Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apabila kita cermati, hampir semua fenomena yang terjadi di jagad raya
ini mengikuti hukum sebab akibat. Adanya pergantian siang dan malam adalah
sebagai akibat dari perputaran matahari pada porosnya. Jarak (s) yang
ditempuh oleh suatu mobil misalnya, dipengaruhi oleh waktu tempuhnya (t).
Namun demikian apabila kita lihat, tidak sedikit siswa yang mengalami
kesulitan dalam pembelajaran konsep-konsep Matematika. Untuk itu perlunya
sistem pembelajaran yang mengutamakan matematika dan ilmu pengetahuan
lainnya untuk membentuk manusia Indonesia yang mampu menghadapi dan
mengantisipasi tantangan di masa yang akan datang. Sehingga pada makalah
ini kami akan membahas materi yang diberikan oleh Dosen kepada kelompok
kami yaitu membahas materi tentang ”Fungsi Linear”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara pembuktian persamaan garis lurus melalui titik asal (0,0)
 y = mx ?
2. Apa saja syarat tiga buah titik terletak pada sebuah garis lurus?
3. Bagaimana bentuk persamaan garis melalui titik (x1,y1) dengan gradien m?
4. Bagaimana bentuk persamaan garis melalui dua titik?
5. Bagaimana bentuk dari persamaan Garis Hesse (Persamaan Garis
Normal)?
6. Jelaskan hubungan antara garis-garis (Sikap Dua Garis Lurus)?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mengetahui cara pembuktian persamaan garis lurus melalui titik asal asal
(0,0)  y = mx
2. Mengetahui syarat tiga buah titik terletak pada sebuah garis lurus
3. Mengetahui bentuk persamaan garis melalui titik (x1,y1) dengan gradien m
4. Mengetahui bentuk persamaan garis melalui dua titik

1
5. Mengetahui bentuk dari persamaan Garis Hesse (Persamaan Garis Normal)
6. Mengetahui hubungan antara garis-garis (Sikap Dua Garis Lurus)

1.4 Manfaat Penulisan


1. Agar pembaca dapat mengetahui bentuk-bentuk persamaan dari fungsi
linear
2. Untuk memperluas dan menambah ilmu pengetahuan matematika tentang
fungsi linear

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Persamaan Garis Lurus Melalui Titik Asal (0,0)

Tarik Garis dari titik O ke titik P


dimana OP terletak pada garis g

Titik Q juga terletak pada garis g.

Buktikan bahwa persamaan garis


lurus melalui titik O (0,0)  y = mx

Bukti : Perhatikan segitiga OPP’ dan segitiga OQQ’

QQ’ : PP’ = Q’O : P’O


y:b=x:a
ay = bx
𝑏
y= 𝑥
𝑎
𝑏
jika m
𝑎
y = mx (terbukti)

3
2.2 Syarat Tiga Buah Titik Terletak pada Sebuah Garis Lurus

Misalkan fungsi linier itu y = ax + b


Titik A,B,dan C terletak pada grafik y = ax + b
A(x1,y1) terletak pada grafik ⟹ y1 = ax1 + b
y1 – y3 = a(x1 – x3) y2 = ax2 + b
B(x2,y2) terletak pada grafik ⟹ …..(i)
y1 - y2 = a(x1 – x2)

A(x1,y1) terletak pada grafik ⟹ y1 = ax1 + b


y3 = ax3 + b
C(x3,y3) terletak pada grafik ⟹ …..(ii)

y1 – y3 = a(x1 – x3)

(𝑖) 𝑦1 − 𝑦2 𝑎 . (𝑥1 − 𝑥2 ) Syarat bahwa ( x1, y1 ), ( x2, y2 ), ( x3, y3 ) terletak


⟹ = pada sebuah garis lurus
(𝑖𝑖) 𝑦1 − 𝑦3 𝑎 . (𝑥1 − 𝑥3 )

𝑦1 − 𝑦2 𝑥1 − 𝑥2
=
𝑦1 − 𝑦3 𝑥1 − 𝑥3

𝐵𝐵′ 𝐴𝐵′
=
𝐶𝐶′ 𝐴𝐶′

tan ⍺ = tan 𝛽
⍺ = 𝛽 ⟹ titik A, B, C terletak pada satu garis lurus

2.3 Persamaan Garis Melalui Titik (x1,y1) dengan Gradien m


Kita sudah tahu bahwa persamaan garis umum y = mx + n
Titik P (x1,y1) dilalui oleh garis y = mx + n ........ ( i )

⇒ y1 = mx1 + n .......( ii )

y = mx + n

y – y1 = m(x – x1)

Persamaan garis lurus melalui titik P(x1,y1) dengan gradien m

4
2.4 Persamaan Garis Melalui Dua Titik
Persamaan melalui titik A(𝑥1 , 𝑦1 ) dan B(𝑥2 , 𝑦2 )
Persamaan garis lurus ⇒ 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛
Persamaan garis melalui A(𝑥1 , 𝑦2 ) ⇒ 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 −
𝑥1 ) … … … … … … … (𝑖)
Titik B(𝑥2 , 𝑦2 ) terletak pada garis 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
⇒ 𝑦2 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥2 − 𝑥1 ) … … … … … … … … . . (𝑖𝑖)
(𝑖) 𝑦−𝑦1 𝑚(𝑥−𝑥1 )
⇒ =
(𝑖𝑖) 𝑦2 −𝑦1 𝑚(𝑥2 −𝑥1 )

𝑦−𝑦1 𝑥−𝑥1
=𝑥 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢𝑖 𝑑𝑢𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 … … … … … … … . (𝑖𝑖𝑖)
𝑦2 −𝑦1 2 −𝑥1

