REFERAT : OSTEOPOROSIS
OLEH :
Fauziyah Abidah
111 2017 2035
PEMBIMBING :
dr. A. Dhedie P. Sam, Sp. OT
Mengetahui,
Pembimbing
Umur : 64 tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Pensiunan
No. RM : 191600
2.2 ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Nyeri Pinggang
4. Riwayat Keluarga
- Riwayat Hipertensi : Ada, mengkonsumsi obat hipertensi
dari puskesmas yang tidak diketahui namanya dan dikonsumsi tidak
teratur
- Riwayat DM : Disangkal
- Riwayat Alergi Obat : Disangkal
- Riwayat Aleergi Makanan : Disangkal
Keadaan umum
o Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
o Tekanan darah : 160/90mmHg
o Nadi : 88 x/menit
o Suhu : 36,7oC
o Pernapasan : 20 x/mnt
o NRS :4
Status gizi
o Berat badan : 56 kg
o Tinggi badan : 162 cm
o Kesan gizi : IMT (22,86 ) Normal
Kepala : Normocephali, deformitas (-), rambut hitam dan putih
tersebar merata
Mata : Oedem palpebra -/-, refleks cahaya langsung +/+,
refleks cahaya tidak langsung +/+
Telinga : Nyeri tekan tragus (-),
Hidung : Deformitas (-), deviasi septum (-), secret (-), darah(-),
konka hiperemis dan hipertrofi -/-
Mulut : Bibir normal, tidak terdapat kelainan, tidak terdapat
karies, trismus (-), lidah kotor (-),sariawan (-), faring
hiperemis (-), tonsil T1-T1 tenang.
Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar
Thoraks
Bentuk simetris kanan kiri, tidak ada rongga thoraks yang tertinggal
gerak napasnya, fokal fremitus +/+ sama kuat kanan dan kiri.Terdapat
luka bekas operasi pada area mammae sinistra.
o Jantung : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
o Paru : Suara napas vesikuler +/+, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Abdomen : Supel, datar, timpani, peristaltik kesan normal,
nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar lien
tidak teraba membesar, terdapat luka bekas
operasi pada perut bagian bawah.
Extremitas :
o Atas : hangat +/+ oedem-/-
o Bawah : hangat +/+ oedem -/-
Spondylosis Lumbal
Tidak ada metastasis
2.6 RESUME
Seorang laki-laki berumur 64 tahun datang RS.Ibnu Sina YW-UMI Makassar
dengan keluhan nyeri pinggang yang dirasakan kurang lebih sejak 1 bulan yang lalu
(bulan Juli) dan memberat seminggu terakhir.Awal keluhan saat pasien beraktivitas
berat yaitu kerja bakti dan keluhan masih bisa pasien tahan.Beberapa hari ini pasien
mulai merasakan kesakitan yang tidak bisa ditahan.Pasien mengeluh batuk sesekali
dan pasien merasakan nyeri pada pinggangnya sampai ke punggung atas jika
batuk.Nafsu makan menurun, sehingga pasien mengeluh belum BAB sejak tanggal 30
bulan Juli 2019 karena pasien tidak kuat makan. Riwayat pasien 3x yaitu operasi
pertama pada tahun 2017 yaitu operasi ambeien, operasi kedua pada tahun 2018
bulan desember yaitu operasi prostat, operasi ketiga pada tahun 2019 bulan maret
yaitu operasi tumor mammae sinistra. Riwayat dirawat di rumah sakit dengan
diagnosis LBP ec. Spondylosis.Pada pemeriksaan fisis ditemukan luka bekas operasi
pada daerah Thoraks Sinistra dan regio Hypogastrik.Pada pemeriksaan X-ray
Lumbosacral didapatkan Spondylosis Lumbalis.
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Tulang secara periodik dan konstan memperbaharui diri melalui suatu proses
yang disebut remodelling. Remodelling tulang merupakan suatu yang aktif dan
dinamik yang mengandalkan pada keseimbangan yang benar antara penyerapan tuang
oleh osteoclas, yang dirangsang oleh hormon paratiroid dan deposisi tulang oleh
osteoblas. Tulang dibentuk oleh sel yang bersifat osteogenik yaitu osteoblas, yang
merupakan sel pembentuk tulang, dan berfungsi mensitesis jaringan kolagen dan
komponen organ matriks. Osteoblas dirangsang oleh hormon pertumbuhan, dan pada
perkembangan selanjutnya menjadi osteosit, yang merupakan sel tulang dewasa.3
Sel tulang terdiri atas osteoblas, osteosit dan osteoclas yang dalam
aktifitasnya mengatur homeostasis kalsium yang tidak berdiri sendiri melainkan
saling berinteraksi. Homeostasis kalsium pada tingakt seluler didahului penyerapan
tulang oleh osteoklas yang memerlukan waktu 40 hari disusul oleh fase istirahat dan
kemudian disusul fase pembentukan tulang kembal oleh osteoblas yang memerlukan
waktu 120 hari.3
2.2. Definisi
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan
porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang
keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah
atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas
jaringan tulang, yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang.3
Usia
Semakin tua usia, risiko terkena osteoporosis semakin besar karena secara
alamiah tulang semakin rapuh sejalan dengan bertambahnya usia.
Osteoporosis pada usia lanjut terjadi karena berkurangnya massa tulang yang
juga disebabkan menurunnya kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium.
Jenis Kelamin.
Jenis kelamin merupakan Karakteristik biologik yang dikenali dari
penampilan fisik, yaitu laki-laki dan perempuan. Osteoporosis lebih sering
terjadi pada wanita sekitar 80 % daripada laki-laki 20%.
Ras
Semakin terang kulit seseorang, semakin tinggi risiko terkena osteoporosis.
Karena itu, ras Eropa Utara (Swedia, Norwegia, Denmark) dan Asia berisiko
lebih tinggi terkena osteoporosis dibanding ras Afrika hitam. Ras Afrika
memiliki massa tulang lebih padat dibanding ras kulit putih Amerika. Mereka
juga mempunyai otot yang lebih besar sehingga tekanan pada tulang pun
besar. Ditambah dengan kadar hormon estrogen yang lebih tinggi pada ras
Afrika.
Keturunan (riwayat keluarga/genetik)
Seperti halnya dengan penyakit yang lain, osteoporosis juga berhubungan
dengan adanya keturunan. Jika memiliki riwayat keluarga yang menderita
osteoporosis, diperkirakan 60 – 80% salah satu anggota keluarga akan lebih
mudah mengalami osteoporosis.
Aktivitas Fisik
Seseorang yang jarang melakukan aktivitas fisik akan mengakibatkan
turunnya massa tulang dan dengan bertambahnya usia terutama pada usia
lanjut, otot pun akan menjadi lemah, sehingga akan berpeluang untuk
timbulnya patah tulang.
Kebiasaan merokok
Dengan merokok, hormon estrogen dalam tubuh akan menurun dan akan
mudah kehilangan masa tulang (BMD rendah/terjadi osteoporosis), sehingga
lebih besar untuk mengalami fraktur tulang.
Kebiasaan Konsumsi Alkohol.
Mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, akan meningkatkan terjadinya
resiko patah tulang. Hal ini disebabkan alkohol dapat mengurangi masa
tulang, mengganggu metabolisme vitamin D dan menghambat penyerapan
kalsium.
Menopause dini.
Menopause merupakan akhir dari masa reproduktif karena telah berhentinya
masa haid, biasanya terjadi usia 50 – 51 tahun. Biasanya pada wanita yang
merokok akan mengalami menopause 1 tahun lebih cepat dari wanita yang
bukan perokok. Seseorang yang mengalami menopause akan mengalami fase
klimaksterium, yaitu terjadinya peralihan dari reproduktif akhir ke masa
menopause. Fase klimaksterium memiliki 3 masa yaitu premenopause yang
terjadi sekitar 4 – 5 tahun sebelum menopause, masa menopause, dan
pascamenopause yang terjadi sekitar 3 – 5 tahun setelah menopause.
