Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini banyak orang-orang menggunakan obat tanpa memperhatikan fungsi, dosis,
serta efek samping dari obat yang mereka konsumsi, oleh karena itu perlu adanya pengetahuan
untuk mengetahui perbedaan dalam fungsi obat seperti perbedaan antara obat analgesik,
antiinflamasi, dan antihipertensi, ilmu untuk mempelajari berbagai obat dinamakan
farmakologi Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu pengetahuan).
Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada system
biologis.Farmakologi Klinik adalah ilmu farmakologi yang mempelajari pengaruh kondisi
klinis pasien terhadap efikasi obat. Obat merupakan bahan kimia yang memungkinkan
terjadinya interaksi bila tercampur dengan bahan kimia lain baik yang berupa makanan,
minuman ataupun obat-obatan. Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat
pemakaian obat dengan bahan-bahan lain tersebut termasuk obat tradisional dansenyawa kimia
lain. Di dalam tubuh obat mengalami berbagai macam proses hingga akhirnya obat di
keluarkan lagi dari tubuh. Proses-proses tersebut meliputi, absorpsi, distribusi, metabolisme
(biotransformasi), dan eliminasi. Dalam proses tersebut, bila berbagai macam obat diberikan
secara bersamaan dapat menimbulkan suatu interaksi. Selain itu, obat juga dapat berinteraksi
dengan zat makanan yang dikonsumsi bersamaan dengan obat.

Anti hipertensi adalah obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah
suatu keadaan medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah melebihi normal.Hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih besar dari 90 mmHg.Untuk mempermudah pembelajaran dan penanganan,
hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tingginya tekanan darah dan etiologinya Tujuan
pengobatan hipertensi adalah untuk mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas akibat TD
tinggi. Ini berarti TD harus diturunkan serendah mungkin yang tidak mengganggu fungsi
ginjal, otak, jantung, maupun kualitas hidup, sambil dilakukan pengendalian faktor-faktor
resiko kardio vascular lainnya.
Obat anti inflamasi non steroid (AINS) merupakan obat yang paling banyak diresepkan dan
juga digunakan tanpa resep dari dokter. Obat-obat golongan ini merupakan suatu obat yang
heterogen secara kimia. Klasifikasi kimiawi AINS, tidak banyak manfaat kliniknya karena ada
AINS dari subgolongan yang sama memiliki sifat yang berbeda, sebaliknya ada obat AINS
yang berbeda subgolongan tetapi memiliki sifat yang serupa. Ternyata sebagian besar efek
terapi dan efek sampingnya berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin (PG).
Analgetik adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa
menghilangkankesadaran. Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
Jadi analgetik-antipiretik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan
suhu tubuh yangtinggi. Rasa nyeri hanya merupakan suatu gejala, fungsinya memberi tanda
tentang adanyagangguan-gangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi kuman atau kejang
otot.Obat analgesik - antipiretik serta obat anti - inflamasi nonsteroid (AINS) merupakan
suatukelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia.
Walaupundemikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi
maupun efek samping. Prototip obat golongan ini adalah aspirin, karena itu obat golongan ini
sering disebut juga sebagai obat mirip aspirin (aspirin-like drugs).

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui farmakologi, kontraindikasi, intraksi obat, dan dosis
untuk hewan pada obat golongan antihipertensi
2. Mahasiswa mampu mengetahui farmakologi, kontraindikasi, intraksi obat, dan dosis
untuk hewan pada obat golongan antiinflamasi
3. Mahasiswa mampu mengetahui farmakologi, kontraindikasi, intraksi obat, dan dosis
untuk hewan pada obat golongan analgesik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Obat Anti Inflamasi
Obat antiinflamasi kerap kita temui dalam masyarakat. Baik sebagai obat resep maupun
dalam produk OTC. Ada dua macam obat anti-inflamasi, yang dibedakan berdasar struktur
kimianya: mengandung gugus steroid (SAID) atau tidak (non-steroid, NSAID). Adanya gugus
steroid dan ga dalam senyawa, ternyata berpengaruh sekali dalam aktivitas termasuk efek
sampinya. Berikut ini merupakan obat antiinflamasi

2.1.1 Dexamethasone
a. Pengertian : Merupakan obat golongan hormon kortikosteroid , analog dengan
prednisolon tapi punya kemampuan lebih kuat dalam hal anti inflamasi, dan efek
metabolisme hormonal, serta telah diverifikasi.
b. Golongan obat : Anti inflamasi, Anti alergi, anti shock dan bersifat glukoneogik pada
sapi, kuda, anjing, kucing, kambing dan domba
c. Bentuk sediaan : Cair (Injeksi IV dan IM)
d. Dosis : Terapi harus didasarkan pada tingkat keparahan hewan, antisipasi terapi steroid
serta toleransi untuk kelebihan steroid. Dosis yang diberikan harus tepat dan sesuai.
 Bovine : 5-20 mg/kg BB IV atau IM. Dexamethasone powder dapat diberikan
dengan dosis parenteral sesuai kebutuhan
 Equine : 2,5-5 mg/kg BB IV atau IM. Dexamethasone powder dapat diberikan
dengan dosis parenteral sesuai kebutuhan
e. Indikasi : - Dexamethason diindikasikan untuk mengobati ketosis primer pada sapi
serta sebagai agen anti inflam pada sapi serta kuda
 Sebagai terapi suportif, responsif thd kortikosteroid anti inflam, digunakan secara
IV ketika respon hormonal segera dibutuhkan
 Bovine ketosis (efek glukogenik), diberikan IM, dicatat 6-12 jam. Kadar gula darah
naik diatas normal dalam 12-24 jam. Setelah diberi dexamethasone, nafsu makan
membaik dalam 12 jam, produksi susu yang ditekan sebagai reaksi kompensasi
dalam kondisi ini mulai meningkat. Proses pemulihan 3-7 hari
 Terapi suportif, dalam mastitis, gastritis traumatis, dan pielonefritis. Serta dalam
kondisi peradangan seperti kondisi rematik, gigitan ular, pneumonia, laminitis dll.
 Equine, diindikasikan untuk pengobatan radang akut muskuloskeletal , seperti
bursitis , carpitis , osselets , tendonitis , myositis , dan keseleo. Selain itu untuk
terapi suportif kelelahan, laminitis dll.
f. Kontraindikasi : Kecuali untuk terapi darurat, jangan gunakan pada hewan dengan
nefritis kronis dan hypercorticalism. Adanya kongesti gagal jantung, diabetes, dan
osteoporosis merupakan kontraindikasi relatif. Jangan gunakan dalam infeksi virus
selama tahap viremic.
g. Efek samping
 SAP dan SGPT enzyme elevations
 BB turun
 Anoreksia
 Polidipsiadan poliuria
 Vomit dan diare (kadang berdarah) telah diamati pada anjing kucing
 Dapat menyebabkan sindrom cushing  pada anjing (kaitan dgn terapi steroid
berkepanjangan)
 Kortikosteroid dilaporkan menyebabkan laminitis pada kuda
2.1.2 Novaldon
Novaldon Bernofarm/Lestari Agrisatwa Husada Bentuk Sediaan Cairan injeksi
Komposisi Tiap ml mengandung Metampiron 250 mg, Piramidon 50 mg, Lidocain 15 mg
Indikasi Antipiterik, analgesik, antiinflamasi, dan spasmolitik pada kolik intestinal Kontra
Indikasi Hewan yang menderitan penyakit jantung, hati, ginjal Peringatan Jangan dipakai pada
hewan pacu 3-5 hari sebelum lomba, Jangan diberikan bersama dengan fenilbutazon dan
klorpromazin Dosis dan Cara Pemakaian Melalui injeksi Intra Muskuler Sapi, kuda 10-20 ml
per ekor Domba, kambing 3-5 ml per ekor Anjing,kucing 1-2 ml per ekor Kemasan100 ml
Deptan RI No D 02062183 PKC 1 Obat keras
2.1.3 Ibuprofen
Merupakan pengganti asam fenilalkanoit dengan aktivitas analgesik, antiinflamasi dan
antipiretik yang ampuh. Ibuprofen menghambat sintesis prostaglandin dengan memblokir
konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin. Ibuprofen tergolong dalam non-steroidal
antiinflamatory drugs, golongan yang bekerja dengan menghambat pembentukan bahan kimia
tertentu dalam tubuh (prostaglandin). NSAID efektif untuk mengurangi rasa sakit, inflamasi
dan fever, namun beresiko untuk menimbulkan gastric ulcer, liver injury, dan kerusakan ginjal
pada hewan. Secara klinis, ibuprofen sering digunakan untuk mengobati arthritis dan nyeri
muskuloskeletal. Administrasi secara peroral diabsorbsi dengan cepat. Bioavailabilitasnya
pada anjing 60-86% dan konsentrasi serum mencapai puncak dalam waktu 2 jam. Ibuprofen
ditransportasikan 96% ke protein plasma dan memiliki waktu paruh 5 jam pada
anjing.Ibuprofen dapat diperoleh tanpa resep tapi penggunaannya harus di bawah pengawasan
dokter hewan. Penggunaannya yang tidak benar dapat menjadi sangat toksik. Bila pengobatan
dapat menggunakan obat lain, dokter hewan tidak disarankan menggunakan ibuprofen. Obat
ini tidak direkomendasikan untuk kucing.
Ibuprofen memiliki index terapi kecil pada hewan domestik kecil dan sedikit saja
perubahan pada level dosis dapat mengarah ke toksisitas. Tidak boleh digunakan pada hewan
yang memiliki hipersensitivitas atau alergi pada obat, komponen obat maupun NSAID lain.
Tanda keracunan antara lain nafsu makan menurun, vomiting (dengan atau tanpa darah), black
tarry stools, abdominal pain, dehidrasi, lemah, letargi. Kehilangan dari dari GI ulcer dapat
menyebabkan anemia. Penggunaan tidak boleh tanpa konsultasi dokter hewan. Dosis umum
untuk anjing 2.5-4 mg/pound (5-8 mg/kg) setiap 12 jam. Tidak direkomendasikan untuk
kucing.
Interaksi obat antara lain:
 Cholestyramine dapat menurunkan efek NSAID.
 Phenobarbital dapat mengurangi waktu paruh ibuprofen dengan menginduksi enzim
hati. Bila perlu dosis dapat disesuaikan.
 Probenic dapat meningkatkan konsentrasi plasma dan toksisitas ibuprofen.
 Konsentrasi plasma NSAID dapat berkurang oleh salisilat.
 NSAID dapat menurunkan efek antihipersensitif ACE inhibitor dan beat blockers.
 Koadministrasi NSAID dan antikoagulan dapat memperpanjang waktu protrombin.
 Nephrotoxicity NSAID dan cyclosporine dapat meningkat bila diberikan bersamaan.
 Efek diuretik dapat berkurang dengan administrasi ibuprofen.
 NSAID dapat meningkatkan level phenytoin plasma, meningkatkan efek farmakologik
dan toksisitasnya.
 NSAID meningkatkan resiko toksisitas methotrexate.
 NSAID dapat meningkatkan level theophylline plasma.
Sediaan ibuprofen
1. Tablet: 100 mg, 400 mg, 600 mg, 800 mg
2. Tablet kunyah: 50 mg, 100 mg
3. Kapsul: 200 mg
4. Suspensi: 100 mg/5 ml
5. Oral drop: 40 mg/ml
2.1.4 Indigestion powder
Indigestion powder terdiri dari bremer Pharma GmbH,Jerman/ Satwa Jawa Jaya Bentuk
Sediaan Serbuk Komposisi Dalam 1.000 gr serbuk mengandung: Natrium asam propionat 375
gr, Natrium hidrogen karbonat 375 gr, Paracetamol 125 gr, Glukosa-monohydrate 125 gr
Indikasi Mengatasi gangguan pencernakan dan gangguan rumen, indigesti yang disebabkan
oleh penyakit-penyakit yang ada kaitannya dengan demam, indigesti traumatika (setelah
dioperasi), keracunan makanan yang diikuti dengan adanya diare, inflamasi, acetonemia
primer dan sekunder pada sapi Dosis dan Cara Pemakaian Larutkan 100g ke dalam 1–2 liter
air minum dan berikan memakai botol atau corong. Sapi 100 g setiap pengobatan. Anak sapi,
kambing, domba 50g setiap pengobatan. Kemasan 100g, 1.000 g Deptan RI No. I.98101379
PTS.1 Obat bebas terbatas
2.1.5 Methyldopa
Farmakokinetik Setelah melewati sawar otak, metildopa mengalami dekarboksilasi
membentuk alpha-methylnorepinephrine. Metabolit ini akan menstimulasi penghambatan
reseptor alpha-adrenergic, sehingga mengurangi resistensi perifer dan menurunkan tekanan
darah.Farmakodinamik, melalui gastrointestinal, dengan efek antihipertensi maksimal terjadi
4-6 jam setelah pemberian. Kadar plasma tidak berkorelasi dengan efek hipotensifnya.
Metildopa dapat menembus sawar otak dan juga plasenta. Obat ini terdistribusi juga dalam
ASI, namun jumlahnya tidak signifikan. Durasi antihipertensi 12-24 jam dan eliminasi terjadi
bifasik, dengan 95% diekskresikan pada fase awal (T½ plasma 2 jam), sisanya diekskresi lebih
lambat. Pada gagal ginjal akan memperlambat ekskresi dan meningkatkan T1/2 obat menjadi
4-6 jam. Obat yang tidak terabsorpsi akan diekskresikan melalui feses., IndikasPengobatan
hipertensi sedang hingga berat.Kontraindikas Metildopa harus digunakan hati-hati pada pasien
dengan riwayat gangguan hati. Obat ini kontraindikasi pada pasien dengan penyakit hati yang
aktif seperti sirosis atau hepatitis akut.Dosis Dewasa dan remaja: Oral :Awal, 250 mg 2-3 kali
per hari. Bila perlu dosis dapat ditambah setiap 2 hari. Dosis umum 500-2000 mg/hari , terbagi
dalam 2-4 pemberian. Dosis maksimal adalah 3 g/hari. Pasien lanjut usia : Perlu dosis lebih
kecil (mis. 250-1000 mg/hari PO). Pasien lanjut usia lebih sensitif terhadap efek metildopa
(mis. hipotensi ortostatik, sedasi) dan penyakit arteriosklerotik, yang berkembang menjadi
sinkop. I.V : 250-500 mg setiap 6-8 jam, dosis maksimum 1 g setiap 6 jam. Efek samping
Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah mengantuk, biasanya terjadi pada 48-72
jam pemberian obat yang pertama dan terapi tetap dapat dilanjutkan. Dosis yang lebih besar
akan menambah efek sedasi, menurunkan kepekaan mental, menurunkan memori, dan
mengurangi konsentrasi. Mimpi buruk, vertigo, lemas dan astenia juga pernah dilaporkan,
umumnya terjadi pada awal terapi.Bentuk sediaan Tablet, monitoring penggunaan obat:
Tekanan darah sewaktu berdiri ataupun berbaring.

2.2 Obata Analgesik


Analgesik adalah sejenis obat yang dibuat untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa harus
menghilangkan kesadaran seseorang. Analgesik memiliki sifat seperti narkotik, yaitu menekan
sistem saraf pusat dan mengubah persepsi terhadap rasa sakit yang diderita. Analgesik sering
kali digunakan bersamaan dengan beberapa jenis obat-obatan lainnya seperti parasetamol dan
kodein.
2.2.1 Novaldon
Novaldon Bernofarm/Lestari Agrisatwa Husada Bentuk Sediaan Cairan injeksi
Komposisi Tiap ml mengandung Metampiron 250 mg, Piramidon 50 mg, Lidocain 15 mg
Indikasi Antipiterik, analgesik, antiinflamasi, dan spasmolitik pada kolik intestinal Kontra
Indikasi Hewan yang menderitan penyakit jantung, hati, ginjal Peringatan Jangan dipakai pada
hewan pacu 3-5 hari sebelum lomba, Jangan diberikan bersama dengan fenilbutazon dan
klorpromazin Dosis dan Cara Pemakaian Melalui injeksi Intra Muskuler Sapi, kuda 10-20 ml
per ekor Domba, kambing 3-5 ml per ekor Anjing,kucing 1-2 ml per ekor Kemasan100 ml
Deptan RI No D 02062183 PKC 1 Obat keras
2.2.2 Sulpidon®
Sulpidon® Injeksi Sanbe Farma Bentuk sediaan Cairan Komposisi Tiap ml
mengandung Dipyrone 250 mg, Lidocaine 2%. Indikasi Digunakan sebagai analgesik,
antipiretik dan antispasmodik pada sapi, kuda, kambing, domba, babi, anjing dan kucing.
Peringatan Air susu sapi boleh dikonsumsi 2 hari setelah pengobatan dihentikan. Dosis dan
cara pemakaian Sapi, kuda 10-20 ml / 200-400 kg BB, Domba, kambing 5-10 ml / 30-60. Babi
10 ml / 50-100 kg BB. Anjing, kucing 3-6 m / 5-10 kg BB. Kemasan 20 ml, 50 ml, 100 ml
Deptan RI No. D 0009975 PKC Obat keras
2.2.3 Papaverine
Pengertian : opium alkaloid antispasmodic obat, digunakan terutama dalam pengobatan
visceral kejang , vasospasme (terutama yang melibatkan jantung dan otak ), dan kadang-kadang
dalam pengobatan disfungsi ereksi . Sementara itu ditemukan dalam opium poppy , papaverin
berbeda dalam struktur dan tindakan farmakologis dari analgesik (morfin terkait) alkaloid
opium. Papaverine adalah golongan alkaloid opium yang diindikasikan untuk kolik kandungan
empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli perifer dan mesenterik.
Sediaannya selain tunggal juga ada yang dikombinasi dengan obat Metamizole.
Golongan obat : Antipasmodic
Bentuk sediaan : Padat PO dan Cair IM, IV
Dosis : Induk : 3 kali sehari 1-2 tablet. Peranakan : 2,5 mg/kg berat badan dalam 4 dosis terbagi.
Indikasi : Spasmolitik pada kolik usus, Saluran kemih, Saluranempedu
Kontraindikasi : Penderita hipersensitif. Penderita dengan insufisiensi hati. Wanita hamil dan
menyusui. Penderita dengan tekanan darah sistolik kurang dari 100 mm Hg.
Efek samping : Efek samping yang sering pengobatan papaverin termasuk polimorfik
takikardia ventrikel , sembelit, gangguan sulphobromophthalein, tes retensi (digunakan untuk
menentukan fungsi hati), peningkatan transaminase, peningkatan alkali fosfatase, mengantuk ,
dan vertigo .
Efek samping yang jarang termasuk hiperhidrosis (keringat berlebihan), erupsi kulit , arteri
hipotensi, takikardia, kehilangan nafsu makan, sakit kuning , eosinofilia , thrombopenia ,
campuran hepatitis , sakit kepala, reaksi alergi, hepatitis kronis aktif, dan kejengkelan paradoks
serebral vasospasme.
2.2.4 Xylazine
Seton 2% Laboratorios Calier, S.A.–Spanyol/Megan Galus Kinantan Bentuk Sediaan
Cair Komposisi Tiap 1 ml mengandung Xylazine 20 mg Indikasi Sebagai sedatif dengan
aktivitas analgesik dan relaksasi muscular. Pada semua spesies hewan, indikasi obat ini
memiliki efek sedasi dengan waktu analgesik singkat Kontra Indikasi Tidak dianjurkan
digunakan pada pasien penderita gangguan gastrointestinal, seperti obstruksi esophagus, torsio
lambung atau hernia, karena Xylazine memiliki efek emetic Peringatan Stimulasi sensorial
sebaiknya dihindari ketika hewan masih terpengaruh efek dari Xylazine, karena dapat
mengakibatkan hilangnya efek sedatif. Waktu henti obat: susu dan daging 3 hari Dosis dan
Cara Pemakaian intramuscular Kucing: 3 mg Xylazine/kg bb (ekuivalen dengan 0.15 ml/kg
bb) Anjing: 1–3 mg xylazine/kg bb (ekuivalen dengan 0.05–0.15 ml/kg bb) Kemasan 25 ml
Deptan RI No. I. 04012714 PKC. Obat keras.
2.2.5 Ibu Profen
Ibuprofen memiliki index terapi kecil pada hewan domestik kecil dan sedikit saja
perubahan pada level dosis dapat mengarah ke toksisitas. Tidak boleh digunakan pada hewan
yang memiliki hipersensitivitas atau alergi pada obat, komponen obat maupun NSAID lain.
Tanda keracunan antara lain nafsu makan menurun, vomiting (dengan atau tanpa darah), black
tarry stools, abdominal pain, dehidrasi, lemah, letargi. Kehilangan dari dari GI ulcer dapat
menyebabkan anemia. Penggunaan tidak boleh tanpa konsultasi dokter hewan. Dosis umum
untuk anjing 2.5-4 mg/pound (5-8 mg/kg) setiap 12 jam. Tidak direkomendasikan untuk
kucing.
Interaksi obat antara lain:
 Cholestyramine dapat menurunkan efek NSAID.
 Phenobarbital dapat mengurangi waktu paruh ibuprofen dengan menginduksi enzim
hati. Bila perlu dosis dapat disesuaikan.
 Probenic dapat meningkatkan konsentrasi plasma dan toksisitas ibuprofen.
 Konsentrasi plasma NSAID dapat berkurang oleh salisilat.
 NSAID dapat menurunkan efek antihipersensitif ACE inhibitor dan beat blockers.
 Koadministrasi NSAID dan antikoagulan dapat memperpanjang waktu protrombin.
 Nephrotoxicity NSAID dan cyclosporine dapat meningkat bila diberikan bersamaan.
 Efek diuretik dapat berkurang dengan administrasi ibuprofen.
 NSAID dapat meningkatkan level phenytoin plasma, meningkatkan efek farmakologik
dan toksisitasnya.
 NSAID meningkatkan resiko toksisitas methotrexate.
 NSAID dapat meningkatkan level theophylline plasma.
Sediaan ibuprofen
3 Tablet: 100 mg, 400 mg, 600 mg, 800 mg
4 Tablet kunyah: 50 mg, 100 mg
5 Kapsul: 200 mg
6 Suspensi: 100 mg/5 ml
7 Oral drop: 40 mg/ml

2.3 Obat Anti Hipertensi


Obat-obat Antihipertensi adalah obat-obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan
darah tinggi diman ada beberapa golongan yaitu

2.3.1 Zoletil 50
Zoletil 50 Virbac S.A./Kalbe Farma,Tbk Bentuk sediaan larutan injeksi Komposisi
Zolazepam dan Tiletamin Indikasi Anestetikum umum Kontra Indikasi Tidak boleh diberikan
pada hewan dengan gangguan jantung, pernafasan dan pancreas, hipertensi, dalam pengobatan
organofosfor, fenotiazin dan klorampenikol dan induk bunting Dosis dan Cara Pemakaian
Anjing dan kucing 715 mg/kg, Karnifora liar 8-10 mg/kg, kucing besar 4-6 mg/kg, Primata 4
mg/kg Kemasan Kotak isi 1 vial aktif dan 1 vial pelarut Deptan RI No. I. 01091542 PKS.1.
Obat keras.
2.3.2 Diuretik
Bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dan
menyebabkan ginjal meningkatkan ekskresi garam dan air. Memiliki efek meningkatkan
ekskresi natrium, klorida, dan air, sehingga mengurangi volume plasma dan cairan ekstrasel.
TD turun akibat berkurangnya curah jantung, sedangkan resistensi perifer tidak berubah pada
awal terapi. Diuretik memilike beberapa jenis golongan antara lain.

2.3.2.1 Diuretika osmotika:


Berat molekul rendah sehingga bebas terfiltrasi lewat glomerulus kemudian masuk
tubulus Reabsorbsi tubuli terbatas kemudian Tidak dimetabolisme. Poliol = manitol
Mengurangi tekanan dalam volume cairan serebrospinal dengan meningkatkan tekanan
osmotik plasma. Menurunkan tekanan intra okuler (sebelum operasi):
 Sorbitol = Kuda, sapi ; 250 g iv
 Isosorbide 3g/kg oral penurunan tekanan intra okuler
 Gula : glukosa dan sukrosa
 Kuda : 60-250 g (oral, kontra indikasi pda hepatitis dan nefritis)
 anjing 12gr
2.3.2.2 Diuretika derivat asam anthranitat
Obat ini reabsorbsi Na pada tubulus proksmmal, distal dan pars ascenden loop henle
dengan jalan menghambat sistem Na-K ATP -ase dan sebagian antagonis SH non spesifik.
 furosemide (lasix)
 pada udema mamae sapi, laminitis dan asites. Obat ini menyebabkan
ponatremia,hipokalemia, hipokloremia alkalosis.
 Sapi : 0,5 - 1 mg/kg im 5 mg/kg oral
 kuda 250-500 mg. im.
 Anjing dan kucing : 1-2 mg/kg im
 3-5 mg/kg oral
2.3.2.3 Diuretika lain-lain
 derivat pteridine dan pyrazinoylguanidine
 triamterene untuk anjing: 1-3 mg/kg iv
 kontra indikasi dengan penurunan fungsi ginjal anjing dan kucing: 1- 10 mg/kg oral
atau parenteral bumetanide (bumex) 40 kali Iebih poten dan lasix
2.3.3 Hidroklorotiazid
Hidroklorotiazid atau disingkat HCT adalah obat diuretik yang termasuk ke dalam kelas
tiazid. Hidroklorotiazid sering digunakan sebagai obat anti hipertensi yang bekerja dengan cara
mengurangi kemampuan ginjal untuk menyerap terlalu banyak natrium yang bisa
menyebabkan retensi cairan. Selain itu obat ini juga menurunkan resistensi pembuluh darah
perifer sehingga terjadi penurunan tekanan darah.
 Kadar elektrolit harus dipantau secara periodik terutama pada pasien usia lanjut atau
pemakaian hidroklorotiazid dosis tinggi.
 Gunakan hidroklorotiazid pada pagi hari. Jika dosis anda 2x sehari, dosis kedua harus
digunakan sebelum jam 6 pagi.
 Hidroklorotiazid harus digunakan dengan hati-hati pada pengobatan penyakit ginjal berat,
penyakit hati yang progresif, atau jika dikombinasikan dengan obat anti hipertensi lain.
Gunakan dengan pengawasan dokter.
 Diuretik termasuk Hidroklorotiazid, harus dihentikan selama 2 – 3 hari sebelum
dimulainya penggunaan obat-obat ACE inhibitor untuk mengurangi resiko hipotensi dosis
pertama.
 Hidroklorotiazid diekskresikan bersama ASI. Jangan menggunakan obat ini selama
menyusui.
 Penggunaan hidroklorotiazid dapat menyebabkan hipokalemia (kadar kalium yang
rendah), dokter biasanya akan memberikan suplemen kalium atau dengan
mengkombinasikan hidroklorotiazid dengan diuretik hemat kalium.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setiap obat memiliki kegunaan masing masing seperti obat antiinflamasi kerap kita
temui dalam masyarakat. Baik sebagai obat resep maupun dalam produk OTC. Ada dua macam
obat anti-inflamasi, yang dibedakan berdasar struktur kimianya: mengandung gugus steroid
(SAID) atau tidak (non-steroid, NSAID). Analgesik jenis obat yang dibuat untuk
menghilangkan rasa nyeri tanpa harus menghilangkan kesadaran seseorang. Analgesik sering
kali digunakan bersamaan dengan beberapa jenis obat-obatan lainnya seperti parasetamol dan
kodein. Dan pada Obat-obat Antihipertensi adalah obat-obat yang digunakan untuk
menurunkan tekanan darah tinggi diman ada beberapa golongan yaitu. Tiap obat memiliki
mekanisme kerja yang berbeda tergantung dengan reseptornya dan cara pengaplikasian obat
untuk masuk kedalam tubuh.

3.2 Saran

saya menyadari makalah ini belum seluruhnya sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif, untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anief, Moh, 2006, Penggolongan Obat berdasarkan khasiat dan penggunaan, UGM Press;
Yogakarta
2. Drs.Tan Hoan Tjay dan Drs.Kirana Rahardja ” Obat-obat Penting” PT.Gramedia Jakarta
Tahun 2008.
3. Gunawan, Suilistia Gan. Dkk. 2007. edisi 5. Farmakologi dan Terapi. Jakarta; Gaya baru
4. IOHI. 2005. Indeks Obat Hewan Edisi 5. ASOHI Gita Pusaka. Jakarta
5. Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta; EGC
6. Priyanto, 2010. Farmakologi Dasar. Leskonfi. Jakarta.
7. Striner,J.L.2009.Konsep dasar farmakologi.Penerbit Buku Kedokteran EGC :Jakarta.
8. Sumber(rahardja), kirana.2007.obat-obat penting .elex media komoutindo:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai