Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK DOSEN

PENGAMPU

Psikologi Kepribadian Dra. Elni Yakub, M.Si

“TEORI KEPRIBADIAN CARL GUSTAV JUNG ”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

RIKY PRATAMA SUSILO 1605115254

EVA DWIYANA 1705110874

IKA KUMALA DEWI 1705114575

LIAN WINALDA 1705122100

TRYA POLYTA LIMBONG 1705114868

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesainya makalah yang
berjudul ” Teori Kepribadian Carl Gustav Jung”. Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Elni Yakub, M.Si, selaku dosen mata kuliah Psikologi Kepribadian yang
memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang
penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, penulis harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

Pekanbaru, Agustus 2019

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................

1.1 Latar belakang ....................................................................................................

1.2 Rumusan masalah ...............................................................................................

1.3 Tujuan .................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................

2.1 Biografi Carl Gustav Jung ..................................................................................

2.2 Hakekat Manusia Menurut Jung ..........................................................................

2.3 Teori Kepribadian Jung ......................................................................................

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................

3.2 Saran ....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1.3 Tujuan pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan ini adalah sebagai berikut:

1.4 Manfaat Pembahasan

Berdasarkan tujuan pembahasan diatas, maka diharapkan makalah ini dapat bermanfaat
sebagai berikut:

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Riwayat Carl Gustav Jung


Carl Gustav Jung lahir pada tanggal 26 Juli 1875 di sebuah desa kecil di Swiss
bernama Kessewil. Ayahnya bernama Paul Jung, seorang pendeta desa dan ibunya bernama
Emilie Preiswerk Jung. Ida lahir di tengah keluarga besar yang cukup pendidikan. Di antara
anggota keluarga besar Jung senior, ada yang jadi pendeta dan punya pikiran yang
eksentrik.

Jung senior mulai mengajari Jung bahasa latin ketika dia berumur 6 tahun, dan
inilah yang menjadi awal minatnya pada bahasa dan sastra –khususnya sastra kuno. Di
samping bahasa-bahasa Eropa Barat modern, Jung dapat membaca beberapa bahasa kuno,
termasuk Sanskerta.

Semasa remaja, Jung adalah seorang yang penyendiri, tertutup dan sedikit tidak
peduli dengan masalah sekolah, apalagi dia tidak punya semangat bersaing. Dia kemudian
dimasukkan ke sekolah asrama di Basel, Swiss. Di sini, dia merasa tertekan karena
dicemburui oleh teman-temannya. Lalu dia mulai sering bolos dan pulang ke rumah dengan
alasan sakit.

Walaupun awalnya bidang yang dia pilih adalah arkeologi, namun dia masuk ke
fakultas kedokteran di University of Basel. Karena bekerja bersama neurolog terkenal,
Kraft-Ebing, dia kemudian menetapkan psikiatri sebagai karier pilihannya. Setelah lulus,
dia bekerja di Burghoeltzli Mental Hospital di Zurich di bawah bimbingan Eugene Bleuler,
seorang pakar dan penemu skizofrenia. Tahun 1903, dia menikahi Emma Rauschenbach.
Dia juga mengajar di University of Zurich, membuka praktik psikiatri dan menemukan
beberapa istilah yang masih tetap dipakai sampai sekarang.

Jung sangat mengagumi Freud, dan berkesempatan bertemu pada tahun 1907. Pada
pertemuan pertama itu, Freud membatalkan kegiatannya dan mereka berbincang-bincang
selama 13 jam. Dampak pertemuan ini sangat luar biasa bagi kedua pemikir ini. Freud
akhirnya menyadari bahwa Jung-lah “Putra Mahkota” psikoanalisis dan pewaris takhtanya.
Namun Jung tidak sepenuhnya berpegang pada teori Freud. Hubungan mereka mernggang
pada tahun 1909, sewaktu keduanya pergi ke Amerika. Dalam sebuah pertemuan, keduanya
berdebat panjang tentang mimpi masing-masing dan Freud mulai membantah analisis Jung
dengan cara yang tidak cantik. Akhirnya dia menyerah dan mengusulkan agar perdebatan
mereka dihentikan, kalau dia tidak ingin otoritasnya hancur. Jung, sangat kecewa dengan
kejadian ini.

Perang Dunia Pertama adalah masa-masa menyakitkan bagi Jung. Tapi pada masa
ini Jung melahirkan teori-teori kepribadian yang dikenal sampai sekarang. Setelah perang
berakhir, Jung melakukan perjalanan ke berbagai negara, misalnya, ke suku-suku primitif di
Afrika, Amerika dan India. Dia pensiun pada tahun 1946 dan menarik diri dari kehidupan
umum setelah istrinya meninggal di tahun 1955. Carl Gustav Jung meninggal pada tanggal
6 Juni 1961 di Zurich.

Yang paling penting Jung adalah orang yang menantang Freud dan menciptakan konsep
dasar yang baru mengenai motivasi dan ego, dan memberikan kesempatan bagi
berkembangnya pendekatan-pendekatan lain. Perlu perhatikan juga kemauan Jung
memberikan perhatian pada aspek-aspek yang lebih bersifat spiritual dan mistis dari
kepribadian yang memiliki peran penting pada berkembangnya pendekatan
eksistensialisme-humanisme. Seperti Freud, Jung merupakan salah satu tokoh intelektual
besar pada awal abad ke-20, ia menghapus ide-ide abad pertengahan yang telah orang
pegang secara turun temurun, dan membuka cara berpikir yang baru mengenai arti dari
seorang manusia. Jung lebih menyerupai filsuf alih-alih ilmuwan.

2.2 Hakekat Manusia Menurut Jung

Dalam memandang manusia, Jung menggabungkan pandangan teleology dan


kasualitas. Dia memandang bahwa tingkah laku manusia itu ditentukan tidak hanya oleh
sejarah individu rasi (kausalitas), tetapi juga oleh tujuan dan aspirasi individu (teleologi).
Menurut Jung, masa lampau individu sebagai akualitas maupun masa depan individu
sebagai potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku individu (orang).
Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dan retrospektif. Prospektif
dalam arti bahwa ia melihat kepribadian itu ke masa depan ke arah garis perkembangan
sang pribadi di masa depan dan restrospektif dalam arti bahwa ia memperhatikan masa
lampau sang pribadi. Orang hidup dibimbing oleh tujuan maupun sebab. Jung menekankan
pada peranan tujuan dalam perkembangan manusia. Pandangan inilah yang membedakan
Jung dengan Freud. Bagi Freud, dalam hidup ini hanya pada pengulangan yang tak habis-
habisnya atas tema-tema insting sampai ajal menjelang. Bagi Jung, dalam hidup ini ada
perkembangan yang konstan dan sering kali kreatif, pencarian ke arah yang lebih sempurna
serta kerinduan untuk lahir kembali.

Jung menyelidiki sejarah manusia untuk mengungkap tentang asal ras dan evolusi
kepribadian. Ia meneliti mitologi, agama, lambing, upacara kuno, adat istiadat, kepercayaan
manusia primitive, mimpi, penglihatan, simtom orang neurotic, halusinasi dan delusi para
penderita psikosis dalam mencari akar dan perkembangan kepribadian manusia.

Pada tahun 1944 Jurusan Psikologi Kedokteran pada Universitas Basel dibuka
khusus untuk menghormati Jung. Beliau menjadi ketua di jurusan tersebut, namun karena
kesehatannya terus memburuk beliau berhenti dari jabatan tersebut. Pada tanggal 6 Juni
1961 Jung meninggal di Zurich dalam usia 85 tahun. Pada tahun kematian Jung
diterbitkanla otobiografi: Memories, dream, reflection (1961).

2.2 Teori kepribadian Jung

Ketika mengerjakan penelitian untuk bukunya, Jung membaca “batu jiwa” (terletak
didekat Arlesheim) dan beberapa arca dewa kuno yang monumental. Saat membaca tulisan
ini,Jung dengan mudah membentuk gambaran mental mengenai batu dan arca/patung
tersebut karena benda-benda itu sangat mirip dengan batu bercat dan manekin yang ia
miliki saat ia kecil. Ia tidak pernah melihat gambar objek tersebut sebelumnya ataupun
membaca mengenai benda-benda itu (ia juga memeriksa perpustakaan ayahnya untuk
memastikan hal ini),namun ia membuat benda-benda itu untuk dirinya sendiri semasa kecil.
Peristiwa ini membuat Jung berpikir bahwa ada elemen psikis tertentu yang diteruskan dari
generasi ke generasi melalui alam bawah sadar.

Jung mempelajari kedokteran di University of Basel dan disinilah ia mulai tertarik


dengan dunia psikiatri. Ia lulus pada tahun 1990,tahun yang sama dengan
dipublikasikannya buku Freud yang berjudul Interpretation of Dreams. Jung membaca
buku ini dan ia memulai korespondensinya dengan Freud pada tahun 1906. Keduanya
saling mengagumi,dan pada April 1907,jelas terlihat bahwa Freud telah memilih Jung
sebagai penerus tradisi psikoanalisisnya.

Walaupun semuanya berjalan lancar pada awalnya, Jung percaya bahwa tujuan dan
motivasi individu sama pentingnya dengan dorongan seksual dalam menentukan jalan
hidup seseorang. Ia meyakini adanya arketive universal (simbol-simbol emosional).yang
berulang kali ia temukan dalam wawancara dengan pasien-pasiennya. Jika Freud meyakini
bahwa kepribadian biasanya sudah terbentuk pada pertengahan masa kanak-kanak, Jung
lebih suka melihat kepribadian dalam konteks tujuan dan orientasi masa depannya. Pada
akhirnya, celah antara dua pilar pemikiran psikologis ini berkembang hingga perpisahan
menjadi satu-satunya jawaban. Mereka berpisah pada tahun 1913, setelah Jung menarik diri
dengan menyendiri dirumahnya, menyepi dan melakukan introspeksi yang berlangsung
selama beberapa tahun. Selama masa tersebut, Jung menganalisis dirinya sendiri, ingin
mengetahui komponen individu dari psikenya. Ketika periode tersebut berakhir,ia semakin
teguh memegang pendiriannya bahwa prinsip utama dari teorinya benar-benar valid. Untuk
membedakan teorinya dengan apa yang telah diungkapkan oleh teori psikoanalisis Freud, ia
menyebut teorinya psikologi analisis.

2.3 Psikologi Analisis Jung

Menurut teori Jung, pikiran atau psike (psyche) terbagi menjadi tiga bagian (1) ego sadar,
(2) ketidaksadaran personal, dan (3) ketidaksadaran kolektif.
1. Ego sadar

Ego yang dikemukakan oleh Jung ini sangat mirip dengan ego yang diajukan oleh Freud
dalam hal cakupan dan artinya, yaitu aspek dari kepribadian yang disadari, ditambah
dengan perasaan akan diri (Jung percaya bahwa identitas personal ini, atau ego,
berkembang ketika individu berusia sekitar empat tahun).

2. Ketidaksadaran personal

Komponen pikiran kedua yang dikemukakan oleh Jung, ketidaksadaran personal(personal


unconscious), berisikan pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan yang bukan
merupakan bagian dari kesadaran saat ini, akan tetapi sesungguhnya masih tetap dapat
diakses. Ketidaksadaran personal ini berisi pemikiran-pemikiran dan dorongan-dorongan
yang tidak penting pada masa kini, seperti halnya pemikiran dan dorongan yang ditekan
secara aktif karena sifatnya yang mengancam ego. Sebagai contoh, ketika Anda berada
disalah satu kuliah psikologi, Anda tidak akan berpikir mengenai kencan Anda semalam
(setidaknya itu yang kami harapkan). Informasi tersebut tidak ditekan kebawah sadar,
hanya saja saat ini itu tidak diperlukan atau tidak relevan dengan kondisi yang ada.

Jung juga memandang ketidaksadaran personal mencakup materi masa lalu


(retrospektif) dan masa depan (prospektif). Pemikiran ini berkembang dari observasi Jung
terhadap para pasiennya yang mengalami mimpi yang berhubungan dengan peristiwa-
peristiwa dan persoalan-persoalan masa depan. Hal ini bukan berarti bahwa mereka
“melihat” masa depan,namun lebih bahwa mereka merasakan hal-hal yang mungkin akan
terjadi. Pada akhinya Jung percaya bahwa ketidaksadaran personal ada untuk mengimbangi
ide-ide dan sikap-sikap sadar, yaitu jika pandangan sadar seseorang hanya melihat satu sisi,
ketidaksadaran personal mungkin akan melihat sudut pandang sebaliknya melalui mimpi
atau cara lain, sebagai usaha untuk mengembalikan keseimbangan yang
dimaksud(Jung,1961c,1990).

3. Ketidaksadaran Kolektif
Komponen ketiga dari psike, oleh Jung disebut sebagai ketidaksadaran kolektif
(collective unconscious). Mungkin yang paling kontroversial adalah fakta bahwa
ketidaksadaran kolektif ini melibatkan tingkat yang lebih dalam dari ketidaksadaran dan
dibentuk oleh simbol emosional yang sangat kuat yang disebut sebagai arketipe
(archetype). Gambaran ini sudah dikenal oleh banyak orang dan telah terbentuk sejak awal
mula kehidupan (lebih bersifat “transpersonal” alih-alih personal atau individual). Arketipe-
arketipe ini berasal dari reaksi-reaksi emosional nenek moyang kita terhadap peristiwa-
peristiwa yang terus menerus berulang, seperti terbit dan tenggelamnya matahari,
perubahan musim, dan hubungan interpersonal yang terus muncul seperti hubungan ibu dan
anak. Adanya arketipe atau pola-pola emosi tertentu mempengaruhi kita untuk berperilaku
dalam cara yang terprediksi terhadap stimulus yang umum. Jung mendeskripsikan banyak
arketipe yang berbeda-beda,seperti arketipe pahlawan, orangtua yang bijak, pesulap, dan
arketipe bayangan (shadow), yang secara jelas muncul dalam film-film terkenal seperti star
wars. Berikut adalah beberapa deskripsi arketipe yang dikemukakan oleh Jung.

Animus dan Anima. Dua arketipe yang penting adalah animus (elemen pria dari seorang
wanita) dan anima (elemen wanita dari seorang pria). Arketipe animus secara tidak
langsung menyatakan bahwa setiap wanita memiliki sisi maskulin dan membenarkan
pengetahuan bawaan mengenai arti dari seorang pria; arketipeanima menyatakan secara
tidak langsung sisi feminim dari seorang pria dan pengetahuan mengenai arti dari seorang
wanita yang dimiliki oleh setiap pria.

Persona dan bayangan/shadow.Dua arketipe yang saling berlawanan ini menunjukkan


perbedaan antara penampilan luar dan diri kita yang sebenarnya. Arketipe persona (Bahasa
Latin untuk “topeng”) memperlihatkan sisi yang kita tampilkan pada orang lain, yang dapat
diterima oleh lingkungan sosial. Walaupun tiap persona, jika dilihat dari luar, bersifat
idiosinkratik, arketipe itu sendiri merupakan gambaran ideal mengenai bagaimana
seseorang dilihata oleh orang lain,yang dimodifikasi oleh usaha unik masing-masing
individu untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya, arketipe bayangan (shadow archetype)
merupakan sisi gelap dan sisi yang tidak diterima dari kepribadian seseorang-motif dan
kehendak yang memalukan, yang lebih baik tidak kita akui pada orang lain. Impuls negatif
ini mendorong dilakukannya perilaku dan pemikiran yang tidak diterima oleh lingkungan
sosial, seperti halnya keinginan-keinginan yang tidak diterima dan id yang dapat
memancing munculnya perilaku memalukan.

Arketipe Ibu (mother archetype) biasanya mewujudkan generativitas dan fertilitas.


Arketipe ini mungkin dibangkitkan oleh figur ibu yang sebenarnya (misalnya Ibu atau
nenek seseorang) ataupun perlambangan figur ibu yang sebenarnya (misalnya gereja).
Sebagai tambahan,arketipe ibu ini dapat bersifat baik atau jahat,atau bahkan keduanya,
seperti halnya seorang ibu yang sebenarnya.

Keyakinan Jung terhadap ketidaksadaran kolektif dan arketipe-arketipe ini, walaupun


menggugah, tidak seharusnya diterima begitu saja tanpa adanya pemikiran yang skeptis.
Psikologi ilmiah modern meragukan keberadaan dari ketidaksadaran kolektif ini,paling
tidak dalam pandangan bahwa ingatan diotak yang tercipta dari pengalaman-pengalaman
nenek moyang kita. Akan tetapi, versi lebih kompleks Jung ini mungkin memiliki validitas
dalam kenyataan bahwa manusia takut ular yang berasal dari kisah hawa.

