FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG TAHUN 2018 Manusia sebagai makhluk holistik memiliki makna bahwa manusia adalah makhluk yang utuh atau menyeluruh yang terdiri atas unsur biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Pasien kritis akan dirawat diruang ICU untuk mendapatkan pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara terkoordinasi, berkelanjutan, dan memerlukan pemantauan secara terus menerus. Pasien kritis tidak hanya memerlukan perawatan fisik tetapi membutuhkan perawatan secara holistik. Kebutuhan spiritual merupakan salah satu kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia, salah satunya adalah pasien dalam kondisi kritis maupun terminal yang dirawat diruang intensif. Dalam penelitian fenomologi (Kociszewski 2004) ditemukan 147 pernyataan penting yang menggambarkan perawat perawatan kritis terkait pengalaman hidup memberikan perawatan spiritual kepada pasien atau anggota keluarga. Dengan tema: (1) makna spiritualitas, (2) tragedi: kebangkitan spiritual, (3) saling mengetahui: jembatan menuju penilaian spiritual, (4) kebiasaan spiritual sehari-hari, (5) doa dan melampaui: melepaskan sifat mistis dari perawatan rohani, (6) kepedulian spiritual: dari penderitaan sampai berkah. Perawatan spiritual sebagai filsafat perawatan sehari-hari. Dibutuhkan hubungan saling mengenal antara pasien-keluarga-perawat. Dalam penelitian: Gambaran Motivasi Dan Tindakan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien Di Ruang ICU PKU Muhammadiyah Gombong ditemukan hasil: Gambaran motivasi: baik 8,3 %, cukup 58,3 %, kurang 33,3 %, Tindakan keperawatan: cukup 58,3%, kurang 41,7 %. Sehingga perlu ditingkatkan lagi dalam upaya memenuhi kebutuhan spiritual antara lain: mengingatkan waktu sholat, berdoa saat mau makan, memotivasi untuk berdzikir ketika pasien mengeluh penyakitnya atau merasa sakit.(Ristianingsih, Septiwi, and Isma Yuniar 2014) Pada penelitian: Intervensi Berbasis Keperawatan Integrasi dengan Relaksasi Islami terhadap Penurunan Kecemasan dan Nyeri Pasien AMI di Ruang ICU, setelah 24 jam pasien masuk ICU: analisis diperoleh nilai signifikan 0,010 (p<0,05), artinya ada penurunan yang bermakna rerata skor kecemasan sebelum dan setelah dilakukan intervensi pada kelompok relaksasi. Analisis diperoleh nilai signifikansi 0,010 (p<0,05), artinya ada penurunan yang bermakna rerata skor kecemasan sebelum dan setelah dilakukan intervensi pada kelompok relaksasi. Dan hasil analisis tingkat diperoleh nilai signifikan 0,005 (p<0,05), artinya ada penurunan yang bermakna rerata skor nyeri sebelum dan setelah dilakukan intervensi. Sehingga relaksasi Islami dapat digunakan sebagai penatalaksanaan non medikamentosa psikososial pada pasien AMI yang dirawat di ruang ICU.(Agung 2015) Penelitian oleh Darabi Nia et al. menyatakan bahwa pembacaan Al-Quran dapat meningkatkan kesehatan mental petugas kesehatan. Beberapa negera menggunakan terapi Al-Quran dan doa sebagai pengobatan mental dan fisik. Pendengaran adalah sensasi terkuat dan sensasi terakhir yang ada pada pasien koma. Dalam penelitian: The effect of religious intervention on the level of consciousness of comatose patients hospitalized in an intensive care unit: a randomized clinical trial. Setelah 10 hari dilakukan intervensi, tingkat kesadaran pada kelompok intervensi meningkat secara signifikan (P = 0,01). Tetapi peningkatan tingkat kesadaran pada kelompok kontrol setelah intervensi (10 hari) tidak signifikan (P = 0,09). Pembacaan Al-Quran dapat digunakan sebagai cara yang mudah dan praktis untuk memberikan perawatan spiritual pasien.(Naseri- Salahshour et al. 2018) Burnout didefinisikan sebagai perasaan berupa kelelahan fisik dan emosional akibat stres berkepanjangan yang mengakibatkan gangguan fisik dan ketidakseimbangan psikologis. Dalam penelitian The association between spiritual well-being and burnout in intensive care unit nurses: A descriptive study dalam analisis korelasi, burnout berkorelasi negatif dengan kesejahteraan spiritual (r = - 0.48, p < 0.001). Dengan langkah analisis regresi hierarkis terdiri: (1). Faktor demografi, (2). Pengalaman perawatan terminal sebelumnya (3). Kesejahteraan spiritual. Faktor-faktor penting yang memprediksi kejenuhan termasuk usia yang lebih muda (ß = - 0.13), pengalaman berkabung untuk keluarganya (ß = 0,14), dan tingkat spiritual yang lebih rendah (ß = - 0.31). Perawat ICU yang memiliki resiko kelelahan dalam pemenuhan kebutuhan spiritual yaitu perawat dengan usia lebih muda yang memiliki pengalaman duka cita dengan keluarganya dan tingkat kesejahteraan spiritual yang rendah. Perasaan hidup spiritual yang kuat sebagai pelindung dan strategi mencegah kelelahan.(Kim and Yeom 2018) DAFTAR PUSTAKA
Agung, Jl Tirto. 2015. “Intervention Based on Nursing Integration with Islam
Relaxatation to Decrease Anxiaty and Pain on IMA Patients in ICU Intervensi Berbasis Keperawatan Integrasi Dengan Relaksasi Islami Terhadap Penurunan Kecemasan Dan Nyeri Pasien AMI Di Ruang ICU Anies Ha.” 11(3): 1017–25. Kim, Hyun Sook, and Hye Ah Yeom. 2018. “The Association between Spiritual Well-Being and Burnout in Intensive Care Unit Nurses: A Descriptive Study.” Intensive and Critical Care Nursing 46: 92–97. https://doi.org/10.1016/j.iccn.2017.11.005. Kociszewski, Cynthia. 2004. “Spiritual Care: A Phenomenologic Study of Critical Care Nurses.” Heart and Lung: Journal of Acute and Critical Care 33(6): 401–11. Naseri-Salahshour, Vahid et al. 2018. “The Effect of Religious Intervention on the Level of Consciousness of Comatose Patients Hospitalized in an Intensive Care Unit: A Randomized Clinical Trial.” European Journal of Integrative Medicine 21(April): 53–57. https://doi.org/10.1016/j.eujim.2018.06.008. Ristianingsih, Dwi, Cahyu Septiwi, and Isma Yuniar. 2014. “Gambaran Motivasi Dan Tindakan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien Di Ruang ICU PKU Muhammadiyah Gombong.” Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan 10(2): 91–99. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=414104&val=4792&titl e=GAMBARAN MOTIVASI DAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN DI RUANG ICU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG.