Anda di halaman 1dari 45

Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT)

ALAT PENYARINGAN GAS EMISI BERBAHAYA PADA


KENDARAAN BERMOTOR DENGAN MEDIA
KAPUK CEIBA PENTANDRA DAN ALOE VERA

Ketua Tim Peneliti


Nama Lengkap : Ardian Adriyadhi Suyadhi
NIS : 14221
Kelas : XII IPA 2
Sekolah : SMA Negeri 1 Jepara
Angota Peneliti
Nama Lengkap : Myrna Sally Hardeanna
NIS : 14798
Kelas : XI MIA 2
Sekolah : SMA Negeri 1 Jepara
Pembimbing
Nama Lengkap : Maria Yekiana, M.Pd
NIP : 19780303 200701 2 081
Bidang Studi yang diampu : Kimia
Instansi lain yang terlibat
Nama Instansi : Badan Lingkungan Hidup Semarang
Core Business Instansi : Teknisi Gas Emisi

2014

1
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Makalah : Alat Penyaringan Gas Emisi Berbahaya pada


Kendaraan Bermotor dengan Media Kapuk
Ceiba Pentandra dan Aloe Vera
2. Kelompok Bidang Penelitian : Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT)
3. Bidang Ilmu : Biologi dan Kimia
4. Ketua Tim Penelitian :
Nama Lengkap : Ardian Adriyadhi Suyadhi
NIS : 14221
Kelas : XII IPA 2
e-mail : ardianas40@gmail.com
Asal Sekolah : SMAN 1 Jepara
Alamat Sekolah : Jln. CS. Tubun No.1 Jepara
Telp/Faks : 0291-591148/ 0291-591149
5. Menyatakan bahwa substansi ini, yang berjudul Alat Penyaringan Gas Emisi
Berbahaya pada Kendaraan Bermotor dengan Media Kapuk Ceiba Pentandra dan
Aloe Vera
belum pernah disertakan dalam lomba apapun, dan dikerjakan dengan melibatkan
anggota peneliti sebanyak 1 orang, pembimbing sebanyak 1 orang, dengan rincian
sebagai berikut:
Angota Peneliti
Nama Lengkap : Myrna Sally Hardeanna
NIS : 14798
Kelas : XI MIA 2
Sekolah : SMA Negeri 1 Jepara
Pembimbing
Nama Lengkap : Maria Yekiana, M.Pd
NIP : 19780303 200701 2 081
Bidang Studi yang diampu : Kimia

Jepara, 8 Mei 2014


Kepala Sekolah Ketua Tim Peneliti

Edi Prayitno, S.Pd., M.Si Ardian Adriyadhi Suyadhi


NIP.19601212 198501 1 003 NIS. 14221

2
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama Lengkap :Ardian Adriyadhi Suyadhi

NIS :14221

Kelas :XII IPA 2

Sekolah :SMA N 1 JEPARA

Alamat Sekolah : Jln. CS. Tubun No.1 Jepara

Telepon/faks sekolah : 0291-591148/ 0291-591149

Alamat Rumah :Jln. Jendral Sudirman Rt 01 Rw 01, Bulu Jepara

Telepon/HP :089669383455

Menyatakan bahwa makalah ini, yang berjudul Alat Penyaringan Gas Emisi Berbahaya
pada Kendaraan Bermotor dengan Media Kapuk Ceiba Pentandra dan Aloe Vera adalah

1) Sepenuhnya ditulis oleh tim peneliti yang beranggotakan sebanyak 1 orang dengan
rincian sebagai berikut

Angota Peneliti
Nama Lengkap : Myrna Sally Hardeanna
NIS : 14798
Kelas : XI MIA 2
Sekolah : SMA Negeri 1 Jepara

1. Dikerjakan di bawah pembimbing,


Pembimbing
Nama Lengkap : Maria Yekiana, M.Pd
NIP : 19780303 200701 2 081
Bidang Studi yang diampu : Kimia

2. orisinal karya tim peneliti ini, tanpa ada unsur plagiarisme baik dalam aspek
substansi maupun penulisan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bila dikemudian


hari ditemukan kekeliruan, maka kami bersedia menanggung semua risiko atas
perbuatan yang kami lakukan sesusi dengan aturan yang berlaku.

3
Jepara, 8 Mei 2014
Yang membuat pernyataan
Pembimbing Penelitian, Ketua tim penelitian,

Maria Yekiana, M.Pd Ardian Adriyadhi Suyadhi


NIP. 19780303 200701 2 081 NIS.14221

Kepala Sekolah

Edi Prayitno, S.Pd., M.Si


NIP. 19601212 198501 1 003

4
ABSTRAK
LOMBA KARYA ILMIAH REMAJA KE-46 TAHUN
2014

JUDUL : Alat Penyaringan Gas Emisi Berbahaya pada Kendaraan


Bermotor dengan Media Kapuk Ceiba Pentandra dan Aloe Vera
1. Objek penelitian berupa
BIDANG : Biologi dan Kimia o Pembuatan Alat

KATEGORI : Ilmu Pengetahuan Teknik (IPT)


2. Apa penelitian ini lanjutan
Ketua Tim Peneliti dari penelitian
sebelumnya
Nama Lengkap : Ardian Adriyadhi Suyadhi
o Tidak
NIS : 14221
Kelas : XII IPA 2 3. Metodologi penelitian
Sekolah : SMA Negeri 1 Jepara yang digunakan
Angota Peneliti o Kualitatif
o Kuantitatif
Nama Lengkap : Myrna Sally Hardeanna
NIS : 14798 4. Metode Penelitian
Kelas : XI MIA 6 - Wawancara
- Studi Laboratorium
Sekolah : SMA Negeri 1 Jepara - Observasi
Seiring bertambahnya jumlah kendaraan bermotor mengakibatkan pencemaran
udara juga semakin meningkat, hal ini menyebabkan kondisi udara tercemar karena gas
buang hasil dari pembakaran kendaraan mengandung racun yang berbahaya bagi
lingkungan, terutama karbon monoksida (CO) dan juga hidrokarbon (HC) yang sangat
berbahaya bagi lingkungan.
Seperti diketahui bahwa proses pembakaran bahan bakar dari motor menghasilkan
gas buang yang secara teoritis mengandung unsur CO, NO2, HC, C, H2, CO2, H2O dan N2,
dimana banyak yang bersifat mencemari lingkungan sekitar dalam bentuk polutan udara.
Indonesia pernah menjadi penghasil kapuk terbesar (sekitar 80 persen) sebelum
perang dunia I. Sekitar 60 persen dari jumlah produksi saat itu, berasal dari Pulau Jawa
yang dikenal dengan kapuk randu. Pada tahun 1936-1937 kapuk merupakan komoditas
ekspor yang cukup besar mencapai 28,4 juta kg/tahun.
Sel kapuk hanya berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel dengan
lingkungan luar, oleh karena itu sel kapuk mampu menyimpan udara sehingga baik
digunakan sebagai bahan isolasi.
Dalam gel lidah buaya terkandung sejumlah unsur-unsur antara lain : Air,
karbohidrat, lemak, dan beberapa vitamin.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji penyaringan pencampuran kapuk
dengan gel lidah buaya terhadap gas emisi buang pada kendaraan bermotor dengan
metode experimental menggunakan alat bantu yang diisi dengan kapuk dengan
perbandingan berat yang bervariasi dan dihubungkan pada knalpot kendaraan.
Hasil penelitian awal yang dilakukan dalam kecepatan maksimum, menunjukkan
bahwa kapuk 80 gram lebih efisien dalam penyaringan senyawa berbahaya emisi buangan,
sedangkan kapuk 60 gram lebih efisien dalam penyaringan gas emisi buang pada
kecepatan stasioner (Normal). Sehingga diharapkan kapuk dapat diaplikasikan sebagai
media pengolahan emisi gas buang pada kendaraan bermotor.

