Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air yang berasal dari alam pada dasarnya merupakan air yang dapat digunakan
untuk aktivitas manusia, terutama untuk air minum. Air minum merupakan salah
satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia karena 80% bagian tubuh manusia
terdiri dari air dan untuk dapat memenuhi kebutuhan air minum tersebut, kota
harus mampu mendistribusikan sumber air bersih kepada masyarakat. Disinilah
peran infrastruktur air minum menjadi sangat penting karena pengolahan air
merupakan kajian yang penting dalam bidang ilmu kesehatan masyarakat. Hal ini
disebabkan eratnya hubungan antara kesehatan manusia dan kualitas air yang
dikonsumsi, khususnya untuk air minum. Semakin baik tingkat pengolahan air,
maka semakin terjamin kesehatan orang yang mengkonsumsinya. Seringkali
masyarakat menyepelekan infrastruktur air minum apabila sudah terdapat sumber
air bersih. Hal tersebut adalah kekeliruan dalam sistem penyediaan air minum
yang berkelanjutan. Maka dari itu, perlu adanya suatu sistem yang mengatur
tentang penyediaan air minum di Indonesia serta hukum yang mengatur terkait hal
tersebut.

Seiring dengan perkembangan aktivitas hidup manusia yang semakin


meningkat, maka semakin meningkat pula pemakaian air terutama air minum.
Pemakaian air tersebut menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air dari alam.
Untuk memperbaiki kualitas air tersebut diperlukan suatu sistem pengolahan guna
mengembalikan kualitas air seperti semula, maka diterapkan suatu sistem instalasi
pengolahan air minum.

1.2 Keutamaan

Adanya keutamaan mengerjakan tugas ini adalah untuk mengetahui undang


undang yang mengatur sistem penyediaan air minum. Selain itu, dengan tugas ini
sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian akhir semester

1
1.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem penyediaan air minum di Indonesia?

2. Bagaimana hukum yang mengatur penyediaan air minum di Indonesia?

1.4. Tujuan

1. Mengetahui sistem penyediaan air minum di Indonesia.

2. Mengetahui hukum yang mengatur penyediaan air minum di Indonesia.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup


manusia, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi. Sedangkan yang dimaksud
air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi
air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya air bersih adalah
air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun
persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi
kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak
menimbulkan efek samping (Permenkes RI No.416/Menkes/PER/IX/1990 dalam
Modul Gambaran Umum Penyediaan dan Pengolahan Air Minum Edisi Maret
2003 hal. 3 dari 41).

Pengertian air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat


kesehatan yang dapat diminum. Alasan kesehatan dan teknis yang mendasari
penentuan standar kualitas air minum adalah efek-efek dari setiap parameter jika
melebihi dosis yang telah ditetapkan. Pengertian dari standar kualitas air minum
adalah batas operasional dari kriteria kualitas air dengan memasukkan
pertimbanagan non teknis, misalnya kondisi sosial-ekonomi, target atau tingkat
kualitas produksi, tingkat kesehatan yang ada dan teknologi yang tersedia.
Sedangkan kriteria kualitas air merupakan putusan ilmiah yang mengekspresikan
hubungan dosis dan respon efek, yang diperkirakan terjadi kapan dan dimana saja
unsur-unsur pengotor mencapai atau melebihi batas maksimum yang ditetapkan,
dalam waktu tertentu. Dengan demikian maka kriteria kualitas air merupakan
referensi dari standar kualitas air. Berdasarkan Permen nomor
416/Menkes/Per/IX/1990 , yang membedakan antara kualitas air bersih dan air
minum adalah standar kualitas setiap parameter fisik, kimia, biologis dan
radiologis maksimum yang diperbolehkan.

Selanjutnya menurut Sutrisno (1991:1) air minum dalam kehidupan


manusia merupakan salah satu kebutuhan paling esensial, sehingga kita perlu
memenuhinya dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Selain untuk dikonsumsi

3
air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan
kesejahteraan hidup melalui upaya peningkatan derajat kesehatan. Berdasarkan
penjelasan diatas dapat diketahui bahwa air minum merupakan suatu kebutuhan
pokok untuk kelangsungan hidup makhluk hidup, terutama manusia. Tanpa air
minum manusia tidak bisa melangsungkan kehidupannya dengan baik karena
tubuh manusia membutuhkan air minum terutama untuk menjaga kesehatan.

Teknologi Pengolahan Air Tanah Menjadi Air Minum pada Skala Rumah Tangga.
Teknologi pengolahan air tanah melaui beberapa tahapan yaitu :

1. Aerasi

Aerasi merupakan istilah lain dari tranfer gas dengan penyempitan makna, lebih
dikhususkan pada transfer gas (khususnya oksigen) dari fase gas ke fase cair.
Fungsi utama aerasi dalam pengolahan air adalah melarutkan oksigen ke dalam air
untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air, dalam campuran tersuspensi
lumpur aktif dalam bioreaktor dan melepaskan kandungan gas-gas yang terlarut
dalam air, serta membantu pengadukan air. Pada alat pengolahan air sungai ini
digunakan tray aerator. Yaitu aerator yang disusun secara bertingkat. Tujuan
transfer gas dalam pengolahan air adalah :

a) Untuk mengurangi konsentrasi bahan penyebab rasa dan bau, seperti


hidrogen sulfida dan beberapa senyawa organik, dengan jalan penguapan
atau oksidasi.
b) Untuk mengoksidasi besi dan mangan.
c) Mengurangi rasa dan bau.
d) Untuk melarutkan gas ke dalam air (seperti penambahan oksigen ke dalam
air tanah dan penambahan karbon dioksida setelah pelunakan air).
2. Filtrasi

Filtrasi atau penyaringan (filtration) adalah pemisahan partikel zat padat dari
fluida dengan jalan melewatkan fluida itu melalui suatu medium penyaring atau
septum, di mana zat padat itu tertahan. Dalam industri, filtrasi ini meliputi ragam
operasi mulai dari penapisan sederhana sampai separasi yang amat rumit (Mc
Cabe, 1999).

4
Sand filter adalah filter yang terbuat dari bahan pasir kuarsa dengan diameter 1 s/d
2 mm yang berguna untuk melakukan penyaringan material non air yang berupa
algae atau golongan ganggang-ganggangan yang terdapat dalam air baku dari
sumber, sehingga tidak sampai mempengaruhi kualitas air pada akhir produk yang
dihasilkan.

Carbon filter adalah karbon aktif sebagai sarana proses filterisasi dengan tujuan
mengadakan penyaringan untuk jenis-jenis material yang terdapat dalam air,
seperti bau, kekeruhan, serta warna-warna yang mungkin timbul pada air baku
dan menyaring kotoran dengan ukuran antara 1 s/d 2 mm. Awalludin (2007)
melakukan penelitian dengan menggunakan media filtrasi dengan campuran
antara media pasir silika dan zeolit dengan perbandingan 40 : 60, dapat
menurunkan kandungan Fe dan Mn secara signifikan dan kualitas air yang
dihasilkan sudah memenuhi standar baku air minum.

3. Adsorbsi

Adsorpsi merupakan peristiwa di mana terikatnya molekul dari suatu fasa gas atau
larutan pada permukaan suatu padatan. Molekul - molekul yang terikat pada
permukaan disebut adsorbat, sedangkan yang mengikat adsorbat disebut dengan
adsorben (Massel, 1996).

Adsorpsi terjadi karena molekul - molekul pada permukaan zat padat atau zat cair
yang memiliki gaya tarik dalam keadaan tidak setimbang yang cenderung tertarik
ke arah dalam (gaya kohesi adsorben lebih besar daripada gaya adhesinya).
Ketidakseimbangan gaya tarik tersebut mengakibatkan zat padat atau zat cair yang
digunakan sebagai adsorben cenderung menarik zat-zat lain yang bersentuhan
dengan permukaannya (Sudirjo, 2005).

4. Desinfeksi

Air lewat melalui suatu pipa bersih untuk dipanaskan dengan sinar Ultra violet
(UV). Sinar ultra violet (UV) dapat secara efektif menghancurkan virus dan
bakteri. Sistem UV ini tergantung pada jumlah energi yang diserap sehingga dapat
menghancurkan organisme yang terdapat pada air tersebut. Jika energi tidak

5
cukup tinggi, maka material organisme genetik tidak dapat dihancurkan.
Keuntungan menggunakan UV meliputi :

1. Tidak beracun atau tidak berbahaya

2. Menghancurkan zat pencemar organik.

3. Menghilangkan bau atau rasa pada air.

4. Memerlukan waktu kontak yang singkat (memerlukan waktu beberapa menit).

5. Meningkatkan kualitas air karena gangguan zat pencemar organik.

6. Dapat mematikan mikroorganisme pathogenic.

7. Tidak mempengaruhi mineral di dalam air.

Kerugian-Kerugian dari menggunakan UV meliputi :

1. UV radiasi tidak cocok untuk air dengan kadar suspended solids tinggi,
kekeruhan, warna, atau bahan organik terlarut. Bahan ini dapat bereaksi dengan
UV radiasi, dan mengurangi performance desinfeksi. Tingkat kekeruhan tinggi
dapat menyulitkan sinar radiasi menembus air dan pathogen.

2. Sinar UV tidak efektif terhadap zat pencemar mengandung banyak bahan-


kimia organik, klor, asbes dan lain - lain.

3. Memerlukan listrik untuk beroperasi. Dalam situasi keadaan darurat ketika


listrik mati, maka alat tersebut tidak akan bekerja.

4. UV umumnya digunakan sebagai pemurnian akhir pada sistem filtrasi. Jika


ingin mengurangi zat pencemar seperti virus dan bakteri, maka masih perlu
menggunakan suatu karbon untuk menyaring atau dengan sistem osmosis sebagai
tambahan terhadap UV (Sutrisno, 1987).

6
BAB III

METODE KERJA

3.1. Kerangka Kerja

Identifikasi
Permasalahan

Studi
Literatur

Data
Sekunder

Skematik Sistem Pengertian Air Minum


Penyediaan Air Minum dan Sistem
Penyediaan Air
Minum

Standar Air Minum menurut Sistem Distribusi, Sistem


Hukum yang berlaku serta Pengaliran dan Jenis
WHO Pengaliran Air Minum

3.2 Studi Pendahuluan

Dalam pembuatan makalah ini hal pertama yang dilakukan adalah identifikasi
permasalahan yang ingin diangkat sesuai tema yaitu sistem penyediaan air
minum. Kemudian melakukan pencarian data dengan studi literatur berupa jurnal,
undang-undang dan makalah. Studi literatur menghasilkan data berupa data
sekunder melalui sistem informasi dan teknologi. Data sekunder tersebut meliputi
standar air minum menurut hukum yang berlaku serta menurut WHO, pengertian

7
air minum dan sistem penyediaan air minum, skematik penyediaan air minum,
sistem pengaliran, sistem distribusi dan jenis pengaliran air minum.

3.3. Waktu dan Lokasi Kerja

1. Waktu : 3 minggu
2. Lokasi : Kampus Institut Teknologi Sumatera. Jalan Terusan
Ryacudu, Way Hui, Jati Agung, Way Huwi, Jati Agung, Kabupaten
Lampung Selatan, Lampung 35365

Gambar 1. Peta Indonesia


Gambar 2. Peta Lokasi Kampus Institut Teknologi Sumatera

8
3.4. Alat dan Bahan

Alat yang dgiunakan padapembuatan makalah ini yaitu sebuah laptop dan
pena. Bahan yang digunakan adalah buku, kertas berukuran A4, Permenkes
492/Menkes/Per/IV/2010 dan PP No. 82 Tahun 2001.

3.5. Tahapan Pengambilan Data

1. Pembuatan rumusan masalah

2. Mencari data dengan cara studi literatur sesuai bahasan

3. Mencari data melalui teknologi informasi

4. Membuat kesimpulan

3.6. Tahapan Analisis

1. Pembuatan rumusan masalah

2. Membuat hipotesa sementara

3. Pencarian data berdasarkan rumusan masalah

4. Membuat hipotesa akhir berdasarkan data yang diperoleh

9
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Pengertian Air Minum

Air minum adalah air yang telah memenuhi persyaratan kesehatan, melalui
proses pengolahan ataupun tidak melalui proses pengolahan tetapi dapat langsung
diminum oleh masyarakat (Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/ 2010).
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesia Nomor 651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis
Depot Air Minum Dan Perdagangannya, yang dimaksud dengan air minum adalah
sumber air baku yang telah diproses terlebih dahulu dan aman untuk diminum
oleh masyarakat.

4.2. Sistem Penyediaan Air Minum

Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk


memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut
SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana
dan sarana air minum. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan
membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non
fisik (kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik. Penyelenggaraan pengembangan
SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola,
memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik
(teknik) dan non fisik penyediaan air minum.

4.3. Klasifikasi Mutu Air dan Kriteria Mutu Air

Kelas air sebagai peringkat kualitas air terdiri dari empat kelas, yakni:

10
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;

b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana


rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut;

c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; dan

d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi


pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.

Masing-masing kelas air di atas mensyaratkan kualitas air tertentu yang dinilai
layak untuk dimanfaatkan untuk kegunaan tertentu. Kualitas air pada masing-
masing kelas air ini tergambar pada instrumen kriteria mutu air. Dengan kata lain,
kriteria mutu air adalah tolok ukur kualitas air untuk setiap kelas air. Terdapat 5
(lima) kelompok tolok ukur atau parameter dalam kriteria mutu air, yaitu fisika,
kimia anorganik, kimia organik, mikrobiologi, dan radioaktivitas. Parameter
kualitas air dalam kelompok kimia anorganik salah satu contohnya adalah
tembaga. Informasi lebih detail mengenai jenis-jenis parameter kualitas air dapat
dilihat dalam Lampiran PP No. 82 Tahun 2001.

Kelas air dan kriteria mutu air dalam PP No. 82 Tahun 2001 menjadi acuan
bagi pemerintah atau pemerintah daerah dalam menetapkan kelas air pada sungai-
sungai yang ada di wilayah administratifnya. Penetapan kelas air dilakukan
dengan mempertimbangkan wilayah administratif dari sumber-sumber air.
Penetapan kelas air pada sungai yang berada dalam dua atau lebih wilayah
Provinsi atau merupakan lintas batas wilayah Negara ditetapkan dengan
Keputusan Presiden. Penetapan kelas air pada sungai yang berada dalam dua atau
lebih wilayah Kabupaten/Kota dapat diatur dengan Peraturan Daerah Provinsi.

11
Penetapan kelas air pada sungai yang berada dalam wilayah Kabupaten/Kota
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Dalam hal sungai belum
ditetapkan kelasnya, baku mutu airnya dianggap tunduk pada pengaturan Kelas 2.

Penetapan kelas air pada suatu sungai dilakukan berdasarkan hasil pengkajian
yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah. Hasil pengkajian
tersebut berisi informasi mengenai: 1). Keadaan mutu air saat ini (existing
quality); 2). Rencana pendayagunaan air sesuai dengan kriteria kelas yang
diinginkan; dan 3). Mutu air sasaran yang akan dicapai (objective quality).
Berdasarkan pada tiga informasi tersebut penetapan kelas air dilakukan dengan
tujuan untuk mempertahankan kualitas sungai atau untuk mengubah kualitas
sungai dari kelas air yang lebih rendah menjadi kelas air yang lebih tinggi.
Pengkajian untuk penetapan kelas air tersebut erat kaitannya dengan instrumen
berikutnya, yakni baku mutu air (ambien)

4.4. Standar Air Minum Menurut Hukum yang Berlaku

Kualitas air minum ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia, sesuai Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010, tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum, yang mencantumkan parameter sebagai standar penetapan
kualitas air minum, meliputi parameter fisik, bakteriologis, kimia, dan radioaktif.
Parameter bakteriologis dan kimia (anorganik) merupakan parameter yang terkait
langsung dengan kesehatan, sedangkan parameter fisik dan kimia lainnya
merupakan parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan.

Jika menyangkut persyaratan kualitas air baku air minum, maka dasar hukum
yang dipergunakan adalah Permenkes tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air. Di dalam peraturan tersebut (Mulia, 2005) dimuat persyaratan air
Minum dapat ditinjau dari beberapa parameter, yaitu :

 Parameter fisika

Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah zat padat
terlarut.

12
1. Tidak Berbau : Air yang berbau dapat disebabkan proses penguraian bahan
organik yang terdapat di dalam air.
2. Jernih : Air keruh adalah air mengandung partikel padat tersuspensi yang dapat
berupa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Disamping itu air yang keruh
sulit didesinfeksi, karena mikroba patogen dapat terlindung oleh partikel
tersebut (Slamet, 2007).
3. Tidak Berasa : Air yang tidak tawar mengindikasikan adanya zat-zat tertentu di
dalam air tersebut.
4. Suhu : Air yang baik tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang mencolok
dengan udara sekitar (udara ambien). Di Indonesia, suhu air minum idealnya ±
3 ºC dari suhu udara di atas atau di bawah suhu udara berarti mengandung zat-
zat tertentu (misalnya fenol yang terlarut) atau sedang terjadi proses biokimia
yang mengeluarkan atau menyerap energi air (Kusnaedi, 2002).
5. TDS : Total Dissolved Solid/TDS, adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10
-6 -10 -3 mm) yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain
(Effendi, 2002). Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik. Kesadahan
mengakibatkan terjadinya endapan/kerak pada sistem perpipaan.

 Parameter Kimia

Parameter kimiawi dikelompokkan menjadi kimia organik dan kimia anorganik.

1. Zat kimia anorganik dapat berupa logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya dan
beracun serta derajat keasaman (pH).
2. Zat kimia organik dapat berupa insektisida dan herbisida, volatile organis
chemicals (zat kimia organik mudak menguap) zat-zat berbahaya dan beracun
maupun zat pengikat Oksigen.
3. Sumber logam pada air dapat berasal dari Kegiatan Industri, pertambangan
ataupun proses pelapukan secara alamiah, atau karena korosi dari pipa penyalur
air. Bahan kimia organik dalam air minum dapat dibedakan menjadi 3 kategori.
Kategori 1 adalah bahan kimia yang mungkin bersifat carcinogen bagi
manusia. Kategori 2 bahan kimia yang tidak bersifat carcinogen bagi manusia.

13
Kategori 3 adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit kronis tanpa
ada fakta carcinogen.
4. Disolved Oxygen (DO) / Oksigen terlarut Oksigen yang terlarut dalam air
sangat diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup makhluk hidup air. Agar
ikan dapat hidup, dalam air harus mengandung sedikitnya 5 ppm oksigen.
Kurangnya kadar oksigen dalam air disebabkan oleh bakteri, protozoa, cacing,
dan pencemaran detergen. Jika keberadaan oksigen menipis, maka banyak
makhluk hidup dalam air mati dan menyebabkan pergeseran kehidupan air dari
aerobik menjadi anaerobik, karena kehidupan mikroorganisme aerobik diganti
oleh mikroorganisme anaerobik. Hasil penguraian zat – zat organik oleh
mimkroorgaanisme anaerobik adalah gas yang berbau dan beracun, misalnya
H2S.
5. Chemical Oxygen Demand (COD) / Kebutuhan Oksigen Kimia
Chemical Oxygen Demand (COD) menyatakan jumlah oksigen (O2) yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat – zat organik dalam 1 liter sampel air
(sebagai oksidator digunakan K2Cr2O4). Harga COD merupakan ukuran bagi
pencemaran oleh zat – zat organik yang secara alamiah dapat dioksidasi
melalui proses biologis sehingga menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut
dalam air.

 Parameter Mikrobiologis

Indikator organisme yang dipakai sebagai parameter mikrobiologi digunakan


bakteri koliform (indicator organism). Bakteri (jenis patogen) merupakan bagian
dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit, seperti penyakit saluran
pencemaan. Agent ini dapat hidup di dalam berbagai media, hewan, dan manusia
secara berantai serta menjalani siklus hidupnya sehingga merupakan mekanisme
untuk mempertahankan hidupnya (Soemirat, 2002). Penyakit yang berhubungan
dengan air terbagi menjadi empat kelompok, salah satunya, penyakit disebabkan
bakteri dalam air setelah air ini diminum seseorang, kemudian orang tersebut sakit
perut atau jatuh sakit (Azwar, 1979).

14
Selain itu parameter yang dilihat adalah Biological Oxygen Demand (BOD)
menunjukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan
(mengoksidasi) zat organik dalam air. Besar kecilnya BOD dapat menunjukan
tingkat pencemaran air oleh zat organik. Makin besar harga BOD makin banyak
zat organik yang mencemari air dan makin sedikit jumlah oksigen yang terlarut
(DO).

Kontaminasi bahan organik seperti bakteri, dapat terjadi dalam air bersih atau
air minum baik jenis patogen (di antaranya bertahan lama di air) maupun
apatogen. Kelompok bakteri penyebab penyakit perut terkait air minum, antara
lain : Salmonella, Shigella, Leptospira, Escherichia coli (strain patogen), dan
Pseudomonas. Bakteri dalam usus manusia, 90% adalah bakteri coli termasuk E.
coli (strain apatogen) (Jawetz, et al., 1986)

Pemeriksaan bakteriologis air minum memerlukan organisme indikator


sebagaimana analisis air mengacu pada kehadiran mikroorganisme dalam air
minum membuktikan air tersebut tercemar bahan tinja dari manusia/hewan
berdarah panas atau hasil pembusukan materi organik. Hal ini berpeluang bagi
mikroorganisme patogen, secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan, untuk
masuk dalam air minum. Organisme indikator memenuhi syarat, antara lain
(Pelczar,et al., 1988) :

1. Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air tidak tercemar,
2. Terdapat dalam air bila ada mikroorganisme patogen,
3. Jumlahnya berkorelasi dengan kadar polusi,
4. Mempunyai kemampuan bertahan hidup lebih besar daripada patogen,
5. Mempunyai sifat yang seragam dan mantap,
6. Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan,
7. Jumlahnya lebih banyak daripada organisme patogen (hal ini menyebabkan
lebih mudah terdeteksi), dan
8. Mudah dideteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana.

15
Beberapa bakteri atau kelompoknya dievaluasi sebagai organisme indikator, di
antaranya, E. coli dan coliform lainnya, memenuhi hampir semua syarat indikator
ideal. Bakteri tersebut dianggap indikator pencemaran bakteriologis air minum.

Secara loboratoris total coliform digunakan sebagai indikator adanya


pencemaran air bersih oleh tinja, tanah atau sumber alamiah lainnya. Sedangkan
fecal coliform (koliform tinja) digunakan sebagai indikator adanya pencemaran air
bersih oleh tinja manusia atau hewan. Parameter mikrobiologi tersebut dipakai
sebagai parameter untuk mencegah mikroba patogen dalam air minum.

Berdasarkan jumlah bakteri koliform yang terkandung dalam 100 cc sampel


air (Most Probability Number/MPN), kondisi air dibagi kedalam beberapa
golongan sebagai berikut (Chandra, 2007) :

1. Air tanpa pengotoran ; mata air (artesis) bebas dari kontaminasi bakteri
koliform dan patogen atau zat kimia beracun.
2. Air yang sudah mengalami proses desinfeksi ; MPN < 50/100 cc
3. Air dengan penjernihan lengkap; MPN < 5000/100 cc
4. Air dengan penjernihan tidak lengkap; MPN > 5000/100 cc
5. Air dengan penjernihan khusus (water purification); MPN > 250.000/100
cc

MPN mewakili Most Probable Number, yaitu jumlah terkaan terdekat dari
bakteri koliform dalam 100 cc air.

 Parameter Radioaktivitas

Zat radioaktivitas dapat menimbulkan efek kerusakan sel. Kerusakan tersebut


dapat berupa kematian dan perubahan komposisi genetik. Sel yang mati dapat
tergantikan asalkan belum seluruh sel mati, sedangkan perubahan genetis dapat
menimbulkan penyakit seperti kanker atau mutasi sel.

4.5. Standar Kualitas Air Minum Menurut WHO

Air minum adalah air yang digunakan manusia untuk keperluan konsumsi.
Syarat-syarat yang harus dimiliki air minum adalah tidak berasa, tidak berbau,

16
tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak
mengandung logam berat ( hal ini merupakan pernyataan menurut departemen
kesehatan).

Sedangkan menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002, air
minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.
Meskipun air yang bersumber dari alam dapat diminum oleh manusia, namun
memiliki risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia
coli) atauzat-zat dan unsur-unsur berbahaya lainnya. Kini ada juga air minum isi
ulang yang perlu diperhatikan kesehatannya. Bakteri yang terdapat dalam air
dapat dibunuh dengan merebus air hingga suhu 100 °C, namun banyak zat atau
unsur berbahaya seperti logam tidak dapat dihilangkan menggunakan cara seperti
ini.

Belakangan ini banyak ter dapat krisis air minum di dunia yang terutama
banyak terjadi di negara berkembang yang diakibatkan karena jumlah penduduk
yang terlalu pesat dan pencemaran atau polusi pada air. Minum air putih memang
diperlukan tubuh, akan tetapi jika berlebihan dapat menimbulkan hiponatremia
yaitu suatu kondisi dimanana trium dalam darah menjadi terlalu encer.

Menurut ketentuan dari badan dunia (WHO) layak atau tidaknya suatu air
untuk kehidupan manusia ditentukan menurut persyaratan kualitas secara fisik,
secara kimia dan secara biologis yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Kekeruhan air

Kekeruhan merupakan efekoptis yang terjadi apabila sinar membentuk material


yang tersuspensi di dalam air.Kekeruhan air dapat disebabkan karena adanya
bahan – bahan organik maupun anorganik seperti lumpur dan buangan dari
permukaan tertentu yang akan mengakibatkan air sungai berwarna keruh.
Kekeruhan ini akan berakibat pada warna air yang akan menjadi lebih tua dari
semestinya.

17
b. Bau Air

Bau dari air dapat disebabkan karena benda atau unsur asing yang masuk ke
dalam air seperti bangkai binatang, bahan buangan, ataupun disebabkan karena
proses karena bakteri yang menguraikan senyawa organik. Pada peristiwa
penguraian senyawa organik yang disebabkan karena bakteri tersebut
menghasilkan gas – gas yang berbau menyengat dan bahkan dapat bersifat sebagai
racun.

c. Rasa Air

Rasa dapat dipengaruhi karena adanya organisme seperti mikro algae dan
bakteri, adanya limbah padat dan limbah cair seperti hasil dari pembuangan
rumah tangga dan kemungkinan adanya klor atau sisa – sisa bahan yang
digunakan untuk disinfeksi.

d. Warna Air

Warna air hanya terdiri dari warna asli dan warna tampak.Warna asli atau true
color merupakan warna yang diakibatkan karena adanya substansi yang
terlarut.Sedangkan warna yang tampak atau apprent color adalah mencakup warna
substansi yang terlarut beserta dengan zat yang tersuspensi pada air tersebut.

e. Temperatur atau suhu air

Kenaikan temperatur atau suhu yang dialami air, dapat mengakibatkan


penurunan kadar oksigen terlarut (DO = Disvolved Oxygen), kadar DO yang
terlalu rendah akan mengakibatkan bau yang tidak sedap karena adanya
penguraian bahan – bahan organik maupun anorganik di dalam air secara
anaerobik atau yang biasa disebut dengan degradasi.

Standar kualitas air minum menurut WHO ini berkaitan dengan kualitas air
yang akan digunakan atau dikonsumsi, agar lebih mengetahui kualitas air minum
bisa menggunakan alat uji kualitas air yang multiparameter. Karena akan
mengukur berbagai parameter kualitas air seperti pH dan TDS.

18
4.6. Skematik Sistem Penyediaan Air Minum

1. Unit Air Baku, dapat terdiri dari bangunan penampungan air, bangunan
pengambilan/penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem
pemompaan, dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya. Unit
air baku, merupakan sarana pengambilan dan/atau penyediaan air baku. Air
baku wajib memenuhi baku mutu yang ditetapkan untuk penyediaan air minum
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Unit Produksi, merupakan prasarana dan sarana yang dapat digunakan untuk
mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan/atau
biologi. Unit produksi, dapat terdiri dari bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukuran dan peralatan
pemantauan, serta bangunan penampungan air minum.

3. Unit Distribusi, terdiri dari sistem perpompaan, jaringan distribusi, bangunan


penampungan, alat ukur dan peralatan pemantauan. Unit distribusi wajib
memberikan kepastian kuantitas, kualitas air, dan kontinuitas pengaliran, yang
memberikan jaminan pengaliran 24 jam per hari.

4. Unit Pelayanan, terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran. Untuk mengukur besaran pelayanan pada sambungan rumah dan
hidran umum harus dipasang alat ukur berupa meter air. Untuk menjamin
keakurasiannya, meter air wajib ditera secara berkala oleh instansi yang
berwenang.

5. Unit Pengelolaan, terdiri dari pengelolaan teknis dan pengelolaan nonteknis.


Pengelolaan teknis terdiri dari kegiatan operasional, pemeliharaan dan
pemantauan dari unit air baku, unit produksi dan unit distribusi. Sedangkan
pengelolaan nonteknis terdiri dari administrasi dan pelayanan.

19
4.7. Sistem Pengaliran

Sistem pengaliran dalam system distribusi air bersih dapat diklasifikasikan


menjadi sebagai berikut :

1. Sistem Gravitasi

Sistem ini digunakan bila elevasi sumber air baku atau pengolahan jauh berada
diatas elevasi daerah pelayanan dan system ini dapat memberikan sistem
potensial yang cukup tinggi hingga pada daerah pelayanan terjauh. Sistem ini
merupakan yang paling menguntungkan karena pengoperasion dan
pemeliharaannya mudah dilakukan.

2. Sistem Pemompaan

Sistem ini digunakan bila beda elevasi antara sumber air atau instalasi dengan
daerah pelayanan yang cukup, sehingga air yang akan didistribusikan dipompa
langsung ke jaringan distribusi. Kelemahan sistem ini yaitu, dalam hal biaya yang
besar karena dibutuhkan pompa untuk pengalirannya.

3. Sistem Kombinasi

Sistem ini merupakan sistem gabungan dari sistem gravitasi dan sistem
pemompaan. Dimana air baku dari sumber air atau instalasi pengolahan dialirkan
dengan menggunakan pompa atau reservoir distribusi, baik dioperasikan secara
bergantian atau bersamaan dan disesuaikan dengan tofografi daerah pelayanan.
System inilah yang paling sering digunakan.

4.8. Sistem Distribusi

Adapun sistem distribusi ada dua yaitu:

a. Continuous system

Dalam sistem ini, air minum yang akan disuplay dan didistribusikan kepada
konsumen secara terus menerus selama 24 jam. Sistem ini biasanya diterapkan
bila pada setiap waktu kuantitas air baku dapat mensuplay seluruh kebutuhan
konsumen.

20
Keuntungan dari Continuous system :

 Konsumen akan mendapatkan air setiap saat.


 Air ssminum/bersih yang diambil dari titik pengambilan di didalam jaringan
pipa yang didistribusikan selalu dalam keadaan segar.

Kerugian dari Continuous system :

 Pemakaian air cendrung lebih boros.


 Jika ada sedikit kebocoran maka jumlah air yang terbuang besar.

b. Intermitten system

Dalam sistem ini, air minum yang akan disuplay dan didistribusikan kepada
konsumen hanya beberapa jam dalam satu hari. Biasanya berkisar anatara 2
hingga 4 jam untuk sore hari. System ini biasanya diterapkan bila kuantitas dan
tekanan air yang cukup tidak tersedia.

Keuntungan dari Intermitten system :

 Pemakaian air cendrung lebih hemat.


 Jika ada kebocoran maka jumlah air yang terbuang pada sistem ini kecil.

Kerugian dari Intermitten system

 Bila terjadi kebakaran pada saat tida beroprasi maka air untuk pemadam
kebakaran tidak dapt disediakan.
 Setiap rumah perlu menyiapkan tempat penyimpanan air yang cukup agar
kebutuhan air sehari-hari dapat terpenihui. Dimensi pipa yang digunakan akan
lebih besar akrena kebutuhan air yang disuplay dan didistribusikan dalam
sehari hanya ditempuh dalam jangka waktu pendek.

4.9. Jenis-Jenis Jaringan Distribusi

Jenis-jenis jaringan distribusi antara lain :

a. Sistem Percabangan

21
Pada sistem ini ujung pipa dari pipa utama biasanya tertutup sehingga
menyebabkan tertumpuknya kotoran yang dapat mengganggu pendistribusian air.

Kerugian dari Sistem Percabangan :

 Apabila terjadi kebocoran pada salah satu pipa-pipa yang lain maka alirannya
akan terhenti, bila pipa yang bocor tersebut diperbaiki.

Keuntungan dari Sistem Percabangan :

 Dari segi perhitungan lebih mudah, lebih ekonomis, dan lebih mudah
dilaksanakan.
b. Sistem Gird (petak)

Pada sistem ini ujung-ujung pipa cabang disambungkan satu sama lain, sistem ini
lebih dari sitem pipa bercabang. Karena sirkulasinya lebih baik dan kecil
kemungkinan menjadi tertutup atau staguasi.

22
BAB V

KESIMPULAN

1. SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari
prasarana dan sarana air minum. Penyelenggaraan pengembangan SPAM
adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola,
memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik
(teknik) dan non fisik penyediaan air minum.
2. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002, air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.
3. Menurut ketentuan dari badan dunia (WHO) layak atau tidaknya suatu air
untuk kehidupan manusia ditentukan menurut persyaratan kualitas secara fisik
berupa kekeruhan, bau, rasa, warna dan temperatur.
4. Klasifikasi Mutu Air dan Kriteria Mutu Air menurut PP No 82 tahun 2001
dibagi menjadi 4 kelas peruntukan air.
5. Dalam Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum, yang mencantumkan parameter sebagai standar penetapan kualitas air
minum, meliputi parameter fisik, bakteriologis, kimia, dan radioaktif.
6. Skematik Sistem Penyediaan Air Minum meliputi unit air baku, produksi,
distribusi, pelayanan dan pengelolaan.
7. Sistem pengaliran dalam SPAM meliputi gravitasi, pemompaan, dan
kombinasi.
8. Sistem distribusi SPAM ada dua yaitu continuous system dan intermitten
system.
9. Jenis jaringan dalam SPAM ada dua yaitu sistem petak dan sistem
percabangan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015

Peraturan Menteri Kesehatan 492/Menkes/Per/IV/2010

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001

Wiyono, Noerhadi, dkk. 2017. Sistem Pengolahan Air Minum Sederhana


(Portable Water Treatment). Universitas Lambung Mangkurat : Banjar Baru.

Wijayanti, Restu, dkk. 2015. Makalah Sistem Penyediaan Air Minumunit


Pengelolaan. Universitas Diponegoro : Semarang.

Hartono, Rendy. 2017. Makalah Sistem Penyediaan Dan Distribusi Air Minum
Lombok Barat. Universitas Nahdlatul Ulama: Nusa Tenggara Barat.

24

Anda mungkin juga menyukai