Anda di halaman 1dari 3

1.

1 Latar Belakang

Kampung Keling (juga disebut Kampung Madras) adalah nama bagi sebuah
kawasan seluas sekitar 10 hektare di Kota Medan, Indonesia yang pernah mempunyai
komunitas India yang besar. Kawasan ini terletak di sekitar kecamatan Medan Polonia
dan Medan Petisah. Di kawasan ini terdapat kuil Hindu yang tertua di Medan, Kuil Sri
Mariamman dan kelenteng terbesar di Medan, Vihara Gunung Timur. Selain itu, di
Kampung Madras juga terdapat Sekolah Khalsa (sekolah Sikh; sekarang Khalsa English
School), yang dulu pernah terkenal karena merupakan satu-satunya sekolah dengan
pelajaran dalam bahasa Inggris di Medan. Kuil Shri Mariamman adalah kuil Hindu tertua
di Kota Medan, Kuil ini dibangun pada tahun 1884 (ada pula yang menyebut 1881 untuk
memuja dewi Kali. Kuil yang menstanakan lima dewa, masing-masing Dewa Siwa,
Wisnu, Ganesha, Dewi Durga (Kali), dan Dewi Aman itu dikelola salah seorang keluarga
pemilik perusahaan besar Texmaco, Lila Marimutu. Pintu gerbangnya dihiasi sebuah
gopuram, yaitu menara bertingkat yang biasanya dapat ditemukan di pintu gerbang kuil-
kuil Hindu dari India Selatan atau semacam gapura. Jika diamati, dindingnya dihiasi oleh
patung para dewa-dewa. Pintu gerbangnya dihiasi sebuah gopuram, yaitu menara
bertingkat yang biasanya dapat ditemukan di pintu gerbang kuil-kuil Hindu dari India
Selatan.
Nama Kampung Madras sendiri adalah pemberian mantan gubernur Sumatera
Utara, yaitu Syamsul Arifin. Sebelumnya Kampung Madras lebih dikenal dengan istilah
Kampung Keling oleh masyarakat Medan maupun luar Medan. Namun istilah Kampung
Keling dinilai diskriminatif oleh masyarakat Kampung Keling sendiri, sehingga
digantilah menjadi Kampung Madras. Sebelum kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945,
rasa India di kawasan ini tercermin dari nama-nama jalan yang sampai kini beberapa di
antaranya masih digunakan. Dahulu nama Jalan Kalkuta, Jalan Bombay, jalan
Nagapatam, Jalan Ceylon, Jalan Madras bisa ditemukan di seputaran kawasan ini.
Sekarang nama-nama itu sudah berganti beberapa. Tetapi nama-nama seperti Kelurahan
Madras, Jalan PJ Nehru, Muara Takus, Candi Biara, Gajah Mada, Maja Pahit, Taruma,
Candi Prambanan, Candi Borobudur, Majapahit yang semuanya masih bernuansa Hindu.
Di Kampung Keling ini puluhan bangunan tua khas zaman kolonial Belanda masih bisa
ditemukan di sini. Bangunan-bangunan ini adalah bangunan bersejarah peninggalan masa
keemasan tembakau deli. Di kawasan inilah dahulu masyarakat India tinggal dan
bermukim. Sekarang tak banyak memang lagi waraga keturunan India yang tinggal di
sana. Karena tekanan ekonomi kelompok masyarakat inipun banyak yang “tergusur” ke
pinggiran. Sekarang populasi terbesar mereka berada di Kampung Angrung dan
Kampung Kubur, di sekitar kawasan Jalan Monginsidi, Medan.
Kampung Madras ini juga merupakan lingkungan elite, dikarenakan dikelilingi
pusat-pusat perbelanjaan yang cukup banyak. Dan kampung Madras ini juga termasuk
wilayah pariwisata, alasannya karena Kampung Madras ini sendiri berada di sekitaran
rumah ibadah tertua yang berada di jantung kota Medan. Pelayanan kesehatan di
Kampung Madras termasuk baik. Masyarakat Kampung Madras sudah mudah mengakses
layanan kesehatan yaitu adanya BPJS disetiap keluarga yang ada di Kampung Madras.
Kondisi kesehatan masyarakat di Kampung Madras juga terbilang tidak begitu buruk.
Keluhan-keluhan kesehatan yang mereka alami biasanya langsung ditangani dengan baik
oleh pelayan kesehatan yang berada di sekitaran Kampung Madras,seperti Puskesmas.
Masyarakat Kampung Madras atau suku Tamil itu sendiri masih sering menggunakan
obat-obatan tradisional dari pemanfaatan tumbuh-tumbuhan alami. Seperti yang kita
ketahui bahwa kegigihan etnis India dalam bercocok tanam itu sangat baik. Jadi mereka
sering menggunakan bahan alami untuk pengobatan. Kampung Madras ini juga memiliki
kearifan lokal seperti yang lainnya. Kearifan lokal ini masih melekat kental di masyarakat
itu sendiri. Masih banyak hal-hal tradisional yang dilakukan masyarakat kampung
Madras misalnya dalam hal pengobatan tradisionalnya. Maka dibuatlah makalah ini
untuk mengetahui perkembangan kearifan lokal Kampung Madras dengan judul
“Kearifan Lokal Kampung Madras”.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan pembahasan yang lebih sistematis, maka
penyusun mencoba untuk merumuskan masalah yang akan dibahas pada makalah ini.
Adapun rumusan masalahnya antara lain adalah :
1. Bagaimana kearifan lokal kesehatan di kampung Madras?
2. Bagaimana pelayanan kesehatan di kampung Madras?
3. Bagaimana pengaruh budaya terhadap kesehatan masyarakat di kampung Madras?
Dan mengapa masyarakat suku Tamil lebih memilih mengkonsumsi sayuur-sayuran,
buah-bauhan, kacang-kacangan atau lebih dikenal dengan nama Vegetarian?
1.3 Tujuan Penelitian
Terdapat berbagai macam hal dilakukannya penelitian ini, namun secara ringkas maksud
dan tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana kearifan lokal yang ada di kampung Madras dan seperti
apa kehidupan masyarakat suku Tamil disana.
2. Untuk mengetahui apakah pelayanan kesehatan di kapung Madras sudah berjalan
dengan baik atau tidak. Dan bagaimana pendapat masyarakat di sekitaran kampung
Madras mengenai pelayanan kesehatan tersebut.
3. Untuk mengetahui apakah budaya India khususnya masyarakat suku Tamil masih
dilakukan di kehidupan mereka sehari-hari atau bahkan sudah tidak dilakukan sama
sekali. Dan untuk mengetahui apa alasan masyarakat suku Tamil (India) lebih
memilih mengkonsumsi makanan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-
kacangan atau lebih dikenal dengan nama Vegetarian.

Anda mungkin juga menyukai