Kata Kunci : Kapuk, Gel lidah buaya, Gas Emisi, Penyaringan

5
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya atas terselesaikan penyusunan karya tulis ilmiah
dengan judul “Alat Penyaringan Gas Emisi Berbahaya Pada Kendaraan Bermotor Dengan
Media Kapuk Ceiba Pentandra.”
Karya Tulis ini dikembangkan dengan latar belakang pencemaran udara dan
pemanasan global yang terus meningkat yang salah satu penyebabnya adalah gas emisi
buang berbahaya yang dihasilkan kendaraan bermotor yang terus meningkat. Jepara
sebagai kota yang memiliki sumber daya alam yang cukup berlimpah memiliki potensi yang
besar untuk dimanfaatkan, salah satunya adalah kapuk yang dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif penyaringan gas emisi buang berbahaya pada kendaraan bermotor.
Penulis menyadari, karya tulis ini tidak akan terwujud tanpa bimbingan dan
dukungan dari beberapa pihak. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Allah SWT, karenandengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ini.
2. Edi Prayitno, SP.d, M.Si. selaku Kepala SMAN 1 Jepara yang telah memberi motivasi
dan ijin dalam menulis karya ilmiah ini.
3. Maria Yekiana, M.Pd. selaku guru pembimbing.
4. Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 1 Jepara.
Segala upaya telah penulis lakukan demi terwujudnya karya tulis ilmiah ini. Namun,
kami menyadari bahwa tidak mustahil apabila di dalam penulisan ini masih terdapat
kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
akan penulis terima dengan harapan perbaikan dalam penulisan berikutnya. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.
Jepara, 1 Mei 2014
Penulis

6
DAFTAR ISI
Proposal LIPI ...................................................................................................................... 1
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ 2
PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................................... 3
ABSTRAK .......................................................................................................................... 5
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 6
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 7
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... 9
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... 10
DAFTAR BAGAN ............................................................................................................. 11
BAB 1 ................................................................................................................................. 12
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 12
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................... 12
1.2 PEMBATASAN MASALAH .......................................................................... 16
1.3 RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 16
1.4 TUJUAN PENELITIAN ................................................................................... 17
1.5 MANFAAT PENELITIAN............................................................................... 17

BAB 2 ................................................................................................................................. 18
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................... 18
2.1 KAJIAN TEORI ............................................................................................... 18
2.1.1 PENGERTIAN KAPUK RANDU ................................................. 18
2.1.1.1 SERAT KAPUK ................................................................. 19
2.1.2 PENGERTIAN EMISI GAS BUANG .......................................... 20
2.1.2.1 SENYAWA CO .................................................................. 20
2.1.2.1.1 SEJARAH SENYAWA CO .............................. 20
2.1.2.1.2 DAMPAK SENYAWA CO ............................... 21
2.1.2.2 SENYAWA CO2................................................................. 22
2.1.2.2.1 SEJARAH SENYAWA CO2 ............................. 22
2.1.2.2.2 DAMPAK SENYAWA CO2 .............................. 23
2.1.2.3 SENYAWA NOX ............................................................... 25
2.1.2.3.1 DAMPAK SENYAWA NOX ............................. 25
2.1.2.4 SENYAWA HC ................................................................. 26
2.1.2.4.1 DAMPAK SENYAWA HC ................................ 27
2.2 KERANGKA BERFIKIR ................................................................................ 28

BAB III ............................................................................................................................... 29


METODOLOGI .................................................................................................................. 29
3.1 HIPOTESIS...................................................................................................... 29

7
3.2 VARIABEL PENELITIAN .............................................................................. 29
3.3 METODE PENELITIAN ................................................................................. 29
3.4 OBJECT PENELITIAN ................................................................................... 29
3.5 WAKTU DAN TEMPAT ................................................................................. 29
3.6 ALAT DAN BAHAN ....................................................................................... 30
3.6.1 ALAT PENELITIAN ......................................................................... 30
3.6.2 BAHAN PENELITIAN ..................................................................... 30
3.7 LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN.......................................................... 31
3.8 TEKNIK ANALISIS DATA ........................................................................... 32
KESIMPULAN .................................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 34
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 35
BIODATA .......................................................................................................................... 38

8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Global warming .............................................................................................. 14
Gambar 1.2 Knalpot Motor ................................................................................................ 15
Gambar 2.1 Kapuk ............................................................................................................. 19

9
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................................................... 29
Tabel 3.2 Alat Penelitian..................................................................................................... 30
Tabel 3.3 Bahan Penelitian ................................................................................................. 31

10
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................................................. 28
Bagan 3.1 Prosedure Penelitian ......................................................................................... 31

11
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanasan global (Global Warming) pada dasarnya merupakan fenomena
peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca
(greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti
karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari
terperangkap dalam atmosfer bumi. Berbagai literatur menunjukkan kenaikan temperatur
global – termasuk Indonesia – yang terjadi pada kisaran 1,5 – 40 oC pada akhir abad 21.
Pemanasan global menimbulkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik
(seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan
hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan
hama penyakit, dan sebagainya). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi
masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b)
gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan
bandara, (c) gangguan terhadap permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas
lahan pertanian, (e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dan sebagainya.
Pemanasan global (Global Warming) adalah kejadian meningkatnya temperatur
rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Temperatur rata-rata global pada permukaan bumi
telah meningkat 0.18 °C selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata
global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
Peningkatan temperatur global diperkirakan akan 2 menyebabkan perubahan-perubahan
yang lain seperti naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang
ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang
lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis
hewan.
Jadi, pemanasan global adalah merupakan meningkatnya temperatur di planet bumi
secara global, meliputi peningkatan temperatur atmosfir, temperatur laut dan temperatur
daratan bumi yang menimbulkan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap
masa depan bumi termasuk manusia dan makhluk hidup lain. Dampak yang ditimbulkan
cenderung mengancam eksistensi bumi, dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lainnya.

12
Banyak orang termasuk para ahli yang mensinyalir atau menuding bahwa penyebab
kenaikan temperatrur bumi adalah aktivitas-aktivitas manusia yang memicu dan mendorong
timbulnya gas efek rumah kaca. Berbagai aktivitas manusia yang memicu peningkatan gas
efek rumah kaca antara lain kegiatan industri, pembabatan hutan secara terus-menerus,
kendaraan bermotor, kegiatan peternakan dan rumah tangga. Pemicu atau penyumbang gas
efek rumah tangga yang dominan adalah kegiatan industri (dan pabrik-pabrik), kendaraan
bermotor, dan perambahan hutan yang berlangsung secara terus-menerus.

