Anda di halaman 1dari 25

10

BIOMONITORING:
SEBAGAI ALAT ASESMEN KUALITAS PERAIRAN AKIBAT LOGAM
BERAT KADMIUM PADA INVERTEBRATA PERAIRAN

Dominggus Rumahlatu
Universitas Pattimura, Jl. Dr.Tamaela Ambon
E-mail: dominggus_amq@yahoo.co.id

ABSTRACT

People’s activity in water area has made this area as waste place from a variety of
human’s activity. One contaminant thrown to the seaboard is heavy metal, specifically
for cadmium (Cd). Naturally, the pollution sources of heavy metal Cd in water area are
coming from geological process and some of human’s activity (antropogenic). The
effect of Cd’s contamination to invertebrate water are died effect and ecology’s
unbalancing of sea organism varieties. It is because Cd cannot be broken up (non
degradable) by living organism and it can be accumulated to the environment. One
effort to tackling heavy metal Cd contamination in water is doing biomonitoring
accumulation as assessment instrument of water quality.

Key words: biomonitoring, biomoitoring accumulation, heavy metal Cadmium,


invertebrate water

PENDAHULUAN Cd merupakan logam berat yang


Aktifitas masyarakat seperti sangat berbahaya karena tidak dapat
kegiatan perikanan (tangkap dan dihancurkan (non degradable) oleh
budidaya), industry, dan pariwisata organisme hidup dan dapat terakumulasi
menyebabkan banyak bahan pencemar ke lingkungan, terutama mengendap di
yang masuk ke dalam perairan. dasar perairan membentuk senyawa
Pencemaran perairan ditandai dengan kompleks bersama bahan organik dan
adanya perubahan sifat fisik, kimia dan anorganik secara adsorbsi dan
biologi perairan. Bahan pencemar kombinasi (Rochyatun dan Rozak,
berupa logam berat di perairan akan 2007; Ayeni et al., 2010). Gbaruko dan
membahayakan kehidupan organisme, Friday (2007) menjelaskan bahwa
maupun efeknya secara tidak langsung logam berat Cd secara alami merupakan
terhadap kesehatan manusia. Salah satu komponen yang terdapat pada lapisan
jenis logam berat yang memasuki bumi dan dapat memasuki perairan
perairan dan bersifat toksik adalah melalui rangkaian proses geokimia dan
kadmium (Cd). aktivitas manusia (antropogenik).
Dijelaskan oleh Zhou et al., 2008; Shah,
11
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

2005; Pal et al., 2006 bahwa, aktivitas (1996) bahwa respons yang timbul pada
manusia (antropogenik) merupakan organisasi seluler memang diperlukan
penyebab utama kontaminasi logam untuk memastikan keberadaan logam
berat Cd pada lingkungan perairan dan berat di lingkungan. Russo et al. (2003)
menyebabkan gangguan pada sistem menjelaskan bahwa invertebrata laut
biologis karena dapat terakumulasi memiliki sensivitas yang tinggi terhadap
dengan mudah dalam sedimen maupun tekanan (stressor) logam berat dan
organism. memiliki kemampuan untuk merespons
Zhou et al. (2008) menjelaskan kontaminasi logam berat. Dengan
bahwa biomonitoring meliputi analisis memperhatikan efek toksik logam berat
terhadap bioakumulasi, biotoksisitas, Cd, maka upaya pengendalian dapat
dan biomarker. Perkembangan dilakukan dengan menentukan indikator
penelitian dalam bidang ekotoksikologi biologis (bioindikator) sekaligus juga
telah memunculkan pendekatan baru dapat berfungsi sebagai biomonitoring
dalam mendeteksi keberadaan logam akumulasi pencemaran logam berat Cd
berat di perairan yaitu biomarker. di lingkungan perairan. Dengan
Pendekatan biomarker memanfaatkan demikian perlu dilakukan suatu kajian
sistem biomolekuler yaitu sistem di terkait dengan peluang suatu organisme
bawah organisasi individu berupa digunakan sebagai alat biomonitoring
molekul-molekul yang berupa enzim akumulasi logam berat Cd di perairan.
maupun protein yang disekresikan oleh Dalam makalah ini diuraikan
organisme perairan sebagai respons hal-hal pokok: (1) sumber pencemaran
terhadap keberadaan logam berat logam berat kadmium dan efeknya
(Ayeni et al., 2010). Hal tersebut terhadap invertebrata perairan: a) sifat
didasarkan pada asumsi bahwa ketika dan sumber pencemaran logam berat
terjadi akumulasi logam berat di dalam kadmium, (b) efek toksik logam berat
sel maka sistem biomolekuler akan bagi invertebrata perairan, c)
merespons dengan melakukan mekanisme absorpsi dan toksisitas
detoksifikasi atau asimilasi yang logam berat kadmium di perairan; (2)
memungkinkan untuk proses biomonitoring logam berat sebagai alat
homeostasis (Schoettger, 1996). asesmen kualitas perairan: a) pengertian
Dijelaskan lebih lanjut oleh Schoettger biomonitoring, b) mengapa harus

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


12
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

menggunakan biomonitoring, dan c) kepadatan yang lebih dari 5g/cm-3. Flora


ruang lingkup dan teknik-teknik (2009) mendefinisikan logam berat
biomonitoring. sebagai kelompok logam yang
umumnya merupakan logam transisi
BAHAN DAN METODE yaitu yang termasuk dalam golongan
Sumber Pencemaran Logam Berat lantanida dan aktanida. Appenroth
Kadmium Dan Efeknya Terhadap (2010) menjelaskan bahwa karakteristik
Invertebrata Perairan kimia suatu elemen dapat ditentukan
Selama beberapa dekade berdasarkan posisinya pada tabel sistem
terakhir ini, perhatian intensif diarahkan periodik. Dijelaskan lebih lanjut bahwa
untuk mengatasi masalah kontaminasi umumnya, elemen yang berada pada
logam berat pada lingkungan (Kortba et bagian bawah sebelah kiri tabel sistem
al., 1999; Zhou, 2008). Sebagian besar periodik menunjukkan bahwa elemen-
logam diketahui bersifat toksik atau elemen tersebut semakin bersifat logam,
racun dan sebagian diantaranya dan sebaliknya jika berada pada bagian
dilepaskan ke lingkungan dalam jumlah kanan atas menunjukkan bahwa elemen-
yang dapat menimbulkan resiko pada elemen tersebut merupakan elemen non
kesehatan manusia (El-said & Garamon, logam. Pendapat yang lain diberikan
2010). Istilah logam sering oleh Choudhury & Panda (2004) bahwa
dideskripsikan atau dibedakan dari non yang termasuk dalam kategori logam
logam karena karakteristik fisikanya berat adalah elemen-elemen yang
sebagai penghantar panas dan listrik termasuk dalam golongan logam non-
(Appenroth, 2010). Dijelaskan lebih esensial bagi makhluk hidup.
lanjut oleh Duruibe et al. (2007) bahwa Berdasarkan sifat kelarutannya, terdapat
istilah logam berat merujuk pada 17 jenis logam berat yang termasuk
elemen logam yang memiliki kepadatan dalam logam berat esensial yang
yang tinggi dan bersifat toksik atau dibutuhkan oleh organisme dan
racun bahkan pada konsentrasi yang ekosistem (Schutzendubel & Polle,
rendah. Sejalan dengan itu, 2002).
Schurtzendubel & Polle (2002) juga Logam berat merupakan
menambahkan bahwa logam berat dapat komponen alami yang terdapat pada
didefenisikan sebagai logam dengan kulit bumi dan dapat memasuki

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


13
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

ekosistem perairan dan rantai makanan Agnello et al., 2007; Rico et al., 2002;
melalui proses geokimia (Gbaruko & Ohta et al., 2000; Flora et al., 2008;
Friday, 2007; Zhou, 2008). Dijelakan Krichah et al., 2003), memiliki sebaran
lebih lanjut oleh Flora (2009) bahwa pada areal yang sangat luas (Olivi et al.,
secara alami, logam merupakan 2001), dan menimbulkan toksisitas yang
komponen yang menyusun ekosistem, tinggi bagi hewan dan tumbuhan
terdapat pada atmosfer, hidrosfer dan (Schutzendubel et al., 2001) serta jika
biosfer. Selain merupakan komponen terabsorbsi ke dalam tubuh manusia,
alami kulit bumi, sumber kontaminasi dapat menimbulkan ganggungan
logam berat lainnya adalah berasal dari kesehatan yang serius (Cohen et al.,
aktivitas manusia (antropogenik) seperti 1998). Pada lingkungan perairan,
areal pertanian, industri dan kadmium secara cepat terdeposit pada
perhubungan (Ayeni, 2010; Scoetgher, organisme perairan dalam bentuk ion-
1996; Miranda et al., 2004; Amisah et ion bebas (Cd2+) (Nordic, 2003).
al., 2009; Yi et al., 2007). Dilaporkan oleh Kaneta et al. (1986)
Sifat dan Sumber Pencemaran efek toksik logam berat jenis kadmium
Logam Berat Kadmium pada manusia pertama kali terjadi di
Kadmium merupakan elemen Jepang pada tahun 1950 melalui beras
ke-48 dan merupakan anggota dari yang terkontaminasi.
kelompok 12 pada sistem tabel periodik. Terdapat dua sumber utama
Umumnya, jenis kadmium yang kontaminasi logam berat kadmium pada
teroksidasi di alam adalah Cd+2 (Flora et lingkungan yaitu melalui lapisan bumi
al., 2008). Dibandingkan dengan jenis dan aktivitas manusia (antropogenik)
logam berat lainnya, kadmium (Nordic, 2003). Secara alami, kadmium
merupakan salah jenis logam berat yang merupakan unsur utama fosfat bebatuan
memiliki toksisitas yang tinggi, dan terdeposit dalam lapisan bumi.
penyebaran yang luas serta memiliki Selain merupakan komponen utama dari
waktu paruh (biological life) yang lapisan kulit bumi, sumber utama
panjang dalam tubuh organisme hidup kadmium lainnya adalah industri panas
yaitu sekitar 10-30 tahun karena tidak bumi, industri bahan bangunan, areal
dapat didegradasi (Patrick, 2003; de pertambangan, industri logam dll
Michele et al., 2009; Maria et al., 2006; (Maanan, 2007; Schutzendubel et al.,

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


14
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

2001). Logam berat kadmium sering karena tingkat penggunaannya yang


digunakan sebagai pewarna cat dan luas pada berbagai jenis industri modern
plastik, sebagai katoda nikel, baterai seperti elektronik, komunikasi,
dan alat elektronik lainnya (Yon et al., pembangkit energi dan industri luar
2008) sehingga disimpulkan oleh Ruso angkasa (Ololade & Ologundudu,
et al. (2003) bahwa sumber utama 2007).
kontaminasi logam berat jenis kadmium Efek Toksik Logam Berat Bagi
adalah daerah industri. Bukti bahwa Invertebrata Perairan
logam berat kadmium memiliki sebaran Kontaminasi logam berat pada
kontaminasi yang luas pada lingkungan lingkungan perairan, termasuk
perairan dijelaskan oleh Patrick (2003), ekosistem laut, telah menjadi masalah
bahwa komisi perlindungan lingkungan hampir di seluruh dunia (Almeida et al.,
Amerika (Environmetal Protection 2009). Dampak kontaminasi logam
Agency) menyatakan bahwa logam berat berat di ekosistem perairan pun telah
jenis kadmium memiliki sebaran polusi banyak menjadi objek penelitian.
yang sangat luas karena terdeteksi pada Dijelaskan oleh Vinodhini & Narayanan
776 dari 1.467 situs pengamatan di (2009) bahwa ekosistem perairan laut
Amerika Serikat. Dijelaskan lebih lanjut merupakan tempat utama kontaminasi
bahwa logam berat kadmium dimasukan logam berat yang dihasilkan oleh
ke dalam daftar jenis logam berat yang industri, areal pertanian dan saluran
sangat diwaspadai penyebaran dan limbah rumah tangga. Sementara itu,
toksisitasnya. Ololade & Olongundudu menurut Maanan (2007), faktor-faktor
(2007) menjelaskan bahwa rata-rata yang mempengaruhi konsentrasi logam
produksi kadmium di seluruh dunia dan tingkat akumulasinya oleh
meningkat dari hanya 20 ton pada tahun organisme hidup adalah ketersiadaan
1920 menjadi sekitar 12.000 ton pada logam berat di lingkungan, musim,
periode tahun 1960–1969, 17 ton pada hidrodinamik lingkungan, ukuran, jenis
tahun 1970-1984 dan sejak tahun 1987 kelamin, perubahan komposisi jaringan
mengalami peningkatan fluktuasi dan siklus reproduksi. Sharma & Prasad
menjadi 20.000 ton. Peningkatan (2010) menjelaskan bahwa sebagian
produksi atau emisi logam berat besar logam berat yang memasuki
kadmium pada lingkungan disebabkan lingkungan perairan akan terendap di

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


15
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

dalam sedimen dan dapat berpindah ke redoks tetapi merupakan komponen


matriks lingkungan lainnya. integral atau katalis yang beperan pada
Jonak et al. (2004) menjelaskan banyak protein dan enzim. Berdasarkan
bahwa logam berat memegang peran sifat kimia dan fisikanya, tingkat
penting dalam proses fisilogis mahkluk toksisitas atau daya racun logam berat
hidup. Dalam konsentrasi yang rendah, terhadap hewan air dapat diurutkan
beberapa ion logam berat dibutuhkan (dari tinggi ke rendah) sebagai berikut
untuk proses metabolisme, pertumbuhan merkuri (Hg), kadmium (Cd), seng
dan perkembangan. Hal ini disebabkan (Zn), timah hitam (Pb), krom (Cr), nikel
karena logam esensial merupakan (Ni), dan kobalt (Co) (El-Said et al.,
komponen integral dan fungsional dari 2010).
beberapa enzim dan berperan penting Dailianis & Kaloyianni (2004)
dalam regulasi transkripsi protein, menjelaskan bahwa logam berat di
namun jika berada dalam jumlah yang dikategorikan sebagai substansi yang
tinggi, akan menyebabkan terjadi paling toksik di antara polutan-polutan
perubahan pada fungsi utamanya dan lainnya yang mengontaminasi
mengkatalis berbagai perubahan lingkungan perairan laut. Galami et.al
fisiologis (Zangger et al., 1999). (2010) menjelaskan bahwa keberadaan
Dijelaskan oleh Hal & Lorraine (2003) logam berat di dalam lingkungan dapat
bahwa yang termasuk dalam kategori menyebabkan terjadinya pencemaran
logam berat esensial adalah Fe yang karena sifatnya yang tidak dapat di
merupakan komponen dari protein hem degradasi melalui proses biologis
dan beberapa jenis enzim. Sementara maupun kimia. Pada lingkungan
Cu merupakan komponen integral dari perairan, logam berat umumnya akan
protein transfer elektron pada terakumulasi di dalam sedimen dan
fotosisntesi (misalnya plastosianin) dan biota perairan (Gbrauko & Friday,
respirasi (oksidasi sitokrom c) serta 2007; Sobolev & Begonia, 2008). Amin
terlibat dalam proses signifikasi et al. (2005) menjelaskan bahwa 90%
sedangkan Mn merupakan logam berat logam berat yang mengontaminasi
jenis non redoks tetapi juga berperan lingkungan perairan akan terendapat di
dalam fotosintesis (misalnya perubahan dalam sedimen. (Gbrauko & Friday,
O2). Selanjutnya, Zn adalah logam non- 2007) menambahkan bahwa konsentrasi

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


16
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

logam berat di perairan bervariasi menyebabkan ketidakseimbangan


bergantung pada fluktuasi musim. Lebih ekologis dan keanekaragaman
lanjut Gbrauko & Friday (2007) organisme laut (Farombi et al., 2007,
menyatakan bahwa jumlah logam berat dalam Vinodhini & Narayanan, 2008).
yang terakumulasi dalam tubuh biota Shah (2005) juga menjelaskan bahwa
perairan bergantung pada efek kimia logam berat telah diketahui sejak lama
logam berat tersebut dan cenderung sebagai polutan yang berbahaya bagi
berikatan dengan protein dan lipid pada lingkungan akuatik.
jaringan biologis. Jenis protein yang Terkait dengan efek logam
menjadi target utama bagi perlekatan berat, Valko et al. (2005) menyatakan
dengan logam berat adalah protein- bahwa studi-studi yang dilakukan
protein yang memiliki kandungan selama dua dekade menunjukkan bahwa
logam pada struktur proteinnya (Gong jenis-jenis logam seperti besi (Fe),
et al., 2000). Schutzendubel & Polle Cuprum (Cu), Kadmium (Cd), Merkuri
(2002), membedakan mekanisme (Hg), Nikel (Ni) memiliki kemampuan
toksisitas logam berat menjadi 3 yaitu: untuk merusak DNA, peroksidasi lipid,
1) produksi reactive oksigen spesies dan inaktivasi protein dan efek lainnya. Efek
reaksi fenton, 2) menghambat gugus lain yang ditimbulkan oleh logam berat
fungsional biomolekul dan 3) ketika terkontaminasi dalam jumlah
merelokasi ion-ion logam esensial dari yang relatif tinggi adalah terjadinya
biomolekul. produksi reaktif oksigen spesies (ROS)
Kontaminasi logam berat yang memicu tekanan oksidatif akibat
terhadap ekosistem perairan telah ketidakseimbangan dengan sistem
menjadi masalah dalam kesehatan antioksidan sel (Choudhary et al., 2006;
lingkungan selama beberapa decade. Hall, 2002; Flora et al., 2008).
Kontaminasi logam berat pada Dijelaskan pula oleh Dauwe et al.
ekosistem perairan secara intensiv (2004) bahwa logam berat dapat
berhubungan dengan pelepasan logam menyebabkan efek negatif pada hampir
berat oleh limbah domestik, industri dan semua tingkat organisasi kehidupan
aktivitas manusia lainnya. Kontaminasi yaitu dari tingkatan biokimia, fisiologis
logam berat dapat menyebabkan efek hingga pada tingkatan populasi.
mematikan terhadap organisme laut dan

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


17
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

Schurtzendubel & Polle (2002) pada lingkungan perairan diperlihatkan


menjelaskan bahwa untuk memahami pada Tabel 1, sebagai berikut.
mekanisme toksisitas logam berat pada
sel hidup, maka harus dipertimbangkan Tabel 1. Sifat Elektrokimia (mV) Logam Berat
pada Lingkungan Perairan (pH 7, 25oC)
karakteristik kimia logam berat tersebut.
Kation Potensial
Dijelaskan lebih lanjut bahwa Logam Redoks (mV)
kebanyakan logam berat merupakan Zn 2+
-1,18
2+
logam berat transisi dengan keberadaan Cd -0,82
Ni2+ -0,65
-orbital sebagai kation pada kondisi
2+
Pb -0,55
fisiologis. Menurut Mandal (2006), 2+
Cu -0,26
perubahan pada tingkatan organisasi Fe2+ +0,35
kehidupan akibat paparan logam berat, Hg 2+
+0,43
2+
dibagi menjadi dua bagian yaitu Ag +1,57

perubahan yang tampak (visible injury),


Mekanisme Absorpsi dan Toksisitas
ketidaknormalan yang terjadi pada
Logam Berat Kadmium di Perairan
penampakan sehingga dapat dilihat
Cd merupakan logam berat non
dengan mata, sedangkan perubahan
esensial (Olivi et al., 2001; Martin &
yang terjadi pada tingkatan kehidupan
Prognonec, 2009), menurut Pal (2006),
biokimia maupun fisiologis merupakan
bahwa pada konsentrasi yang tinggi,
hidden injury atau perubahan yang tidak
kadmium merupakan logam berat yang
tampak. Dijelaskan lebih lanjut oleh
bersifat karsinogen, mutagenik dan
Schurtzendubel & Polle (2002) bahwa
teratogenik pada beberapa jenis hewan.
mekanisme toksisitas logam berat yang
Berdasarkan sifatnya yang merupakan
paling penting adalah kemampunya
bahan karsinogenik, Internation Agency
untuk berikatan dengan oksigen,
for Research on Cancer of USA
nitrogen dan atom sulfur. Dijelaskan
menempatkan kadmium pada peringkat
lebih lanjut bahwa kemampuan logam
pertama bahan karsinogen yang sangat
untuk berikatan dengan atom-atom
berbahaya (Flora et al., 2008).
tersebut berhubungan erat dengan
Dijelaskan pula oleh Jonak et al. (2004)
entalpi bebas dari bentuk metal dan
bahwa kadmium tidak diketahui
ligan. Sifat elektrokimia logam berat
memiliki fungsi biologis di dalam sel
tetapi memiliki sifat reaktif yang sangat

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


18
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

inggi dan dapat menginaktifkan menyimpulkan bahwa paparan logam


berbagai macam aktivitas enzim yang berat jenis kadmium menyebabkan
diperlukan oleh sel. Setelah diabsorbsi, perubahan histopatologi dan peroksidasi
logam berat kadmium akan lipid pada organ liver dan ginjal hewan
terakumulasi di dalam organ target yang rodent. Efek lainnya yang ditimbulkan
utamanya adalah ginjal kemudian oleh logam berat kadmium adalah
menimbulkan toksisitas (Rico et al., terjadi pengurangan berat badan roden
2002). Di dalam ginjal, akumulasi (Almeide et al., 2009). Almeide et al.
kadmium terjadi umumnya di dalam (2010) juga menemukan bahwa paparan
tubulus proximal serta segmen-segmen logam berat kadmium dapat
nefron lainnya yang hanya terjadi pada menyebabkan retardasi (perlambatan)
akhir tahap intoksifikasi (Yokouchi et pertumbuhan serta menghambat
al., 2007). Penelitian yang dilakukan pengambilan ion kalsium pada insang
oleh Ohta et al (2000) menemukan ikan.
bahwa pemberian logam berat kadmium Dijelaskan lebih lanjut oleh
terhadap tikus putih jantan (Male Wistar Smiri et al. (2010) bahwa kadmium
Rats) dapat menyebabkan osteoporosis menginduksi toksisitas atau
serta umumnya terdeposit di dalam menimbulkan efek toksik melalui
organ liver dan ginjal. kemampuannya dalam menimbulkan
Pada tingkatan biomolekuler, stres oksidatif yang dimediasi oleh
kadmium diabsorbsi oleh organisme dan H2O2 yang akan memicu peningkatan
terakumulasi di dalam sitosol melalui reduksi aktivitas enzim-enzim
pembentukan kompleks metal-ligan antioksidan seperti catalase dan
(Dailanis & Kaloyianni, 2004). peroxidase bersamaan dengan
Kadmium dapat menginduksi kerusakan meningkatnya peroksidasi lipid,
pada fungsi membran dengan merusak produksi superoksida radikal (Smiri et
komposisi lipid pada membran sel al., 2010; Ali et al., 2009). Gzyl et al.
(Smiri et al., 2010; Dailanis & (2009) menjelaskan bahwa kadmium
Kaloyianni, 2004). Penelitian yang tidak dapat berpartisipasi pada reaksi
dilakukan oleh El-Maraghy et al. (2001) redoks tetapi memiliki kemampuan
dan Wlostowski et al. (2003) yang untuk memproduksi radikal bebas.
dirujuk dalam Faix et al. (2005) Penelitian Almeida et al. (2009)

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


19
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

menemukan bahwa logam berat HASIL DAN PEMBAHASAN


kadmium meningkatkan peroksidasi Biomonitoring Logam Berat Sebagai
lipid pada liver Nile talipia. Melalui Alat Asesmen Kualitas Perairan
perlekatannya dengan residu cystein
atau memicu pembentukan ROS, logam Pengertian Biomonitoring
berat kadmium diketahui menunjukkan Berbagai ahli lingkungan telah
efek terhadap proses genomic dan memberikan pendapatnya tentang apa
postgenomic pada liver, ginjal paru- itu biomonitoring. Berikut ini
paru dan otak. Kerusakan yang sama diungkapkan pengertian biomonitoring
juga tampak berhubungan dengan sebagaimana yang terlihat pada
disfungsi neuron pada hipotalamus, beberapa kutipan langsung, sebagai
pituitary dan testiskular (Giusi et al., berikut.
2005). Selain itu, kadmium juga 1. Webster's dictionary defines
menginduksi gejala kerusakan monitoring as (1) to check and
peroksisome pada daun (tumbuhan) sometimes to adjust for quality or
dengan menginduksi enzim siklus fidelity, (2) to watch, observe or
glikosilat, malat sintetase dan isositrat check, especially for a special
liase yang merupakan peroksisom purpose, (3) to keep track of,
peptidase (Smiri et al., 2010). Peran regulate, or control (as a process for
kadmium dalam menginduksi signal the operation of a machine) (de
tranduksi intraseluler dijelaskan oleh Zwart, 1995).
Dailanis & Kaloyianni (2004), bahwa 2. Biomonitoring is a collective term
kadmium mengaktifkan signal for all the techniques that use living
transduksi cascade seperti PKC, tirosin organisms to provide information
kinase dan casein kinase II. Rocheri et about both abiotic (non-living) and
al. (2004) juga menjelaskan bahwa biotic (living) components of an
mitokondria merupakan salah satu environment (Day, 2000).
target seluler dari kadmium melalui 3. Biomonitoring is the process of
efeknya secara langsung terhadap evaluating aquatic conditions; it
peningkatan permeabilitas iner answers two questions: (1) Does
membran. water quality vary over time and
space; and (2) are management

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


20
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

efforts resulting in progress toward blood, urine, breast milk, hair and
sustainability (i.e., are aquatic other biological samples (Hays, et
ecosystems minimally impacted) al., 2007).
(Jones and Craig, 2004) 8. Biomonitoring, the measurement of
4. Biomonitoring is the use of living the concentrations of chemical
material to confirm or validate that substances in human body fluids
previously established quality and tissues (Boogaard and Money.,
control conditions important to 2008).
living systems are being me (Cairns, 9. Biomonitoring merupakan teknik
2005). evaluasi lingkungan berdasarkan
5. Biological monitoring has many analisis pada jaringan dan molekul
advantages in comparison with the organisme yang terpapar logam
traditional analysis of abiotic berat (Zhou et al., 2008).
matrices (water, sediments); it has 10. Biological monitoring
proven to be a precious means to (biomonitoring) has the ability to
evaluate environmental quality and integrate total chemical exposure to
its administration is also provided assess human dosimetry. This
for by the law regulating waters includes exposure from multiple
protection (Conti, 2002; Conti and sources (i.e., air, soil, water, and
Cecchetti, 2001 dalam Conti et al., food residues) and multiple routes
2005). of intake (i.e., inhalation, oral, and
6. Biomonitoring is the use of dermal). A benefit of biomonitoring
biological variables to survey the is the ability to associate the internal
environment. The primary task in dose of a given chemical or
biomonitoring is the search for the metabolite with a measurable effect
ideal indicator (or bioindicator) (either tissue specific or whole
whose presence, abundance, and/or body), whichcan then be used for
behavior reflects a stressor’s effect risk assessment purposes (Barry et
on biota al., 2009).
7. Biomonitoring, defined as 11. Ayeni et al. (2010) mendefisikan
measuring the concentration of biomonitoring sebagai spesies-
chemicals or their metabolites in spesies yang dapat memberikan

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


21
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

informasi terkait dengan status mengganggu system tubuh suatu


pencemaran lingkungan oleh organisme.
polutan tertentu. Terkait dengan biomonitoring
logam berat, tidak hanya terbatas pada
Berdasarkan pengertian dari tingkat evaluasi lingkungan tetapi juga
kutipan-kutipan langsung tersebut, terhadap efek yang timbul pada
dapat dikatakan bahwa definisi manusia. Hal ini sesuai dengan
biomonitoring yang diungkapkan hanya pendapat Kamrin (2004) dan Angerer et
pada tataran substansial maupun al. (2006) yang mendefinisikan
operasional. Dengan memperhatikan hal biomotoring sebagai teknik evaluasi
tersebut, dapat dijelaskan bahwa lingkungan terhadap paparan bahan
biomonitoring adalah suatu rangkaian kimia berdasarkan sampling dan analisis
proses evaluasi kualitas perairan dengan jaringan, cairan dan jaringan individu.
cara mengukur keberadan polutan Berdasarkan pengertian-pengertian yang
tertentu pada matriks lingkungan telah diungkapan, maka disimpulkan
maupun di dalam kompartemen tubuh bahwa biomonitoring adalah
organisme tertentu yang dapat penggunaan suatu spesies tertentu yang
memberikan informasi tentang dapat memberikan informasi terkait
status/kualitas suatu lingkungan. dengan status pencemaran lingkungan
Pengukuran matriks lingkungan dapat oleh logam berat tertentu berdasarkan
dilakukan dengan memperhatikan analisis matriks lingkungan, analisis
keanekaragaman, kepadatan, pola jaringan dan molekul organisme yang
distribusi suatu organism dan terpapar logam berat.
mengkorelasikan dengan factor-faktor Mengapa Harus Menggunakan
lingkungan yang mempengaruhi Biomonitoring
kestabilan lingkungan tersebut, seperti Selama beberapa dekade
substrat, salinitas, pH, okseigen terlarut terakhir, biomonitoring telah banyak
dll. Selain itu, informasi dari hasil digunakan sebagai pendekatan untuk
analisis kimia pada kompartemen tubuh mengestimasi stasus pencemaran logam
suatu organism dapat memberikan data berat di berbagai lingkungan, seperti
tentang tingkat akumukasi suatu udara (Chettri et al., 2000), tanah
senyawa yang keberadaannya (Friedlova, 2010), sungai (Wepener et

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


22
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

al., 2005) dan laut (Kobayashi and ion logam berat atau dengan resin
Okamura, 2004; Flammang et al., penukar ion (exchange resins), serta
1997; Phillips, 1990). beberapa metode lainnya seperti
Menurut Warlina (2004), secara penyerapan dengan menggunakan
umum terdapat 2 (dua) usaha untuk karbon aktif, electrodialysis dan reverse
mengendalikan pencemaran, yaitu osmosis. Penanganan logam berat
penanggulangan secara non-teknis dan dengan mikroorganisme atau mikroba
secara teknis. Penanggulangan secara menjadi alternatif yang dapat dilakukan
non-teknis yaitu suatu usaha untuk untuk mengurangi tingkat keracunan
mengurangi pencemaran lingkungan elemen logam berat di lingkungan
dengan cara menciptakan peraturan perairan.
perundangan yang dapat merencanakan, Pengendalian pencemaran logam
mengatur dan mengawasi segala macam berat secara teknis seperti yang
bentuk kegiatan industri dan teknologi diungkapkan oleh Warlina (2004)
sehingga tidak terjadi pencemaran. belum secara menyeluruh memberikan
Sedangkan penanggulangan secara informasi yang komprehensif terkait
teknis bersumber pada perlakuan dengan usaha pengendalian pencemaran
industri terhadap perlakuan logam berat di perairan. Untuk itu,
buangannya, misalnya dengan maka diperlukan suatu proses evaluasi
mengubah proses, mengelola limbah kualitas perairan dengan cara mengukur
atau menambah alat bantu yang dapat keberadan polutan tertentu pada matriks
mengurangi dan menghilangkan lingkungan maupun pada organisme
pencemaran. tertentu di perairan, yakni dengan
Secara teknis, upaya melakukan biomonitoring akumulasi.
pengendalian pencemaran logam berat Zhou et al. (2008) juga
dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni menjelaskan bahwa analisis matriks
pengendalian dengan menggunakan lingkungan seperti air dan sedimen
proses kimia dan penanganan dengan merupakan pendekatan langsung yang
menggunakan mikroorganisme atau dilakukan untuk mengetahui tingkat
mikroba. Dengan proses kimia pencemaran lingkungan, tetapi tidak
dilakukan dengan penambahan senyawa dapat memberikan informasi yang
kimia tertentu untuk proses pemisahan komprehensif terkait dengan

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


23
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

kemungkinan efek toksik logam berat bahwa biomonitoring memiliki


bagi perkembangan organisme sehingga keunggulan yang terintegrasi sehingga
dapat digunakan sebagai indikator dapat digunakan dalam menentukan
pencemaran logam berat. Kamrin jumlah logam berat yang terpapar pada
(2004) juga menjelaskan bahwa manusia. Dengan demikian, data hasil
biomonitoring digunakan untuk biomonitoring dapat digunakan sebagai
mengukur jumlah bahan kimia, dasar pengambilan keputusan dan
termasuk logam berat, yang terdapat di manajemen lingkungan serta penilaian
lingkungan. Respons yang timbul pada tingkat resiko (risk assessment)
organisasi seluler memang diperlukan lingkungan (Agrerer et al., 2006).
untuk memastikan keberadaan logam Ruang Lingkup dan Teknik-Teknik
berat di lingkungan, tetapi seberapa Biomonitoring
besar respons seluler dapat berpengaruh Biomonitoring logam berat
pada tingkatan organisasi yang lebih khususnya pada lingkungan akuatik,
tinggi yaitu individu, populasi dan metode atau teknik yang berbeda dapat
komunitas masih harus dilakukan kajian digunakan berdasarkan pada tujuan dan
untuk memperoleh hasil yang lebih keinginan yang berebeda pula.
mendetail (Schoettger, 1996). Dengan Misalnya, analisis kimia dalam
demikian, maka metode biomonitoring organisme yang terkena polusi,
diharapkan dapat memberikan informasi penentuan kadar logam berat dalam
yang komperehensif terkait dengan organisme yang spesifik, pengukuran
kondisi lingkungan. aktivitas enzim dalam bioindikator yang
Day (2000) menjelaskan bahwa terkena polusi, pengamatan
hal yang paling fundamental dari histopatologi dan analisa kandungan
penggunaan metode biomoniotoring biomarker seperti misalnya pigmen
adalah bahwa organisme hidup dapat fotosintetik dalam ganggang. Semua
merefleksikan kondisi lingkungan perubahan dalam fungsi fisiologi,
tempat hidupnya sehingga jika terjadi kelimpahan spesies, populasi,
perubahan pada beberapa aspek komunitas organisme akuatik juga dapat
lingkungan maka akan berimplikasi berkorespondensi dengan kondisi
pada organisme tersebut. Selain itu, ekosistem perairan.
Barry et al. (2009) juga menjelaskan

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


24
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

Berdasarkan pengertian Q et al. (2008) menjelaskan bahwa


biomonitoring yang telah dijelakan bioakumulasi berhubungan dengan
sebelumnya, maka dapat dijelaskan peningkatan konsentrasi bahan kimia
ruang lingkup biomonitoring. Ruang dalam suatu materi biologis organisme
lingkup yang dimaksud meliputi selama kurun waktu tertentu dan
variable-variabel yang menjadi objek dibandingkan dengan konsentrasi bahan
kajian dalam biomonitoring (de Zwart, kimia tersebut di dalam lingkungan.
1995). Variabel-variabel yang menjadi Bioakumulasi terjadi ketika sebuah
objek kajian dalam biomonitoring, organisme menyerap sebuah senyawa
menurut Zhou et al. (2008) berupa beracun pada tingkat yang lebih tinggi
teknik/metode dalam program daripada pelepasan senyawa tersebut.
biomonitoring, meliputi bioakumulasi, Monitoring bioakumulasi
perubahan biokimia, pengamatan merupakan pengukuran konsentrasi
morfologi dan perilaku, pendekatan logam berat yang terdapat dalam materi
level-populasi dan komunitas. Masing- biologis. Weigel (2004) dalam Ayeni et
masing teknik menunjukkan al. (2010) mendefisikan bioakumulasi
kelebihannya masing-masing dan dapat sebagai akumulasi jenis-jenis polutan,
diaplikasikan dalam berbagai bidang. termasuk logam berat, dalam organisme
Teknik/metode dalam program yang lebih tinggi dibanding dengan
biomonitoring atau yang dikenal dengan yang terdapat pada lingkungan. Zhou
variable-variabel biomonitoring, yaitu (2008) menjelaskan bahwa
biomonitoring akumulasi bioakumulasi merupakan proses penting
(bioakumulasi), biomonitoring yang menyebabkan efek pada
toksisitas, dan biomonitoring ekosistem. organisme. Gad et al. (2010)
Berikut ini akan dijelaskan menyebutnya sebagai bioabsorbsi yang
biomonitoring akumulasi sebagai alat didefenisikan sebagai metabolisme
asesmen kualitas perairan akibat logam terhadap bahan-bahan pencemar. Zauke
berat kadmium pada invertebrata (2008) menjelaskan bahwa evaluasi
perairan. logam berat yang dapat masuk ke dalam
Bioakumulasi merupakan proses tingkatan tropik rantai makanan dapat
penting dimana bahan kimia dapat dilakukan dengan menentukan jumlah
mempengaruhi organisme hidup. Zhuo, logam berat pada suatu organisme. Pola

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


25
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

akumulasi dan konsentrasi logam berat serta jaringan tubuh organisme yang
yang terdapat dalam organisme laut terpapar logam berat. Penjelasan lebih
dapat dideskripsi dan diprediksi melalui spesifik diberikan oleh Maanan (2007)
model toksikokinetik. bahwa faktor-faktor yang
Peningkatan konsentrasi logam mempengaruhi akumulasi logam berat
berat di dalam organisme kemudian pada suatu organisme tergantung pada
dibandingkan dengan konsentrasi logam keberadaan logam berat, musim,
berat yang terdapat pada lingkungan. hidrodinamik lingkungan, ukuran, jenis
Bioakumulasi terjadi ketika organsime kelamin, perubahan-perubahan pada
mengabsorbsi logam berat dalam komposisi jaringan dan siklus
jumlah yang melebihi ambang batas dan reproduksi.
meliputi beberapa proses yaitu Shah (2005) menunjukkan
pengambilan (uptake), penyimpanan bahwa logam berat jenis Pb lebih tinggi
(storage) dan pengeluaran (elimination). pada organ liver dibanding dengan
Ditegaskan oleh Zhou, Q et al. (2008) insang, otot, testis dan ovarium ikan
bahwa stidaknya terdapat proses Tinca tinca L. Hasil penelitian Shah
termasuk uptake, penyimpanan dan (2005) juga menunjukkan bahwa
penghilangan yang terlibat selama akumulasi logam berat Pb lebih tinggi
bioakumulasi. Bioakumulasi terjadi dari dibanding dengan Hg dan Cd. Penelitian
sebuah ekuilibrium dinamis antara yang dilakukan oleh Temara et al.
pemaparan dari lingkungan luar dan (1998) menemukan bahwa Asteria
uptake, ekskresi, penyimpanan dan rubens membutuhkan waktu yang relatif
degradasi di dalam tubuh organisme. panjang untuk mengakumulasi logam
Memahami proses dinamika berat Pb pada tulang dibanding dengan
bioakumulasi adalah pertimbangan yang jenis logam berat Cd dan Zn. Penelitian
kritis dalam regulasi kimia seperti yang dilakukan oleh Vinodhini dan
misalnya logam-logam akuatik. Narayanan (2008) juga menemukan
Gbaruko dan Friday (2007) menjelaskan adanya perbedaan akumulasi logam
bahwa akumulasi logam sangat berat Pb, Cd, Ni dan Cr pada organ
bergantung pada efek kimia logam berat tubuh Cyprinus carpio, dimana
tersebut untuk berikatan dengan akumulasinya lebih tinggi pada organ
komponen-komponen tertentu pada sel hati. Adanya perbedaan akumulasi

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


26
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

logam berat ini disebabkan oleh kontaminasi kadmium pada lingkungan


kebisaan makan dan perilaku mencari yaitu melalui lapisan bumi dan aktivitas
makan (Shah, 2005). Temara et al. manusia (antropogenic). Secara alami,
(1998) juga menjelaskan bahwa kadmium merupakan unsur utama fosfat
akumulasi Pb dan Cd pada bebatuan dan terdeposit dalam lapisan
kompartemen tubuh Asterias rubens bumi. Sumber kadmium dari aktivitas
berhubungan dengan kadar logam berat manusia yakni aktifitas industri panas
tersebut pada air laut. Penelitian lainnya bumi, industri bahan bangunan, areal
yang menggunakan echinoidea jenis pertambangan, industri logam. Selain
Paracentrotus lividus oleh Soualili et al. itu, kadmium sering digunakan sebagai
(2007) menemukan bahwa gonad betina pewarna cat dan plastik, sebagai katoda
dapat mengakumulasi logam berat nikel, baterai dan alat elektronik. (4)
dengan konsentrasi yang tinggi dan Kontaminasi logam berat Cd
berhubungan dengan konsentrasi logam menyebabkan efek mematikan terhadap
berat dalam sedimen. organisme laut dan menyebabkan
ketidakseimbangan ekologis dan
KESIMPULAN keanekaragaman organisme laut. (5)
Berdasarkan uraian yang telah Mekanisme absorpsi dan toksisitas
diungkapkan, maka dapat diambil logam berat kadmium pada organisme
beberapa kesimpulan sebagai berikut. perairan terjadi pada tingkatan
(1) Kadmium merupakan elemen ke-48 biomolekuler. Kadmium yang masuk
dan merupakan anggota dari kelompok ke dalam sel menimbulkan efek toksik
12 pada sistem tabel periodik dan dan menimbulkan stres oksidatif
merupakan jenis logam berat yang sehingga merusak komposisi lipid pada
memiliki toksisitas yang tinggi, membran, dan menyebabkan perubahan
penyebaran yang luas serta memiliki histopatologi dan peroksidasi lipid pada
waktu paruh (biological life) yang organ liver dan ginjal, menyebabkan
panjang dalam tubuh organisme hidup. retardasi (perlambatan) pertumbuhan
(2) Kadmium pada lingkungan perairan, serta menghambat pengambilan ion
secara cepat terdeposit pada organisme kalsium. (6) Biomonitoring merupakan
perairan dalam bentuk ion-ion bebas suatu sistem evaluasi lingkungan yang
dalam bentuk Cd2+. (3) Sumber utama dilakukan secara komprehensif untuk

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


27
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

pengendalian pencemaran logam berat. Agnello, M., Filosto, S,, Scudiero, R.,
Rinaldi, A.M., and Roccheri,
(7) Monitoring bioakumulasi
M.C. 2007. Cadmium Induces
merupakan proses penting yang an Apoptotic Response in Sea
Urchin Embryos. Cell Stress &
menyebabkan efek pada organism.
Chaperones. Vol 12 (1): 44–50,
Monitoring bioakumulasi dilakukan 2007.
dengan mengukur konsentrasi logam
Angerer, J., Bird, M.G., Burke, T.A.,
berat yang terdapat dalam materi Doerrer, N.G., Needham, L.,
Robinson, S.H., Sheldon, L., and
biologis dan lingkungan.
Zenick, H. 2006. Strategic
Biomonitoring Initiatives:
Moving the Science Forward.
SARAN
Toxicological Science, Vol
Berdasarkan paparan konseptual 93(1): 3-10, 2006.
yang telah diungkapkan, maka
Ali, C., Réda, D.M., Rachid, R., and
disarankan beberapa hal, sebagai Houria, B. 2009. Cadmium
Induced Changes in Metabolic
berikut. (1) Kepada pemerintah dan
Function of Mitochondrial
instansi terkait untuk lebih tegas dalam Isolated from Potato Tissue
(Solanum tuberosum L.).
memberikan sanksi bagi pelaku industri
American Journal of
dalam penanganan limbah buangan Biochemistry and
Biotechnology, Vol 5 (1): 35-39,
akibat aktifitas industri. (2) Kepada
2009.
pelaku industri, untuk sedapat mungkin
Almeida, J.A., Barreto, R.E., Novelli,
mengelolah limbah buangan sebelum
L.B., Castro, F.J., and Moron,
dibuang ke lingkungan perairan. (3) S.E. 2009. Oxidative Stress
Biomarkers and Aggressive
Kepada peneliti, untuk mengkaji
Behavior in Fish Exposed to
tentang efek logam berat yang ada pada Aquatic Cadmium
Contamination. Neotropical
organisme perairan dan dampaknya bagi
Ichtyology, Vol 7(1): 103-108,
kesehatan manusia serta mereancang 2009.
suatu sistem biomonitoring terhadap
Amin, B., Ismail, A., Arshad, A., Yap,
lingkungan dengan menggunakan biota C.K., and Kamarudin, M.S.
2009. Anthropogenic Impacts on
perairan sabagai bioindikator
Heavy Metal Concentrations in
pencemaran. the Coastal Sediments of Dumai,
Indonesia. Environ Monit
Assess, Vol 148:291–305, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Amisah, S., Boateng, D., Obirikorang,
K.A., and Quagrainie, K.K.

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


28
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

2009. Effects of Clam Size on Carpene, E., Andreani, G., and Isani, G.
Heavy Metal Accumulation in 2007. Metallothionein Functions
Whole Soft Tissues of Galatea and Structural Characteristcs.
paradoxa (Born, 1778) from the Journal of Trace Elements in
Volta Estuary, Ghana. Full Medicine and Biology. (online)
Length Research. International www.elsevier.de/jtemb. Diakses
Journal of Fisheries and 12 September 2010.
Aquaculture Vol. 1 (2): 14-21,
July 2009. Choudhury, S & Panda, S.K. 2004.
Induction of Oxidative Stres and
Apperonth, K.J. 2010. Defenition of Ultrastructural Chages in moss
Heavy Metal and Their Role in Taxithelium nepalense
Biological Systems. Chapter 2. (Schwaegr) Broth, Unde Lead
Soil Heavy Metals, Soil Biology. and Arsenic Phytotoxicity.
Vol. 19. Current Science, Vol. 87 (3), 10
August 2004.
Ayeni, O.O., Ndakidemi, P.A., Snyman
R.G., and Odendaal J.P. 2010. Choudhury, M., Jetley, U.K., Khan,
Chemical, Biological and M.A., Zutshi, S., and Fatma, T.
Physiological Indicators of 2006. Effect of Heavy Metal
Metal Pollution in wetlands. Stres on Proline,
Review. Scientific Research and Malondialdehyde, and
Essays. Vol 5 (15): 1938-1949, Superoxide Dismutase Acivity
August, 2010. in the Cyanobacterium Spirulina
platensis-S5. www.elsevier.com.
Barry, R.C., Lin, Y., Wang, J., Liu, G., Diakses tanggal 17 Oktober
and Timchalk, A. 2009. 2010.
Nanotechnogy-Based
Electrochemical Sensors for Conti, M.E., Lacobucci, M., and
Biomonitoring Chemical Cecchelti, G. 2005. A Statistical
Exposures. Review. Journal of Approach Applied to Trace
Exposure Science and Metal Data from Biomonitoring
Environmental Epidemiology, Studies. Int. J. Environment and
Vol 19: 1-18, 2009. Pollution, Vol 23, No. 1, 2005.

Cairns, J.Jr. 2005. Biomonitoring: The Dahuri, R., Jacub, R., Ginting, S.P., dan
Crucial Link Between Natural Sitepu, M.J. 2004. Pengelolaan
Systems and Society. Mankind Sumberdaya Wilayah Pesisir
Quarterly, Volume XLV (3): dan Lautan Secara Terpadu.
289-308, 2005. Cetakan Ketiga. Jakarta:
Pradnya Paramita
Chakrabortty, S and Paratkar, G.T.
2006. Biomonitoring of Trace Dailianis, S & Kaloyianni, M. 2004.
Element Air Pollution Using Cadmium Induces Both
Mosses. Aerosol and Air Pyruvate Kinase and Na+/H+
Quality Research, Vol 6 (3): Exchanger Activity Through
247-258, 2006 Protein Kinase C Mediated
Signal Transduction, in Isolated

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


29
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

Digestive Gland Cellss of El-said, A.G., Badawy, N.A., and


Mytilus galloprovincialis (L.). Garamon, S.E. 2010. Adsorption
The Journal of Experimental of Cadmium (II) and Mercury
Biology, Vol 207: 1665-1674. (II) Otto Natural Adsorbent Risk
Husk Ash (AHA) from Aqueous
Dauwe, T., Janssens, E., Kempenaers, Sollutions: Study in Singlet and
B., and Eens, M. 2004. The Binary System. Journal of
Effect of Heavy Metal Exposure American Science, Vol 6 (12),
on Egg Size, Eggshell Thick.ess 2010.
and the Number of Spermatozoa
in Blue Tit Parus Caeruleus Faix, S., Faixova, Z, Boldizarova, K.,
Eggs. Environmental Pollution, and Javorsky, P. 2005. The
Vol 129: 125–12, 2004. effect of long-term high Heavy
www.elsevier.com/locate/envpol metal intake on lipid
. peroxidation of gastrointestinal
Day, J. 2000. Biomonitoring: tissue in sheep. Vet. Med-Czech,
Appropriate Technology for the Vol 50 (9): 401-405, 2005.
21st
Century.WARFSA/WaterNet Flora, S.J.S., Mittal, M., and Mehta, A.
Symposium: Sustainable Use of 2008. Heavy Metal Induced
Water Resources, Maputo, 1-2 Oxidative Stres & its Possible
November 2000. Reversal by Chelation Therapy.
Indian J. Med. Vol 128: 501-
de Michele, R., Vurro, E., Rigo, C., 523, Oktober 2008.
Costa, A., Elviri, L., Di
Valentine., Careri, M., Zottini, Flora, S.J.S. 2009. Metal Poisoning:
M., di Topi, S., and Schiavo, Treatment and Management.
F.L. 2009. Nitric Oxide is Review Article. Al Ameen J.
Involved in Cadmium-Induced Med. Sci, Vol 2 (2): 4-26, 2009.
Programme Cell Death in
Arabidopsis Suspension Friedlova, M. 2010. The Influence of
Cultures. Plant Physiology, Vol Heavy Metal on Soil Bioloigical
150: 217-228, May 2009. and Chemical Properties. Soil &
Water, Vol 5 (1): 21-27, 2005.
de Zwart. 1995. Monitoring Water
Quality in the Future. Volume 3: Gad, A.S., Attia, M., and Ahmed, H.A.
Biomonitoring. Bilthoven, The 2010. Heavy Metal Bio-
Netherlands April, 1995. Remediation by Immbolized
Saccharomyces cereviseae and
Duruibe, J.O., Ogwuegbu, M.O.C., and Opuntia ficus indica Waste.
Egwurugwu, J.N. 2007. Heavy Journal of American Science,
Metal Pollution and Human Vol 6 (8), 2009.
Biotoxic Effects. Full Length
Research Paper. International Galabi, M., Jalai, A., and Ramroodi, M.
Journal of Physical Sciences, 2010. Effects of Treated
Vol 2 (5): 112-118, May 2007. Municipal Wastewater on Soil
Chemical Properties and Heavy
Metal Uptake by Sorgum

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


30
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

(Sorgum bicolor L). Journal of DiZio, A., Dourson, M.,


Agricultural Science. Vol 2. No. Goldstein, D.A., Lipscomb, J.,
3, September 2010. Kilpatrick E, Krewski E.
Krishnan K, Nordberg M, Okino
Gbaruko, B.C., and Friday, O.U. 2007. M, Tan Y. M, Viau, C., and
Bioaccumulation of Heavy Yager, J.W. 2008. Guidelines
Metals in Some Fauna and for the Derivation of
Flora. Email: Biomonitoring Equivalents:
bgbaruko@yahoo.com. Diakses Report from the Biomonitoring
03 September 2010. Equivalents Expert Workshop.
Regulatory Toxicology and
Giusi, G., Facciolo, R.M., Alò, R., Pharmacology. journal
Carelli, A., Madeo, M., homepage:
Brandmayr, P., and Canonaco, www.elsevier.com/locate/yrtph
M. 2005. Some Environmental
Contaminants Influence Motor Hays, S.M., Aylward, L.L., LaKind,
and Feeding Behaviors in the J.L., Bartels, M.J., Barton, H.A.,
Ornate Wrasse (Thalassoma Boogaard, P.J., Brunk, C.,
pavo) via Distinct Cerebral DiZio, A., Dourson, M.,
Histamine Receptor Subtypes. Goldstein, D.A., Lipscomb, J.,
Environmental Health Kilpatrick E, Krewski E.
Perspectives, Volume 113. Krishnan K, Nordberg M, Okino
Number 11. November 2005 M, Tan Y. M, Viau, C., and
Yager, J.W. 2006.
Gong, P., Ogra, Y., and Koizumi, S. Biomonitoring Equivalents: A
2000. Inhibitory Effects of Screening Approach for
Heavy Metals on Transcription Interpreting Biomonitoring
Factor Sp1. Short Results from A Public Health
Communication. Industrial Risk Perspective.
Health, Vol 38: 224-227, 2008. www.elsevier.com. Diakses 8
September 2010
Hall, J.L. 2002.Cellular Mechanisms for
Heavy Metal Detoxification and Jonak, C., Nakagami, H., and Hirt, H.
Tolerance. Review Article. 2004. Heavy Metal Stress.
Journal of Experimental Botany. Activation Mitogen-Activated
Vol. 53, No. 366, pp. 1-11, Protein Kinase Pathways by
January 2002. Copper and Cadmium. Plant
Physiology, Vol. 136: 3276-
Hall, J. L & Lorraine, E.W. 2003. 3283, October, 2004.
Transition Metal Transporters in
Plants. Review Article. Journal Jones, C and Craig, B. 2004. The
of Experimental Botany, Vol 54 Ontario Benthos Biomonitoring
(393): 2601-2613, December Network. Leading Edge. The
2003. Working Biosphere, Vol 3 (5),
Maret 2004.
Hays, S.M,. Aylward, L.L., LaKind,
J.L., Bartels, M.J., Barton, H.A., Kamrin, M.A. 2004. Biomonitoring
Boogaard, P.J., Brunk, C., Basics. A Resport from

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


31
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

Biomonitoringinfo.org. www.interscience.willey.com.
Environmental Health Research Diakses tanggal 16 Oktober
Foundation. 2010.
Mandal, M. 2006. Physiological
Kaneta, M., Hikichi, H., Endo, E., and Changes in Certain Test Plants
Sugiyama, N. 1986. Chemical Under Automobile Exhaust
form of Cadmium (and other Pollution. Journal of
Heavy Metal) in Rice and Wheat Environmental Biology. January
Plants. Environmental Health 2006, 27(1) 43-47 (2006).
Properties, Vol. 65: 33-37,
1986. Maria, A., Filosto, S., Scudiero, R.,
Rinaldi, A.M., and Roccheri,
Kortba, P., Doleckova, L., de Lorenzo, M.C. 2006. Cadmium
V., and Ruml, T. 1999. Accumulation Induces
Enhanced Bioacumulation of Apoptosis in P. Lividus
Heavy Metal Ions by Bakterial Embryos. Caryologia, Vol 59
Cells Due to Surface Display Of (4): 403-408, 2006.
Short Metal Binding Peptides.
Applied and Environmental Martin, L.M., Hesketh, J.E., Beattie,
Microbiology, Vol 65 (3): 1092- J.H., and Wallacet, H.M. 2001.
1098. Influence of Metallothionein-1
Localization on its Function.
Krichah, R., Rhouma, K.B., Hallègue, D., Biochem J, Vol 355: 463-479,
Tébourbi, O., Joulin, V., 2001.
Couton, D., and Sakly, M. 2003.
Acute Cadmium Administration Martin, P & Pognonec, P. 2010. ERK
Induces Apoptosis in Rat dan Cell Death: Cadmium
Thymus and Testicle, but not Toxicity, Sustained ERK
Liver. Polish Journal of Activation and Cell Death.
Environmental Studies. Vol 12 FEBS Journal, Vol 277: 39-46,
(5): 589-594, 2003. 2010.

Lindert, U., Cramer, M., Meuli, M., Miranda, M., Alonzo, M.L., Castilo, C.,
Georgiev, O., and Schaffner, W. Hernandez, J., and Benedito J.L.
2009. Metal-Responsive 2005. Effects of Moderate
Transcription Factor 1 (MTF-1) Pollution on Toxic and Trace
Activity is Regulated by a Metal Levels in Calves from a
Nonconventional Nuclear Polluted Area of Northern
Localization Signal and a Metal- Spain. Enviromental
Responsive Transactivation International, Vol 31: 453-548,
Domain. Molecular and cellular 2005. (online)
Biology, Vol 29 (23): 6283- www.elsevier.com. Diakses
6293, Dec. 2009. tanggal 12 September 2010.

Maanan, M. 2007. Biomonitoring of Nordic. 2003. Cadmium Review.


Heavy Metals Using Mytilus Prepared by COWI A/S on
galloprovincialis in Safi Coastal Behalf of the Nordic Council of
Waters, Morocco. (Online) Ministers.

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


32
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

Ohta, H., Yamauchi, Y., Nakakita, M., Rico, L.G., Felix, C.F., Burguenso,
Tanaka, H., Asami, S,. Seki, Y R.R., and Marini, M.J. 2002.
and Yoshikawa, H. 2000. Determination of cadmium and
Relationship between Renal zinc and its relathionship to
Dysfunction and Bone metalloghionein level in swine
Metabolism Disorder in Male kidney. Rev. In. Contant
Rats after Long-Term Oral Ambient, Vol 18 (4): 157-162,
Quantitative Cadmium 2002.
Administration. Industrial
Health, Vol 38: 339–355, 2000. Roccheri, M.C., Agnello, M.,
Bonaventura, R., and Matranga.
Olive, L., Sisk, J., and Bressler, J. 2001. 2004. Cadmiun induces the
Involvement of DMT1 in uptake Expression of Specific Stress
of Cd in MDCK Cells” Role of Proteins in Sea Urchin Embryos.
Protein Kinase C. Am. J. Physiol Elsevier. (online).
Cell, Vol 281: 793-800, 2001. www.elsevier.com. Diakses 4
September 2010.
Ololade, I.A & Olongundudu, A. 2007.
Concentration and Rochyatun, E., and Rozak, A. 2007.
Bioavailability of Cadmium by Pemantauan Kadar Logam Berat
Some Plants. African Journal of dalam Sedimen di Perairan
Biotechnology, Vol 6 (16): Teluk Jakarta. Makara Sains,
1916-1921, 20 August 2007. Vol 11 (1), April 2007.

Pal, M., Horvarth, E., Janda, T., Paldi, Russo, R., Bonaventura, R., Zito, F.,
E., and Szalai, G. 2006. Schroder, H., Muller, I., Muller,
Physiological Changes and W.E.G., and Matranga, V. 2003.
Defense Mechanisme Induced Stress to Cadmium Monitored
by Cadmium Stress in Maize. by Metallothionein Gene
Review article. J. Plant. Nutr. Induction in Paracentrotus
Soil Sci, Vol 159: 230-246, lividus Embryos. Cell Stress &
2006. Chaperones, Vol 8 (3): 232-231.

Patrick, L. 2003 Toxic Metals and Schoettger, R.A. 1996. Problems of


Antioxidants. Part II the Role of Aquatic Toxicology, Biotesting
Antioxidant in Arsenic and and Water Quality Management.
Cadmium Toxicity–Toxic Proceedings of USA-Rusia
Metals Part II. Alternativer Symposium, Borok, Jaroslavl
Medicine Review. May, 2003. Oblast. Juli 21-23 1996.
Published by Ecosytems
Piyatiratitivorakul, P & Boonchamoi, P. Research Division Athens.
2008. Comparative Toxicity of
Mercury and Cadmium to the Schutzendubel, A., Schwanz, P.,
Juvenile Freshwater Snail, Teichmann, T., Gross, K.,
Filopaludina martensi martensi. Langenfeld-Heyser, R.,
Science Asia 34 (2008): 367– Godbold, D.L., and Polle, A.
370. www.scienceasia.org 2001. Cadmium-Induced
Changes in Antioxidative

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


33
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

Systems, Hydrogen Peroxide Soualili, D., Dubois, P., Gosselin, P.,


Content, and Differentiation in Pernet, P., and Guillou, M. 2007.
Scots Pine Roots1. Plant Assessment of Seawater
Physiology, Vol 127: 887–898, Pollution by Heavy Metals in the
November 2001. Neighbourhood of Algiers: use
www.plantphysiol.org of sea urchin, Paracentrotus
lividus, as Bioindicator. Email:
Schutzendubel, A & Polle, A. 2002. mgluillou@univ-brest.fr.
Plant Responses to Abiotic Diakses 8 September 2010.
Stresses: Heavy Metal-Induced
Oxidative Stress and Protection Temara, A., Skei J.M., Gillan, D.,
by Mycorrhization. Journal of Warnau, M., Jangoux, M., and
Experimental Botany. Vol. 53, Dubois, P. 1998. Validation of
No. 372. the Asteroid Asterias rubens
(Echinodermata) as a
Shah, S.L. 2005. Effects of Heavy Bioindicator of Spatial and
Metal Accumulation on the 96-h Temporean Trends of Pb, Cd,
LC50 Values in Tech Tinca and Zn Contamination in the
tinca. L., 1758. Research Field. Elsevier. Marine
Article. Turk. J. Vet. Anim Sci, Enviromental Research, Vol 45
Vol 29: 139-144, 2005. (4/5): 341-356, 1998.

Sharma, S & Prasad, F.M. 2010. Valko, M., Morris, H & Cronin, M.T.D.
Accumulation of Lead and 2005. Metals, Toxicity and
Cadmium in Soil and Vegetable Oxidative Stress. Current
Crops Along Major Highways in Medicinal Chemistry, Vol 20:
Agra (India). E-Journal of 1161-1200, 2005.
Chemystry, Vol 7(4): 1174-
1183, 2010. Vinodhini, R & Narayanan, M. 2008.
The Impact of Toxic Heavy
Smiri, M., Chaoui, A., & Ferjani, E.E. Metals on the Hematological
2010. Interaction between Parameters in Common Carp
Heavy Metals and Thiol-Linked (Cyprinus carpio L.). Iran. J.
Redox Reactions in Environ. Health. Sci. Eng., Vol
Germination. Pakistan Journal 6 (1): 23-28, 2009.
of Biological Sciences, Vol 13
(18): 877-883, 2010. Vinodhini, R., and Narayanan, M. 2008.
Bioaccumulation of Heavy
Sobolev, D and Begonia, M.F.T. 2008. Metals in Organs of Fresh Water
Effects of Heavy Metal Fish Cyprinus carpio (Common
Contamination upon Soil carp). Int. J. Environ. Sci. Tech,
Microbes: Lead-induced Vol 5 (2): 179-182. 2008.
Changes in General and
Denitrifying Microbial Warlina, L. 2004. Pencemaran Air:
Communities as Evidenced by Sumber, Dampak dan
Molecular Markers. Int. J. Penanggulangannya. Makalah
Environ. Res. Public Health, Pengantar Ke Falsafah Sains.
Vol 5(5) 450-456, 2008.

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699


34
Biomonitoring: Sebagai Alat Asesmen Kualitas …

Bogor: Program Pascasarjana of Mouse (Cd7)-metallothionein-


Institut Pertanian Bogor. 1 by Homonuclear and
Heteronuclear NMR
Yokouchi, M,. Hiramatsu, N., Spectroscopy. Protein Science,
Hakayawa, R., Kasal, A., Vol 8: 6230-2638, 1999.
Takano, Y., Yao, J., dan
Kitamura, M. 2007. Atypical, Zangger, K., Oz, G., Haslinger, E.,
Bidirection Regulation of Kuner, O., and Armitage, I.M.
Cadmium-Induced Apoptosis 2001. Nitric Oxide Selectively
via Disctinct Siganaling of Releases Metals from N-
Unfolded Protein Response. Cell Terminal Domain of
Death and Differentiation, Vol Metallothioneins: Potential Role
14: 1467-1474, 2007. at Inflamatory Sites. The FASEB
Journal, Vol 10:1096. Published
Yon, S., Han, S.S., and Rana, S.V.S. Online March 20, 2001.
2008. Molecular Markers of
Heavy Metal Toxicity- A New Zauke, G.P. 2008. Toxicokinetic
Paradigma for HEALTH RISK Models as Predictive Tool in
ASSESSMENT. Journal of Biomonitoring of Metal in
Environmental Biology., Vol 29 Zooplankton: A Systesis of
(1): 1-14, January 2008. Ideas. Hydrobiologia, Vol 614:
3-18.
Yi, L., Hong, Y., Wang, D., and Zhu, Y.
2007. Determination of Free Zhou, Q., Zhang, J., Fu, J., Shi, J., and
Heavy Metal Ion Concentrations Jiang, G. 2008. Biomonitoring:
in Soils Around a Cadmium An Appealing Tool for
Rich Zinc Deposit. Geochemical Assessment of Metal Pollution
Journal, Vol 41: 235-240, 2007. in the Aquatic Ecosystem.
Review. Elsevier. (online).
Zangger, K, Oz, G., Otvos, J.D., and www.elsevier.com. Diakses 10
Armitage, I.M. 1999. Three- September 2010.
Dimensional Solutions Structure

SAINSTIS. VOLUME 1, NOMOR 1, APRIL – SEPTEMBER 2012 ISSN: 2089-0699

Anda mungkin juga menyukai