Anda di halaman 1dari 15

A.

Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Memori membuat manusia dapat mengingat berbagai macam informasi,
seperti mengingat nama seseorang teman yang sudah bertahun-tahun tidak dijumpai
maupun mengingat detail dari sebuah penglihatan, pendengaran serta pengalaman dan
kejadian-kejadian yang telah berlalu, memori adalah salah satu sistem kerja otak yang
sangat berfungsi dan sangat penting untuk dipelajari. Tapi sayangnya manusia tidak
mampu mengoptimalkan seluruh potensi otak tersebut, sehingga otak tidak
memungkinkan semua jejak ingatan itu tersimpan terus dengan sempurna, melainkan
berangsur-angsur akan menghilang. Tetapi ketika orang yang bersangkutan diminta
untuk mengingat kembali hal yang sudah mulai terlupakan sebagian itu. Manusia
cenderung untuk menyempurnakan sendiri bagian-bagian yang terlupa tersebut
dengan belajar mengenai Memori.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan, adapun rumusan
masalah tentang memori tersebut yaitu;
a. Apakah yang dimaksud dengan memori ?
b. Bagaimana tahapan dalam memori ?
c. Apa saja Jenis-jenis dari memori ?
d. Apa saja faktor yang mempengaruhi memori ?
e. Apa itu lupa dalam memori ?
f. Bagaimana meningkatkan memori ?
3. Tujuan
a. Dapat Mengetahui dan memahami tentang memori,
b. Untuk mengetahui faktor yang mepengaruhi memori, dan
c. Untuk mengetahui cara meningkatkan ingatan atau memori dan dapat
memahami hubungan antara memori dan belajar.
MEMORI
A. Definisi Memori
Memori atau ingatan (memory) adalah penyimpanan informasi di setiap
waktu. Para psikolog pendidikan mempelajari bagaimana informasi pada awalnya
ditempatkan atau dikodekan menjadi ingatan, bagaimana informasi disimpan setelah
dikodekan, dan bagaimana informasi ditemukan atau dipanggil kembali untuk tujuan
tertentu diwaktu yang akan datang. Memori menetapkan dii dalam kontinuitas.
Menurut Schacter Tanpa memori, anda tidak akan bisa menghubungkan apa yang
terjadi pada anda kemarin dengan apa yang terjadi dalam hidup anda hari ini.
Sekarang, para psikolog pendidikan menekankan bahwa penting untuk tidak
memandang memori dalam hal bagaimana anak-anak menambahkan sesuatu
kedalamnya, tetapi lebih untuk menegaskan bagaimana anak-anak secara aktif
menyusun memori mereka.1
Pribadi manusia beserta aktivitas-aktivitasnya tidak semata-mata oloeh
pengaruh dan proses-proses yang berlangsung waktu kini, tetapi juga oleh pemgaruh-
pengaruh dan proses-proses di masa yang lampau. Pribadi berkembang di dalam
suatu sejarah di mana hal yang lampau dalam cara tertentu selalu ada dan dapat
diaktifkan kembali.
Secara teori dapat dibedakan adanya tiga aspek dalam berfungsinya ingatan
itu, yaitu;
a. Mencamkan (menghafal), yaitu menerima kesan-kesan,
b. Menyimpan kesan-kesan, dan
c. Memproduksikan kesan-kesan.2
Ingatan cepat artinya mudah dalam menghafal sesuatu tanpa menjumpai
kesukaran. Ingatan setia artinya apa yang telah diterima itu akan disimpan sebaik-

1
Jhon W. Santrock, Psikologi Pendidikan; Educational psychologi, Ed. 3 (Jakarta: Selemba
Humaniora, 2009), Hal.359
2
Drs. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Ed.5., cetakan ke-18 (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2011), Hal. 4
baik mungkin, tidak akan berubah-ubah, ingatan teguh artinya dapat menyimpan
waktu yang lama, dan tidak mudah lupa. Aktivitas mencamkan dengan sengaja
biasanya kita sebut menghafal. Penenlitian-penelitian dalam lapangan telah berhasil
merumuskan hal-hal yang dapat membantu menghafal atau mencamkan itu.
sementara dari hasil-hasil tersebut yaitu; menyuarakan menambah penghafalan tidak
say membaca tapi menyuarakan dan diulang-ulang, pembagian waktu, menggunakan
metode belajar dengan mengulang-ulang keseluruhan dan berurutan.3
Bagian utama dari diskusi kita tentang memori akan berfokus pada
pengodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali. Memikirkan memori berkaitan
dengan proses-proses tersebut seharusnya membantu anda memahaminya dengan
lebih baik. supaya memori berfungsi, anak-anak harus mengambil informasi,
menyimpannya atau menyampaikannya, serta kemudian mendapatkannya kembali
untuk tujuan tertentu dikemudian hari.
Pengodean adalah proses dimana informasi masuk kedalam memori.
Penyimpanan adalah penahanan informasi di setiap waktu. Pemanggilan kembali
berarti mengeluarkan informasi dari penyimpanan. Berikut ini aktivitas tahapan
memori yang penting ini secara lebih mendetail.

B. Tahapan Memori
1. Pengodean
Ketika siswa mendengarkan guru, menonton film, mendengarkan musik,atau
berbicara dengan teman, ia mengodekan informasi kedalam memori. Pengodean
terdiri atas sejumlah proses, pengulangan, pemerosesan yang mendalam,
pembentukan gambaran, organisasi, dan pertolongan.4

3
Ibid., hal.5
4
Jhon W. Santrock, Op., Cit, hal. 359
a. Pengulangan atau (rehearsal)
Adalah mengulang informasi secara sadar untuk meningkatkan lamanya
informasi tingkat dalam memori. Sebagai contoh, ketika anda membuat janji makan
siang dengan sahabat, kemungkinan besar anda akan mengulang tanggal dan waktu
tersebut: “OK – Rabu jam 01:30.” Pengulangan berfungsi paling baik ketika anda
perlu pengodean dan mengingat serangkaian hal untuk waktu yang pendek.
b. Pemerosesan yang mendalam
Teori tingkat pemerosesan (level of processing theory), menyatakan bahwa
pemerosesan memori terjadi pada kontinum dari dangkal ke mendalam, dengan
pemerosesan yang lebih mendalam menghasilkanmemori yang lebih baik.
pemerosesan yang dangkal berarti menganalisis fitur-fitur fisik atau sensori stimulus
pada tingkat dangkal. Contoh ketika mengenali stimulus dan memberinya sebutan
sebagai contoh, mengidentifikasi objek yang berkaki empat dan menggonggong
sebagai seekor anjing. Kemudian, pada tingkat yang paling mendalam. Sebagai
contoh apabila seorang anak melihat kata boat (kapal), pada tingkat paling dangkal ia
mungkin memperhatikan bentuk huruf, pada tingkat menegah mungkin ia mungkin
memikirkan ciri-ciri kata (misalnya, kata tersebut bersajak dengan coat ), dan pada
tingkat paling mendalam ia mungkin memikirkan kali terakhir ia pergi memancing
dengan ayahnya di kapal itulah yang ada dalam pikirannya.5
c. Elaborasi
Elaborasi (elaboration) adalah luasnya pemerosesan informasi yang terlibat
dalam pengodean. Jadi, ketika menyampaikan konsep demokrasi kepada siswa
kemungkinana besar mereka akan mengingatnya dengan lebih baik apabila mereka
memiliki contoh yang bagus tentang hal tersebut memikirkan contoh merupakan cara
yang baik untuk mengelaborasi informasi. Sebagai contohmengacu pada diri sendiri
merupakan cara yang efektif untuk mengelaborasi informasi. Apabila berusaha untuk
membuat siswasiswa mengingingat konsep keadilan, semakin mereka bisa

5
Jhon W. Santrock, Op., Cit, hal. 360
menghasilkan contoh-contoh mengenai ketidakadilan dan keadilan yang mereka
alami secra pribadi, semakin besar kemungkinan mereka akan mengingat konsep
tersebut. Anak-anak sekolah dasar bisa diajari untuk menggunakan strategi elaborasi
untuk sebuah tugas pembelajaran, tetapi mereka memiliki kemungkinan yang lebih
kecil dari para remaja, untuk menggunakan strategi elaborasi dalam tugas
pembelajaran yang lain di masa depan meskipun demikian, elaborasi verbal bisa
menjadi menjadi startegi yang efektif bahkan untuk anak-anak sekolah dasar. Dalam
sebuah studi, pelaku eksperimen memberi tahu anak-anak kelas dua dan lima untuk
membuat kalimat yang bermakna untuk sebuah kata kunci ( seperti “tukang pos
membawa sepucuk surat di keretanya” untuk kata kunci kereta). jadi mereka
mengingat kata kunci dengan lebih baik ketika mereka membuat sebuah kalimat yang
berati. Satu alasan elaborasi berfungsi dengan begitu baik dalam pengodean adalah
bahwa elaborasi menambah kekhususan kode memori. Untuk mengingat sepotong
informasi, seperti nama, pengalaman, atau fakta tentang geografi, siswa-siswa harus
mencari kode yang memuat informasi ini di anta banyaknya kode dalam memori
jangka panjang mereka. Peroses pencarian ini lebih mudah apabila kode memori itu
unik.
d. Pembentukan gambaran
Allan Paivio berpendapat bahwa memori disimpan dalam dua cara: sebagai
kode verbal atau kode gambar. Sebagai contoh, kita bisa mengingat sebuah gambar
melalui namanya atau melalui gambaran dalam pikiran. Semakin detail dan khusus
kode gambar tersebut, semakin baik memori akan informasi tersebut. Para peneliti
menemukan bahwa mendorong anak-anak untuk menggunakan imajinasi guna
mengingat informasi verbal, berhasil dengan labih baik untuk anak-anak yang lebih
besar dibandingkan anak-anak yang lebih muda. Dalam sebuah studi, para pelaku
eksperimen menyampaikan dua puluh kalimat kepada kepada anak-anak kelas satu
sampai kelas enam untuk diingat (seperti “burung yang marah meneriaki seekor
anjing putih”) anak-anak ditugaskan secara acak untuk sebuah kondisi imajinasi lebih
meningkatkan memori untuk anak-anak yang lebih besar. Para peneliti menemukan
bahwa anak-anak sekolah dasar yang muda bisa menggunakan imajinasi untuk
mengingat gambar dengan lebih baik dibandingkan dengan menggunakan imajinasi
untuk mengingat gambar dengan lebih baik dibandingkan menggunakan materi
verbal, seperti kalimat.6
e. Organisasi
Apabila siswa mengatur informasi ketika mereka melakukan pengodean, hal
tersebut bermanfaat bagi memori mereka, untuk memahami pentingnya organisasi
dalam pengodean, selesaikan latihan berikut: ingatlah kedua belas bulan dalam satu
tahun secepat mungkin dan cobalalah untuk mengingat bulan-bulan tersebut dalam
susunan menurut alfabert. Latihan ini merupakan latihan yang baik untuk digunakan
oleh siswa-siswa guna membantu mereka memahami pentingnya mengatur memori
mereka dalam cara yang bermakna.
Semakin menyampaikan informasi secara terratur, semakin mudahsiswa-siswa
akan mengingatnya. Pertolongan adalah strategi pengorganisasian memori yang
bermanfaat untuk melibatkan pengelompokan atau “pengemasan”. Informasi ke
dalam unit-unit “susunan lebih tinggi” yangb bisa diingat sebagai unit-unit tunggal.
Contoh, pikirkanlah daftar kata yang sederhana ini: hot, city, book, forget, tomorrow,
smile (panas, kota, buku, lupa, besok, tersenyum). Cobalah untuk menyimpan kata-
katatersbut dalam ingatan untuk sejenak, kemudian tulislah. Apabila bisa mengingat
keenam kata tersebut berarti sudah bisa menyimpan 30 huruf dalam ingatan.
2. Penyimpanan
Setelah anak-anak mengodekaninformasi, mereka harus menyimpan informasi
tersebut. Penyimpanan memori melibatkan tiga jenis memori dengan keranmgka
waktu yang berbeda: memori sensori (memory sensory), memori jangka pendek
(short-term memory atau working memory), memori jangka panjang (long-term
memory).7

