PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Di era modern ini dunia ilmu pengetahuan yang semakin luas dan maju,
menuntut seseorang yang bergelut di dunia pendidikan harus mengetahui tata cara
mengulas buku atau sebuah karya lainnya. Tetapi dalam pelaksanaanya masih
minim pengetahuan tentang tata cara mengulas sebuah buku, masih sering
ditemukan banyak kesalahan dalam mengulas buku atau karya. Fungsi mengulas
sebuah buku dalam dunia pendidikan adalah untuk menambah kutipan dalam
sebuah laporan, proposal, skripsi, tesis, disertai atau tugas lainnya yang
membutuhkan kutipan.
Selain dalam dunia pendidikan yang membutuhkan ulasan, juga diperlukan
dalam mengulas buku yang baru saja diterbitkan. Fungsinya untuk menilain dan
menimbang buku yang baru saja diterbitkan untuk mengetahui gambaran
mengenai buku tersebut. Banyaknya buku-buku yang diterbitkan baik buku fiksi
maupun buku non-fiksi. Fungsi ulasan dalam hal ini adalah untuk mengetahui isi
buku secara ringkas mengenai isi, gaya bahasa, kualitas buku, kelemahan dan
kelebihan buku untuk bisa membandingkan dengan buku lainnya. Gunanya agar
calon pembeli buku mudah memilih buku mana yang akan dia pilih dan beli,
selain itu berguna untuk penerbit dalam penjualan bukunya dan untuk penulis bisa
memperbaiki karya dalam terbitan berikutnya.
Mengingat pentingnya mengulas buku atau karya dalam berbagai bidang, maka
makalah ini berisi tentang cara mengulas buku sesuai tata cara yang benar. Untuk
membantu siapapun yang kesulitan dalam proses pembuatan ulasan sebuah buku
ataupun karya.
III. Tujuan
1. agar kita dapat memahami dengan mudah apa itu teks ulasan buku
2. agar kita mengetahui bagaimana cara merekontruksi teks ulasan buku,
merangkum, serta membuat proyek tentang teks ulasan buku dengan baik dan
benar
BAB II
PEMBAHASAN
2. Antonim adalah kata yang artinya berlawanan satu dengan yang lain.
Contoh :
“besar atau kecil bukanlah jaminan barang itu berharga atau
tidak”
c. Nomina
Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari
seseorang, tempat, atau semua benda atau segala yang dibedakan. Kata
benda dibagi menjadi dua jenis, yaitu kata benda konkret seperti meja,
buku, dan bola serta kata benda abstrak, seperti pikiran dan angin.
Nomina juga dibedakan menjadi dua, yakni nomina dasar dan nomina
turunan.
Contoh :
Nomina dasar : rumah, jalan
Nomina turunan : perumahan, jalanan
Imbuhan : pe – an/ - an
d. Verba atau kata kerja
1. Verba aktif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau
menunjukkan tindakan atau perbuatan
Contoh :
“putra memelihara ikan gurame”
2. Verba pasif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai penderita,
sasaran tindakan, atau hasil.
Contoh :
“film horor kini banyak disiarkan televisi indonesia”
e. Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina
atau frasa nomina
Contoh :
1. Kata ganti orang : saudara, bapak, ibu, nyonya, tuan,
ia, dia
2. Kata ganti pemilik : ku, mu, nya
3. Kata ganti petunjuk : ini, itu
4. Kata ganti penghubung : yang
5. Kata ganti tak tentu : siapa, barang siapa, sesuatu, masing
- masing
2. Orientasi
Orientasi berisi pengenalan tentang gambaran umum mengenai sebuah
karya (drama, film, atau buku) yang akan di riview atau ulas. Sehingga
membuat pembaca mengetahui mengenai apa yang akan di ulas,
memposisikan buku yang diulas, dan menyatakan pendapat pengulas
tentang buku. Genre mikro yang digunakan untuk memaparkan tahap ini
adalah eksposisi dan deskripsi.
Contoh :
Buku ini ditulis oleh Siti Nasyi’ah. Seorang mantan wartawan
jawa pos yang mengupas sisi lain dari Dahlan Iskan. Siti Nasyi’ah
awalnya di jawa pos merupakan mahasiswa di Stikosa. AWS
mendapat tugas magang di jawa pos dengan inisial Ita.
Namun,magangnyaa terus diperpanjang hingga kuliahnya molor.
Dari situlah Ita mendapat pengalaman unik mengenal sosok Dahlan
Iskan sebagai bos di jawa pos
Buku ini berisikan gambaran pengalaman penulis mengenai sosok
Dahlan Iskan saat menjadi bawahan di jawa pos. Buku ini dapat
memberikan gambaran kepada kita mengenai pola kerja dan apa
yang mempengaruhi Dahlan Iskan secara keseluruhan.