2.5. Patogenesis
Osteoklas merupakan sel tulang yang berasal dari sel mesenkim dan
bertanggung jawab atas resorpsi tulang sementara osteoblas merupakan sel tulang
yang berasal dari sel hematopoietik berfungsi sebagai pembentuk tulang. Kedua sel
ini bergantung satu sama lain dalam proses remodelling tulang. Osteoblas tidak hanya
men-sekeresi dan memineralisasi osteoid, tetapi juga mengendalikan aktifitas resorpsi
yang dilakukan oleh osteoklas.6,7,8
Pada osteoporosis, proses coupling yang terjadi antara osteoblas dan osteoklas
tidak dapat menjadi penyeimbang terhadap mikrotrauma yang terus-menerus terjadi.
Osteoklas dapat meresorpsi tulang dalam waku mingguan, sementara osteoblas
membutuhkan waktu bulanan untuk membentuk ttulang baru. Akibatnya, jika proses
remodelling meningkat maka hasil yang terjadi adalah kehilangan matriks tulang
seiring waktu.6
Massa tulang memuncak pada dekade ketiga dalam hidup dan perlahan-lahan
menurun. Kegagalan tubuh untuk mencapai massa puncak tulang yang tinggi dalam
rentang waktu ini, akibat malnutrisi dsb. merupakan faktor yang berkontribusi
terhadap osteoporosis. Walaupun begitu, pada dasarnya faktor genetika lah yang
menentukan massa puncak tulang.7
Penuaan dan peran organ reproduktif adalah 2 faktor yang paling penting
dapat meningkatkan ekspresi RANKL dan penurunan sekresi OPG oleh osteoblas.
Peningkatan RANKL menyebabkan peningkatan preosteoklas dan juga meningkatkan
ketahanan osteoklas melalui IL-1, IL-2 dan TNF-alpha. Sel-T juga memicu apoptosis
frekuensi pembntukan unit multiseluler yang baru dan siklus remodelling yang
terjadi.8
Diet kalsium tidak memadai atau gangguan penyerapan usus kalsium akibat penuaan
menanggapi kadar kalsium serum yang rendah. Hal ini meningkatkan resorpsi
kalsium dari tulang, menurunkan ekskresi kalsium ginjal, dan meningkatkan produksi
Hingga saat ini deteksi osteoporosis merupakan hal yang sangat sulit dilakukan.
Osteoporosis merupakan penyakit yang hening (silent), kadang-kadang tidak
memberikan tanda-tanda atau gejala sebelum patah tulang terjadi. Diagnose penyakit
osteoporosis kadangkadang baru diketahui setelah terjadinya patah tulang punggung,
tulang pinggul, tulang pergelangan tangan atau patah tulang lainnya pada orang tua,
baik pria atau wanita. Biasanya dari waktu ke waktu massa tulangnya terus
berkurang, dan terjadi secara luas dan tidak dapat diubah kembali.11
1. Anamnesis
Beberapa tanda dan gejala yang perlu diwaspadai kemungkinan osteoporosis
ialah:
a. Adanya faktor resiko (factor prediposisi)
b. Terjadi patah tulang secara tiba-tiba karena trauma yang ringan atau tanpa
trauma
c. Timbul rasa nyeri yang hebat sehingga pasien tidak dapat melakukan
pergerakan
d. Tumbuh makin pendek dan bongkok (kifosis dorsal bertambah)
Anamnesis dapat dilengkapi dengan menggunakan formulir test semenit resiko
osteoporosis yang dikeluarkan oleh IOF (International Osteoporosis Foundation)
2. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan dengan mengamati penurunan tinggi badan dan postur tubuh.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Kadar serum puasa kalsium, fosfat fosfatase alkali.
Bila ada indikasi dianjurkan juga untuk melakukan pemeriksaan fungsi
tiroid, hati dan ginjal.
Pengukuran ekskresi kalsium urin 24 jam berguna untuk menentukan
pasien malabsorpsi kalsium (total ekskresi 24 jam <100 mg) dan untuk
pasien yang jumlah ekskresi kalsium sangat tinggi (>250 mg/24 jam) yang
bila diberi suplemen kalsium atau vitamin D atau metabolismenya
mungkin berbahaya.
Bila dari hasil klinis, darah dan urin diduga adanya
hiperparatiroidisme,maka perlu diperiksa kadar hormone paratiroid (PHT).
