PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini kata ilmu pengetahuan makin sering digunakan orang dalam
kehidupan sehari - hari. Pada mulanya ilmu pengetahuan (sains) ilmu hanya
mempelajari alam, namun dalam perkembangannya juga mempelajari alam atau
ilmu pengetahuan alam, dan dapat berarti ilmu pada umumnya. Dalam hal ini
sains berarti ilmu pengetahuan alam.
Dengan perkembangan sains informasi akan terus bertambah dan
berkembang dari masa ke masa, serta berkembang sesuai zamannya, sejalan
dengan cara berfikir dan alat bantu yang ada pada saat itu. Oleh karena itu,
pengetahuan alam sangat penting dalam kehidupan dan perkembangan zaman.
Sejalan dengan cara berfikir dan sifat manusia yang tidak pernah puas
dengan apa yang sudah diketahuinya, menjadikan ilmu pengetahuan menjadi
siklus yang akan terus berkembang. Munculnya istilah “metode ilmiah” tidak
lepas dari hal di atas. Dalam hal ini, metode ilmiah merupakan jembatan untuk
berkembangnya ilmu pengetahuan alam. Betapa pentingnya ilmu pengetahuan
alam dengan bantuan metode ilmiahnya,
Ilmu pengetahuan alam sangat berpengaruh pada segala aspek dan segala
bidang. Metode ilmiah menjadi suatu yang penting yang di dalamnya terdapat
langkah - langkah operasional yang mendukung terciptanya pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, terdapat beberapa
rumusan masalah, antara lain:
1. Apa pengertian IPA dan metode ilmiah?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan IPA?
3. Apa saja ruang lingkup IPA dan bagaimana pengembangannya?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian IPA dan metode ilmiah.
2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan IPA.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup IPA dan pengembangannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode ilmiah sebagai dasar IPA
1. Pengertian Metode Ilmiah
Menurut Nasir (1988 : 51), metode ilmiah merupakan cara utama yang
digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah
yang diajukan. Berbeda dengan Winarno (1994), bahwa metode ilmiah adalah
suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan dengan teknik yang teliti dan sistematik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ilmiah merupakan suatu cara yang
digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan suatu permasalahan, serta
menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur, dan terkontrol.
Metode ilmiah sebagai metode untuk menguji sebuah kebenaran harus
berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, menggunakan prinsip-prinsip analisis,
menggunakan ukuran objektif, dan menggunakan teknik kuantitatif.
Suatu Penelitian Ilmiah akan berhasil dengan baik apabisa dilakukan
dengan struktur metode ilmiah. Struktur metode ilmiah memiliki beberapa
langkah sebagai berikut:
Perumusan masalah
Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang
akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan
alternatif cara untuk memecahkannya. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan
mengenai suatu objek secara tertulis, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan objek tersebut.
3
melalui pengamatan langsung (observasi) di lapangan. Dasar teori berguna
sebagai dasar menarik hipotesis.
Penarikan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap permasalahan
atau pertanyaan yang diajukan berdasarkan kesimpulan kerangka berpikir/dasar
teori. Dikatakan sebagai jawaban sementara karena hipotesis ini baru mengandung
kebenarannya yang bersifat logis dan teoritis. Kebenarannya belum bersifat
empiris, karena belum terbukti melalui eksperimen.
Eksperimen/Percobaan
Untuk menguji hipotesis dapat dilakukan dengan melakukan observasi dan
percobaan atau eksperimen. Dari eksperimen atau percobaan tersebut akan
diperoleh data. Data inilah yang akan dianalisa untuk memudahkan penarikan
kesimpulan.
Dalam melakukan eksperimen diperlukan beberapa variabel penelitian.
Variabel penelitian adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu
eksperimen. Variabel penelitian tersebut ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari.
Dengan adanya variabel penelitian akan diperoleh informasi mengenai faktor-
faktor yang berpengaruh dalam eksperimen sehingga lebih mudah untuk menarik
kesimpulan.
Analisis Data
Data diperoleh dari hasil eksperimen. data hasil eksperimen dibedakan
menjadi 2:
Data kualitatif yaitu data yang tidak disajikan dalam bentuk angka tetapi
dalam bentuk deskripsi. Contoh data ciri morfologi.
Data kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Contoh data
hasil pengukuran tinggi batang suatu tanaman. Dta kuantitatif harus diolah
dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram sehingga mudah dipahami orang
lain.
4
Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan harus mengacu pada hasil eksperimen. Kesimpulan
dari suatu penelitian harus diambil berdasarkan semua data yang diperoleh.
Penarikan kesimpulan bukan berdasarkan hasil rekayasa atau kkeinginan peneliti.
Bukan pula untuk menuruti kemauan pihak tertentu dengan cara memanipulasi
data. Kesimpulan harus memiliki hubungan yang jelas dengan permasalahan dan
hipotesis.
5
syarat-syarat suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu adalah sebagai
berikut:
a) Logis
Pengetahuan tersebut masuk akal dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu
pengetahuan.
b) Objektif
Pengetahuan yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung
oleh fakta empiris.
c) Metodik
Pegetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang,
diamati, dan dikontrol.
d) Sistematik
Pengetahuan disusun dalam satu sistem yang saling berkaitan dan
menjelaskan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
e) Universal
Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan di mana saja yaitu dengan cara
eksperimentasi yang sama akan diperoleh hasil yang sama.
f) Komulatif
Berkembang dan tentatif, sesuai dengan khasanah ilmu pengetahuan yang
selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan yang baru. Ilmu pengetahuan
yang terbukti salah harus diganti dengan ilmu pengetahuan yang benar.
B. Perkembangan IPA
1. Lahirnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala
alam, mencatatnya kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-
mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian
makin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya.
Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya manusia mampu
melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu
pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian diperoleh pengetahuan yang
baru. Setelah manusia mempu memadukan kemampuan penalaran dengan
6
eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu yang
mantap (Febri,2009).
Pada mulanya ilmu pengetahuan timbul di Asia,meluas ke Yunani. Kembali
ke Asia di Timur Tengah, baru kemudian di Eropa (Febri,2009). Perkembangan
IPA itu sendiri mulai berkembang sangat lambat antara abad 15-16. Namum
perkembangan IPA lebih pesat setelah adanya konsep Copernicus yang kemudian
diperkuat Galileo (konsep geosentris, konsep heliosentris), dikenal sebagai
permulaan abad ilmu pengetahuan modern (kebenaran berdasarkan induksi). Di
awal abad 20 perkembangan ipa khususnya bidang fisika makin berkembang pesat
setelah konsep fisika kuantum dan relativitas dan bermunculan beberapa
fisikawan yang terkenal seperti newton. Hal tersebut perlu di rebisi dan
penyesuaian dengan konsep ilmu pengetahuan ke Era pemikiran yang modern.
7
manusia tidak hanya menerima pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara
spekulatif mencoba mencari jawab tentang asal-usul dan sebab-akibat dari segala
sesuatu. Berikut merupakan beberapa ahli filsafat dari zaman yunani kuno.
c) Zaman Pertengahan
Zaman Alkimia (abad 1-2)
Ahli alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan
menambahkan tiga lagi, yaitu: air raksa, belerang dan garam. Disini pengertian
usur lebih dimaksudkan sebagai sifatnya daripada unsur itusendiri.Misalnya: Air
raksa = logam yang mudah menjadi uap.Belerang = mudah terbakar dan memberi
warna. Garam = tak dapat terbakar dan bersifat tanah.
Zaman Latrokimia (latros = Tabib)
Adalah masa dimana banyak tokoh-tokoh cendikiawan islam, Beberapa
cendekiawan Islam diantaranya :
Al Khowarisni (825)
Menyusun buku Aljabar dan Artimatika yang kemudian mendorong
penggunaan sistim desimal. Menurut catatan sejarah karya Al
Khowarisni merupakan pengembangan dari karya bangsa Hindu yang
bernama Aryabhata (476) dan Brahmagupta (628).
Omar Khayam (1043-1132) ahli matematika dan astronomi.
Abu Ibnusina (atau Avicenna, 980- 1137) menulis buku tentang
kedokteran.
8
d) Zaman Modern, Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam
9
4. Nicolas Copernicus (1473-1543)
Ahli astronomi, matematika dan pengobatan. Karyanya adalah:
a) Matahari adalah pusat dari sitim tatasurya (heliosentrisme)
b) Bumi mengelilingi matahari sedangkan bulan mengelilingi bumi.
10
d. Etnologi, cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek
sistem sosio-ekonomi dan pewarisan kebudayaan terutama keaslian
budaya.
e. Sejarah, pencatatan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada
suatu bangsa, negara atau individu.
f. Ekonomi, yang berhubungan dengan produksi, tukar menukar
barang produksi, pengolahan dalam lingkup rumah tangga, negara
atau perusahaan.
g. Sosiologi, studi tentang tingkah laku sosial, terutama tentang asal
usul organisasi, institusi, perkembangan masyarakat.
11
g. Histologi studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup
yang merupakan serentetan sel sejenis.
h. Palaentologi studi tentang makhluk hidup masa lalu.
12
kelompok IPA dan IPS. Contoh multidisiplin ilmu adalah lingkungan, yang dapat
mengolaborasikan ilmu IPA dan IPS.
Sedangkan Interdisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang
cakupan pembahasannya menggunakan satu kelompok disiplin ilmu saja. Contoh
interdisiplin ilmu adalah ilmu computer yang dikembangkan dari disiplin IPA.
Perkembangan interdisiplin IPA pun cukup banyak dan berkembang
sangat pesat. Sehingga perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola
pandang dan kehidupan sosial saat ini. Oleh karena itu, suatu ilmu yang
dikembangkan berdasarkan interdisiplin ilmu tetapi karena dampak sosial perlu
diperhitungkan, sehingga pembahasannya berubah menjadi multidisiplin ilmu.
13
BAB III
A. Kesimpulan
IPA berkembang dengan sangat pesatnya sejalan dengan sifat manusia yang
mempunyai rasa ingin tahu atau curiousity yang juga selalu berkembang
(dinamis). Dengan sifat ini, dalam benak manusia selalu bertanya karena
keingintahuannya: apa sesungguhnya (what), bagaimana sesuatu terjadi (how),
dan mengapa demikian (why).
Adanya kemampuan berpikir pada manusia tersebut yang menyebabkan terus
berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta.
Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar
perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas dan mendalam sesuai dengan hasil-
hasil penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang
ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi
dan Antariksa (IPBA).
Ilmu pengetahuan diperoleh melalui prosedur yang telah ditentukan, yaitu
melalui cara yang disebut metode ilmiah. Adapun langkah-langkah operasional
metode ilmiah –secara singkat– adalah sebagai berikut:
a. Perumusan Masalah
b. Penyusunan Hipotesis
c. Pengujian Hipotesis/Penelitian
d. Penarikan Kesimpulan
Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, sebab suatu pengetahuan dapat
disebut ilmu atau ilmiah jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Logis atau masuk akal
b. Objektif
c. Metodik
d. Sistematis
e. Berlaku umum atau universal
f. Kumulatif
14
B. Saran
Kiranya materi perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan alam
yang telah kami paparkan dalam makalah kami ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca sehingga menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengertian
peranan dan manfaat ilmu pengetahuan alam.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://makalahqwahyu.blogspot.com/2016/07/perkembangan-dan-
pengembangan-ilmu.html?m=1
https://pratiwidevi907.blogspot.com/2016/04/v-behaviourdefaultvmlo.html?m=1
16