Anda di halaman 1dari 12

Nama : Sesylia E, Palar ,

Kelas : IX’5
Tgl/Thn : 23 Februari 2019
2

Cerpen Karangan: SESYLIA E, PALAR

Judul: Pengorbanan Seseorang

Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi)

Dibuat pada: 23 February 2019

PENJELASAN TENTANG ALUR CERITA :

Cerita tentang kisa pengorbanan anak muda yg bernama jaka yg di ceritakan seorang ayah
untuk anak nya , agar anak nya bisa menegerti arti pengorbanan ayah nya yg pergi bekerja
meninggal kan anaknya demi mencari uang agar anaknya bisa sekolah dan menafkahi
keluarganya.

Dimana cerita yang mengajarkan kita bahwa pengorbanan yang bertujuan untuk kesembuhan/
kebaikan orang lain yang kita cintai menjadi berkat yang melimpa bagi kita, Meskipun banyak
pencobaan / tantangan yang menghambat kita untuk mencapai tujuan pengorbanan kita.

Dimana tokoh yang bernama jaka akan menjadi tokoh utama pada cerita ini dan juga menjadi
contoh untuk kita agar kita bisa lebih mempedulikan orang lain dan untuk negeri kita dalam
pengorbanan yang positif yang baik dan pengorbanan yang terhormat yang harus kita lakukan
dalam setiap kehidupan kita.

Dalam hal yang di kehendaki Tuhan kita bukan hal yang dikehendaki oleh keinginan daging
manusia atau keinginan kita diri sendiri agar mendapatkan pujian / perhatian dari orang lain
agar mereka bisa turut dan menghormati kita bukan seperti itu, tapi dimana kita bisa
mempedulikan orang yang kita kasih dalam keadaannya yang sudah tidak berdaya atau dalam
mengutamakan membantu orang yang kesulitan dari pada uang atau kepentigan diri kita
sendiri.

Atas pengertiannya semoga perjalanan membaca anda dalam cerita ini dapat lebih mengerti
arti cerita ini Terima Kasih.
3

Di dinginnya malam tampak Ayah dan anaknya yang bertemu setelah 3 tahun berlalu

“anakku apakah kau merindukan Ayah?” tanya Ayah memecah keheningan.

“Tentu saja Ayah adalah orang yang luar biasa, aku berharap Ayah bisa tinggal bersama kami di
rumah”.

“Ayah harus bekerja sayang” Ujar Ayah sambil mengelus rambut hitam legam putrinya.

Sang Ayah pun menghela nafas dan berkata pelan “Ayah ingin kamu menjadi anak yang luar
biasa, jadi Ayah harus berjuang untuk itu”.

“tapi Ayah, kenapa harus bekerja terlalu keras untuk itu”

Sambil menatap langit Ayahnya pun berkata “Nak apakah kau ingin mendengarkan kisah tetang
perjuangan nak?”

Anaknya pun menantap kepada Ayahnya dan bersiap mendengarkan kisah yang akan
diceritakan Ayahnya.

Jauh sebelum negeri ini bernama Indonesia, sebuah kerajaan yang bernama kerajaan Makmur
tengah menghadapi sebuah masalah.

Malam itu saat Raja tengah pergi kunjungan ke kerajaan tetangga, tiba-tiba lampu istana mati
dan suasana kerajaan yang tadinya ramai oleh penghuni istana yang tengah makan malam
menjadi senyap. Hening seketika. Angin berhembus kencang tanpa suara dan “Puff”
sepersekian detik pangeran langsung menghilang, yang tersisa hanya prajurit dan panglima
kerajaan. Lenyap Seketika. Lampu kembali hidup. Malam itu seisi kerajaan panik.

Esok Paginya sang Raja pulang dan mengetahui bahwa semua anggota kerajaan diculik dan
diasingkan mengetahui hal itu Raja pun langsung mengadakan sayembara “barang siapa yang
bisa membawa kembali pangeran, maka ia akan dihadiahi harta yang sangat banyak,
pengumuman itu ditempel di setiap pemukiman penduduk.

Karena banyak yang menceritakan tetang sayembara tersebut sampailah ke telinga seorang
pemuda, pemuda tersebut bernama “Jaka” ia berasal dari keluarga yang sangat sederhana,
tetapi ia adalah pemuda yang kuat, di guratan wajahnya telah terlihat guratan sebuah kerja
keras, ia tinggal bersama ibunya yang sedang sakit-sakitan di rumah tua yang kumuh. Jaka pun
menceritakan tentang berita yang ia dengar kepada ibunya.
4

“Ibu aku hendak mengikuti sayembara di kerajaan bu” Tanya Jaka kepada ibunya seraya
memberikan surat pengumuman sayembara yang ia pungut di jalan saat hendak pulang tadi.

“jangan nak kau di sini saja” Ujar ibunya seraya membaca pengumuman tetang sayembara itu.

“tapi bu, Ibu kan sedang sakit, aku harus mengikuti sayembara ini dan kita akan pergi ke tabib
setelah itu lalu ibu akan sembuh dan kita akan melakukan hari-hari yang menyenangkan dan
tinggal di rumah yang layak” Jelas Jaka panjang lebar.

Mendengar keinginan anaknya yang sangat tulus dengan berat hati Ibunya pun mengizinkan
Jaka unutuk mengikuti sayembara.

Kau tau nak, itulah kesempatan, kesempatan itu adalah hal yang datang kepada kita dan kita
harus mengambil kesempatan itu jangan sampai terlewatkan itulah nak kesempatannya, sambil
menatap bola mata anaknya yang berkilau diterpa cahaya bulan Ayahnyapun berkata
“kesempatan Ayah adalah bekerja di negeri nan jauh dan Ayah harus mengambil kesempatan
itu, jangan sampai Ayah melewatkan kesempatannya. Karena kesempatanyang akan datang
belum tetntu lebih baik dari kesempatan hari ini, kautau nak apakah Jaka berhasil menjemput
pangeran?”

Dengan persiapan seadanya Jaka berangkat ke istana. Setelah tiba di istana tampak istana
begitu lengan tak ada pendaftar yang ada. hanya pengawal kerajaan yang berjaga di bawah
istana. Jaka pun menemui Raja dan bertanya beberapa hal, ternyata tidak ada yang mengikuti
sayembara dikarenakan kekuatan musuh yang bisa menyerang dalam hitungan detik dari kabar
terakir yang didapat dari pesan yang ditinggalkan di atas meja oleh penculik tersebut, Pangeran
diasingkan ke Pulau Kabut. mendengar tak ada peserta selain dia, hal itu merupakan sebuah
keberuntungan bagi Jaka karena tidak ada saingan baginya dalam mengikuti sayembara itu dan
bisa juga sebagai ancaman baginya karena boleh jadi musuh akan banyak dan kuat.

“Jadi anak muda apakah kau siap menyelamatkan kerajaan?”. tanya Raja dengan penuh
harapan.

“Baik saya siap!” jawab Jaka dengan mantap.

“Kalau begitu aku telah mempersiapkan perahu untukmu pergi”. Karena saat itu kerajaan hanya
memiliki perahu kecil, terpakasa Jaka harus pergi dengan perahu kecil tersebut dan harus
singgah-singgah dahulu ke beberapa pulau untuk bersitirahat.
5

Paginya Ia berangkat dengan sebuah perahu kecil dan dengan peralatan seadanya setelah
beberapa lama berlayar tanpa peta, akhirnya Jaka pun memutuskan untuk berhenti di sebuah
pulau, dia memutuskan untuk sarapan di dekat bibir pantai ia sudah menyediakan beberapa
bungkus makanan untuk di bawa berpetualang, saat sedang makan tiba-tiba langit berubah
menjadi gelap pasir-pasir berterbangan, dari ujung pantai nampak bayang bayang hitam di
tengah laut dan mulai mendekat ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Tiba-tiba langit gelap dan
“clap-clap” dua buah pisau menusuk lengannya. berdarah. Dan tiba-tiba seorang kakek menarik
bajunya dari belakang dan dengan secepat kilat ia langsung berpindah dari bibir pantai ke
tengah hutan.

Sampai di tengah hutan Jaka diam membisu dan kakek tersebut mulai mengobati luka-luka di
lengan Jaka.

“te..te..terimakasih”. Ujar Jaka terbata-bata memecah keheningan.

Kakek itu menganguk mengiyakan dan terus mengobati luka-luka Jaka dengan daun daunan

“apa yang kau lakukan di pulau ini nak?” tanya kakek itu sambil mengemasi peralatan
medisnya.

