Anda di halaman 1dari 15

PENYUSUNAN TEKS PIDATO

Mata kuliah : Bahasa Indonesia


Dosen :Cynthia Yolanda M.PD

Disusun Oleh Kelompok XII :


Herlin wahdi
Ira Dwinanti
Herlina

Program Studi Ekonomi Syariah Eksekutif A Semester II


Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh H.A Halim Hasan
Al-Ishlahiyah BINJAI
Tahun Akademik 2018/2019i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Menyusun atau membuat suatu pidato pada dasarnya merupakan suatu


rangkain kegiatan mengungkap rangkaian hasil pemikiran dalam bentuk tulisan
dimana dengan memenuhi kriteria dan etika cara membaca pidato. Oleh karena itu,
sebelum seorang membaca pidato menuangkan hasil pemikirannya dalam bentuk
tulisan, dia lebih dahulu harus mengetahui kriteria dan etika penyusunan berpidato.
Secara umum, setiap berpidato memiliki unsur- unsur yakni merupakan penyampaian
dan penanaman pikiran, informasi atau gagasan dari pembicara kepada khalayak
ramai.

Pidato biasanya disampaikan dalam acara-acara resmi. Menyiapkan terlebih


dahulu materi yang akan disampaikan agar berpidato lebih baik. Dan topik yang akan
disampaikan hendaknya menarik perhatian pembicara dan pendengar.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian berpidato ?


b. Apa saja komposisi pidato?
c. Bagaimana penyusunan gagasan dalam menyusun pidato ?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Menjelaskan pengertian dari berpidato.


b. Menjelaskan apa saja komposisi pidato
c. Menjelaskan bagaimana penyusunan gagasan dalam menyusun pidato.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pidato

Rosdiana Siregar (2009: 12) “Pidato adalah penyampaian


gagasan,pikiran,atau informasi kepada orang banyak secara lisan
dengan cara-cara tertentu. Pidato daapaat di artikan sebagai seni
membujuk seperti yang dikatakan aristoteles,”the art of
persuasion’. Jadi,orang dikatakan berpidato dengan baik apabila
mampu membujuk paaara pendengarnya untuk
memmahami,menerima,dan mematuhi pesan-pesan yang di
kemukakannya.

informasi,ide,pikiran atau pendapat secara lisan di muka umum.


Oleh karena itu,dalam berpidato ada tiga unsur, yaitu :

1. Pembicara
2. Isi Pembicaraan
3. Pendengar
1. Tujuan Pidato

Tujuan pidato dapat di bedakan tiga yaitu :

1. Memberitahukan (informatif)
2. Menghibur atau menyenangkan
3. Membujuk atau mempengaruhi

2.Metode Pidato

Rosdiana Siregar (2009;15) ada empaat macam metode untuk


berpidato yaitu:

a. Metode Naskah

Dalam pidato resmi banyak pembicara membawa naskah


yang sudah di siapkan sebelumnya untuk di bacakan di muka
umum,metode ini di sebut metode naskah.
Metode naskah ini memmang masih sering di gunakan
dalam ssituasi resmi,terutama pidato yang di siarkan melalui radio
dan televise. Pembicara memakai metode naskah alasannya agar
tidak keliru sebab setiap kata yang di ucapkan oleh pejabat dalam
situasi resmi akan di sebar luaskan wartawan dan akan di pakai
sebagai panutan oleh khalayak.

Memang ada kemuungkinan metode naskah di gunakan orang


karena pembicara belum biasa atau belum ahli berpidato dengan
alasan takut tidak lancar.Jadi metode ini cocok baagi oraang
yaaang masih adalam taraf belajar.1

b..Metode Menghafal (Tanpa Teks)

Metode pidato menghafal yaitu menghafal suatu rencana pidato yang


telah dibuat sebelumnya.

Kelebihan metode menghafal adalah melatih daya ingat dan tersusun sistematis.
Sedangkan, kelemahan metode menghafal adalah bila terjadi lupa akan
mempengaruhi isi pidato dan mungkin akan menggangu konsentrasi pendengar.

1 Cyntia Yolanda M.Pd, nahir berbahasa Indonesia:Materi Dasar dan Penerapan,hlm82.


c.Metode Impromptu (Serta Merta)

Metode pidato impromptu adalah membawakan pidato tanpa persiapan yang


hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Dalam metode ini, pembicara
menggunakan cara spontanitas (improvisasi). Biasanya, metode ini digunakan untuk
pidato yang sifatnya mendadak dan disajikan menurut kebutuhan saat itu.

Kelebihan metode impromptu adalah bahasa yang digunakan singkat, sehingga


tidak membosankan dan pembicara bebas dalam memilih topik bahasan tetapi tepat
sesuai acara. Sedangkan, kelemahan metode impromptuadalah terkadang meteri
yang disampaikan tidak secara urut/sistematis dan kemungkinan ada hal-hal yang
terlupa karena sifatnya mendadak tanpa persiapan.

d.Metode Ekstemporan (Penjabaran Kerangka)

Metode pidato ekstemporan merupakan teknik berpidato dengan


menjabarkan materi yang terpola. Maksud terpola yaitu materi yang akan
disampaikan harus dipersiapkan garis besarnya dengan menuliskan hal-hal yang di
anggap penting.

Kelebihan metode ekstemporan yaitu materi yang di sampaikan dapat di


ungkapkan secara terurut dan sistematis. Sedangkan, kelemahan metode
ekstemporan adalah terlihat seakan-akan kurang siap karena perlu menunduk untuk
melihat catatan.
B.Komposisi Pidato

Teknik menyusun naskah pidato mencangkup beberapa langkah penting dalam


penyusunan yaitu:

a.Kesatuan (Unity)

Komposisi yang baik harus merupakan kesatuan yang utuh. Kesatuan meliputi
dalam isi, tujuan dan sifat (mood).

a. Isi

Dalam isi, harus ada gagasan tunggal yang mendominasi seluruh uraian, yang
menentukan dalam pemilihan bahan-bahan penunjang.

b. Tujuan

Komposisi juga harus mempunyai satu macam tujuan. Satu di antara yang tiga, antara
lain menghibur, memberitahukan dan mempengaruhi (harus dipilih). Dalam pidato
mempengaruhi (persuasif) boleh saja kita menyampaikan cerita-cerita lucu,
sepanjang cerita lucu menambah daya persuasi pembicaraan. Bila cerita lucu itu tidak
ada hubungannya dengan persuasi, betapa pun menariknya ia harus kita buang.

c. Sifat

Kesatuan juga harus tampak dalam sifat pembicaraan (mood). Sifat ini mungkin
serius, informal, formal, anggun atau bermain-main. Jika kitamemilih sifat formal,
maka suasana formalitas harus mendominasi seluruh uraian. Ini menentukan
pemilihan bahan, gaya bahasa atau pemilihan kata-kata. Misalnya dalam suasana
informal, gaya pidato seperti bercakap (conversational) dan akrab (intimate).

Untuk mempertahankan kesatuan ini bukan saja diperlukan ketajaman


pemikiran, tetapi juga kemauan kuat untuk membuang hal-hal yang mubazir.Sering
kali orang digoda untuk memasukkan bahan yang menarik, walaupun kurang
berfaedah. Kurangnya kesatuan akan menyebabkan pendengar menggerutu,
“ngawur” bertele-tele, tidak jelas apa yang dibicarakan, “meloncat-loncat”.
b. Pertautan (Coherence)

Pertautan menunjukkan urutan bagian uraian yang berkaitan satu sama lain.
Pertautan menyebabkan perpindahan dari pokok yang satu kepada pokok yang
lainnya berjalan lancar. Sebaliknya, hilangnya pertautan menimbulkan gagasan yang
tersendat-sendat atau khalayak tidak mampu menarik gagasan pokok dari seluruh
pembicaraan. Ini biasanya disebabkan perencanaan yang tidak memadai, pemikiran
yang ceroboh dan penggunaan kata-kata yang jelek.

Untuk memelihara pertautan dapat dipergunakan tiga cara:

a) Ungkapan Penyambung (connective phrases)

Ungkapan penyambung adalah sebuah kata atau lebih yang digunakan untuk
merangkaikan bagian-bagian. Ungkapan tersebut seperti: karena itu, walaupun, jadi,
selain itu, sebaliknya, misalnya, sebagai contoh dengan perkataan lain, sebagai
ilustrasi, bukan saja..., tetapi juga..., tidak berbeda dengan ini..., akibat semuanya
ini..., dan yang terpenting dari semuanya ini..., hal-hal tersebut perlu diperhatikan...,
demikian..., contoh berikutnya ialah..., dst.

b) Paralelisme

Paralelisme ialah mensejajarkan struktur kalimat yang sejenis dengan


ungkapan yang sama untuk setiap pokok pembicaraan. Misalnya, “Pemuka
masyarakat memiliki ciri-ciri, yaitu ia mengetahui lebih banyak, ia berpendidikan lebih
tinggi, ia mempunyai status yang lebih terhormat dibandingkan dengan anggota
masyarakat yang lain”.

c) Gema (echo)

Gema (echo) ialah kata atau gagasan dalam kalimat terdahulu diulang kembali
pada kalimat baru. Contohnya, “Ketiga hal tersebut menentukan berhasil tidaknya
pendidikan. Yang disebut terakhir, yaitu masyarakat amat banyak pengaruhnya, tetapi
amat sedikit mendapat perhatian.”

Gema dapat berupa sinonim, perulangan kata, kata ganti seperti ini, itu, hal
tersebut, ia, mereka, atau istilah lain yang menggantikan kata-kata yang terdahulu.
c.. Titik Berat (Emphasis)

Bila kesatuan dan pertautan membantu pendengar untuk mengikuti dengan


mudah jalannya pembicaraan, titik-berat menunjukkan mereka pada bagian-bagian
penting yang patut diperhatikan. Hal-hal yang harus dititikberatkan bergantung
kepada isi komposisi pidato, tetapi pokok-pokoknya hampir sama. Gagasan utama
(central ideas), ikhtisar uraian, pemikiran baru, perbedaan pokok, hal yang harus
dipikirkan khalayak adalah contoh-contoh bagian yang harus dititik beratkan, atau
ditekankan. Titik-berat dalam tulisan dapat dinyatakan dengan tanda garis bawah,
huruf miring atau huruf besar. Dalam uraian lisan, ini dinyatakan dengan hentian,
tekanan suara yang dinaikkan, perubahan nada, isyarat dan sebagainya. Dapat pula
didahului dengan keterangan penjelas seperti “Akhirnya sampailah kepada inti
pembicaraan saya”, “Saudara-saudara, yang terpenting bagi kita ialah...”, dan
sebagainya.

C.Penyusunan Gagasan Dalam Menyusun Pidato

1. Pencarian bahan/pengumpulan bahan yang selektif dan relevan dengan tema.

2. Penyusunan kerangka yang sistematis

3. Pengkoreksian terhadap gaya bahasa, redaksional, dan rumusan kata-kata yang


dipergunakan.

4. Memoria sebagai renungan ulang sehingga terkuasai sepenuhnya.

5. Pronunciato (mempelajari/melatih ucapan, intonasi, nada, humoria dan


semangat).

Adapun yang harus disadari dalam menjalankan tugas persuasion antara lain :

- Pembicara sadar apakah tujuan dari yang dikemukakan dalam pembicaraannya.

- Pembicara disamping sebagai subjek sekaligus sebagai objek yang tanggap


terhadap refleksi serta reaksi para pendengar.
- Pembicara harus mampu menyesuaikan diri sehingga tidak terasing dari/bagi
pendengarnya

Menurut A. H. Hasanuddin, teks dibuat sekitar dua ribu kata atau delapan
halaman dengan satu setengah spasi. Pidato sangat ideal sekali-kali diucapkan dengan
tanpa membaca teks, dengan catatan tidak jauh berbedaatau bertentangan dengan
teks yang telah dipersiapkan sebelumnya.

a.Persiapan Penyajian

Persiapan penyajian pidato mencakup beberapa langkah penting dalam


penyusunan yaitu:

b.. Menentukan Topik

Topik pembicaraan merupakan persoalan yang dikemukakan. Topik yang akan


disampaikan hendaknya menarik perhatian pembicara dan pendengar.

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika hendak menentukan topik pidato:

a. Kesesuaian topik dengan latar belakang pengetahuan, wawasan dan minat

b. Kesesuaian topik dengan pengetahuan dan minat

c. Memiliki ruang lingkup dan pembatasan

d. Kesesuaian topik dengan waktu dan situasi

e. Ditunjang dengan bahan lainnya

c.Menentukan Tujuan Pidato

Adapun tujuan pembicaraan berhubungan dengan tanggapan yang diharapkan


dari para pendengar.

d. Menganalisis Pendengar dan Situasi

Menganalisis pendengar dan situasi yang dilakukan untuk mengetahui siapa


pendengarnya dan dalam situasi apa pidato itu akan disampaikan. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menganalisis pendengar yaitu maksud pengunjung
mendengarkan uraian pidato, adat kebiasaan atau tata cara kehidupan pendengar
dan tempat acara berlangsung.

e.Memilih dan penyempitkan topik.

Topik yang telah ditentukan hendaknya dikaji kembali. Jika topik itu terlalu
luas, dapat dibatasi dengan menyempitkannya kembali sehingga pembahasan lebih
terfokus dan pembahasan lebih terarah.

f.Mengumpulkan Bahan

Untuk dapat menyusun naskah pidato, maka harus mengumpulkan bahan yang
diperlukan sesuai dengan topik pembicaraan. Banyak sumber yang dapat dijadikan
bahan pidato, seperti bahan bacaan, hasil mendengarkan atau pengalaman yang
berkesan. Penyusunan dan pengumpulan data diusahakan harus seakurat mungkin
yaitu sesuai fakta, ilustrasi, ceita atau pokok-pokok yang konkret untuk
mengembangkan pidato agar lebih maksimal. Seharusnya penyusun harus banyak
bertanya kepada pihak-pihak yang mengetahui persoalan tersebut. Pengetahuan
pembicara beserta semua bahan-bahan tersebut akan memungkinkan pembicara
berbicara dengan baik.

g.Membuat Kerangka Pidato

Bahan-bahan yang telah kita peroleh disusun sesuai dengan kerangka uraian.
Seorang pembaca harus menentukan pokok-pokok pemasalahanya, sehingga dapat
merencanakan kerangka pidatonya secara terperinci. Kerangka pidato memang harus
disusun secara terperinci supaya menimbulkan keyakinan tentang kesatuan
koherensinya. Struktur penulisan naskah pidato terdiri atas bagian salam atau sapaan
pembuka, pembuka, isi, penutup, dan salam penutup

Perhatikan contoh kerangka pidato berikut.

Tema (topik/judul) :

1. Salam Pembuka

2. Pembuka
2.1. Mukaddimah (bersifat tradisional religius)

2.2. Penghormatan

2.3. Ucapan Syukur

3. Isi

3.1. Pendahuluan (ungkapan yang menyangkut tema/topik/judul yang dihubungkan


dengan hal-hal yang telah berlalu, kenyataan masa kini dan sorotan masa yang akan
datang)

3.2. Permasalahan (faktor apa dan bagaimana masalah yang menyangkut tema
topik/judul)

3.3. Uraian Pembahasan

a. Faktor Penunjang (hal-hal yang positif)

b. Faktor penghambat (hal-hal yang negatif)

c. Langkah/Usaha (sebagai jalan keluar atau sebagai kemungkinan pemecahannya)

4. Penutup

4.1. Kesimpulan (inti dari uraian pembahasan masalah)

4.2. Seruan/saran/harapan.

5. Salam Penutup (bersifat tradisional religius)

h.. Menguraikan Isi Pidato Secara Mendetail

Menguraikan secara mendetail dalam penyusunan naskah hendaknya


menggunakan kata-kata yang tepat dan efektif sehingga memperjelas uraian.Langkah
terbaik dalam berpidato tergantung pada pembawaan dan kesanggupan setiap orang
yang bersangkutan serta suasana yang ada pada waktu itu. Namun teryata terdapat
dua cara yang sering digunakan, yaitu :

a. Pidato bebas dengan sekali-kali melihat kerangka yang sudah disusun untuk
menjamin keteraturan dan tidak terdapat ide-ide yang terlangkahi.
b. Menggarap pidato tersebut dengan disusun kata-kata secara lengkap dan
terperinci selanjutnya tinggal dibacakan saja.

i.Praktik Pidato

a. Biasanya dipraktikkan oleh pemimpin organisasi kepada anak buah organisasinya.

b. Dipraktikkan oleh pemimpin atau pejabat negara guna mempermudah


adanya komunikasi sehingga terciptanya keadaan yang demokratis.

c. Dipraktikkan untuk menenangkan massa atau khalayak ramai

d. Biasanya seorang pemimpin atau orang yang berpengaruh diwajibkan untuk


menguasai teori pidato.

Banyak orang yang sering menghindari pekerjaan yang didepan banyak umum karena
memiliki banyak alasan seperti takut memalukan dan selalu tidak kuat menahan
serangan demam panggung. Maka dari itu, agar kita tidak demam panggung dan bisa
percaya diri untuk berpidato, ada beberapa tips agar tidak tegang dalam berpidato.

1. Singkat; jangan berpidato terlalu lama dan membuang waktu, karena pendengar
akan merasa bosan. Buatlah durasi pidato itu yang langsung ke permasalahanya agar
penonton tidak bosan lagi.

2. Sederhana; biasanya mereka mendengar pidato kalian yang paling penting saja
atau hanya satu atau dua ide kalian. Mereka tidak pernah mendengar semua ide-ide
anda. Kalau kalian tidak bisa mengekspresikannya ide penting dalam satu dua kalimat
yang gampang dimengerti, pidato akan menjadi tidak konsentrasi.

3. Bersikap realistis; kalian berpidato karena memiliki beberapa pengalaman yang


tidak pernah dimiliki oleh pendengar. Pengalaman-pengalaman tersebut dan buatlah
mereka juga akan merasakan apa yang Anda rasakan berdasarkan pengalaman
tersebut.

4. Menarik perhatian; pada saat berpidato, kita harus melakukan interaksi agar
penonton bisa menarik perhatian atau suara anda harus mengikuti artikulasi agar
jelas bila anda berbicara karena, kalau tidak jelas pendengar tidak akan tertarik
dengan pidato anda.
5. Jangan membaca teks; kalau anda berbicara tanpa membaca teks, kita akan
terbawa suasana dalam suatu permasalah yang terjadi itu dan bila kalian terlalu
membaca kepada teks, pendengar akan menganggap anda tidak mengerti akan
persoalan dan mereka tidak akan tertarik dan itu sangat fatal kalau memang kita tidak
mengerti dalam pidato itu.

6. Tenang; jangan sering-sering mengambil nafas dalam-dalam. Audience akan


melihat ketegangan kalian, ini dapat mengurangi konsentrasi dalam pidato yang
kalian sampaikan. Bersikaplah santai dan bernapas sewajarnya, agar tetap bisa dalam
ketenangan. Posisikan kalian sedang berbicara dengan sahabat kalian, bukan pada
pendengar.

7. Persiapan cukup; istirahatlah yang cukup, tidak perlu bergadang. Makanlah yang
cukup untuk mengurangi naiknya kadar asam lambung yang dapat disebabkan oleh
tingkat stress.

8. Penampilan menarik; kalau penampilan menarik, kalian akan merasa percaya diri
dan tidak akan malu dengan pidato yang anda sampaikan dan itu akan membuat
menambahnya konsentrasi anda.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

ü Pidato adalah salah satu bentuk cara penyampaian atau pengungkapan pikiran
secara lisan dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak.

ü Ada empat metode dalam berpidato yang sering digunakan, yaitu metode
impromptu, metode ekstemporan, metode naskah dan metode menghafal.

ü Teknik menyusun naskah pidato mencangkup beberapa langkah penting dalam


penyusunan yaitu:

o Prinsip-prinsip penyusunan pidato: kesatuan, pertautan dan titik-berat.

o Sistematika konsep pidato:

- Menyusun pesan pidato; organisasi pesan (message organization)


danpengaturan pesan (message arrangement).

- Membuat garis-garis besar pidato; garis besar lengkap (fullcontent outline), garis
besar singkat (key-word outline) dan garis besar alur teknis (outline of technical plot).

ü Persiapan penyajian pidato mencakup beberapa langkah penting dalam


penyusunan yaitu: menentukan topik, menentukan tujuan pidato, menganalisis
pendengar dan situasi, memilih dan penyempitkan topik,mengumpulkan bahan,
membuat kerangka pidato dan menguraikan isi pidato secara mendetail.

3.2 Saran

Dengan mengetahui pengertian, teknik dan penyajian pidato semoga pembaca


lebih memahami tentang penyusunan pidato dan bagaimana berpidato yang kami
bahas didalam makalah kami, sehingga pembaca dapat memperbaiki cara pidato
dengan benar. Begitu juga dengan makalah kami yang mungkin tidak begitu lengkap
dalam membahas judul makalah kami. Kami harap pembaca dapat mencari sumber-
sumber lainnya diberbagai buku atau pun situs-situs internet lainnya. Semoga
makalah kami dapat bermanfaat bagi pembaca.
.

Anda mungkin juga menyukai