Anda di halaman 1dari 2

1.

Presure/dorongan

Adanya keinginan Anas Urbaningrum terpilih dalam pemilihan ketua partai Demokrat yang
harus mengeluarkan dana yang cukup banya. Dan adanya pengaruh gaya hidup yang berlebihan
untuk memenuhi keinginannya dalam mendapat gengsi sebagai anggota DPR. Anas
Urbaningrum menggunakan uang tersebut untuk membayar hotel, sewa mobil para pendukung
Anas, membeli handphone BlackBerry, jamuan para tamu, dan untuk hiburan dalam kongres
demokrat 2010.Angelina mengaku menerima tekanan dari beberapa pihak yang memintanya
membuat pengakuan agar mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum terkena jeratan
hukum lebih berat. Kalau tidak, hukuman Angie diperberat.

2. Opportunity/kesempatan

Ide pembangunan pusat pendidikan pelatihan dan sekolah olahraga Nasional sudah
direncanakan semenjak zaman Menteri Pemuda dan Olahraga yang dijabat oleh Adhyaksa Daily.
Dipilihnya wilayah untuk membangun, yaitu tanah didaerah Hambawang ,Bogor, Jawa Barat.
Namun pembangunan usai terealisasi karna persoalan sertifikasi tanah ,namun pada saat
Menpora dijabat Andi Alfian Malarangeng proyek hambawang terealisasi. Tender yang
dimenangkan oleh PT Adhi Karya dab PT Wijaya Karya sudah diatur oleh Anas Urbaningrum,
Muhammad Nazaruddin, dan Angelina Sondakh.

PT Ditawari Mortalitas menjadi subkontraktor proyek Hambawang dan mendapat jatah senilai
Rp 63 miliar, perusahaan yang dipimpin Mahmud djokosantoso oleh istri Anas yaitu Athiyyah
Laila , selain itu PT Adhi Karya juga melontarkan dana terima kasih sebesar Rp100 miliar.
Aliran dana itu dipakai setengahnya untuk pemenangan Anas sebagai ketua Partai Demokrat dan
sisanya dibagikan oleh Mahfud kepada anggota DPR RI, termasuk kepada anggota MENPORA
Andi Malarangeng, selain itu Anas juga mendapatkan ratifikasi berupa mobil Toyota Harrier dari
Nazar.

3. Rasionalisasi

Adanya pembenaran bahwa tindakan yang dilakukan oleh Anas urbaningrum benar dan tidak
akan diketahui dan yang dibantu oleh dedengkot-dedengkot Partai Demokrat dan statusnya
sebagai anggota Menpora. Andi Mallarangeng terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan
tindak pidana korupsi secara bersama-samaDalam putusan tersebut, hakim ketua menilai Andi
dengan sengaja telah menyalahgunakan kewenangannya sebagai Menpora dalam pengurusan
proyek Hambalang.Dimana sebagai Menpora, Andi adalah pengguna anggaran sekaligus
pemegang otoritas kekuasaan pengelolaan keuangan negara di Kemenpora serta memiliki
kewajiban untuk melakukan pengawasan pelaksanaan anggadan.Andi Mallarangeng, telah
memberi keleluasaan terhadap adiknya Choel Mallarangeng untuk berhubungan dengan pejabat
Kemenpora.Sehingga Choel ikut terlibat dalam pengurusan proyek Pusat Pendidikan Pelatihan
dan Sekolah Olah Raga Nasional (P3SON).Kemudahan akses tersebut seperti adanya
Keleluasaan bagi Choel untuk menggunakan ruang kerja Andi di lantai 10 gedung Kemenpora
untuk melakukan pertemuan dengan pejabat Kemenpora dan calon pemenang.Akibatnya,
anggaran proyek Hambalang yang semula Rp 125 miliar terus bertambah. Hingga tahun 2010,
anggaran tersebut meningkat mencapai Rp 275 miliar. Namun, pada akhirnya anggaran tersebut
membengkak drastis menjadi total Rp 2,5 triliun, sehingga negara mendapat kerugian keuangan
negara senilai Rp 464,391 miliar.

Anda mungkin juga menyukai