PENDAHULUAN
merupakan hak azasi setiap warga masyarakat sehingga harus tersedia dalam
jumlah yang cukup, aman, bermutu, bergizi, beragam dengan harga yang
manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat
bentuk yang menarik, namun memenuhi nilai gizi dan aman dalam arti tidak
berbahaya bagi kesehatan. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari
peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang
termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya
1
Keamanan makanan merupakan aspek yang sangat penting dalam
dari pengawet sampai pemberi aroma dan pewarna. Pewarna makanan banyak
pasar serta berbagai makanan olahan yang dibuat oleh industri kecil ataupun
pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil
pewarna untuk pangan, dan disamping itu juga harga zat pewarna untuk
industri jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk
pangan
Dalam hal ini, zat pewarna seperti halnya citarasa merupakan suatu
pengaruh yang sangat besar terhadap selera dan daya tarik konsumen.
2
Dalam hal ini Saus merupakan penyedap makanan yang sangat digemari
oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Saus tomat dan saus cabai banyak
atau mie ayam, gorengan maupun sebagai bahan tambahan pada nasi goreng,
dan makanan lainnya. saus tomat dan saus cabai yang saat ini banyak beredar,
pengawet pada sebagian besar produk saus lokal di sejumlah daerah melebihi
tambahan makanan berupa zat pewarna adalah saus. Saus merupakan cairan
kental (pasta) yang terbuat dari bubur buah berwarna menarik yang
menambah cita rasa makanan. Saus yang sering dikonsumsi adalah saus cabe
yang banyak dijumpai di pasaran sehingga dengan mudah dapat dibeli oleh
konsumen
Pada jajanan anak sekolahan tak jarang terdapat saus untuk menambah cita
3
dipakai pedagang tesebut adalah saus dalam kemasn plastik yang di isi ulang
tentang analisa penggunan zat pemanis sintetis dalam hal ini aspartam pada
2. Identifikasi Masalah
Dalam karya tulis ini penulis melakukan pembatasan masalah dan hanya
membahas mengenai aspartam sebagai pemanis buatan untuk saus yang dijual
aspartam.
Kami melakkan pembatasan kajian agar karya tulis yang kami susun lebih
4. Tujuan Penelitian
4
1. untuk mengetahui seberapa sering anak SD mengkonsumsi saus.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya zat pemanis sintetis yang digunakan pada
5. Kerangka Pemikiran
mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat bekerja dengan
optimal. Makanan yang dimakan tidak harus mempunyai bentuk yang menarik,
namun memenuhi nilai gizi dan aman dalam arti tidak mengandung
kesehatan tubuh. Untuk itu diperlukan adanya pengamanan di bidang pangan agar
kesehatan. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku
Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
bahan kimia baru yang lebih praktis, lebih murah, dan lebih mudah diperoleh.
5
Bahan tambahan tersebut diantaranya pewarna, penyedap rasa dan aroma,
bahan yang dapat membahayakan kesehatan tubuh tanpa membedakan zat itu
secara alami terdapat dalam bahan makanan atau makanan. Keamanan makanan
terhadap hal ini, telah sering mengakibatkan terjadinya dampak berupa penurunan
proses penyiapan dan penyajian sampai resiko munculnya penyakit kanker akibat
Salah satu jenis produk makanan yang biasanya menggunakan bahan tambahan
makanan berupa zat kimia adalah saus, Saus merupakan cairan kental (pasta) yang
terbuat dari bubur buah berwarna menarik yang mempunyai aroma dan rasa yang
penyedap atau agar makanan kelihatan bagus. Kata "saus" berasal dari bahasa
Perancis (sauce) yang diambil dari bahasa Latin salsus yang berarti "digarami."
Dalam hal ini Saus merupakan penyedap makanan yang sangat digemari oleh
hampir seluruh lapisan masyarakat. Saus tomat dan saus cabai banyak dikonsumsi
sebagai bahan pelengkap saat mengkonsumsi baso, mie pangsit atau mie ayam,
6
gorengan maupun sebagai bahan tambahan pada nasi goreng, dan makanan
lainnya. saus tomat dan saus cabai yang saat ini banyak beredar, banyak
pada sebagian besar produk saus lokal di sejumlah daerah melebihi batas
cairan pewarna kimia, potasium fosfat, ekstrak cabai, sakarin, dan beberapa bahan
Dari permasalahan tersebut beberapa waktu yang lalu terjadi sebuah kasus
dimana sebuah pabrik saus di bandung yang bermerek (SinarSari, unggulsari dan
berbahaya dalam pembuatan saus tersebut. saus yang dibuat oleh pabrik tersebut
bahannya bukan dari cabai atau tomat layaknya kebanyakan saus dan sambal.
Selain itu, komposisinya tidak sesuai dengan yang tertera dalam bungkus
kemasannya. Saus tomat dan cabai ini berbahan ampas tapioka (onggok), ekstrak
bawang putih, ekstrak cabai leoserin capsikum, saksrin, garam, cuka, pewarna
sunset, perwarna jenis poncau, potasium fospat, dan bibit cairan tomat . Jadi saus
tomat dan cabai tersebu, tidak pakai cabai atau tomat sama sekali. Tapi pakai
esens rasa tomat dan cairan kimia ekstrak cabai. Pada awalnya bahan dalam
pembuatan saus tersebut memang berbahan tomat dan cabai asli namun seiring
campuran saus nya. pemilik pabrik beralasan bahwa penggunaan bahan kimia
tersebut dikarenakan pabriknya kebetulan kehabisan bahan baku tomat dan cabai,
7
sehingga menggunakan bahan kimia dalam campurannya. saus tomat dan cabai
Jawa Barat. Pabrik ini sudah beroperasi selama 14 tahun. Dalam sehari, pabrik
rumahan tersebut bisa membuat saus palsu hingga 200 ton dengan keuntungan
telah diatur mengenai apa yang tidak boleh dilakukan oleh pelaku usaha dalam
Pasal 8 ayat (1), dan sanksi pidana tercantum dalam Pasal 62 ayat (1). Bagi Pelaku
ketentuan tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau
Selain itu bahan yang di guinakan dalam pembuatan saus tomat dan cabai
konsumsi dalam jangka waktu yang panjang penggunaan bahan kimia telah di
no 18 tahun 2012 Pasal 75 ayat (1) menyatakan bahwa, Setiap Orang yang
dan/atau bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan Pangan. Bila
melanggar ketentuan tersebut diancam pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
8
Sejatinya bahan kimia yang dicampurkan pada makanan sebagai bahan
tambahan sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh apalagi bila takaran dan
pemberian zat atau bahan kimia pada makanan tersebut terlalu tinggi dengan
takaran yang tidak jelas, apalagi bila di konsumsi secara terus menerus maka akan
Meskipun telah ada peraturan perundangan yang mengatur hal tersebut, tetap
saja hingga saat ini masih banyak terjadi penggunaan bahan kimia pada makanan.
penggunaan bahan kimia pada makanan, juga tidak mempedulikan resiko dan
bahaya bagi para konsumennya. Sebagai konsumen kita harus lebih berhati-hati
dalam memilih makanan, kita dituntut untuk menjadi konsumen cerdas, selain
pintar dalam memilih makanan atau olahan pelengkap makana juga kita sebagai
konsumen dapat ikut serta dalam mengawasi peredaran dan penggunaan bahan
pelaku usaha dalam hal ini adalah pembuatan saus yang menggunakan bahan
kimia berbahaya yang dilakukan sengaja dan tanpa sengaja meskipun telah
mengetahui dampak yang akan ditimbulkan, tanpa sengaja karena tidak tau
dampak yang akan di timbulkannya, atau dengan alasan lain yang merupakan
9
menganggap dirinya melakukan kejahatan karena melakukan rasionalisasi
tindakan kejahatan sebagai bagian dari pekerjaan normal. Disisi lain faktor
pelaku usaha terlihat pada proses produksi yang dilakukan, dimana ditemukan
hal ini penggunaan dan pencampuran bahan kimia berbahaya pada produksinya.
Bahwa pembuatan saus tersebut tidak sesuai dengan komposisi yang tertera
dalam dalam kemasan saus tersebut. hal tersebut tentunya sangan merugikan
konsumen karena secara tidak langsung konsumen telah tertipu oleh produk saus
tersebut. hal tersebut dapat dikatakan produsen saus tersebut telah melakukan
penipuan. Selain itu bahan yang di guinakan dalam pembuatan saus cabai dan
konsumsi dalam jangka waktu yang panjang. penggunaan bahan kimia telah di
BAB II
LANDASAN TEORI
10
Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia dalam kehidupan
gizi untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman dikonsumsi, karena makanan
Makanan adalah segala sesuatu yang kita makan atau minum untuk
(Hughes, 1987). Oleh karena itu, makanan yang optimal akan berkontribusi
adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang
diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
2. Jenis Pangan
kelompok, yaitu :
11
a. Pangan segar
Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan.
b. Pangan Olahan
cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan. Contoh :
nasi. Pangan olahan dibedakan menjadi dua, yaitu : pangan olahan siap
3. Pengertian Saus
Kata “saus” berasal dari bahasa Perancis (sauce) yang diambil dari bahasa
latin salsus yang berarti “digarami”. Sedangkan saus dalam istilah masak-
kelihatan bagus. Saus juga dapat diartikan sebagai cairan kental (pasta) yang
terbuat dari bubur buah berwarna menarik (biasanya merah), mempunyai aroma
12
Saus merupakan salah satu produk olahan pangan yang sangat populer. Saus
tidak saja hadir dalam sajian seperti mie bakso atau mie ayam, tetapi juga
dijadikan bahan pelengkap nasi goreng, mie goreng dan aneka makanan fast food.
Saos adalah cairan kental (pasta) yang terbuat dari bubur buah berwarna
menarik (biasanya merah), mempunyai aroma dan rasa yang merangsang (dengan
atau tanpa rasa pedas). Saos mempunyai daya simpan panjang karena
mengandung asam, gula, garam, dan seringkali pengawet. Saos tomat dibuat dari
campuran bubur buah tomat dan bumbu-bumbu, berwarna merah muda sesuai
dengan warna tomat yang digunakan. Saos tomat yang baik berwarna merah
tomat, tidak pucat, atau bahkan cenderung berwarna orange, bila pucat dan
berwarna merah kekuningan berarti bukan berasal dari tomat asli melainkan sudah
ditambah dengan bahan-bahan lain serta menggunakan zat pewarna. Saos tomat
yang terbuat dari tomat asli sebenarnya sama sekali tidak memerlukan zat
pewarna
Pengertian bahan tambahan pangan secara umum adalah bahan yang biasanya
tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas
makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja
(Cahyadi, 2006).
13
Peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi
pangan pada bab 1 pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan bahan tambahan
senyawa yang sengaja ditambahkan kedalam makanan dengan jumlah dan ukuran
penyimpanan. Bahan ini berfungsi untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa,
dan tekstur, serta memperpanjang masa simpan, dan bukan merupakan bahan
(ingredient) utama. Menurut Codex, bahan tambahan pangan adalah bahan yang
tidak lazim dikonsumsi sebagai makanan, yang dicampurkan secara sengaja pada
proses pengolahan makanan. Bahan ini ada yang memiliki nilai gizi dan ada yang
mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan
14
umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu
sebagai berikut:
tidak sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat
ini dapat pula merupakan residu atau kontaminan dari bahan yang sengaja
dalam pengolahan;
b. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang
15
Penggunaan bahan tambahan pangan sebaiknya dengan dosis dibawah ambang
batas yang telah ditentukan. Jenis BTP ada 2 yaitu GRAS (Generally Recognized
as Safe), zat ini aman dan tidak berefek toksik misalnya gula (glukosa).
Sedangkan jenis lainnya yaitu ADI (Acceptable Daily Intake), jenis ini selalu
Tambahan Pangan yang diizinkan ditambahkan dan yang dilarang (disebut Bahan
untuk keperluan produk olahan pangan, industri, serta minuman dan makanan
dan penurunan berat badan, mengurangi kerusakan gigi, dan sebagai bahan
Dilihat dari sumber pemanis dapat dikelompokkan menjadi pemanis alami dan
16
A. Pemanis Alami
Pemanis alam biasanya berasal dari tanaman. Tanaman penghasil
pemanis yang utama adalah tebu (Saccharum officanarum L) dan bit (Beta
vulgaris L). Bahan pemanis yang dihasilkan dari kedua tanaman tersebut
terkenal sebagai gula alam atau sukrosa. Beberapa bahan pemanis alam
Beberapa jenis gula dan berbagai produk terkait: Gula Granulasi (Gula
dan digunakan di rumah (gula pasir). Gula batu: Gula batu tidak semanis
gula granulasi biasa, gula batu diperoleh dari Kristal bening berukuran
besar bewarna putih atau kuning kecoklatan. Kristal bening dan putih
dibuat dari larutan gula jenuh yang mengalami kristalisasi secara lambut.
ini kurang manis karena adanya air dalam Kristal. Rumus kimia sukrosa:
monomernya yang berupa unit glukosa dan fruktosa. Senyawa ini dikenal
sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh organisme
lain seperti tumbuhan. Sukrosa atau gula dapur diperoleh dari gula tebu
B. Pemanis Buatan
17
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak
8. Aspartam
Aspartam ditemukan secara kebetulan oleh James Schulter pada tahun 1965,
ketika mensintesis obat-obat untuk bisul dan borok. Aspartam adalah senyawa
18
metal ester dipeptida yaitu L-aspartil-L-alanin-metilester dengan rumus
Aspartam atau Aspartil fenilalanin metil ester (APM) dengan rumus kimia
berbentuk tepung kristal berwarna putih, sedikit larut dalam air, dan berasa manis.
Aspartam memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 60 sampai dengan 220 kali
tingkat kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 0,4 kkal/g atau setara
dengan 1,67 kJ/g. Kombinasi penggunaan aspartam dengan pemanis buatan lain
buah.
Aspartam yang dikenal dengan nama dagang equal, merupakan salah satu
bahan tambahan pangan telah melalui berbagai uji yang mendalam dan
menyeluruh aman bagi penderita diabetes mellitus. Sejak tahun 1981 telah
mengakibatkan turunnya rasa manis. Selain itu, aspartam tidak tahan panas
sehingga tidak baik digunakan dalam bahan pangan yang diolah melalui
pemanasan.
Aspartam tersusun oleh asam amino sehingga didalam tubuh akan mengalami
metabolisme seperti halnya asam amino pada umumnya. Bagi penderita penyakit
19
dapat dimetabolisme oleh penyakit tersebut. Kelebihan fenilalanin dalam tubuh
penderita PKU diduga dapat menyebabkan kerusakan otak dan pada akhirnya
Konsumsi harian yang aman (acceptable daily intake) untuk orang dewasa adalah
40 mg/kg berat badan. Peraturan Menkes No. 722 Tahun 1988 tidak menyebutkan
jumlah aspartam yang boleh ditambahkan kedalam bahan pangan. Hal ini berarti
Aspartam ditemukan secara kebetulan oleh James Schulter pada tahun 1965.
Aspartam kemanisannya 200 kali dari gula dan tidak mempunyai rasa tambahan.
karena penyimpanan dalam waktu lama akan mengakibatkan turunnya rasa manis.
