
kadang memiliki kulit tipis yang terdiri dari sellulosa.
Contoh : Gymnodinium
- Peridiniales
Memiliki panser/dinding dari sellulosa. Papan-papan tersebut dipenuhi dengan pori yang
menjadi jalan keluarnya plasma. Pada bagian tersebut ada bagian yang menyerupai
plasma yang memudahkan dalam mengatur gerakan melayang.
Contoh : Peridinium , Protoperidinium
- Nocticuales
Organisme soliter, bebas tidak berwarna
Contoh : Noctiluca

2.3.5 Divisi Cryptophyta(Chryptomonads)


Merupakan kelompok alga berflagel yang bentuknya menyerupai pita. Beberapa
jenis berwarna merah ( diduga karena adanya pigmen phycosianin dan phycoeritrin)
disamping chlorophyl-a, b dan c.
Contoh : Cryptomonas, Rhodomonas, Nephroselmis dan sebagainya.

2.3.6 Divisi Euglenophyta


Organisme dengan karakteristik memiliki flagel dibagaian anterior, tidak
melakukan reproduksi sexual ( asexual dengan pembelahan longitudina), bentuk sel bulat
memanjang, pigmen fotosintesis berupa chlorphyl-a , dan chloropyl-b , b-carotene,
neoxanthin, asthaxanthin dan antheraxtaxantin
 Kelas Euglenaceae
Sel hijau dengan dua flagel ditengah, sikontae, habitat umumnya dilaut
Contoh : Eutreptia, Eutrptiales
 Bangsa Euglenales
Memiliki dua flagel , hanya satu yang muncul dari canal flagel
Contoh, Euglena, Phacus. Memiliki uniflagela , biflagela atau truflagel, 1 flagel
panjang ke arah anterior, flagel lainnya pendek (heterokontae), terdapat organ seperti
mulut. Contoh : Heteronema, Peranema.
2.4 Pengaruh ekologi terhadap distribusi fitoplankton
Laut merupakan suatu perairan terlindung yang banyak dimanfaatkan oleh manusia
untuk memenuhi segala kebutuhan, diantaranya sebagai tempat untuk mencari nafkah
hidup (mata pencaharian) bagi para nelayan, tempat pendaratan ikan, pemukiman
penduduk, pertambakan, pariwisata dan jalur pelayaran. Segala aktivitas manusia
secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi keseimbangan kondisi
laut yang berdampak pada keberadaan organisme hidup yang ada didalamnya. Laut
merupakan suatu perairan terlindung yang dipengaruhi oleh beberapa faktor , baik
faktor alam maupun aktivitas manusia.
Disekitar laut juga terdapat berbagai aktivitas seperti pertambakan, tempat
pendaratan ikan, jalur pelayaran, serta aktivitas pariwisata . Hal ini dapat
menimbulkan masalah dengan menurunnya kualitas perairan laut sejalan dengan
semakin meningkatnya berbagai kegiatan penduduk disekitar perairan laut. Perairan
laut tersebut kemungkinan akan mengalami perubahan ekosistem sehinnga akan
berpengaruh terhadap kandungan nutrien dan kelangsungan hidup organisme
diperaiaran laut tersebut. Proses hirodinamika perairan laut ini sangat ditentukan oleh
kondisi perairan yang meliputi sifat fisik, kimia dan biologi perairan. Masuknya
nutrien yang berasal dari daratan melalui sungai dan juga aktivitas manusia akan
mempengaruhi kesuburan perairan laut. Nutrien merupakan zat yang dapat
mempengaruhi dan dibutuhkan oleh organisme perairan seperti fitoplankton, terutama
nitrat dan fosfat.
Tinggi rendahnya kandungan nitrat dan fosfat disuatu perairan dapat
mempengaruhi kelimpahan fitoplankton, sehingga nitrat dan fosfat juga dapat
mempengaruhi kandungan klorofil-a yangterkandung dalam fitoplankton. Kandungan
nutrien perairan laut berkaitan erat dengan kelimpahan fitoplankton dimana semakin
tinng kandungan nutrien disuatu perairan maka semakin tinngi juga kelimpahan
fitoplankton dan kosentrasi klorofil-a. Fitoplankton merupakan tumbuhan yang
memiliki klorofil-a, yang berfungsi mengubah sinar matahari menjadi energi kimia
yang diperlukan untuk melakukan proses fotosintesis.
Fitoplankton merupakan organisme penrting dari ekosistem perairan yang
menduduki tingkat tropik paling bawah. Kemampuannya melakukan proses
fotosintesis, menjadikan organisme ini merupakan sumber energi yang diperlukan
oleh semua kehidupan diekosistem perairan baik secara langsung maupun tidak
langsung, melalui pola rantai makanan (food chain). Kelompok fitoplankton yang
umumnya dijumpai diperairan tropis adalah diatom (Bacillariophyceae) dan
dinoflagelata (Dynophyceae) . Lelimpahan dan komposisi fitiplankton dalam perairan
dapat dijadikan sebagai indikasi terhadap tingkat kesuburan dan perubahan kondidi
perairan. Plankton juga sangat penting dalam aspek lingkungan global sehubungan
dengan pemanasan global. Kemampuan fitoplankton dalam menyerap CO2 membuat
organisme ini dapat berfungsi pula sebagai pengendali iklim global.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu :
2.3.4.1 Faktor fisik yang meliputi cahaya, temperatur air, kekeruhan/kecerahan,
dan pergerakan air.
2.3.4.2 Faktor kimia yang meliputi oksigen terlarut, Ph, salinitas, dan nutrisi