Gambar 1.1 Global Warming


Sumber : wikipedia.com

Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari


kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat
pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan faktor lain yang semuanya ini membuat
pola emisi menjadi rumit. Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh mesin dengan
bahan bakar bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda
proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin. Secara visual selalu terlihat asap dari
knalpot kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar, yang umumnya tidak terlihat pada
kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin.
Walaupun gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri dari senyawa yang tidak
berbahaya seperti nitrogen, karbon dioksida dan uap air, tetapi didalamnya terkandung juga
senyawa lain dengan jumlah cukup besar yang dapat membahayakan kesehatan maupun
lingkungan. Emisi gas buang kendaraan bermotor juga cenderung membuat kondisi tanah
dan air menjadi asam. Pengalaman di negara maju membuktikan bahwa kondisi seperti ini
dapat menyebabkan terlepasnya ikatan tanah atau sedimen dengan beberapa
mineral/logam, sehingga logam tersebut dapat mencemari lingkungan.
Seiring bertambahnya jumlah kendaraan bermotor mengakibatkan pencemaran
udara juga semakin meningkat. Hal ini menyebabkan kondisi udara tercemar, karena gas
buang hasil dari pembakaran kendaraan mengandung racun yang berbahaya bagi

13
lingkungan, terutama karbon monoksida (CO) dan juga hidrokarbon (HC) yang sangat
berbahaya bagi lingkungan. Seperti diketahui bahwa proses pembakaran bahan bakar dari
motor menghasilkan gas buang yang secara teoritis mengandung unsur CO, NO 2, HC, C,
H2, CO2, H2O dan N2, dimana banyak yang bersifat mencemari lingkungan sekitar, dalam
bentuk polusi udara. Tambahi bukti empirik ttg banyaknya kendaraan bermotor yng mningkat
stiap tahun
Pada negara-negara yang memiliki standar emisi gas buang kendaraan yang ketat,
ada 5 unsur dalam gas buang kendaraan yang akan diukur yaitu senyawa HC, CO, CO 2, O2
dan senyawa NOx. Sedangkan pada negara-negara yang standar emisinya tidak terlalu
ketat, hanya mengukur 4 unsur dalam gas buang yaitu senyawa HC, CO, CO 2 dan O2.
Standar yang digunakan di negara Indonesia yaitu mengukur gas buang dalam 4 unsur saja,
yaitu: HC (hidro karbon), CO (karbon monoksida), CO2 (karbon dioksida), dan O2 (oksigen).

Gambar 1.2 Motor (Supra X)


(Dokumen pribadi)
Usaha mendukung pelestarian lingkungan hidup juga didukung oleh banyak negara
yang mulai menyadari bahwa gas buang kendaraan merupakan salah satu polutan atau
sumber pencemaran udara terbesar, oleh karena itu gas buang kendaraan harus dibuat
sebersih mungkin agar tidak mencemari udara.
Kendaraan bermotor yang mengandung racun berbahaya seperti timbal berakibat
pada kerugian potensial, yakni gangguan kesehatan, antara lain menurunnya IQ anak.
Mereka yang terpengaruh timbal menjadi lebih bodoh dari potensi yang dimilikinya. Tak
hanya itu, pencemaran udara yang kian meningkat beresiko pula terhadap keguguran pada
ibu hamil, kelahiran bayi di bawah berat normal, meningkatnya resiko bayi lahir cacat, dan
menyebabkan perilaku kriminal remaja.
Berdasarkan banyaknya masalah yang ditimbulkan oleh polusi udara yang salah
satunya berasal dari emisi pembuangan kendaraan bermotor yang terus meningkat setiap
tahunnya. Di Indonesia tingkat pencemaran sangat memprihatinkan. Bahkan salah satu
studi melaporkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan tingkat polusi udara tertinggi

14
ketiga di dunia. World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan
kadar polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City.
Di Indonesia sendiri, sebagaimana data yang dipaparkan oleh Pengkajian Ozon dan
Polusi Udara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Jawa Barat
menduduki peringkat polusi udara tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sumbangan terbesar
pencemaran udara di Indonesia adalah emisi gas buang dari kendaraan bermotor (sekitar
85%), hal tersebut diakibatkan karena meningkatnya jumlah pengguna kendaraan bermotor.
Selain penggunaan kendaraan bermotor yang berlebihan, perawatan kendaraan yang tidak
memadai juga memberikan sumbangan polutan karena pemakaian bahan bakar yang buruk,
biasanya memiliki kadar timbal yang tinggi. Selain itu kebakaran hutan dan perindustrian
juga cukup berperan.
Berkaitan dengan emisi pembuangan kendaraan bermotor yang semakin
memburuk tersebut, membuka wawasan untuk mengurangi gas emisi kendaraan bermotor
dengan memanfaatkan salah satu hasil dari kekayaan kota jepara. Jepara merupakan salah
satu penghasil kapuk yang berasal dari pohon kapuk randu yang biasanya digunakan untuk
kebutuhan rumah tangga, industri dan kelistrikan. Seperti pada rumah tangga, kapuk
digunakan sebagai bahan pengisi kasur, bantal, dan masih banyak lagi tapi bahan kapuk ini
sangat sukar menangkap butiran debu yang sering bertebangan pada ruangan. Karena hal
itu sering dilakukan penjemuran secara teratur untuk mengurangi debu yang terhisap oleh
kapuk tersebut.
Bedasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk
membuktikan serta mengaplikasikan kapuk dan lidah buaya sebagai penyaring gas emisi
pembuangan pada kendaraan bermotor yang berbahaya bagi lingkungan dan makhluk
hidup.

1.2 Pembatasan Masalah

Pada karya tulis ilmiah ini, masalah dibatasi pada:

1. Penggunaan kapuk yang digunakan berasal kapuk randu.


2. Lidah Buaya yang digunakan sebagai bahan pencampur kapuk
3. Menggunakan kendaraan bermotor roda 2 bertipe 2 tak yang umum
digunakan.
4. Membuat tabung untuk disambungkan pada knalpot motor yang berisi kapuk.
5. Memanfaatkan hasil kapuk dan lidah buaya yang didapat dari wilayah
disekitar jepara.

15
1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang berusaha dipecahkan


adalah:

1. Apakah campuran antara kapuk randu dan lidah buaya dapat digunakan
sebagai penyaringan dalam knalpot kendaraan bermotor untuk mengurangi
kandungan gas emisi buangan?
2. Bagaimana membuat tabung yang berisi kapuk randu yang dipasangkan pada
knalpot kendaraan?
3. Berapa gram kapuk yang paling efektif dalam penyaringan gas emisi buangan
pada kendaraan bermotor?
4. Berapa persentase hasil gas emisi buangan pada kendaraan bermotor
sebelum dan sesudah penyaringan?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah campuran antara kapuk randu dan lidah buaya dapat
digunakan sebagai penyaringan gas emisi buangan pada kendaraan bermotor
yang berbahaya.
2. Membuat tabung dengan daya tampung kapuk randu yang bevariasi.
3. Mengetahui berapa gram kapuk yang paling efektif dalam penyaringan gas
emisi buangan pada kendaraan bermotor yang berbahaya.
4. Mengetahui hasil gas emisi buangan pada kendaraan bermotor sebelum dan
sesudah penyaringan oleh kapuk randu.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Diharapkan kapuk randu dapat mengurangi pencemaran udara yang


dikarenakan gas emisi buangan pada kendaraan bermotor.
2. Memperkenalkan pada masyarakat alat untuk penyaringan yang berasal dari
kapuk.

16
3. Diharapkan akan menambah kesadaran manusia akan bahayanya gas emisi
buangan pada kendaraan bermotor yang tersebar bersama udara yang biasa
dihirup.
4. Memanfaatkan secara penuh hasil kapuk yang dimiliki Kota Jepara.
5. Menambah wawasan dan daya kreasi generasi muda.
6. Menyadarkan masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dari
pencemaran udara dari berbagai kendaraan bermotor yang semakin banyak
pertumbuhannya.
7. Mengingatkan masyarakat untuk slalu merawat kendaraan bermotornya dan
menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.

