Oleh:
CITRA NOVITASARI
NIM : 1820161016
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Tim Penguji
Penguji I
Penguji II
Indanah., M.Kep.Ns.Sp.Kep.An
NIDN: 0022037501
iii
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Allah dan rasa syukur atas segala nikmat dan
karunia-Mu. Aku mau mengukir diatas tinta hitam dengan penuh perjuangan yang
telah aku tempuh. Untaian kata demi kata yang telah tertata semata karena
kebesaran-Mu, ijinkan aku mempersembahkan untuk mereka
1. Kedua orang tua, tercinta yang selalu mendo’akan, memberikan bimbingan,
segala dukungan dan kasih sayang yang besar kepada penulis.
2. Keluarga besar ku terima kasih memberi dukungan kepada saya.
3. Kakak saya Alfiatur Faridha S.kep.,Ners yang selalu memberikan dukungan
4. Saudara-saudaraku terima kasih yang telah memberi dukungan dan
mendo’akan ku .
5. Sahabatku dan rekan-rekan Prodi D3 Keperawatan angkatan 2016 lulusan
tahun 2019.
6. Dosen pembimbing dan penguji yang membantu dalam penyusunan karya tulis
ilmiah (KTI).
7. Pembaca yang budiman, semoga dapat memanfaatkan karya sederhana ini.
iv
MOTTO
RIWAYAT HIDUP
v
Nama : Citra Novitasari
Tempat / tanggal lahir : Yogyakarta,18 September 1996
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Piji Rt 01 Rw 04 Dawe Kudus
Riwayat pendidikan :
1. SD 3 GONDOSARI LULUS TAHUN 2009
2. SMP N 1 DAWE LULUS TAHUN 2012
3. SMKS DUTA KARYA LULUS TAHUN 2015
4. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS ANGKATAN 2016
JUDUL KARYA TULIS ILMIAH :
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “A” DENGAN PENYAKIT
BRONKITIS
RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
KATA PENGANTAR
vi
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala karunia, rahmat dan hidayah-Nya, dan sholawat serta salam terhatur kepada
Rasulullah Muhammad SAW semoga keselamatan tertuju kepada para
pengikutnya. Atas ridho dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn “A”
Dengan Kasus Bronkitis RSUD Dr. Loekmono Hadi Kudus” Sebagai salah satu
syarat mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan.
Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini masih
banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan
kemampuan yang penulis miliki. Namun berkat bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak Proposal Riset Keperawatan ini dapat diselesaikan.
Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada :
1. Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid) selaku Ketua Universitas Muhammadiyah
Kudus yang telah memberikan ijin dalam melaksanakan Karya Tulis Ilmiah
(KTI).
2. Rusnoto, SKM., M.Kes (Epid) selaku pembimbing I, yang dengan sabar
memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI).
3. Dewi Hartinah, S.Kep,NS, M.Si.Med selaku pembimbing II, yang telah
dengan sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
(KTI).
4. Kepada kedua orang tua tercinta, ayah dan ibu serta yang keberadaanya selalu
mencurahkan kasih sayang, dukungan moril maupun spiritual kepada penulis
5. Segenap dosen dan staf di Universitas Muhammadiyah Kudus.
6. Teman-teman seangkatan yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, penulis telah berusaha
dengan segala kemampuan yang penulis miliki, namun penulis menyadari bahwa
penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
vii
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan dan
penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan lembaga kesehatan pada
khususnya.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
viii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv
MOTTO............................................................................................................ v
RIWAYAT HIDUP............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR....................................................................................... vii
DAFTAR ISI..................................................................................................... ix
ABSTRAK........................................................................................................ xi
ABSTRACT..................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian....................................................................... 2
C. Metode Teknik Pengumpulan Data........................................... 3
D. Sistematika Penulisan................................................................ 4
E. Manfaat Penulisan .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................... 6
A. Pengertian.................................................................................. 6
B. Etiologi...................................................................................... 6
C. Patofisiologi.............................................................................. 7
D. Gambaran Klinis....................................................................... 8
E. Penatalaksanaan ....................................................................... 9
F. Pemeriksaan Diagnosatik.......................................................... 11
G. Pathway .................................................................................... 14
H. Asuhan keperawatan teoritis ................................................... 15
I. Intervensai Keperawatan........................................................... 15
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................... 25
A. Pengkajian................................................................................. 25
B. Analisa Data.............................................................................. 33
C. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 34
D. Intervensi Keperawatan............................................................ 35
E. Implementasi Keperawatan....................................................... 38
F. Evaluasi Keperawatan .............................................................. 40
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................... 43
A. Pengkajian................................................................................ 43
B. Diagnosa dan Intervensi Keparawatan.................................... 44
C. Diagnosa yang tidak muncul.................................................... 48
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 50
ix
A. Kesimpulan.............................................................................. 50
B. Saran......................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A DENGAN BRONKITIS
DI RUANG MELATI RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
Abstrak
Latar Belakang: Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang menyerang
bronkus yang disebabkan oleh virus dan polutan. Bronkitis seringkali menyerang anak-anak pada
lingkungan yang berpolutan. Di Indonesia resiko penularan bronkitis cukup tinggi yaitu 1.6 juta
orang/tahun. Tujuan : untuk menerapkan asuhan keperawan pada klien dengan bronkitis meliputi,
pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Hasil : Asuhan keperawatan pada
Tn. A dengan Bronkhitis di Ruang Melati RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus selama tiga hari
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret. Pola napas tidak efektif
berhubungan dengan sesak napas. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan penurunan berat badan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam didapatkan hasil bersihan jalan napas efektif, pola nafas efektif, keseimbangan nutrisi untuk
kebutuhan tubuh. Kesimpulan: Kerjasama antar tim kesehatan dan pasien atau keluarga sangat
diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien sehingga masalah kebersihan jalan
napas, pola napas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat dilaksanakan
dengan baik dan sebagian besar masalah dapat teratasi.
Kata kunci : Asuhan keperawatan, bronkitis, bersihan jalan napas
xi
DIRUANG MELATI RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
Abstract
Background: Bronchitis is an infectious disease that attacks the respiratory tract bronchi, which
are caused by virus and pollutants. Bronchitis often affects childern in an environment pollutants.
In Indonesia the risk of contracting bronchitis is high at 1.6 millio people/year .Purpose: To
implement nursing care to clients with bronchitis include, assessment, intervention,
implementation, and evaluation of nursing.Results: Which apper in the case diagnosis is not
effective airway clearance related to the accumulation of secretion, ineffetive breathing patterns
associated with shortness of breath, nutritonal inbalance associated with weight loss. After
nursing actions during 3x24 hours showed an effetive airway clearance, effective breathing
pattern, the body’s nutritional balance .Conclusion: Cooperation between the team and the
patient and family is necessary for the success of nursing care to patient so that hygiene problems
airway, breathing patterns, nutritional imbalance lack of demand can be implemented properly
and some scatteredproblems can e resolved.
_____________________
1. Student of STIKES Muhammadiyah Kudus
2. Supervisor of STIKES Muhammadiyah Kudus
3. Advisor Member of STIKES Muhammadiyah Kudus
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bronkitis adalah salah satu penyakit pada paru-paru yang peradanganya
menyerang bronchus dengan pravelensi di Indonesia cukup besar jumlahnya.
Hal ini disebabkan karena peningkatan pertumbuhan industri yang
mengakibatkan terjadinya polusi udara, juga meningkatnya angka perokok
terutama di usia remaja dan produktif. Biasanya penyakit bronkitis ini
mengalami bentuk-bentuk kering,nafas agak sesak lama-kelamaan batuk
disertai juga adanya peningkatan suhu tubuh.
Bronkitis adalah suatu infeksi saluran pernafasan yang menyebabkan
inflamasi yang mengenai trakea. Bronkhus utama dan menegah yang
bermanifestasi sebagai batuk, dan biasanya akan membaik tanpa terapi dalam 2
minggu. Bronkitis umumnya disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus,RSV,
Virus influenza, Adenovirus, Virus rubeola, dan paramyxorius, dan bronkitis
karena bakteri biasanya dikaitkan dengan mycoplasma pneumonia, Bordetella
pertussis, atau coryneabacterium diphtheriae (Rahajoe, 2012).
Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang
menyerang bronkus. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak yang
lingkungannya banyak polutan, misalnya orang tua yang merokok dirumah,
asap kendaraan bermotor, asap hasil pembakaran pada saat masak yang
menggunakan bahan bakar kayu. Di Indonesia masih banyak keluarga yang
setiap hari menghirup polutan ini, kondisi ini menyebabkan angka kejadian
penyakit bronkhitis sangat tinggi (Marni, 2014).
Menurut American Academy of Family Physian lebih dari 90% pasien
bronkitis memiliki riwayat pernah menjadi perokok. Tetapi terdapat faktor lain
yang sedikit kontribusinya menyebabkan bronkitis yaitu infeksi virus atau
bakteri, polusi udara (ozon dan nitrogen dioksida/NO2), terpapar iritan di
tempat kerja, dan lain-lain. Iritan-iritan yang dapat menyebabkan penyakit ini
diantaranya uap logam ( fume) dari bahan-bahan kimia seperti sulfur dioksida
1
2
(SO2), hidrogen sulfida (H2S), bromin (Br), amonia (NH3), asam kuat,
beberapaorganic solvent , dan klorin (Cl). Debu juga dapat menyebabkan
bronkitis, seperti debu batu bara (Puspitasari, 2009).
Data penyakit Bronkitis menurut Who
Menurut World Health Organization(WHO) bronkitis merupakan jenis
penyakit yang dekat dengan chronic obstructive pulmonary diase(CORD)
ataupun penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Saat ini,penyakit bronkitis diderita oleh sekitar 64 juta orang didunia.
Penggunaan tembakau,polusi udara dalam ruangan atau luar ruangan dan debu
serta bahan kimia adalah factor resiko utama (WHO,2015).
Angka kejadian bronkitis di indonesia sampai saat ini belum diketahui
secara pasti. Namun, bronkitis merupakan salah satu bagian dari penyakit paru
obstruktif kronik (PPOK) yang terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau
gabungan dari keduanya (PDPI,2013).
Di Kudus sendiri, potensi munculnya penyakit di saat pancaroba saat ini
memang bisa sewaktu - waktu terjadi. Utamanya, penyakit yang berkaitan
dengan saluran pernafasan. Penyakit yang banyak ditemui saat ini adalah
bronkitis. Penyakit itu bisa menyerang siapa saja, termasuk yang rentan terkena
penyakit peradangan pada tenggorokan atau bronchus. Salah satu pencetus
penyakit itu adalah kondisi cuaca. (Suara Merdeka,2017)
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat Karya
Tulis Ilmiah dengan judul
“Asuhan keperawatan pada Tn “A” dengan kasus Bronkitis diruang Melati
di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan utama
Karya tulis ilmiah ini bertujuan agar mahasiswa dapat
mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Tn “ A” dengan kasus
Bronkitis diruang Melati di RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus.
3
2. Tujuan khusus
a. Melakukan dan mendokumentasi pengkajian keperawatan dengan
benar pada pasien Tn “A” dengan Gangguan system pernapasan
“Bronkitis”
b. Menegakkan dan mendokumentasi diagnosa keperawatan dengan
benar pada pasien Tn “A” dengan Gangguan system pernapasan
“Bronkitis”
c. Membuat dan mendokumentasi intervensi, evaluasi pada pasien Tn
“A” dengan Gangguan system pernapasan “Bronkitis”
d. Mengimplementasi dan mendokumentasi, melakukan tindakan asuhan
keperawatan sesuai dengan intervensi pada pasien Tn ”A” dengan
Gangguan system pernapasan “Bronkitis”
e. Mengevaluasi dan mendokumentasi, mengevaluasi setiap selesai
melakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien Tn ”A” dengan
Gangguan system pernapasan “Bronkitis”
4. Observasi Partisipasi
Mengamati langsung perubahan yang terjadi pada pasien yang
mengalami gangguan system pernafasan “Bronkitis”.
5. Pemeriksaan fisik
4
D. Sistematika Penulisan
System penulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri atas 5 BAB dan masing-
masing BAB terdiri dari sub BAB untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Penulisan
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
D. Sistematika Penulisan
E. Manfaat Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Gambaran klinis
E. Pengelolaan kasus
F. Pemeriksaan Diagnosatik
G. Pathway
H. Asuhan keperawatan teoritis
I. Intervensai Keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Diagnosa dan Intervensi Keparawatan
C. Implementasi
D. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa dan Intervensi
C. Diagnosa yang tidak muncul
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
5
E. Manfaat Penulisan
Sesuai dengan tujuan karya tulis ilmiah diatas, maka karya tulis ilmiah ini
diharapkan dapat memberikan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
khususnya :
1. Bagi Institusi
Sebagai bahan referensi asuhan keperawatan berbasis fakta.
2. Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, dalam asuhan
keperawatan yang tidak menyimpang dari teori.
3. Pasien dan Keluarganya
Dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang bagaimana
merawat pasien dengan gangguan system pernafasan “Bronkitis”
khususnya dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.
4. Penulis
Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam
memberikan asuhan keperawatan serta mengaplikasikan ilmu yang telah
diperoleh selama kuliah
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Bronkitis adalah infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung dan
tenggorokan di mana bronkus merupakan suatu pipa sempit yang berawal
pada trakhea, yang menghubungkan saluran pernafasan atas, hidung,
tenggorokan, dan sinus ke paru. Gejala bronkitis di awali dengan batuk pilek,
akan tetapi infeksi ini telah menyebar ke bronkus, sehingga menjadikan batuk
akan bertambah parah dan berubah sifatnya (Hidayat, 2011).
Bronkitis adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus dan trakea oleh
berbagai sebab (Purnawan Junadi,2016).
B. Etiologi
Bronkitis oleh virus seperti Rinivirus, RSV, virus influenza, virus
parainfluenza, Adenovirus, virus rubeola, dan Paramyxovirus. Menurut
laporan penyebab lainnya dapat terjadi melalui zat iritan asam lambung,
seperti asam lambung, atau polusi lingkungan dan dapat ditemukan dan
setelah pejanan dalam jumlah besar yang disesaskan zat kimia dan menjadi
bronkhtis kronis (Marni, 2014)
Bronkitis karena bakteri biasanya dikaitkan dengan Mycoplasma
pneumonia yang dapat menyebabkan bronchitis akut dan biasanya terjadi pada
anak usia diatas 5 tahun atau remaja, Bordetella pertussis dan
Corynebacterium diphtheria biasa terjadi pada anak yang tidak diimunisasi
dan dihubungkan dengan kejadian trakeobronkhtis, yang selama stadium
kataral pertussis, gejala-gejala infeksi respiratori lebih dominan. Gejala khas
berupa batuk kuat berturut-turut dalam satu ekspirasi yang diikuti dengan
usaha keras dan mendadak untuk inspirasi, sehingga menimbulkan whoop.
Batuk biasanya menghasilkan mucus yang kental dan lengket (Rahajoe, 2012)
Faktor yang meningkatkan risiko terkena bronkitis antara lain:
1. Merokok
2. Daya tahan tubuh yang lemah, dapat karena baru sembuh dari sakit atau
3. kondisi lain yang membuat daya tahan tubuh menjadi lemah
6
7
C. Patofisiologi
Bronkitis terjadi kerena respiratory syncytial virus (RSV), virus influensa,
virus para influensa, asap rokok, polusi udara yang terhirup selama masa
inkubasi virus kurang lebih 5 sampai 8 hari. Unsur-unsur iritan ini inflamasi
pada precabang trakeobronkial, yang menyebabkan peningkatan produksi
secret dan penyempitan atau penyumbatan jalan nafas. Seiring berlanjutnya
proses inflamasi perubahan pada sel-sel yang membentuk dinding traktus
respiratorius akan mengakibatkan resistensi jalan nafas yang kecil dan ketidak
seimbangan ventilasi-perfusi yang berat sehingga menimbulkan penurunan
oksigenasi daerah arteri. Efek tambahan lainnya meliputi inflamasi yang
menyebar luas, penyempitan jalan nafas dan penumpukan mucus di dalam
jalan nafas. Dinding bronkus mengalami inflamasi dan penebalan akibat
edema (Kowalak, 2011)
Serta penumpukan sel-sel inflamasi. Selanjutnya efek bronkospasme otot
polos akan mempersempit lumen bronkus. Pada awalnya hanya bronkus besar
yang terlibat inflamasi ini, tetapi kemudian semua saluran nafas turut terkena.
Jalan nafas menjadi tersumbat dan terjadi penutupan, khususnya pada saat
ekspirasi. Dengan demikian, udara nafas akan terperangkap dibagian distal
paru. Pada keadaan ini akan terjadi timbul hipoksemia. Hipoksemia dan
hiperkapnia terjadi sekunder karena hipoventilasi. Resistensi vaskuler paru
meningkat ketika vasokonstriksi yang terjadi karena inflamasi dan konpensasi
pada daerah-daerah yang mengalami hipoventilasi membuat arteri pulmonalis
menyempit. Inflamasi alveolus menyebabkan sesak nafas (Kowalak, 2011)
D. Gambaran Klinis
1. Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
2. Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
3. Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
4. Bengek
8
5. Lelah
6. Pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
7. Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
8. Pipi tampak kemerahan
9. Sakit kepala
10. Gangguan penglihatan
11. Sedikit demam
Komplikasi Bronkitis
Ada beberapa komplikasi bronkitis yang dapat dijumpai pada pasien, antara
lain:
1. Bronkitis kronik
2. Pneumonia dengan atau tanpa atelektaksis, bronkitis sering mengalami
infeksi berulang biasanya sekunder terhadap infeksi pada saluran nafas
bagian atas. Hal ini sering terjadi pada mereka drainase sputumnya kurang
baik
3. Pleuritis.
4. Efusi pleura atau empisema
5. Abses metastasis diotak, akibat septikemi oleh kuman penyebab infeksi
supuratif pada bronkus. Sering menjadi penyebab kematian
6. Haemaptoe terjadi kerena pecahnya pembuluh darah cabang vena (arteri
pulmonalis), cabang arteri (arteri bronchialis) atau anastomosis pembuluh
darah. Komplikasi haemaptoe hebat dan tidak terkendali merupakan
tindakan beah gawat darurat.
7. Sinusitis merupakan bagian dari komplikasi bronchitis pada saluran nafas
8. Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabangcabang
arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi arterio-
venous shunt, terjadi gangguan oksigenasi darah, timbul sianosis sentral,
selanjutnya terjadi hipoksemia. Pada keadaan lanjut akan terjadi hipertensi
pulmonal, kor pulmoner kronik,. Selanjutnya akan terjadi gagal jantung
kanan.
9. Kegagalan pernafasan merupakan komlikasi paling akhir pada bronkitis
yang berat dan luas
10. Amiloidosis keadaan ini merupakan perubahan degeneratif, sebagai
komplikasi klasik dan jarang terjadi. Pada pasien yang mengalami
komplikasi ini dapat ditemukan pembesaran hati dan limpa serta
proteinurea
9
E. Penatalaksanaan
1. Bronkitis terjadi karena Respiratory Syncytial Virus (RSV), virus inflensa,
virus para influenza, asap rokok, polusi udara yang terhirup selama masa
inkubasi virus kurang lebih 5 sampai 8 hari. Unsur-unsur iritan ini
menimbulkan inflamasi pada precabang trakeobronkial, yang
menyebabkan peningkatan produksi sekret dan penyimpanan atau
penyumbatan jalan nafas. Seiring berlanjutnya proses inflamasi perubahan
pada sel-sel yang membentuk dinding traktus respiratorius akan
mengkakibatkan resistensi jalan nafas yang kecil dan ketidak seimbang
ventilasi-perfusi yang berat sehingga menimbulkan penurunan oksigenasi
daerah arteri. Efek tambahan lainnya meliputi inflamasi yang menyebar
luas, penyempitan jalan nafas dan penumpukan mucus didalam jalan nafas.
Dinding bronkus mengalami inflamasi dan penebalan akibat edema.
Serta penumpukan sel-sel inflamasi. Selanjutnya efek bronkospasme otot
polos akan mempersempit lumen bronkus. Pada awalnya hanya bronkus
besar yang terlibat inflamasi ini, tetapi kemudian semua saluran nafas turut
terkena. Jalan nafas menjadi menjadi tersumbat dan terjadi penutupan,
khususnya pada saat ekspirasi. Dengan demikian, udara nafas akan
terperangkap dibagian distal paru. Pada keadaan ini akan terjadi
hipoventilasi yang menyebabkan ketidak cocokan dan akibatnya.
Timbul hipoksemia. Hipoksemia dan hiperkapnia terjadi sekunder
karena hipoventilasi. Resistensi vaskuler paru meningkat ketika
vaskonstriksi yang terjadi karena inflamasi dan konpensasi pada daerah-
daerah vasokonstriksi yang terjadi karena inflamasi dan konpensasi pada
daerah-daerah yang mengalami hipoventilasi membuat arteri pulmonalis
menyempit. Inflamasi alveolus menyebabkan sesak nafas (Kowalak, 2011)
2. Komplikasi
Komplikasi bronkitis dengan kondisi kesehatan yang jelek, antara lain :
a. Sniusitis
b. Otitis media
c. Bronkhietasis
d. PPOK (Penyakit paru obstruksi kronik)
10
e. Gagal nafas
3. Penatalaksanaan
Karena penyebab bronkitis pada umumnya virus maka belum ada obat
kausal. Anti biotik tidak berguna. Obat yang diberikan biasanya untuk
penurunan demam, banyak minum terutama sari buah-buahan, obat
penekan batuk tidak diberikan pada batuk yang banyak lendir, lebih baik
diberi banyak minum (kowalak, 2011)
Bila batuk tetap ada dan tidak ada perbaikan setelah 2 minggu maka
perlu dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder dan antibiotic boleh
diberikan, asal sudah disingkirkan adanya asma atau pertussis. Pemberian
antibiotic yang serasi. Influenza sebagai bakteri penyerang sekunder
misalnya Amoksisilin. Kontrimoksazol dan golongan makrolid. Antibiotic
diberikan 7-10 hari dan bila tidak berhasil maka perlu dilakukan foto
toraks untuk menyingkirkan kemungkinan kolaps paru segmental dan
lobaris, benda asing dalam saluran nafas dan tuberkulosis (kowalak, 2011)
Klien dengan bronkitis tidak dirawat dirumah sakit kecuali ada
komplikasi yang menurut dokter perlu perawatan dirumah sakit , oleh
karenanya perawatan lebih ditujukan sebagai petunjuk pada orang tua.
Masalah yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk yang lama dan resiko
terjadi komplikasi (Kowalak, 2011)
a. Akibat batuk yang lama
Pada bronkitis gejala sangat menonjol, dan sering terjadi siang dan
malam terutama pagi-pagi sekali yang menyebabkan klien kurang
istirahat atau tidur, klien akan terganggu rasa aman dan nyaman.
Akibat lain adalah terjadinya daya tahan tubuh klien menurun,
anoreksia, sehingga berat badannya sukar naik(kowalak,2011)
b. Terjadi komplikasi
Bronkitis akut yang tidak diobati secara benar cenderung menjadi
bronkitis kronik. Gangguan pernafasan secara langsung sebagai akibat
bronkitis kronik ialah lendir tetap tinggal didalam paru akan
menyebabkan terjadinya atelectasis atau bronkiektatis, kelainan ini
11
F. Pemeriksaan Diagnostik
Tes diagnostic yang dilakukan pada klien bronkitis adalah meliputi
rontgen thoraks, analisa sputum, tes fungsi paru dan pemeriksaan kadar gas
darah arteri(manurung, 2008)
1. Pemeriksaan fungsi paru
Respirasi (pernafasan atau fentilasi) dalam praktek klinik bermakna
sebagai suatu siklus inspirasi dan ekspirasi . Frekuensi pernafasan orang
dewasa normal berkisar 12-16 kali permenit yang mengangkut kurang
lebih 5 liter udara masuk dan keluar paru. Volume yang lebih rendah dari
kisaran normal seringkali menunjukkan malfungsi system paru. Volume
dan kapasitas paru diukur dengan alat berupa spirometer atau spirometri.
Udara yang keluar dan masuk saluran pernafasan saat inspirasi dan
ekspirasi sebanyak 500 ml disebut dengan volume tidal, sedang volume
tidal pada tiap orang sangat bervariasi tergantung pada saat
pengukurannya. Rata-rata orang dewasa 70% (350 ml) dari volume tida
secara nyata dapat masuk sampai ke bronkioulus, ductus alveolus,
kantong alveoli yang aktif dalam prosespertukaran gas.
2. Analisa gas darah
Gas darah arteri memugkinkan untuk pengukuran pH(dan juga
keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar
bikarbonat, saturasi oksigen dan kelebihan atau kekurangan basa.
Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan sebagai
pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut
dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan suat
12
G. Pathway
14
Obstruksi brunkus
Bersihan
Obstruksi jalan nafas oleh Sekresi jalan nafas
tidak efektif
Kebutuhan
Gangguan Gangguan suplai O 2 dan nutrisi kurang
pertukaran dari
gas kerusakan dinding alveoli
kebutuhan
Kelemahan
Hipoksia dan sesak nafas
I. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan menerut Nanda (2015)
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No Intervensi (NIC)
keperawatan Hasil (NOC)
1. Bersihan Jalan NOC : NIC :
Airway suction
Nafas tidak Efektif 1. Respiratory status:
1. Pastikan kebutuhan
Definisi: Ventilation
2. Respiratory status : oral / tracheal
Ketidakmampuan
Airway patency suctioning
untuk membersihkan
3. Aspiration Control 2. Auskultasi suara
sekresiatau obstruksi
Kriteria Hasil : nafas sebelum dan
dari saluran
1. Mendemonstrasikan sesudah suctioning
pernafasan untuk 3. Informasikan pada
batuk efektif dan
mempertahankan klien dan keluarga
suara nafas yang
kebersihan jalan tentang suctioning
bersih, tidak ada
4. Minta klien nafas
nafas.
sianosis dan dyspneu
dalam sebelum
(mampu
suction dilakukan
mengeluarkan 5. Berikan O2 dengan
sputum, mampu menggunakan nasal
bernafas dengan untuk memfasilitasi
mudah, tidak ada suksion nasotrakeal
6. Gunakan alat yang
pursed lips)
2. Menunjukkan jalan steril sitiap
nafas yang paten melakukan tindakan
7. Anjurkan pasien
(klien tidak merasa
untuk istirahat dan
tercekik, irama
napas dalam setelah
16
7. Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
8. Lakukan suction
pada mayo
9. Berikan
bronkodilator bila
perlu
10. Berikan pelembab
udara Kassa basah
NaCl Lembab
11. Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
12. Monitor respirasi
dan status O2
2. Pola Nafas tidak Respiratory status : Airway Management
efektif 1. Ventilation 1. Buka jalan nafas,
2. Airway patency
Definisi : Pertukaran guanakan teknik
3. Vital sign Status
udara inspirasi chin lift atau jaw
dan/atau ekspirasi thrust bila perlu
Kriteria Hasil :
2. Posisikan pasien
tidak adekuat
1. Mendemonstrasikan
untuk
batuk efektif dan
memaksimalkan
suara nafas yang
ventilasi
bersih, tidak ada 3. Identifikasi pasien
sianosis dan dyspneu perlunya
(mampu pemasangan alat
mengeluarkan jalan nafas buatan
4. Pasang mayo bila
sputum, mampu
perlu
bernafas dengan
5. Lakukan fisioterapi
mudah, tidak ada
dada jika perlu
pursed lips) 6. Keluarkan sekret
18
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
2. Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
3. Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
4. Monitor TD, nadi,
RR, sebelum,
selama, dan setelah
aktivitas
5. Monitor frekuensi
dan irama
pernapasan
6. Monitor suara paru
7. Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban kulit
3. Resiko infeksi NOC : NIC :
Infection Control
Definisi: Peningkatan 1. Immune Status
2. Knowledge : (Kontrol infeksi)
resiko masuknya
Infection control 1. Bersihkan
organisme patogen
3. Risk control
lingkungan setelah
Kriteria Hasil :
dipakai pasien lain
1. Klien bebas dari 2. Pertahankan teknik
tanda dan gejala isolasi
3. Batasi pengunjung
infeksi
2. Klien bebas dari bila perlu
4. Instruksikan pada
tanda dan gejala
pengunjung untuk
infeksi
3. Menunjukkan mencuci tangan saat
20
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam
batas normal
2. Monitor adanya
penurunan berat
badan
3. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
4. Monitor interaksi
anak atau orangtua
selama makan
5. Monitor lingkungan
selama makan
6. Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam makan
7. Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
10. Monitor mual dan
muntah
11. Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb, dan
kadar Ht
12. Monitor makanan
23
kesukaan
13. Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
14. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
15. Monitor kalori dan
intake nuntrisi
16. Catat adanya edema,
hiperemik,
hipertonik papila
lidah dan cavitas
oral
17. Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “A” DENGAN BRONKITIS
DI RUANG MELATI RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
A. Pengkajian
Nama : Citra Novitasari
NIM : 1820161016
Hari/Tanggal : Rabu, 5 Desember 2018
Tempat Praktik : RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Bulung Cangkring Rt 04 Rw 05
Tanggal Masuk RS : 5 Desember 2018
No. RM : 771392
Diagnosa Medis : Bronkitis
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Bulung Cangkring Rt 04 Rw 05
Hub. dengan Pasien : Istri
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Tn. A mengatakan sesak nafas, demam ±3 hari
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 5 Desember 2018 jam 10.00 wib Tn.A datang ke
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus dengan dengan keluhan sesak
nafas,batuk ± 2 minggu disertai dengan adanya dahak badan terasa
lemas, pusing, dan demam ±3 hari, semula Tn.A hanya menganggap
24
25
batuk biasa, sempat diobati dengan kompres saja sampai malam batuk
dan panas tidak mereda. Setelah diperiksa dengan kriteria hasil TTV:
100/70 mmHg, RR: 28x/menit, Nadi: 110x/menit, S: 37°c, SPO2: 95%,
terdengar suara whezzing
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn.A mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat dirumah sakit.
Pasien baru mengetahui menderita penyakit bronkitis selama dirawat di
RS.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit keturunan, seperti Hipertensi, Diabetes
Melitus, Asma dll. Keluarga pasien juga tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit menular, seperti TBC, HIV/AIDS dll.
e. Riwayat Alergi
Keluarga pasien mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah
mengalami alergi pada obat, makanan, minuman, debu, cuaca, maupun
alergi yang lainnya.
f. Genogram
Ny.
Ny. K
K Tn. O Tn. B
Ny.
Ny. TT
102
102 105 Th 101 Th
103
103 Th
Th
Th
Th
Tn. L Tn. H
Tn.A Ny.
Ny. A
A
Tn.A
50 Th 44 Th
45 40
40 Th
Th
45 Th
Th
Keterangan :
: Laki-Laki : Tinggal 1 Rumah
26
: Perempuan Meninggal
: Pasien
3. Pola Fungsional
a. Pola Pernafasan
Pasien mengatakan sebelum masuk RS tidak mengalami batuk
disertai dengan dahak, pernafasan normal tidak merasakan sesak dan
dapat bernafas dengan normal dan pasien merupakan perokok aktif.
Setelah Sakit pasien mengatakan sesak nafas, batuk ± 2 minggu
disertai dengan adanya dahak badan terasa lemas, pusing, Setelah
diperiksa dengan kriteria hasil TTV: 100/70 mmHg, RR:28x/menit,
Nadi: 110x/menit, S: 37°c, SPO2: 95%, terdengar suara whezzing,
terpasang O2 3liter/menit.
b. Pola Nutrisi
A : Tinggi badan : 148 cm, tidak memungkinkan dilakukan
pengkajian berat badan karena pasien sangat lemah dan lemas,
LILA 25 cm, berikut ini intepretasi pengukuran LILA dalam (%),
LILA normal wanita 29,3 cm.
Intepretasinya :
Obesitas : > 120%
Overweight : 110-120 %
Normal : 90-110 %
Underweight: < 90 %
Rumus:
27
= 0,877 cm x 100 %
= 87,7 % ( Underweight )
B : Hemoglobin 11.6 (11.7-15.5 g/dL)
Hematokrit 34.4 (35-47 %)
Lekosit 6.64 (3.6-11.0 ribu/mm³)
Trombosit 286 (150-400 ribu/mm³)
C : Pasien terlihat lemah, pucat, kurus, mukosa bibir kering dan
pecah-pecah.
D : Keluarga pasien mengatakan pasien makan seporsi habis dua
sendok. pasien makan sesuai makan diet dari rumah sakit.
c. Pola Eliminasi
Pasien mengatakan, kebiasaan BAK 5x sehari warna kuning jernih,
bau khas urine, BAB 1x sehari, pasien tidak merasakan sakit saat BAK.
Selama pasien dirawat dirumah sakit pasien BAK 2x sehari, selama 3
hari dirumah sakit pasien belum BAB.
d. Pola Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan ketika istirahat tidur dirumah 7-8 jam/hari
dengan perlengkapan dan penerangan yang baik. Pasien mengatakan
susah tidur ketika berada dirumah sakit, kadang terbangun karena
merasakan sakit pada badannya. Tidur 4-5 jam/hari dengan
perlengkapan dan penerangan yang tidak sesuai dengan kebiasan pasien
dirumah.
e. Pola Aktivitas dan Latihan
Keluarga pasien mengatakan, selama dirumah selalu melakukan
aktivitas dengan mandiri. Tetapi selama sakit semuanya dibantu oleh
keluarga.
f. Pola Hubungan dan Peran
Keluarga pasien menagtakan, pasien adalah seseorang yang baik
dan ramah dengan tetangga, selama pasien sakit ada beberapa tetangga
pasien yang menjenguk pasien di rumah sakit.
g. Pola Kebutuhan rasa aman nyaman
28
Pasien merasa tidak aman dan cemas akan kondisinya, pasien tidak
nyaman dengan kondisi dan lingkungan pasien.
h. Pola Kebutuhan berpakaian
Pasien hanya berpakaian yang mudah digunakan karena terpasang
infus di tangan kanan
i. Pola Kebutuhan personal hygine
Pasien disibin oleh istrinya sehari 2x.
j. Pola Kebutuhan gerak dan keseimbangan tubuh
Pasien sebelum sakit gerak dan keseimbangan tubuh baik.Selama
sakit gerakan terbatas karena lelah, tidak mampu melakukan aktifitas
karena pernafasan masih terasa sesak dan mengalami pembengkakan
pada kaki bagian kanan, terpasang infus ditangan kanan.
HITUNG JENIS
NEUTROFI H 70.9 50-70 %
SEGEN%
LIMFOSIT % L 8.7 25-40 %
MONOSIT H 9.9 2-8 %
BASOFIL % 0.3 0-1 %
LAIN-LAIN
KIMIA KLINIK
GLUKOSA 86 70-115 Mg/dl
SEWAKTU
NATRIUM 136.9 135-147 Mmol/L
KALIUM 3.54 3.5-5.5 Mmol/L
CHLORIDA 104.8 98-108 Mmol/L
B. Analisa Data
Hari/Tanggal/j No. Data Fokus Etiologi Probleme
am Dx
Rabu, 5 1. Ds : Pasien mengatakan Peningkatan Bersihan
Desember 2018 sesak nafas, batuk ± 2 produksi jalan
minggu disertai dengan secret nafastidak
jam 14.10 WIB
adanya dahak badan efektif
terasa lemas, pusing
Do :
TTV :
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 70x/menit
Suhu : 36.8ºC
RR : 22x/menit,
Pasien tampak lemah,
gelisah terdapat suara
tambahan ronchi terdapat
secret berlebih,adanya
31
C. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret.
32
yang normal .-
Suara napas:
vesikuler
Rabu 5 2 Setelah dilakukan 1. Kaji status 1. Memvalidasi dan
Desember tindakan nutrisi menetapkan
2018 keperawatan pasien, turgor derajat masalah
selama 3x8 jam kulit, badam untuk
jam 15.10
diharapkan asupan dan derajat menetapkan
WIB
nutrisi terpenuhi penurunan pilihan
dengan kriteria berat badan, intervensi yang
hasil : integritas tepat.
a. Pasien dapat
mukosa oral.
mempertahanka 2. Berikan
n status asupan makanan
nutrisi yang yang terpilih
2. Asupan nutrisi
adekuat (sudah
yang tepat dapat
b. Tidak ada
dikonsulkan
memeprcepat
tanda-tanda
dengan ahli
peningkatkan
malnutrisi
gizi).
c. Mampu nutrisi pasien.
3. Anjurkan
mengidentifikas
pasien dan
i kebutuhan
keluarga
nutrisi
untuk
3. Meningkatkan
berpartisipasi
kemandirian
dalam
dalam
pemenuhan
pemenuhan
nutrisi.
4. Kolaborasi asupan nutrisi
dengan ahli sesuai dengan
gizi untuk tingkat toleransi
menetukan individu.
jumlah kalori 4. Merencanakan
34
liter, dilakukan
pengkajian berat
Menganjurkan pasien badan karena
kamis, 6 dan keluarga untuk pasien
Ds: Pasien mengatakan
Desember berpartisipasi dalam
oksigen sudah
2018 pemenuhan nutrisi n
terasa
14.00 WIB
Do: Pasien tampak
menghirup oksigen
Ds: Pasien mengatakan
Mengajarkan pasien
mengerti dengan
untuk latihan batuk
16.00 WIB anjuran perawat
efektif dan napas
untuk
dalam
menghabiskan
makanan dari
Mengkolaborasi rumah sakit.
16.30 WIB
dengan tim medis Do: Pasien mengangguk
lainnya untuk mengerti
memantau TTV pasien Ds: Pasien mengatakan
Jumat, 7 Mendorong pasien mengerti cara batuk
Desember untuk makan sedikit efektif dan relaksasi
2018 tapi sering nafas dalam .
08.00 WIB Do: Pasien mengikuti
08.30 WIB Mengobservasi adanya intruksi perawat
pembatasan gerak Ds: Pasien bersedia
aktifitas pasien. diperiksa TTV.
Do: Pasien dalam batas
rentang normal
Ds : Pasien mengikuti
intruksi perawat
09.00 WIB
Do: Pasien tampak
37
F. Evaluasi
Hari/Tan No.
No. Evaluasi TTD
ggal/Jam Dx
38
40
41
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa Tn. A dengan Bronkitis yang penulis kelola melalui
asuhan keperawatan, muncul beberapa diagnosa seperti sesuai dengan
pengkajian yang penulis lakukan.
Dalam pengkajian penulis menggunakan peralatan yang ada di RSUD dr.
Loekmono Hadi Kudus, dan peralatan yang penulis bawa sendiri. Kerjasama
yang baik dengan pasien menjadikan proses pengkajian lancar dan selesai
dengan baik, namun kurang ketelitian dari penulisan dalam melaksanakan
pengkajian menjadikan beberapa data kurang lengkap.
Diagnosa keperawatan yang dinyatakan dalam teori ada tiga diagnosa
keperawatan berkaitan dengan Bronkitis, dan dalam praktiknya penulis
memunculkan diagnosa keperawatan pada Tn. A dengan Bronkitis yaitu :
1. Bersihan jalan nafastidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret
Setelah melakukan implementasi selama 3x8 jam, masalah teratasi maka
penulis mempertahanankan intervensi.
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
Anoreksia
Setelah melakukan implementasi selama 3x8 jam, masalah teratasi maka
penulis mempertahanankan intervensi.
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan suplai oksigen.
Setelah melakukan implementasi selama 3x8 jam, masalah teratasi maka
penulis mempertahankan intervensi.
Intervensi keperawatan telah disusun sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang muncul. Sesuai dengan teori implementasi dilaksanakan
3x8 jam, karena keterbatasan waktu dan jadwal yang telah ditetapkan dari
pihak rumah sakit, penulis hanya melakukan implementasi selama 3x1shiff
(±7 jam/shiff), tetapi dalam pengelolaan pasien Bronkitis tetap dilaksanakan
47
48
3x24 jam dengan bantuan TIM. Dari semua masalah yang dihadapi oleh
pasien, perawat melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria hasil yang
diharapkan pada masing-masing diagnosa keperawatan yang muncul.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Dibutuhkan kerjasama antar perawat ruangan dengan mahasiswa
praktikkan dalam melakukan perawatan pada pasien diruangan terutama
pada pasien Bronkitis, sehingga tercapai tujuan keperawatan yang sesuai
dengan
Kriteria hasil, pendokumentasian yang lengkap untuk bukti kuat di
rumah sakit, serta mahasiswa dapat lebih mudah untuk mempelajarinya
dengan difasilitasi alat-alat yang memadai di rumah sakit akan
mempercepat penyembuhan bagi pasien. Perawat :
a. Perawat hendaknya memberikan informasi dan pengertian tentang
kesehatan kepada pasien dan keluarga karena hak mendapatkan
informasi dan pelayanan kesehatan pasien dilindungi oleh undang-
undang.
b. Perawat dalam melaksanakan perawatan harus memperhatikan
kesiapan dan privasi pasien.
c. Perawat hendaknya memberitahukan kepada pasien dan keluarga
pasien setiap melakukan tindakan yang dilakukan agar tidak membuat
cemas pasien maupun keluarga.
2. Pasien dan Keluarga
a. Keluarga pasien hendaknya menjaga kebersihan lingkungan untuk
pasien.
b. Keluarga pasien hendaknya sering memperhatikandan meningkatkan
pola asupan makananan yang dimakan pasien.
c. Keluarga pasien hendaknya sering mengontrol minum obat pasien
secara teratur sampai sembuh.
d. Keluarga pasien hendaknya memperhatikan waktu kontrol dan minum
obat serta hal-hal yang dianjurkan setelah pasien pulang dari rumah
sakit.
3. Penulis
49
a. Penulis perlu belajar lebih giat lagi, dalam memahami kasus Bronkitis.
b. Penulis perlu giat bertanya kepada perawat ruangan serta tim medis
lainnya untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selama
merawat pasien Bronkitis di ruang Melati RSUD dr. Loekmono Hadi
Kudus.
4. Institusi
Diharapkan dapat memfasilitasi yang diperlukan penulis agar mudah
dan dapat mengembangkan ilmu, didukung dengan persediaan referensi
buku tentang Bronkitis untuk menunjang teori yang sistemik dan untuk
mempermudah penulis untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Rahajoe, N. (2008). Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi Pertama. Badan Penerbit
IDAI. Jakarta
Marmi. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2014). Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah;.
Irianto, Koes. (2012). Anatomi dan Fisiologi untuk Manusia. Bandung: Alfabeta.
Budiono. (2015). Statistika Untuk Penelitian (Edisi Ke-2). Surakarta: UNS Press
LEMBAR KONSULTASI KOREKTOR
PENGUJI I PENGUJI II
TANGGAL PARAF TANGGAL PARAF
PENGUJI I PENGUJI II
TANGGAL PARAF TANGGAL PARAF
PENGUJI I PENGUJI II
TANGGAL PARAF TANGGAL PARAF
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
Susunan kalimat / penggunaan bahasa
1
Sesuai EYD, cara pengutipan, kesalahan penulisan
Keputusan / Rujukan
2
Jumlah literature keperawatan (min 5), validasi
Kejelasan Isi Tulisan
Keterkaitan judul, latar belakang, tujuan,
3
pengumpulan data, sistematika penulisan,
manfaaat dan tinjauan teori
Penulisan Kasus
4 Pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi
dan evaluasi
Ketajaman analisa / pembahasan
5 Sesuai dengan masalah, di dukung data dan
referensi
Kesimpulan dan saran
6
Menjawab tujuan penulisan, operasional
Presentasi dan Media
Penguasaan materi, kejelasan, alokasi waktu,
7
bahasa tepat, ucapan lancar, fokus pada audience,
media menarik dan mudah dibaca
Pemahaman Konsep
8
Penguasaan terhadap konsep
Responsi
9 Menjawab dengan benar dan sistematis, didukung
teori / data
Argumentasi
10 Mampu berargumentasi, argumentasi didukung
teori / data
NILAI AKHIR = NILAI / 4
Penguji,
( )