Selain itu, aspartam tidak tahan panas sehingga tidak baik digunakan dalam bahan
Konsumsi harian yang aman untuk adalah 0-40 mg/kg berat badan. Peraturan
menkes No. 722 Tahun 1988 tidak menyebutkan jumlah aspartam yang boleh
ditambahkan ke dalam bahan pangan. Hal ini berarti bahwa aspartam masih
Aspartam memiliki nilai energi 4 kkal/g, tetapi karena dalam penggunaan 100
20
Seseorang yang mengkonsumsi aspartam mungkin akan
b. Mata
Aspartam bisa menyebabkan sakit atau kebutaan pada satu atau
pada malam hari, mata membesar, dll. Aspartam bisa pula mengurangi
lensa kontak.
c. Telinga
Aspartam diketahui memperbesar resiko masalah telinga seperti
e. Neurologis
Seseorang yang menggunakan produk aspartam bisa mengalami
21
beresiko mengalami pusing, mengantuk berat, nyeri wajah yang tidak
f. Psikologis
Efek samping psikologis yang dipicu pleh penggunaan aspartam
g. Gastrointestinal
Aspartam dapat menyebabkan mual, sakit ketika menelan, sakit
h. Alergi Kulit
Efek samping aspartam pada kulit meliputi gatal serta reaksi pada
i. Lain-lain
Seseorang mungkin juga mengalami pembengkakan kaki, sering
22
buatan termasuk aspartam dibuat dari berbagai bahan kimia yang tak
BAB III
ANALISIS
1. Fenomena
Hal itu disebabkan karena pemanis buatan memiliki kemanisan yang sama bahkan
buatan yang berlebihan akan menimbulkan dampak toksik yang tidak baik pada
lain sakit kepala/migrain, mulut kering, mual, muntah, diare, dan kanker kandung
Pemanis buatan pada umumnya memiliki ADI (acceptable daily intake) yang
kimia yang bisa dikonsumsi setiap hari secara terus menerus tanpa menimbulkan
2006). Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor 4
tahun 2014, Acceptable Daily Intake sakarin 0-5 mg/kgBB, siklamat 0-11
23
Anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan ¼ waktunya di
sebagian besar anak sekolah (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). Hasil kajian terbatas
kadar pemanis buatan sakarin dengan tingkat yang tidak aman. Penelitian
seperti halnya Indonesia masih sangat minim. Para produsen lebih suka memakai
bahan sintesis atau kimia karena harganya lebih murah dan keuntungannya lebih
Tingginya kandungan bahan kimia pada beberapa produk makanan olahan seperti
pada saus tomat dan saus cabai tersebut, dapat menimbulkan gejala kejang-kejang
kematian. tentunya dalam hal ini konsumen lah yang dirugikan karena konsumen
sebagai pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
24
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
Dari permasalahan tersebut beberapa waktu yang lalu terjadi sebuah kasus
dimana sebuah pabrik saus di bandung yang bermerek (SinarSari, unggulsari dan
berbahaya dalam pembuatan saus tersebut. saus yang dibuat oleh pabrik tersebut
bahannya bukan dari cabai atau tomat layaknya kebanyakan saus dan sambal.
Selain itu, komposisinya tidak sesuai dengan yang tertera dalam bungkus
kemasannya. Saus tomat dan cabai ini berbahan ampas tapioka (onggok), ekstrak
bawang putih, ekstrak cabai leoserin capsikum, saksrin, garam, cuka, pewarna
sunset, perwarna jenis poncau, potasium fospat, dan bibit cairan tomat . Jadi saus
tomat dan cabai tersebu, tidak pakai cabai atau tomat sama sekali. Tapi pakai
esens rasa tomat dan cairan kimia ekstrak cabai. Pada awalnya bahan dalam
pembuatan saus tersebut memang berbahan tomat dan cabai asli namun seiring
campuran saus nya. pemilik pabrik beralasan bahwa penggunaan bahan kimia
tersebut dikarenakan pabriknya kebetulan kehabisan bahan baku tomat dan cabai,
sehingga menggunakan bahan kimia dalam campurannya. saus tomat dan cabai
Jawa Barat. Pabrik ini sudah beroperasi selama 14 tahun. Dalam sehari, pabrik
rumahan tersebut bisa membuat saus palsu hingga 200 ton dengan keuntungan
25
Dalam Undang-Undang no 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
telah diatur mengenai apa yang tidak boleh dilakukan oleh pelaku usaha dalam
Pasal 8 ayat (1), dan sanksi pidana tercantum dalam Pasal 62 ayat (1). Bagi Pelaku
usaha yang melanggar ketentuan tersebut dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua
milyar rupiah).
Dari hasil wawancara terhadap beberapa anak sekolah dasar, banyak diantara
mereka menggunakan saus. Serta setelah memakan saus tersebut mereka merasa
rasa saus tersebut manis namun agak pahit. Serta ketika terlalu sering
Data yang di peroleh dari beberapa artikel yang pernah di baca oleh penulis
juga menyatakan bahwa banyak saus yang mengandung pemanis buatan seperti
aspartam. Namun, tidak hanya itu bahkan pedangan pedangan jahil bahkan
mengandung zat berbahaya dengan saus yang mengandung zat berbahaya serta
menambahkan aspartam dan beberapa zat lain agar saus terlihat menarik untuk
dimakan.
kebanyakan saus terbuat dari bahan-bahan yang tak layak menjadi pangan dan
26
Namun, dari hasil wawancara itu pula kebanyakan pedagang tidak mengetaui
sumber atau darimana saus itu berasal dan bagaimana cara membuatnya. Steril
atau tidak, dan terbuat dari bahan segar atau tidak, serta mengandung zat kimia
Oleh karena itu banyak orangtua yang melarang anaknya untuk jajan dengan
menggunakan saus.
dikonsumsi oleh anak-anak sekolah dikerenakan sarana kantin sekolah yang sehat
Penambahan zat pewarna pada makanan jika tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dapat menimbulkan akibat yang buruk terhadap konsumen. Seperti
pemanis buatan, penyedap dan zat warna. Hasil analisis terhadap jajanan tersebut
telah ditemukan pewarna yang dilarang antara lain Rhodamin B (43,10 %),
Metanil Yellow (12,07%) dan pewarna hijau yang dilarang (1,7%). Menurut
LP2K, zat pewarna yang ditambahkan secara tidak bertanggung jawab dapat
27
3. Analisis
saus yang mengandung zat kimia tidak layak salahsatunya aspartam. Meskipun
sebenarnya aspartam tidak terlalu berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah sedikit
Maka bukan hanya isu belaka kalau saus yang beredar dipasaran mengandung
dalam jumlah sedikit tidak akan mengakibatkan penyakit yang berbahaya. Namun
jika dikonsumsi dalam jumlah banyak atau secara berkelanjutan maka akan
Dari hasil analisis dari beberapa jurnal ilmiah, aspartam tidak terlalu bnyak
terkandung dalam saus. Yang lebih banyak yaitu sakarin untuk bahan pemanis
saus tersebut.
Mungkin yang menyebabkan anak sekolah atau konsumen sakit perut setelah
memakan saus adalah zat kimia lain atau bahan baku serta pengolahan yang
seperti halnya Indonesia masih sangat minim. Para produsen lebih suka memakai
bahan sintesis atau kimia karena harganya lebih murah dan keuntungannya lebih
28
Tingginya kandungan bahan kimia pada beberapa produk makanan olahan seperti
pada saus tomat dan saus cabai tersebut, dapat menimbulkan gejala kejang-kejang
kematian. tentunya dalam hal ini konsumen lah yang dirugikan karena konsumen
sebagai pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
dikonsumsi.
Berdasarkan hal diatas maka pemerintah juga sebenarnya idak tinggal diam
sayangnya pengaturan ini hanya secara umum tidak di spesifikan untuk konsumen
anak-anak sekolah. Karena anak sekolah merupak generasi penerus bangsa dan
juga negara.
4. Kajian islam
Dalam permasalahan serta judul yang penulis ambil tidak terlalu berhubungan
dengan bahasan agama. Namun, yang mesti ditekaknkan disini adalah asas agama
29
bertanggung jawab yang telah menambahkan zat berbahaya pada makanan yang
di konsumsi.
Hukum Pidana Islam mengenal satu jenis hukum yang membatasi tingkah
laku manusia agar berbuat baik. Aturan lazim ini dikenal dengan sebutan sanksi.
Dan istilah dalam hukum Islam dinamakan uqubah. Pada dasarnya, pengertian
batasan mengenai istilah jinayat di atas, maka, pengertian jinayat dapat dibagi ke
dalam dua jenis pengertian, yaitu pengertian luas dan pengertian sempit.
Klasifikasi pengertian ini terlihat dari sanksi yang dapat dikenakan terhadap
jinayat.
dilarang oleh syara’ dan dapat mengakibatkan hukuman had, atau ta’zir.
2. Dalam pengertian sempit, jinayat merupakan perbuatan-perbuatan yang
dilarang oleh syara’ dan dapat menimbulkan hukuman had, bukan ta’zir.
di tetapkan oleh Allah Swt., dan dengan aturan (hukum) ini menimbulkan sanksi
30
Sanksi menurut Abdul Kadir Audah dalam bukunya at-Tasyri’al-Jana’i
pelanggaran harta. Dengan demikian, kerugian, bahaya materiil atau jiwa yang
menimpa konsumen sebagai akibat buruk dari produk pelaku usaha. Kerugian
yang di derita konsumen akibat barang cacat dan berbahaya, produk yang cacat
dikarenakan oleh tidak sempurnanya produk. Ini berarti mengurangi nilai atau
manfaat dari produk itu sendiri yang berakibat pada terganggunya kualitas
dijelaskan secara rinci mengenai kerugian itu sendiri, namun hal ini tersirat dalam
surah an-Nisaa ayat 29-30 yang mana terdapat dua poin penting dari kandungan
ayat ini, pertama, perdagangan ini harus dilandasi dasar suka sama suka di antara
kedua belah pihak (penjual dan pembeli). Kedua, keuntungan yang di dapat oleh
satu pihak, tidak didapat dari kerugian pihak lain. Hal ini membuktikan
tindakan pengrugian ini, kerugian di artikan pula sebagai tindakan penipuan atau
al-ghasysy. Dalam konteks ini, penjualan barang cacat dan berbahaya mengarah
pada tindakan pengrugian, hukum penjualan barang cacat dan berbahaya yang
31
tidak di beritahukan tentang sifatnya ini dinyatakan dengan tegas bahwa hal
secara rinci dalam nash Alquran maupun hadits, bukan berarti bahwa tindakan ini
tidak di berikan sanksi. Melainkan sanksi ta’zir. Sanksi ta’zir diberikan secara
rinci mengenai kadar hukumnya. Sanksi tindak pidana pengrugian dalam hukum
Islam adalah jarimah ta’zir, karena hukumannya tidak diatur langsung dalam
Kata ta’zir berasal dari kata ‘azar yang artinya memberikan respect and to
terhadap pelaku perbuatan dosa yang tidak ada sanksi had dan kafaratnya. Tindak
pidana ta’zir tidak ditentukan had dan kafaratnya oleh Alquran dan Hadits,
32
Sesuai dengan firman Allah dalam Alquran surah an-Nisaa ayat 59 yang
artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat
tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.”
Sanksi ta’zir yang berkaitan dengan badan yaitu hukum mati dan jilid
Sanksi ta’zir yang berkaitan dengan kemerdekaan seseorang seperti hukum
33
BAB IV
KESIMPULAN
manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat
mengandung bahan tambahan. Salah satu jenis produk makanan yang biasanya
Para produsen lebih suka memakai bahan sintesis atau kimia karena
kesehatan.
sangat di larang oleh agama. Terutama oleh agama islam. Oleh karena itu, berhati-
hatilah dalam membeli produk dan jangan sekali-kali mengikuti jalan orang yang
34
DAFTAR PUSTAKA
[2 Januari 2017].
Esti dan agus Setiadi. 2010. Pengawet Dan Bahan Kimia. www.ristek.go.id. [5
Januari 2017]
Margono, Tri, Suryati, dan Hartinah. 2010. Buku Panduan Teknologi Pangan.
Rol dan Broto, 2016, Awas, Sejumlah Jajanan Anak-anak Biang ’Kanker’,
35