Putut Wijayanto
Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan Sidoarjo, Jawa Timur
(putut.wijayanto@kemdikbud.go.id)
Abstrak:
Salah satu peran Teknologi Pembelajaran adalah penyediaan sumber-sumber belajar
melalui kegiatan pengembangan (development). Namun untuk program Keaksaraan
Fungsional (KF) Tingkat Mandiri, belum sepenuhnya tersedia sumber belajar yang diran-
cang khusus (by design) untuk pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengem-
bangkan Paket Pembelajaran Keterampilan (PPK) berupa modul dan video pembelajaran
tentang membuat manisan nangka. Penelitian ini sesuai dengan kebutuhan Program KF
yang mengutamakan pembelajaran life skills. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
paket pembelajaran modul dan video tentang membuat manisan nangka digemari oleh
30 orang responden warga belajar di Kelompok Belajar (Kejar) Bougenvile, Kelurahan
Medokan Semampir, Sukolilo, Surabaya. Sebagai mata pelajaran baru, hasil belajar warga
belajar menunjukkan nilai teori dan nilai praktek yang sangat memuaskan.
Abstract:
One of the role of Instructional Technology is the provision of learning resources through
the development. Especially in the Functional Literacy Programm (Program Keaksaraan
Fungsional/KF) on Mandiri Level, study material that really designed for learning is not
available yet. This study aims to develop skills learning package such as video learning
and modules by taking a theme about making candied jackfruit. This is suitable with the
implementation of the KF program that promotes life skills learning. The results revealed
that the learning package of making candied jackfruit favored by 30 respondents of the
student in Bougenvile Study Group, Medokan Semampir Village, Sukolilo, Surabaya. As
new subjects, students learning outcomes perfome a very satisfactory theory and practice
value.
16
A. PENDAHULUAN didasarkan atas kesepakatan warga
Media pembelajaran yang digu- belajar dengan tutor.
nakan dapat saja berasal dari hasil Melalui paket pembelajaran yang
rancangan sendiri yang disesuaikan dikembangkan di dalam penelitian
dengan tujuan pembelajaran (by de- ini, media video pembelajaran, modul
sign) atau yang tersedia di pasaran (by pembelajaran, dan panduan pembe-
utilization) (Seels & Richey, 1994). Pada lajaran, diharapkan mampu menggu-
program Keaksaraan Fungsional (KF) gah minat belajar dan meningkatkan
Tingkat Mandiri, belum tersedia ba- prestasi belajar. Materi yang dipilih
han belajar yang dirancang khusus (by untuk kepentingan penelitian ini ada-
design) untuk pembelajaran. Warga be- lah mata pelajaran keterampilan den-
lajar program KF Tingkat Mandiri da- gan pokok bahasan tentang membuat
lam kegiatan belajarnya masih meng- manisan nangka, sesuai dengan pelak-
gunakan media sederhana, seperti sanaan Program KF yang mengutama-
papan tulis, sobekan koran, majalah, kan pembelajaran life skills.
berbagai bungkus kemasan produk, Pemilihan topik pokok bahasan
mesin jahit, dan perabotan rumah disesuaikan dengan keterwakilan
tangga tertentu. waktu dan tempat. Mengingat nangka
Minimnya dana, fasilitas pembela- sebagai buah musiman tumbuh subur
jaran termasuk media pembelajaran, di daerah Sukolilo dan daerah lain-
dan kualitas tutor selalu melingkupi nya, maka perlu dikembangkan ba-
proses pembelajaran untuk KF. Ke- han belajar yang menarik dan mudah
lompok Belajar (Kejar) yang dijadikan dipelajari agar dapat dipelajari sesuai
sebagai fokus penelitian adalah Kejar dengan waktu yang dikehendaki.
Bougenvile, Pusat Kegiatan Belajar Dari latar belakang masalah yang
Masyarakat (PKBM) Al-Kamil, Kelu- telah diuraikan, maka masalah yang di-
rahan Medokan Semampir, Kecama- jadikan sebagai fokus di dalam peneli-
tan Sukolilo, Surabaya kondisi seperti tian ini adalah apakah paket pembela-
tersebut sangat mudah dijumpai. Ang- jaran (modul dan video pembelajaran)
gota Kejar belajar di rumah penduduk yang dikembangkan secara khusus (1)
yang bertindak sebagai tutor atau di menarik untuk dipelajari, (2) efektif
Balai Rukun Tetangga (RT) yang be- untuk mencapai tujuan pembelajaran,
lum sempurna bangunannya. (3) lebih efisien pemanfaatannya di da-
Sehubungan dengan keadaan lam proses pembelajaran KF Mandiri,
tersebut di atas, dinilai perlu dikem- dan (4) memotivasi warga belajar KF
bangkan paket pembelajaran yang untuk menerapkannya.
lebih baik yang akan mempermudah Tujuan penelitian adalah menda-
tutor dan warga belajar. Selama ini, patkan data dan informasi tentang
sumber belajar yang ada pada umum- paket pembelajaran (modul dan video
nya berasal dan dipersiapkan oleh tu- pembelajaran) yang mencakup: (1)
tor. Materi pembelajaran yang dikem- menarik tidaknya dipelajari, (2) efek-
bangkan adalah bersifat tematik yang tif tidaknya digunakan untuk men-
17
Jurnal KWANGSAN Vol. I - Nomor 1, September 2013
capai tujuan pembelajaran, (3) efisien nikasi visual, dan estetika. Domain
tidaknya digunakan di dalam proses pengembangan mencakup penerapan
pembelajaran pada KF Mandiri, dan berbagai teknologi dalam pembelaja-
(4) motivasi warga belajar KF untuk ran (Seels dan Richey, 1994) dan dua
menerapkannya dalam kehidupan se- di antaranya yang terkait dengan pe-
hari-hari. nelitian ini adalah (a) teknologi cetak,
Hasil penelitian ini akan berman- yaitu cara memproduksi atau menyam-
faat bagi: (1) tutor, karena akan lebih paikan bahan melalui proses pence-
mempermudah pengorganisasian takan mekanis atau fotografis, seperti
pembelajaran, meningkatkan efisiensi, buku-buku, modul pembelajaran, dan
baik dalam pemanfaatan waktu tatap bahan-bahan visual statis lainnya; dan
muka maupun pencapaian tujuan (b) teknologi audiovisual, yaitu cara
pembelajaran yang telah dirumuskan, memproduksi dan menyampaikan ba-
(2) warga belajar, karena akan menda- han dengan menggunakan peralatan
patkan pendalaman materi dan pe- mekanis dan elektronis untuk menya-
nyerapan informasi pembelajaran jikan pesan-pesan audio dan visual.
yang lebih baik, (3) fasilitator, karena Selanjutnya, pengertian desain
akan lebih mudah mengatur program pembelajaran merupakan proses yang
pembelajaran KF yang diselenggara- mencakup (a) menganalisis apa yang
kan di wilayah binaannya. diajarkan/dipelajarai, (b) menentukan
bagaimana sesuatu hal harus diajar-
B. KAJIAN LITERATUR kan/dipelajari, (c) melakukan uji coba
1. Pengembangan Paket Pembelaja- dan revisi, dan (d) menilai warga bela-
ran jar yang belajar. Orientasi model desain
Pengembangan sebagai domain pembelajaran berdasar fokus uta-
teknologi pembelajaran didefinisikan manya dapat diklasifikasikan menjadi
sebagai proses menerjemahkan spesi- yaitu (a) orientasi kelas, (b) orientasi
fikasi desain ke dalam bentuk fisiknya produk pembelajaran, dan (c) sistem
yang berupa paket pembelajaran atau pembelajaran. Pengklasifikasian desain
bahan belajar yang disajikan dalam model dapat digunakan untuk mem-
bentuk media (Seels dan Richey, 1994). bedakan berbagai jenis model dan juga
Pada dasarnya, kawasan pengemban- untuk menyederhanakan penentuan
gan dideskripsikan sebagai: (a) adanya tugas pengembangan model pembela-
pesan yang terkandung di dalam isi, (b) jaran sesuai dengan kebutuhan.
strategi pembelajaran yang didorong
oleh teori, dan (c) perwujudan teknolo- 2. Keaksaraan Fungsional
gi berupa perangkat keras, perangkat Keaksaraan fungsional diartikan
lunak, dan bahan-bahan pembelajar- sebagai kemampuan untuk membaca
an. dan menulis. Napitupulu mengemu-
Teori-teori yang mendasari domain kakan pengertian keaksaraan sebagai
pengembangan adalah: komunikasi, pengetahuan dasar dan keterampil-
berpikir visual, belajar visual, komu- an yang diperlukan oleh semua ma-
18
nusia di dalam dunia yang berubah 2006).
cepat, merupakan hak asasi manusia Kurikulum pendidikan keaksaraan
(Napitupulu, 1999). Lebih lanjut dika- dikembangkan berbasis kompetensi
takan bahwa keaksaraan merupakan dan disusun dengan memenuhi
keterampilan yang diperlukan setiap kaidah-kaidah: (a) Bahasa Indonesia
masyarakat yang berfungsi sebagai hanya sebagai bahasa pengantar pem-
salah satu fondasi bagi keterampilan- belajaran, (b) tutor, penyelenggara, dan
keterampilan hidup yang lain. Keak- warga belajar diberikan keleluasaan
saraan Fungsional (KF) merupakan untuk mengembangkan materi pem-
layanan pendidikan non formal bagi belajaran sesuai dengan kondisi atau
masyarakat yang belum dan ingin kebutuhan lingkungan masyarakat
memiliki kemampuan baca-tulis-hi- setempat, (c) penilaian kemampuan
tung (Calistung) melalui proses diskusi baca-tulis-hitung dimulai dari awal
dan teraplikasi dalam aksi (calistung- pembelajaran, selama proses, dan akh-
dasi) yang berguna bagi kehidupan ir pembelajaran, dan (d) kemampuan
sehari-hari. fungsional diarahkan pada kesadaran
Keaksaraan pada hakikatnya mer- berbangsa dan bernegara, sementara
upakan instrumen yang sangat terkait keterampilan fungsional diarahkan
dengan peradaban manusia berupa pada peningkatan taraf hidup warga
kemampuan baca-tulis sebagai induk belajar melalui kegiatan pembelajaran
bahasa yang digunakan oleh setiap yang substansinya disesuaikan dengan
bangsa di dunia. Keaksaraan fung- kondisi yang berkembang di lingkun-
sional merupakan salah satu alternatif gan masyarakat masing-masing.
pendidikan non formal di bidang pem-
berantasan buta aksara. Pelaksanaan- C. METODOLOGI PENELITIAN
nya didasarkan atas ide, pengalaman, 1. Prosedur Penelitian
pengetahuan, cita-cita, minat, kebu- Penelitian ini dilaksanakan di Ke-
tuhan, keterampilan, dan informasi jar Bougenvile, Kelurahan Medokan
yang dapat membelajarkan warga be- Semampir, Sukolilo, Surabaya sela-
lajar mencari sumber-sumber pemeca- ma empat bulan (awal Agustus sam-
han masalah yang dihadapi. pai akhir November 2012). Prosedur
Visi pendidikan keaksaraan adalah pengembangan bahan belajar dilaku-
meningkatkan keaksaraan dasar war- kan melalui tiga tahapan, yaitu:
ga masyarakat buta aksara sesuai den- Tahap pertama: mengembangkan
gan minat dan kebutuhan belajarnya. modul sederhana tentang Keterampil-
Misi keaksaraan adalah membelajar- an Membuat Manisan Nangka karya
kan warga masyarakat buta aksara BPPLSP Regional IV. Kemudian, me-
sehingga memiliki kemampuan mem- rancang model pembelajaran ala Dick
baca, menulis berhitung, berbahasa In- & Carey yang lebih sistematis yang
donesia, pengetahuan dan keterampil- dimulai dari mengidentifikasi tujuan
an dasar yang dapat meningkatkan pembelajaran umum, melakukan ana-
mutu dan taraf hidupnya (Depdiknas, lisis pembelajaran, mengidentifikasi
19
Jurnal KWANGSAN Vol. I - Nomor 1, September 2013
20
Gambar 1. Rancangan Ujicoba Paket Pembelajaran
21
Jurnal KWANGSAN Vol. I - Nomor 1, September 2013
22
pengambilan keputusan revisi produk sasaran untuk ”Program KF
pengembangan. Mandiri” agar diketahui den-
D. HASIL DAN PEMBAHASAN gan mudah siapa yang men-
1. Data Ujicoba jadi pengguna program video
Data yang dikumpulkan selama pembelajaran
tahap ujicoba bersumber dari ahli ma- b) Untuk cara perhitungan perka-
teri, ahli desain, ahli media pembela- lian, sebaiknya penulisannya
jaran, dan warga belajar Kejar sebagai tersusun vertikal. Angka yang
pengguna paket pembelajaran dianali- lebih besar diletakkan di atas,
sis sesuai dengan jenis data-nya. dikalikan angka yang lebih
a. Ketepatan Isi Pesan Pembelajaran kecil di bawahnya. Penulisan
Analisis data tentang ketepatan tersebut agar memudahkan
isi meliputi modul pembelajaran cara menghitung.
dan program video pembelajaran. c) Perlu dibuatkan petunjuk pe-
1) Bahan Belajar Modul manfaatan video untuk dike-
Ketepatan isi bahan belajar tahui dan dilaksanakan oleh
modul mencakup tujuan pem- tutor dan warga belajar yang
belajaran, uraian, rangkuman, ingin memanfaatkannya.
latihan, dan balikan. Beberapa
temuan yang perlu dianalisis
adalah sebagai berikut:
a) Agar lebih sistematis, perlu
adanya pemenggalan pokok
bahasan dan penulisan judul
Kegiatan Belajar tiap awal ba-
hasan, pada mulanya modul
hanya terdiri satu bahasan lin-
ear.
b) Sebaiknya soal ditempatkan
per Kegiatan Belajar, pada
awalnya soal dikumpulkan
menjadi satu di akhir pemba-
hasan. Penyusunan soal-soal
latihan mengacu pada tu-
juan pembelajaran, sementara
fungsinya untuk mengukur
sejauhmana ketercapaian tu-
juan pembelajaran dan sebagai
kontrol belajar.
2) Video Pembelajaran
a)Pada cover VCD dan bagian
awal program dituliskan
23
Jurnal KWANGSAN Vol. I - Nomor 1, September 2013
24
Kegiatan Belajar 3 1) Tidak ada judul 1) Kegiatan Belajar 3
Halaman 11 ke hala- bab Cara Pembuatan
man 17, Uraian Manisan Nangka
2) Kekurangan kata 2) Telah ditambah-
“cukup sederha- kan kata “cukup
na” pada kalimat sederhana”
pembuatan man-
isan nangka
3) Istilah “penamba- 3) Telah diganti isti-
han” essence leb- lah “pemberian”
ih tepat diganti
“pemberian”
4) Tidak ada ke- 4) Telah ditambah-
terangan langkah kan keterangan:
pembuatan man- “Secara umum
isan nangka langkah pembua-
tannya meliputi:
pemilihan bahan,
pencucian bahan,
perendaman ba-
han pokok…”
Program Video Tambahan di luar isi Belum ada petunjuk Pada cover VCD dan
Pembelajaran program video pem- siapa sasaran yang pada awal program
belajaran menggunakannya telah dituliskan sa-
saran untuk ”Pro-
gram KF Mandiri”
Segmen VI Pada operasional Untuk cara perhi-
Bahasa perhitungan perkalian, angka tungan, angka yang
biaya produksi dan yang besar diletak- besar di atas dikali-
hasil penjualan kan di bawah kan angka yang ke-
cil
Tambahan di luar isi Belum ada petunjuk Telah dibuat petun-
program video pem- pemanfaatan video. juk pemanfaatan
belajaran video untuk memu-
dahkan tutor men-
gantarkan materi
25
Jurnal KWANGSAN Vol. I - Nomor 1, September 2013
26
Tabel 2. Daftar Saran Ketepatan Desain Pembelajaran
27
Jurnal KWANGSAN Vol. I - Nomor 1, September 2013
28
Tabel 3. Daftar Revisi Ketepatan Media Pembelajaran
Produk Komponen/Posisi Data Semula Data Revisi
Modul Pembelajar- Petunjuk umum Ba- Perlu bahasa yang Telah diupayakan
an han Ajar lugas, sederhana se- bahasa yang lugas,
suai karakteristik KF sederhana
mandiri
Bahasan pada isi Gunakan kata ganti Telah diganti sapaan
modul pembelajaran ‘warga belajar’ den- ‘warga belajar’ den-
secara umum gan yang lebih inter- gan “Anda”
Modul ditinjau dari aktif, misal “Anda” Cetakan sudah full
aspek media pembe- Cetakan full colour colour
lajaran lebih disarankan
29
Jurnal KWANGSAN Vol. I - Nomor 1, September 2013
e. Sasaran
Data yang dikumpulkan dari
sasaran meliputi hasil belajar sebagai
gambaran keefektifan pembelajaran
30
2) Kemenarikan Paket Pembelajaran
Tabel 4.