“Aku akan pergi ke Pulau Kabut karena di sana pangeran kerajaan Makmur diasingkan”

“Pulau Kabut itu adalah pulau yang amat berbahaya” kata kakek tersebut memberi peringatan

“Pulanglah” Sambung Kakek itu

“Tapi aku harus ke sana apapun yang terjadi aku harus membawa anggota kerajaan pulang dan
akan mengobati ibuku ke tabib dari hasil sayembara Raja”. Kata Jaka dengan nada keras
mendengar hal itu kakek itu tertawa dan berkata. “Apa kau tau nak di sana adalah markas bajak
laut Kabut dan mereka memenjarakan orang-orang dengan keji, dan kau bisa saja
mengalahkannya tetapi dengan kapal yang lebih besar dan dengan amunisi yang banyak serta
dengan para awak yang banyak sedangkan kau sekarang tidak mempunyai awak kapal seorang
pun dan kau juga hanya memiliki sebuah perahu kecil”.

“kalau begitu apa yang bisa aku lakukan untuk menyelamatkan pangeran”

“kau harus mempunyai sebuah kapal besar dan juga kesaktian tingkat tinggi”
6

“Kalau begitu angkatlah aku menjadi muridmu” ujar Jaka bersemangat.

Karena kau adalah anak yang baik Aku akan mengajarkan semua kesaktianku padamu, ayo
ikutlah denganku ke puncak gunung, untuk mencari kayu guna membuat kapal untuk mu.

Setelah dua bulan berlatih akhirnya Jaka pun dapat melanjutkan perjalananya ke Pulau Kabut
dengan pelengkapan yang lebih banyak dan kesaktian yang luar biasa Jaka pun melanjutkan
perjalanannya dengan sebuah bahtera besar.

Di tengah perjalannan Jaka kembali di serang asap tebal, dengan segera Jaka langsung menutup
matanya dan merasakan setiap gerakan di dalam kabut “dor” satu peluru langsung bersarang di
lengan Jaka. Berdarah.

“wussssss” Jaka segera berlari ke pinggir kapal dan “tugh” satu tendangan melesat ke kepala
musuh jatuh seketika. “duar-duar” dua tembakan langsung melesat ketubuh Jaka. Jaka terjatuh
ke lantai dan pingsan.

“DIMANA AKU” teriak Jaka dari dalam sel besi. Jaka melihat sekitarnya dan ternyata ia berada di
atas kapal milik bajak laut Kabut dan di dalam kurungan besar.

“PANGERAN!!!” teriak Jaka sambil berlari ke sudut sel melihat sang pangeran yang lemah
tengah bersandar di dinding kapal.

“Siapa kau” tanya pangeran lemah.

“Aku Jaka” dari kerajaan Makmur dan hendak menjemputmu untuk kembali ke Istana.

“Benarkah, baguslah kalau begitu, jangan buang-buang waktu”

“Tidak lama lagi aku akan dipindahkan ke Pulau Kabut dengan kapal besar melalui jalur utara,
saat malam para penjaga akan banyak yang tidur dan selanjutnya, Lakukanlah yang kau bisa kau
tau apa yang kau lakukan”.

“Ambillah ini”. Ujar pangeran seraya memberikan sebuah belati yang bergagang emas kepada
Jaka, setelah itu tak lama kemudian dua orang awak kapal menarik pangeran dengan paksa
untuk dipindahkan ke kapal lain dan pergi berlayar melalui jalur utara untuk pergi ke Pulau
Kabut, di sanalah pangeran akan diasingkan.
7

10.05. tepat saat cahaya bulan mulai bersinar tedup saat hawa dingin menyelimuti malam yang
di penuhi kabut. Malamnya saat bulan purnama sempurna membentung lingkaran gempal, di
malam yang dingin hembus angin membuat bulu kuduk berdiri, di malam yang sunyi Jaka
menyiapkan semua taktik dan serangan. 23.00. “HEI KAU!!!” teriak Jaka memanggil pertugas
sel, saat perugas mulai mendekati pintu sel “clap” dengan cekatan Jaka melemparkan belati
emas dan tepat mengenai leher pertugas. Tumbang. Ia segera mengemasi kunci di saku celana
petugaslalu segera membuka sel dan pergi dengan naik speedboat yang merapat di kapal itu
dan menuju laut utara, 3 mil dari Pulau Kabut.

Jaka membelah lautan dengan speedboat dan dengan amunisi sebilah pisau yang diberikan
Pangeran serta dengan kesaktian tingkat tinggi ia mengenakan sehelai syal yang menggantung
di lehernya, membiarkan ujung syal tersapu-sapu angim oleh hembusan angin di kencangnya
speedboat yang membelah lautan. Bukan sebuah masalah untuk mengejar komplotan bajak
laut itu. 5 Menit berlayar samar-samar dari kejauhan tampak dua kapal besar dengan puluhan
meriam siap menembak apapun yang mendekat, Jaka segera menghentikan Speedboat dan
melompat ke laut, menyelam di dinginnya malam, Jaka sudah berlatih dalam teknik
penyusupan, Jaka segera menyelam ke bawah kapal besar itu suasana Sunyi. Jaka menyelam
seperti seekor ikan yang lincah tanpa suara, tanpa alat bantuan, Satu menit kemudian ia sudah
sampai di bagian bawah kapal, mulai melubangi bagian bawah kapal satu dengan pisau
pemberian Pangeran. Saat air mulai memenuhi kapal satu, Para awak mulai panik. Jaka segera
melompat ke atas Kapal 2 diantara kepanikan para awak ia menyusup masuk. Saat Jaka mulai
memasuki ruangan penjara 3 Tembakan langsung mengarah ke tubuh Jaka. Meleset. Jaka
segera berbalik dan seketika berada di belakan penjaga penjara “Clap-clap-clap” 3 tusukan
cukup membuat penjaga penjara itu pingsan.

Jaka segera berlagi ke ujung koridor penjara di ujung penjara tampak seseorang yang sedang
disandera oleh 8 awak.

“Jangan mendekat” teriak salah seorang yang menyandra Pangeran di lorong sudut penjara.

di sisi lainnya datang Kapten kapal dengan senjata api di tangannya , posisi Jaka tepat berada di
antara kapten dan anak puahnya yang sedang menyandera pangeran ia tak bisa lari dari
kepungan tersebut kecuali melawan salah satu dari mereka.

“Hahaha aku yakin kau akan datang nak” ujar Kapten kapal licik.
8

“aku akan menyelamatkan Pangeran” Teriak Jaka kearah sang kapten.

“Coba saja jika kau bisa” Kata kapten Perompak itu sambil mengokang senjata apinya.

“Akan Kucoba”.

“wuuss” dengan seketika Jaka langsung berada di belakang Pangeran dan para penyandra
tumbang seketika. Sepersekian detik Jaka sudah menusuk 8 Anak Buah kapten dengan
kecepatan angin.

“mmmhhh… mengagumkan” Kapten tersenyum licik, dan tiba-tiba dari kejauan 12 armada
bajak laut datang mendekat ke kapal tempat Jaka berada dengan membawa ratusan bahan
peledak dan ratusan bom waktu, ruangan tiba-tiba terkunci ruangan sepi.

12 kapal bajak laut telah mengepung kapal dua dan segera mendekat untuk meledakkan
ratusan bahan peledak di dalamnya. Pangeran dan Jaka langsung panik. Saat panik tiba tiba
“Trap, Trap, Trap” Ratusan Peluru bius keluar dari dinding kayu bagian kanan yang langsung
terbuka saat peluru itu keluar, Jaka dengan secepat kilat berada di bagian kanan tubuh
Pangeran, Tubuh pangeran terlindung dari peluru oleh tubuh Jaka, Puluhan peluru bius
langsung bersarang di tubuh Jaka.

Di sudut lain Sang Kapten tertawa dan segera berlari ke suatu ruangan kapal, Jaka dan Pangeran
segera mengikutinya dengan tertatih-tatih, saat tiba di ruangan kapal yang memiliki jendela
kaca, tampak Dua belas Armada kapal yang membawa ratusan ton bahan peledak mulai
mendekat dan mulai menghantam dinding kapal 2 tampaknya 12 kapal itu tak berawak dan tak
ada seorangpun di sana, tetapi dilengkapi dengan kendali otomatis yang telah dipersiapkkan,
jadi tak ada yang awak yang jadi korban kecuali target yang terkepung, di dalam 12 kapal itu
tampat ratusan ton bahan peledak dan setiap tonggaknya dipasangkan bom waktu.

Hah! waktu yang tersisa hanya,

“57 s”. Di semua kapal telah terpasang ratusan bom waktu dengan setelan waktu yang sama.

“45 s” Sang kapten segera berlari ke sudut ruangan kapal dan menurunkan kapal kecil
berkecepatan tinggi.

“31 s” kapal cepat itu segera dijatuhkan ke laut dan sang kapten siap-siap melompat ke kapal
cepat itu.
9

“Sap” tangan sang kapten di tangkap oleh Jaka, 12 kapal yang sudah merapat mulai berderik-
derik. Sang kapten tergantung-gantung.

