Anda di halaman 1dari 2

Nama : Renta Lamria Damanik

NIM : 201763002

PRODI : S1 Teknik Pertambangan

Sejarah Pertambangan dan Kontribusinya Bagi Peradaban


Manusia
Sejak awal peradaban, orang-orang menggunakan bebatuan sebagai bahan
untuk membuat peralatan-peralatan senjata, tempat tinggal dan sebagainya.
Zaman ini dikenal dengan Zaman Batu, lantaran semua kebutuhan orang-orang
saat itu dapat dipenuhi dengan bebatuan. Namun, seiring berjalannya waktu,
manusia terus berevolusi dan menemukan hal baru untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, hal baru tersebut adalah barang-barang logam, zaman ini dikenal
dengan zaman logam. Kemudian terus dilanjutkan dengan zaman perunggu dan
zaman besi.
Pada zaman mesir kuno, orang-orang saat itu menambang perunggu
(malachite) di madii. Awalnya orang mesir menggunakan perunggu sebagai
hiasan dan tembikar, selanjutnya diantara tahun 2613 dan 2494 SM Mesir kuno
melakukan ekspedisi untuk mencari dan mengamankan mineral dan sumberdaya
lainnya yang tidak tedapat di mesir. Kemudian pertambangan di Mesir juga
bermula dengan dibangunnya salah satu yang terbesar dan terluas tambang emas
di Nubia. Metode penambangan yang digunakan yaitu dengan memecah batu
keras yang mengandung emas.
Pertambangan di Eropa mempunyai sejarah yang sangat panjang, salah
satu contoh tambangnya adalah tambang perak di Laurium dikerjakan oleh orang-
orang Athena, Yunani. Kemudian penambangan skala besar juga dilakukan pada
zaman romawi, bangsa romawi menggunakan air dengan volume besar ke area
penambangan dengan menggunakan saluran-saluran air. Air tersebut digunakan
untuk berbagai keperluan, salah satunya untuk menghilangkan kotoran dan
batuan overburden yang disebut dengan hidrolic mining.
Di awal Abad Pertengahan, Industri pertambangan di Eropa difokuskan
kepada ekstraksi tembaga dan besi. Logam mulia lainnya juga digunakan untuk
pembuatan koin. Awalnya, logam mulia tersebut banyak diperoleh melalui
pertambangan terbuka.
Sekitar abad ke-14, permintaan untuk senjata, baju besi dan sepatu kuda
meningkatkan permintaan terhadap bahan baku besi. Ksatria Abad Pertengahan
misalnya, mereka menggunakan 100 pounds baju besi atau rantai besi di samping
pedang, tombak dan senjata lainnya. ketergantungan yang besar pada besi tersebut
yang pada akhirnya memacu produksi dan ekstraksi besi meningkat.
Sejarah pertambangan di Indonesia dimulai dengan kegiatan pertambangan
yang dilakukan secara tradisional oleh rakyat dengan seizin penguasa setempat,
seperti, Raja, ataupun Sultan di saat itu. Pada tahun 1602 M Pemerintah Belanda
membentuk VOC, selain menjual rempah-rempah mereka juga mulai melakukan
perdagangan hasil pertambangan.
Selanjutnya pada tahun 1850 Pemerintah Hindia Belanda
membentuk Dienst van het Mijnwezen (Dinas Pertambangan) yang berkedudukan
di Batavia untuk lebih mengoptimalkan penyelidikan geologi dan pertambangan
di Indonesia. Tahun 1945 setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia, Lembaga
pertama yang dibentuk untuk menangani Pertambangan di Indonesia adalah
Jawatan Tambang dan Geologi yaitu dibentuk pada tanggal 11 September 1945.
Jawatan ini, pada awalnya bernama Chisitsu Chosajo, bernaung di bawah
Kementerian Kemakmuran.Saat ini Industri pertambangan sudah menggunakan
peralatan yang sangat canggih, termasuk di Indonesia sendiri. Perusahaan
tambang yang sedang beroperasi juga sangat banyak sekali.
Nah, karena pertambangan merupakan sebuah kegiatan dengan skala
besar, sehingga apabila dikerjakan, tentunya akan mengubah bentang alam.
Perubahan bentang alam inilah yang disalah artikan oleh sebagian masyarakat.
Pada dasarnya, semua tambang yang dikelola dengan good mining practice tidak
akan merusak lingkungan. Namun Image di tengah-tengah masyarakat tentang
tambang selalu mengandung konotasi negatif lantaran ada beberapa perusahaan
tambang yang tidak menjalankan kegiatannya sesuai dengan good mining
practice.

Sumber : https://www.ceritabumi.com/sejarah-pertambangan-dunia/ (diakses


pada hari minggu, 25 agustus 2019)

Anda mungkin juga menyukai