17
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Pengertian Kapuk Randu
Kapuk randu atau kapuk (Ceiba pentandra) adalah pohon tropis yang
tergolong ordo Malvales dan famili Malvaceae (sebelumnya dikelompokkan ke dalam
famili terpisah Bombacaceae), berasal dari bagian utara dari Amerika
Selatan, Amerika Tengah dan Karibia, dan (untuk varitas C. pentandra var.guineensis)
berasal dari sebelah barat Afrika. Kata "kapuk" atau "kapok" juga digunakan untuk
menyebut serat yang dihasilkan dari bijinya. Pohon ini juga dikenal sebagai kapas
Jawa atau kapok Jawa, atau pohon kapas-sutra. Juga disebut sebagai Ceiba, nama
genusnya, yang merupakan simbol suci dalam mitologi bangsa Maya.

Pohon ini tumbuh hingga setinggi 60-70 m dan dapat memiliki batang pohon
yang cukup besar hingga mencapai diameter 3 m. Banyak ditanam di Asia, terutama di
pulau Jawa, Malaysia, Filipina, dan Amerika Selatan. Di Jepara terdapat jalan yang di
sepanjang tepinya dinaungi pohon kapuk. Pada saat buahnya merekah suasana di
jalanan menyerupai hujan salju karena serat kapuk yang putih beterbangan di udara.

Pohon ini umumnya tumbuh di kawasan pinggir pantai serta lahan-lahan


dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Jenis pohon ini mulai berbunga
dan berbuah pada usia 5-6 tahun dengan masa panen dilakukan setelah biji-biji kapuk
berwarna kuning kelabu. Tanaman perkebunan ini berbeda dengan kapas yang
dihasilkan dari tanaman kapas yang digunakan untuk bahan baku tekstil atau pakaian
lainnya. Secara tradisional, kapuk digunakan sebagai bahan pembuat atau pengisi
kasur dan saat ini dikembangkan aneka jenis keperluan lainnya.

2.1 Tabel Klasifikasi Kapuk Randu:

Kingdom Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malvales
Famili: Malvaceae(Bombacaceae)
Genus: Ceiba
Spesies: C. pentandra

18
Gambar 2.1 Kapuk
(Dokumentasi Pribadi)

2.1.1.1 Serat Kapuk


Serat kapuk berasal dari sel epidermis dari kulit buah. Sel-sel ini mulai tumbuh
kira-kira 16 hari sesudah pembungaan, yaitu waktu pembelahan sel telur dan ada
kepastian buah tidak rontok. Serat yang sudah tua membentuk lumen yang kosong
berdinding tipis dan terisi udara serta tertutup pada kedua ujungnya. Dindingnya licin
dan dilapisi lapisan lilin sehingga serat kapuk sangat ringan dan mempunyai
kemampuan mengisolasi panas dan suara. Dinding serat kapuk licin dan tidak terpilin
sehingga serat kapuk sulit dipintal menjadi benang karena antara serat yang satu
dengan yang lain tidak melekat menjadi satu.

Kerapatan serat kapuk berkisar pada 1 sampai 1,5 cm, di bawah mikroskop,
serat kapuk menyajikan sebuah sel sempit yang panjang dengan banyak lipatan.
Selnya memiliki dinding tipis dan struktur berongga, dindingnya membentuk mulus,
tabung ditutup dengan rongga besar yang disebut lumen. Setiap serat kapuk dilapisi
dengan zat lilin yang disebut cutine. cutine dan lumen diperkirakan memberikan kapuk
daya apung. Secara kimia, serat kapuk sebagian besar terdiri dari selulosa, meskipun
juga mengandung pentosa mengandung polisakarida yang disebut pentosan dan
bahan plastik yang disebut lignin.

Sel kapuk randu seperti halnya sel kapas berbentuk memanjang,


perbedaannya; pada sel kapuk tidak terdapat torsi, sehingga sel kapuk hanya berupa
lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel dengan lingkungan luar. Oleh karena
itu sel kapuk mampu menyimpan udara sehingga baik digunakan sebagai bahan
isolasi. Serat kapuk banyak digunakan sebagai bahan kasur atau bantal. Biasanya,
kasur jika telah lama digunakan, maka sel-sel kapuknya akan terisi minyak yang
berasal dari keringat kita, sehingga tidak empuk lagi. Oleh karena itu, kasur tersebut

19
harus dijemur di bawah terik matahari untuk menguapkan minyaknya sehingga dapat
dipakai kembali.

2.1.2 Pengertian Emisi Gas Buang


proses pembakaran bahan bakar dari motor menghasilkan gas buang yang
secara teoritis mengandung unsur CO, NO2, HC, C, H2, CO2, H2O dan N2, dimana
banyak yang bersifat mencemari lingkungan sekitar dalam bentuk polusi udara. Unsur
gas karbon monoksida (CO) yang berpengaruh bagi kesehatan makhluk hidup perlu
mendapat kajian khusus, karena unsur karbon monoksida hasil pembakaran bersifat
racun bagi darah manusia pada saat pernafasan, sebagai akibat berkurangnya
oksigen pada jaringan darah. Jumlah CO yang terdapat di dalam darah, lamanya
dihirup dan kecepatan pernapasan menentukan jumlah karboksihemoglobin
(kombinasi hemoglobin/karbon-monoksida) di dalam darah, dan jika jumlah CO sudah
mencapai jumlah tertentu/jenuh di dalam tubuh maka akan menyebabkan kematian.
Penggunaan kendaraan bermotor di dalam kehidupan manusia tidak bisa
dikurangi, seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk. Hal yang perlu
diperhatikan pula adalah meningkatnya jumlah kendaraan namun tidak diikuti dengan
upaya pelestarian lingkungan hidup, sehingga disini perlu dipertimbangkan dampak
dari gas buang hasil proses pembakaran terhadap pencemaran udara dan lingkungan.

Gambar 2.2 Knalpot Motor


(Gambar Pribadi)

2.1.2.1 Senyawa CO
Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon
monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida
(CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida (CO) merupakan
senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas
yang tidak berwarna, dan dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -129oC, berat
jenis sedikit lebih ringan dari udara (menguap secara perlahan ke udara).

20
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau
waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia
selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Senyawa CO mempunyai
potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat
dengan pigmen darah yaitu haemoglobin.
Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi
sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia. Karbon monoksida yang berasal dari
alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan
dan badai listrik alam.
Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang
menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, jumlah CO dari sumber
buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal
dari kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar bensin dan sepertiganya
berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak dari
industri dan pembakaran sampah domestik. Karbon monoksida, CO, dihasilkan dari
pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung karbon dan
oleh pembakaran pada tekanan dan suhu tinggi yang terjadi pada mesin.
Karbon monoksida dapat juga dihasilkan dari reaksi oksidasi gas metana oleh
radikal hidroksi dan dari perombakan/pembusukan tanaman meskipun tidak sebesar
yang dihasilkan oleh bensin. Pada jam-jam sibuk di daerah perkotaan konsentrasi gas
CO bisa mencapai 50 -100 ppm. Tingkat kandungan CO di atmosfir berkorelasi positip
dengan padatnya lalu lintas, tetapi korelasi negatif dengan kecepatan angin.
Keberadaan atau umur gas CO di atmosfir tidak lama hanya kira-kira 4 bulan. Hal ini
terjadi karena karbon monoksida di atmosfir dihilangkan melalui reaksi dengan radikal
hidroksil, HO.