6
Ibid., hal. 361-362
b7 Ibid., hal. 364
a. Sensoy storage atau memory sensory
Merupakan komponen pertama sistem memori yang bwertemu langsung
dengan informasi yang masuk. Sensory storage atau disebut juga sensory memory
menerima semua informasi dari pancaindra dan menyimpan semua informasi tersebut
dalam waktu yang sangat singkat. Berdasarkan eksperimen yangb telah dilakukan,
kapasitas sensory storage sangat terbatas. Misalnyal bila disajikan 12 item, subjek
hanya mampu menyimpan 40% dari item tersebut dan disimpan hanya selama 250
detikn sampai 4 deti. Bila tida mengalami pemerosesan lebih jauh, maka informasi
yang disimpan dalam sensory storage akan segera hilang. Keberadaan sensory
storage memiliki dua implikasi pendidikan yang penting. Pertama, bila ingin
mempertahankan informasi lebih lama orang harus memberikan perhatian. Kedua,
untuk membawa semua informasi ke dalam kesadaran dalam satu waktu sdibutuhkan
waktu yang tidak sebentar. Misalnya, bila siswa disuguhkan dengan terlalu
banyakinformasi dalam satu waktu dan tidak dikatakan pada mereka aspek mana dari
informasitersebut yang harus mereka perhatikan, mereka mungkin sulit untuk
mempelajari informasi tersebut.
Ada beberapa cara untuk menimbulkan perhatian siswa, salah satunya dengan
menggunakan isyarat yang mengindikasikan bahwa informasi tersebut “penting”.
Dengan memberi gerakan isyarat atau melakukan pengulangan pada saat
menyampaikan beberapa informasi. Perhatian ini juga dapat ditimbulkan oleh
stimulus yang tidak biasa, inkonsisten dan mengandung kekaguman. Misalnya, guru
IPA sering kali memperkenalkan pelajaran dengan menujukkan trik-trik yang
menakjubkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
b. Short-term memory
Informasi yang didisensasi oleh pancaindra dapat mendapatkan perhatian
kemudian akan ditransfer ke dalam sistem memori yang kedua, yaitu short-term
memory (STM) atau disebut juga dengan (working memory). STM merupakan
komponen memori yang cukup banyak diteliti. Menurut Eggen dan Kauchak
menyatakan bahwa working memory is the information store that retains infomation
as the person consciously works with it. Dari pengertian ini tampak bahwa
komponejn ini memiliki fungsi penting sebagai tempat penyimpanan kedua stelah
sensory memory. Ada dua ciri penting yang dimilki memori kerja, yaitu
1) Menyaring informasi yang masuk, dan
2) Kapasitas dan durasinya yang terbatas, karena tanpa rehearsal informasi hanya
dapat dipertahankan sekitar 10 hingga 20 detik pada orang dewasa.
3) Supaya informasi bertahan lama dalam memori, ia harus dimasukkan ke dalam
long-term memory dan untuk itu diperlukan strategi memori.
Berhubungan dengan memori jangka pendek, psikologi asal inggris, Alan
Baddeley mengemukakan bahwa working memory adalah sistem tiga bagian yang
secara temporer menyimpan informasi ketika orang-orang mengerjakan tugas. Workin
memory adalah sejenis “meja kerja pikiran” di mana informasi dimanipulasi dan
dikumpulkan untuk membantu kita membuat keputusan menyelesaikan masalah, serta
memahami bahasa tulis dan lisan. Dalam model working memory Baddeley, working
memory seperti meja kerja pikiran tempat berlangsungnya banyak pemerosesan
informasi.
c. Long term memory
Long-term memory (LTM), atau disebut juga dengan memori yang dapat
menyimpan informasi dalam masa yang lama. Mengenai kapasitas LTM ini terdapat
dua asumsi. Asumsi pertama menyatakan bahwa kapasitas LTM adalah tidak terbatas.
Sementara asumsi kedua berkeyakinan bahwa informasi mengenai objek disimpan
dengan cara terpisah-pisah. Misalnya, informasi seperti nama ojek dan sebagainya,
semua disimpan padqa tempat yang terpisah-pisah dalam LTM. Benuk informasi
yang disimpan dalam LTM ini tergantung pada beberapa faktor, meliputi: sumber
informasi, pengetahuan individu sebelumnya, dan jaringan stuktural yang telah
tersusun. Kerangka durasi memori anak-anak mengingat beberapa informasi untuk
kurang dari satu detik, beberapa untuk setengah menit, dan yang lainnya selamab
bermenit-menit, berjam-jam, bertahun-tahun, bahkan seumur hidup. Ketiga jenis
memory yang sesuai dengan kerangka waktu yang berbeda ini, tersebut adalah
memori sensoris (yang berlangsung selama hitungan detik sampai beberapa detik),
memori jangka pendek (berlangsung selama kurang lebih 30 detik), edan memori
jangka panjang (berlangsung sampai seumur hidup).8

