Anda di halaman 1dari 12

HAK, KEWAJIBAN DAN KODE ETIK

RUMAH SAKIT

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Hukum Kesehatan


(EHK)

Disusun Oleh:

Mudrik Suzada 18033290


Muthia Ardian Maharani 1803329016
Diah Tri Kusumawati 1803329018

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PENDIDIKAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia, dimana dalam Pasal 25
Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan
setiap orang berhak atas taraf hidup yang memadai untuk kesehatan dan
kesejahteraan diri serta keluarganya (KKI, 2009).
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Bab III tentang
Hak dan Kewajiban Pasien dalam Pasal 8 menyatakan bahwa pasien
mempunyai hak untuk memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya
termasuk tindakan dan pengobatan yang akan diterima maupun yang telah
diterima oleh pasien dari tenaga kesehatan merupakan salah satu kebutuhan
yang perlu diketahui oleh pasien.
Hak-hak untuk memperoleh informasi merupakan hak asasi pasien yang
paling utama bahkan dalam tindakan khusus diperlukan Informed Consent
(persetujuan tindakan medis) (Notoatmodjo, 2010). Hubungan antara informed
consent dan tindakan medis yang akan dilakukan oleh dokter dapat dikatakan
bahwa informed consent merupakan komponen utama yang mendukung adanya
tindakan medis tersebut (Setiawan, 2009).
Informed consent berarti suatu izin (consent) atau pernyataan setuju dari
pasien yang diberikan dengan bebas dan rasional, sesudah mendapatkan
informasi dari dokter dan sudah mengerti oleh pasien. Informasi didalam
informed consent mengenai pengungkapan dan penjelasan (disclosure and
explanation) kepada pasien dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh pasiennya
tentang penegakkan diagnosis, sifat dan prosedur atau tindakan medic yang
diusulkan, kemungkinan timbulnya resiko, manfaat dari tindakan medis, dan
alternative dari tindakan medis tersebut, serta harus didokumentasikan.
Hak-hak pasien menurut Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)
terdapat pada penjelasan yang diberikan dokter kepada pasien tentang diagnosis
dan terapi dari dokter yang mengobatinya, hak untuk memperoleh pelayanan
kedokteran, hak untuk memperoleh penjelasan tentang peraturan-peraturan di
Rumah Sakit dan hak untuk memperoleh penjelasan tentang perician biaya rawat
inap, obat, dan sebagainya.
Komunikasi yang efektif antara pasien dan tenaga kesehatan sangat
diperlukan untuk mengkondisikan faktor kurangnya pengetahuan, sikap pasien
terhadap informasi mengenai data kesehatan termasuk tindakan dan pengobatan
yang akan dilakukan dan setelah dilakukan. Komunikasi yang baik akan diterima
oleh pasien dan selama informasi tersebut tidak bertentangan dengan adat
istiadat, kebudayaan, keyakinan serta kepercayaan akan menimbulkan persepsi
yang baik kepada pasien terhadap pelayanan yang diberikan (Notoatmodjo,
2008).

B. Tujuan
1. Mengetahui Hak Rumah Sakit
2. Mengetaui Kewajiban Rumah Sakit
3. Mengetahui Kode Etik Rumah Sakit.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hak Rumah Sakit


Menurut Undang-undang No. 44 Tahun 2009, hak-hak rumah sakit
adalah segala sesuatu yang menjadi kepentingan rumah sakit yang
dilindungi oleh hukum Tidak ada hak tanpa kewajiban dan sebaliknya
tidak ada kewajiban tanpa hak.
Hak Mengandung empat unsur yaitu :
1. Subjek Hukum
Subjek Hukum adalah segala sesuatu yang dapat memperoleh hak
dan dibebani kewajiban. Kewenangan untuk menyandang hak dan
kewajiban ini disebut kewenangan hokum
2. Objek Hukum
Objek Hukum adalah segala sesuatu yang menjadi fokus atau tujuan
diadakannya hubungan hokum
3. Hubungan Hukum
Hubungan hukum terjadi karena adanya peristiwa hukum
4. Perlindungan Hukum
Segala sesuatu yang mengatur dan menentukan hak dan kewajiban
masing-masing pihak yang melakukan hubungan hukum,sehingga
kepentingannya terlindungi setiap upaya pelayanan medis yaitu
pengobatan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang
diberikan oleh rumah sakit terhadap pasien adalah wujud pelaksaan dari
kewajiban rumah sakit memenuhi hak-hak pasien. Sebaliknya kewajiban
pasien untuk memberikan informasi medis yang dibutuhkan, mengikuti
nasihat dan pertunjuk dokter yang merawatnya, mengikuti peraturan-
peraturan yang ditetapkan oleh rumah sakit dan juga termasuk memberi
imbalan jasa terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit dan
dokter adalah rangkaian untuk memenuhi hak-hak rumah sakit.
Pelaksanaan Hak dan kewajiban antara rumah sakit dan pasien
atau sebaliknya merupakan sebuah tanggung jawab yang lahir dari
hubungan hukum diantara keduanya. Hubungan hukum tersebut berupa
perikatan atau perjanjian dalam upaya pelayanan medis (perjanjian
terapeutik) yang disepakati oleh rumah sakit sebagai pemberi pelayanan
medis dan pasien sebagai penerima pelayanan medis. Untuk memenuhi
persyaratan hubungan hukum, maka masing-masing pihak bertindak
sebagai subjek hukum yaitu pihak yang mampu memenuhi kewajibannya
yang menjadi hak pihak lain dan sebaliknya. yang menerima hak-haknya
yang menjadi kewajiban pihak lain untuk memenuhinya.
Rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan
mempunyai hak-hak dalam hubungan hukum perjanjian terapeutik
dengan pasien sebagaimana yang diatur di dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit yaitu :
1. Menentukan jumlah, jenis dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai
dengan kualifikasi rumah sakit.
2. Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi,
insentif dan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka
mengembangkan pelayanan.
4. Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
5. Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian.
6. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan.
7. Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di rumah sakit sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
8. Mendapatkan insentif pajak bagi rumah sakit publik dan rumah sakit
yang ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan.

B. Kewajiban Rumah Sakit


Menurut UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, kewajiban-
kewajiban rumah sakit adalah segala sesuatu yang menjadi beban atau
tanggung jawab rumah sakit untuk melaksanakannya demi untuk
memenuhi apa yang menjadi hak orang lain. Kewajiban rumah sakit
sebagaimana yang diatur di dalam UU No. 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit yaitu :
1. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit
kepada masyarakat.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
antidiskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
3. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya.
4. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
sesuai dengan kemampuan pelayanannya.
5. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu
atau miskin.
6. Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas
pelayanan pasien tidak mampu/miskin,pelayanan gawat darurat tanpa
uang muka,ambulance gratis,pelayanan korban bencana dan kejadian
luar biasa,atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan.
7. Membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu pelayanan
kesehatan di rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.
8. Menyelenggarakan rekam medik.
9. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain
sarana ibadah, parker, ruang tunggu,sarana untuk orang cacat, wanita
menyusui,anak-anak, usai lanjut.
10. Melaksanakan sistem rujukan.
11. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi
dan etika serta peraturan perundang-undangan.
12. Memberikan informasi yang benar,jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien.
13. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien.
14. Melaksanakan etika rumah sakit.
15. Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan
bencana.
16. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara
regional maupun nasional.
17. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktek kedokteran
atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya.
18. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal rumah sakit (hospital
by laws).
19. Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas
rumah sakit dalam melaksanakan tugas.
20. Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan
tanpa rokok.

C. Kode Etik Rumah Sakit


Kode etik perilaku merupakan seperangkat peraturan yang dijadikan
pedoman perilaku di rumah sakit. Kode etik perilaku bertujuan membantu
menciptakan dan mempertahankan integritas, membantu menciptakan
lingkungan kerja yang aman, sehat, nyaman, dan dimana setiap orang
dihargai dan dihormati martabatnya setara sebagai anggota tim asuhan
pasien (KODERSI, 2015).
Rumah sakit wajib menyusun kode etik sendiri dengan mengacu
pada KODERSI, dapat memasukkan unsur dari etika profesi, dan tidak
bertentangan dengan prinsip moral dan peraturan perundangan yang
berlaku. Berdasarkan Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) yang
disusun oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, kode etik
Rumah sakit antara lain:
1. Pelayanan kesehatan dan pengobatan
Pelayanan kesehatan ini diberikan sesuai dengan kebutuhan
pasien dan dengan mempertimbangkan kemampuan rumah sakit.
Dalam hal rumah sakit tidak mampu maka rumah sakit
berkewajiban mencari jalan lain seperti merujuk pasien ke rumah
sakit lain.
Pelayanan rumah sakit harus senantiasa menjunjung tinggi
martabat dan kehormatan pasien. Hal ini tercermin pada sikap dan
perilaku tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan di rumah
sakit. Sikap dan perilaku tenaga kesehatan haruslah sesuai dengan
norma sopan santun dan adat istiadat yang berlaku setempat.
Pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan yang aman,
baik, dan bermutu pada dasarnya merupakan penyelenggaraan
pelayanan secara menyeluruh, yang satu dengan yang lain terkait
erat sedemikian rupa. Hal yang perlu diperhatikan rumah sakit
adalah:
a. Setiap saat siap memberikan layanan.
b. Beranjak dari pendirian dan pandangan bahwa manusia adalah
suatu kesatuan psiko-sosio-somatik.
c. Menjamin diberikannya mutu pelayanan teknik medik yang
menunjukkan kemampuan dan ketrampilan terbaik.
d. Menjamin terselenggaranya mutu pelayanan yang manusiawi
dan
dilakukan dengan dedikasi tinggi serta penuh kehati-hatian.
2. Standar Pelayanan Rumah Sakit
Yang dimaksud dengan standar pelayanan Rumah Sakit
adalah pedoman yang harus diikuti dalam menyelenggarakan
Rumah Sakit antara lain Standar Prosedur Operasional, standar
pelayanan medis, dan standard asuhan keperawatan. Yang
dimaksud dengan standar prosedur operasional adalah suatu
perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu. Standar prosedur
operasional memberikan langkah yang benar dan terbaik
berdasarkan consensus bersama untuk melaksanakan berbagai
kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan
kesehatan berdasarkan standar profesi.
3. Penyusunan kebijakan pelayanan
Kebijakan pelayanan rumah sakit harus senantiasa
berorientasi kepada kebutuhan masyarakat setempat, dengan
memperhatikan antara lain tingkat sosial ekonomi masyarakat,
tingkat pendidikan, budaya masyarakat, komposisi penduduk, pola
penyakit dan sebagainya.
4. Pengelolaan bahan-bahan berbahaya dan limbah
Rumah sakit dalam operasionalisasinya banyak
menggunakan bahan-bahan berbahaya dan dapat menghasilkan
bahan-bahan berupa limbah yang dapat mencemari lingkungan,
menimbulkan gangguan, mengancam dan bahkan membahayakan
kehidupan manusia, baik itu berupa unsur-unsur fisik, biologik, kimia
dan sebagainya. Untuk ini, penyelenggara dan manajemen rumah
sakit dituntut memperhatikan hal ini, menyediakan dan memelihara
secara terus menerus sarana dan prasarana yang bertujuan
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang dapat
mengancam dan membahayakan kehidupan manusia.
5. Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam
suatu Rumah Sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih
aman. Termasuk di dalamnya asesmen risiko, identifikasi dan
manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden dan
menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalkan
timbulnya risiko.
Setiap tindakan kedokteran harus memperoleh persetujuan
dari pasien kecuali pasien tidak cakap atau pada keadaan darurat.
Persetujuan dapat diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat.
Persetujuan tersebut diberikan secara lisan atau tertulis.
Persetujuan tertulis hanya diberikan pada tindakan kedokteran
berisiko tinggi.

Sebagai akibat kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi


kedokteran, telah menyebabkan meningkatnya biaya kesehatan yang
harus dipikul oleh pasien sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan,
sehingga semua ini memerlukan pengawasan dan pengendalian agar
penerapan ilmu dan teknologi kedokteran di rumah sakit benar-benar
sesuai dengan persyaratan profesi. Penyimpangan ataupun
penyalahgunaan teknologi kedokteran di rumah sakit bisa terjadi sebagai
akibat ketidaktahuan, ketidakmampuan atau mungkin pula karena
kesengajaan dengan tujuan agar mendapat imbalan yang lebih banyak,
baik untuk kepentingan pribadi (dokter) sebagai pelaku pemberi
pelayanan, untuk mendapat honor lebih banyak, maupun untuk
peningkatan pendapatan rumah sakit. Namun apapun alasannya
perbuatan demikian merupakan perbuatan yang tidak terpuji dan
merupakan pelanggaran KODERSI maupun KODEKI, yang tidak boleh
terjadi di sebuah rumah sakit.
BAB III
KESIMPULAN

A. Hak Rumah Sakit


Hak-hak rumah sakit adalah segala sesuatu yang menjadi kepentingan rumah
sakit yang dilindungi oleh hukum.
B. Kewajiban Rumah Sakit
Kewajiban-kewajiban rumah sakit adalah segala sesuatu yang menjadi beban
atau tanggung jawab rumah sakit untuk melaksanakannya demi untuk memenuhi
apa yang menjadi hak orang lain.
C. Kode Etik Rumah Sakit
Menurut KODERSI (Kode Etik Rumah Sakit Indonesia), kode etik di Rumah Sakit
terkait dengan hal-hal berikut:
1. Pelayanan kesehatan dan pengobatan
2. Standar pelayanan rumah sakit
3. Penyusunan kebijakan pelayanan
4. Pengelolaan bahan-bahan berbahaya dan limbah
5. Keselamatan pasien
DAFTAR PUSTAKA

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia. 2015. Kode Etik Rumah Sakit
Indonesia (KODERSI) dan Penjelasannya. Jakarta: Perhimpunan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai