Anda di halaman 1dari 21

PROSES TRANSKRIPSI DAN TRANSLASI DNA, APLIKASI TEKNIK REKAYASA

GENETIKA DAN PEMANFAATAN PRODUK GMO

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia yang dibina oleh Ibu Novida Pratiwi, S.Si., M.Sc.

Disusun Oleh :

Kelompok 8/ Offering B

1. Muhammad Adi Widodo (170351616550)


2. Siti Hafifatul Rofiah (170351616521)
3. Siti Suci Wahyuni (170351616576)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

AGUSTUS 2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah-Nya kepada kita semua,
sehingga kita masih bisa melaksanakan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada orang
tua yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan yang tak ternilai
harganya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Novida Pratiwi, S.Si., M.Sc.
selaku dosen pengampu mata kuliah Biokimia, dan semua teman teman yang telah memberikan
motifasi dan dukungannya sehingga dapat terselesaikannya tugas ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Sehingga segala kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA Universitas
Negeri Malang dan para pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum, Wr.Wb.

Malang, 28 Agustus 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN COVER.......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR…………………………….………………………………………………ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Proses Transkripsi dan Translasi DNA…………………………………….………….3


2.2 Aplikasi Teknik Rekayasa Genetika (GMO).…………................................................9
2.3 Pemanfaatan Produk GMO…………………………………………………………..10
2.4 Bioteknologi Di Bidang Kesehatan dan Pangan……………………………………..12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………..……………………………………………………………16
3.2 Saran…………………………………………………………………………………16

DAFTAR PUSTAKA…….…………………..………………………………………………….17

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekspresi gen merupakan proses dimana penentuan sifat dari suatu organisme oleh gen.
dimana ekspresi gen menerjemahan informasi genetik dalam urutan basa, DNA, dan RNA,
serta protein. Ekspresi gen dilakukan dengan melalui dua tahapan, yaitu transkripsi dan juga
translasi. Dimana antara transkripsi dan translasi sama-sama mempunyai tahapan inisiasi,
pemanjangan dan penyelesaian.
Genetically modified organism (GMO) adalah organisme yang mana gen-gennya telah
diubah dengan menggunakan teknik rekayasa genetika. Aplikasi rekayasa genetika dapat
meningkatkan efisiensi produk, nilai tambah, dan membantu melestarikan lingkungan, oleh
sebab itu banyak produk yang sudah dihasilkan dengan menggunakan teknik ini
Menurut The Center for Ecogenetics and Envirenmental Health pada tahun 2013
pemanfaatan Genetically Modified Organisms (GMO) terlihat jelas dalam aspek makanan
dan kesehatan atau obat-obatan. Hasil panen dapat diolah sedemikian rupa sehingga memiliki
karakterisitk yang dapat menyesuaikan atau memiliki daya tahan terhadap kekeringan, hama,
dan herbisida.

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup baik berupa
(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi dapat dijumpai di
bidang makanan maupan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses transkripsi dan translasi pada DNA?
2. Bagaimana aplikasi teknik rekayasa genetika (GMO)?
3. Bagaimana pemanfaatan pada produk GMO?
4. Bagaimana penerapan bioteknologi di bidang kesehatan dan pangan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan proses transkripsi dan translasi pada DNA.
2. Untuk menjelaskan aplikasi pada teknik rekaya genetika (GMO).
3. Untuk mendeskripsikan pemanfaatan pada produk GMO.
4
4. Untuk mendeskripsikan penerapan bioteknologi di bidang kesehatan dan pangan.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Proses Transkripsi dan Translasi DNA


Ekspresi gen merupakan proses dimana penentuan sifat dari suatu organisme oleh
gen. dimana ekspresi gen menerjemahan informasi genetik dalam urutan basa, DNA, dan
RNA, serta protein. Sebelum terjadi mekanisme ekspresi gen terlebih dahulu terjadi
regulasi yaitu proses pengendalian ekspresi gen, barulah setelah itu terjadi proses
mekanisme ekspresi gen. Ekspresi gen dilakukan dengan melalui dua tahapan, yaitu
transkripsi dan juga translasi (Elvita, 2008).
Ekspresi gen pada sel eukariotik hanya memungkinkan ekspresi sebagian kecil
genom dalam suatu waktu, sehingga sel dapat berkembang dan terdifferensiasi,
sedangkan pada gen yang spesifik ekspresi gen terjadi secara bersamaan di berbagai
tingkat dan berbagai faktor bekerja bersamaan untuk merangsang dan menghambat
ekspresi suatu gen.
1. Transkripsi
Transkripsi adalah suatu proses pembentukan molekul RNA dengan
menggunakan DNA sebagai cetakannya. Transkripsi terjadi didalam inti sel. Dalam
prosesnya ruas DNA yang akan melalui proses transkripsi dibatasi oleh promoter dan
juga terminator. Hanya satu dari dua utas DNA yang akan digunakan sebagai cetakan
sintesis RNA. Utas DNA yang akan digunakan sebagai sistesi oleh RNA disebut dengan
utas cetakan atau (template) sedangkan utas DNA yang lainnya disebut juga dengan utas
pendamping (Campbell, 2002).
Dari proses transkripsi menghasilkan tiga jenis RNA, yaitu RNA duta (mRNA =
messenger RNA), RNA transfer (tRNA = transfer RNA), dan RNA ribosomal (rRNA =
ribosomal RNA). Ketigajenis dari RNA ini akan berperan dalam proses translasi, namun
hanya mRNA saja yang akan diterjemahkan menjadi protein. tRNA berperan sebagai
molekul pembawa asam amino yang dirangkaikan menjadi polipeptida sesuai dengan
sandi yang ada di dalam mRNA. Sedangkan rRNA berfungsi sebagai salah satu molekul
penyusun ribosom (Nusantari, 2012).

6
Pada proses transkripsi dikatalis oleh enzim transcriptase atau enzin polymerase.
Pada prokaryot hanya terdapat satu enzim saja, yaitu RNA polymerase yang digunakan
untuk mengkatalis sintesis semua jenis RNA. Sedangkan pada organisme eukariot
terdapat tiga jenis RNA polymerase, yaitu polymerase 1 yang berfungsi untuk
mengkatalis pembentukan rRNA, RNA polymerase 11 berperan untuk mengkatlis
pembentukan tRNA dan beberapa molekul dari rRNA, dan RNA polymerase III yang
beperan mengkatalisis proses sintesis RNA.
Enzim RNA polymerase lengkap (holoezim), dimana tenzim ini tersusun dari
enzim inti dan factor transkripsi. Enzin inti sendiri tersusun dua sub unit. Karakteristik
dari transkripsi sendiri mempunyai arah 5’P ke 3’OH, Salah satu ujungnya berupa gugus
fosfat yang terikat pada posisi 5’ gula pentosa. Oleh karena itu, ujung ini dinamakan
ujung P atau ujung 5’. Ujung yang lainnya berupa gugus hidroksil yang terikat pada
posisi 3’ gula pentosa sehingga ujung ini dinamakan ujung OH atau ujung 3’. Adanya
ujung-ujung tersebut menjadikan rantai polinukleotida linier mempunyai arah tertentu.
Bergerak secara anti parallel jika dibandingkan dengan utas templatenya dan mengikuti
aturan chargaff atau basa-basanya berpasangan secara komplementer, dimana A-T, G-C
(Campbell, 2002).
Proses transkripsi dibagi menjadi tiga tahapan ;
1. Inisiasi sintesis RNA
Proses inisiasi dimulai pada saat RNA polymerase, menempel pada molekul DNA
utas ganda. Karena adanya factor sigma, RNA polymerase dapat menempel pada situs
DNA secara spesifik. Sebelum menempel pada utas DNA pertama RNA polimerasi akan
mengenali daerah pada DNA yang disebut promoter. Dimana promoter ini merupakan
sekuensi daei DNA yang terdiri dari sekitar 40 pb yang terletak tepat sebelum situs
mulainya transkripsi. Promotor ini yang menentukan diaman transkripsi dimulai dan
untai mana yang digunakan sebagai cetakan . Pada daerah penempelan RNA
polymerase, utas ganda pada DNA akan terurai menjadi utas tunggal dengan bantuan
enzim helikase. Kemudian nukleotida pertama ditempatkan didepan utas cetakan
kemudian disintesis nukleotida berikutnya sesuai dengan cetakannya, dan begitu
seterusnya (Suryo, 2010).
2. Pemanjangan (elongasi) RNA

7
Proses dari pemanjangan RNA dilakukan oleh RNA polymerase yang sudah tidak
mengandung factor sigma, dimana posisi factor sigma digantikan oleh NusA. Pada tahap
pemanjangan ribonukleotida secara suksesif menempel pada utas RNA yang sedang
tumbu membentuk hybrid DNA atau RNA. RNA polymerase akan bergerak terus
sepanjang utas DNA, dengan tetap memisahkan kedua utas DNA menjadi tunggal. Utas
DNA yang telah dilewati oleh RNA polymerase akan kembali menjadi utas ganda
kembali. Produk akhir dari pemanjangan adalah satu untai RNA yang mana merupakan
Salinan dari untai DNA ( Suryo, 2010).

3. Terminasi (penyelesaian ) sintesis RNA


Pada proses terminasi terjadi pada daerah terminator, pada daerah terminator
RNA polymerase tidak mampu lagi menempelkan ribonukleotida pada RNA yang telah
terbentuk. Pada saat inilah NusA digantikan oleh factor rho, dan pada tahap inilah RNA
polymerase dan juga RNA terlepas dari DNA. DNA akan membentuk utas ganda kembali
(Suryo, 2010)

8
2. Tranlasi
Tranlasi merupakan tahap penerjemahan kode mRNA (kodon) oleh tRNA
kedalam urutan asam amino. Pada proses ini translasi asam amino akan dirangkaikan
dengan asam amino lainnya untuk membentuk rantai polipeptida atau protein. Asam
amino yang akan dirngkaikan dengan asam amino lainnya dibawa tRNA. mRNA
merupakan rangkaian kodon yang dibaca oleh ribosom. Kodon yang ada di mRNA akan
berpasangan dengan anticodon yang ada di tRNA. Dalam proses translasi ini hanya ada
satu kodon awal, yaitu AUG yang menyandi asam amino metionin, sehingga setiap
protein pasti akan mengandung metionin. Dan tiga buah kodon akhir yaitu UAA,UAG
dan UGA (Nusantari, 2012)

Sama halnya dengan transkripsi, pada proses translasi memiliki tiga tahapan, yaitu

1. Inisiasi
Pada tahap inisiasi, ribosom akan menempel pada mRNA. Ribosom mempunyai
dua buah situs penempelan untuk tRNA yaitu situs P (peptidyl) dan juga situs A
(aminoasil). jika ribosom bertemu dengan kodon awal AUG pada mRNA, maka tRNA
yang akan membawa metionin masuk dalam situs P. kemudian ribosom akan membaca
9
kodon yang ada disebelahnya (dibawahnya). Sesuai dengan kodonnya, tRNA membawa
asam amino tertentu akan memasuki situs A (Yuwono, 2005).

(Campbell, 2002)
2. Pemanjangan
Proses pemanjangan dimulai jika ribosom bergerak kebawah (kea rah 3’OH).
tRNA yang tadinya berada pada situs P akan keluar dari komplek ribosom-mRNA
dengan membawaasam amino yang dibawanya kepada tRNA yang berada pada situs P
yang tadinya berada di situs A. pada saat yang bersamaan situs A akan kosong, kemudian
diisi oleh tRNA yang membawa asam amino tertentu. Jika ribososm bergerak kebwah
lagi sambal membaca kodon berikutnya maka tRNA yang berada pada situs P keluar dari
situs tersebut sambal memindahkan polipeptida yang tumbuh yang dibawanya ke asam
amino yang dibawa oleh tRNA yang ada di situs P yang berasal dari situs A. kemudian
situs A akan diisi oleh tRNA lagi, dan berjalan terus dengan arah 5’P ke 3’OH sepanjang
mRNA sambal merangkai asam amino (Yuwono, 2005)