C. Jenis-jenis Memori
Pakar teori pemerosesan informasi membagi LTM ke dalam tiga bagian;
episodic memory, semantic memory dan procedural memoery, berikut singkat
penjelasan dari tiga bagian teori yaitu:
1. Episodic Memory adalah memori tentang pengalamn personal, sebuah
gambaran mental tentang hal-hal yang kita lihat atau kita dengar.
2. Semantic Memory berisi fakta-fakta dan informasi umum tentang apa yang
kita ketaghui, baik itu konsep, prinsip, atau aturan-aturan dan bagaimana
menggunakannya serta keterampilan dan strategi belajar yang digunakan.
3. Procedural Memory menunjukan pada “knowing how”, berdasarkan
kemampuan, keterampilan.

D. Faktor yang Mempengaruhi Memori


Kuat atau lemahnya memori seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah
satunya adalah kondisi fisik. Di antara kondisi fisik yang sangat berpengaruh dalam
mengingat adalah kekurangan tidur dan saki. Seseorang yang dalam kondisi lelah,
kurang tidur, dan sakit akan mengalami kesulitamn untuk mengingat sesuatu. Faktor
lain juga mempengaruhi ingatan adalah usia. Ingatan yang paling kuat terjadi pada
anak-anak, yaitu pada usia 10-14 tahun. Sedangkan orang yang lanjut usia akan
mengalami kesulitan jika diminta untuk mengingat apa yang sudah dipelajarinya
ataupun dialaminya. Adapun faktor-faktor yang ternyata dapat mempengaruhi daya
kerja ingatan, antara lain :

