Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


melalui pembelajaran dari, oleh untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan (Kementerian Kesehatan, 2011). WHO merumuskan promosi
kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan
aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya. Dapat
disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang
untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam
organisasi dan lingkungannya.
Salah satu kegiatan promosi kesehatan adalah pemberian informasi atau pesan
kesehatan berupa kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap
tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat (Notoatmodjo, 2005).
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang
melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi
perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi
perilaku sehat (Muninjaya, 2004).
Banyak masalah kesehatan yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk timbulnya
Kejadian Luar Biasa (KLB) yang erat kaitannya dengan perilaku masyarakat itu sendiri.
Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar penyakit yang
paling sering dikeluhan masyarakat Indonesia.Persepsi dan perilaku masyarakat Indonesia
terhadap kesehatan gigi dan mulut masih buruk.Hal ini terlihat dari masih besarnya angka
karies gigi dan penyakit mulut di Indonesia yang cenderung meningkat. Hal yang sangat
mempengaruhi masalah tersebut adalah faktor pendidikan dan ekonomi dari
masyarakat,yang berpengaruh pada pengetahuan,sikap dan perilaku pola hidup sehat
masyarakat. Dari segi ekonomi dapat dilihat dari pemukiman kumuh dan daerah
pedalaman. Segi sosial dapat dilihat dari kurangnya sosialisasi tentang kesehatan gigi dan
mulut. Selain itu kurangnya tenaga medis yang dibutuhkan (Menurut ketua Persatuan
Dokter Gigi Indonesia/PDGI Pusat, Emmyr F Moe,saat ini perbandingan jumlah dokter
gigi dengan penduduk di Indonesia mencapai 1:17.500. Artinya, satu dokter gigi masih
melayani 17.500 orang pasien per tahun,dan pada tahun 2008,berbanding1:12.000).
Faktor eksternal lain yang mempengaruhinya adalah mengenai budaya dan adat
dari masyarakat atau kepercayaan dari masyarakat,serta ketidaktahuan masyarakat
terhadap kesehatan gigi dan mulut. Dari segi kepercayaan misalnya kesehatan gigi dan
mulut masih dipengaruhi oleh kepercayaan yang melekat pada diri masyarakat yang terus
disebar luaskan dari mulut ke mulut. Contohnya adalah kepercayaan bahwa semakin
banyak karang gigi yang menempel pada gigi dapat membuat gigi semakin kokoh atau
kuat padahal sesungguhnya karang gigi yang menempel dan berlapis-lapis pada gigi dalam
jangka waktu yang lama dapat membuat gigi goyang jika tidak segera dibersihkan. Dilihat
dari kepercayaan tersebut masih banyak dari masyarakat yang belum mengetahui
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga mereka juga tidak mengetahui
dampak dan efek yang timbul apabila mereka tidak menjaga dan merawat kebersihan gigi
dan mulut. Selain itu, ada juga sekelompok masyarakat yang hanya mengetahui tapi tidak
paham sehingga mereka tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik dan benar.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat merupakan
sarana kesehatan yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Untuk itu peranan puskemas hendaknya tidak lagi menjadi sarana pelayanan pengobatan
dan rehabiliatif saja tetapi juga lebih ditingkatkan pada upaya promotif dan preventif. Oleh
karena itu promosi kesehatan (promkes) menjadi salah satu upaya wajib di puskesmas.
Promosi kesehatan di puskesmas merupakan upaya puskesmas dalam memberdayakan
pengunjung dan masyarakat baik didalam maupun di luar puskesmas agar berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mengenali masalah kesehatan, mencegah dan
menanggulanginya. Promosi kesehatan juga membuat masyarakat yang awalnya tidak tau
tentang suatau penyakit pada gigi dan mulut, lalu setelah diberikan penyuluhan masyarakat
menjadi tau dan mengerti tentang penyebab, bahaya, cara mencegahnya, dan cara
mengobati penyakit tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengetian dari Puskemas?
2. Apa saja visi dan misi Puskesmas?
3. Apa saja wewenang Puskesmas?
4. Bagaimana upaya – upaya kesehatan di Puskesmas?
5. Apa pengertian promosi kesehatan?
6. Apa tujuan dari promosi kesehatan?
7. Apa saja metode promosi kesehatan?
8. Bagaimana kegiatan promosi kesehatan?
9. Apa saja macam – macam promosi kesehatan di Puskesmas?
10. Apa saja klien dan peluang promosi kesehatan di Puskesmas?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengetian Puskemas.
2. Mengetahui Visi dan Misi Puskesmas.
3. Mengetahui Wewenang Puskesmas.
4. Mengetahui Upaya – upaya Kesehatan di Puskesmas.
5. Mengetahui Macam – macam Promosi Kesehatan di Puskesmas.
6. Mengetahui Klien Dan Peluang Promosi Kesehatan di Puskesmas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengetian Puskemas

Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan


yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat
serta menggunakan teknologi tepat guna dan menitikberatkan pada pelayanan untuk
masyarakat luas, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal. Keputusan Menteri
Kesehatan No. 128/Menkes/SK/II/2004 menyatakan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat
atau Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari dinas kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarankan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja (Departemen Kesehatan, 2004). Sebagai UPT dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(UPTD), puskesmas berperan menyelanggarakan sebagian tugas teknis operasional Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, dan merupakan unit pelaksana tingkat petama serta ujung
tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia, untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya.
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di
wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota. Sedangkan
puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembagunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota sesuai dengan kemampuannya.
Selain pembangunan kesehatan peningkatan kinerja merupakan salah satu upaya untuk
mempercepat tercapainya Indonesia Sehat. Kinerja adalah penampilan hasil karya personal
dalam suatu organisasi, dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja
personal. Kinerja Dokter gigi dan perawat gigi di Puskesmas merupakan salah satu karya
suatu organisasi dan merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat terutama dibidang kesehatan gigi dan mulut.
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 pasal 93 dan 94 tentang kesehatan,
dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi,
pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan dan dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan gigi perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, usaha
kesehatan gigi sekolah, serta pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin
ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu, dan
terjangkau oleh masyarakat.
2.2 Visi Dan Misi Puskesmas
a. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju tercapainya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat
adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan. Gambaran itu berupa masyarakat yang hidup dalam
lingkungan yang sehat, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, sehingga memiliki derajat kesehatan yang setinggi – tingginya. Merujuk
kepada rumusan visi tersebut jelas bahwa hendak dicapai oleh Puskesmas dengan
kecamatan sehatnya mencakup : (1) Lingkungan Sehat, (2) PHBS, (3) cakupan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan (4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.
b. Misi Puskesmas
Misi Pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya. Artinya, puskesmas harus terus menerus menggerakkan pembangunan
sektor – sektor lain di wilayah kerjanya untuk memerhatikan dampaknya terhadap
kesehatan, lingkungan, dan perilaku masyarakat (kebijakan publiknya berwawasan
kesehatan). Jangan sampai pembangunan sektor – sektor lain tersebut berdampak
negatif terhadap kesehatan, lingkungan, dan perilaku masyarakat.
2. Mendukung kemandirian keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya untuk
hidup sehat. Puskesmas harus selalu berupaya agar keluarga – keluarga dan
masyarakat yang berada di wilayah kerjanya berdaya di bidang kesehatan. Caranya
adalah dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan kemampuan mereka menuju
kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas harus selalu berupaya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar dan memuaskan
masyarakat. Disamping itu, Puskesmas juga harus selalu mengupayakan
pemerataan pelayanan kesehatan, serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana,
sehingga pelayanan kesehatannya dapat dijangkau oleh seluruh anggota
masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat
beserta lingkungannya.Puskesmas harus selalu berupaya memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat yang berkunjung dan
bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Upaya ini dilakukan dengan menerapkan
kemajuan ilmu dan teknologi yang sesuai, tanpa diskriminasi, serta mencakup
lingkungannya.
2.3 Wewenang Puskesmas

a. Dalam menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), Puskesmas


memiliki wewenang untuk :
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat
dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan.
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengan sektor lain terkait.
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat.
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas.
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap akses mutu dan
cakupan Pelayanan Kesehatan.
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Penanggulangan
Penyakit.

b. Dalam menyelenggarakan fungsi Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), Puskesmas


memiliki wewenang untuk :
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar secara Komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi
6. Melaksanakan Rekam Medis
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan
8. Melaksanakan peningkatan Kompetensi Tenaga Kesehatan
9. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan.
2.4 Upaya-upaya Kesehatan di Puskesmas

a. Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan


komitmen nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat Kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib yang
harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas ini adalah:
1. Upaya Promosi Kesehatan.
2. Upaya Kesehatan Lingkungan.
3. Upaya Kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana.
4. Upaya perbaikan gizi masyarakat.
5. Upaya Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
6. Upaya pengobatan.

b. Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan


berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan,
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu :
1. Upaya kesehatan sekolah.
2. Upaya kesehatan olahraga.
3. Upaya perawatan kesehatan masyarakat.
4. Upaya kesehatan kerja.
5. Upaya kesehatan gigi dan mulut.
6. Upaya kesehatan jiwa.
7. Upaya kesehatan mata.
8. Upaya kesehatan usia lanjut.
9. Upaya kesehatan pengobatan tradisional.

c. Upaya kesehatan pemngembangan Puskesmas dapat pula berupa upaya inovatif,


yakni upaya di luar upaya – upaya tersebut diatas,yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Upaya laboratorium medis dan kesehatan masyarakat, serta upaya
pencatatan dan pelaporan tidak termasuk pilihan karena merupakan pelayanan
penunjang bagi uapaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.
Sebagai pelayanan penunjang dengan sendirinya harus dilaksanakan.

d. Jika muncul pula kebutuhan masyarakat akan pelayanan medis spesialistik, di


Puskesmas dapat dikembangkan upaya rawat inap. Meskipun demikian,
kedudukan puskesmas tetap sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Keberadaan pelayanan medis spesialistik di Puskesmas hanya dalam rangka
mendekatkan pelayanan rujukan kepada masyarakat yang memang belum dapat
dilaksanakan dengan baik.
2.5 Pengertian Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat agar masyarakat mau dan
mampu serta mandiri dalam melindungi kesehatan diri dan lingkungannya, dengan
upaya membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta menciptakan iklim
untuk berkembang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
2.6 Tujuan Promosi Kesehatan
1. Meningkatka pengetahuan, kesadaran dan kemampuan petugas, dan masyarakat
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
2. Mengembangkan kader kader kesehatan untuk menggerakkan individu, keluarga
dan masyarakat di wilayah Puskesmas untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
3. Mendorong partisipasi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta
mengembangkan Upaya Keshatan Bersumber masyarakat.
2.7 Metode Promosi kesehatan
1. Promosi perorangan, penyuluhan perorangan, konseling, wawncara.
2. Promosi Kelompok, diskusi kelompok terarah, curah pendapat,bola salju,kelompok
kecil, bermain peran dan simulasdi.
3. Promosi massa, ceramah umum, media cetakdan elektronik.
2.8 Kegiatan - kegiatan Promosi kesehatan
1. Pengumpulan data untuk menyusun rencana kerja bulanan, tribulanan.
Mengumpulkan data primer dalam rangka observasi potensi wilayah dengan cara -
Pengamatan sesaat/ observasi. -Angket secara langsung.
2. Mengolah data untuk menyusun rencana bulanan , tribulanan.
3. Menyusun rencana kerja/ usulan kegiatan tk. Kecamatan.
4. Menyususn materi penyuluhan dalam bentuk spanduk,tatap muka / ceramah,
poster, media cetak, OHP, stiker, komik dan alat peraga.
5. Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
6. melakukan penyuluhan.
7. Penilaian dan evaluasi hasil penyuluhan.
8. Pencatatn dan pelaporan.

2.9 Pengertian Promosi Kesehatan di Puskesmas

Pengertian promosi kesehatan di puskesmas adalah upaya puskesmas melaksanakan


pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan
kesehatan setiap individu, keluarga dan lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat.
2.10 Macam – macam Promosi Kesehatan di Puskesmas

1. Promosi Kesehatan Di Tempat Pendaftaran


Begitu pasien masuk ke gedung Puskesmas, maka yang pertama kali harus
dikunjungi adalah tempat pendaftaran, dimana terdapat loket untuk mendaftar.
Adapun media informasi yang dapat digunakan diruang ini sebaiknya berupa
poster atau neon box yang memuat foto dokter atau perawat yang ramah disertai
kata – kata “Selamat Datang, Kami Siap untuk Menolong Anda” atau yang sejenis.
Akan lebih baik bila poster atau neon box juga dilengkapi dengan suara rekaman
yang mengucapkan salam.

2. Promosi Kesehatan Di Pelayanan Medis


Promosi kesehaan bagi pasien pelayanan medis atau pengobatan (rawat jalan)
berpegang kepada strategi dasar promosi kesehatan, yaitu pemberdayaan yang
didukung oleh bina suasana dan advokasi.

3. Promosi Kesehatan Di Pelayanan KIA dan KB


Di pelayanan KIA & KB selain dijumpai pasien sakit (misalnya bayi atau balita),
sebagian besar pengunjung adalah ibu – ibu atau wanita yang tidak sakit. Yaitu ibu
– ibu yang memeriksakan kehamilannya atau hendak bersalin, atau mereka yang
memerlukan pelayanan kontrasepsi. Promosi kesehatan di pelayanan KIA & KB
juga berpengang kepada strategi dasar promosi kesehatan, yaitu pemberdayaan
yang didukung oleh bina suasana dan advokasi.

4. Promosi Kesehatan Di ruang Perawatan


Bagi Puskesmas perawatan, tersedia banyak peluang untuk melaksanakan promosi
kesehatan di ruang perawatan.
a. Pemberdayaan
Pemberdayaan pasien rawat inap di puskesmas dilakukan terhadap pasien ibu -
ibu bersalin dan pasien penyakit. Terdapat beberapa cara Pemberdayaan atau
konseling yang dapat dilakukan dalam hal ini.
 Konseling di tempat tidur.
 Konseling berkelompok.
b. Bina Suasana
Lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap pasien rawat inap adalah para
penjenguk (pembezuk). Di puskesmas, karena pasien rawat inapnya tidak
terlalu banyak, umumnya tidak diberlakukan jam bezuk khusus. Karena itu,
penjenguk umumnya datang dan pergi sembarang waktu. Promosi kesehatan
dapat dilakukan dengan cara :
 Pemanfaatan ruang perawatan.
 Pendekatan keagamaan.
c. Advokasi
Untuk promosi kesehatan pasien rawat inap, advokasi juga diperlukan, terutama
dalam rangka menciptakan kebijakan atau peraturan perundang – udangan
sebagai rambu – rambu perilaku dan menghimpun dukungan sumber daya,
khususnya guna membantu pasien miskin.

5. Promosi Kesehatan Di Laboratorium


Dilaboratorium, selain dapat di jumpai pasien (orang sakit), juga klien (orang
sehat), dan para pengantarnya. Kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka
adalah pentingnya melakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu :
a. Bagi Pasien adalah untuk ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh dokter.
b. Bagi klien atau mereka yang sehat lainnya adalah untuk memantau kondisi
kesehatan, agar dapat diupayakan untuk tetap sehat
Pada umumnya pasien, klien, atau pengantarnya tidak tinggal terlalu lama di
laboratorium. Oleh karena itu, di kawasan ini sebaiknya dilakukan promosi
kesehatan dengan media swalayan (self service) seperti poster –poster yang
ditempel di dinding atau penyediaan leaflet yang dapat diambil gratis.

6. Promosi Kesehatan Di Kamar Obat


Dikamar obat/apotik juga dapat dijumpai baik pasien, klien, maupun pengantarnya.
Kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka adalah terutama tentang :
a. Manfaat obat generik dan keuntungan jika menggunakan obat generik.
b. Kedisiplinan dan kesabaran dalam menggunakan obat, sesuai dengan petunjuk
dokter.
c. Pentingnya memelihara tanam obat keluarga (TOGA) dalam rangka memenuhi
kebutuhan akan obat – obatan sederhana.
Dikamar obat/apotik boleh jadi pasien, klien atau pengantarnya tinggal agak lama,
karena menanti disiapkannya obat. Dengan demikan, selain poster dan leaflet, di
kawasan ini juga dapat dioperasikan VCD/DVD player yang menyampaikan pesan
– pesan tersebut.

7. Promosi Kesehatan Di Tempat Pembayaran


Tempat pembayaran adalah tempat yang harus disingahi pasien rawat inap dan atau
kerabatnya sebelum meninggalkan Puskesmas. Ditempat ini promosi kesehatan
dapat hadir dalam bentuk poster atau neon box ucapan terima kasih dan selamat
jalan. Lebih baik lagi jika disertai pesan – pesan untuk berperilaku sehat sebagai
tindak lanjut dari perawatannya. Bagi ibu pasca persalinan misalnya, dapat
disampaikan pesan – pesan tentang bagaimana merawat bayinya atau hal – hal yang
perlu dilakukan dalam perawatan kesehatan masa nifas. Sampaikan juga pesan
bahwa Puskesmas selalu siap membantu kapan pun kelak pasien membutuhkan lagi
pertolongan. Kesankan bahwa Puskesmas adalah sahabat bagi masyarakat.
8. Promosi Kesehatan Di Klinik Khusus
Klinik khusus diselenggarakan dalam rangka meningkatkan upaya promosi
kesehatan di dalam gedung Puskesmas. Khususnya untuk pelayanan – pelayanan
yang perlu mendapatkan tambahan dalam hal promosi kesehatannya. Biasanya
karena pasien terlalu banyak sedangkan petugas kesehatan yang melayani terbatas
(misalnya di poliklinik), atau karena pasien/klien memang memerlukan informasi
/konsultasi khusus (misalnya tentang sanitasi/kesehatan lingkungan, tentang gizi,
tentang KB, tentang kesehatan reproduksi, tentang HIV/AIDS, dan lain – lain).
Dalam hal ini beberapa Puskesmas mengembangkan klinik – klinik khusus sebagai
upaya inovasi, seperti : klinik Gizi, Klinik Sanitasi, Klinik Konsultasi Remaja dan
lain – lain.

9. Promosi Kesehatan Di Lingkungan


Di lingkungan Puskesmas pun juga dapat dilakukan promosi kesehatan, baik
berupa leaflet, baliho atau billboard, TOGA (taman Obat Keluarga), poster – poster
atau juga spanduk. Di Lingkungan Puskesmas yang dapat dilakukan promosi
kesehatan antara lain :
a. Di Tempat Parkir Puskesmas.
b. Di Halaman Puskesmas.
c. Di dinding Puskesmas.
d. Di Pagar Pembatas Kawasan Puskesmas.
e. Di kantin/kios di Kawasan Puskesmas.
f. Di Tempat Ibadah.

10. Promosi Kesehatan Di Rumah Tangga


Promosi kesehatan di tatanan rumah tangga dapat dilakukan dalam kunjungan
rumah. Kunjungan rumah dilakukan tenaga kesehatan Puskesmas sebagai tindak
lanjut dari upaya promosi kesehatan di dalam gedung Puskesmas yang telah
dilakukan kepada pasien atau klien tertentu. Terutama pasien atau klien tertentu.
Terutama pasien atau klien yang memiliki masalah kesehatan cukup berat dan atau
mereka yang sepakat untuk melaksanakan langkah – langkah tindak lanjut di rumah
tangganya (misalnya menyemen lantai rumah, membuat jamban keluarga,
membuat TOGA, dan lain – lain).

2.11 Klien Dan Peluang Promosi Kesehatan di Puskesmas

Klien di Pusekesmas bukan hanya orang – orang sakit yang datang berkunjung
untuk berobat. Pelayan KIA & KB misalnya, lebih banyak melayani orang-orang yang
tidak sakit. Pelayanan ini justru di sediakan untuk ibu-ibu yang memeriksakan
kehamilannya agar dapat melakukan perawatan pra kelahiran bayi dengan baik, juga
untuk ibu-ibu yang bersalin atau melahirkan bayinya. Ibu-ibu yang memiliki bayi atau
balita dapat memanfaatkan puskesmas untuk mengimunisasi bayinya, memeriksakan
kesehatan gigi bayinya, menimbang berat badan bayinya, dan lain-lain.
Klien yang berupa orang-orang tidak sakit juga dapat di layani untuk memantau
keadaan kesehatannya dengan memanfaatkan fasilitas labolatorium puskesmas. Juga
mereka yang ingin melakukan konsultasi gizi agar dapat mencegah kegemukan atau
penyakit-penyakit tidak menular lainnya. Para remaja atau wanita usia subur atau
mereka yang hendak menikah dapat memperoleh pelayanan konsultasi kesehatan
reproduksi atau konsultasi pra nikah.
Bahkan, klien puskesmas itu tidak terbatas kepada mereka yang datang
berkunjung ke puskesmas. Masyarakat di wilayah kerja puskesmas juga merupakan
klien puskesmas. Terdapat bermacam-macam kelompok masyarakat yang dapat di
layani puskesmas, misalnya masyarakat rumah tangga, masyarakat buruh, masyarakat
petani, masyarakat nelayan, masyarakat pedagang, dan masyarakat sekolah (termasuk
pondok pesantren).
Oleh karena itu, banyak sekali tersedia peluang untuk melaksanakan promosi
kesehatan oleh puskesmas. Secara umum peluang itu dapat di kategorikan sebagai
berikut.
1. Di Dalam Gedung
Di dalam gedung puskesmas, promosi kesehatan di laksanakan seiring dengan
pelayanan yang di selenggarakan puskesmas. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa di dalam gedung terdapat peluang-peluang:
a. Promosi kesehatan di tempat pendaftaran, yaitu di tempat pasien atau klien
harus melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelyanan puskesmas.
b. Promosi kesehatan dalam pelayanan medis di poliklinik, di pelayanan KIA &
KB, dan di ruang perawatan (untuk puskesmas dengan tempat perawatan).
c. Promosi kesehatan dalam pelayanan penunjang medis, yaitu dikamar
obat/apotik daalam labolaturium.
d. Promosi kesehatan dalam pelayanan klinik-klinik khusus seperti klinik poli
gigi.
e. Promosi kesehatan di tempat pembayaran rawat inap, yaitu di ruang di mana
pasien rawat inap harus menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap, sebelum
meninggalkan puskesmas (untuk puskesmas dengan tempat perawatan).
f. Promosi kesehatan di lingkungan puskesmas, yaitu di tempat parkir, halaman,
dinding, kantin/kios, tempat ibadah, dan pagar halaman puskesmas.
2. Di Masyarakat
Banyak tatanan dimana puskesmas dapat melakukan promosi kesehatan di
masyarakat, yaitu :
a. Tatanan rumah tngga, yaitu di permukiman penduduk, misalnya di komplek-
kompleks perumahan, Desa wisma, Rukun tetangga atau rukun warga, dan lain-
lain.
b. Tatanan sarana pendidikan, yaitu di sekolah-sekolah TK,SD,SMP,dan SMA,
pondok pesantren, tempat kursus, perguruan tinggi, dan lain-lain.
c. Tatanan tempat kerja, yaitu di pabrik-pabrik, kantor-kantor negri atau swasta,
koperasi-koperasi,himpunan petani, pelelangan ikan, kompleks pertokoan, dan
lain-lain.
d. Tatanan tempat umum, yaitu di terminal, stasiun, dermaga atau pelabuhan,
pasar,restauran,penginapan, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis
(UPT) dari dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarankan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Departemen
Kesehatan, 2004). Visi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju tercapainya Indonesia Sehat.
Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan. Misi Pembangunan kesehatan yang harus
diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan
kesehatan nasional.
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,
sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan (Kementerian Kesehatan, 2011).
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat merupakan
sarana kesehatan yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Maka dari itu dengan adanya promosi kesehatan dapat membantu petugas Puskesmas
untuk melaksanakan tugasnya dalam meningkatkan kesehatan di masyarakat baik itu
tingkat daerah atau kota. Dan dengan adanya promosi kesehatan ini dapat membrantas
isu-isu atau kepercayaan masyarakat yang salah tentang suatu penyakit.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis
mohon kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah ini di masa yang
mendatang.
LAMPIRAN

1. Unit Pelaksana Fungsional (UPF) Puskesmas Ratujaya mengadakan kegiatan Promosi


Kesehatan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Aula
Puskesmas Ratujaya, Cipayung.

2. Puskesmas Ratu Jaya menggelar kegiatan Promosi Kesehatan Gigi dan Mulut yang
diikuti siswa dan siswi 31 Taman Kanak – Kanak dan Pendidikan Anak Usia Dini se-
Kelurahan Ratu Jaya dan Pondok Jaya di Halaman Puskesmas Ratu Jaya.
DAFTAR PUSTAKA

Bahan ajar Ayubi Dian( 2010 ).Konsep Promosi Kesehatan. Departemen Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UI.
Efendi, F & Makhfudli.( 2009 ). Keperawataan kesehatan Komunitas teoti dan praktik
dalam keperawatan. Jakarta; Salemba Medika
Evans, dkk.( 2011 ). Health Promotion and Public Health for Nursing Students. Exeter
Great Britain; Learning Matters Ltd.
https://www.slideshare.net/SadonoDR/promosi-kesehatan-38949505

Anda mungkin juga menyukai