Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini kata ilmu pengetahuan makin sering digunakan orang dalam
kehidupan sehari - hari. Pada mulanya ilmu pengetahuan (sains) ilmu hanya
mempelajari alam, namun dalam perkembangannya juga mempelajari alam atau
ilmu pengetahuan alam, dan dapat berarti ilmu pada umumnya. Dalam hal ini
sains berarti ilmu pengetahuan alam.
Dengan perkembangan sains informasi akan terus bertambah dan
berkembang dari masa ke masa, serta berkembang sesuai zamannya, sejalan
dengan cara berfikir dan alat bantu yang ada pada saat itu. Oleh karena itu,
pengetahuan alam sangat penting dalam kehidupan dan perkembangan zaman.
Sejalan dengan cara berfikir dan sifat manusia yang tidak pernah puas
dengan apa yang sudah diketahuinya, menjadikan ilmu pengetahuan menjadi
siklus yang akan terus berkembang. Munculnya istilah “metode ilmiah” tidak
lepas dari hal di atas. Dalam hal ini, metode ilmiah merupakan jembatan untuk
berkembangnya ilmu pengetahuan alam. Betapa pentingnya ilmu pengetahuan
alam dengan bantuan metode ilmiahnya,
Ilmu pengetahuan alam sangat berpengaruh pada segala aspek dan segala
bidang. Metode ilmiah menjadi suatu yang penting yang di dalamnya terdapat
langkah - langkah operasional yang mendukung terciptanya pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, terdapat beberapa
rumusan masalah, antara lain:
1. Apa pengertian IPA dan metode ilmiah?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan IPA?
3. Apa saja ruang lingkup IPA dan bagaimana pengembangannya?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian IPA dan metode ilmiah.
2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan IPA.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup IPA dan pengembangannya.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode ilmiah sebagai dasar IPA
1. Pengertian Metode Ilmiah
Menurut Nasir (1988 : 51), metode ilmiah merupakan cara utama yang
digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah
yang diajukan. Berbeda dengan Winarno (1994), bahwa metode ilmiah adalah
suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik yang teliti dan sistematik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ilmiah merupakan suatu cara yang
digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan suatu permasalahan, serta
menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur, dan terkontrol.
Metode ilmiah sebagai metode untuk menguji sebuah kebenaran harus
berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, menggunakan prinsip-prinsip analisis,
menggunakan ukuran objektif, dan menggunakan teknik kuantitatif.
Suatu Penelitian Ilmiah akan berhasil dengan baik apabisa dilakukan
dengan struktur metode ilmiah. Struktur metode ilmiah memiliki beberapa
langkah sebagai berikut:

 Perumusan masalah
Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang
akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan
alternatif cara untuk memecahkannya. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan
mengenai suatu objek secara tertulis, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan objek tersebut.

 Penyusunan Kerangka Berpikir/ Dasar Teori


Penyusunan Kerangka berpikir merupakan argumentasi yang menjelaskan
hubungan antara berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat
menjawab permasalahan.
Keterangan keterangan dalam menyusun suatu dasar teori dapat diperoleh
dari buku-buku laporan hasil penelitian orang lain. Wawancara dengan pakar, atau

3
melalui pengamatan langsung (observasi) di lapangan. Dasar teori berguna
sebagai dasar menarik hipotesis.

 Penarikan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap permasalahan
atau pertanyaan yang diajukan berdasarkan kesimpulan kerangka berpikir/dasar
teori. Dikatakan sebagai jawaban sementara karena hipotesis ini baru mengandung
kebenarannya yang bersifat logis dan teoritis. Kebenarannya belum bersifat
empiris, karena belum terbukti melalui eksperimen.

 Eksperimen/Percobaan
Untuk menguji hipotesis dapat dilakukan dengan melakukan observasi dan
percobaan atau eksperimen. Dari eksperimen atau percobaan tersebut akan
diperoleh data. Data inilah yang akan dianalisa untuk memudahkan penarikan
kesimpulan.
Dalam melakukan eksperimen diperlukan beberapa variabel penelitian.
Variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu
eksperimen. Variabel penelitian tersebut ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari.
Dengan adanya variabel penelitian akan diperoleh informasi mengenai faktor-
faktor yang berpengaruh dalam eksperimen sehingga lebih mudah untuk menarik
kesimpulan.

 Analisis Data
Data diperoleh dari hasil eksperimen. data hasil eksperimen dibedakan
menjadi 2:
 Data kualitatif yaitu data yang tidak disajikan dalam bentuk angka tetapi
dalam bentuk deskripsi. Contoh data ciri morfologi.
 Data kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Contoh data
hasil pengukuran tinggi batang suatu tanaman. Dta kuantitatif harus diolah
dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram sehingga mudah dipahami orang
lain.

4
 Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan harus mengacu pada hasil eksperimen. Kesimpulan
dari suatu penelitian harus diambil berdasarkan semua data yang diperoleh.
Penarikan kesimpulan bukan berdasarkan hasil rekayasa atau kkeinginan peneliti.
Bukan pula untuk menuruti kemauan pihak tertentu dengan cara memanipulasi
data. Kesimpulan harus memiliki hubungan yang jelas dengan permasalahan dan
hipotesis.

2. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam


Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari tentang
pengungkapan rahasia dan gejala alam, meliputi asal mula alam semesta dengan
segala isinya, termasuk proses, mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang
terjadi.
Ilmu pengetahuan ini dikembangkan manusia karena pada dasarnya
manusia selalu ingin tahu, dibekali dengan kemampuan untuk berfikir dan
merupakan sebuah kebutuhan untuk memahami dan menjelaskan segala gejala
alam.
Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya
merupakan dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA). Informasi
yang didapat dapat disimpan dan diajarkan kepada generasi berikut nya, ditambah
dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi tentang pengetahuan
ini terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.

Manusia memiliki kecenderungan untuk menanggapi rangsangan yang


ada di sekitarnya, termasuk gajala-gejala di alam semesta ini. Tanggapan terhadap
gejala-gejala dan peristiwa-peristiwa yang ada ini di alam semesta ini akan
menjadi sebuah pegalaman yang akan terus berkembang karena rasa keingin
tahuan manusia. Pengalaman-pengalaman inilah yang nantinya menjadi
pengetahuan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, karena ilmu merupakan
pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu. Adapun

5
syarat-syarat suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu adalah sebagai
berikut:
a) Logis
Pengetahuan tersebut masuk akal dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu
pengetahuan.
b) Objektif
Pengetahuan yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung
oleh fakta empiris.
c) Metodik
Pegetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang,
diamati, dan dikontrol.
d) Sistematik
Pengetahuan disusun dalam satu sistem yang saling berkaitan dan
menjelaskan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
e) Universal
Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan di mana saja yaitu dengan cara
eksperimentasi yang sama akan diperoleh hasil yang sama.
f) Komulatif
Berkembang dan tentatif, sesuai dengan khasanah ilmu pengetahuan yang
selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan yang baru. Ilmu pengetahuan
yang terbukti salah harus diganti dengan ilmu pengetahuan yang benar.

B. Perkembangan IPA
1. Lahirnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala
alam, mencatatnya kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-
mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian
makin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya.
Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu
melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu
pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian diperoleh pengetahuan yang
baru. Setelah manusia mempu memadukan kemampuan penalaran dengan

6
eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu yang
mantap (Febri,2009).
Pada mulanya ilmu pengetahuan timbul di Asia,meluas ke Yunani. Kembali
ke Asia di Timur Tengah, baru kemudian di Eropa (Febri,2009). Perkembangan
IPA itu sendiri mulai berkembang sangat lambat antara abad 15-16. Namum
perkembangan IPA lebih pesat setelah adanya konsep Copernicus yang kemudian
diperkuat Galileo (konsep geosentris, konsep heliosentris), dikenal sebagai
permulaan abad ilmu pengetahuan modern (kebenaran berdasarkan induksi). Di
awal abad 20 perkembangan ipa khususnya bidang fisika makin berkembang pesat
setelah konsep fisika kuantum dan relativitas dan bermunculan beberapa
fisikawan yang terkenal seperti newton. Hal tersebut perlu di rebisi dan
penyesuaian dengan konsep ilmu pengetahuan ke Era pemikiran yang modern.

2. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam


a) Zaman Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari
kemampuan mengamati dan membeda-bedakan, serta dari hasil percobaan yang
sifatnya spekulatif atau trial and error. Semua pengetahuan yang diperoleh
diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk mencari asal-usul dan sebab
akibat dari segala sesuatu.
Pada saat manusia mulai memiliki kemampuan menulis membaca dan
berhitung maka pengetahuan yang terkumpul dicatat secara tertib dan berlangsung
terus menerus. Misalnya dari pengamatan dan pencatatan peredaran matahari, ahli
astronomi Babilonia menetapkan pembagian waktu, tahun dibagi dalam 12 bulan,
minggu dibagi dalam 7 hari dan hari dalam 24 jam. Selanjutnya jam dibagi dalam
60 menit dan menit dalam 60 detik. Kemudian satuan enam puluh ini juga
digunakan untuk pengukuran sudut, 60 detik sama dengan 1 menit, 60 menit sama
dengan 1 derajad dan satu lingkaran penuh sama dengan 3600.

b) Zaman Yunani Kuno

Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani,


disebabkan oleh kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini

7
manusia tidak hanya menerima pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara
spekulatif mencoba mencari jawab tentang asal-usul dan sebab-akibat dari segala
sesuatu. Berikut merupakan beberapa ahli filsafat dari zaman yunani kuno.

1) Thales (624-548 SM)


2) Anaximenes (588-526 SM)
3) Anaximander (610-546 SM)
4) Heraklitos (535-475 SM)
5) Pythagoras (580-499 SM)
6) Empedokles (495-435 SM)
7) Leukippos dan Demokritos (460-370 SM)
8) Plato (427-345 SM)
9) Aristoteles (384-322 SM)
10) Ptolomeus (127-151)

c) Zaman Pertengahan
 Zaman Alkimia (abad 1-2)
Ahli alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan
menambahkan tiga lagi, yaitu: air raksa, belerang dan garam. Disini pengertian
usur lebih dimaksudkan sebagai sifatnya daripada unsur itusendiri.Misalnya: Air
raksa = logam yang mudah menjadi uap.Belerang = mudah terbakar dan memberi
warna. Garam = tak dapat terbakar dan bersifat tanah.
 Zaman Latrokimia (latros = Tabib)
Adalah masa dimana banyak tokoh-tokoh cendikiawan islam, Beberapa
cendekiawan Islam diantaranya :
 Al Khowarisni (825)
 Menyusun buku Aljabar dan Artimatika yang kemudian mendorong
penggunaan sistim desimal. Menurut catatan sejarah karya Al
Khowarisni merupakan pengembangan dari karya bangsa Hindu yang
bernama Aryabhata (476) dan Brahmagupta (628).
 Omar Khayam (1043-1132) ahli matematika dan astronomi.
 Abu Ibnusina (atau Avicenna, 980- 1137) menulis buku tentang
kedokteran.

8
d) Zaman Modern, Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam

Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai abad pertengahan


sudah banyak tetapi belum sistimatis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran
tertentu. Biasanya pemikiran diwarnai cara berpikir filsafat, agama atau bahkan
mistik. Setelah alat sempurna dikembangkan metode eksperimen. Berikut
merupakan ahli pada zaman modern, yaitu:

1. Roger Bacon (1214-1294)


Menyatakan bahwa pada hakekatnya ilmu pengetahuan alam adalah ilmu
yang berdasarkan kepada kenyataan yang disusun dan dibentuk dari
pengalamnan, penyelidikan dan percobaan. Matematika merupakan dasar
untuk berpikir dan merupakan kunci untuk mencari kebenaran dalam ilmu
pengetahuan.

2. Leonardo da Vinci (1452-1519)


Pernah menyatakan bahwa: Percobaan tidak mungkin sesat, yang tersesat
adalah pandangan dan pertimbangan kita.

3. Francis Bacon (1561-1626)


Berpendapat bahwa cara berfikir induktif merupakan satu-satunya jalan
untuk mencapai kebenaran. Hanya percobaan dan penyelidikan yang
menumbuhkan pengertian terhadap keadaan alam. Mulai saat itu kegiatan
eksperimen ditingkatkan sehingga cara memperoleh pengetahuan dilakukan
dengan langkah-langkah :
a. Observasi dan pengumpulan data.
b. Menyusun model atau ramalan generalisasi.
c. Melakukan eksperimen untuk menguji ramalan atau generalisasi.
sehingga diperoleh kesimpulan atau hukum yang lebih mantap.

9
4. Nicolas Copernicus (1473-1543)
Ahli astronomi, matematika dan pengobatan. Karyanya adalah:
a) Matahari adalah pusat dari sitim tatasurya (heliosentrisme)
b) Bumi mengelilingi matahari sedangkan bulan mengelilingi bumi.

5. Johannes Keppler (1571-1630)


Mengatakan bahwa:
a. Orbit dari semua planet berbentuk elips.
b. Dalam waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan
matahari selalu melintas bidang yang luasnya sama.
c. Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk
mengelilingi matahari adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak
rata-rata planet itu dengan matahari.

6. Galileo Galilei (1546-1642)


Antara lain menemukan 4 hukum gerak, penemuan tata bulan planet Jupiter,
mendukung heliosentrisme dari Copernicus dan hukum Keppler. Ia juga
menyatakan bahwa bulan tidak datar, penuh dengan gunung, planet
Mercurius dan Venus tidak memancarkan cahaya sendiri dan juga
menemukan 4 buah bulan pada planet Jupiter. Penemuannya ini didasarkan
atas pengamatan dengan alat teropong bintangnya.

C. Ruang lingkup IPA dan pengembangannya


1. Klasifikasi/Ruang lingkup IPA
Ilmu pengetahuan alam dapat dibagi menjadi tiga bidang utama yaitu:
1. Ilmu Sosial dan Budaya; membahas hubungan antarmanusia sebagai
makhluk sosial, yang selanjutnya dibagi atas:
a. Psikologi, mempelajari proses mental dan tingkah laku.
b. Pendidikan, proses latihan yang terarah dan sistematis menuju ke
suatu tujuan.
c. Antropologi, mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani,
sosial, kebudayaan dan tingkah laku sosial.

10
d. Etnologi, cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek
sistem sosio-ekonomi dan pewarisan kebudayaan terutama keaslian
budaya.
e. Sejarah, pencatatan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada
suatu bangsa, negara atau individu.
f. Ekonomi, yang berhubungan dengan produksi, tukar menukar
barang produksi, pengolahan dalam lingkup rumah tangga, negara
atau perusahaan.
g. Sosiologi, studi tentang tingkah laku sosial, terutama tentang asal
usul organisasi, institusi, perkembangan masyarakat.

2. Ilmu Pengetahuan Alam, yang membahas tentang alam semesta


dengan semua isinya dan selanjutnya terbagi atas:
a. Fisika, mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan
perubahan yang bersifat sementara. Seperti : bunyi cahaya,
gelombang magnet, teknik kelistrikan, teknik nuklir.
b. Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek sususan
materi dan perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar
dibagi kimia organik (protein, lemak) dan kimia anorganik (NaCl),
hasil dari ilmu ini dapat diciptakan seperti plastik, bahan peledak.

3. Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya.


a. Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan.
b. Zoologi ilmu yang mempelajrai tentang hewan.
c. Morfologi ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk
hidup.
d. Anatomi suatu studi tentang struktur dalam atau bentuk dalam
mahkhluk hidup.
e. Fisiologi studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh
makhluk hidup.
f. Sitologi ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam.

11
g. Histologi studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup
yang merupakan serentetan sel sejenis.
h. Palaentologi studi tentang makhluk hidup masa lalu.

4. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa Studi tentang bumi sebagai


salah satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa dengan benda
angkasa lainnya.
a. Geologi, yang membahas tentang struktur bumi. (yang
bahasannya meliputi dari ilmu kimia dan fisika) contoh dari ilmu
ini petrologi (batu-batuan), vukanologi (gempa bumi), mineralogi
(bahan-bahan mineral).
b. Astronomi, membahas benda-benda ruang angkasa dalam alam
semesta yang meliputi bintang, planet, satelit da lain-lainnya.
Manfaatnya dapat digunakan dalam navigasi, kalendar dan waktu.

2. Pemfokusan dan pembentukan multidisiplin ilmu


a. Pemfokusan Ilmu
Dengan pengembangan ilmu yang begitu cepatnya, terutama mulai
awal abad ke-20 menyebabkan klasifikasi ilmu berkembang kea rah disiplin ilmu
yang lebih spesifik. Sebagai contoh, dalam disiplin fisika telah terjadi pemfokusan
menjadi berbagai subdisiplin fisika, antara lain bunyi dan getaran, magnet, listrik,
optik, mekanika, dan fisika modern.
Selanjutnya, subdisiplin ilmu tersebut berkembang menjadi
spesialisasi tertentu. Sehingga tidak memungkinkan lagi seseorang dapat
menguasai beberapa atau bahkan satu bidang ilmu tertentu dengan sempurna..
untuk dapat menguasai ilmu dengan baik, maka seorang ahli akan lebih
memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya dalam salah satu focus disiplin
ilmu tertentu.

b. Multidisiplin dan Interdisiplin Ilmu


Multidisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan
pembahasannya menggunakan lebih dari satu kelompok disiplin ilmu, misal

12
kelompok IPA dan IPS. Contoh multidisiplin ilmu adalah lingkungan, yang dapat
mengolaborasikan ilmu IPA dan IPS.
Sedangkan Interdisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang
cakupan pembahasannya menggunakan satu kelompok disiplin ilmu saja. Contoh
interdisiplin ilmu adalah ilmu computer yang dikembangkan dari disiplin IPA.
Perkembangan interdisiplin IPA pun cukup banyak dan berkembang
sangat pesat. Sehingga perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola
pandang dan kehidupan sosial saat ini. Oleh karena itu, suatu ilmu yang
dikembangkan berdasarkan interdisiplin ilmu tetapi karena dampak sosial perlu
diperhitungkan, sehingga pembahasannya berubah menjadi multidisiplin ilmu.

13
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
IPA berkembang dengan sangat pesatnya sejalan dengan sifat manusia yang
mempunyai rasa ingin tahu atau curiousity yang juga selalu berkembang
(dinamis). Dengan sifat ini, dalam benak manusia selalu bertanya karena
keingintahuannya: apa sesungguhnya (what), bagaimana sesuatu terjadi (how),
dan mengapa demikian (why).
Adanya kemampuan berpikir pada manusia tersebut yang menyebabkan terus
berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta.
Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar
perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas dan mendalam sesuai dengan hasil-
hasil penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang
ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi
dan Antariksa (IPBA).
Ilmu pengetahuan diperoleh melalui prosedur yang telah ditentukan, yaitu
melalui cara yang disebut metode ilmiah. Adapun langkah-langkah operasional
metode ilmiah –secara singkat– adalah sebagai berikut:
a. Perumusan Masalah
b. Penyusunan Hipotesis
c. Pengujian Hipotesis/Penelitian
d. Penarikan Kesimpulan
Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, sebab suatu pengetahuan dapat
disebut ilmu atau ilmiah jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Logis atau masuk akal
b. Objektif
c. Metodik
d. Sistematis
e. Berlaku umum atau universal
f. Kumulatif

14
B. Saran
Kiranya materi perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan alam
yang telah kami paparkan dalam makalah kami ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca sehingga menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengertian
peranan dan manfaat ilmu pengetahuan alam.

15
DAFTAR PUSTAKA
https://makalahqwahyu.blogspot.com/2016/07/perkembangan-dan-
pengembangan-ilmu.html?m=1

https://pratiwidevi907.blogspot.com/2016/04/v-behaviourdefaultvmlo.html?m=1

16

Anda mungkin juga menyukai