2.1.2.1.1 Sumber Senyawa CO


1. Aktifitas Gunung Berapi
Karbon monoksida telah lama ada di atmosfer sebagai hasil produk dari
aktivitas gunung berapi. Zat ini larut dalam lahar gunung berapi pada tekanan yang
tinggi di dalam mantel bumi. Kandungan karbon monoksida dalam gas gunung berapi
bervariasi dari kurang dari 0,01% sampai sebanyak 2% bergantung pada gunung
berapi tersebut. Oleh karena sumber alami karbon monoksida bervariasi dari tahun ke
tahun, sangatlah sulit untuk secara akurat menghitung emisi alami gas tersebut.
2. Hasil Pembakaran Mesin
Selain dari aktifitas gunung berapi, karbon monoksida juga dihasilkan dari
pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi pada mesin

21
pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan
oksigen dalam proses pembakaran.
3. Asap Rokok
Satu batang rokok mengandung kurang lebih 4000 jenis bahan kimia dengan
40% kandungan racun. Asap rokok sangat berbahaya, terutama bagi perokok pasif.
Selain nikotin, asap rokok juga mengandung karbonmonoksida (CO). Satu batang
rokok yang dibakar mengandung 3 – 6 % karbon monoksida dan dalam darah
kadarnya mencapai 5%. Pada orang yang bukan perokok, kadarnya adalah 1%.
Perokok dengan kadar karbon monoksida 5% ke atas mendapat serangan 3 kali lipat
dibanding dengan bukan perokok. Gabungan karbon monoksida dengan nikotin akan
mempermudah para perokok menderita penyakit penyempitan dan penutupan
pembuluh darah dengan akibat – akibatnya.

2.1.2.1.2 Dampak Senyawa CO


Karakteristik biologis yang paling penting dari CO adalah kemampuannya
untuk berikatan dengan haemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengangkut
oksigen ke seluruh tubuh. Sifat ini akan menghasilkan pembentukan
karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil dibandingkan
Oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang relative lambat menyebabkan
terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa oksigen
ke seluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat serius hingga fatal, karena dapat
menyebabkan keracunan.
Gas CO apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan
akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat
terjadi karena gas CO bersifat racun,
metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya
oksigen, gas CO bereaksi dengan darah (hemoglobin) :
Hemoglobin + O2 –> O2Hb (oksihemoglobin)
Hemoglobin + CO –> COHb (karboksihemoglobin)
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau
waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia
selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida
(CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama dengan manusia yang satu dengan
yang lainnya. Kadar CO yang tinggi dapat menyebabkan perubahan tekanan darah,
meningkatkan denyut jantung, ritme jantung menjadi abnormal, gagal jantung dan
kerusakan pembuluh darah perifal. Dampak keracunan gas CO sangat berbahaya bagi

22
orang yang telah menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi darah
peripheral yang parah. Manusia dengan aktifitas yang tinggi disekitar lalu lintas
kendaraan yang padat merupakan kelompok yang paling beresiko mengalami
gangguan kesehatan akibat gas CO. Mereka ini antara lain: Polisi lalu lintas yang
dinas dijalan, menertibkan dan mengatur agar lalulintas kendaraan lancar, petugas
retribusi Tol dan tukang parkir. Sedangkan yang beresiko dari hasil sampingan
kegiatan manusia antara lain para pekerja bengkel kendaraan, industri logam, industri
kimia dan industri bahan bakar. Dampak gangguan kesehatan terhadap manusia
tergantung ketahanan fisik manusia, namun yang paling sering adalah memperparah
penderita gangguan jantung dan paru-paru, kelahiran premature dan berat badan bayi
dibawah normal bahkan kematian akibat keracunan gas CO juga bisa terjadi.
Dampak CO terhadap tubuh tergantung dari jumlah paparan yang diterima
oleh tubuh. Pemeriksaan Hb dalam tubuh dapat dilakukan dengan menggunakan alat
Haemometer dengan cara mengambil sampel darah dari ujung jari.

2.1.2.2 Senyawa CO2


CO2 atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua
atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk
gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-
rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan
volume walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon
dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang
inframerah dengan kuat.

Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan


mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses
fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam
siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan
bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses
geotermal lainnya seperti pada mata air panas.

Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm
namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk
padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.

CO2 adalah oksida asam. Larutan CO2 mengubah warna lakmus dari biru
menjadi merah muda.

Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika
dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon dioksida di atmosfer,

23
ia akan terasa asam di mulut dan mengengat di hidung dan tenggorokan. Efek ini
disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva, membentuk larutan
asam karbonat yang lemah. Sensasi ini juga dapat dirasakan ketika seseorang
bersendawa setelah meminum air berkarbonat (misalnya Coca Cola). Konsentrasi
yang lebih besar dari 5.000 ppm tidak baik untuk kesehatan, sedangkan konsentrasi
lebih dari 50.000 ppm dapat membahayakan kehidupan hewan.

2.1.2.2.1 Dampak Senyawa CO2


Adanya gas CO2 yang berlebihan di udara atau di atmosfer tidak berakibat
langsung kepada manusia. Tetapi CO2 membentuk lapisan transparan (tembus
pandang) di atmosfer yang mengisolasi di sekililing bumi. Hal itu yang mengakibatkan
suhu udara di bawah lapisan gas CO2 dan dipermukaan bumi semakin tinggi, sehingga
akan mempengaruhi makluk hidup. Sifat gas CO2 seperti diatas itu dikenal dengan
istilah efek rumah kaca atau green house effect.

Sebenarnya, Karbondioksida tidak berbahaya bagi manusia. akan tetapi,


karbondioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar
karbondioksida di udara dapat mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi.
Peningkatan suhu karena meningkatnya kadar gas-gas rumah kaca di udara
disebut pemanasan global. Pemanasan global dapat mempengaruhi iklim, mencairkan
sungkup es di kutub dan berbagai rangkaian akibat lainnya yang mungkin belum
sepenuhnya dimengerti.

Sifat gas Karbondioksida seperti dikemukan di atas itu dikenal dengan istilah
efek rumah kaca atau green house effect . selain itu, ada beberapa kegunaan gas
Karbondioksida diantaranya yaitu untuk fotosintesis tumbuhan yang mana dalam
melakukan fotosintesis ini diperlukan adanya bantuan sinar ultraviolet dari sinar
matahari. Zat yang di hasilkan dalam proses ini adalah zat tepung dan gas Oksigen
yang sangat berguna bagi kehidupan makhluk hidup yaitu manusia, dan tumbuh-
tumbuhan untuk pernapasan.

2.1.2.3 Senyawa NOx


Gas nitrogen oksida (NOx) ada dua macam , yakni gas nitrogen monoksida
(NO) dan gas nitrogen dioksida (NO2). Kedua macam gas tersebut mempunyai sifat
yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang
mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak berwarna dan
tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah diamati dari baunya
yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Udara yang mengandung

24
gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali jika gas NO
berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan
gangguan pada system saraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini
terus berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih
berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehinggga menjadi gas NO2.
Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya
bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman.
Pengaruh gas NOx pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan
daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas tersebut dapat menyebabkan nekrosis
atau kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat
berfungsi sempurna sebagai temapat terbentuknya karbohidrat melalui proses
fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan.
Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis
daun sampai sekitar 60% hingga 70%.

Pencemaran udara oleh gas NOx dapat menyebabkan timbulnya Peroxy


Acetil Nitrates yang disingkat dengan PAN. Peroxi Acetil Nitrates ini
menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair.
Campuran PAN bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara dapat
menyebabkan terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry Smogyang sangat
menggangu lingkungan.

2.1.2.3.1 Dampak Senyawa NOx


Nitrogen dioksida merupakan polutan udara yang dihasilkan pada proses
pembakaran. Ketika nitrogen dioksida hadir, nitrogen oksida juga ditemukan.
gabungan dari NO dan NO2 secara kolektif mengacu kepada nitrogen oksida (NOx).
Pada sangat konsentrasi tinggi, dimana mungkin hanya dialami pada
kecelakaan industri yang fatal, paparan NO2 dapat mengakibatkan kerusakan paru-
paru yang berat dan cepat. Pengaruh kesehatan mungkin juga terjadi pada
konsentrasi ambient yang jauh lebih rendah seperti pada pengamatan selama
peristiwa polusi di kota. Bukti yang didapatkan menyarankan bahwa penyebaran
ambient kemungkinan akibat dari pengaruh kronik dan akut, khususnya pada sub-grup
populasi orang yang terkena asma.
NO2 terutama berkelakuan sebagai agen pengoksidasi yang kemungkinan
merusak membran sel dan protein. Pada konsentrasi tinggi, saluran udara akan
menyebabkan peradangan yang akut. Ditambah lagi, penyebaran dalam waktu-singkat
berpengaruh terhadap peningkatan resiko infeksi saluran pernapasan. Meskipun

25
banyak pengontrolan penyebaran yang dilakukan, fakta secara jelas mendefinisikan
hubungan antara konsentrasi atau dosis dan umpan baliknya tidaklah cukup.
Untuk penyebaran yang akut, hanya konsentrasi yang sangat tinggi (>1880
Mg/m3, 1 ppm) mempengaruhi kesehatan orang ; bilamana, orang dengan asma atau
penyakit paru-paru yang akut lebih rentan pada konsentrasi lebih rendah.

2.1.2.4 Senyawa HC
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan
hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen
yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai
pengertian dari hidrokarbon alifatik. Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah
hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah
hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu
dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6.
Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, struktur Hidrokarbon (HC) terdiri


dari elemen hidrogen dan karbon dan sifat fisik HC dipengaruhi oleh jumlah atom
karbon yang menyusun molekul HC.

HC adalah bahan pencemar udara yang dapat berbentuk gas, cairan maupun
padatan. Semakin tinggi jumlah atom karbon, unsur ini akan cenderung berbentuk
padatan. Hidrokarbon dengan kandungan unsur C antara 1-4 atom karbon akan
berbentuk gas pada suhu kamar, sedangkan kandungan karbon diatas 5 akan
berbentuk cairan dan padatan.

HC yang berupa gas akan tercampur dengan gas-gas hasil buangan lainnya,
sedangkan bila berupa cair maka HC akan membentuk semacam kabut minyak, bila
berbentuk padatan akan membentuk asap yang pekat dan akhirnya menggumpal
menjadidebu.
Pada dasarnya terdapat tiga jenis hidrokarbon, antara lain :

1. Hidrokarbon aromatik, mempunyai setidaknya satu cincin aromatik.


2. Hidrokarbon alisiklik.
3. Hidrokarbon alifalik yang tidak mengandunh cincin atom karbon dan semua atom
karbon tersusun dalam bentuk rantai lurus.

2.1.2.4.1 Sumber Senyawa HC

26
Sebagai bahan pencemar udara, hidrokarbon dapat berasal dari proses
industri yang diemisikan ke udara dan kemudian merupakan sumber fotokimia dari
ozon. HC merupakan polutan primer karena dilepas ke udara ambien secara langsung,
sedangkan oksidan fotokima merupakan polutan sekunder yang dihasilkan di atmosfir
dari hasil reaksi-reaksi yang melibatkan polutan primer.

kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan cemaran dalam bentuk HC


adalah industri plastik, resin, pigmen, zat warna, pestisida dan pemrosesan karet.
Diperkirakan emisi industri sebesar 10 % berupa HC.

Sumber HC dapat pula berasal dari sarana transportasi. Kondisi mesin yang
kurang baik akan menghasilkan HC. Pada umumnya pada pagi hari kadar HC di udara
tinggi, namun pada siang hari menurun. Sore hari kadar HC akan meningkat dan
kemudian menurun lagi pada malam hari.

Hasil pengolahan industri senyawa-senyawa hidrokarbon untuk kepentingan


manusia akan menjadi bersifat polutan karena pengolahan/pemakaiannya yang tidak
sempurna. Misalnya asap hasil pembakaran motor yang tidak sempurna merupakan
hasil pengolahan senyawa hidrokarbon yang tidak sempurna.

Adanya hidrokarbon di udara terutama metana, dapat berasal dari sumber-


sumber alami terutama proses biologi aktivitas geothermal seperti explorasi dan
pemanfaatan gas alam dan minyak bumi dan sebagainya Jumlah yang cukup besar
juga berasal dari proses dekomposisi bahan organik pada permukaan tanah, Demikian
juga pembuangan sampah, kebakaran hutan dan kegiatan manusia lainnya
mempunyai peranan yang cukup besar dalam memproduksi gas hidrakarbon di
atmosfer.

2.1.2.4.2 Dampak Senyawa HC


Hidrokarbon ke lingkungan dapat menjadi polutan primer maupun sekunder.
Jumlahnya yang berlebih pada manusia, hewan, tumbuhan, ekosistem, maupun
material tertentu akan memberi dampak negatif.

Beberapa dari bahan bahan pencemar ini merupakan senyawa-senyawa yang


bersifat karsinogenik dan mutagenik, seperti etilen, formaldehid, benzena, metil
nitrit dan hidrokarbon poliaromatik (PAH).

Emisi kendaraan bermotor yang mengandung senyawa karsinogenik


diperkirakan dapat menimbulkan tumor pada organ lain selain paru. Akan tetapi untuk

27
membuktikan apakah pembentukan tumor tersebut hanya diakibatkan karena asap
solar atau gas lain yang bersifat sebagai iritan (Tugaswati, 2004).

Menurut Anonim (2004), hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-


bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic
hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalulintas. Bila
PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang
terbentuknya sel-sel kanker.

2.1.3 Pengertian Lidah Buaya


Lidah Buaya (Aloe vera; Latin: Aloe barbadensis Milleer) adalah
sejenistumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai
penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat
ditemukan dengan mudah di kawasan kering di Afrika.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan


tanaman Lidah Buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan
kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan.

Secara umum, Lidah Buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di
dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebgai tanaman obat dan bahan
baku industri.

Berdasarkan hasil penelitian tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat


seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen lain yang
sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Selain itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar (2002), Lidah Buaya


berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses
regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi
penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh
terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung
penyakit kanker, penderita HIV/AIDS.

Di negara-negara Amerika, Australia, dan Eropa, saat ini Lidah Buaya juga
telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman kesehatan.