8
Dr. Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, cet ke-2 (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2014), hal
1. Faktor usia, ingatan paling tajam pada diri manusia kurang-lebih pada
masa kanak-kanak (10-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang
bersifat mekanis yakni ingatan untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah
usia tersebut kemampuan untuk mencamkan dalam ingatan juga dapat
dipertinggi akan tetapi untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian
(daya ingatan logis) dan ini berlangsung antara usia 15-50 tahun.
2. Kondisi fisik, misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat
menurunkan daya kerja atau prestasi ingatan.
3. Faktor emosi. Dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik,
apabila peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan, sedangkan
kejadian yang tidak menyentuh emosi seringkali diabaikan.
4. Minat dan Motivasi. Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering
mengamati remaja yang tidak lupa suatu lirik lagu walaupun dalam bahasa
asing. Orang-orang yang sering bepergian, mempunyai ingatan tentang
ilmu bumi yang jauh lebih baik daripada yang tidak pernah kemana-mana.
Artinya disini seseorang yang mengingat segala sesuatu tentang hal yang
disukainya jauh lebih baik dari pada hal yang tidak disukainya. Jelaslah
minat sangat meningkatkan motivasi dan pada gilirannya akan
meningkatkan daya ingat. Menurut paris dan tuner bahwa lingkungan
dapat meningkatkan motivasi seoarang siswa untuk mempelajari hal-hal
tertentu atau berprilaku dalam cara-cara tertentu.9 Jadi motivasi akan
meningkatkan rasa ingin tahu dan menyimpannya ke dalam memori
sebagai hasil belajar yang sangat bermakna untuk diungkapkan kembali.

E. Lupa
Lupa (forgetting) adalah hilangnya kemampuan untuk menyebutkan atau
memunculkan kembali apa-apa yang sebelumnya dipelajari. Gulo dan Rober

9
Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan; Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, Ed. Rev Jilid
ke-2. (Jakarta: Erlangga, 2008). Hal. 58
mendefinisikan lupa sebagai ketidak mampuan mengenal atau mengingat sesuatu
yang pernah dipelajari atau dialami.10
Mengingat dan lupa juga biasanya ditunjukkan dengan retensi, karena
memang sebenarnya kedua hal tersebut hanyalah memandang hala satu dan sama dari
segi berlainan. Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan, dan hal yang
dilupakan adalah hal yang tidak diingat (tidak dapat diingat kembali). Faktor dari
kelupaan menurut para ahli psikologiyang telah mengadakan penelitian secara
mendalam tentang masalah ini dahasilnya berdasarkan keterangan, bahan yang kita
ingat dengan baik , haruslah terusmenerus kita ulangu, dan untuk keperluan ini tentu
saja kita harus membagi-bagi waktu belajar secara baik, selanjutnya dalam hubungan
dalam informasi bdala memori kiranya sangat penting kedudukkanya yaitu,
interferensi itu ialah menjadi sulitnya belajar disebabkan oleh hambatan bahan-bahan
yang telah dipelajari terlebih dahulu. Interferensi yang demikian itu juga disebut
interferensi asosiatif. 11
Lupa merupakan istilah yang sangat populer di masyarakat. Dari hari ke hari
dan bahkan setiap waktu pasti ada orang-orang tertentu yang lupa akan sesuatu, entah
hal itu tentang peristiwa atau kejadian di masa lampau atau sesuatu yang akan
dilakukan, mungkin juga sesuatu yang baru saja dilakukan. Fenomena dapat terjadi
pada siapapun juga, tak peduli apakah orang itu anak-anak, remaja, orang tua, guru,
pejabat, profesor, petani dan sebaginya. 12
Lupa merupakan suatu gejala di mana informasi yang telah disimpan tidak
dapat ditemukan kembali untuk digunakan.

10
Ibid., hal. 127
11
Sumadi Suryabrata, Op., Ci, Hal. 47-49
12
Syaiful Bahri Djamarah., Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 206
F. Meningkatkan Kemampuan Memori
Secara umum usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan memori harus
memenuhi tiga ketentuan sebagai berikut:
1. Proses memori bukanlah suatu usaha yang mudah. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan bahwa pengulangan/rekan. Mekanisme dalam proses mengingat
sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari.
Seseorang dikatakan “belajar dari pengalaman” karena ia mampu
menggunakan berbagai informasi yang telah diterimanya di masa lalu untuk
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapinya saat ini.
2. Bahan-bahan yang akan diingat harus mempunyai hubungan dengan hal-hal
lain. Khusus mengenai hal ini, konteks memegang peranan penting. Dari
uraian di depan jelas bahwa memori sangat dibantu bila informasi yang
dipelajari mempunyai kaitan dengan hal-hal yang sudah dikenal sebelumnya.
Konteks dapat berupa peristiwa, tempat, nama sesuatu, perasaan tertentu dan
lain-lain. Konteks ini memberikan retrievel cues atau karena itu mempermudah
recognition.
3. Proses memori memerlukan organisasi. Informasi diorganisasi sedemikian rupa
(dihubungkan dengan hal-hal yang sudah dikenal) sehingga informasi yang
kompleks mudah untuk diingat kembali.

G. Hubungan Memori dan Belajar


Para ahli bersepakat bahwa terdapat hubungan yang erat antara memori dan
belajar. Seperti yang telah dikemukakanbahwa memori sesungguhnya adalah fungsi
mental yang berkerja menangkap informasi dari stimulus, menyimpannya,
mengungkapkannya kembali bila diperlukan.13 Dalam setiap proses belajar, penting
sekali fungsi ingatan, ada beberapa cara untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah
pernah dipelajari atau diketahui sebelumnya yaitu:

13
Nyayu Khodijah, Op., Cit, hal. 134
1. Rekolasi, menimbulkan kembali ingatan suatu pristiwa,
2. Pembaruan ingatan, timbul ketika ada hal yang berlangsung dari ingatan
tersebut.
3. Memeanggil kembali ingatan,
4. Rekognisi, mengingat kembali sesuatu hal setelah menjumpai sebagian hal
tersebut.
5. Mempelajari kembali, terjadi ketika kita mempelajari sesuatu yang dulu
pernah kita pelajari, maka untuk mempelajari hal yang sama untuk kedua
kalinya, banyak hal-hal yang akan diingat kembali, sehingga tempo belajar
jauh lebih singkat.14
proses belajar yang kita ketahui adalah sebuah proses yang melibatkan
pengolahan dan penyimpanan informasi, dan hasil belajar bisa diketahui melalui
proses pengungkapan kembali apa yang telah diketahui. Dengan demikian, dalam
belajar dibutuhkan pemanfaatan kemampuan memori oleh siswa guna menyerap
informasi yang diterima, menyimpannya dan memunculkannya kembali saat
menjawab soal ulangan atau ujian.15 Hubungan antara memori dan belajar ini sangat
lah penting karna berpengaruh terhadap kerja otak, kesehatan, aktivitas belajar
seorang pelajar.

14
Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975),
hal 55-57
15
Nyayu Khodijah, Op., Cit.
A. Kesimpulan
1. Simpulan

Memori atau ingatan (memory) adalah penyimpanan informasi di setiap


waktu.Memori atau mengingat merupakan proses menerima, menyimpan dan
mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan,
kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran. Tidak
berarti bahwa semua yang telah pernah dialami itu akan tetap tinggal seluruhnya
dalam ingatan dan dapat seluruhnya ditimbulkan kembali atau dengan kata lain ada
yang dilupakan. Peristiwa kelupaan ini dapat terjadi karena kemampuan ingatan yang
terbatas, cepat lambat orang dalam memasukkan (mendispersi) apa yang ia pelajari,
ataupun karena problem psikologis yang ada pada dirinya. Sehingga diperlukan
teknik-teknik tertentu untuk mengatasi kelupaan yang terjadi pada diri siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri, 2008. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.


Khodijah, Nyayu, 201 2014. Psikologi Pendidikan, cetakan ke-2. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Ormrod, Jeanne Ellis, 2008. Psikologi Pendidikan; Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang, Ed. Rev Jilid ke-2. Jakarta: Erlangga.
Santrock, Jhon W., 2009. Psikologi Pendidikan; Educational psychologi, Ed. 3 Rev.
Jakarta: Selemba Humaniora.
Sarwono, Sarlito Wirawan, 1975. Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang.
Suryabrata, Sumadi, 2011. Psikologi Pendidikan, Ed.5 Rev. cetakan ke-18. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai