Anda di halaman 1dari 2

Siswa SMA satu persatu keluar dari sekolah setelah beberapa menit bel berbunyi.

Selain jam istirahat, tentunya jam pulang adalah yang paling dinanti-nanti para
siswa. Beberapa dari mereka ada yang langsung nengikuti les, sebagian lagi memilih
pulang untuk beristirahat atau jalan-jalan dengan temannya.
"Maaf permisi." Seorang siswa berpostur tubuh tinggi berlari dengan sesekali
menabrak beberapa siswa yang sedang berjalam. Rambutnya hitam agak sedikit
gondrong. Sesekali ia melihat jam tangannya, memastikan bahwa dirinya belum
terlambat.

"Ya Kim Seokjin, mau kemana kau?" Dua siswa tiba-tiba memanggilnya yang mau tidak
mau Jin harus menghentikan langkahnya.

"Sudah kubilangkan kalau hari ini kita ada pertandingan basket, kau harus ikut."

"Ah, mianhae sehun aku tidak bisa. Aku benar-benar tidak ada waktu. "

"Kau bahkan tidak mengikuti les, sibuk apa huh?"

"Ada yang harus ku kerjakan, aku pergi ya dah.. " Jin melambaikan tangannya sambil
berlari meninggalkan sehun yang masih kesal pastinya.

Jika dihitung, sudah satu semester lebih Jin bertingkah seperti itu. Dulu Jin lebih
memilih berlatih basket dengan Sehun sampai berjam-jam malah, sekarang bahkan
menyentuh bolanyapun dia tidak.

"Menyebalkan." Sehun mendengus kesal lalu pergi.


***
Suasana cukup ramai di pinggiran Sungai Han pada sore hari itu. Anak kecil dan
beberapa orang dewasa hilir mudik saling bercengkrama. Memang suasana tidak begitu
terik hingga memudahkan seorang pria muda dalam pekerjaannya.

Kim Seokjin tersenyum senang dari balik kostum boneka putih yang ia gunakan.
Mengelus beberapa punggung orang orang yang memeluknya seakan dapat meringankan
beban mereka.

Ya, menjadi hug doll adalah pekerjaan sampingan Kim Seokjin, karena selain hanya
perusahaan itu lah yang menerima siswa sekolah yang ingin part time seperti
dirinya.

Antrian cukup panjang, beberapa dari mereka adalah anak kecil yang tertarik dengan
kostum alpaca putih yang menggunakan syal merah dan ingin berfoto bersama.

"Gomawo alpaca, saranghae." Ucap seorang anak kecil seraya melepas pelukannya.

"Nee, sampai bertemu lagi jagoan." Jin suka melihat muka lega dari para pelanggan
setelah memeluknya. Menurutnya pelukan adahal salah satu cara untuk mengalirkan
energi positif. Tidak setiap orang bisa mendapatkan pelukan. Bukankah akhir-akhir
ini orang lebih suka men- judge tanpa tau keadaan sebenarnya.

Seorang anak kecil hendak memeluk jin, Namun tiba-tiba seorang perempuan menyeruak
dari kerumunan dan memotong antrian anak laki-laki di hadapan Seokjin kemudian
memeluknya.

Erat, sambil menangis terisak-isak

"Kau menangis? Kenapa?"

Perempuan itu masih memilih menangis daripada menjawab pertanyaan Jin.


"Gwenchana, aku yakin semua akan baik-baik saja. Kau hanya harus bersabar. "Seokjin
membalas pelukan gadis itu. Sedikit menepuk pelan menenangkan. "Kau akan baik-baik
saja, nona." sambungnya, mencoba menenangkan, walau sebenarnya ia tidak tau alasan
dibalik tangisan wanita yang sedang memeluknya ini.

"Sampai kapan?" Isaknya.

Seokjin menundukan kepalanya guna melihat lebih jelas perempuan itu, namun nihil.
Kepala sang wanita tenggelam dalam pelukan Seokjin, dan ia hanya melihat pakaian
yang dikenakan.

Sama persis seperti seragam sekolahnya.

"Aku ga kuat lagi." .

"Rasanya ingin bunuh diri." Lagi perempuan itu berujar.

"Mati saja, aku benci hidup." Pelukan perempuan itu semakin mengerat.
"Aku-- aku lebih baik mati saja. " Gadis itu melepas pelukannya lalu pergi.

"Hei tunggu. " Teriak Seokjin, namun gadis itu terus berlari. Kening Seokjin
berkerut. Sepanjang hidupnya tidak pernah ada yang memeluknya erat terlebih dengan
fakta yang baru ia dengar, gadis di depannya ini ingin mengakhir hidupnya.

"Dia tidak benar-benar akan bunuh diri kan?" Ada rasa khawatir dalam dirinya.
Bagaimana tidak, bunuh diri bukanlah masalah kecil. Pasti gadis itu menyimpan beban
yang besar sendirian. Dan disaat seperti ini bukankah ia sedang membutuhkan seorang
teman untuk menolongnya? Tapi bagaimana cara menemukan gadis itu? Satu-satunya
clue yang dia punya adalah gadis itu seorang siswa dari sekolahnya.

"Siapa gadis itu? "

-tbc-

Anda mungkin juga menyukai