28
2.2 Tabel Klasifikasi Lidah Buaya:

Kingdom Platae
Divisi Spermathophyta
Klas Monocotyledoneae
Ordo Liliflorae
Family Liliceae
Genus Aloe
Spesies Aloe Vera

Gambar 2.2 Lidah Buaya

(dokumentasi pribadi)

2.1.3.1 Kandungan Lidah Buaya

 Kulit daun : merupakan bagian terluar dari struktur daun dengan warna hijau.
 Eksudat : merupakan getah yg keluar dari daun ketika dilakukan pemotongan.
Eksudat berbentuk cair, warna kuning dengan rasa pahit. Pada bagian ini
terkandung sejumlah zat yaitu 8- dihidroxianthraquinone (Aloe
Emoedin)dan glikosida (Aloins)
 Gel : merupakan bagian daun terdalam yang berlendir. Gel diperoleh dengan
menyayat bagian dalam daun setelah eksudat dikeluarkan. Dalam gel ini
terkandung sejumlah unsur-unsur antara lain : Air, karbohidrat, lemak, dan
beberapa vitamin.

29
2.3 Tabel Komposisi Gel Lidah buaya:

Komponen Jumlah

Kadar air 95 %

Karbohidrat (g) 0.30

Kalori (kal) 1.73-2.30

Lemak (g) 0.05-0.09

Protein (g) 0.01-0.06

Vitamin A ( IU) 2.00-4.60

Vitamin C (mg) 0.50-4.20

Thiamin (mg) 0.003-0.004

Riboflavin (mg) 0.001-0.002

Niasin (mg) 0.038-0.040

Kalsium (mg) 9.920-19.920

Besi (mg) 0.060-0.320

30
2.2 Kerangka Berfikir
Bagan 2.1 Skema Kerangka Berfikir

Gas emisi berbahaya yang Kapuk yang diambil dari biji


dihasilkan kendaraan bermotor kapuk randu dan gel dari
yang dikeluarkan melalui knalpot lidah buaya

Gas berbahaya yang dihasilkan Pemanfaatan kapuk dan


seperti: CO, NOx, HC dan CO2 lidah buaya

Tabung yang diisi dengan


pencampuran antara Kapuk
dan Gel Lidah Buaya
kemudian disambungkan ke
knalpot Kendaraan

Proses Penyaringan

tambahi deskripsi

Berkurangnya Gas emisi


berbahaya yang diserap oleh
campuran antara Kapuk dan
Gel Lidah Buaya

31
BAB III

METODOLOGI
3.1 Hipotesis
Penelitian ini untuk membuktikan apakah kapuk yang dikenal dengan daya
resap zat zair dan beberapa partikel-partikel padat yang sebelumnya dicampurkan
dengan gel lidah buaya apakah dapat juga menyerap emisi gas berbahaya pada
kendaraan bermotor agar dapat mengurangi kandungannya sehingga mengurangi
polusi udara yang semakin meningkat.

3.2 Variabel Penelitian


a. Variabel bebas, meliputi : Berat kapuk yang bervariasi.
b. Variabel terikat, meliputi : Emisi gas buang pada motor berkapasitas 2 tag
(Supra X) dan Volume Gel Lidah Buaya yang sama
pada saat pencampuran.
c. Variabel kontrol, meliputi : Emisi gas buang (sebelum dan sesudah disaring).

3.3 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimental laboratoris yaitu metode
observasi dengan membandingkan variabel-variabel yang terikat. Pengamatan
terhadap reaksi kapuk dalam penyaringan gas emisi melalui alat ukur dan adanya
kontrol perbandingan berat kapuk yang di gunakan sebagai pembanding

3.4 Objek Penelitian


Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah gas emisi hasil
pembakaran yang dikeluarkan melalui knalpot kendaraan bermotor dan pencampuran
kapuk dan gel lidah buaya yang dimasukan dalam alat bantu dengan berat yang
berbeda.

3.5 Waktu dan Tempat


Waktu Penelitian : April – Juli 2014

Lokasi Penelitian : Badan Lingkungan Hidup Semarang dan Lab. Kimia

SMAN 1 Jepara

32
Tabel 3.1 Jadwal penelitian

No Tanggal Tempat Kegiatan Keterangan


1. 23 April - 8 Mei Rumah Pembuatan Membuat laporan berupa
2014 Proposal Proposal Karya Ilmiah
2. 19 April 2014 Toko Pencarian Membeli pralon, kawat
pembangunan bahan ram, dan bantal dari kapuk
dan pasar
3. 20 April 2014 Rumah Pembuatan Membuat alat bantu yang
alat bantu diisi kapuk kemudian
disambungkan pada
knalpot motor
4. 26 Juni 2014 – Kota Semarang Pencarian Mencari di kedinasan dan
29 Juni 2014 alat analisa universitas semarang
gas emisi
5. 30 Juni 2014 Badan Wawancara Menanyakan alat analisa
Lingkungan dan dan model alat bantu nanti
Hidup semarang pencarian harus dibuat
jadwal
6. 2 Juli 2014 – 3 Rumah Pembuatan Memperbaiki alat bantu
Juli 2014 ulang alat
bantu
7. 5 Juli 2014 Rumah Penimbangan Menimbang kapuk
8. 8 Juli 2014 Badan Praktikum 1 Pengujian alat
Lingkungan penyaringan
Hidup
9. 9 Juli 2014 – 24 Rumah Pembuatan Merefisi proposal menjadi
Juli 2014 Makalah Makalah
10. 10 Juli 2014 – Rumah Pengolahan Lidah buaya yang didapat
13 Juli 2014 Lidah Buaya dikupas dan diblender
Gelnya
11. Badan Praktikum 2 Pengujian ulang Alat
Lingkungan penyaringan
Hidup

33
3.6 Alat dan Bahan

3.6.1 Alat Penelitian


Berikut ini merupakan alat yang digunakan dalam penelitian. Ditampilkan dalam tabel
berikut:

Tabel 3.2 Alat penelitian

No Nama Kegunaan
1. Timbangan Elektro Menimbang kapuk
2. Plastik Menampung Kapuk ketika penimbangan
3. Tabung pralon Bahan pembuatan alat bantu
4. Kawat ram Bahan pembutan alat bantu
5. Motor 2 tag (Honda Supra X) Motor yang digunakan sebagai praktikum
6. STARGAS 898 Alat ukur gas emisi kendaraan
7. Blender Menghaluskan gel lidah buaya

3.6.2 Bahan Penelitian


Berikut ini adalah bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini:

Tabel 3.3 Bahan Penelitian

No Nama Kegunaan
1. Kapuk Bahan yang digunakan sebagai penyaring
2. Gel Lidah Buaya Bahan yang digunakan sebagai penyaring
3. Air 50 ml Bahan pencampur gel lidah buaya
4. Senyawa CO Senyawa yang disaring
5. Senyawa NOx Senyawa yang disaring
6. Senyawa HC Senyawa yang disaring
7. Senyawa CO2 Senyawa yang disaring

34
3.7 Langkah-langkah Penelitian

Langkah kerja dalam penelitian ini terdiri atas beberapa tahap, diawali dengan
tahap awal, tahap experimental, dan tahap akhir. Secara garis pokok terangkum dalam
bagan sebagai berikut:

Bagan 3.1 prosedure penelitian

Tahap Awal Observasi Wawancara

Pencarian bahan dan


pembuatan alat bantu

Tahap Knalpot kendaraan


Eksperimen Alat bantu diisi
pencampuran kapuk
dengan gel lidah buaya
kemudian
Penyaringan disambungkan knalpot

Tahap Akhir

Pengujian hasil
menggunakan alat
CG450

3.8 Teknik Analisis Data


Teknik Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analitik yaitu
metode analisis dengan melakukan interpretasi secara kualitatif terhadap data-data
yang telah didapat yang dapat berupa tulisan ataupun angka dengan bantuan tabel
frekuensi dan presentase.