Dari teks di atas terlihat bahwa pada paragraf pertama pengulas
berusaha memperkenalkan teks ulasan dengan menceritakan penulis buku,
pekerjaannya, dan latar belakang pendidikannya. Sedangkan pada pada
paragraf kedua pengulas mendeskripsikan keseluruhan isi buku secara
singkat.
3. Tafisran isi
Tafsiran isi berisi gambaran detail mengenai sebuah karya (film, buku,
dan drama) yang diulas, contohnya, kualitas, keunikan, keunggulan,
bagian karya, dan lainnya. Pada bagian ini, dipaparkan penceritaan ulang
tentang hal yang dilakukan oleh penulis saat menulis buku dan ringkasan
buku yang merupakan ulasan dari pengulas buku. Untuk memperkuat
tafsirannya, seorang penulis sering membandingkan kualitas karya atau
benda yang diulas dengan karya benda lain yang sejenis. Genre mikro
yang digunakan untuk mengungkapkan tafsiran ini adalah deskripsi dan
rekon.
Contoh :
Buku ini berisikan gambaran pengalaman penulis mengenai sosok
Dahlan Iskan saat menjadi bawahan di jawa pos. Buku ini dapat
memberikan gambaran kepada kita mengenai pola kerja dan apa
yang mempengaruhi Dahlan Iskan secara keseluruhan.
Buku ini menceritakan bagaimana pengalaman Ita sebagai
wartawan di jawa pos dengan bos Dahlan Iskan. Disini Ita
membagikan catatan interaksinya sebagai wartawan junior sekaligus
anak buah dengan atasannya (Dahlan Iskan) si bos yang memang
dengan jujur dia nilai sebagai manusia “unik bin nyleneh” yang
pernah ditemui.
Saat masih menjadi Pimred di jawa pos, pak bosnya tercatat
sebagai atasan yang pelit senyum. Suara halilintar yang awalnya
membuat Ita takut dan deg – degan, lama – lama dianggap sebagai
seniman yang sedang berlatih vokal di lapangan terbuka atau di laut.
Dalam buku ini juga Ita menceritakan tradisi rebutan makanan
yang dilakukan oleh karyawan jawa pos, tidak terkecuali pak bos.
Dan bagaimana Dahlan Iskan mengambil makanan dari anak
buahnya (tanpa perasaan bersalah).
Pada tafsiran isi diatas hanya dituliskan ringkasan buku “Dahlan juga
Manusia” yang merupakan hasil bacaan dari pengulas buku. Hal ini
terlihat pada keseluruhan paragraf yang menggambarkan pola kerja
Dahlan Iskan dan pandangan Dahlan Iskan sebagai pemipin redaksi di
jawa pos, serta bagaiman bosnya terlibat dalam rebutan makanan dan
mengambil makanan dari anak buahnya.
4. Evaluasi
Evaluasi berisi pandangan dari pengulas terhadap hasil karya yang
diulas. Dilakukan setelah melakukan tafsiran, sehingga pengulas bisa
memberi bagian yang mempunyai nilai dan bagian yang kurang.
Tahapan evaluasi memaparkan penilaian pengulas terhadap karya yang
diulas. Bagian ini merupakan bagian paling penting dalam mengulas buku.
Aspek – aspek yang dinilai adalah : (1) kedalaman isi buku yang diulas,
(2) tata organisasi gagasan yang tergambar pada penataan bab, (3) gaya
penulisan yang digunakan, (4) keunggulan dan kelemahan buku yang
diulas. Genre mikro yang digunakan pada tahapan ini adalah diskusi dan
eksplanasi.
Contoh :
Membaca buku ini yang ditemui justru kesederhanaan dan
bagaimana hidup beliau mempengaruhi banyak orang. Banyak
contoh dari perilaku Dahlan Iskan yang tertuang di buku ini menjadi
teladan langsung bagi orang – orang yang berada dalam bimbingan
beliau. Gaya kerjanya yang luar biasa didampingi dengan sikap
beliau yang mengayomi dan membuat anak didikny tetap bersama
dengan dia seperti apa yang dirasakan oleh penulis.
Buku ini dikemas dengan cover yang bersahaja dan menonjolkan
sisi “biasa” dari Dahlan Iskan, menggunakan kertas berbahan kasar
yang ringan. Bahasa yang digunakan yang ringan dan enak sekali
dibaca, penuis menceritakan pengenalan dan pengalamannya selama
berinteraksi dengan Dahlan Iskan dengan urutan waktu dan
kronologi peristiwa yang berurutan dan sistematis. Buku ini juga
sangat ringan untuk dibaca.