Data tentang kemenarikan paket
Nilai Teori dan Nilai Praktek
Hasil Belajar Warga Belajar
pembelajaran diperoleh menggu-
nakan angket dari 30 responden
warga belajar. Semuanya tertarik
No Urut Nilai Nilai Nilai dengan penggunaan media modul
Subyek Teori Praktek Akhir dan program video pembelajar-
1. 70 75 C an. Dari pengamatan selanjutnya,
2. 80 75 B
3. 80 70 B untuk mengetahui dampak iring
4. 80 75 B pembelajaran menggunakan paket
5. 85 75 B pembelajaran di Kejar Bougenvile,
6. 80 70 B
7. 70 70 C Kelurahan Medokan Semampir,
8. 70 80 B Sukolilo, Surabaya, warga belajar
9. 80 75 B yang serius membuat dan menjual
10. 85 85 B
11. 70 70 C manisan nangka sebanyak 7 orang
12. 80 80 B (23%). Sedangkan sisanya hanya
13. 85 95 A sekadar mempelajari dan ingin
14. 85 85 B
15. 70 90 B tahu proses pembuatannya saja.
16. 80 75 B
17. 75 70 C E. SIMPULAN DAN SARAN
18. 70 80 B
19. 85 85 B 1. Simpulan
20. 90 70 B Dengan indikator penilaian keefek-
21. 70 85 B tifan, efisiensi dan daya tarik pembela-
22. 90 90 A
23. 85 85 B jaran, paket pembelajaran Mata Pelajar-
24. 80 75 B an Keterampilan Membuat Manisan
25. 85 70 B Nangka untuk Program Keaksaraan
26. 90 90 A
27. 80 75 B Fungsional Tingkat Mandiri dapat
28. 90 70 B dikemukakan (a) pembelajaran den-
29. 75 70 C gan menggunakan modul dan pro-
30. 70 80 B
gram video sebagai salah satu bagian
dari strategi penyampaian isi pembe-
lajaran dipandang efektif untuk men-
Keterangan Nilai Akhir (nilai rata- capai tujuan-tujuan pembelajaran, (b)
rata): pembelajaran dengan menggunakan
90 – 100 = A modul dan program video sebagai
75 – 89 = B salah satu bagian dari strategi pe-
65 – 74 = C nyampaian isi pembelajaran memiliki
55 – 64 = D tingkat efisiensi yang tinggi berkaitan
< 54 =E dengan terbatasnya pemanfaatan
waktu dan tersedianya sumber belajar
dalam pembelajaran, (c) pembelajaran
dengan menggunakan modul dan pro-
31
Jurnal KWANGSAN Vol. I - Nomor 1, September 2013
gram video sebagai salah satu strategi ma selesai. Hal ini dilakukan agar war-
penyampaian isi pembelajaran memi- ga belajar memeroleh gambaran secara
liki daya tarik yang tinggi terhadap menyeluruh terlebih dahulu sebelum
warga belajar Program Keaksaraan detail (pendekatan deduktif).
Fungsional Tingkat Mandiri.
PUSTAKA ACUAN
2. Saran Conlan, J., Grabowski, S., Smith K. 2003.
Untuk penerapan pembelajaran Current trends in adult education. In
pada Program Keaksaraan Fungsional M. Orey (Ed), Emerging perspectives on
Tingkat Mandiri dengan mengguna- learning, teaching, and technology. Avail-
kan Paket pembelajaran Mata Pelajar- able Website: http://www.coe.uga.edu/
an Keterampilan Membuat Manisan epltt/AdultEducation.htm diakses tang-
Nangka disarankan (a) modul perlu gal 19 November 2012
dimiliki setiap warga belajar, agar me-
reka dapat mempelajari isi pembelajar- Departemen Pendidikan Nasional. 2005.
an lebih mendalam, (b) modul dipela- Panduan Umum Pelatihan Program Keak-
jari sebagai persiapan pembahasan saraan Fungsional. Jakarta: Depdiknas-
suatu topik pembelajaran, agar kegiat- Dirjen PLS-Dikmas.
an tatap muka lebih banyak digunakan
untuk diskusi, (c) pengerjaan latihan ----------.2005.Pendampingan Bagi Tutor
lebih baik dilakukan pada lembar ker- Keaksaraan Fungsional. Jakarta: Dep-
tas tersendiri dengan tanpa melihat diknas-Dirjen PLS
kunci jawaban terlebih dahulu, hal ini
digunakan untuk mengukur sendiri ----------.2005.Penilaian Pembelajaran Keak-
penyerapan isi pembelajaran, (d) un- saraan Fungsional. Jakarta: Depdiknas-
tuk keperluan klasikal upayakan selu- Dirjen PLS
ruh warga belajar dapat melihat dan
mendengarkan dengan jelas tayangan ----------.2005.Pengelolaan Pembelajaran
program pada layar/monitor. Hal ini Keaksaraan Fungsional. Jakarta: Dep-
dilakukan agar masing-masing warga diknas-Dirjen PLS
belajar berkesempatan memeroleh in-
formasi pembelajaran secara memadai, ----------.2005.Penyelenggaraan Program
(e) akan lebih efektif jika di sekitar layar/ Keaksaraan Fungsional. Jakarta: Dep-
monitor tidak terdapat benda-benda diknas-Dirjen PLS
yang dapat mengganggu saat penayan-
gan program berlangsung sehingga ----------.2006.Standar Kompetensi Keaksara-
konsentrasi tidak terbagi, (f) sebaiknya an Pendidikan Keaksaraan. Jakarta: Dep-
untuk penayangan program pertama diknas-Dirjen PLS-Dikmas.
kali dilakukan secara keseluruhan, jika
diinginkan adanya pengulangan atau Dick, W., Carey, L., & Carey, O. 2001. The
pemberhentian pada bagian tertentu Systematic Design of Instruction. Glen-
dilakukan setelah penayangan perta- view: Scott, Foresman and Company
32
Faisal. 2004. Pengembangan Masyarakat Spector, J.M., Merrill, M.D., Merrienboer,
Melalui Pendidikan Keaksaraan : Ke- J.V., Driscoll, M.P., 2008. Handbook of
nyataan, Harapan, dan Inovasi. Makalah Research on Educational Communica-
pada Seminar Nasional Pengembangan tions and Technology. third edition. New
Program Pendidikan Keaksaraan. Jakar- York: Routledge and Taylor & Francis
ta: Direktorat Dikmas Ditjen PLSP. Group.
Heinich, R., Molenda, M., Russel J.D., Widodo, I.D., Puspita, W.A., Noerhari-
Smaldino, SE. 1996. Instructional Me- janti, D.A., Sudarmanto, D. 2004. Ba-
dia and Technologies For Learning. fifth han Ajar: Pembuatan Manisan Nangka &
edition. Englewood Clifts. New Jersey: Jambu Mete. Surabaya: Balai Pengem-
Prentice Hall Inc. bangan Pendidikan Luar Sekolah &
Pemuda Regional IV.
Jalal, F., Sukarso, E., Ismadi, H.D. (Ed).
2005. Pendidikan Keaksaraan: Filosofi, ***************************************
Strategi, dan Implementasi. Jakarta:
Depdiknas-Dirjen PLS-Dikmas.
33