35
BAB IV

HASIL PENELITIAN
4.1 Tahap Penelitian
Sebelum media yang digunakan dimasukan ke dalam alat penyaringan diperlukan
pencampuran bahan antara kapuk dan gel lidah buaya berdasarkan variabel yang tercantum
pada tabel berikut:

4.1 Tabel Variabel Bahan yang dicampurkan

Gram Kapuk Gel Lidah Buaya


50 gram 50 gram + air 50 ml
60 gram 50 gram + air 50 ml
70 gram 50 gram + air 50 ml
80 gram 50 gram + air 50 ml
90 gram 50 gram + air 50 ml

Gel lidah buaya yang digunakan sebelumnya, telah diblender dan ditambahkan
sedikit air sehingga mudah diserap oleh kapuk. Setelah itu dibiarkan dalam beberapa jam
kemudian baru dimasukan kedalam alat penyaring secara bergantian.

4.2 Hasil Pengamatan


Setelah bahan yang telah dimasukkan kedalam alat penyaring yang kemudian akan
disambungkan ke knalpot motor (Supra X) sebagai knalpot tambahan. Setiap kali pengujian
menggunakan pencampuran Kapuk dan Gel lidah buaya yang berbeda dan menghasilkan
data sebagai berikut:

4.3 Pembahasan

36
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

37
KELEBIHAN DAN KETERBATASAN
A. Kelebihan
1. Alat Penyaring terbuat dari barang bekas berupa pralon yang dimodifikasi
2. Bahan Penyaring merupakan bahan yang dapat ditemukan dengan mudah
3. Terbukti dapat mengurangi Gas Emisi Berbahaya pada Kendaraan Bermotor
4. Bisa digunakan untuk jenis motor maupun mobil apa saja

B. Kekurangan
1. Dalam segi pemakain tidak dapat bertahan lama
2.

38
Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan terhadap gas emisi kendaraan
bermotor menggunakan gram kapuk yang berbeda maka diperoleh hasil sebagai berikut:

HASIL PENELITIAN DENGAN KONDISI KECEPATAN MAXSIMAL


HASIL
NO. NAMA SENYAWA SAMPLE A SAMPLE B SAMPLE C SAMPLE D
(CONTROL) (60 gram) (70 gram) (80 gram)
1. CO 1% 2,56% 1,83% 1,57%
2. HC 9999 ppm 8716 ppm 8780 ppm 8689 ppm
3. CO2 5,3% 5,6% 4,4% 4,0%
4. NOX 22.9 23,4 25,1 21,3
5. Lambda 1,564 1,593 1,712 1,524

HASIL PENELITIAN DENGAN KONDISI STATIONER (Normal)


HASIL (2x Percobaan)
NAMA SAMPLE A SAMPLE B SAMPLE C SAMPLE D
NO.
SENYAWA (CONTROL) (60 gram) (70 gram) (80 gram)
1 2 1 2 1 2 1 2
1. CO 2,20% 2,92% 0,57% 0,50% O,68% 0,64% 0,70% 0,65%
2. HC 592 741 211 208 281 226 238 214
ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm
3. CO2 3,8% 4,4% 0,8% 0,7% 0,7% 0,8% 0,8% 0,7%
4. NOX 0 0 0 0 0 0 0 0
5. Lambda 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000

Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat kita ambil kesimpulan bahawa kapuk
randu ceiba petandra dapat menyaring emisi gas buang pada kendaraan bermotor sehingga
dapat mengurangi kandungan senyawa berbahaya yang terkadung didalamnya dan dapat
mengurangi polusi udara yang diakibatkan oleh emisi gas buang berbahaya oleh kendaraan
bermotor.

Dalam kecepatan maksimum kapuk 80 gram lebih efisien dalam penyaringan


senyawa berbahaya dalam kondisi tersebut. Ketika kecepatan stasioner (Normal) kapuk 60
gram lebih efisien dalam penyaringan senyawa berbahaya dalam kondisi stasioner.

39
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, Arif. 2013. ‘Sel Serat Kapuk Randu’. Kapuk Randu.11 April 2013.
http://kapukrandukaraban-pati.blogspot.com/2013/04/sel-kapuk-randu-ceiba-pentandra.html.
2 Mei 2014.

Mulyadi, Arif. 2010. ‘Kapuk’. Kapuk Randu.12 Juli 2010. http://kapukrandukaraban-


pati.blogspot.com/2010/07/kapuk.html. 2 Mei 2014.

Mulyadi, Arif. 2014. ‘Physical Characteristics of Kapok Fiber (fibre)’. Kapuk Randu.10 April
2014. http://kapukrandukaraban-pati.blogspot.com/2014/04/physical-characteristics-of-
kapok-fiber.html. 2 Mei 2014

Hermanto, Dody. 2012. ‘Pengaruh Gas CO2’. http://dody-


hermanto.blogspot.com/2012/07/pengaruh-gas-karbondioksida-dan-gas.html. 18 Juli
2014
Saputra, Yoki Edo. ‘Dampak Pencemaran NOx’. Artikel Kimia 09 Juli 2009.
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/dampak-pencemaran-
nitrogen-oksida-nox-dan-pengaruhnya-terhadap-kesehatan/. 18 Juli 2014
http://tanamanobat-herbal.blogspot.com/2013/02/klasifikasi-serta-kandungan-lidah-
buaya.html. 17 Juli 2014

http://citrabagus.wordpress.com/tanaman-lidah-buaya/. 17 Juli 2014

http://pengen-tau.weebly.com/hidrokarbon.html. 17 Juli 2014

http://alimuhi.staff.ipdn.ac.id/wp-content/uploads/2011/12/PEMANASAN-GLOBAL.pdf. 18
Juli 2014
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-agusichsan-6547-3-babii.pdf. 18 Juli
2014

40
LAMPIRAN

Visualisasi
Proses penyaringan emisi gas buang menggnakan
kapuk

41
Motor (Supra X) yang digunakan Plastik

Kapuk Lidah Buaya

Alat Bantu
42
Menimbang Kapuk

43
Alat Ukur Emisi (STARGAS 898) Alat Ukur Emisi (STARGAS 898)
(Tampak Depan) (Tampak Belakang)

Knalpot Motor tanpa alat Knalpot Motor dengan alat


bantu bantu

Pengujian Gas Emisi tanpa alat Pengujian Gas Emisi dengan alat
bantu bantu

44
BIODATA

Nama : Ardian Adriyadhi S


NIS : 14221
TTL : Jayapura, 29 Juni 1997
Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Jepara
No. HP : 089669383455
E-mail : ardianas40@gmail.com
Alamat : Jl. Jend. Sudirman RT 01 RW 01,
Demaan Jepara

Nama : Myrna Sally Hardeanna

NIS : 14798

TTL : Jepara, 28 September 1997

Asal Sekolah : SMA Negeri 1 Jepara

No. HP : 085713488996

E-mail : sallyhardeanna@gmail.com

Alamat : Jl. Kyai Ronggo Mulyo RT 05


RW O1, Pengkol Jepara

45

Anda mungkin juga menyukai