Selain memiliki kelebihan buku ini juga memiliki kekurangan,
diantaranya adalah penggunaan bahasa jawa yang termasuk sering
digunakan dalam buku ini tanpa disertai arti, tentu memberikan
hambatan bagi pembaca yang tidak mengerti bahasa jawa. Selain itu,
terdapat beberapa kesalahan ketik dalam buku ini walaupun alur
ceritanya sangat alami.
Buku ini juga tidak terlalu menarik untuk dibaca ulang, selain
isinya yang kurang lebih sama dengan biografi buku lain yang
membahas tentang Dahlan Iskan, juga tidak memiliki konflik atau
nilai tambah yang dapat ditemukan dengan membacanya kembali.
Pada evaluasi diatas, terlihat bahwa pada paragraf pertama tahapan
evaluasi, tergambar kedalaman isi buku yang menyoroti kehidupan Dahlan
Iskan yang mempengaruhi hidup orang yang ada di sekitarnya. Paragraf
kedua menggambarkan keunggulan buku yang meliputi bagian cover,
bahasa yang digunakan, dan sistematika penulisan. Selain keunggulannya,
pengulas juga menyoroti kekurangan buku tersebut yang terdapat pada
paragraf ketiga dan empat. Kekurangan buku tersebut adalah penggunaan
bahasa jawa yang cukup banyak dalam buku tanpa disertai arti, kesalahan
pengetikan, dan buku tersebut tidak memiliki nilai tambah dibandingkan
dengan buku – buku lain yang membahas tentang Dahlan Iskan.
5. Rangkuman
Rangkuman berisi kesimpulan dari ulasan terhadap suatu karya
(drama, film, dan buku). Pengulas biasanya memberikan komentar apakah
film, drama, dan buku yang baru saja diulas berkualitas atau tidak.
Pada bagian rangkuman, penulis merumuskan simpulan yang ditujukan
kepada pembaca karya atau benda yang telah diulas. Ulasan dibuat
berdasarkan hasil penilaian dan penafsiran yang telah dilakukan
sebelumnya. Simpulan juga bisa memaparkan rekomendasi kepada
pembaca tentang layak atau tidaknya sebuah karya atau benda untuk
dibaca, dinikmati, atau dimiliki. Genre mikro yang digunakan untuk
memaparkan bagian ini adalah deskripsi dan eksposisi.
Contoh :
Dengan berbagai kelebihan dan kekurangan buku ini tetap layak
dibacakan karena akan memberikan gambaran kepada kita mengenai
kehidupan Dahlan Iskan yang dapat kita ambil nilai positifnya
terutama tentang kerja keras dan gaya hidup sederhananya.
Pada bagian rangkuman pengulas berusaha menyimpulkan keseluruhan
buku dengan memberikan pendapat apakah buku yang diulas layak dibaca
atau tidak.
2. Membaca kritis
Membaca kritis (komprehensif) merupakan bagian penting dalam
mengulas buku. Diharapkan si pengulas membaca keseluruhan
buku dari awal sampai akhir. Bagian pendahuluan pada buku juga
merupakan hal yang sangat penting karena akan memberikan
informasi mengenai latar belakang penulisan buku, aliran ilmu
yang dianut, tujuan penulisan, dan target pembaca yang
diharapkan. Saat kegiatan membaca kritis, dapat dibuat catatan –
catatan kecil yang akan membantu dalam membuat ulasan buku.
3. Membuat ringkasan
Ringkasan buku yang dibuat, sebaiknya berdasarkan catatan –
catatan yang telah dibuat saat kegiatan membaca kritis. Ringkasan
buku yang dibuat dapat mewakili isi buku secara keseluruhan.
Ringkasan ini akan dimasukkan ke dalam bagian tafsiran isi.
PENUTUP
I. Kesimpulan
jadi dapat kita simpulkan bahwa teks ulasan adalah teks yang dibuat ulang untuk
mengetahui secara terperinci mengenai teks yang sedang kita ulas. Adapun yang
harus kita ketahui untuk membuat teks ulasan harus ada identitas, orientasi,
tafsiran, evaluasi, dan juga simpulan. Teks ulasan dapat berisi ulasan buku, film,
cerpen, dan lain-lain. Tak lupa juga teks ulasan harus menggunakan bahasa
indonesia yang baik dan benar.
II. Saran
Saran kami untuk teks ulasan sendiri, jika kita kita ingin mengulas sebuah buku
apalagi jika ulasan itu akan kita kirim ke penulis buku itu, haruslah menggunakan
bahasa yang baik dan benar, walaupun kita memasukkan beberapa kekurangan
yang ada dalam ulasan itu, kita tidak boleh berlebihan dalam menanggapi apalagi
sampai menggunakan bahasa yang kasar. Karena apapun itu kita sebagai manusia
biasa pasti memilki kekurangan begitu juga dengan si penulis.