“FITOPLANKTON“
OLEH
1. VILIGIUS ABIK
2. HILDA M. DETHAN
3. SHERLY D.R.M NAHAK
4. YOHANA DETHAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karuniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang “FITOPLANKTON ” tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah BIOLOGI
LAUT yang diberikan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaannya. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan masukkan, saran, dan kritikan
yang membangun dari semua pihak untuk menjadikan makalah ini lebih sempurna.
Penulis,
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Thallus / tubuh terdiri dari sel tunggal, memiliki 2 flagel heterocontac (tidak sama
panjang) keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Khloroplast berbentuk cakram,
pigmen fotosintesis berupa khlorofil-a, khlorophyl-c, b-carotene, xantophylls, peridinin,
dinoxanin. Tubuh terbagi dua bagian (Epicone dan Hipocone), beberapa genera
mengalami reduksi pada bagian epicone (Amphidinium sp).
Reproduksi asexual dengan pembelahan yang membentuk sel-sel anakan, sexual
dengan isogami dan anisogami. Klasifikasi berdasarkan letak flagel dan ada tidaknya sel
pelindung (theca)
Cahaya
Ketersediaan cahaya di perairan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif sangat tergantung pada waktu (harian, musiman,
tahunan), tempat (kedalaman, letak geografis), kondisi prevalen di
atas permukaan perairan (penutupan awan), atau dalam perairan
(absorpsi oleh air dan material-material terlarut, serta
penghamburan oleh partikel-partikel tersuspensi). Bagi biota laut,
cahaya mempunyai pengaruh terbesar secara tidak langsung, yakni
sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan
yang menjadi tumpuan hidup bagi fitoplankton karena menjadi
sumber makanan. Cahaya juga merupakan faktor penting dalam
hubungannya dengan perpindahan populasi hewan laut. Laju
pertumbuhan fitoplankton sangat tergantung pada ketersediaan
cahaya di dalam perairan. Laju pertumbuhan maksimum
fitoplankton akan mengalami penurunan bila perairan berada pada
kondisi ketersediaan cahaya yang rendah.
Suhu
Suhu air dapat mempengaruhi sifat fisika kimia perairan maupun
biologi, antara lain kenaikan suhu dapat menurunkan kandungan
oksigen serta menaikkan daya toksit yang ada dalam suatu
perairan. Suhu air mempengaruhi kandungan oksigen terlarut
dalam air, semakin tinggi suhu maka semakin kurang kandungan
oksigen terlarut. Suhu air mempunyai pengaruh yang besar
terhadap proses pertukaran zat atau metabolism dari makhluk
hidup dan suhu juga mempengaruhi pertumbuhan plankton.
Kekeruhan/kecerahan
Kekeruhan sangat mempengaruhi perkembangan fitoplankton,
apabila kekeruhan tinggi maka cahaya matahari tidak dapat
menembus perairan dan menyebabkan fitoplankton tidak dapat
melakukan proses fotosintesis.
Pergerakan air
Arus berpengaruh besar terhadap distribusi organisme perairan dan
juga meningkatkan terjadinya difusi oksigen dalam perairan. Arus
juga membantu penyebab plankton dari satu tempat ke tempat
lainnya dan membantu menyuplai bahan makanan yang
dibutuhkan plankton.
Derajat Keasaman (ph)
Derajat keasaman (ph) berpengaruh sangat besar terhadap tumbuh-
tumbuhan dan hewan air sehingga sering digunakan sebagai
petunjuk untuk menyatakan baik atau tidaknya kondisi air sebagai
media hidup. Apabila derajat keasaman tinggi apakah itu asam atau
basa menyebabkan proses fisiologis pada fitoplankton terganggu.
Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut diperlukan oleh tumbuhan air, fitoplankton dan
fauna air untuk bernapas serta diperlukan oleh bakteri untuk
dekomposisi. Dengan adanya proses dekomposisi yang dilakukan
oleh bakteri menyebabkan keadaan unsur hara tetap tersedia di
perairan. Hal ini snagat menunjang pertumbuhan air, plankton dan
perifiton.
Salinitas
Salinitas berperanan penting dalam kehidupan organisme,
misalnya distribusi biota laut. Nybakken (1992) menyatakan
bahwa pada daerah pesisir pantai merupakan perairan dinamis,
yang menyebabkan variasi salinitas tidak begitu besar. Organisme
yang hidup cenderung mempunyai toleransi terhadap perubahan
salinitas sampai dengan 15 ‰.
Nutrisi
Nutrisi sangat berperan penting untuk pertumbuhan plankton,
nutrisi yang paling penting dalam hal ini adalah nitrat dan
phosphate fitoplankton mengkonsumsi nitrogen dalam banyak
bentuk, seperti nitrogen dari nitrat, ammonia, urea, asam amino.
Tetapi fitoplankton lebih cendrung mengkonsumsi nitrat dan
ammonia. Nitrat lebih banyak didapati di dasar yang banyak
mengandung unsur organik ketimbang dari air laut, nitrat juga bisa
diperoleh dari siklus nitrogen. Nitrogen dari nitrat adalah salah satu
unsur penting untuk pertumbuhan blue green alga ( alga hijau biru)
dan fitoplankton lainnya. Peranan fitoplankton di perairan laut
sangat penting karena fitoplankton merupakan produsen/ penyedia
makanan alami bagi ikan kecil dan hewan air lainnya. Fitoplankton
merupakan mata rantai utama dalam rantai makanan di perairan
laut. Fitoplankton adalah makanan yang terpenting dalam
perikanan darat yang merupakan makanan primer. Suatu perairan
dikatakan subur apabila di dalamnya banyak terdapat produsen
primer yaitu fitoplankton baik kuantitas maupun kualitasnya.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fitoplankton adalah organisme autotrof (dapat membuat makanan
sendiri) karena organisme ini dapat mengambil energi dari lingkungan dalam bentuk
sinar matahari atau bahan kimia anorganik yang digunakannya untuk membuat
molekul yang kaya energi seperti karbohidrat. Mekanisme ini disebut produksi
primer. Fitoplankton adalah tumbuhan kecil yang mengapung pada permukaan air
atau dekat permukaan air, fitoplankton merupakan jenis plankton autotropik yang
ukurannya mikroskopis.Fitoplankton biasa disebut mikroalga dapat berupa
fotosintesis atau kemosintetik.
Fitiplankton memiliki ciri umum yaitu memiliki pigmen warna, dimana dalam sel
organisme fitoplankton terdapat berbagai plastida yaitu organel-organel yang
memiliki zat warna atau pigmen seperti kloroplas mengandung pigmen klorofil yang
berperan penting dalam proses fotosintesis. Sehingga fitoplankton bersifat autotrof
karena dapat menyediakan makanan sendiri berupa zat organik dan zat-zat organik
Klasifikasi fitoplankton berdasarkan zat warna yang dimiliki yaitu Chlorophyta
(green alga), Cyanophyta (blue green alga), Crysophyta (bacillariophyta), Pyrrophyta
(dinoflagellata), Euglenophyta dan Rhodophyta (red alga).
Tinggi rendahnya kandungan nitrat dan fosfat disuatu perairan dapat
mempengaruhi kelimpahan fitoplankton, sehingga nitrat dan fosfat juga dapat
mempengaruhi kandungan klorofil-a yangterkandung dalam fitoplankton. Kandungan
nutrien perairan laut berkaitan erat dengan kelimpahan fitoplankton dimana semakin
tinng kandungan nutrien disuatu perairan maka semakin tinngi juga kelimpahan
fitoplankton dan kosentrasi klorofil-a. Fitoplankton merupakan tumbuhan yang
memiliki klorofil-a, yang berfungsi mengubah sinar matahari menjadi energi kimia
yang diperlukan untuk melakukan proses fotosintesis.
Fitoplankton merupakan organisme penrting dari ekosistem perairan yang
menduduki tingkat tropik paling bawah. Kemampuannya melakukan proses
fotosintesis, menjadikan organisme ini merupakan sumber energi yang diperlukan
oleh semua kehidupan diekosistem perairan baik secara langsung maupun tidak
langsung, melalui pola rantai makanan (food chain).
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Mureell M,C,. Lores, E,M. 2004. Phytoplankton And Zooplankton Seasonal Dynamics In
A Subtropical Estuary : Importance Of Cyanobacteria. Journal Of Plankton
Research. Volume 26, number 3 pages 371-382.
Rashidy. A.E, Littay M, Salam A.M. 2013. Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton di
Perairan Pantai Kelurahan Tekobula, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep,
Provonsi Sulawesi Selatan. Jurnal Alam dan Lingkungan. Vol.4(7).