 Cahaya
Ketersediaan cahaya di perairan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif sangat tergantung pada waktu (harian, musiman,
tahunan), tempat (kedalaman, letak geografis), kondisi prevalen di
atas permukaan perairan (penutupan awan), atau dalam perairan
(absorpsi oleh air dan material-material terlarut, serta
penghamburan oleh partikel-partikel tersuspensi). Bagi biota laut,
cahaya mempunyai pengaruh terbesar secara tidak langsung, yakni
sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan
yang menjadi tumpuan hidup bagi fitoplankton karena menjadi
sumber makanan. Cahaya juga merupakan faktor penting dalam
hubungannya dengan perpindahan populasi hewan laut. Laju
pertumbuhan fitoplankton sangat tergantung pada ketersediaan
cahaya di dalam perairan. Laju pertumbuhan maksimum
fitoplankton akan mengalami penurunan bila perairan berada pada
kondisi ketersediaan cahaya yang rendah.
 Suhu
Suhu air dapat mempengaruhi sifat fisika kimia perairan maupun
biologi, antara lain kenaikan suhu dapat menurunkan kandungan
oksigen serta menaikkan daya toksit yang ada dalam suatu
perairan. Suhu air mempengaruhi kandungan oksigen terlarut
dalam air, semakin tinggi suhu maka semakin kurang kandungan
oksigen terlarut. Suhu air mempunyai pengaruh yang besar
terhadap proses pertukaran zat atau metabolism dari makhluk
hidup dan suhu juga mempengaruhi pertumbuhan plankton.
 Kekeruhan/kecerahan
Kekeruhan sangat mempengaruhi perkembangan fitoplankton,
apabila kekeruhan tinggi maka cahaya matahari tidak dapat
menembus perairan dan menyebabkan fitoplankton tidak dapat
melakukan proses fotosintesis.
 Pergerakan air
Arus berpengaruh besar terhadap distribusi organisme perairan dan
juga meningkatkan terjadinya difusi oksigen dalam perairan. Arus
juga membantu penyebab plankton dari satu tempat ke tempat
lainnya dan membantu menyuplai bahan makanan yang
dibutuhkan plankton.
 Derajat Keasaman (ph)
Derajat keasaman (ph) berpengaruh sangat besar terhadap tumbuh-
tumbuhan dan hewan air sehingga sering digunakan sebagai
petunjuk untuk menyatakan baik atau tidaknya kondisi air sebagai
media hidup. Apabila derajat keasaman tinggi apakah itu asam atau
basa menyebabkan proses fisiologis pada fitoplankton terganggu.
 Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut diperlukan oleh tumbuhan air, fitoplankton dan
fauna air untuk bernapas serta diperlukan oleh bakteri untuk
dekomposisi. Dengan adanya proses dekomposisi yang dilakukan
oleh bakteri menyebabkan keadaan unsur hara tetap tersedia di
perairan. Hal ini snagat menunjang pertumbuhan air, plankton dan
perifiton.
 Salinitas
Salinitas berperanan penting dalam kehidupan organisme,
misalnya distribusi biota laut. Nybakken (1992) menyatakan
bahwa pada daerah pesisir pantai merupakan perairan dinamis,
yang menyebabkan variasi salinitas tidak begitu besar. Organisme
yang hidup cenderung mempunyai toleransi terhadap perubahan
salinitas sampai dengan 15 ‰.
 Nutrisi
Nutrisi sangat berperan penting untuk pertumbuhan plankton,
nutrisi yang paling penting dalam hal ini adalah nitrat dan
phosphate fitoplankton mengkonsumsi nitrogen dalam banyak
bentuk, seperti nitrogen dari nitrat, ammonia, urea, asam amino.
Tetapi fitoplankton lebih cendrung mengkonsumsi nitrat dan
ammonia. Nitrat lebih banyak didapati di dasar yang banyak
mengandung unsur organik ketimbang dari air laut, nitrat juga bisa
diperoleh dari siklus nitrogen. Nitrogen dari nitrat adalah salah satu
unsur penting untuk pertumbuhan blue green alga ( alga hijau biru)
dan fitoplankton lainnya. Peranan fitoplankton di perairan laut
sangat penting karena fitoplankton merupakan produsen/ penyedia
makanan alami bagi ikan kecil dan hewan air lainnya. Fitoplankton
merupakan mata rantai utama dalam rantai makanan di perairan
laut. Fitoplankton adalah makanan yang terpenting dalam
perikanan darat yang merupakan makanan primer. Suatu perairan
dikatakan subur apabila di dalamnya banyak terdapat produsen
primer yaitu fitoplankton baik kuantitas maupun kualitasnya.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fitoplankton adalah organisme autotrof (dapat membuat makanan
sendiri) karena organisme ini dapat mengambil energi dari lingkungan dalam bentuk
sinar matahari atau bahan kimia anorganik yang digunakannya untuk membuat
molekul yang kaya energi seperti karbohidrat. Mekanisme ini disebut produksi
primer. Fitoplankton adalah tumbuhan kecil yang mengapung pada permukaan air
atau dekat permukaan air, fitoplankton merupakan jenis plankton autotropik yang
ukurannya mikroskopis.Fitoplankton biasa disebut mikroalga dapat berupa
fotosintesis atau kemosintetik.
Fitiplankton memiliki ciri umum yaitu memiliki pigmen warna, dimana dalam sel
organisme fitoplankton terdapat berbagai plastida yaitu organel-organel yang
memiliki zat warna atau pigmen seperti kloroplas mengandung pigmen klorofil yang
berperan penting dalam proses fotosintesis. Sehingga fitoplankton bersifat autotrof
karena dapat menyediakan makanan sendiri berupa zat organik dan zat-zat organik
Klasifikasi fitoplankton berdasarkan zat warna yang dimiliki yaitu Chlorophyta
(green alga), Cyanophyta (blue green alga), Crysophyta (bacillariophyta), Pyrrophyta
(dinoflagellata), Euglenophyta dan Rhodophyta (red alga).
Tinggi rendahnya kandungan nitrat dan fosfat disuatu perairan dapat
mempengaruhi kelimpahan fitoplankton, sehingga nitrat dan fosfat juga dapat
mempengaruhi kandungan klorofil-a yangterkandung dalam fitoplankton. Kandungan
nutrien perairan laut berkaitan erat dengan kelimpahan fitoplankton dimana semakin
tinng kandungan nutrien disuatu perairan maka semakin tinngi juga kelimpahan
fitoplankton dan kosentrasi klorofil-a. Fitoplankton merupakan tumbuhan yang
memiliki klorofil-a, yang berfungsi mengubah sinar matahari menjadi energi kimia
yang diperlukan untuk melakukan proses fotosintesis.
Fitoplankton merupakan organisme penrting dari ekosistem perairan yang
menduduki tingkat tropik paling bawah. Kemampuannya melakukan proses
fotosintesis, menjadikan organisme ini merupakan sumber energi yang diperlukan
oleh semua kehidupan diekosistem perairan baik secara langsung maupun tidak
langsung, melalui pola rantai makanan (food chain).

3.2 Saran
Daftar Pustaka

Stanford, CA. Gilbert, H. 1999. Population Dynamics of Light Limited


Phytoplankton:Micorosom Experiments. The ecology Society Of America. Vo.
80(1), pages 202-210,

Mureell M,C,. Lores, E,M. 2004. Phytoplankton And Zooplankton Seasonal Dynamics In
A Subtropical Estuary : Importance Of Cyanobacteria. Journal Of Plankton
Research. Volume 26, number 3 pages 371-382.

Irigolen, X. Jef, H. Roger, P,H. Global Biodiversity Patterns of Marine Phytoplankton


and Zooplankton. Nature Publishing Group.Vol 429.

Rahadrjo, Sinung.2006. Kelimpahan dan Keankeragaman Fitoplankton di Perairan


Pantai Dadap Teluk Jakarta. Jurnal Ilmu- Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia.
Jilid 13 No 2:135- 141.

Rashidy. A.E, Littay M, Salam A.M. 2013. Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton di
Perairan Pantai Kelurahan Tekobula, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep,
Provonsi Sulawesi Selatan. Jurnal Alam dan Lingkungan. Vol.4(7).

Anda mungkin juga menyukai