(𝑦 − 𝑦1 )(𝑥2 − 𝑥1 ) = (𝑦2 − 𝑦1 )(𝑥 − 𝑥1 )

𝑦2 − 𝑦1
𝑦 − 𝑦1 = (𝑥 − 𝑥1 )
𝑥2 − 𝑥1

𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )

𝑦2 − 𝑦1
𝑚=
𝑥2 − 𝑥1

2.5 Persamaan Garis Hesse (Persamaan Garis Normal)

Tarik garis melalui titik 0 ⊥ garis g ⇒ 0𝑃

Karena 0P ⊥ g disebut persamaan garis


normal,kita misalkan n dan sudut yang
dibentuk dengan sumbu x positif = 𝑦

Perhatikan segitiga 0PB, siku-siku di P, maka

𝑛 𝑛
sin 𝑦 = 𝑏 ⇒ 𝑏 = sin 𝑦 … … … … … … (𝑖)

5
Perhatikan 0PA, siku-siku di P

𝑛 𝑛
cos 𝑦 = 𝑎 ⇒ 𝑎 = cos 𝑦 … … … … … . (𝑖𝑖)

Karena garis g memotong sumbu x di titik A(a,0) dan B(0,b), maka


𝑥 𝑦
persamaan garis g adalah 𝑎 + 𝑏 = 1 … … … … … … … (𝑖𝑖𝑖)

(i) dan (ii) substitusikan ke (iii)


𝑥 𝑦 𝑥 cos 𝑦 𝑦 sin 𝑦
.𝑛 +𝑛 =1⇒ + =1
⁄cos 𝑦 ⁄sin 𝑦 𝑛 𝑛

xn
⇒ 𝑥𝑐𝑜𝑠 𝑦 + 𝑦 sin 𝑦 = 𝑛, (𝑛 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓)
𝑥 𝑐𝑜𝑠 𝑦 + 𝑦 sin 𝑦 − 𝑛 = 0
Catatan :
1. Karena n positif (jarak titik 0 ke garis g maka suku ke-3 selalu negatif)
𝑥 = cos 𝑦
2. Koefisien 𝑦 = sin 𝑦 } 𝑐𝑜𝑠 2 𝑦 + 𝑠𝑖𝑛2 𝑦

∴ mengingat kedua syarat diatas, maka setiap persamaan 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 =


0 dapat di ubah ke persamaan normal Hesse.

2.6 Hubungan Antara Garis-Garis (Sikap Dua Garis Lurus)


1. Garis yang berpotongan
Garis 𝑙1 ⇒ 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 = 0 × 𝑏2
Garis 𝑙2 ⇒ 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 = 0 × 𝑏1

(𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 )𝑥 + (𝑏2 𝑐1 − 𝑏1 𝑐2 ) = 0
𝑏1 𝑐2 −𝑏2 𝑐1
𝑥=
𝑎1 𝑏2 −𝑎2 𝑏1

Garis 𝑙1 ⇒ 𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 = 0 × 𝑎2
Garis 𝑙2 ⇒ 𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 = 0 × 𝑎1

(𝑎2 𝑏1 − 𝑎1 𝑏2 )𝑦 + (𝑎2 𝑐1 − 𝑎1 𝑐2 ) = 0
𝑎2 𝑐1 −𝑎1 𝑐2
𝑦=
𝑎2 𝑏1 −𝑎1 𝑏2

6
Kemungkinan-kemungkinan :
a. Jika 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 ≠ 0, berarti ada harga x, setiap ada harga x pasti ada harga y.
(x,y) disebut titik perpotongan 𝑙1 𝑑𝑎𝑛 𝑙2 .
Syarat : 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 ≠ 0
𝑎1 𝑏2 = 𝑎2 𝑏1

𝑎1 𝑏1
≠ Syarat dua garis berpotongan
𝑎2 𝑏2

𝑎 𝑏
b. Jika 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 = 0, 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑟𝑡𝑖 ⇒ 𝑎1 = 𝑏1
2 2

𝑏 𝑐 𝑎1 𝑏 𝑐
Tetapi 𝑏1 𝑐2 − 𝑏2 𝑐1 ≠ 0 ⇒ 𝑏1 ≠ 𝑐1 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 = 𝑏1 ≠ 𝑐1
2 2 𝑎2 2 2

∴ Maka 0 ∙ 𝑥 ≠ 0, ini berarti tidak ada harga (𝑥, 𝑦) yang memenuhi

2. Garis yang Sejajar


Jika 𝑙1 𝑑𝑎𝑛 𝑙2 tidak berpotongan atau sejajar, berarti tidak ada titik potongnya
Syarat : 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 = 0
𝑏1 𝑐2 − 𝑏2 𝑐1 ≠ 0
𝑏1 𝑐 𝑎1 𝑏1 𝑐1
≠ 1⇒ = ≠ syarat garis sejajar
𝑏2 𝑐2 𝑎2 𝑏2 𝑐2

3. Garis Berhimpit
Untuk 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑏1 𝑐2 − 𝑏2 𝑐1 = 0
Syarat : 𝑎1 𝑏2 − 𝑎2 𝑏1 = 0
𝑎1 𝑏1
=
𝑎2 𝑏2

𝑏2 𝑐1 − 𝑏1 𝑐2 = 0
𝑏1 𝑐1
=
𝑏2 𝑐2

𝑎1 𝑏1 𝑐1
∴ = = syarat garis berhimpit
𝑎2 𝑏2 𝑐2

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai