Anda di halaman 1dari 10

REAKSI FUSI

AMOS PANGIDOAN PASARIBU


1114150012

FISIKA NUKLIR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KUEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2014
REAKSI FUSI

A. Pendahuluan

Fisika nuklir adalah ilmu yang mempelajari mengenai inti atom, serta

perubahan-perubahan pada inti atom. Dalam fisika nuklir, sebuah reaksi

nuklir adalah sebuah proses di mana dua nuklei atau partikel nuklir

bertubrukan, untuk memproduksi hasil yang berbeda dari produk awal. Pada

prinsipnya sebuah reaksi dapat melibatkan lebih dari dua partikel yang

bertubrukan, tetapi kejadian tersebut sangat jarang. Bila partikel-partikel

tersebut hanya bertabrakan dan berpisah tanpa mengalami perubahan

(kecuali mungkin dalam level energi), proses ini disebut tabrakan dan bukan

sebuah reaksi.

Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi

nuklir. Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom

menjadi atom baru dan menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi

yang bersih. Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat

tubrukan inti atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang

bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik. Reaksi fusi juga

menghasilkan radiasi alfa, beta dan gamma.

Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua

inti bintang di alam semesta. Senjata bom hidrogen juga memanfaatkan

prinsip reaksi fusi tak terkendali. Contoh reaksi fisi adalah ledakan senjata

nuklir dan pembangkit listrik tenaga nuklir.


B. Reaksi Fusi

Reaksi Fusi adalah reaksi penggabungan dua inti atom yang ringan

menjadi inti atom yang lebih berat dan partikel elementer, disertai pelepasan

energi yang sangat besar (seperti dua tetes air yang didekatkan, akan

menjadi tetes yang lebih besar). Reaksi fusi terjadi ketika suatu inti atom

menumbuk inti atom lain dengan kecepatan tinggi. Kecepatan tinggi ini

digunakan untuk mengalahkan gaya tolak Coulomb. Setelah kedua inti

sangant dekat, gaya inti akan menarik kedua inti ini sehingga mereka

menjadi satu inti baru. Fusi nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan

bintang bersinar, dan Bom Hidrogen meledak. Satu tempat yang menjadikan

reaksi fusi terjadi secara terus-menerus adalah di dalam matahari. Matahari

mengubah atom-atom hidrogen menjadi helium melalui reaksi fusi, dan

melepaskan energi yang menyinari dan menghangatkan planet kita.

Gambar. 1. Reaksi fusi antara Lithium-6 dan Deuterium yang menghasilkan 2 atom
Helium-4.

Di bumi, para ilmuwan telah mencoba dengan berbagai cara untuk

membangkitkan tenaga dari reaksi fusi. Karena membutuhkan begitu


banyak energi untuk memulai, reaksi tersebut tidak mudah untuk diteliti

serta untuk mencapai hal ini secara terkendali sangat tidak mudah. Ini

karena inti bermuatan listrik positif dan bertolakan satu sama lain dengan

kuat jika dipaksa bersatu. Karena itu, sebuah gaya yang cukup kuat

diperlukan untuk mengatasi gaya repulsif di antara mereka agar fusi terjadi.

Jika dua buah atom secara bersama saling tumpang tindih sehingga

mengubah energi elektrostatik sistem. Pada bagian yang sempit, energi yang

tumpang tindih ini adalah repulsif. Energi kinetik yang dibutuhkan ini setara

dengan temperatur sekitar 20-30 juta OC. Temperatur ini luar biasa tinggi

sehingga tidak ada satu pun benda padat untuk menampung partikel-partikel

yang akan terlibat dalam reaksi fusi ini tahan terhadapnya. Jadi, tidak ada

satu mekanisme pun di dunia yang dapat merealisasikan fusi kecuali panas

dari bom atom. Untuk menggabungkan inti-inti ringan dibutuhkan suhu

yang sangat tinggi, yaitu sekitar 1.108 OC, sehingga reaksi fusi disebut

Reaksi Termonuklir. Contoh:

