Anda di halaman 1dari 68

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “A” DENGAN

BRONKITIS DI RUANG MELATI RSUD


dr. LOEKMONO HADI KUDUS

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai
Gelar Ahli Madya Keperawatan

Oleh:
CITRA NOVITASARI
NIM : 1820161016

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada TN


“A” Dengan Kasus Bronkhitis RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus” telah
disetujui oleh pembimbing Karya Tulis Ilmiah (KTI) untuk dipertahankan di
hadapan tim penguji Karya Tulis Ilmiah (KTI) jurusan keperawatan Universitas
Muhammadiyah Kudus :
Nama : Citra Novitasari
NIM : 1820161016
Hari :
Tanggal :

Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II

Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid) Dewi Hartinah, S.kep,Ns, M.Si. Med


NIDN: 0621087401 NIDN: 0607036701

Mengetahui
Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus

Rusnoto, SKM.M.Kes (Epid)


NIDN: 0621087401

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan “Asuhan Keperawatan Pada TN “A”


Dengan Penyakit Bronkitis “RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus” telah diterima
dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Kudus, pada :
Nama : Citra Novitasari
NIM : 1820161016
Hari :
Tanggal :

Tim Penguji
Penguji I

Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid)


NIDN: 0621087401

Penguji II

Indanah., M.Kep.Ns.Sp.Kep.An
NIDN: 0022037501

iii
PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah dan rasa syukur atas segala nikmat dan
karunia-Mu. Aku mau mengukir diatas tinta hitam dengan penuh perjuangan yang
telah aku tempuh. Untaian kata demi kata yang telah tertata semata karena
kebesaran-Mu, ijinkan aku mempersembahkan untuk mereka
1. Kedua orang tua, tercinta yang selalu mendo’akan, memberikan bimbingan,
segala dukungan dan kasih sayang yang besar kepada penulis.
2. Keluarga besar ku terima kasih memberi dukungan kepada saya.
3. Kakak saya Alfiatur Faridha S.kep.,Ners yang selalu memberikan dukungan
4. Saudara-saudaraku terima kasih yang telah memberi dukungan dan
mendo’akan ku .
5. Sahabatku dan rekan-rekan Prodi D3 Keperawatan angkatan 2016 lulusan
tahun 2019.
6. Dosen pembimbing dan penguji yang membantu dalam penyusunan karya tulis
ilmiah (KTI).
7. Pembaca yang budiman, semoga dapat memanfaatkan karya sederhana ini.

iv
MOTTO

 TIDAK ADA YANG AKAN MEMBUATMU SUKSES KECUALI DIRIMU


SENDIRI
 JANGAN PERNAH TAKUT GAGAL SEBELUM PERNAH
MENCOBANYA
 RENDAH HATI DAN BIJAK DALAM SEGALA HAL
 HIDUP ORANG LAIN ADALAH CERMINAN YANG BAIK UNTUK
MEMPELAJARI HIDUP DIRI
 KESABARAN, KETEKUNAN, KETELITIAN, DAN KEPERCAYAAN
PADA DIRI SENDIRI DALAM MERAWAT PENDERITA ADALAH
MODAL UTAMA BAGI SEORANG PERAWAT
 JANGANLAH ENGKAU PERNAH BERHENTI UNTUK MENCARI ILMU
KARENA ALLAH AKAN MENGANGKAT DERAJAT ORANG-ORANG
BERIMAN DAN BERILMU
 ALLAH TIDAK AKAN MEMBEBANI SESEORANG MELAINKAN
SESUAI DENGAN KESUNGGUHANNYA. IA DAPAT PAHALA (DARI
KEBAJIKAN) YANG DIUSAHAKANNYA DAN IA MENDAPAT SIKSA
(DARI KEJAHATANNYA) YANG DIKERJAKANNYA

RIWAYAT HIDUP

v
Nama : Citra Novitasari
Tempat / tanggal lahir : Yogyakarta,18 September 1996
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Piji Rt 01 Rw 04 Dawe Kudus
Riwayat pendidikan :
1. SD 3 GONDOSARI LULUS TAHUN 2009
2. SMP N 1 DAWE LULUS TAHUN 2012
3. SMKS DUTA KARYA LULUS TAHUN 2015
4. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS ANGKATAN 2016
JUDUL KARYA TULIS ILMIAH :
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “A” DENGAN PENYAKIT
BRONKITIS
RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS

KATA PENGANTAR

vi
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala karunia, rahmat dan hidayah-Nya, dan sholawat serta salam terhatur kepada
Rasulullah Muhammad SAW semoga keselamatan tertuju kepada para
pengikutnya. Atas ridho dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn “A”
Dengan Kasus Bronkitis RSUD Dr. Loekmono Hadi Kudus” Sebagai salah satu
syarat mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan.
Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini masih
banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan
kemampuan yang penulis miliki. Namun berkat bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak Proposal Riset Keperawatan ini dapat diselesaikan.
Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada :
1. Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid) selaku Ketua Universitas Muhammadiyah
Kudus yang telah memberikan ijin dalam melaksanakan Karya Tulis Ilmiah
(KTI).
2. Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid) selaku pembimbing I, yang dengan sabar
memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI).
3. Dewi Hartinah, S.Kep,NS, M.Si.Med selaku pembimbing II, yang telah
dengan sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
(KTI).
4. Kepada kedua orang tua tercinta, ayah dan ibu serta yang keberadaanya selalu
mencurahkan kasih sayang, dukungan moril maupun spiritual kepada penulis
5. Segenap dosen dan staf di Universitas Muhammadiyah Kudus.
6. Teman-teman seangkatan yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, penulis telah berusaha
dengan segala kemampuan yang penulis miliki, namun penulis menyadari bahwa
penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

vii
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan dan
penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan lembaga kesehatan pada
khususnya.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Kudus, 29 Desember 2018

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

viii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv
MOTTO............................................................................................................ v
RIWAYAT HIDUP............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR....................................................................................... vii
DAFTAR ISI..................................................................................................... ix
ABSTRAK........................................................................................................ xi
ABSTRACT..................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian....................................................................... 2
C. Metode Teknik Pengumpulan Data........................................... 3
D. Sistematika Penulisan................................................................ 4
E. Manfaat Penulisan .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................... 6
A. Pengertian.................................................................................. 6
B. Etiologi...................................................................................... 6
C. Patofisiologi.............................................................................. 7
D. Gambaran Klinis....................................................................... 8
E. Penatalaksanaan ....................................................................... 9
F. Pemeriksaan Diagnosatik.......................................................... 11
G. Pathway .................................................................................... 14
H. Asuhan keperawatan teoritis ................................................... 15
I. Intervensai Keperawatan........................................................... 15
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................... 25
A. Pengkajian................................................................................. 25
B. Analisa Data.............................................................................. 33
C. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 34
D. Intervensi Keperawatan............................................................ 35
E. Implementasi Keperawatan....................................................... 38
F. Evaluasi Keperawatan .............................................................. 40
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................... 43
A. Pengkajian................................................................................ 43
B. Diagnosa dan Intervensi Keparawatan.................................... 44
C. Diagnosa yang tidak muncul.................................................... 48
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 50

ix
A. Kesimpulan.............................................................................. 50
B. Saran......................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A DENGAN BRONKITIS
DI RUANG MELATI RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS

Citra Novita1, Dewi Hartinah2, Rusnoto3

Abstrak
Latar Belakang: Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang menyerang
bronkus yang disebabkan oleh virus dan polutan. Bronkitis seringkali menyerang anak-anak pada
lingkungan yang berpolutan. Di Indonesia resiko penularan bronkitis cukup tinggi yaitu 1.6 juta
orang/tahun. Tujuan : untuk menerapkan asuhan keperawan pada klien dengan bronkitis meliputi,
pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Hasil : Asuhan keperawatan pada
Tn. A dengan Bronkhitis di Ruang Melati RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus selama tiga hari
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret. Pola napas tidak efektif
berhubungan dengan sesak napas. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan penurunan berat badan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam didapatkan hasil bersihan jalan napas efektif, pola nafas efektif, keseimbangan nutrisi untuk
kebutuhan tubuh. Kesimpulan: Kerjasama antar tim kesehatan dan pasien atau keluarga sangat
diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien sehingga masalah kebersihan jalan
napas, pola napas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat dilaksanakan
dengan baik dan sebagian besar masalah dapat teratasi.
Kata kunci : Asuhan keperawatan, bronkitis, bersihan jalan napas

1. Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Kudus


2. Pembimbing Utama STIKES Muhammadiyah Kudus
3. Pembimbing Anggota STIKES Muhammadiyah Kudus

NURSING INFANT IN Tn. A WITH BRONCHITIS

xi
DIRUANG MELATI RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS

Citra Novita1, Dewi Hartinah2, Rusnoto3

Abstract

Background: Bronchitis is an infectious disease that attacks the respiratory tract bronchi, which
are caused by virus and pollutants. Bronchitis often affects childern in an environment pollutants.
In Indonesia the risk of contracting bronchitis is high at 1.6 millio people/year .Purpose: To
implement nursing care to clients with bronchitis include, assessment, intervention,
implementation, and evaluation of nursing.Results: Which apper in the case diagnosis is not
effective airway clearance related to the accumulation of secretion, ineffetive breathing patterns
associated with shortness of breath, nutritonal inbalance associated with weight loss. After
nursing actions during 3x24 hours showed an effetive airway clearance, effective breathing
pattern, the body’s nutritional balance .Conclusion: Cooperation between the team and the
patient and family is necessary for the success of nursing care to patient so that hygiene problems
airway, breathing patterns, nutritional imbalance lack of demand can be implemented properly
and some scatteredproblems can e resolved.

Keywords: Nursing care, bronchitis, airway clearance

_____________________
1. Student of STIKES Muhammadiyah Kudus
2. Supervisor of STIKES Muhammadiyah Kudus
3. Advisor Member of STIKES Muhammadiyah Kudus

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bronkitis adalah salah satu penyakit pada paru-paru yang peradanganya
menyerang bronchus dengan pravelensi di Indonesia cukup besar jumlahnya.
Hal ini disebabkan karena peningkatan pertumbuhan industri yang
mengakibatkan terjadinya polusi udara, juga meningkatnya angka perokok
terutama di usia remaja dan produktif. Biasanya penyakit bronkitis ini
mengalami bentuk-bentuk kering,nafas agak sesak lama-kelamaan batuk
disertai juga adanya peningkatan suhu tubuh.
Bronkitis adalah suatu infeksi saluran pernafasan yang menyebabkan
inflamasi yang mengenai trakea. Bronkhus utama dan menegah yang
bermanifestasi sebagai batuk, dan biasanya akan membaik tanpa terapi dalam 2
minggu. Bronkitis umumnya disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus,RSV,
Virus influenza, Adenovirus, Virus rubeola, dan paramyxorius, dan bronkitis
karena bakteri biasanya dikaitkan dengan mycoplasma pneumonia, Bordetella
pertussis, atau coryneabacterium diphtheriae (Rahajoe, 2012).
Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang
menyerang bronkus. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak yang
lingkungannya banyak polutan, misalnya orang tua yang merokok dirumah,
asap kendaraan bermotor, asap hasil pembakaran pada saat masak yang
menggunakan bahan bakar kayu. Di Indonesia masih banyak keluarga yang
setiap hari menghirup polutan ini, kondisi ini menyebabkan angka kejadian
penyakit bronkhitis sangat tinggi (Marni, 2014).
Menurut American Academy of Family Physian lebih dari 90% pasien
bronkitis memiliki riwayat pernah menjadi perokok. Tetapi terdapat faktor lain
yang sedikit kontribusinya menyebabkan bronkitis yaitu infeksi virus atau
bakteri, polusi udara (ozon dan nitrogen dioksida/NO2), terpapar iritan di
tempat kerja, dan lain-lain. Iritan-iritan yang dapat menyebabkan penyakit ini
diantaranya uap logam ( fume) dari bahan-bahan kimia seperti sulfur dioksida

1
2

(SO2), hidrogen sulfida (H2S), bromin (Br), amonia (NH3), asam kuat,
beberapaorganic solvent , dan klorin (Cl). Debu juga dapat menyebabkan
bronkitis, seperti debu batu bara (Puspitasari, 2009).
Data penyakit Bronkitis menurut Who
Menurut World Health Organization(WHO) bronkitis merupakan jenis
penyakit yang dekat dengan chronic obstructive pulmonary diase(CORD)
ataupun penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Saat ini,penyakit bronkitis diderita oleh sekitar 64 juta orang didunia.
Penggunaan tembakau,polusi udara dalam ruangan atau luar ruangan dan debu
serta bahan kimia adalah factor resiko utama (WHO,2015).
Angka kejadian bronkitis di indonesia sampai saat ini belum diketahui
secara pasti. Namun, bronkitis merupakan salah satu bagian dari penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK) yang terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau
gabungan dari keduanya (PDPI,2013).
Di Kudus sendiri, potensi munculnya penyakit di saat pancaroba saat ini
memang bisa sewaktu - waktu terjadi. Utamanya, penyakit yang berkaitan
dengan saluran pernafasan. Penyakit yang banyak ditemui saat ini adalah
bronkitis. Penyakit itu bisa menyerang siapa saja, termasuk yang rentan terkena
penyakit peradangan pada tenggorokan atau bronchus. Salah satu pencetus
penyakit itu adalah kondisi cuaca. (Suara Merdeka,2017)
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat Karya
Tulis Ilmiah dengan judul
“Asuhan keperawatan pada Tn “A” dengan kasus Bronkitis diruang Melati
di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus”.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan utama
Karya tulis ilmiah ini bertujuan agar mahasiswa dapat
mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Tn “ A” dengan kasus
Bronkitis diruang Melati di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus.
3

2. Tujuan khusus
a. Melakukan dan mendokumentasi pengkajian keperawatan dengan
benar pada pasien Tn “A” dengan Gangguan system pernapasan
“Bronkitis”
b. Menegakkan dan mendokumentasi diagnosa keperawatan dengan
benar pada pasien Tn “A” dengan Gangguan system pernapasan
“Bronkitis”
c. Membuat dan mendokumentasi intervensi, evaluasi pada pasien Tn
“A” dengan Gangguan system pernapasan “Bronkitis”
d. Mengimplementasi dan mendokumentasi, melakukan tindakan asuhan
keperawatan sesuai dengan intervensi pada pasien Tn ”A” dengan
Gangguan system pernapasan “Bronkitis”
e. Mengevaluasi dan mendokumentasi, mengevaluasi setiap selesai
melakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien Tn ”A” dengan
Gangguan system pernapasan “Bronkitis”

C. Metode Teknik Pengumpulan Data


1. Studi kepustakaan
Dengan mempelajari berbagai literatur atau referensi yang
berhubungan dengan karya tulis ilmiah ini antara lain buku – buku,
internet dan catatan kuliah yang berkaitan dengan masalah yang dibahas
sebagai dasar teoritis.
2. Studi kasus
Studi kasus dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan dari
pengkajian data, perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi melalui teknik
pengkajian dan wawancara.
3. Wawancara
Untuk mendapatkan data lebih lengkap tentang masalah yang timbul
pada pasien, dilakukan dengan cara auto anamnesa dan allo anamnesa.

4. Observasi Partisipasi
Mengamati langsung perubahan yang terjadi pada pasien yang
mengalami gangguan system pernafasan “Bronkitis”.
5. Pemeriksaan fisik
4

Menunjang data-data yang didapatkan ketika observasi yang dilakukan


dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi pada Gangguan System
Pernafasan “.
6. Diskusi
Bila ada masalah atau kendala yang didapatkan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien, penulis mengkonsultasikan dengan
pembimbing atau tenaga kesehatan yang terkait

D. Sistematika Penulisan
System penulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri atas 5 BAB dan masing-
masing BAB terdiri dari sub BAB untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Penulisan
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
D. Sistematika Penulisan
E. Manfaat Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Gambaran klinis
E. Pengelolaan kasus
F. Pemeriksaan Diagnosatik
G. Pathway
H. Asuhan keperawatan teoritis
I. Intervensai Keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Diagnosa dan Intervensi Keparawatan
C. Implementasi
D. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa dan Intervensi
C. Diagnosa yang tidak muncul
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
5

E. Manfaat Penulisan
Sesuai dengan tujuan karya tulis ilmiah diatas, maka karya tulis ilmiah ini
diharapkan dapat memberikan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
khususnya :
1. Bagi Institusi
Sebagai bahan referensi asuhan keperawatan berbasis fakta.
2. Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, dalam asuhan
keperawatan yang tidak menyimpang dari teori.
3. Pasien dan Keluarganya
Dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang bagaimana
merawat pasien dengan gangguan system pernafasan “Bronkitis”
khususnya dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
4. Penulis
Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam
memberikan asuhan keperawatan serta mengaplikasikan ilmu yang telah
diperoleh selama kuliah
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Bronkitis adalah infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung dan
tenggorokan di mana bronkus merupakan suatu pipa sempit yang berawal
pada trakhea, yang menghubungkan saluran pernafasan atas, hidung,
tenggorokan, dan sinus ke paru. Gejala bronkitis di awali dengan batuk pilek,
akan tetapi infeksi ini telah menyebar ke bronkus, sehingga menjadikan batuk
akan bertambah parah dan berubah sifatnya (Hidayat, 2011).
Bronkitis adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus dan trakea oleh
berbagai sebab (Purnawan Junadi,2016).

B. Etiologi
Bronkitis oleh virus seperti Rinivirus, RSV, virus influenza, virus
parainfluenza, Adenovirus, virus rubeola, dan Paramyxovirus. Menurut
laporan penyebab lainnya dapat terjadi melalui zat iritan asam lambung,
seperti asam lambung, atau polusi lingkungan dan dapat ditemukan dan
setelah pejanan dalam jumlah besar yang disesaskan zat kimia dan menjadi
bronkhtis kronis (Marni, 2014)
Bronkitis karena bakteri biasanya dikaitkan dengan Mycoplasma
pneumonia yang dapat menyebabkan bronchitis akut dan biasanya terjadi pada
anak usia diatas 5 tahun atau remaja, Bordetella pertussis dan
Corynebacterium diphtheria biasa terjadi pada anak yang tidak diimunisasi
dan dihubungkan dengan kejadian trakeobronkhtis, yang selama stadium
kataral pertussis, gejala-gejala infeksi respiratori lebih dominan. Gejala khas
berupa batuk kuat berturut-turut dalam satu ekspirasi yang diikuti dengan
usaha keras dan mendadak untuk inspirasi, sehingga menimbulkan whoop.
Batuk biasanya menghasilkan mucus yang kental dan lengket (Rahajoe, 2012)
Faktor yang meningkatkan risiko terkena bronkitis antara lain:
1. Merokok
2. Daya tahan tubuh yang lemah, dapat karena baru sembuh dari sakit atau
3. kondisi lain yang membuat daya tahan tubuh menjadi lemah

6
7

4. Kondisi dimana asam perut naik ke esophagus (gastroesophageal reflux


disease)
5. Terkena iritan, seperti polusi, asap atau debu

C. Patofisiologi
Bronkitis terjadi kerena respiratory syncytial virus (RSV), virus influensa,
virus para influensa, asap rokok, polusi udara yang terhirup selama masa
inkubasi virus kurang lebih 5 sampai 8 hari. Unsur-unsur iritan ini inflamasi
pada precabang trakeobronkial, yang menyebabkan peningkatan produksi
secret dan penyempitan atau penyumbatan jalan nafas. Seiring berlanjutnya
proses inflamasi perubahan pada sel-sel yang membentuk dinding traktus
respiratorius akan mengakibatkan resistensi jalan nafas yang kecil dan ketidak
seimbangan ventilasi-perfusi yang berat sehingga menimbulkan penurunan
oksigenasi daerah arteri. Efek tambahan lainnya meliputi inflamasi yang
menyebar luas, penyempitan jalan nafas dan penumpukan mucus di dalam
jalan nafas. Dinding bronkus mengalami inflamasi dan penebalan akibat
edema (Kowalak, 2011)
Serta penumpukan sel-sel inflamasi. Selanjutnya efek bronkospasme otot
polos akan mempersempit lumen bronkus. Pada awalnya hanya bronkus besar
yang terlibat inflamasi ini, tetapi kemudian semua saluran nafas turut terkena.
Jalan nafas menjadi tersumbat dan terjadi penutupan, khususnya pada saat
ekspirasi. Dengan demikian, udara nafas akan terperangkap dibagian distal
paru. Pada keadaan ini akan terjadi timbul hipoksemia. Hipoksemia dan
hiperkapnia terjadi sekunder karena hipoventilasi. Resistensi vaskuler paru
meningkat ketika vasokonstriksi yang terjadi karena inflamasi dan konpensasi
pada daerah-daerah yang mengalami hipoventilasi membuat arteri pulmonalis
menyempit. Inflamasi alveolus menyebabkan sesak nafas (Kowalak, 2011)

D. Gambaran Klinis
1. Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
2. Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
3. Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
4. Bengek
8

5. Lelah
6. Pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
7. Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
8. Pipi tampak kemerahan
9. Sakit kepala
10. Gangguan penglihatan
11. Sedikit demam
Komplikasi Bronkitis
Ada beberapa komplikasi bronkitis yang dapat dijumpai pada pasien, antara
lain:
1. Bronkitis kronik
2. Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronkitis sering mengalami
infeksi berulang biasanya sekunder terhadap infeksi pada saluran nafas
bagian atas. Hal ini sering terjadi pada mereka drainase sputumnya kurang
baik
3. Pleuritis.
4. Efusi pleura atau empisema
5. Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab infeksi
supuratif pada bronkus. Sering menjadi penyebab kematian
6. Haemaptoe terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena (arteri
pulmonalis), cabang arteri (arteri bronchialis) atau anastomosis pembuluh
darah. Komplikasi haemaptoe hebat dan tidak terkendali merupakan
tindakan beah gawat darurat.
7. Sinusitis merupakan bagian dari komplikasi bronchitis pada saluran nafas
8. Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabangcabang
arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi arterio-
venous shunt, terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul sianosis sentral,
selanjutnya terjadi hipoksemia. Pada keadaan lanjut akan terjadi hipertensi
pulmonal, kor pulmoner kronik,. Selanjutnya akan terjadi gagal jantung
kanan.
9. Kegagalan pernafasan merupakan komlikasi paling akhir pada bronkitis
yang berat dan luas
10. Amiloidosis keadaan ini merupakan perubahan degeneratif, sebagai
komplikasi klasik dan jarang terjadi. Pada pasien yang mengalami
komplikasi ini dapat ditemukan pembesaran hati dan limpa serta
proteinurea
9

E. Penatalaksanaan
1. Bronkitis terjadi karena Respiratory Syncytial Virus (RSV), virus inflensa,
virus para influenza, asap rokok, polusi udara yang terhirup selama masa
inkubasi virus kurang lebih 5 sampai 8 hari. Unsur-unsur iritan ini
menimbulkan inflamasi pada precabang trakeobronkial, yang
menyebabkan peningkatan produksi sekret dan penyimpanan atau
penyumbatan jalan nafas. Seiring berlanjutnya proses inflamasi perubahan
pada sel-sel yang membentuk dinding traktus respiratorius akan
mengkakibatkan resistensi jalan nafas yang kecil dan ketidak seimbang
ventilasi-perfusi yang berat sehingga menimbulkan penurunan oksigenasi
daerah arteri. Efek tambahan lainnya meliputi inflamasi yang menyebar
luas, penyempitan jalan nafas dan penumpukan mucus didalam jalan nafas.
Dinding bronkus mengalami inflamasi dan penebalan akibat edema.
Serta penumpukan sel-sel inflamasi. Selanjutnya efek bronkospasme otot
polos akan mempersempit lumen bronkus. Pada awalnya hanya bronkus
besar yang terlibat inflamasi ini, tetapi kemudian semua saluran nafas turut
terkena. Jalan nafas menjadi menjadi tersumbat dan terjadi penutupan,
khususnya pada saat ekspirasi. Dengan demikian, udara nafas akan
terperangkap dibagian distal paru. Pada keadaan ini akan terjadi
hipoventilasi yang menyebabkan ketidak cocokan dan akibatnya.
Timbul hipoksemia. Hipoksemia dan hiperkapnia terjadi sekunder
karena hipoventilasi. Resistensi vaskuler paru meningkat ketika
vaskonstriksi yang terjadi karena inflamasi dan konpensasi pada daerah-
daerah vasokonstriksi yang terjadi karena inflamasi dan konpensasi pada
daerah-daerah yang mengalami hipoventilasi membuat arteri pulmonalis
menyempit. Inflamasi alveolus menyebabkan sesak nafas (Kowalak, 2011)
2. Komplikasi
Komplikasi bronkitis dengan kondisi kesehatan yang jelek, antara lain :
a. Sniusitis
b. Otitis media
c. Bronkhietasis
d. PPOK (Penyakit paru obstruksi kronik)
10

e. Gagal nafas
3. Penatalaksanaan
Karena penyebab bronkitis pada umumnya virus maka belum ada obat
kausal. Anti biotik tidak berguna. Obat yang diberikan biasanya untuk
penurunan demam, banyak minum terutama sari buah-buahan, obat
penekan batuk tidak diberikan pada batuk yang banyak lendir, lebih baik
diberi banyak minum (kowalak, 2011)
Bila batuk tetap ada dan tidak ada perbaikan setelah 2 minggu maka
perlu dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder dan antibiotic boleh
diberikan, asal sudah disingkirkan adanya asma atau pertussis. Pemberian
antibiotic yang serasi. Influenza sebagai bakteri penyerang sekunder
misalnya Amoksisilin. Kontrimoksazol dan golongan makrolid. Antibiotic
diberikan 7-10 hari dan bila tidak berhasil maka perlu dilakukan foto
toraks untuk menyingkirkan kemungkinan kolaps paru segmental dan
lobaris, benda asing dalam saluran nafas dan tuberkulosis (kowalak, 2011)
Klien dengan bronkitis tidak dirawat dirumah sakit kecuali ada
komplikasi yang menurut dokter perlu perawatan dirumah sakit , oleh
karenanya perawatan lebih ditujukan sebagai petunjuk pada orang tua.
Masalah yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk yang lama dan resiko
terjadi komplikasi (Kowalak, 2011)
a. Akibat batuk yang lama
Pada bronkitis gejala sangat menonjol, dan sering terjadi siang dan
malam terutama pagi-pagi sekali yang menyebabkan klien kurang
istirahat atau tidur, klien akan terganggu rasa aman dan nyaman.
Akibat lain adalah terjadinya daya tahan tubuh klien menurun,
anoreksia, sehingga berat badannya sukar naik(kowalak,2011)
b. Terjadi komplikasi
Bronkitis akut yang tidak diobati secara benar cenderung menjadi
bronkitis kronik. Gangguan pernafasan secara langsung sebagai akibat
bronkitis kronik ialah lendir tetap tinggal didalam paru akan
menyebabkan terjadinya atelectasis atau bronkiektatis, kelainan ini
11

akan menamnbah penderitaan klien lebih lama. Untuk menghindari


terjadinya komplikasi ini pasien bronkitis harus mendapatkan
pengobatan dan perawatan yang benar sehingga lendir tidak selalu
tertinggal dalam paru. Berikan banyak minum untuk membantu
mengencerkan lendir, berikan buah dan makanan yang bergizi untuk
mempertinggi daya tahan tubuh (Kowalak, 2011)

F. Pemeriksaan Diagnostik
Tes diagnostic yang dilakukan pada klien bronkitis adalah meliputi
rontgen thoraks, analisa sputum, tes fungsi paru dan pemeriksaan kadar gas
darah arteri(manurung, 2008)
1. Pemeriksaan fungsi paru
Respirasi (pernafasan atau fentilasi) dalam praktek klinik bermakna
sebagai suatu siklus inspirasi dan ekspirasi . Frekuensi pernafasan orang
dewasa normal berkisar 12-16 kali permenit yang mengangkut kurang
lebih 5 liter udara masuk dan keluar paru. Volume yang lebih rendah dari
kisaran normal seringkali menunjukkan malfungsi system paru. Volume
dan kapasitas paru diukur dengan alat berupa spirometer atau spirometri.
Udara yang keluar dan masuk saluran pernafasan saat inspirasi dan
ekspirasi sebanyak 500 ml disebut dengan volume tidal, sedang volume
tidal pada tiap orang sangat bervariasi tergantung pada saat
pengukurannya. Rata-rata orang dewasa 70% (350 ml) dari volume tida
secara nyata dapat masuk sampai ke bronkioulus, ductus alveolus,
kantong alveoli yang aktif dalam prosespertukaran gas.
2. Analisa gas darah
Gas darah arteri memugkinkan untuk pengukuran pH(dan juga
keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar
bikarbonat, saturasi oksigen dan kelebihan atau kekurangan basa.
Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai
pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut
dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan suat
12

diagnose hanya dari penelitian analisa riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,


dan data-data laboratorium lainnya.
Ukuran-ukuran dalam analisa gas darah:
a. PH normal 7,35-7,45
b. Pa CO2 normal 35-45 mmHg
c. Pa O2 normal 80-100 mmHg
d. Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mE1/1
e. HCO3 normal 21-30 mEq/1
f. Base Ekses normal -2,4-2,3
g. Saturasi O2 lebih dari 90%
3. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan foto thoraks posterior-anterior dilakukan untuk derajat
progresivitas penyakit yang berpengaruh menjadi penyakit paru obstruktif
menahun.
4. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya perubahan pada
peningkatan eosinofil (berdsarkan pada hasil hitung jenis darah). Sputum
diperiksa secara makroskopis untuk diagnosis banding dengan tuberculosis
paru. Apabila terjadi infeksi sekunder oleh kuman anaerob, akan
menimbulkan sputum sagat berbau, pada kasus yang sudah berat,
misalnya pada saccular type bronkitis, sputum jumlahnya banyak sekali,
puruen, dan apabila ditampung beberapa lama, tampak terpisah menjadi 3
bagian:
a. Lapisan teratas agak keruh
b. Lapisan tengah jernih, teridiri atas saliva (Ludah)
c. Lapisan terbawah keruh terdiri atas nanah dan jaringan nekrosis dari
bronkus yang rusak (cellur debris). (mutaqin, 2008)
13

G. Pathway
14

Perubahan cuaca, polusi udara

Efek sebagai zat iritan

Kerja silia dan kemampuan pagosit resti infeksi


menurun
alergi
hipertropi kelenjar mukus
Respiratory dari trakeobronkial
sincytial virus, Virus dan peningkatan sekusi sel goblet
Influenzae, virus
paru influenza,
coxsackie virus Peradangan bronkus dan bronkiolus
(rusaknya bronkiolus kecil) Peningkatan
produksi sputum
Penyempitan saluran bronkus
Oleh substansi mukopurulen

Penumpukan sekret Batuk


produktif Anoreksia

Obstruksi brunkus

Bersihan
Obstruksi jalan nafas oleh Sekresi jalan nafas
tidak efektif

Saluran pernafasan lebih cepat dan lebih banyak tertutup

Kebutuhan
Gangguan Gangguan suplai O 2 dan nutrisi kurang
pertukaran dari
gas kerusakan dinding alveoli
kebutuhan

Vasokonstriksi pembuluh darah


Kelelahan

Ventilasi dan perkusi tidak seimbang

Kelemahan
Hipoksia dan sesak nafas

Penurunan perfusi jaringan Intoleransi


Aktivitas

Sumber : Sumarni, 2013


H. Asuhan Keperawatan Teoritis(Pengkajian, Diagnosa dan Intervensi)
15

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan


produksi sekret
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mucus
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret,
proses penyakit kronis
4. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
dispnoe, anoreksia, mual muntah

I. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan menerut Nanda (2015)
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No Intervensi (NIC)
keperawatan Hasil (NOC)
1. Bersihan Jalan NOC : NIC :
Airway suction
Nafas tidak Efektif 1. Respiratory status:
1. Pastikan kebutuhan
Definisi: Ventilation
2. Respiratory status : oral / tracheal
Ketidakmampuan
Airway patency suctioning
untuk membersihkan
3. Aspiration Control 2. Auskultasi suara
sekresiatau obstruksi
Kriteria Hasil : nafas sebelum dan
dari saluran
1. Mendemonstrasikan sesudah suctioning
pernafasan untuk 3. Informasikan pada
batuk efektif dan
mempertahankan klien dan keluarga
suara nafas yang
kebersihan jalan tentang suctioning
bersih, tidak ada
4. Minta klien nafas
nafas.
sianosis dan dyspneu
dalam sebelum
(mampu
suction dilakukan
mengeluarkan 5. Berikan O2 dengan
sputum, mampu menggunakan nasal
bernafas dengan untuk memfasilitasi
mudah, tidak ada suksion nasotrakeal
6. Gunakan alat yang
pursed lips)
2. Menunjukkan jalan steril sitiap
nafas yang paten melakukan tindakan
7. Anjurkan pasien
(klien tidak merasa
untuk istirahat dan
tercekik, irama
napas dalam setelah
16

nafas, frekuensi kateter dikeluarkan


pernafasan dalam dari nasotrakeal
8. Monitor status
rentang normal,
oksigen pasien
tidak ada suara nafas
9. Ajarkan keluarga
abnormal)
bagaimana cara
3. Mampu
melakukan suksion
mengidentifikasikan
10. Hentikan suksion
dan mencegah factor
dan berikan oksigen
yang dapat
apabila pasien
menghambat jalan
menunjukkan
nafas
bradikardi,
peningkatan saturasi
O2, dll
Airway Management
1. Buka jalan nafas,
guanakan teknik
chin lift atau jaw
thrust bila perlu
2. Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
3. Identifikasi pasien
perlunya
pemasangan alat
jalan nafas buatan
4. Pasang mayo bila
perlu
5. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
6. Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
17

7. Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
8. Lakukan suction
pada mayo
9. Berikan
bronkodilator bila
perlu
10. Berikan pelembab
udara Kassa basah
NaCl Lembab
11. Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
12. Monitor respirasi

dan status O2
2. Pola Nafas tidak Respiratory status : Airway Management
efektif 1. Ventilation 1. Buka jalan nafas,
2. Airway patency
Definisi : Pertukaran guanakan teknik
3. Vital sign Status
udara inspirasi chin lift atau jaw
dan/atau ekspirasi thrust bila perlu
Kriteria Hasil :
2. Posisikan pasien
tidak adekuat
1. Mendemonstrasikan
untuk
batuk efektif dan
memaksimalkan
suara nafas yang
ventilasi
bersih, tidak ada 3. Identifikasi pasien
sianosis dan dyspneu perlunya
(mampu pemasangan alat
mengeluarkan jalan nafas buatan
4. Pasang mayo bila
sputum, mampu
perlu
bernafas dengan
5. Lakukan fisioterapi
mudah, tidak ada
dada jika perlu
pursed lips) 6. Keluarkan sekret
18

2. Menunjukkan jalan dengan batuk atau


nafas yang paten suction
7. Auskultasi suara
(klien tidak merasa
nafas, catat adanya
tercekik, irama
suara tambahan
nafas, frekuensi
8. Lakukan suction
pernafasan dalam
pada mayo
rentang normal, 9. Berikan
tidak ada suara nafas bronkodilator bila
abnormal) perlu
3. Tanda Tanda vital 10. Berikan pelembab
dalam rentang udara Kassa basah
normal (tekanan NaCl Lembab
11. Atur intake untuk
darah, nadi,
cairan
pernafasan)
mengoptimalkan
keseimbangan
12. Monitor respirasi
dan status O2
Terapi Oksigen
1. Bersihkan mulut,
hidung dan secret
trakea
2. Pertahankan jalan
nafas yang paten
3. Atur peralatan
oksigenasi
4. Monitor aliran
oksigen
5. Pertahankan posisi
pasien
6. Onservasi adanya
tanda tanda
hipoventilasi
7. Monitor adanya
19

kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
2. Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
3. Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
4. Monitor TD, nadi,
RR, sebelum,
selama, dan setelah
aktivitas
5. Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
6. Monitor suara paru
7. Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
3. Resiko infeksi NOC : NIC :
Infection Control
Definisi: Peningkatan 1. Immune Status
2. Knowledge : (Kontrol infeksi)
resiko masuknya
Infection control 1. Bersihkan
organisme patogen
3. Risk control
lingkungan setelah
Kriteria Hasil :
dipakai pasien lain
1. Klien bebas dari 2. Pertahankan teknik
tanda dan gejala isolasi
3. Batasi pengunjung
infeksi
2. Klien bebas dari bila perlu
4. Instruksikan pada
tanda dan gejala
pengunjung untuk
infeksi
3. Menunjukkan mencuci tangan saat
20

kemampuan untuk berkunjung dan


mencegah timbulnya setelah berkunjung
infeksi meninggalkan pasien
4. Jumlah leukosit 5. Gunakan sabun
dalam batas normal antimikrobia untuk
5. Menunjukkan
cuci tangan
perilaku hidup sehat 6. Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah
tindakan kperawtan
7. Gunakan baju,
sarung tangan
sebagai alat
pelindung
8. Pertahankan
lingkungan aseptik
selama pemasangan
alat
9. Ganti letak IV
perifer dan line
central dan dressing
sesuai dengan
petunjuk umum
10. Gunakan kateter
intermiten untuk
menurunkan infeksi
kandung kencing
11. Tingktkan intake
nutrisi
12. Berikan terapi
antibiotik bila perlu
4. Ketidakseimbangan NOC : NIC :
Nutrition Management
nutrisi kurang dari Nutritional Status : food
1. Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh and Fluid Intake
makanan
Definisi : Intake Kriteria Hasil :
2. Kolaborasi dengan
21

nutrisi tidak cukup 1. Adanya peningkatan ahli gizi untuk


untuk keperluan berat badan sesuai menentukan nutrisi
metabolisme tubuh dengan tujuan yang dibutuhkan
2. Berat badan ideal
pasien
sesuai dengan tinggi 3. Anjurkan pasien
badan untuk meningkatkan
3. Mampu
intake Fe
mengidentifikasi 4. Anjurkan pasien
kebutuhan nutrisi untuk meningkatkan
4. Tidak ada tanda
protein dan vitamin
tanda malnutrisi
C
5. Tidak terjadi
5. Berikan substansi
penurunan berat
gula
badan yang berarti 6. Yakinkan diet yang
dimakan
mengandung tinggi
serat untuk
mencegah konstipasi
7. Berikan makanan
yang terpilih
8. (sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
9. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian
10. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
11. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
12. Kaji kemampuan
22

pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam
batas normal
2. Monitor adanya
penurunan berat
badan
3. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi
anak atau orangtua
selama makan
5. Monitor lingkungan
selama makan
6. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam makan
7. Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
10. Monitor mual dan
muntah
11. Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb, dan
kadar Ht
12. Monitor makanan
23

kesukaan
13. Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
14. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
15. Monitor kalori dan
intake nuntrisi
16. Catat adanya edema,
hiperemik,
hipertonik papila
lidah dan cavitas
oral
17. Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “A” DENGAN BRONKITIS
DI RUANG MELATI RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS

A. Pengkajian
Nama : Citra Novitasari
NIM : 1820161016
Hari/Tanggal : Rabu, 5 Desember 2018
Tempat Praktik : RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Bulung Cangkring Rt 04 Rw 05
Tanggal Masuk RS : 5 Desember 2018
No. RM : 771392
Diagnosa Medis : Bronkitis
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Bulung Cangkring Rt 04 Rw 05
Hub. dengan Pasien : Istri
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Tn. A mengatakan sesak nafas, demam ±3 hari
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 5 Desember 2018 jam 10.00 wib Tn.A datang ke
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus dengan dengan keluhan sesak
nafas,batuk ± 2 minggu disertai dengan adanya dahak badan terasa
lemas, pusing, dan demam ±3 hari, semula Tn.A hanya menganggap

24
25

batuk biasa, sempat diobati dengan kompres saja sampai malam batuk
dan panas tidak mereda. Setelah diperiksa dengan kriteria hasil TTV:
100/70 mmHg, RR: 28x/menit, Nadi: 110x/menit, S: 37°c, SPO2: 95%,
terdengar suara whezzing
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn.A mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat dirumah sakit.
Pasien baru mengetahui menderita penyakit bronkitis selama dirawat di
RS.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit keturunan, seperti Hipertensi, Diabetes
Melitus, Asma dll. Keluarga pasien juga tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit menular, seperti TBC, HIV/AIDS dll.
e. Riwayat Alergi
Keluarga pasien mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah
mengalami alergi pada obat, makanan, minuman, debu, cuaca, maupun
alergi yang lainnya.

f. Genogram

Ny.
Ny. K
K Tn. O Tn. B
Ny.
Ny. TT
102
102 105 Th 101 Th
103
103 Th
Th
Th
Th

Tn. M Tn. N Tn. M Tn. S


Ny.
Ny. Y
Y
80 Th 75 Th 75 Th 72 Th
72
72 Th
Th

Tn. L Tn. H
Tn.A Ny.
Ny. A
A
Tn.A
50 Th 44 Th
45 40
40 Th
Th
45 Th
Th

Keterangan :
: Laki-Laki : Tinggal 1 Rumah
26

: Perempuan : Hubungan Keturunan

: Laki-Laki Meninggal : Hubungan Perkawinan

: Perempuan Meninggal

: Pasien

3. Pola Fungsional
a. Pola Pernafasan
Pasien mengatakan sebelum masuk RS tidak mengalami batuk
disertai dengan dahak, pernafasan normal tidak merasakan sesak dan
dapat bernafas dengan normal dan pasien merupakan perokok aktif.
Setelah Sakit pasien mengatakan sesak nafas, batuk ± 2 minggu
disertai dengan adanya dahak badan terasa lemas, pusing, Setelah
diperiksa dengan kriteria hasil TTV: 100/70 mmHg, RR:28x/menit,
Nadi: 110x/menit, S: 37°c, SPO2: 95%, terdengar suara whezzing,
terpasang O2 3liter/menit.
b. Pola Nutrisi
A : Tinggi badan : 148 cm, tidak memungkinkan dilakukan
pengkajian berat badan karena pasien sangat lemah dan lemas,
LILA 25 cm, berikut ini intepretasi pengukuran LILA dalam (%),
LILA normal wanita 29,3 cm.
Intepretasinya :
Obesitas : > 120%
Overweight : 110-120 %
Normal : 90-110 %
Underweight: < 90 %
Rumus:
27

= 0,877 cm x 100 %
= 87,7 % ( Underweight )
B : Hemoglobin 11.6 (11.7-15.5 g/dL)
Hematokrit 34.4 (35-47 %)
Lekosit 6.64 (3.6-11.0 ribu/mm³)
Trombosit 286 (150-400 ribu/mm³)
C : Pasien terlihat lemah, pucat, kurus, mukosa bibir kering dan
pecah-pecah.
D : Keluarga pasien mengatakan pasien makan seporsi habis dua
sendok. pasien makan sesuai makan diet dari rumah sakit.
c. Pola Eliminasi
Pasien mengatakan, kebiasaan BAK 5x sehari warna kuning jernih,
bau khas urine, BAB 1x sehari, pasien tidak merasakan sakit saat BAK.
Selama pasien dirawat dirumah sakit pasien BAK 2x sehari, selama 3
hari dirumah sakit pasien belum BAB.
d. Pola Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan ketika istirahat tidur dirumah 7-8 jam/hari
dengan perlengkapan dan penerangan yang baik. Pasien mengatakan
susah tidur ketika berada dirumah sakit, kadang terbangun karena
merasakan sakit pada badannya. Tidur 4-5 jam/hari dengan
perlengkapan dan penerangan yang tidak sesuai dengan kebiasan pasien
dirumah.
e. Pola Aktivitas dan Latihan
Keluarga pasien mengatakan, selama dirumah selalu melakukan
aktivitas dengan mandiri. Tetapi selama sakit semuanya dibantu oleh
keluarga.
f. Pola Hubungan dan Peran
Keluarga pasien menagtakan, pasien adalah seseorang yang baik
dan ramah dengan tetangga, selama pasien sakit ada beberapa tetangga
pasien yang menjenguk pasien di rumah sakit.
g. Pola Kebutuhan rasa aman nyaman
28

Pasien merasa tidak aman dan cemas akan kondisinya, pasien tidak
nyaman dengan kondisi dan lingkungan pasien.
h. Pola Kebutuhan berpakaian
Pasien hanya berpakaian yang mudah digunakan karena terpasang
infus di tangan kanan
i. Pola Kebutuhan personal hygine
Pasien disibin oleh istrinya sehari 2x.
j. Pola Kebutuhan gerak dan keseimbangan tubuh
Pasien sebelum sakit gerak dan keseimbangan tubuh baik.Selama
sakit gerakan terbatas karena lelah, tidak mampu melakukan aktifitas
karena pernafasan masih terasa sesak dan mengalami pembengkakan
pada kaki bagian kanan, terpasang infus ditangan kanan.

k. Pola Kebutuhan berkomunikasi dengan orang lain


Pasien selama sakit dapat berkomunikasi dengan efektif saat dikaji.
l. Pola Kebutuhan spiritual
Pasien selama sakit beribadah sholat dengan berbaring ditempat
tidur dan berdoa untuk kesembuhannya
m. Pola Kebutuhan bekerja
Selama sakit pasien ijin tidak bekerja.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos Mentis GCS 15 (E4 V6 M5)
c. TTV : Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 70x/menit
Suhu : 36.8ºC
RR : 22x/menit
d. Kepala : Simetris, mesochepal, tidak ada jejas, tidak ada
oedem, rambut bersih terdapat uban.
e. Wajah : Simetris, tidak ada oedem, tidak ada lesi.
f. Mata : Simetris, konjungtiva anemis, sklera ikterik,
terdapat lingkaran hitam di sekitar mata.
g. Hidung : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada polip.
h. Mulut : Mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah, terdapat
stomatitis, gigi bersih.
i. Telinga : Simetris, ada penumpukan serumen.
j. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
k. Dada :
Paru-Paru :
I : Dada simetris kanan dan kiri, pergerakan dada
cepat, tidak ada retaksi dinding dada
29

P : Tidak terdapat nyeri tekan pada dada.


P : Redup.
A : Whesszing.
Jantung :
I : Ictus Cordis tidak tampak
P : Ictus cordis teraba di intercosta 5.
P : Pekak.
A : Ronchi.
l. Abdomen :
I : Simetris tidak ada luka bekas operasi.
A : Peristaltic usus 12x/menit.
P : Timpani kuadran 4.
P : Simetris, tidak ada nyeri tekan.
m. Genetalia : Bersih, terpasang Dc
n. Kulit : Warna sawo matang, kulit kering, turgor kulit
kurang dari 2 detik.
o. Ekstermitas :
Atas : Tangan kanan terpasang infus RL 18tpm
pergerakan terbatas, tangan kanan pergerakan
bebas.
Bawah : Pergerakan kaki kanan kiri bebas, terpasang
cateter
Kekuatan otot :
4 4
4 4
5. Data Penunjang
a. Laboratorium
Selasa, 5 Desember 2018
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin L 11.6 L :11.7 – 15.5 g/dL
Lekosit 6.64 3.6-11.0 ribu/mm3
Eritrosit 4.47 4.0-5.2 Juta/mm3
Hematokrit L 34.4 35-47 %
Trombosit 286 150-400 Ribu/mm3
MPV 9.7 7.2-11.1 Mikro m3
INDEXERITROSIT
RDW 13.8 11.5-14.5 %
MCV L 77 80-11 Mikro m3
MCH 26 22-34 Pg
MCHC 33.7 32-36 g/dl
30

HITUNG JENIS
NEUTROFI H 70.9 50-70 %
SEGEN%
LIMFOSIT % L 8.7 25-40 %
MONOSIT H 9.9 2-8 %
BASOFIL % 0.3 0-1 %
LAIN-LAIN
KIMIA KLINIK
GLUKOSA 86 70-115 Mg/dl
SEWAKTU
NATRIUM 136.9 135-147 Mmol/L
KALIUM 3.54 3.5-5.5 Mmol/L
CHLORIDA 104.8 98-108 Mmol/L

b. Terapi Medis Tanggal 5 Desember 2018


1) Infus RL 18 tpm
2) Terapy nebulizer ventolin, pulmicort 3x1 mg
3) Ambroxol 3x1 mg

B. Analisa Data
Hari/Tanggal/j No. Data Fokus Etiologi Probleme
am Dx
Rabu, 5 1. Ds : Pasien mengatakan Peningkatan Bersihan
Desember 2018 sesak nafas, batuk ± 2 produksi jalan
minggu disertai dengan secret nafastidak
jam 14.10 WIB
adanya dahak badan efektif
terasa lemas, pusing
Do :
TTV :
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 70x/menit
Suhu : 36.8ºC
RR : 22x/menit,
Pasien tampak lemah,
gelisah terdapat suara
tambahan ronchi terdapat
secret berlebih,adanya
31

tarikan dinding dada.


Rabu, 5 2. Ds : pasien mengatakan, Anoreksia Ketidaksei
Desember 2018 pasien hanya makan mbangan
jam 14.10 WIB
makanan yang diberikan nutrisi
rumah sakit habis dua kurang dari
sendok. kebutuhan
Do : Pasien terlihat
tubuh
lemah, pucat, kurus,
mukosa bibir kering dan
pecah-pecah.
Hb : 11.6 (11.7-15.5
g/dL)
Ht : 34.4 (35-47%)
Trombosit : 286 (150-
400ribu /mm³)
TB : 148 cm,
Intepretasi LILA 87,7 %
(Underweight), tidak
memungkinkan
dilakukan pengkajian
berat badan karena
pasien sangat lemah dan
lemas.
Rabu, 5 3. Ds : Keluarga pasien Kurangnya Intoleransi
Desember 2018 mengatakan selama sakit suplai aktifitas
jam 14.10 WIB
aktifitasnya dibantu. oksigen
Do : Pasien tampak
dibantu dalam
melakukan aktifitas

C. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret.
32

2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


Anoreksia.
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan suplai oksigen.

D. Perencanaan (Nursing Care Plan)


Hari/
No. Tujuan & Kriteria
Tanggal/ Intervensi Rasional
Dx Hasil
Jam
Rabu 5 1. Setelah dilakukan 1. Kaji suara 1. Untuk
Desember tindakan napas . mengetahui dan
2018 keperawatan evaluasi suara
selama 3x8 jam 2. Berikan terapi nafas .
jam 15.00
diharapkan masalah oksigen 2. Untuk
WIB
pernafasan teratasi sebanyak 3 memenuhi
dengan kriteria liter . suplay oksigen .
3. Ajarkan
hasil :
a. Pasien mampu pasien untuk
mendemonstras latihan batuk 3. Untuk
ikan batuk efektif dan mengetahui
efektif napas kemampuan
b. Pasien mampu
dalam . pada pasien
mengeluarkan 4. Kolaborasi
dalam
sputum . dengan tim
c. Pasien mampu pengeluaran
medis
bernafas secret .
lainnya
dengan mudah
untuk 4. Mengetahui
d. Pasien mampu
memantau perkembangan
menunjukkan
TTV pasien pasien .
jalan napas
33

yang normal .-
Suara napas:
vesikuler
Rabu 5 2 Setelah dilakukan 1. Kaji status 1. Memvalidasi dan
Desember tindakan nutrisi menetapkan
2018 keperawatan pasien, turgor derajat masalah
selama 3x8 jam kulit, badam untuk
jam 15.10
diharapkan asupan dan derajat menetapkan
WIB
nutrisi terpenuhi penurunan pilihan
dengan kriteria berat badan, intervensi yang
hasil : integritas tepat.
a. Pasien dapat
mukosa oral.
mempertahanka 2. Berikan
n status asupan makanan
nutrisi yang yang terpilih
2. Asupan nutrisi
adekuat (sudah
yang tepat dapat
b. Tidak ada
dikonsulkan
memeprcepat
tanda-tanda
dengan ahli
peningkatkan
malnutrisi
gizi).
c. Mampu nutrisi pasien.
3. Anjurkan
mengidentifikas
pasien dan
i kebutuhan
keluarga
nutrisi
untuk
3. Meningkatkan
berpartisipasi
kemandirian
dalam
dalam
pemenuhan
pemenuhan
nutrisi.
4. Kolaborasi asupan nutrisi
dengan ahli sesuai dengan
gizi untuk tingkat toleransi
menetukan individu.
jumlah kalori 4. Merencanakan
34

dan nutrisi diet dengan


yang kandungan
dibutuhkan nutrisi yang
pasien. adekuat untuk
memenuhi
peningkatan
kebutuhan
energi dan kalori
sehubungan
dengan status
hipermetabolik
pasien.
Rabu 5 3. Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Untuk
Desember tindakan adanya mengetahui
2018 keperawatan pembatasan kemampuan
Jam 15.15
selama 3x8 jam gerak aktifitas pasien .
WIB
diharapkan masalah aktifitas
intoleransi ativitas pasien . 2. Untuk
2. Bantun
dapat teratasi mengetahui
pasien untuk
dengan kriteria kemampuan
mengidentifi
hasil : aktifitas pasien .
- Mampu kasi aktifitas
melakukan yang
3. Untuk mengikut
aktifitas secara dilakukan .
sertakan
3. Anjurkan
mandiri
keluarga pasien
- Berpartisipasi keluarga
dalam melatih
dalam aktifitas pasien untuk
aktifitas pasien .
fisik tanpa melatih
disertai aktifitas
4. Untuk
peningkatan pasien .
4. Kolaborasi mengetahui
tekanan
dengan tim perkembangan
darah,Nadi,RR
35

medis dalam pasien .


melatih
aktifitas
pasien .
E. Tindakan (Implementasi)
Tanggal/ No.
IMPLEMENTASI RESPON TTD
jam Dx
Rabu 5 Mengaji suara napas Ds: Pasien mengatakan
Desember sesak nafas .
2018 Do: TTV: 100/70
Jam 15.55 mmHg, RR:
WIB 28x/menit, Nadi:
110x/menit,S:
Mengkaji status nutrisi 37°c,terdengar
pasien, turgor kulit, suara whezing.
16.05 WIB
badan dan derajat Ds: Keluarga pasien
penurunan berat badan, mengatakan pasien
integritas mukosa oral makan hanya habis
2 sendok.
Do: Pasien terlihat
lemah, pucat,
kurus, mukosa bibir
kering dan pecah-
pecah.
Hb: 11.6 (11.7-15.5
g/dL)
Ht: 34.4 (35-47%)
Trombosit: 286
(150-400ribu /mm³)
TB : 148 cm,
Intepretasi LILA
87,7 %
Memberikan terapi
(Underweight), tida
16.25 WIB oksigen sebanyak 3
memungkinkan
36

liter, dilakukan
pengkajian berat
Menganjurkan pasien badan karena
kamis, 6 dan keluarga untuk pasien
Ds: Pasien mengatakan
Desember berpartisipasi dalam
oksigen sudah
2018 pemenuhan nutrisi n
terasa
14.00 WIB
Do: Pasien tampak
menghirup oksigen
Ds: Pasien mengatakan
Mengajarkan pasien
mengerti dengan
untuk latihan batuk
16.00 WIB anjuran perawat
efektif dan napas
untuk
dalam
menghabiskan
makanan dari
Mengkolaborasi rumah sakit.
16.30 WIB
dengan tim medis Do: Pasien mengangguk
lainnya untuk mengerti
memantau TTV pasien Ds: Pasien mengatakan
Jumat, 7 Mendorong pasien mengerti cara batuk
Desember untuk makan sedikit efektif dan relaksasi
2018 tapi sering nafas dalam .
08.00 WIB Do: Pasien mengikuti
08.30 WIB Mengobservasi adanya intruksi perawat
pembatasan gerak Ds: Pasien bersedia
aktifitas pasien. diperiksa TTV.
Do: Pasien dalam batas
rentang normal
Ds : Pasien mengikuti
intruksi perawat
09.00 WIB
Do: Pasien tampak
37

Membantu pasien memahami


untuk mengidentifikasi Ds : Pasien mengatakan
aktifitas yang aktifitas sehari-hari
dilakukan dapat dilakukan
sendiri
Do : Pasien nampak
Menjurkan keluarga
segar dan
pasien untuk melatih
melakukan aktifitas
aktifitas pasien
sendiri
Ds : Pasien mengatan
aktifitas sehari-hari

09.10 WIB masih dibantu


Do : Pasien masih lemas
dan aktifitas masih
dibantu keluarga
Ds : Keluarga pasien
mengikuti intruksi
perawat
Do : Keluarga pasien
nampak memahami
instruksi perawat.

F. Evaluasi
Hari/Tan No.
No. Evaluasi TTD
ggal/Jam Dx
38

1. Rabu 5 1. S : Pasien mengatakan masih merasakan


Desember sesak,ada dahak
2018 O :- Pasien tampak lemas dan sesak
Jam
TTV:100/70 mmHg,RR: 28x/menit, Nadi:
20.00
110x/menit,S: 37°c,SPO2: 94%,terdengar
WIB
suara whezing,
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3,
2. S : Pasien mengatakan nafsu makan menurun
O : Makanan pasien masih tersisa banyak
A : Masalah belum tertasi.
P :Lanjutkan intervensi 1, 2, 3,
3. S : Pasien mengatakan selama dirumah sakit
aktifitas sehari-hari masih dibantu dengan
keluarga
O : - Pasien tampak lemas dan aktifitasnya
dibantu keluarga
A : Masalah belum tertasi.
P : Lanjutkan intervensi 1, 2.
2. kamis,6 1 S : Pasien mengatakan sesak sudah berkurang
Desembe
O : - Pasien tampak lemas dan sesak
r 2018
TTV:110/70 mmHg,RR: 25x/menit, Nadi:
Jam
95x/menit,S: 36,5°c,SPO2: 98%,terdengar
20.00
suara wheezing tidak nyaring
WIB
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 1, 2,
2 S : Pasien mengatakan sudah mau makan
O : Makanan pasien tampak masih tersisa
setengah porsi.
A : Masalah tertasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi 1, 2,
39

3 S : Pasien mengatakan dapat beraktifitas sendiri


selama dirumah sakit tetapi masih dibantu
oleh keluarga
O : Pasien tampak aktifitasnya dibantu keluarga
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi 2, 3, 4.
3. Jumat, 7 1 S : Pasien mengatakan sudah tidak sesak dan
Desember tidak terpasang O2
2018 Jam O : TTV:110/80 mmHg,RR: 22x/menit,
08.00 Nadi:90x/menit,S: 36,5°c,SPO2: 99%n
WIB Pasien,
-nafas pasien terlihat agak stabil dari naik
turunnya ekspansi dada
A : Masalah teratasi.
P : Pertahankan intervensi
2 S : Pasien mengatakan sudah mau makan
O : Makanan pasien tampak habis
A : Masalah teratasi.
P : Pertahankan intervensi
3 S : Pasien mengatakan beraktifitas sendiri
O : Pasien tampak aktifitas sendiri
A : Masalah Intoleransi aktifitas teratasi
P : Pertahankan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab IV penulis akan memaparkan tentang pembahasan kasus yang


dilaksanakan tanggal 5 Desember 2018 pada Tn. A dengan Bronkitis di Ruang
Melati RSUD dr. Loekmono Hadi, dengan tujuan mendapatkan gambaran
kesenjangan antara konsep teori dengan konsep kasus nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan. Pembahasan ini meliputi komponen asuhan keperawatan
yakni, pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, penatalaksanaan dan
evaluasi, berikut pelaksanaaanya.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian
keperawatan merupakan dasar pemikiran dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien. Pengkajian yang lengkap, dan
sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi yang ada pada klien sangat
penting untuk merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu (Budiono,
2015).
Asuhan keperawatan pada Tn. A dengan Bronkitis dilakukan penulis pada
tanggal 5 desember 2017. Ada beberapa data yang penulis peroleh dari
catatan medis dan juga wawancara terhadap pasien dan keluarga pasien.
Bahwa Pada tanggal 2 Desember 2017 jam 10.00 wib Tn.A datang ke RSUD
dr. Loekmono Hadi Kudus dengan dengan keluhan sesak nafas,batuk ± 2
minggu disertai dengan adanya dahak badan terasa lemas, pusing, dan demam
±3 hari, semula Tn.A hanya menganggap batuk biasa, sempat diobati dengan
kompres saja sampai malam batuk dan panas tidak mereda. Setelah diperiksa
dengan kriteria hasil TTV: 100/70 mmHg, RR: 28x/menit, Nadi:
110x/menit,S: 37°c,SPO2: 95%,terdengar suara whezzing

40
41

Adapun pengkajian biodata pada pasien dimasukkan untuk lebih


mengenal pasien. Hingga diketahui latar belakang yang kemungkinan
mempengaruhi intervensi yang akan diberikan pada pasien tersebut.
Pengkajian riwayat kesehatan digunakan untuk mengetahui adanya keluhan
utama, riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan dahulu dalam
pengkajian kesehatan dahulu dan riwayat kesehatan keluarga, alat yang
digunakan penulis untuk mengkaji pasien adalah stetoskop, tensi meter, dan
termometer. Dalam pengkajian kesehatan sekarang dimasukkan untuk
mengetahui jenis penyakit dan lokasinya.
Pada kasus Bronkitis analisa data hasil pengkajian penulis menggunakan
Teori Gordon tentang pola fungsional. Pola fungsional kesehatan adalah
pendekatan holistic yang bersifat sistematis untuk mengevaluasi segala bidang
kebutuhan manusia dan bidang-bidang tersebut saling bergantung satu sama
lain. Pendekatan yang sistematis ini memungkinkan perawat untuk mampu
memeriksa dan menilai lebih komperhensif mengenai tindakan dan respon
pasien, mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan mengevaluasi dari
hasil perawatan. Dalam melakukan pengkajian pada Tn.A digunakan teori
Gordon karena pada teori tersebut lebih menekankan pada pendekatan
holistik yang sistematis meliputi bio, psiko, spiritual dan cultural pasien. Pada
hasil pengkajian didapatkan gangguan pada pola fungsional Gordon salah
satunya yaitu, pola nafas tidak efektif, Tn.A mengatakan lemes dan sesak
nafas.

B. Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi


Keperawatan & Evaluasi
Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia
terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan, atau kerentanan respons dari
seorang individu, keluarga, kelompok, atau komunitas (NANDA, 2015).
Menurut Budiono,(2015) intervensi keperawatan merupakan
pengembangan strategi desian untuk mencegah, mengurangi dan mengatasi
masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan.
42

Implementasi keperawatan adalah realisasi rencana tindakan/intervensi untuk


mencapai tujuan yang ditelah ditetapkan. Kegiatan dalam
pelaksanaan/implementasi juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi repsons klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta
menilai data yang baru, sedangkan evaluasi keperawatan adalah penilaian
dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati)
dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan.
Sesuai dengan teori yang telah ditulis pada BAB II didapatkan diagnosa
keperawatan :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
Anoreksia
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan suplai oksigen..
Dalam kasus ini penulis mendapatkan tiga diagnosa keperawatan yang
muncul dalam pengkajian yang telah dilakukan. Pada pembahasan ini dimulai
dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
impementasi dan evaluasi keperawatan.
1. Bersihan jalan nafastidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret
Pola nafas tidak efektif adalah keadaan ketika seseorang individu
mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang
berhubungan dengan perubahan pola pernafasan, (carpenito,2007)
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan penulis pada tanggal 5
desember 2017 untuk menegakkan diagnosa ketidak efektifan pola nafas
ini, yaitu didapatkan data obyektif yaitu TD: 100/70 mmHg, RR:
28x/menit, Nadi: 110x/menit,S: 37°c,SPO2: 95%,terdengar suara
whezzing, sesak nafas,batuk ± 2 minggu disertai dengan adanya dahak
badan terasa lemas, pusing, dan demam ±3 hari.
Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis menentukan tujuan selama
3x8 jam ketidak efektifan pola nafas dapat teratasi dengan kriteria hasil
sebagai berikut : 1. Pasien mampu mendemonstrasikan batuk efektif, 2.
43

Pasien mampu mengeluarkan sputum. 3. Pasien mampu bernafas dengan


mudah Penulis tetap merpertahankan diagnosa keperawatan pola nafas
tidak efektif dengan mempertahankan intervensi.
Adapun intervensi sesuai teori : 1. Kaji suara napas, 2. Berikan terapi
oksigen sebanyak 3 liter, 3. Ajarkan pasien untuk latihan batuk efektif dan
napas dalam, 4. Kolaborasi dengan tim medis lainnya untuk memantau
TTV pasien.
Penulis mengevaluasi tindakan keperawatan selama 3 hari. Evaluasi
pada tanggal 9 desember 2017, didapatkan data obyektif nya adalah
TTV:110/80 mmHg,RR: 22x/menit, Nadi:90x/menit,S: 36,5°c,SPO2: 99%.
Dari evaluasi pasien, penulis bandingkan dengan kriteria hasil
didapatkan bahwa masalah teratasi maka penulis mempertahanankan
intervensi
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
Anoreksia
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan
nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik (NANDA,
2015).
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tubuh berpuasa (normal) arau risiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan menyerap nutrisi untuk kebutuhan metabolisme
(Wahyudi, 2016).
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan penulis pada tanggal 22
Mei 2017 untuk menegakkan diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh ini, yaitu didapatkan data obyektif Pasien terlihat
lemah, pucat, kurus, mukosa bibir kering dan pecah-pecah.Hb : 11.6 (11.7-
15.5 g/dL), Ht : 34.4 (35-47%), Trombosit : 286 (150-400ribu /mm³), TB :
148 cm, Intepretasi LILA 87,7 % (Underweight), tidak memungkinkan
dilakukan pengkajian berat badan karena pasien sangat lemah dan lemas.
Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis menentukan tujuanselama
3x8 jam diharapkan asupan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil sebagai
44

berikut : 1. Pasien dapat mempertahankan status asupan nutrisi yang


adekuat,2. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi. 3. Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi..
Adapun intervensi sesuai teori : 1. Kaji status nutrisi pasien, turgor
kulit, badam dan derajat penurunan berat badan, integritas mukosa oral,2.
Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsulkan dengan ahli gizi), 3.
Anjurkan pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam pemenuhan
nutrisi.4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Penulis mengevaluasi tindakan keperawatan selama 3 hari. Evaluasi
pada tanggal 9 desember 2017, didapatkan data obyektif yang ditemukan
adalah pasien sudah bisa mau makan sedikit tapi sering dan Makanan
pasien tampak habis.
Dari evaluasi pasien, penulis bandingkan dengan kriteria hasil
didapatkan bahwa masalah teratasi maka penulis mempertahanankan
intervensi.
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan suplai oksigen.
Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi psikologis atau
fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari-hari yang harus dilakukan (NANDA, 2015).
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan penulis pada tanggal 5
Desember 2017 untuk menegakkan diagnosa intoleransi aktivitas ini, yaitu
didapatkan data subyektif keluarga pasien mengatakan, semua aktivitas
pasien dibantu oleh keluarga. Sedangkan data obyektif didapatkan pasien
terliahat lemah dan lemas
Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis menentukan tujuan selama
3x8 jam diharapkan intoleransi aktivitas pasien meningkat dengan kriteria
hasil sebagai berikut : 1. Mampu melakukan aktifitas secara mandiri, 2.
Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan
darah,Nadi,RR.
45

Adapun intervensi sesuai teori : 1. Observasi adanya pembatasan


gerak aktifitas pasien, 2. Bantun pasien untuk mengidentifikasi aktifitas
yang dilakukan. 3. Anjurkan keluarga pasien untuk melatih aktifitas pasien
Penulis mengevaluasi tindakan keperawatan selama 3 hari. Evaluasi
pada tanggal 9 desember 2017, didapatkan data obyektif yang ditemukan
adalah keluarga pasien mengatakan semua aktivitas pasien dilakuan
sendiri.
Dari evaluasi pasien, penulis bandingkan dengan kriteria hasil
didapatkan bahwa masalah teratasi maka penulis mempertahankan
intervensi.

C. Diagnosa keperawatan yang tidak muncul


Diagnosa yang tidak muncul pada kasus ini :
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kurangnya ventilasi
Gangguan pertukaran gas adalah keadaan ketika seseorang individu
mengalami penurunan jalannya gas (oksigen dan karbondioksida) yang
aktual antara alveoli paru – paru dan sistem vaskuler (Carpenito, 2007).
Diagnosa ini tidak dimunculkan karena pada pasien tidak ada tanda –
tanda adanya takikardi, warna kulit abnormal (pucat, kehitaman), nilai
AGD tidak mengalami peningkatan dan tidak mengalami penurunan
saturasi oksigen, karena tersebut diagnosa ini tidak dimunculkan.
2. Defisiensi pengetahuan
Defisiensi pengetahuan adalah keadaan atau defisiensi informasi
kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu (Nanda, 2013).
Diagnosa ini tidak muncul karena sewaktu pasien dan keluarga
pasien ditanya sudah mengerti dan sudah dijelaskan oleh dokter.
3. Gangguan gambaran diri (citra diri) b.d perubahan struktur kulit,
perubahan peran keluarga.
Diagnosa ini tidak ditegakkan karena pasien tidak merasa terganggu
dengan kondisi tubuhnya, pasien merasa sakit yang dideritanya adalah
cobaan dari Allah SWT, sehingga pasien yakin p asti sembuh.
46

4. Kecemasan b.d kondisi penyakit, penurunan kesembuhan


Diagnosa ini tidak ditegakkan karena pasien tidak merasa cemas
dengan kondisi tubuhnya, pasien bersabar dan selalu menerima anjuran
dari dokter maupun perawat demi kesembuhannya.Diagnosa ini tidak
dimunculkan karena ibu pasien sudah mengerti penting nya ASI bagi bayi,
sudah mengerti dan bisa melakukan IMD dengan benar.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa Tn. A dengan Bronkitis yang penulis kelola melalui
asuhan keperawatan, muncul beberapa diagnosa seperti sesuai dengan
pengkajian yang penulis lakukan.
Dalam pengkajian penulis menggunakan peralatan yang ada di RSUD dr.
Loekmono Hadi Kudus, dan peralatan yang penulis bawa sendiri. Kerjasama
yang baik dengan pasien menjadikan proses pengkajian lancar dan selesai
dengan baik, namun kurang ketelitian dari penulisan dalam melaksanakan
pengkajian menjadikan beberapa data kurang lengkap.
Diagnosa keperawatan yang dinyatakan dalam teori ada tiga diagnosa
keperawatan berkaitan dengan Bronkitis, dan dalam praktiknya penulis
memunculkan diagnosa keperawatan pada Tn. A dengan Bronkitis yaitu :
1. Bersihan jalan nafastidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret
Setelah melakukan implementasi selama 3x8 jam, masalah teratasi maka
penulis mempertahanankan intervensi.
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
Anoreksia
Setelah melakukan implementasi selama 3x8 jam, masalah teratasi maka
penulis mempertahanankan intervensi.
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan suplai oksigen.
Setelah melakukan implementasi selama 3x8 jam, masalah teratasi maka
penulis mempertahankan intervensi.
Intervensi keperawatan telah disusun sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang muncul. Sesuai dengan teori implementasi dilaksanakan
3x8 jam, karena keterbatasan waktu dan jadwal yang telah ditetapkan dari
pihak rumah sakit, penulis hanya melakukan implementasi selama 3x1shiff
(±7 jam/shiff), tetapi dalam pengelolaan pasien Bronkitis tetap dilaksanakan

47
48

3x24 jam dengan bantuan TIM. Dari semua masalah yang dihadapi oleh
pasien, perawat melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria hasil yang
diharapkan pada masing-masing diagnosa keperawatan yang muncul.

B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Dibutuhkan kerjasama antar perawat ruangan dengan mahasiswa
praktikkan dalam melakukan perawatan pada pasien diruangan terutama
pada pasien Bronkitis, sehingga tercapai tujuan keperawatan yang sesuai
dengan
Kriteria hasil, pendokumentasian yang lengkap untuk bukti kuat di
rumah sakit, serta mahasiswa dapat lebih mudah untuk mempelajarinya
dengan difasilitasi alat-alat yang memadai di rumah sakit akan
mempercepat penyembuhan bagi pasien. Perawat :
a. Perawat hendaknya memberikan informasi dan pengertian tentang
kesehatan kepada pasien dan keluarga karena hak mendapatkan
informasi dan pelayanan kesehatan pasien dilindungi oleh undang-
undang.
b. Perawat dalam melaksanakan perawatan harus memperhatikan
kesiapan dan privasi pasien.
c. Perawat hendaknya memberitahukan kepada pasien dan keluarga
pasien setiap melakukan tindakan yang dilakukan agar tidak membuat
cemas pasien maupun keluarga.
2. Pasien dan Keluarga
a. Keluarga pasien hendaknya menjaga kebersihan lingkungan untuk
pasien.
b. Keluarga pasien hendaknya sering memperhatikandan meningkatkan
pola asupan makananan yang dimakan pasien.
c. Keluarga pasien hendaknya sering mengontrol minum obat pasien
secara teratur sampai sembuh.
d. Keluarga pasien hendaknya memperhatikan waktu kontrol dan minum
obat serta hal-hal yang dianjurkan setelah pasien pulang dari rumah
sakit.
3. Penulis
49

a. Penulis perlu belajar lebih giat lagi, dalam memahami kasus Bronkitis.
b. Penulis perlu giat bertanya kepada perawat ruangan serta tim medis
lainnya untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selama
merawat pasien Bronkitis di ruang Melati RSUD dr. Loekmono Hadi
Kudus.
4. Institusi
Diharapkan dapat memfasilitasi yang diperlukan penulis agar mudah
dan dapat mengembangkan ilmu, didukung dengan persediaan referensi
buku tentang Bronkitis untuk menunjang teori yang sistemik dan untuk
mempermudah penulis untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Rahajoe, N. (2008). Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi Pertama. Badan Penerbit
IDAI. Jakarta

Marmi. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

WHO. World Health Statistics (2015): World Health Organization;

Ringel, E. (2012). Buku Saku Hitam Kedokteran Paru. Jakarta: Indeks.

Handayani, W dan Sulistyo, A. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan


Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2014). Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah;.

Hockenberry, M and Wilson, D. (2013). Pediatric Nursing. ISBN.

Irianto, Koes. (2012). Anatomi dan Fisiologi untuk Manusia. Bandung: Alfabeta.

Kowalak, Jenifer. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Nanda. (2012). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Shewrwood, Lauralee. (2014). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Jakarta:


EGC

Wibowo, Daniel S. (2013). Anatomi Fisiologi Elementer. Jakarta: Gramedia


Widiasarana Indonesia.

Wilkinson, Judith. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta:


EGC.

Wong, Donna L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 2. Jakarta:


EGC.

Aplikasi nanda nicnoc jilid 1, (2015).

Setiadi. (2012). Konsep&Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan


Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu

Budiono. (2015). Statistika Untuk Penelitian (Edisi Ke-2). Surakarta: UNS Press
LEMBAR KONSULTASI KOREKTOR

NAMA : CITRA NOVITASARI


NIM : 1820161016
JUDUL KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN‘’A’’DENGAN
BRONKITIS DIRUANG MELATI RSUD dr. LOEKMONO
HADI KUDUS
KOREKTOR : ISLAMI,S.SiT.,M.Kes
MATERI
NO HARI/TANGGAL SARAN TTD
KONSULTASI
FORMULIR PENGAJUAN KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

NAMA : CITRA NOVITASARI


NIM : 1820161016
JUDUL KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN ‘’A’’
DENGAN BRONKITIS DIRUANG MELATI
RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
TANGGAL UJIAN :

PENGUJI I PENGUJI II
TANGGAL PARAF TANGGAL PARAF

Kudus, 11 Juli 2019

FORMULIR BUKTI PENERIMAAN NASKAH KARYA TULIS ILMUAH


(KTI) PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH KUDUS
NAMA : CITRA NOVITASARI
NIM : 1820161016
JUDUL KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN ‘’A’’
DENGAN BRONKITIS DIRUANG MELATI
RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
TANGGAL UJIAN :

PENGUJI I PENGUJI II
TANGGAL PARAF TANGGAL PARAF

Kudus, 11 Juli 2019

FORMULIR BUKTI ACC NASKAH KARYA TULIS


ILMIAH PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
NAMA : CITRA NOVITASARI
NIM : 1820161016
JUDUL KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN ‘’A’’
DENGAN BRONKITIS DIRUANG MELATI
RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
TANGGAL UJIAN :

PENGUJI I PENGUJI II
TANGGAL PARAF TANGGAL PARAF

Kudus, 11 Juli 2019

FORMAT PENILAIAN UJIAN KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM


STUDI D-3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

NAMA TERUJI : CITRA NOVITASARI


NIM : 1820161016
TANGGAL UJIAN :
PENGUJI :

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
Susunan kalimat / penggunaan bahasa
1
Sesuai EYD, cara pengutipan, kesalahan penulisan
Keputusan / Rujukan
2
Jumlah literature keperawatan (min 5), validasi
Kejelasan Isi Tulisan
Keterkaitan judul, latar belakang, tujuan,
3
pengumpulan data, sistematika penulisan,
manfaaat dan tinjauan teori
Penulisan Kasus
4 Pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi
dan evaluasi
Ketajaman analisa / pembahasan
5 Sesuai dengan masalah, di dukung data dan
referensi
Kesimpulan dan saran
6
Menjawab tujuan penulisan, operasional
Presentasi dan Media
Penguasaan materi, kejelasan, alokasi waktu,
7
bahasa tepat, ucapan lancar, fokus pada audience,
media menarik dan mudah dibaca
Pemahaman Konsep
8
Penguasaan terhadap konsep
Responsi
9 Menjawab dengan benar dan sistematis, didukung
teori / data
Argumentasi
10 Mampu berargumentasi, argumentasi didukung
teori / data
NILAI AKHIR = NILAI / 4
Penguji,

( )

Anda mungkin juga menyukai