Bila ada dugaan k earah malabsorpsi maka perlu diperiksa kadar 25 OH D.
b. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi umumnya terlihat jelas apabila telah terjadi
osteoporosis lanjut atau jika hasil BMD yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
dengan menggunakan alat densitometer menunjukkan positif tinggi.
c. Pemeriksaan densitometer (ultrasound)
Pemeriksaaan densitometer untuk mengukur kepadatan tulang (BMD)
berdasarkan standar deviasi (SD) yang terbaca oleh alat tersebut .
densitometer merupakan alat test terbaik untuk mendiagnosis seseorang
penderita osteopeni atau osteoporosis, namun tes ini tidak dapat menentukan
cepatnya proses kehilangan massa tulang. Jika densitometer ultrasound
menunjukkan nilai rendah (T-score dibawah -2,5) sebaiknya disarankan
menggunakan densitometer X-ray. Penilaian osteoporosis dengan
densitometer:
Keterangan T-score
Normal T > -1
Osteopenia -2,5 < T < -1
Osteoporosis T < -2,5 tanpa riwayat fraktur
osteoporosis
Osteoporosis Berat T < -2,5 dengan riwayat fraktur
osteoporosis
- Normal: nilai densitas atau kandungan mineral tulang tidak lebih dari 1
selisih pokok di bawah rata-rata orang dewasa, atau kira-kira 10% di
bawah rata-rata orang dewasa atau lebih tinggi (T-score lebih besar atau
sama dengan -1 SD).
- Osteopenia (massa tulang rendah): nilai densitas atau kandungan mineral
tulang lebih dari 1 selisih pokok di bawah rata-rata orang dewasa, tapi
tidak lebih dari 2,5 selisih pokok di bawah rata-rata orang dewasa, (T-
score antara -1 SD sampai -2,5 SD).
- Osteoporosis: nilai densitas atau kandungan mineral tulang lebih dari 2,5
selisih pokok di bawah nilai ratarata orang dewasa, atau 25% di bawah
rata-rata atau kurang (T-score di bawah -2,5 SD).
- Osteoporosis lanjut: nilai densitas atau kandungan mineral tulang lebih
dari 2,5 selisih pokok di bawah rata-rata orang dewasa, atau 25% di bawah
rata-rata ini atau lebih, dan disertai adanya satu atau lebih patah tulang
osteoporosis (T-score di bawah -2,5 SD dengan adanya satu atau lebih
patah tulang osteoporosis).
2.8. Diagnosis Banding
2.9. Penatalaksanaan
Salah satu tujuan umum dari pengobatan compresi akut atau fraktur adalah
pemberian analgesik yang memadai. Pemberian analgesik dapat diberikan menurut
WHO Analgesia Ladder:13
Rehabilitasi:13,14
Thermotherapy
Terapi panas dan dingin merupakan cara efektif menghilangkan rasa sakit.
Mandi hangat atau hot packs dapat meringankan otot kaku. Suhu dingin dapat
matikan rasa didaerah yang nyeri dan juga dapat mengurangi pembengkakan dan
peradangan.
Latihan Beban
Latihan beban yang dilakukan secara teratur dan benar gerakannya bermanfaat
bagi penderita osteoporosis. Seorang lanjut usia, sebelum melakukan latihan, baik
sekali apabila memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter.
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Miriam, Ph.D., bersama teman-
temannya di Universitas Tuft Boston. menunjukkan bahwa ada suatu peningkatan
pada daerah tertentu dengan berolahraga. Penelitian tersebut meneliti wanita post
menopause yang berusia 50 sampai 70 tahun, tidak menggunakan estrogen selama
satu tahun selama mengikuti program latihan beban dua hari perminggu dengan
waktu 40 menit sekali berlatih. Kelompok yang mengikuti latihan beban lima macam
rata-rata dapat memelihara kepadatan tulangnya pada daerah pinggul dan punggung,
sedangkan yang tidak mengikuti latihan kepadatan tulangnya menurun Latihan beban
sangat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesehatan tulang.
Latihan untuk menguatkan otot punggung.
Latihan back extension berguna bagi
penderita osteoporosis, khususnya mencegah proses kyphosis.
Penderita osteoporosis pada bagian paha, dapat melakukan latihan beban
dengan leg press machine. Pertama, posisi duduk dengan pengaturan punggung
bersandar ditempat duduk dan lutut menekuk kurang lebih 90 derajat. Tahap
selanjutnya, yaitu meletakkan telapak kaki datar pada bantalan, kemudian perlahan-
lahan mendorong, sehingga lutut hampir lurus (tidak mengunci). Selama tahap
mendorong, napas dikeluarkan dan napas ditarik saat kaki di bantalan kembali ke
posisi semula. Latihan dilakukan dengan repetisi 1-8 ulangan, beban sedang dan
frekuensi 3-4 kali/minggu.
Latihan untuk menguatkan paha. Keterangan:
Otot yang terkena adalah quadriceps
dan hamstring.
Jenis latihan beban yang lain, yaitu menggunakan pita elastis, dimana pita
elastis berfungsi sebagai penarik dari beban yang diam. Pita elastis lebar dapat tahan
lama memberikan daya hambat yang memadai untuk menguatkan otot punggung.
Latihan dilakukan dengan meletakkan pita elastis sepanjang 2 kaki pada palang yang
berjarak 2 kaki di atas kepala, kemudian saat menarik ujung pita ke bawah otot
latissimus dorsi dan shoulder adductor akan menguat. Pita elastis juga dapat
digunakan dengan memegang ke dua ujungnya dan ke dua kaki menginjak bagian
tengah pita. Selanjutnya lengan menarik pita ke atas melewati kepala, sehingga otot
ekstensor punggung akan menguat.
Latihan untuk menguatkan otot bahu dan otot ekstensor punggung. Latihan ini dapat
juga untuk mencegah postur tubuh kyphosis.
Latihan beban ideal untuk membangun kekuatan tulang, karena latihan beban
dapat menambah kemampuan tulang menahan gravitasi. Latihan beban juga dapat
meningkatkan refleks, sehingga penderita osteoporosis tidak mudah jatuh atau
mengalami patah tulang.
Korset
Korset biasanya dianjurkan untuk membantu mengurangi rasa sakit dan menstabilkan
tulang belakang selama masa penyembuhkan. Korset ini dirancang untuk memfiksasi
belakang agar tetap lurus, menghilangkan tekanan pada tulang yang rusak dan
mengurangi kemungkinan patah lebih lanjut. Korset digunakan selama 8-12 minggu
untuk menunggu stabilisasi fraktur. Selama dua bulan setelah terjadinya fraktur
vertebre akut, latihan fisioterapi yang intensif dihindari dan lebih fokus kepada
latihan yang santai, latihan bernapas, dan menjaga mobilisasi sendi utama.
Edukasi
Menghindari mengangkat sesuatu/barang yang berat
Menghindari jatuh dengan menghindari lantai licin, alas kaki licin, tangga
yang curam, dan penerangan ruangan yang redup. Bila ada gangguan
penglihatan harus dikoreksi (misalnya dengan kacamata), penggunaan tongkat
saat berjalan, penggunaan pegangan tangan di kamar mandi, penggunaan
kloset duduk.
Postur: menghindari postur yang bungkuk, harus tegak, dapat dibantu dengan
korset.
Olahraga: awalnya tanpa beban kemudian bertahap diberikan beban sesuai
toleransi.
- Latihan pembebanan
- Latihan keseimbangan.
- Latihan kelenturan
DAFTAR PUSTAKA
Available at:
http://web.archive.org/web/20070718014056/http://www.icsi.org/osteoporosis
/diagnosis_and_treatment_of_osteoporosis__3.html
8.
7. Mulder JE, Kolatkar NS, LeBoff MS. Drug insight: Existing and emerging
therapies for osteoporosis. Nat Clin Pract Endocrinol Metab. Dec. 2006 2
(12): 670-80.
8. KE Poole, Compston JE. Osteoporosis and its management.BMJ. 2006 Dec
10. Shapses SA, Riedt CS. Bone, body weight, and weight reduction: what are the
12. Watts NB, Bilezikian JP, Camacho PM, Greenspan SL, Harris ST, Hodgson
https://www.nos.org.uk/page.aspx?pid=1400
http://www.fda.gov/bbs/topics/NEWS/2007/NEW01698.html