“24 s” “Pangeran Cepat naik ke kapal cepat itu” Teriak Jaka yang mulai pusing akibat reaksi
peluru bius tadi.

“Tapi kau akan meledak bersama 12 kapal lainnya

“Tidak ada waktu lagi banyak yang harus tuan urus di Kerajaan”

“kau bagaimana?”

“cepat saja pergi, Aku akan kembali ke kerajaan nanti, Cepat Pergi, Semua Masyarakat kerajaan
makmur menantikanmu”

“17 s”

“Ayo Pergi, jangan hiraukan aku” Teriak Jaka yang mulai merintih kesakitan

“Kau punya banyak tugas di Kerajaan Makmur Pangeran” Ujar Jaka yang muali melemah.

“10 s”

“Cepat pergi!!!”

“Maafkan Aku Anak muda”

“wusssss” Pangeran mengendarai kapal cepat dengan meneteskan air mata dan mulai
membelah lautan dengan kecepatan tinggi, mulai menyalip satu persatu armada kapal yang
membawa ratusan bahan peledak.

“5 s”. Sang kapten yang telah pasrah dan mulai tersenyum kepada Jaka yang masih
menahannya.

“3 s”.

“Pengorbanan yang hebat” ujar sang kapten sambil tersenyum.

Jaka menoleh sang kapten.

“Terima Kasih” ujar Jaka tertarik.


10

“2 s” sang kapten segera mulai melepaskan tangan nya dari genggaman Jaka.

Jaka yang mulai pusing pun juga terjatuh kedalam air.

“1 s” Tepat sebelum tubuh mereka jatuh ke dalam air.

“Duar” Serentak ratusan bom waktu meledak ratusan ton bahan peledak mulai terbakar.
Terjadi ledakan yang dahsyat. Pangeran yang sedang mengendarai kapal cepat menangis tanpa
menoleh kebelakang. Tidak sanggup melihat besar ledakan yang menghancurkan tubuh Jaka.

“Itulah sebuah Pengorbanan nak, apapun yang terjadi semua itu akan selalu ada sesuatu yang ia
akan dapatkan”. Ujar sang ayah kepada anaknya.

“Kenapa ia rela meledak bersama ratusan ton bahan peledak ayah, lalu cita-citanya di awal tadi
demi orangtuannya kan tidak akan tercapai”.

“Hmm.. Anakku, Pengorbanan Jaka disini bukan hanya demi orangtuanya saja tapi itu termasuk
bagi kerajaan Makmur, yang dimana Orangtuanya juga tinggal di sana, dengan itu ia juga
menyelamatkan Orangtuanya. Lagian masih ada lanjutan ceritanya. Apakah kau masih ingin
mendengar lanjutannya Anakku?”

Sang anak pun mengangguk dan mulai kembali duduk manis mendengarkan potongan terakhir
cerita sang ayah.

Pangeran pun kembali ke Istana Makmur dan ia disambut dengan meriah oleh semua penduduk
beserta sang Raja yang tampak gembira akan kedatangan anaknya.

Dan di antara kerumunan orang banyak tampak seseorang dengan memegang belati emas
datang mendekat.

“Apa kau baik-baik saja pangeran” seseorang menyapa pangeran. Seseorang yang amat berjasa
baginya.

“Hah? kenapa kau bisa berada di sini? Bukankah kau meledak bersama ratusan bahan peledak
di kapal itu?” Tanya Pangeran Terkejut.

“Apa kau melupakan sesuatu tuan, Bukankah aku bisa berpindah dalam sepersekian detik. Saat
aku mulai jatuh ke lautan aku langsung berpindah tempat ke Istana”.

“aduh itu cukup menghabiskan banyak tenaga”. Kesal Jaka


11

Dan Akhirnya Jaka diangkat menjadi panglima kerajaan dan hidup bahagia bersama orang
tuanya di istana.

Kau tau saudara dan saudari apa keajaiban pengorbanan itu?. Walaupun tujuan awalnya adalah
hanya untuk membawa ibunya ke tabib, tapi lihat apa yang ia dapat dari pengorbanan dan
tekad yang kuat itu, ia bisa menjadi Panglima kerajaan, mengobati ibunya dan jangan lupa ia
juga mendapatkan sebuah kesaktian yang luar biasa, kau tau saudara dan saudari pengorbanan
itu bagaikan pohon yang menggugurkan daunnya demi terciptanya sebuah kehidupan yang
baru.

Cerpen Karangan: SESYLIA E, PALAR


TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA

Anda mungkin juga menyukai