10
(Campbell, 2002)

3. Penyelesaian
Proses penyelesaian ditandai dengan jika ribosom bertemu dengan kodon akhir.
Pada saat ini tidak ada asam amino yang dirangkaikan sehingga proses sintesis protein
berakhir. Ribosom kemudian terpisah dari mRNA dan akan terurai menjadi 2 subunit,
yaitu sub unit besar dan sub unit kecil. Selama translasi terjadi, subunit kecil menempel
pada mRNA sedangkan sub unit besar akan sebagai tempat tRNA (yaitu situs P dan situs
A) (Yuwono, 2005)

(Campbell, 2002)

Asam amino dikode oleh 3 susunan basa nitrogen yang akan menentukan 20 jenis asam
amino berbeda. Yaitu

11
Contoh proses pembentukan protein dari molekul DNA secara Sederhana :
U pendamping : 5’-A T G G G T A C C C A T G C T T T T G C C-3’
U cetakan : 3’- T A C C C A T G G G T A C G A A A A C G G-5’

mRNA : 5’-A U G G G U A C C C A U G C U U U U G C C-3’


Protein : Met- Gly – Thr – His – Ser – Phe – Ala –

2.2 Aplikasi Teknik Rekayasa Genetika (GMO)


Genetically modified organism (GMO) adalah organisme yang mana gen-gennya telah
diubah dengan menggunakan teknik rekayasa genetika. Kehadiran dari tanaman
transgenic memegang peranan yang penting dalam ketahan pangan nasional, hal ini
disebabkan karena adanya pertambahan jumlah penduduk dunia yang tidak berbanding
lurus dengan ketersediaan lahan pertanian. Aplikasi rekayasa genetika dapat
meningkatkan efisiensi produk, nilai tambah, dan membantu melestarikan lingkungan,
oleh sebab itu banyak produk yang sudah dihasilkan dengan menggunakan teknik ini
(Hartiko, 2005).
Salah satu aplikasi dari GMO, yaitu :

12
1. Golden Rice : merupakan salah satu tanaman hasil dari rekayasa genetic. Pembuatan
golden rice ini dikarenakan adanya keprihatinan terhadap anak-anak yang ada di Asia
dan Afrika yang menderita kekurangan vitamin A. dalam pembuatannya, tanaman
padi disisipin oleg gen (phy, crtl, dan lyc) yang berasal dari bunga daffodil, sehingga
tanaman padi akan menghasilkan beta karoten, yang membuat biji padinya berwarna
oranye kekuningan (Putri, 2014).

2.3 Pemanfaatan Produk GMO

Menurut The Center for Ecogenetics and Envirenmental Health pada tahun 2013
pemanfaatan Genetically Modified Organisms (GMO) terlihat jelas dalam aspek makanan
dan kesehatan atau obat-obatan. Berdasarkan aspek makanan, GM (Genetically
Modified) plants telah digunakan sebagai hasil panen olahan yang dikonsumsi manusia
dan hewan. Hasil panen dapat dihasilkan dengan lebih cepat menggunakan teknik
rekayasa genetika daripada cara yang konvensional. Hasil panen dapat diolah sedemikian
rupa sehingga memiliki karakterisitk yang dapat menyesuaikan atau memiliki daya tahan
terhadap kekeringan, hama, dan herbisida. Sedangkan untuk obat-obatan, GMO
diberlakukan dalam kandungan sebagai berikut:

a. Insulin sebagai pengobatan untuk penderita diabetes merupakan iklan produk


kesehatan pertama yang diproduksi oleh GMO. Dalam proses pembuatan insulin,
bakteri tertentu dimodifikasi secara genetika agar dapat menyerupai gen insulin
manusia dan protein yang terkandung mengalami proses sintesisasi oleh bakteri
tersebut.
b. GMO dapat memproduksi obat-obatan lain seperti hormon pertumbuhan.
c. GMO kini banyak digunakan untuk vaksin kepada Hepatitis B (diproduksi dari ragi),
dan banyak jenis vaksin lainnya yang sedang dikembangkan menggunakan teknologi
GMO. Di masa depan, tanaman bahkan dapat dibuat sedemikian rupa agar
mengandung vaksin sehingga kita dapat memakan vaksinasi kita daripada
menyuntiknya.
d. Di masa depan, GMO dapat digunakan untuk terapi gen untuk memperbaiki organisme
yang mengalami kondisi genetika tertentu.

13
e. Dalam bidang tekstil, kapas GM telah diciptakan agar tahan hama serangga sehingga
menghasilkan panen dengan lebih baik ( Davey, 2018).

Menurut Mae-Wan pada tahun 2008 produk-produk GMO sangat banyak dan tersebar di
berbagai bidang, karena aplikasi bioteknologi juga telah merambah ke berbagai bidang
(pertanian, farmasi dan kedokteran, industry dan lingkungan). Termasuk GMO ialah
hewan transgenic, tanaman transgenic dan sebaginya, ikan transgenic, dan bahan
olahannya, serta jasad renik. Bahkan pada saat ini dikenal pula cloning terapeutik yang
memanfaatkan sel induk (stem cells) embrionik dari janik untuk ditrasplantasi ke dalam
pasien yang diklon, guna memperbaiki jaringan dan organ yang rusak; dalam proses ini
embrio dirusak (). Berdasarkan pada hal tersebut makan GMO juga bagian dari tubuh
manusia, meskipun demikian pada saat ini masih ada jenis pengkloningan manusia lain
yaitu cloning reproduktif, yang merupakan proses bioteknologi dengan tujuan untuk
menghasilkan seseorang dari sel seseorang, sehingga hasil dari klon mempunyai materi
genetic yang sama dari seseorang yang dikloning tersebut, namun sampai saat ini masih
terdapat kontroversi tentang cloning reproduktif (Adlhiyati, 2009).

Tanaman transgenic di Indonesia yang dikembangkan di antranya adalah padi, tomat,


tebu, papaya, singkong dan kentang. Dengan menambahkan gen yang memiliki sifat
resisten terhadap salinitas, hama dan kekeringan. Pengembangan produk tanaman
transgenic di Indonesia melibatkan beberapa Universitas seperti UNPAD, IPB dan
Universitas Jember, serta peran aktif Lembaga riset LIPI dan ICABIOGRAD. Produk-
produk rekayasa yang telah dibuat akan didaftarkan terlebih dahulu untuk mendapatkan
hak paten pada Dirjen HAKI di alamat http://www.dgip.go.id/. Peningkatan permintaan
pasar akan GMO yang terus melonjak setiap tahun yang diikuti dengan pertumbuhan
penduduk yang semakin tidak terkontrol, serta didukung dengan lahan pertanian yang
semakin menyempit memaksa ilmuan menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Menurut Takano-Kai pada tahun 2009 OsGS3 merupakan gen yang terdapat
dalam Oryza sativa yang terlibat dalam menentukan ukuran padi. Gen ini berfungsi dalam
regulasi negative pada pembelahan sel dan elongasi dari integument. Dalam bentuk
protein, protein GS3 memiliki domain VWFC yang berperan dalam interaksi protein dan
signaling. Ketika gen ini disisipkan ke dalam tanaman padi maka diharapkan tanaman padi

14
pada bagian fenotip dari biji tersebut memiliki bentuk yang panjang, dan yield (beras)
yang dihasilkan (Prianto&Yudhasasmita, 2017).

2.4 Aplikasi Bioteknologi di Bidang Pangan dan Kesehatan


Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
baik berupa (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi dapat dijumpai di bidang makanan maupan kesehatan.
Bioteknologi di bidang makanan adalah penerapan ilmu pengetahuan untuk peningkatan
produksi makanan. Manusia mulai terlibat dalam pembiakan selektif tanaman dan hewan.
Salah satu penggunaan bioteknologi makanan dalam produksi tanaman yang lebih baik.
Produksi tanaman disini juga termasuk tanaman dengan buah-buahan yang lebih besar,
biji, dan komponen yang dapat digunakan lainnya serta hasil yang lebih tinggi. Contoh
dari produksi makanan ini adalah kultur jaringan dimana kultur jaringan ini berfungsi
untuk mendpakan makanan yang unggul misalkan buah naga yang manis dan berdaging
besar. Contoh lainnya pada pembuatan produk makanan seperti Nata de coco, trmpe, dan
yoghurt.

Aplikasi bioteknologi bidang pengolahan pangan ada yang tradisional ataupun


modern. Bioteknologi di bidang pangan secara tradisional contohnya yaitu tahu, keju
ataupun yoghurt.

1. Keju

Kita ketahui bahwa keju merupakan makanan yang sudah fenomenal di era sekarang.
Selain rasanya enak, keju juga memiliki banyak manfaat. Keju dibuat dengan bantuan
bakteri pada susu. Pada pembuatan keju digunakan Bakteri Lactobacillus. Bakteri
tersebut dikenal sebagai bakteri asam laktat atau Lactobacillus. Bakteri Lactobacillus ini
mengubah laktosa menjadi asam laktat dan menyebabkan susu menggumpal.

Pada pembuatan keju, harus memperhatikan kondisi pH, dimana kondisi pH haruslah
rendah. Kondisi pH yang rendah akan membuat susu mengental. Akibatnya protein pada
susu berubah menjadi semi solid yang disebut curd. Pada proses ini dibantu dengan
menambahkan enzim renin. Enzim renin ini dapat diekstrak dari perut anak sapi. Namun,

15
pada saat ini enzim renin dapat diproduksi dalam skala besar dengan menggunakan teknik
rekayasa genetika. Setelah susu berhasil berubah menjadi curd, maka garam ditambahkan.
Garam ini selain untuk menambahkan rasa, juga berfungsi sebagai bahan pengawet.
Kemudian bakteri akan ditambahkan, dimana bakteri yang ditambahkan ini disebut bakteri
pematang. Bakteri pematang berguna memecah protein dan lemak yang terdapat dalam
keju. Beberapa jenis keju mempunyai karakteristik tertentu dengan ditambahkan mikroba
lain, seperti jamur. Contohnya terdapat pada keju biru, yang mempunyai karakteristik
berwarna biru karena ditambahkan jamur pada curd kejunya.

2. Tahu

Tahu juga merupakan contoh produk bioteknologi tradisional. Tahu dibuat dengan cara
mencuci kacang kedelai hingga bersih dan merendamnya selama satu malam. Setelah
lunak, kacang kedelai digiling menjadi seperti bubur, lalu dididihkan. Setelah dididihkan,
bubur kedelai disaring dan ditambahkan kultur bakteri yang dapat menciptakan kondisi
asam. Beberapa jenis bakteri yang sering digunakan dalam pembuatan tahu ini adalah
bakteri asam laktat. Bubur tahu yang telah ditambahkan bakteri asam laktat ini lalu
dicetak,dibumbui, dan diberi garam agar tahan lama.

3. Nata de coco

Nata De Coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa selulosa
(dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan
jasad renik (mikroba), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata. Pada prinsipnya untuk
menghasilkan nata de coco yang bermutu baik, maka perlu disediakan media yang dapat
mendukung aktivitas Acetobacter xylinum untuk memproduksi selulosa ekstraseluler atau
yang kemudian di sebut nata de coco. Nata dapat dibuat dari limbah air kelapa, limbah kulit
nenas dari industri pengalengan, tetes tebu (molases), filtrat kecambah kacang hijau, santan
air kelapa, limbah cair pembuatan tahu (whey), air pencucian beras dan lain-lain. Nata yang
dibuat dari air kelapa dikenal dengan nama nata de coco, nata dari nenas disebut nata de
pina , nata dari tetes tebu disebut nata de molases, sedangkan nata yang dibuat dari limbah
air tahu di sebut nata de soya (Ahmad, 2014).

Aplikasi Bioteknologi di bidang Kesehatan

16
Ditinjau secara modern, bioteknologi adalah pemanfaatan agen hayati atau bagian-
bagian yang sudah direkayasa secara in vitro untuk mrenghasilkan barang dan jasa pada
skala industri. Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya dalam

pembuatan antibodi monoklonal, pembuatan vaksin, terapi gen dan pembuatan antibiotik.
Proses penambahan DNA asing pada bakteri merupaka prospek untuk memproduksi
hormon atau obat-obatan di dunia kedokteran.

1. Vaksin

Pembuatan vaksin dilakukan melalui rekayasa genetika. Vaksin dibuat dengan


mengisolasi gen yang mengkode antigen dari mikrobia yang bersangkutan. Gen tersebut
disisipkan pada plasmid yang sama tetapi telah dilemahkan. Mikrobia yang telah disisipi
gen tersebut akan membentuk antigen murni. Jika antigen ini disuntikkan pada tubuh
manusia, sistem kekebalan tubuh akan membentuk antibodi yang berfungsi melawan
antigen yang masuk ke dalam tubuh.Selain itu, ada juga vaksin yang dibuat dengan
menerapkan bioteknologi konvensional. Pembuatan vaksin jenis ini tidak melalui rekayasa
genetika. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme yang telah dilemahkan. Vaksin
dimasukkan ke dalam tubuh manusia dengan suntikan atau oral. Dengan demikian, sistem
kekebalan tubuh manusia aktif melawan mikroorganisme tersebut (Amien, 1995)

2. Antibodi monoklonal

Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat mengikat satu epitop
saja. Antibodi monoklonal ini dapat dihasilkan dengan teknik hibridoma. Sel hibridoma
merupakan fusi sel dan sel. Pembuatan sel hibridoma terdiri dari tiga tahap utama yaitu
imunisasi, fusi, dan kloning. Imunisasi dapat dilakukan dengan imunisasi konvensional,
imunisasi sekali suntik intralimpa, maupun imunisasi in vitro. Fusi sel ini menghasilkan sel
hibrid yang mampu menghasilkan antibodi seperti pada sel limpa dan dapat terus menerus
dibiakan seperti sel myeloma. Frekuensi terjadinya fusi sel ini relatif rendah sehingga sel
induk yang tidak mengalami fusi dihilangkan agar sel hasil fusi dapat tumbuh. Antibody
Monoclonal drug adalah sebuah obat inovasi baru dalam usaha manusia melawan kanker.

17
Namun cara penggunaan obat ini agar memberikan hasil yang terbaik sampai saat ini
belumlah diketahui secara pasti.

3. Insektisida Mikroba

Insektisida mikroba adalah senyawa toksik yang dihasilkan oleh mikroba yang berfungsi
untuk membunuh spesies insekta atau mempunyai kemampuan menginfeksi insekta target
spesifik. Insektisida mikroba yang paling efektif dan paling sering digunakan adalah toksin
yang disintesis oleh Bacillus thuringiensis. Bacillus thuringiensis (Bt), merupakan famili
bakteri yang memproduksi kristal protein di inclusion body-nya pada saat ia bersporulasi.
Bioinsektisida Bt merupakan 90-95% dari bioinsektisida yang dikomersialkan untuk
dipakai oleh petani di berbagai negara. Dengan kemajuan teknologi, gen insektisidal Bt ini
telah dapat diisolasi dan diklon sehingga membuka kemungkinan untuk diintroduksikan ke
dalam tanaman. B. thuringiensis adalah bakteri yang menghasilkan kristal protein yang
bersifat membunuh serangga (insektisidal) sewaktu mengalami proses sporulasinya (Hofte
dan Whiteley, 1989).

Aplikasi bioteknologi modern

Bioteknologi modern adalah bioteknologi yang menghasilkan jasa dan barang dengan
menggunakan rekayasa genetika berupa DNA rekombinan. Contoh dari bioteknologi
modern yaitu pada kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan pengembangan dari teori
sel, yaitu dengan menumbuhkan sel atau sekumpulan sel (jaringan) pada medium yang
mengandung zat hara yang sesuai dengan kebutuhan sel atau jaringan tanaman. Kultur
jaringan pada tanaman memiliki beberapa tahapan diantaranya adalah :

1. Preparasi medium kultur


2. Penanaman dalam kultur
3. Organogenesis
4. Amplifikasi anakan
5. Penanaman dalam tanah (Heru, 2011)

18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekspresi Gen merupakan proses dimana penentuan sifat dari suatu organisme oleh
dimana menerjemahkan informasi genetic dalam urutan basa, DNA, dan RNA. Dalam
bidang teknologi, banyak sekali teknologi mengenai rekayasa genetika yang melibatkan
gen. yaitu salah satunya GMO (Genetically modified organism). Dalam teknologi lainnya
yang juga melibatkan gen yaitu bioteknologi, yang produk-produknya sudah sering kita
temui, misalnya keju.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Adlhiyati, Zakki. 2009. Produk Rekayasa Genetika (GMO/Genetically Modified


Organism) Sebagai Subjek Perlindungan Paten dan Perlindungan Varietas Tanaman.
Tesis tidak diterbikan. Semarang: Universitas Diponegoro.

Ahmad, A. 2014. Bioteknologi Dasar. Universitas Hasanudin: Makassar

Amien,Moh dan Sukarno. BIOLOGI 3. Perum Balai Pustaka : 1995

Campbell, Reece. 2002. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Davey, Orima, Melati. 2018. Penerapan Precautionary Principle Terhadap Pemanfaatan


Genetically Modified Organisms Menurut Cartagena Protocol on Biosafety dan The
Sanitary and Phytosanitary Agreement. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Elvita, Azmi. 2008. Genetika Dasar. Faculty of Medicine- University of Riau

Hartiko, Hari. 2005."Mengantisipasi Pangan Transgenik" . Department of Food Science


and Technology. IPB : Bogor

Heru, N.C 2011. Diktat Bioteknologi. UNY: Yoyakarta

Hofte, H. and H.R. Whiteley. 1989. Insecticidal crystal proteins of Bacillusthuringiensis.


Microbiol. Rev. 53:42-255

Mae-an Ho. 2008. Rekayasa Genetik: Impian atau Petaka. Yogyakarta: Insist Press

Nusantari, E. 2012. Kajian Miskonsepsi Genetika dan Perbaikannya Melalui Perubahan


Struktur Didaktik Bahan Ajar Genetika Berpendekatan Konsep di Perguruan Tinggi.
Disertasi. Universitas Negeri Malang.

20
Prianto, Yuono, & Yudhasasmita, Swara. 2017. Tanaman Genetically Mofied Organism
(GMO) dan Perspektif Hukumnya Di Indonesia. Jurnal of Biology, 10(2), 133-142

Putri, Rizka Andari. 2014."Pangan Transgenik" . DIII Gizi Malang, Politeknik Kesehatan:
Malang

Suryo. 2010. Genetika Manusia. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada

Takano-Kai, N., Jiang, H., Kubo, T., Sweeney, M., Matsumoto, T., Kanamori, H., …
McCouch, S. (2009). Evolutionary history of GS3, a gene conferring grain length in rice.
Genetics, 182(4), 1323– 1334. http://doi.org/10.1534/genetics.109.1030 02

The Center for Ecogenetics and Environmental Health. 2013. Fast Factsa about
Genetically Modified Organism, halm 1

21

Anda mungkin juga menyukai