Tor Ponek Tahun 2018
Tor Ponek Tahun 2018
A. PENDAHULUAN
Mengacu kepada hasil survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka kematian ibu (AKI) masih cukup tinggi, yakni 359 per 100 ribu penduduk.
Angka ini kematian ibu (AKI) masih cukup tinggi, yakni 359 per 100 ribu
penduduk. Angka ini meningkat di banding tahun 2007 yang hanya 228 per 100 ribu
penduduk. Sementara angka meningkat di banding tahun 2007 yang hanya 228 per 100
ribu penduduk. Sementara angka kematian bayi (AKB) masih di angka 26 per seribu
kelahiran anak. Di banding Negara kematian bayi (AKB) masih di angka 26 per
seribu kelahiran anak. Di banding Negara asia tenggara lain, Indonesia masih
menduduki peringkat atas dalam hal angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Salah satu upaya untuk menekan angka angka di atas adalah dengan
meningkatkan mutu. Salah satu upaya untuk menekan angka angka di atas adalah dengan
meningkatkan mutu pelayanan kegawatdaruratan maternal neonatal di rumah sakit. Untuk
itu di perlukan tim yang memiliki komitmen dan kompeten dalam memberikan pelayanan
emergensi maternal neonatal secara komprehensif.
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara
berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan, eklamsia, sepsis dan
komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu
tersebut sebenarnya dapat dicegah. Melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapa
Negara berkembang dan hampir semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan
dan kematian ibu ke tingkat yang sangat rendah.
Fokus Asuhan Persalinan Normal adalah persalinan bersih dan aman
serta mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari
menunggu terjadinya dan kemudian menangani komplikasi, menjadi pencegahan
komplikasi. Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan
pascapersalinan terbukti mampu mengurangi kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru
lahir.
Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini Rumah Sakit Umum Daerah
Umbu Rara Meha Waingapu pelaksanakan pelatihan PONEK untuk meningkatkan
ketrampilan tehnis dan kompetensi tenaga kesehatan yang ada agar dapat
memberikan pelayanan yang berkualitas.
B. LATAR BELAKANG
Indonesia harus menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dari 450/100.000
KelahiranHidup (KH) padatahun 1990 menjadi 102/100.000 KH dan Angka Kematian
Bayi (AKB) dari 68 menjadi 23 pada tahun 2015 sesuaidengan target yang
ditentukanMillenium Development Goals (MDGs).
Menurut Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, angka kematian ibu
melahirkan di NTT sangat tinggi, yakni sebesar AKI 306/100.000 kelahiran, padahal di
tingkat nasional AKI 228/100.000 kelahiran. Sedangkan angka kematian bayi adalah
sebanyak 57/1000 kelahiran, padahal angka kematian bayi secara nasional lebih rendah
yaitu 36/1000 kelahiran.
Data terakhir tahun 2017 di Balai Pelatihan Kesehatan Kupang mencatat,
presentase kematian ibu dan bayi sebesar 85,7 persen. Angka kematian bayi menurun
secara signifikan dari 1.088 kasus di tahun 2016 menjadi 874 kasus (2017). Kasus
kematian ibu juga menurun dari 182 kasus (2016) menjadi 62 kasus (2017).
Jika dilihat per kabupaten di NTT, bayi lahir hidup terbanyak adalah Sumba Barat
Daya yakni 99,78 persen, Alor 99,70 persen, dan Malaka dengan kelahiran bayi hidup
99,61 persen. Sedangkan kabupaten dengan presentase bayi lahir meninggal adalah Rote
Ndao 2,18 persen, Sumba Timur 2,13 persen, dan flores timur sebnyak 2,12 persen. Oleh
karena itu sewajarnya Rumah Sakit ini mengambil peran sebagi Rumah Sakit PONEK
sebagi upaya pelayanan kesehatan secara umum dan penanganan kegawat daruratan
metenal perinatal secara khusus.
Upaya peningkatan PONEK di Rumah Sakit dilakukan melalui upaya pelatihan
Tim PONEK Rumah Sakit, pemenuhan peralatan PONEK di RSUD Kabupaten/Kota,
Bimbingan Teknis, Manajemen Pelayanan Keperawatan, Pelayanan darah yang
aman/Bank darah di Rumah Sakit, pemberdayaan Puskesmas PONED, penguatan system
rujukan dan Strategi Pendekatan Risiko (SPR), peningkatan penggunaan metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP), khususnya pemakaian alat kontrasepsi dalam Rahim
pascasalin dan pascagugur.
Sesuai dengan era desentralisasi, kebijakan ini amat perlu didukung oleh dinas
kesehatan Propinsi/Kabupaten daerah sehingga terjadi sinkronisasi Antara rumah sakit dan
dinas kesehatan untuk menghasilkan suatu visi yang saling memperkuat dalam penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Dalam upaya ini, RSUD Umbu Rara Meha Waingapu menyelengggarakan
Pelatihan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK). Upaya ini melibatkan
Bidan dan Perawat di ruang Kemuning, Perinatologi, UGD, OK, ICU. Diharapkan ini
menjadi salah satu upaya meningkatkan pengetahuan untuk meninggkatkan
profesionalisme.
C. TUJUAN
1. Umum
Untuk meningkatkan pengatahuan dan ketrampilan, kualitas pelayanan kebidanan
sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu/bayi
2. Khusus
a. Memahami kebijakan Rumah Sakit dalam menurunkan angka kematian ibu dan
bayi
b. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan bidan dalam mengambil keputusan
dan bertindak secara cepat, tepat, aman dalam memberikan Asuhan kebidanan
c. Meningkatkan pola pikir bidan dan perawat secara sistematis, logis dan analisis
dalam memberikan asuhan kebidanan.
d. Meningkatkan kemampuan dalam penerapan asuhan kebidanan mengenal faktor
risiko kegawatdaruratan obstetric dan ginekologi
e. Mengidentifikasi factor penyebab
f. Mengenal tanda, gejala dan menegakkan diagnosis
Jadwal Hari I
JADWAL HARI II
F. SASARAN PELATIHAN
Pelatihan selama 2 hari ini dirancang untuk menyiapkan peserta agar memiliki
kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan kegawat daruratan obstetri dan
neonatal emergensi komprehensif (PONEK).
Sasaran dalam pelaksanaan pelatihan ini adalah Dokter, perawat dan bidan di
lingkup Rumah Umum Daerah Umbu Rara Meha Waingapu. Setelah pelatihan
diharapkan para peserta mengetahui dan terampil untuk mengatasi masalah pre
eklampsia/ eklampsia, perdarahan dan komplikasinya pada kehamilan muda, asuhan
antenatal, konsep dan penyulit kala I-IV persalinan, penaganan awal komplikasi
persalinan, asuhan bayi baru lahir dan resusitasi neonatal.
G. JADWAL/ SKEDUL PELAKSANAAN PELATIHAN
Adapun jadwal pelaksanaan pelatihan PONEK adalah sebagai berikut :
1. Waktu : Dilaksanakan mulai tanggal 8 s/d 9 Juni 2018
2. Tempat : Ruang Aula RSUD Umbu Rara Meha Waingapu
3. Jumlah peserta : 49 orang
Dokter Umum :5 orang
Ruang Kemuning : 17 orang
Ruang Perinatologi : 10 orang
Ruang IGD :6 orang
Ruang OK :3 orang
Ruang ICU :6 orang
Poliklinik :2 orang
4. Narasumber : 2 orang
5. Tim PONEK : 2 orang