1. 2
1𝐻 + 21𝐻 → 32𝐻𝑒 + 10𝑛 + 3,27 𝑀𝑒𝑉

2. 2
1𝐻 + 21𝐻 → 32𝐻𝑒 + 11𝐻 + 4,03 𝑀𝑒𝑉

3. 2
1𝐻 + 32𝐻𝑒 → 42𝐻𝑒 + 11𝐻 + 18,30 𝑀𝑒𝑉

4. 2
1𝐻 + 31𝐻 → 42𝐻𝑒 + 10𝑛 + 17,59𝑀𝑒𝑉

Pada reaksi diatas, deutrium 21𝐻 dihasilkan dari air. Biasanya, dalam

air terdapat 1 deutrium diantara 7.000 hidrogen. Tritium ( 31𝐻 ) tidak dapat

dihasilkan secara alamiah tetapi dapat dihasilakn dari litinium. Reaktor fusi

sedang dibangun untuk menguji apakah memungkinkan untuk melepaskan


lebih banyak energi dari reaksi fusi dari pada energi yang ditambahkan

untuk memulainya. Jika ini berhasil, reaksi fusi bisa menjadi sumber tenaga

baru yang sangat berguna.

Fusi dua atom dengan masa atom lebih rendah dari logam biasanya

menghasilkan energi yang lebih besar dari yang disimpan logam itu sendiri.

Proses kebalikan dari fusi reaksi disebut dengan reaksi fisi. Contoh reaksi

fusi yang sederhana adalah fusi Hydrogen. Bila dua proton ditembakan pada

kulit Hydrogen yang berenergi lemah, maka proton tersebut akan berubah

menjadi neutron, sehingga terbentuklah hydrogen isotope (deuterium).

Reaksi bisa lebih kompleks, apabila kita gunakan ion yang lebih berat,

dengan reaksi fusi yang melibatkan dua atau lebih inti (nucleons), maka

mekanisme reaksi (reaction mechanism) akan berbeda, tetapi pada

prinsipnya sama, yaitu reaksi penggabungan inti yang kecil menjadi lebih

besar.

Gambar. 1. Reaksi fusi dari 2 atom hidrogen (deutrium) membentuk atom Helium yang

merupakan prinsip pembangkitan tenaga di matahari


Senjata nuklir adalah senjata yang menggunakan prinsip reaksi fisi

nuklir dan fusi nuklir. Proses ini membutuhkan energi yang besar untuk

menggabungkan inti nuklir, bahkan elemen yang paling ringan, hidrogen.

Tetapi fusi inti atom yang ringan, yang membentuk inti atom yang lebih

berat dan neutron bebas, akan menghasilkan energi yang lebih besar lagi

dari energi yang dibutuhkan untuk menggabungkan mereka sampai sebuah

reaksi eksotermik yang dapat menciptakan reaksi yang terjadi sendirinya.

Energi yang dilepas di banyak reaksi nuklir lebih besar dari reaksi

kimia, karena energi pengikat yang mengelem kedua inti atom jauh lebih

besar dari energi yang menahan elektron ke inti atom. Contoh, energi

ionisasi yang diperoleh dari penambahan elektron ke hidrogen adalah 13.6

elektronvolt, lebih kecil satu per sejuta dari 17 MeV yang dilepas oleh

reaksi deuterium-tritium seperti gambar di atas.

Tritium (simbol T atau 3H, juga dikenal sebagai hidrogen-3) adalah

isotop radioaktif hidrogen. Inti tritium mengandung satu proton dan dua

neutron, sedangkan inti protium (sejauh isotop hidrogen yang paling

melimpah) mengandung satu proton dan tidak memiliki neutron. Terjadi

secara alami dan tritium sangat langka di Bumi, di mana jumlah jejak

terbentuk oleh interaksi atmosfer dengan sinar kosmik. Nama isotop ini

terbentuk dari kata Yunani "protos" yang berarti "ketiga".


Gambar. 2. Atom Hidrogen

Reaksi deuterium-tritium adalah yang paling mudah untuk

mewujudkan di antara semua reaksi fusi. Deuterium tersedia dalam jumlah

yang cukup di lautan dunia; tritium dapat "dibesarkan" dari elemen lithium

yang juga tersedia dalam kelimpahan - dengan cara neutron yang dihasilkan

selama proses fusi.

Energi yang tersimpan dalam atom harus tersimpan sebelum

dilakukan fusi. Pada jarak yang relative jauh inti yang aktif akan menolak

lainnya, karena adanya gaya ekeltrostatik diantara mereka, hal ini karena inti

tersebut sma sama bermuatan positif. Jika kedua inti dipaksa saling

berdekatan , mereka akan menghasilkan energi nuklir yang semaikn dekat

jaraknya semakin besar.