Kompleks

Bagi Jung, komples(complex) merupakan sekelompok perasaan, pemikiran, dan ide yang
emosional, yang berkaitan dengan tema tertentu. Jung membuktikan pernyataannya
mengenai adanya kompleks ini dengan tes asosiasi kata yang ia ciptakan. Ia memberikan
pada kliennya daftar kata dan kliennya diminta merespon setiap kata dengan cara
menyatakan kata yang pertama kali terpikirkan oleh ereka. Jung dan rekan-rekannya
menghitung banyaknya waktu yang diperlukan kliennya untuk merespons, kecepatan
nafas,respon kulit terhadap listrik,dan ingatan melalui tes ulang. Dari situ ia
mengidentifikasi kata-kata tertentu yang menghasilkan rangsangan emosi,dan dengan
penggalian lebih lanjut, kata-kata tersebut terkadang dapat digunakan untuk mengetahui
sifat dasar dan kompleks yang dimaksud. Yang menarik, metode yang hampir sama
sekarang telah digunakan dipsikologi kognitif. Jung percaya bahwa kepribadian dibentuk
dari dorongan-dorongan yang saling bertentangan yang terus menerus berada dalam
keadaan tarik-menarik satu dengan yang lain, dan oleh karena itu membentuk
keseimbangan tertentu(pada orang yang sehat). Akan tetapi pada akhirnya, Jung
menyimpulkan bahwa tes asosiasi kata tidak dapat membedakan dengan tepat antara
perasaan yang berhubungan dengan stimulus yang diimajinasikan dengan perasaan yang
berhubungan dengan berhubungan dengan peristiwa-peristiwa aktual, dan Jung pun pada
akhirnya meninggalkan teori ini.

Fungsi dan sikap

Jung mengemukakan empat fungsi pikiran. (1) menginderai (sensing), (2) berpikir
(thingking), (3) merasa (feeling), dan berintuisi (intuiting). Berpikir (thinking) dan merasa
(feeling) dianggap sebagai fungsi rasional oleh Jung karena meliputi penilaian dan
pertimbangan. Sebaliknya, menginderai (sensing) dan berintuisi (intuiting) dianggap tidak
rasional karena tidak melibatkan penalaran sadar dalam prosesnya. Walaupun semua fungsi
ini ada ditiap individu, salah satu fungsi tersebut pasti mendominasi.

Sebagai tambahan dari keempat fungsi tersebut, Jung mendeskripsikan dua sikap
utama:ekstroversi (extroversion) dan introversi (introversion) Istilah-istilah ini umum
digunakan belakangan ini namun dimengerti sebagai dua kutub yang saling berlawanan
pada dimensi yang sama, alih-alih sebagai dua konstruk yang berlawanan dana terpisah
seperti yang Jung pikirkan. Seperti fungsi, ekstroversi dan introversi ada ditiap individu,
namun salah satunya akan lebih dominan dari pada yang lain. Orang ekstrovert
mengarahkan libidonya (energi psikis) pada hal-hal diluar dirinya, sedangkan orang
introvert lebih berfokus kedalam diri. Kombinasi dari kedua sikap ini dengan keempat
fungsi tadi menghasilkan delapan kemungkinan tipe kepribadian. Ambil contoh seorang
yang memiliki fungsi dominan merasa(feeling) dan sikap dominan ekstroversi, maka
kecenderungan “merasa (feeling)” orang ini akan mengarah keluar. Artinya secara umum,
orang tersebut akan mudah memiliki teman, cenderung untuk mencolok,dan mudah
dipengaruhi oleh emosi orang lain. Akan tetapi jika sikap utamanya adalah introversi,
kecenderungan “merasa(feeling)” orang itu akan disalurkan melalui introspeksi dan
tersibukkan dengan pengalaman dalam diri,yang mungkin akan orang lain anggap sebagai
bentuk ketidak acuhan atau sikap “dingin”—dan ironis mereka dinilai orang lain sebagai
kurang memiliki perasaan. Jadi, Anda dapat melihat bahwa fungsi dominan tertentu akan
memberikan ciri tersendiri yang sangan berbeda jika dipasangkan dengan salah satu sikap
yang ada, dan menghasilkan delapan kategori atau tipe kepribadian yang sangat berbeda.
Tipologi-tipologi ini mendasari salah satu bentuk inventori kepribadian yang sangat
terkenal—Myers-Briggs Type Indicator (MBTI

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas,maka disimpulkan sebagai berikut:

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas,maka penulis menyarankan sebagai berikut:


DAFTAR PUSTAKA

Boeree, George. 2016. Personality Theories. Yogyakarta: Prismasophie

Friedman howard s, schustack Miriam w. 2008.Kepribadian Teori klasik dan riset modern
edisi ketiga. Jakarta. Erlanhga

Anda mungkin juga menyukai