Anda di halaman 1dari 7

NON-COMMUNICABLE DISEASES, MENTAL HEALTH AND

ENVIRONTMENTAL RISK

Penyakit Tidak Menular Disebabkan Gaya Hidup yang Salah

DISUSUN OLEH:

RUTH MAGDALENA LUMBANTOBING


NIM: 2019-83-082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2019
Penyakit Tidak Menular Disebabkan Gaya Hidup yang Salah

Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti
cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan
metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain penyakit jantung, pembuluh
darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan
lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan.

Pengetahuan tentang penyakit tidak menular memang sangat perlu


diketahui dan dipahami, hal ini dapat berguna untuk meminimalisir terkena
penyakit tidak menular tersebut.

Penyakit Tidak Menular tidak dikarenakan adanya proses infeksi. Bahkan


sebagian penelitian menyebutkan bahwa orang yang mulai terkena Penyakit Tidak
Menular ini tidak merasakan adanya gejala. Sehingga banyak orang yang baru
menyadarinya ketika Penyakit Tidak Menular tersebut sudah dalam keadaan
parah.

Memang tidak sedikit orang yang mengetahui dengan baik mengenai


Penyakit Tidak Menular ini tetapi masih banyak juga yang belum paham dan
mengerti apa saja faktor yang mempengaruhi resiko terjadinya Penyakit Tidak
Menular, bahkan juga terjadinya komplikasi yang disebabkan oleh Penyakit Tidak
Menular tersebut.

Mengenai Penyakit tidak menular ini sebagian orang menganggap


dikarenakan oleh faktor keturunan, penyakit karena sudah tua, atau bahkan
penyakitnya orang kaya. Padahal Penyakit Tidak Menular disebabkan oleh pola
hidup yang kurang sehat yang bahkan sudah berlangsung cukup lama.

Dalam hal ini cukup jelas bahwa dalam mencegah penyakit tidak menular
satu-satunya cara adalah berprilaku pola hidup sehat seperti memakan makanan
dan minuman yang sehat (makan sayur dan buah-buahan), tidak merokok, serta
berolah raga.
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah penyakit Tidak
Menular adalah pertama, mengutamakan preventif dengan berbagai kegiatan
edukasi dan dengan tidak mengesampingkan pola makan yang baik melalui
peningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan.

Kedua, melaksanakan pencegahan pada seluruh siklus hidup manusia,


sejak dalam kandungan, hingga bayi, balita, anak sekolah, remaja, dewasa,
diikuti perbaikan budaya hidup bersih dan sehat. Yang dimaksud seluruh siklus
hidup adalah sejak hamil, lahir, anak sekolah, remaja, dewasa, usia lanjut sesuai
dengan masalah pada kelompok usia tersebut.

Ketiga, menerapkan Pedoman Gizi Seimbang, yang difokuskan pada


peningkatan konsumsi sayur dan buah, pangan hewani, dengan mengurangi lemak
serta minyak dan membatasi gula dan garam.

Keempat, menggerakkan masyarakat dan mengajak untuk melakukan


aktivitas fisik atau olahraga dan menimbang berat badan secara teratur.

Kelima, Pemerintah maupun masyarakat secara bersama-sama melakukan


pencegahan terhadap Penyakit tidak menular, dengan cara memajukan kebersihan
lingkungan, menerapkan pola hidup sehat dan bersama sama mengedukasi setiap
orang tentang pentingnya hidup sehat.

Dengan mengikuti pola hidup sehat, setiap orang pasti akan terhindar dari
penyakit baik penyakit menular ataupun penakit tidak menular. Hidup sehat
adalah kondisi dimana kita Hidup tanpa penyakit yang dapat merugikan kita
dalam banyak hal. Oleh sebab itu setiap orang disarankan untuk menjaga
kesehatan agar tercipta kehidupan yang sejahtera.
Daftar Pustaka

1. Dokter Sehat. Penyebab Penyakit Tidak Menular dan


Pencegahan.[Internet]2019[cited 2019 Jan 24] Available From :
https://doktersehat.com/penyebab-penyakit-tidak-menular-dan-
pencegahan/

2. Prinsip Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) dan


Regulasinya.[Internet] 2018 [cited 2018 mar 14] Available From :
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20130626/488116/prinsip-pencegahan-penyakit-tidak-menular-ptm-
dan-regulasinya/
Penyakit Tidak Menular (Esai)
oleh Sabila Rahma Utomo26 November 2016
Penyakit tidak menular dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari
orang ke orang. Penyakit tidak menular pada manusia mempunyai durasi panjang
dan umumnya perkembangan lambat. 4 jenis penyakit tidak menular menurut
WHO adalah penyakit kardiovaskular (seperti serangan jantug dan stroke),
kanker, penyakit pernapasan kronis (seperti penyakit obstruksi paru kronis dan
asma) dan diabetes .

Penyakit tidak menular menjadi penyebab utama kematian secara global. Menurut
Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak Menular
diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan
terjadi di negera-negara menengah dan miskin. Dari data tersebut, kemungkinan
besar penyakit tidak menular akan meningkat pula di Indonesia. Data WHO
menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008,
sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak
Menular. Penyakit Tidak Menular juga membunuh penduduk dengan usia yang
lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari
seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun,
29% disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular, sedangkan di negara-negara maju,
Penyakit Tidak Menular menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab
kematian PTM pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun, penyakit
kardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti kanker (27%),
sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang lain
bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan
diabetes.

Secara global penyakit tidak menular meningkat, lalu bagaimana situasi di


Indonesia? Situasi Indonesia malah mungkin bisa dibilang lebih kompleks. Dalam
beberapa dasawarsa terakhir, Indonesia menghadapi masalah triple burden
diseases. Triple buden disease adalah dimana penyakit menular masih menjadi
masalah ditandai dengan masih sering terjadi KLB beberapa penyakit menular
tertentu, munculnya kembali beberapa penyakit menular lama (re-emerging
diseases), serta munculnya penyakit-penyakit menular baru (new-emergyng
diseases) seperti HIV/AIDS, Avian Influenza, Flu Babi dan Penyakit Nipah. Di
sisi lain, Penyakit Tidak Menular menunjukkan adanya kecenderungan yang
semakin meningkat dari waktu ke waktu. Walaupun penyakit menular masih
menjadi masalah, tetapi telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian akibat
Penyakit Tidak Menular semakin meningkat, sementara kematian akibat Penyakit
Menular semakin menurun.
Salah satu contoh penyakit tidak menular yang sering terjadi di masyarakat
modern di Indonesia adalah stroke. Stroke adalah salah satu masalah kesehatan
yang utama. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi
hampir diseluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan serangan stroke yang mendadak
dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental baik pada usia
produktif maupun usia lanjut. Menurut WHO (World Health Organization) tahun
2012, kematian akibat stroke sebesar 51% di seluruh dunia disebabkan oleh
tekanan darah tinggi. Selain itu, diperkirakan sebesar 16% kematian stroke
disebabkan tingginya kadar glukosa darah dalam tubuh. Tingginya kadar gula
darah dalam tubuh secara patologis berperan dalam peningkatan konsentrasi
glikoprotein, yang merupakan pencetus beberapa penyakit vaskuler. Kadar
glukosa darah yang tinggi pada saat stroke akan memperbesar kemungkinan
meluasnya area infark karena terbentuknya asam laktat akibat metabolisme
glukosa secara anaerobik yang merusak jaringan otak. Berdasarkan hasil
Riskesdas tahun 2013, prevalensi penyakit stroke di Indonesia meningkat seiring
bertambahnya umur. Kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga kesehatan
adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan terendah pada kelompok usia 15-24
tahun yaitu sebesar 0,2%. Prevalensi stroke berdasarkan jenis kelamin lebih
banyak laki-laki (7,1%) dibandingkan dengan perempuan (6,8%). Berdasarkan
tempat tinggal, prevalensi stroke di perkotaan lebih tinggi (8,2%) dibandingkan
dengan daerah pedesaan (5,7%).
Seseorang menderita stroke karena memiliki perilaku yang dapat meningkatkan
faktor risiko stroke. Gaya hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan
tinggi lemak dan tinggi kolesterol, kurang aktivitas fisik, dan kurang olahraga,
meningkatkan risiko terkena penyakit stroke. Gaya hidup sering menjadi
penyebab berbagai penyakit yang menyerang usia produktif, karena generasi
muda sering menerapkan pola makan yang tidak sehat dengan seringnya
mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol tapi rendah serat. Selain
banyak mengkonsumsi kolesterol, mereka mengkonsumsi gula yang berlebihan
sehingga akan menimbulkan kegemukan yang berakibat terjadinya penumpukan
energi dalam tubuh.
Penyakit stroke sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua. Itu karena
dulu stroke hanya terjadi pada usia tua mulai 60 tahun, namun sekarang mulai usia
40 tahun seseorang sudah memiliki risiko stroke, meningkatnya penderita stroke
usia muda lebih disebabkan pola hidup, terutama pola makan tinggi kolesterol.
Berdasarkan pengamatan di berbagai rumah sakit, justru stroke di usia produktif
sering terjadi akibat kesibukan kerja yang menyebabkan seseorang jarang
olahraga, kurang tidur, dan stres berat yang juga jadi faktor penyebab.

Dengan semakin tingginya tingkat stroke yang terjadi di Indonesia, perlu


digiatkan kegiatan pencegahan penyakit stroke serta penyuluhan bagaimana
mencegah stroke. Stroke dapat dicegah melalui penerapan pola hidup sehat.
Risiko mengalami stroke akan berkurang jika memakan makanan yang sehat,
berolahraga secara terarur, tidak merokok, serta tidak minum alkohol.

Apabila seseorang telah terkena stroke, pengobatan stroke harus dilakukan.


Pengobatan stroke tergantung jenis strokenya. Pengobatannya pun juga
disesuaikan pada area otak mana stroke terjadi. Stroke dapat diobati dengan obat-
obatan ataupun mungkin perlu operasi untuk menghilangkan kerusakan akibat
stroke

Anda mungkin juga menyukai