Jika partikel inti seperti proton dan neutron ditembakan ke inti atom,

maka akan timbnulah energi nuklir antara inti tersebut. Partikel inti akan

bertambah saling mendekat di permukaan atom. Maka energi yang

tersimpan dalam atom akan meningkat, inilah energi nuklir. Gaya

elektrostatis harganya berbanding terbalik dengan jaraknya, maka jika


proton ditembakan ke atom, maka akan timbul gaya tolak listrik yang besar

pada inti Energi ini semakin bertambah besar tanpa batas bila atom

bertambah besar.

Reaksi Fusi menghasilkan energi yang amat dahsyat. Untuk

mengendalikan reaksi termonuklir dalam reaktor dibutuhkan syarat khusus ,

yaitu:

1. Suhu harus sangat tinggi yaitu sekitar 1.108 OC;

2. Pada suhu tersebut semua atom harus terionisasi habis membentuk

plasma;

3. Membutuhkan dana dan pengetahuan yang sangat tinggi.

Pada temperature dan masa jenis materi angkasa luar, laju reaksi fusi

tergolong lambat. Sebagai contoh pada inti matahari yang bertemperatur T ≈

15 MK dan masa jenis 160 g/cm³, maka energi yang dibebaskan hanya

sebesar 276 μW/cm³, Sehingga reaksi fusi pada bintang tidak praktis

dilakukan di laboratorium. Sebab laju reaksi nuklir sangat tergantung pada

suhu (exp(−E/kT)), sedangkan untuk mereaksikan fusi bintang di

laboratorium membutuhkan 10 – 100 kali dengan suhu bintang, atau T ≈

0.1–1.0 GK.
C. Kesimpulan

Reaksi Fusi adalah reaksi penggabungan dua inti atom yang ringan

menjadi inti atom yang lebih berat dan partikel elementer, disertai pelepasan

energi yang sangat besar. Untuk menggabungkan inti-inti ringan dibutuhkan

suhu yang sangat tinggi, yaitu sekitar 1.108 OC, sehingga reaksi fusi disebut

Reaksi Termonuklir.

Reaksi Fusi Nuklir pada Bintang (Matahari)

Persamaan Reaksi, ada 3 tahap, yaitu:


1
1. 1𝐻 + 11𝐻 → 21𝐻 + 10𝑒 + + 𝑣 + 0,42 𝑀𝑒𝑉

2. 2
1𝐻 + 11𝐻 → 32𝐻𝑒 + 𝛾 + 5,49 𝑀𝑒𝑉
3
3. 2𝐻𝑒 + 32𝐻𝑒 → 42𝐻𝑒 + 11𝐻 + 12,86 𝑀𝑒𝑉

Reaksi pertama dan kedua terjadi dua kali untuk menghasilkan 32𝐻𝑒, kedua

positron saling menghilangkan dengan sebuah elektron dan menghasilkan

radiasi elektromagnet dengan energi sebesar 1,02 MeV, sehingga secara

singkat reaksi di atas dapat ditulis:

4 21𝐻 → 42𝐻𝑒 + 2𝑒 + + 2𝑣 + 2𝛾 + 26,7 𝑀𝑒𝑉


Reaksi Fusi Nuklir pada Bom Hidrogen

Persamaan Reaksinya: 21𝐻 + 31𝐻 → 42𝐻𝑒 + 10𝑛 + 17,6 𝑀𝑒𝑉

Energi yang dihasilkan oleh reaksi fusi sebenarnya sangat besar. Satu

liter deutrium yang melakukan fusi pada kondisi tertentu dapat

menghasilkan energi sebanding dengan 8.000 liter energi yang dihasilkan

minyak tanah. Jadi jika dapat dimanfaatkan, fusi akan jadi suatu sumber

energi yang sangat besar.

D. Referensi

Chris Llewellyn Smith. http://elementy.ru/lib/430851?page_design=print.


Oxford.

http://id.wikipedia.org/wiki/Fusi_nuklir. Diakses 23 September 2014.

Isotope masses - Ame2003 Atomic Mass Evaluation by G. Audi, A.H.


Wapstra, C. Thibault, J. Blachot and O. Bersillon in Nuclear Physics
A729 (2003).

Serway, dan Faughn.1989. College Physics, Second Edition.New York:


Saunders Golden Sunburst Series.

Surya, Yohanes. 2003. Fisika Modern. Tanggerang: PT. Kandel.

Anda mungkin juga menyukai